china’s soft power in africa

4
China’s Soft Power in Africa Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Cina yang sangat pesat digadang-gadang akan menjadi ancaman bagi dominasi ekonomi AS dan Barat terhadap sistem internasional. Industrialisasi yang dibangun secara masif serta dibukanya keran investasi yang selebar-lebarnya bagi investor asing menjadikan Cina kekuatan ekonomi baru yang mampu menjadi pesaing AS dalam sektor perekonomian. Peningkatan ekonomi Cina yang sangat pesat juga diiringi dengan menjamurnya investasi Cina di negara-negara dunia ketiga. Baik itu investasi berupa pertambangan, pabrik, fasilitas-fasilitas publik, serta infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara dunia ketiga sebagai pondasi awal untuk meningkatkan perekonomian mereka. Pastinya negara- negara dunia ketiga sangat menyambut positif langkah Cina untuk melakukan investasi di negara mereka. Karena, sebagaimana kita ketahui, Cina tidak pernah melakukan intervensi dalam negeri suatu negara sebelum melakukan investasi di negara tersebut. Sikap Cina yang bersifat non-intervensi terhadap urusan dalam negeri suatu negara menjadi nilai tersendiri di mata negara-negara dunia ketiga. Karena, investasi yang dilakukan oleh Cina tidak memuat unsur-unsur persyaratan yang memberatkan bagi negara-negara itu sendiri. Hal inilah yang membuat Cina mudah untuk menanamkan investasinya di negara manapun. Tentunya hal ini sangat bertolak belakang dengan cara investasi negara-negara Barat di dunia ketiga khususnya Afrika. Segala bantuan maupun investasi yang berupa hutang yang digelontorkan oleh AS dan sekutunya selalu ditunggangi oleh persyaratan-persyaratan yang sangat memberatkan negara- negara dunia ketiga. Persyaratan itu seperti harus ditegakkannya nilai-nilai demokrasi di wilayah tersebut, serta liberalisasi ekonomi yang seluas-luasnya terhadap perekonomian negara tersebut. Hal ini membuat negara-negara di Afrika cenderung dipaksakan untuk mematuhi segala persyaratan yang dikondisikan oleh Barat. Yang malah membuat negara-negara itu semakin terpuruk oleh kondisi tersebut, karena efek pengkondisian yang berdampak besar terhadap aspek sosial, ekonomi, dan politik. Dapat dilihat bahwa bantuan yang diberikan oleh Barat seharusnya memberikan keringanan dan mengeluarkan negara- Muhammad Darmawan Ardiansyah/1112113000007/6C

Upload: muhammad-darmawan-ardiansyah

Post on 10-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: China’s Soft Power in Africa

China’s Soft Power in AfricaMeningkatnya pertumbuhan ekonomi Cina yang sangat pesat digadang-gadang akan

menjadi ancaman bagi dominasi ekonomi AS dan Barat terhadap sistem internasional. Industrialisasi yang dibangun secara masif serta dibukanya keran investasi yang selebar-lebarnya bagi investor asing menjadikan Cina kekuatan ekonomi baru yang mampu menjadi pesaing AS dalam sektor perekonomian.

Peningkatan ekonomi Cina yang sangat pesat juga diiringi dengan menjamurnya investasi Cina di negara-negara dunia ketiga. Baik itu investasi berupa pertambangan, pabrik, fasilitas-fasilitas publik, serta infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara dunia ketiga sebagai pondasi awal untuk meningkatkan perekonomian mereka. Pastinya negara-negara dunia ketiga sangat menyambut positif langkah Cina untuk melakukan investasi di negara mereka. Karena, sebagaimana kita ketahui, Cina tidak pernah melakukan intervensi dalam negeri suatu negara sebelum melakukan investasi di negara tersebut.

Sikap Cina yang bersifat non-intervensi terhadap urusan dalam negeri suatu negara menjadi nilai tersendiri di mata negara-negara dunia ketiga. Karena, investasi yang dilakukan oleh Cina tidak memuat unsur-unsur persyaratan yang memberatkan bagi negara-negara itu sendiri. Hal inilah yang membuat Cina mudah untuk menanamkan investasinya di negara manapun.

Tentunya hal ini sangat bertolak belakang dengan cara investasi negara-negara Barat di dunia ketiga khususnya Afrika. Segala bantuan maupun investasi yang berupa hutang yang digelontorkan oleh AS dan sekutunya selalu ditunggangi oleh persyaratan-persyaratan yang sangat memberatkan negara-negara dunia ketiga. Persyaratan itu seperti harus ditegakkannya nilai-nilai demokrasi di wilayah tersebut, serta liberalisasi ekonomi yang seluas-luasnya terhadap perekonomian negara tersebut.

Hal ini membuat negara-negara di Afrika cenderung dipaksakan untuk mematuhi segala persyaratan yang dikondisikan oleh Barat. Yang malah membuat negara-negara itu semakin terpuruk oleh kondisi tersebut, karena efek pengkondisian yang berdampak besar terhadap aspek sosial, ekonomi, dan politik. Dapat dilihat bahwa bantuan yang diberikan oleh Barat seharusnya memberikan keringanan dan mengeluarkan negara-negara tersebut dari jurang keterpurukan, malah menjadikan negara-negara itu semakin terpuruk.

Tidak adanya alternatif kreditor pada masa itu membuat negara-negara di Afrika mau tidak mau harus meminjam dari Barat demi menyelamatkan perekonomian mereka yang semakin terpuruk. Hal ini membuat tingkat bargaining Barat sangat tinggi terhadap negara-negara Afrika. Tingkat bargaining yang sangat tinggi dimanfaatkan oleh Barat dengan memberikan persyaratan-persyaratan yang memberatkan negara-negara Afrika itu sendiri.

