charles sitorus : kalau tidak · pdf filekalau tidak beradaptasi kita ditinggal konsumen ......

28
KABAR DARI POS | 39 • 2017 A Majalah Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) EDISI 39 2017 CTK.1.89/KJA-SP/2017 Charles Sitorus : KALAU TIDAK BERADAPTASI KITA DITINGGAL KONSUMEN

Upload: ngongoc

Post on 06-Feb-2018

281 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 A

Majalah PerusahaanPT Pos Indonesia (Persero)

EDISI 39 2017

CTK.1.89/KJA

-SP/2017

Charles Sitorus :KALAU TIDAK BERADAPTASIKITA DITINGGALKONSUMEN

Page 2: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017B

CTK

.1.8

9/KJ

A-S

P/20

17

Page 3: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 3

Diterbitkan Oleh:PT Pos Indonesia (Persero)Media KomunikasiGraha Pos Indonesia Lt. 7Jl. Banda No. 30 Bandung 40115Telepon (022) 4213640 | Faksimili (022) 4224542http://www.posindonesia.co.ide-mail: [email protected] STT.2363/SK/DITJEN PPG/STT/1998

CTK.1.89/KJA-SP/2017

DARI REDAKSI

Pembaca yang budiman,

Majalah Kabar dari Pos kembali menyapa Anda, membawa sejumlah kabar baik dari Pos Indonesia. Edisi kali ini kami pilihkan sajian informasi tentang bisnis Financial Technology (Fintech) yang sedang merebak di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Bagi Pos Indonesia merebaknya bisnis Fintech patut disyukuri. Mengingat pelayanan jasa keuangan merupakan salah satu pilar bisnis perusahaan milik negara yang telah berusia lebih dari 271 tahun ini. Menguatnya Fintech memacu Pos Indonesia melakukan penyempurnaan diri dan adaptasi teknologi, sehingga Pos Indonesia tetap bisa memainkan perannya dalam era baru masyarakat informasi ini. Laporan utama Kabar dari Pos kali ini mengupas apa dan bagaimana Fintech, serta bagaimana pula kiprah Pos Indonesia dalam meraup hasil panen dari buah perkawinan telekomunikasi dan informasi ini.

Harus diakui Pos Indonesia tak mungkin meraup sendiri panen telematika ini. Dengan sajian Kabar dari Pos semoga menginspirasi Anda, para mitra kerja dan konsumen utama kami, untuk bergandeng tangan lebih erat dengan Pos Indonesia. Ada banyak hal yang bisa kita kerjakan bersama dalam meraih kebaikan pada era informasi ini.

Selamat membaca.

Reda� i

LETTER FROM CEO 4 Creativity is Unlimited...

KABAR UTAMA6 Pos Indonesia Membidik Fintech

10 Ragam Bisnis Fintech di Indonesia 12 Teknologi Telematika Di Balik Modernisasi Pos

J E D A 14 Kemah Mewah di Tepi Danau Nan Indah

CAP POS 18 Charles Sitorus : Kalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal

Konsumen

KARTU POS 22 Himelda Renuat : Pastikan Ada DOKU di Smartphone-mu

BIS SURAT 24 Ikon Pos, Tak Lekang oleh Waktu

DARI SUDUT BANDA 26 Agus F. Handoyo : Mari Mengasah Gergaji

DAFTAR ISI

18

Page 4: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 20174

Semangat Pagi!!!

Bapak-ibu, Pak Pos dan Bu Pos serta Sahabat Pos yang saya cintai. Pada awal peradaban manusia perdagangan dilakukan dengan cara tukar-menukar barang maupun jasa. Aktivitas ini dikenal sebagai barter. Barter dicatat dalam sejarah terjadi pada millennium ke-9 sebelum Masehi (9.000 B.C.). Di jaman Mesir kuno orang berdagang dengan cara barter. Sapi ditukarkan dengan domba, gandum ditukar dengan minyak, dll.

Karena barang yang dipertukarkan semakin lama semakin kompleks dan sophisticated masyarakat Mesir kuno mulai menggunakan batu perhiasan dan papyrus sebagai penimbang nilai perdagangan. Tidak sempurna, karena banyak terjadi perdebatan mengenai nilai tukar yang kemahalan atau kemurahan. Namun pada masa itu, penimbang nilai (uang) sudah mulai dirasakan kebutuhannya.

Semenjak itu, uang sebagai alat pengukur nilai tukar berkembang dalam wujud dan bentuk yang sangat beraneka ragam. Dunia modern mulai mengenal uang sebagai alat bayar dalam wujud yang beragam. Berawal dari koin logam, uang kertas, cek dan bilyet giro, uang elektronik dalam wujud fisik berupa kartu, dan lain sebagainya. Mobile technology juga sudah mulai memperkenalkan uang dalam wujud aplikasi seperti Apple Pay, Google Pay, Ali Pay, dll. Ada satu hal yang common dalam berbagai wujud uang tersebut. Semuanya menggunakan institusi pemerintah (bank sentral) sebagai penjamin trust dari uang yang beredar tadi.

Teknologi bergerak lebih jauh lagi. Bila selama ini ada lembaga penengah (insitusi pemerintah, bank, asuransi, dll.) yang mendapatkan titipan trust dari dua atau lebih pihak yang bertransaksi, saat ini dengan cryptography dan distributed ledger technology yang dikemas dalam wujud blockchain technology memungkinkan para pihak yang bertransaksi tidak lagi harus mengandalkan pihak ketiga sebagai penjamin. Uang dalam wujud yang terakhir ini sering dikenalkan sebagai cryptocurrency. Uang virtual yang merupakan reinkarnasi dari sistem barter yang dikenal belasan millennium yang silam.

Creativity isUNLIMITED...

LETTER FROM

CEO

CTK.1.89/KJA-SP/2017PT POS INDONESIA (PERSERO)

Page 5: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 5

Salah satu dari tiga pilar utama bisnis Pos Indonesia adalah jasa keuangan. Pada periode awal, selain kurir berita, surat dan barang, Pos adalah juga kurir uang. Pengiriman uang dari satu tempat ke tempat yang berbeda awalnya adalah pemindahan uang dalam bentuk fisik. Setelah kemerdekaan Pos berperan penting untuk melanjutkan layanan ini dan membuat produk transfer uang yang dinamakan WESEL. Teknologi informasi dan komunikasi mengubah proses perpindahan uang yang tadinya dipindahkan secara fisik, akhirnya tinggal menjadi sebuah proses perpindahan catatan dari Kantorpos kirim ke Kantorpos terima yang selanjutnya diserahkan kepada penerima yang dituju.

Di sisi yang lain bisnis perbankan juga berevolusi bukan saja menjadi tempat menyimpan dan meminjam uang tapi dengan tuntutan untuk hadir dan memiliki cabang di banyak lokasi maka lambat-laun bank pun secara alamiah dapat memberikan layanan transfer uang. Sejak saat itu Pos memiliki pesaing yang serius di dalam bisnis transfer uang. Bisnis transfer uang ini bukan bisnis yang kecil. Di tahun 2016, dunia mencatat transfer uang antar negara bernilai tidak kurang dari USD 600 miliar. Dugaan saya, transfer uang domestik tidak lebih kecil dari yang antar negara.

Untuk mengembalikan relevansi Pos Indonesia sebagai lembaga yang melayani masyarakat dalam bidang transfer uang, tidak bisa dihindari harus sudah mulai melakukan lompatan untuk lebih kenal dengan blockchain technology maupun hal-hal relevan lainnya dibalik cryptocurrency. Mudah-mudahan dengan semakin matangnya blockchain technology dan penguasaannya, kami bisa memberikan layanan, terutama bagi yang membutuhkan transfer dan transaksi antar negara seperti Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri maupun sebaliknya Tenaga Kerja Asing yang berada di Indonesia, yang lebih cepat, lebih aman, lebih andal, dan tentunya lebih murah.

Salam Pos Indonesia JUARA !!!.

Direktur UtamaPT Pos Indonesia (Persero)

Gilarsi W. Setijono

PT Pos Indonesia (Persero)

Gilarsi W. Setijono

CTK.1.89/KJA-SP/2017 PT POS INDONESIA (PERSERO)

Sumber infografis : http://www.telegraph.co.uk/finance/businessclub/money/11174013/The-history-of-money-from-barter-to-bitcoin.html

Page 6: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 20176CTK.1.89/KJA-SP/2017

KABAR UTAMAKABAR UTAMAKABAR UTAMA

MEMBIDIKPOS INDONESIA

FINTECH

Fintech atau Financial Technology yang

muncul beberapa tahun

belakangan merujuk

suatu fenomena bisnis

baru di bidang keuangan.

Fintech adalah bisnis yang

memudahkan masyarakat

mengakses aneka layanan

keuangan berbasis

teknologi telematika.

Page 7: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 7CTK.1.89/KJA-SP/2017

Salah satu ciri khas bisnis Fintech ialah penggunaan sepenuhnya teknologi telematika khususnya teknologi internet sebagai platform bisnis. Gambaran nyatanya, para pelaku bisnis Fintech senantiasa membuka layanannya melalui website atau aplikasi (Andorid/IOS). Konsumen tak perlu repot datang ke lokasi pelayanan, mereka cukup membuka situs atau aplikasi yang dimaksud dan memenuhi segala ketentuan yang diminta secara online pula.

Hal yang perlu menjadi perhatian adalah pelaku bisnis Fintech umumnya merupakan perusahaan startup (pemula) dan umumnya adalah anak-anak muda. Ini tak bisa dihindarkan mengingat generasi merekalah yang paham telematika dan mereka pula yang menghabiskan banyak waktu di dalamnya serta mulai memiliki kebutuhan akan bentuk layanan keuangan demikian.

Seperti Apa Perkembangan Bisnis Fintech Saat Ini?

Jack Ma, pendiri sekaligus pemilik Alibaba Group, berujar: ”There are two big opportunities in future financial industry...online banking, all financial institutions go online; ...internet finance, which is purely led by outsiders”. Pandangan Miliarder asal Negeri Cina itu menegaskan bahwa Fintech, yang dia sebut internet finance, pada masa datang sama penting dan menariknya dengan perbankan.

Laporan Bank Indonesia tahun 2016 menyebutkan bahwa nilai transaksi Fintech yang diriset di 49 negara telah mencapai angka $2.355,9 miliar. Sudah pasti nilai yang sangat menggiurkan. Laporan itu menyebutkan transaksi Fintech tertinggi terjadi di Amerika Serikat yang nilainya mencapai $769,3 miliar, disusul Cina $441,0 miliar, dan Inggris $168,0 miliar. Beberapa negara seperti Singapura, India, Hongkong, dan Australia juga cukup besar masih sangat jauh di bawah ketiga negara tersebut.

Bagaimana dengan Indonesia? Masih menurut Bank Indonesia, transaksi yang diraup industri Fintech di Indonesia tahun 2016 telah mencapai $14,5 miliar. Jumlah yang masih kecil dibandingkan dengan tiga negara raksasa bisnis Fintech di atas. Namun harus diakui potensi Fintech di Indonesia tidaklah main-main.