Munculnya Cina sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di dunia memberikan angin segar bagi negara-negara yang terpuruk perekonomiannya, seperti negara-negara Afrika. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dimanfaatkan Cina untuk berinvestasi di negara-negara dunia ketiga seperti Afrika. Tentunya negara-negara Afrika sangat membuka lebar keran investasi bagi Cina karena tidak adanya persyaratan-persyaratan yang memberatkan serta pengkondisian terhadap aspek-aspek tertentu di negara-negara tersebut.

Perlu diketahui bahwa hal ini mendorong hubungan yang lebih intensif lagi bagi Cina dan negara-negara di Afrika, karena setiap tahunnya dapat dipastikan nilai perdagangan antara dua pihak selalu bertambah. Terjadinya peningkatan hubungan perdagangan yang sangat drastis di antara dua pihak membuat khawatir negara-negara Barat akan dominasi hubungan mereka di kawasan tersebut.

Pastinya negara-negara di kawasan Afrika akan lebih cenderung untuk mendekati Cina daripada Barat. Karena Cina memberikan peluang yang sangat besar bagi negara-negara di kawasan tersebut untuk mengembangkan perekonomian mereka terlepas dari kondisi dalam

Muhammad Darmawan Ardiansyah/1112113000007/6C

Page 2: China’s Soft Power in Africa

negeri itu sendiri, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun politik. Hal inilah yang tidak ditawarkan oleh Barat terhadap negara-negara di kawasan tersebut.

Pergerakan Cina yang sangat agresif dalam menjalin hubungan dengan negara-negara di kawasan tersebut menimbulkan ancaman bagi dominasi ekonomi Barat terhadap kawasan Afrika itu sendiri. Jika Barat tidak mengubah kebijakan perekonomiannya terhadap kawasan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa akan terjadi pergeseran dominasi, dimana Cina akan menjadi kekuatan dominan baru di kawasan tersebut.

Munculnya Cina sebagai aktor dominan di kawasan tidak terlepas dari pendekatan Cina yang lebih bersahabat dan mudah diterima oleh negara-negara di kawasan Afrika, daripada pendekatan Barat yang cenderung mendikte urusan dalam negeri negara-negara tersebut, yang seharusnya tidak dicampuri, karena merupakan wilayah kedaulatan sebuah negara yang harus dihormati.

Selain itu pendekatan Cina di Afrika yang cenderung terfokus pada peningkatan ekonomi serta keterlibatan ekonomi di negara-negara tersebut yang berupa perluasan perdagangan dan investasi, serta menjamurnya berbagai proyek infrastruktur Cina dipandang lebih cocok bagi nasib perekonomian negara-negara tersebut di masa yang akan datang, daripada Barat yang cenderung terfokus pada pemenuhan nilai-nilai mereka yang sangat idealis dan cenderung tidak rasional.

Sejalan dengan hal di atas, negara-negara di Afrika juga cenderung untuk lebih meningkatkan hubungan dengan Cina, karena munculnya pandangan baru bahwa Cina merupakan kekuatan global yang baru dan potensial. Hal inilah yang membuat negara-negara Afrika sangat intensif dalam menjalin hubungan dengan Cina, karena mereka berharap bahwa kemunculan Cina sebagai kekuatan global yang baru akan memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan hidup negara-negara Afrika itu sendiri.

Nilai tambahan lain yang ditawarkan oleh Cina adalah, dengan tidak adanya intervensi urusan dalam negeri dibalik investasi serta bantuannya terhadap negara-negara di Afrika, memungkinkan pembangunan perekonomian dapat dilaksanakan sesegera mungkin dengan hasil yang lebih nyata dan memuaskan daripada apa yang dapat diperoleh dari Barat yang hanya berupa keterpurukan dalam lubang yang lebih dalam.

Walaupun pada saat ini sektor perekonomian masih didominasi oleh AS dan sekutunya, akan tetapi mereka harus tetap waspada dengan pergerakan Cina yang sangat agresif di kawasan Afrika. Bukan tidak mungkin jika nantinya negara-negara di Afrika akan berpaling semua ke Cina dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian mereka yang sangat terpuruk.

AS dan sekutunya juga harus waspada dengan pertumbuhan investasi dan bantuan Cina yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Karena bisa saja nantinya ada spillover dalam kerjasama antara negara-negara Afrika dan Cina ke tingkat yang lebih tinggi, seperti kerjasama dalam aspek keamanan. Mungkin saja jika kerjasama keamanan ini dilakukan secara intensif dan berkelanjutan dapat menjadikan negara-negara Afrika ini menciptakan sebuah aliansi militer dengan Cina yang berpotensi terhadap perubahan hegemon dunia nantinya.

Maka dari itu, seharusnya AS dan sekutunya menyadari bahwa perlu dilakukan perubahan pendekatan terhadap negara-negara di Afrika agar ketergantungan mereka terhadap dominasi AS tidak hilang dan potensi-potensi yang dapat membahayakan dominasi AS dapat diminimalisir seminimal mungkin. Mungkin dengan menggandeng Cina sebagai mitra dalam mengembangkan perekonomian negara-negara Afrika dapat menjadi alternatif bagi AS untuk mulai merubah pendekatannya yang cenderung kaku. Dengan menggandeng Cina, mungkin AS dan sekutunya tetap bisa menjadi aktor utama dalam kawasan tanpa menyingkirkan Cina sebagai aktor pendatang baru dalam kawasan tersebut.