Saat ini di Indonesia baru ada 96 perusahaan Fintech, yang tergabung dalam Asosiasi Fintech Indonesia yang baru berdiri pada 17 September 2015. Namun Bank Indonesia memprediksi dalam waktu dekat akan terjadi akselerasi perkembangan

Ya, Fintech marak seiring dengan merebaknya pemanfaatan teknologi internet. Dengan Fintech, kini orang-orang bisa melakukan aneka pembayaran

cukup melalui aplikasi di telepon genggam yang terhubung dengan internet. Dengan Fintech publik bisa melakukan berbagai transaksi ke perbankan, bahkan investasi dimanapun dalam bentuk apa pun cukup dengan melalui smartphone. Pendeknya, Fintech memudahkan manusia masa kini mengurusi keuangannya.

Apa Bedanya dengan Layanan Perbankan?

“Bukankah perbankan sudah melakukan itu semua?” demikian pertanyaan awam menanggapi apa yang dikerjakan industri Fintech. Jawabnya, bisa ya atau tidak. “Ya, karena industri perbankan juga banyak yang telah melengkapi dirinya dengan teknologi telematika dalam memperkuat produk-produk mereka. “Namun bisa juga tidak. Sebab tidak semua urusan keuangan dilayani perbankan. Fintech tak hanya mencakup layanan pembayaran, pinjaman dana, tapi juga asuransi, investasi, hingga konsultasi perencanaan keuangan. Semua dijalankan dengan memanfaatkan teknologi telematika sebagai basis pelayanannya.”

Dalam hal layanan perbankan, sebagaimana dilaporkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2016, sesungguhnya penggunaan teknologi keuangan sudah lama dilakukan. Pada dua dekade yang lalu, teknologi perbankan dimanfaatkan secara habis-habisan untuk memodernisasi traditional bank atau disebut oleh Bank Indonesia sebagai Bank Driven. Sedangkan pada beberapa tahun belakangan ini terjadi pergeseran optimalisasi pemanfaatan teknologi keuangan ke sisi Customer Driven dimana bermunculan sejumlah pelaku bisnis keuangan yang bertindak memudahkan konsumen dalam mengakses layanan perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Pelaku bisnis baru ini antara lain bergerak dalam Financial Market Infrastruktur (FMI) Provider, Crypto Currrency (penyediaan mata uang generasi baru berbasis internet), hingga para pebisnis pemula (startup).

Page 8: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 20178

KABAR UTAMAKABAR UTAMAKABAR UTAMA

CTK.1.89/KJA-SP/2017

Industri Fintech yang cukup cepat. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi pendorongnya:

• Adanya infleksibilitas sistem keuangan formal pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang cenderung diregulasi secara lebih ketat.

• Inovasi teknologi yang agresif dari dunia ekonomi digital, yang berimbas kepada penerapannya dalam bisnis keuangan, termasuk inovasi dalam Fintech itu sendiri.

• Jumlah penduduk Indonesia yang besar serta memiliki kelas menengah sebanyak 17,3 juta jiwa adalah pasar yang tak bisa diabaikan oleh siapa pun pemain bisnis dunia.

• Pendapatan per kapita penduduk Indonesia meningkat secara eksponensial, dari $560 pada tahun 2000 menjadi $3630 pada tahun 2014.

• Pasar Indonesia belum sepenuhnya tergarap oleh lembaga keuangan formal. Ini membuat pelaku-pelaku Fintech bisa lebih mudah masuk ke pasar keuangan Indonesia yang semakin terbuka ini.

Bisnis Fintech yang Menggiurkan

Fintech menjadi layanan keuangan yang segera menyedot minat bayak pengguna karena berbagai keunggulan, khususnya bila dibandingkan dengan layanan perbankan.

1. Mudah Keunggulan utama Fintech adalah kemudahan untuk

melakukan transaksi bagi para pengguna teknologi telematika.Transasksi kini dilakukan dimanapun, kapanpun.

2. Hemat Dengan memanfaatkan layanan Fintech, pengguna

menghemat banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Konsumen juga tak perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan layanan keuangan.

3. Perluasan Akses Saat ini 36% penduduk Indonesia masih belum terlayani

oleh Perbankan (unbankable). Dengan kehadiran Fintech maka terjadi perluasan akses yang bakal menjembatani mereka yang masih unbankable itu.

4. Penyebaran Risiko Kehadiran Fintech menekan dominasi penggunaan

instrumen-instrumen perbankan tertentu. Dengan cara demikian, risiko semakin tersebar ke berbagai instrumen keuangan. Contoh terkenal dari penyebaran risiko ini adalah kehadiran Bitcoin sebagai jenis mata uang internet (cryptocurrency).

5. Aman Bagaimana pun faktor keamanan menjadi faktor pemikat

yang tak bisa diabaikan dalam pemanfaatan Fintech. Inovasi dalam sistem pengamanan Fintech semakin tinggi dan menghasilkan berbagai terobosan yang menimbulkan rasa aman bagi pengguna. Contohnya penggunaan sistem token dalam metode pembayaran penggunaan listrik.

Membaca Peluang Bisnis Fintech

Diakui oleh Ira Puspadewi, Direktur Ritel dan Sumber DayaPT Pos Indonesia (Persero) kepada Kabar dari Pos, bahwa Pos Indonesia kini sedang serius membidik bisnis Fintech. Bisnis keuangan bukan hal baru bagi perusahaan perposan satu-satunya milik Pemerintah ini. Selain melayani jasa pengiriman surat dan dokumen, sejak ratusan tahun silam Kantorpos juga melayani pengiriman uang. Dalam hal ini teknologi keuangan yang digunakan sejak dari Weselpos, giro, hingga kini money

Page 9: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 9CTK.1.89/KJA-SP/2017

transfer. Seperti dialami oleh perbankan, Pos Indonesia juga mengadopsi teknologi telematika untuk melakukan modernisasi pelayanan. Hal itu utamanya dilakukan sejak tahun 1995. Sehingga kini Pos Indonesia berbangga diri dengan layanan Weselpos-nya telah mampu mengirimkan uang hanya dalam hitungan menit.

Pada masa lalu Pos Indonesia mengembangkan layanan keagenan untuk pihak ketiga. Dalam hal ini Kantorpos membuka layanan kepada masyarakat yang hendak melakukan aneka pembayaran kepada mitra, dari pembayaran tagihan listrik, telepon, cicilan kartu kredit, kendaraan bermotor, sampai pajak. Layanan keagenan untuk pihak ketiga ini kemudian dimodernisasi dan diberi merek PosPay. Pada perkembangan selanjutnya, lagi-lagi Pos Indonesia mengadopsi teknologi dalam menyokong kinerja Pospay ini.

Ketika akhirnya Fintech merebak di Indonesia. Pos Indonesia sebenarnya termasuk yang cukup awal mengadopsi. Pada tahun 2014 mereka sudah memperkenalkan M-Pospay (Mobile Pospay), sebuah aplikasi yang didedikasikan kepada publik untuk melakukan pembayaran berbagai hal tanpa harus datang ke Kantorpos. Sebagai gantinya, mereka cukup dilakukan melalui aplikasi M-Pospay di gadget masing-masing.

Pada tahun 2015 Pemerintah mendorong agar Pos Indonesia juga turut memainkan peran dalam financial literacy pada awal 2016. Ini berkaitan dengan Pemerintah bahwa infrastruktur maupun pengalaman Pos dalam bidang pelayanan keuangan sudah cukup mumpuni. Terlebih Pemerintah sendiri banyak mengandalkan Pos untuk menyalurkan dana BLT, BOS, hingga KIS. Merespon hal itu, Pos Indonesia kemudian mengembangkan beberapa produk yang mampu menjangkau masyarakat unbankable. Pos Indonesia menggandeng sejumlah lembaga perbankan untuk menyalurkan pinjaman kredit melalui Kantorpos-kantorpos (chanelling). Layanan ini memang masih berbasis outlet Kantorpos. Namun dalam waktu dekat Pos Indonesia siap meluncurkan layanan ini dalam versi Fintech.

Masih dalam format kolaborasi atau sinergi antar BUMN, Pos Indonesia meluncurkan tabungan emas, buah kerjasama dengan PT Aneka Tambang. Seperti dijelaskan oleh Ira Puspadewi bahwa kelak konsumen bisa datang ke Kantorpos atau mengakses aplikasi di smartphone untuk menabung dengan nilai tabungan yang dikonversi senilai harga emas yang berlaku saat itu. Emas tabungan itu dapat diambil kapan saja, baik dalam bentuk batangan emas maupun nilai rupiahnya.

Tantangan yang menarik bagi Pos Indonesia adalah memadukan Fintech dengan e-Commerce. Pos Indonesia memiliki infrastruktur yang kokoh pada keduanya. Ira Puspadewi mengungkapkan bahwa Pos Indonesia yang tengah ditugasi melakukan penguatan bisnis KUKM mencoba memberikan jawaban dengan membangun layanan perposan berbasis e-Commerce plus Fintech. Ira mencontohkan para KUKM bisa berbelanja aneka produk bagi kebutuhan bisnis mereka melalui portal yang khusus disiapkan untuk itu. Selanjutnya transaksi keuangannya dijalankan berbasis layanan giro online milik Pos sementara manajemen logistik dan delivery sepenuhnya mengandalkan jaringan Pos yang ada di seluruh pelosok negeri.

i-POS Menyokong Modernisasi Pos

Tak bisa dipungkiri, keberhasilan Pos Indonesia melaju di bisnis Fintech juga tak lepas dari komitmen mereka melakukan modernisasi pelayanan. Seperti dikemukakan oleh Charles Sitorus, Direktur Teknologi PT Pos Indonesia (Persero), saat ini Pos Indonesia memiliki i-POS sebagai backbone teknologi telematika yang menyokong operasi bisnis perposan modern. i-POS mampu menyediakan aneka dukungan komputasi, basis data bagi berbagai keperluan pelayanan. Dengan dukungan i-POS ini konsumen dapat melakukan track & trace (jejak & lacak) kiriman Pos dari sejak barang diantarkan hingga diserahkan ke alamat tujuan. i-POS juga mampu menyokong operasi bisnis Weselpos Instan dan Pospay.

Charles Sitorus mengungkapkan kepada Kabar dari Pos bahwa saat ini Pos Indonesia tengah melakukan penyempurnaan dan peningkatan kemampuan i-POS. Kelak i-POS tak hanya mampu mendukung operasi bisnis pengiriman surat/dokumen namun juga bisnis Fintech yang tengah dibidik Pos Indonesia.

Menyimak peluang bisnis Fintech yang menggiurkan di Indonesia, serta kapasitas dan kemampuan Pos Indonesia, utamanya dalam bisnis keuangan, tampaknya Pos Indonesia bakal menjadi pemain penting Fintech masa depan. Semoga... (MhP)

Page 10: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201710CTK.1.89/KJA-SP/2017

RAGAM BISNIS

DI INDONESIA

KABAR UTAMAKABAR UTAMAKABAR UTAMA

Ternyata bisnis keuangan beraneka ragam bentuknya. Memang, kebutuhan akan layanan keuangan sangatlah beragam dari sekadar transaksi pembayaran, pinjam meminjam, sampai asuransi. Tak heran bila industri Fintech pun berkembang

dengan begitu beragam bentuk.

Bank Indonesia menurunkan laporan yang mencoba mengklasifikasikan bentuk-bentuk bisnis Fintech sebagaimana berikut ini:

1. Market PositioningPerusahaan yang menekuni Fintech jenis ini adalah perusahaan yang bekerja membantu publik dalam mendapatkan pasar keuangan yang tepat. Selain itu perusahaan yang bergerak dalam mengedukasi konsumen dalam hal keuangan juga dikelompokkan dalam kategori ini. Contohnya ialah Sleekr, Cekaja, Compare88, Tunaiku, Pendidikan Keuangan Petani, dan Jurnal.

2. Deposit, Lending, Capital RisingAneka layanan keuangan yang banyak dikembangkan oleh perbankan konvensional juga coba dirambah oleh bisnis Fintech. Beberapa yang sangat populer berkaitan dengan layanan deposito, pemberian pinjaman, maupun penggalangan modal. Beberapa perusahan Fintech Indonesia yang bergerak di kategori ini antara lain Modalku, Kitabisa, Wecare, UangTeman, Pinjam, dan Koinworks.

3. Investment & Risk ManagementTak kalah dengan lembaga keuangan konvensional, beberapa pemain baru bisnis Fintech juga menekuni

Page 11: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 11CTK.1.89/KJA-SP/2017

layanan investasi dan pengelolaan risiko. Beberapa diantaranya Bareksa, Dompet Sehat, Rajapremi, Moola, Asuransi88, dan Jojonomic.

4. Payment, Clearing, SettlementLayanan yang berhubungan pembayaran, clearing, dan settlement rupanya paling favorit ditekuni oleh pelaku bisnis Fintech di Indonesia. Tercatat ada 51 perusahaan yang bergerak di bidang ini, antara lain Mandiri E-cash, Finnet, Dompetku, DOKU, m-saku, 2C2P, Bitcoin, Jatelindo, Kartuku. Termasuk dalam kategori ini adalah PosPay yang dikembangkan oleh Pos Indonesia.

Agak berbeda dengan Bank Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia mencoba mengklasifikasi bisnis Fintech ini dengan mengacu kepada pemanfaatan langsung oleh konsumen:

1. Payments (Pembayaran)Kini masyarakat sangat dimudahkan dalam melakukan pembayaran berbagai macam transaksi berkat dikembangkannya teknologi pembayaran berbasis online. Beberapa pelaku bisnis Fintech yang bergerak di lini ini atara lain Veritrans, DOKU, Kartuku, iPay88, TrueMoney (perusahaan pembayaran). Ada pula Sakuku BCA, Dompetku Indosat Ooredoo, Uangku Smartfren (mobile payments company), bitx.co (Bitcoin), paybill.id, satuloket.com (aneka pembayaran tagihan), serta Sepulsa, Go-PAY (electronic money).

2. InvestasiJika di masa silam membeli saham begitu rumit dan harus dilakukan secara face to face, maka dengan kehadiran teknologi online semua itu tak diperlukan lagi. Publik bisa membeli aneka saham cukup melalui smartphone yang tengah digenggamnya. Di Indonesia sudah muncul Bareksa, sebuah portal yang menjadi marketplace bagi aneka produk reksa dana, demikian pula IPOTFUND yang menyebut dirinya supermarket reksadana.

3. Lending (Pembiayaan)Kini publik tak perlu pusing lagi untuk mendapatkan pembiayaan bagi berbagai keperluan keuangannya. Pemanfaatan teknologi online memunculkan berbagai

perusahaan yang siap melakukan lending aneka bentuk pembiayaan. Pembiayaan berbentuk utang antara lain uangteman.com, temanusaha.com, pinjam.co.id, dan bostunai.com. Bentuk pembiayaan yang lain pembiayaan patungan atau massal (crowdfunding) seperti wujudkan.com, kitabisa.com, dan wecare.id. Berikutnya adalah pembiayaan berbasis Peer to Peer Landing (P2P) seperti yang dijalankan oleh koinworks.com, danadidik.com, dan amartha.com. Ada pula cicilan tanpa kartu kredit sebagaimana telah dijalankan oleh kredivo.com, shootyourdream.com dan cicil.co.id.

4. Perencanaan KeuanganMasyarakat juga dapat memanfaatkan Fintech untuk mengenali lebih jauh tentang berbagai pengetahuan keuangan (literacy financial) serta merencanakan bagaimana keuangannya dengan sebaik-baiknya. Ada sejumlah perusahaan Fintech yang fokus di bidang ini antara lain ngaturduit.com dan dompetsehat.com (expense trecker untuk personal), jurnal.Id, Akunting Mudah, Sleekr (expense trecker untuk bisnis KUKM), dan online-pajak.com (perpajakan).

5. Aggregator Financial dan Produk LainnyaTeknologi online juga melahirkan berbagai lini produk yang tak terbayangkan sebelumnya. Beberapa diantaranya perusahaan yang membuka situs untuk melayani publik guna melakukan perbandingan produk-produk keuangan (aggregator financial) seperti duitpintar.com dan cekaja.com (untuk produk keuangan umum), rajapremi.com dan asuransi88.com (produk asuransi).

Selain itu ada beberapa produk lain yang tengah berkembang mengikuti berbagai kebutuhan masyarakat yang lebih spesifik seperti layanan riset keuangan (infovesta.com), account aggregator (Veryfund), agent network (Ruma), gold marketplace (antamgold.com), banking support (Kanopi), dan point of sales business (Pawoon).***

Page 12: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201712CTK.1.89/KJA-SP/2017

KABAR UTAMAKABAR UTAMAKABAR UTAMA

TEKNOLOGI TELEMATIKA

DI BALIK MODERNISASI

POSTidak dapat dipungkiri, Pos Indonesia termasuk sedikit

dari perusahaan di Indonesia yang usianya sudah mencapai lebih dari 270 tahun. Bahkan di tingkat dunia,

perusahaan seperti ini sudah jarang pula bertahan. Mengapa bisa demikian? “Teknologi mengubah cara

kita berpikir, bertindak, dan berperilaku,” demikian ujar Charles Sitorus Direktur Teknologi Pos Indonesia.

”Dan Pos telah dan akan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.”

JonathanVP Perencanaan dan Dukungan Teknologi

PT Pos Indonesia (Persero)

Pernyataan Charles Sitorus di atas sekaligus menggambarkan bahwa sesungguhnya bisnis Pos sangat didorong oleh teknologi (technological driven). Simak

saja rangkaian teknologi yang mendasari aktivitas perposan: kuda Pos, kereta Pos, prangko, amplop, kotakpos, bis surat, Kantorpos, timbangan Pos, kodepos, wesel, giro, kapal Pos, cargo, hingga barcode, komputer, sepeda motor atau EDP hingga gadget yang digenggam pak Pos.

Dua lini Pemanfaatan

Jonathan Sahata Hasugian, VP Perencanaan dan Dukungan Teknologi Pos Indonesia, secara lebih spesifik mengamini apa yang dikemukakan oleh Charles Sitorus. Ia mengungkapkan bahwa sesungguhnya pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi telematika, sudah dimulai sejak tahun 1992. “Dulu Pos memiliki layanan surat elektronik (Ratron) dimana surat yang hendak dikirim diserahkan kepada petugas Pos dalam bentuk file lalu dikirim melalui teknologi VSAT ke Kantorpos tujuan, ketika file sampai di komputer petugas mencetaknya (print out) untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam amplop dan diantar pak Pos ke alamat tujuan,” urai Jonathan. Masih menurut Jonathan, pada masa itu dikembangkan pula produk Westron (Wesel Elektronik). Polanya tak jauh berbeda, pengirim menyerahkan uang kirimannya kepada Petugas Loket, lalu dengan teknologi telematika informasi wesel tersebut dikirimkan ke Kantorpos tujuan. Begitu informasi tiba lalu diteruskan melalui surat pemberitahuan ke alamat penerima, untuk selanjutnya penerima datang guna mengambil uang kiriman itu. “Sebenarnya Pos Indonesia selalu mengikuti teknologi yang ada. Bahkan jika ditanyakan seperti apa pemanfaatan teknologi di Pos pada saat itu? Kita malah mendahului zamannya.”

Secara garis besar, Pos Indonesia memanfaatkan teknologi telematika (information & communication technology) untuk dua hal. Pertama, Teknologi sebagai backbone operasi bisnis secara keseluruhan (teknologi korporat). Untuk yang satu ini,

Page 13: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 13CTK.1.89/KJA-SP/2017

Pos Indonesia memiliki teknologi yang disebut Integrated Pos (i-POS). i-POS sudah dikembangkan sejak tahun 2000 dan mampu mengintegrasikan informasi dari front line (petugas loket di depan) hingga petugas transportasi di back office. “Karena bersifat terintegrasi dengan i-POS maka seluruh proses bisnis yang berlangsung menjadi lebih efektif dan efisien,”demikian ungkap Jonathan. Pada saat ini i-POS sedang proses penyempurnaan dan terus ditingkatkan kapasitasnya.

Kedua, Teknologi yang digunakan sebagai basis produk atau layanan perposan (teknologi strategis). Ratron dan Westron yang muncul pada awal tahun 1990-an sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa Pos Indonesia pun tak ketinggalan, bahkan mendahului zaman. Namun seperti diakui Jonathan, pada inovasi teknologi keuangan mutakhir Pos Indonesia masih belum terlalu agresif mengikutinya. Pospay merupakan salah satu produk Fintech dari Pos Indonesia yang sudah cukup populer di masyarakat. Bahkan kini Mobile Pospay sudah mulai diperkenalkan kepada publik. Dengan layanan Mobile Pospay masyarakat bisa membayar aneka tagihan atau setoran cukup melalui smartphone mereka.

Ada pula Samsat Delivery, layanan mobile berbasis teknologi Android dimana orang-orang yang ingin membayar pajak kendaraan bermotor (STNK, BPKB dan sebagainya) cukup dengan mengirim pesan secara online kepada pak Pos untuk menjemput di tempat yang telah disepakati. Pak Pos lah yang mengurus sampai tuntas pembayaran pajak itu, dan kemudian mengirimkan kembali kepada pihak pemesan.

Menguatkan Misi Penugasan

Selain untuk produk-produk layanan yang ditujukan kepada publik secara luas, Pos Indonesia juga memanfaatkan teknologi telematika guna menguatkan bisnis Pos yang bersifat penugasan. Jonathan kembali menyatakan:“Pos Indonesia merupakan BUMN yang dipercaya Pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas penting seperti penyaluran dana BLT, PKH, hingga pembayaran gaji pensiunan pegawai Pemerintah. Proses pelaksanaannya sudah barang tentu memerlukan dukungan teknologi telematika yang semakin canggih.” Dia mencontohkan pembayaran pensiunan kini terus berkembang dengan hadirnya teknologi keuangan. “Pada masa lalu para pensiunan menerima uang pensiunan mereka dalam bentuk uang cash. Nah, sekarang dengan inovasi teknologi keuangan, uang pensiunan itu masuk ke dalam rekening pribadi masing-masing dan penarikannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pensiunan itu sendiri.” Bentuk-bentuk teknologi keuangan untuk penugasan perposan ini

cukup banyak diterapkan, misalnya untuk Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, maupun pembayaran gaji atau tunjangan guru dan paramedis di daerah-daerah terpencil.

Di tahun 2017 ini, Pos Indonesia mencanangkan suatu peningkatan tata kelola IT yang signifikan agar dapat bersaing di era saat ini, mencakup tiga bidang yaitu : Teknologi, Proses dan Manusia.

Perkembangan teknologi yang sangat cepat, pesaing yang agresif bahkan kemudahan perusahaan startup (misalnya: Go-Jek) dalam memasuki bisnis yang sama atau mirip dengan Pos Indonesia yang menyebabkan tingkat persaingan sangat tinggi, menuntut agar Pos Indonesia ikut didalam pemanfaatan teknologi terkini dengan area tujuan user experience (UX) dan pemenuhan secara efektif dan efisien.

Hal ini sudah terangkum didalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan juga Master Plan Teknologi Informasi (MPTI) Pos Indonesia. Dari dua hal tersebut, kelincahan Pos Indonesia dalam menerapkan teknologi dan melaksanakan tata kelola Teknologi Informasi yang baik, akan menjadikan Pos Indonesia dengan tingkat kematangan implementasi Teknologi Informasi yang semakin ideal sebagai suatu perusahaan Enterprise yang siap menghadapi tantangan bisnis kedepan.

Menjadi Backbone e-Commerce

“Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengeluarkan paket kebijakan ekonomi 14, yang berkenaan dengan penguatan ekonomi Indonesia. Salah satunya mengamanatkan Pos Indonesia sebagai BUMN yang menjadi backbone e-Commerce,” kembali Jonathan menjelaskan. Logistiknya yang menjadi fokus utama, mengingat Pos Indonesia sudah sangat menguasai seluk beluk bisnis logistik, namun bagaimana Pos diperankan sebagai National Payment Gateway merupakan suatu tantangan yang harus bisa dijawab. Para pembeli dan penjual dalam bisnis e-Commerce memerlukan pihak penjamin yang memiliki trust tinggi, dan Pos Indonesia diyakini Pemerintah mampu menjadi pihak ketiga. Untuk itu Pos Indonesia kini tengah menguatkan kemampuan tersebut dengan memanfaatkan teknologi telematika. Kelak orang-orang pelaku bisnis e-Commerce, melalui marketplace (seperti Lazada, MatahariMall, Blibli, Tokopedia, Bukalapak atau sejenisnya), maupun yang bersifat perorangan, bisa dengan mudah melakukan transaksi lewat Pos Indonesia, baik untuk pengiriman maupun pembayaran. Pedagang tak ragu barangnya dikirim dan pembeli tak ragu pula uangnya disetorkan, sebab ada pak Pos yang berada di tengah memberikan jaminan. (MhP)

Page 14: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201714

J E D AJ E D AJ E D A

CTK.1.89/KJA-SP/2017

Page 15: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 15CTK.1.89/KJA-SP/2017

LAKESIDEGLAMPING RANCABALI

Kemah Mewahdi Tepi DanauNan IndahSITU PATENGAN yang berada di kawasan Perkebunan Rancabali sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling memesona di selatan kota Bandung. Jaraknya pun dari pusat kota tak lebih dari 52 kilometer, bisa dijangkau dengan waktu tempuh tak lebih dari 2 jam. Dalam waktu dekat Jalan Tol Soroja (Soreang–Pasir Koja) siap beroperasi bakal memangkas jarak tempuh itu hingga 1 jam. Sejak pertengahan tahun 2016 ada yang baru di kawasan ini.

Page 16: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201716CTK.1.89/KJA-SP/2017

J E D AJ E D AJ E D A

Page 17: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 17CTK.1.89/KJA-SP/2017

Sebuah restoran berbentuk kapal Phinisi raksasa tepat diletakkan di atas bukit yang dikelilingi hamparan kebun teh menghijau. Geladak kapal menghadap danau luas dengan airnya yang tenang dan jernih. Sementara di sisi danau terdapat sejumlah tent resort bertebaran di antara pohon-pohon teh. Inilah tempat berkemah (camping) yang mewah (glamour) di tepi danau, demikian orang-orang menyebutnya. Itu pula yang kemudian dijadikan nama lokasi wisata baru: Lakeside Glamping Rancabali.

Bayangkan, duduk di atas geladak sambil menyeruput kopi Priangan beraroma nangka yang terkenal, kita bisa berlama-lama menatap birunya air danau. Sementara kabut turun merayap diantara pegunungan sambil menebarkan hawa dingin. Tak hanya itu, kita dapat menikmati segarnya alam dengan melakukan tea walking, jogging di tengah kebun teh, mengayuh sepeda air di tepian danau, menjelajahi danau dengan menumpang perahu. Bagi selfie mania, ratusan spot yang sangat memesona sangat layak untuk dijejaki. Sebut saja geladak kapal, jembatan gantung, anjungan tepi danau, Pulau Cinta, hingga kebun strawberry.

Sungguh tempat yang ideal bagi Anda beristirahat akhir pekan bersama keluarga. Bagi para pekerja kreatif berlama-lama menatap keindahan panorama di sini pastilah membangkitkan banyak inspirasi. (MhP)

Page 18: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201718

CAP POSCAP POSCAP POS

CTK.1.89/KJA-SP/2017

Charles SitorusDirektur Teknologi

PT Pos Indonesia (Persero)Kalau TidakBeradaptasiKita DitinggalKonsumen

Pos Indonesia terus memperkuat diri dengan menggaet sejumlah tokoh andal dalam dunia bisnis untuk menjadi bagian dari top

manajemen baru. Salah satunya adalah Charles Sitorus.

Page 19: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 19CTK.1.89/KJA-SP/2017

Pria kelahiran Medan tahun 1966 ini pada 28 Juli 2016 secara resmi dilantik sebagai Direktur Teknologi PT Pos Indonesia (Persero). Ia dipercaya oleh Pemerintah sebagai pemegang saham Perusahaan untuk mengakselerasi penguatan teknologi bagi

BUMN satu-satunya di bidang perposan ini. Seperti karakternya yang energik, Charles Sitorus bergerak cepat. Berbekal pengalamannya dalam sejumlah lini bisnis dari teknologi informasi hingga perdagangan di berbagai perusahaan terkemuka seperti Astra Internasional, Satelindo, Indosat, Bakrie Telekom, Smart Telecom, hingga Direktur Pembangunan Sarana Jaya, Charles Sitorus langsung menyibukkan diri dengan melakukan langkah-langkah strategis dalam mendukung visi baru Pos Indonesia, “Menjadi raksasa logistik Pos dari Timur”. Sebuah visi yang menantang dan membutuhkan peran teknologi yang sangat mumpuni dalam mewujudkannya.

Disela kesibukannya, Charles masih menyediakan waktu berbincang dengan redaksi Kabar dari Pos di ruang kerjanya Lantai 7 Graha Pos Indonesia Jalan Banda-Bandung. Menurut Sarjana Teknologi Industri Pertanian IPB dan Magister Ilmu Administrasi Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta (2015) ini suka atau tidak suka teknologi akan mengubah peradaban, mengubah cara hidup manusia dan cara berpikir manusia. Demikian juga Pos. Kalau tidak berubah kita pasti ditinggalkan. Banyak pemikiran dan langkah manajemen yang mulai dirasakan oleh Pos Indonesia, termasuk memacu penyempurnaan i-POS, backbone Teknologi Informasi dalam proses bisnis Pos, menjadi i-POS New Generation. Demikian pula langkahnya dalam menyiapkan teknologi Pos bagi keseriusan Pos Indonesia dalam menerjuni Fintech (Financial Technology). Berikut ini petikan wawancara tersebut:

Perkembangan teknologi telematika sekarang ini banyak sekali mempengaruhi kehidupan kita, apa dampaknya bagi bisnis Pos Indonesia?

Mau tidak mau, suka tidak suka teknologi akan mengubah peradaban, mengubah cara hidup manusia, dan mengubah cara berpikir manusia. Sekarang persoalannya bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk memajukan diri kita pribadi, keluarga, perusahaan, dan seterusnya. Teknologi itu bukan untuk ditakutkan atau dimusuhi walau hal itu dapat mengubah segalanya.

Saya ingat ketika masih bekerja di perusahaan telekomunikasi ada pager (perangkat telekomunikasi penerima pesan tekstual secara real time). Waktu itu orang-orang bangga memiliki

pager, namun ketika muncul teknologi telepon seluler, selesai era pager. Karena pager tidak mampu beradaptasi. Jadi siapa yang mampu beradaptasi dengan teknologi dia yang akan tetap bertahan. Contoh lain di dunia perbankan. Waktu belum ada mesin ATM orang-orang yang mau ambil atau setor uang harus rela antri di loket bank, begitu ada mesin ATM maka semua orang lebih suka ambil/setor uang via ATM. Jadi Bank yang tidak beradaptasi dengan memiliki jaringan mesin ATM tidak akan diminati konsumen. Sekarang dari ATM perkembangannya sedang bergerak ke Mobile banking, dimana transfer-transfer uang menjadi lebih gampang karena cukup dari ponsel yang kita genggam.

Nah, Pos juga pasti berubah. Dulu orang berkirim pesan lewat surat, sekarang sudah lewat SMS, bahkan menggunakan aplikasi mobile. Tagihan kartu kredit maupun rekening telepon dulu dikirim lewat Pos, sekarang sudah lewat email. Kalau kita tidak segera beradaptasi dengan perubahan teknologi kita pasti ditinggal konsumen.

Lalu bagaimana Pos menyikapi hal itu?

Secara praktis atau implementatif bagi Pos Indonesia teknologi bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama sebagai backbone pelayanan. Kedua, sebagai produk atau jasa.

Pemegang saham kita (Pemerintah Indonesia) cukup bijak. Mereka melihat kalau Pos Indonesia lambat larinya dari para pesaing. Mereka tidak ingin hal itu, makanya mereka mendorong adanya Direktur Teknologi yang melihat secara keseluruhan serta mempertimbangkan situasi yang ada. Apa yang kita lakukan saat ini ialah mengadaptasi berbagai teknologi yang mampu mempercepat laju Pos Indonesia dalam mengejar ketertinggalannya, terutama dalam penerapan teknologi bagi penguatan pelayanan.

Sisi yang kedua, ada beberapa kegiatan kita dalam pengembangan teknologi masih terus di develop dan masih dalam penyempurnaan. Integrasinya masih belum terwujud. Misalnya produk giro yang saat ini macam-macam jenisnya sedang kita garap integrasi teknologinya sehingga kelak lebih mumpuni dalam melayani kebutuhan konsumen masa kini. Kalau sudah siap konsumen akan diberi tahu.

Siapa yang mampu beradaptasi dengan teknologi dia yang akan tetap bertahan.

Page 20: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201720

CAP POSCAP POSCAP POS

CTK.1.89/KJA-SP/2017

Tentang teknologi telematika sebagai backbone pelayanan Pos, apa yang sedang dilakukan?

Kita memiliki i-POS (integrated Pos) sebuah sistem berbasis IT yang menjadi tulang punggung operasi bisnis perposan sejak pertengahan tahun 1990-an. Dengan i-POS maka kiriman-kiriman tertentu bisa di track & trace posisi keberadaannya. Ini tentu menjadi langkah maju pada masa itu. Sekarang kita sedang menyempurnakannya menjadi i-POS New Generation. Gambarannya, jika sebelumnya konsumen yang hendak mengirimkan sesuatu harus datang untuk dilayani di loket, lalu petugas mengetikkan nama, alamat, hingga Kode Pos, baru kemudian dibuatkan label dan barcode. Itu semua memakan waktu dan tak efesien. Kini, dengan i-POS New Generation, konsumen yang mau kirim barang cukup menulis dan mencetak sendiri alamat lengkap dan barcode. Jadi ketika ke Kantorpos sudah tinggal menimbang dan membayar ongkos kirim. Konsumen juga bisa langsung memonitor posisi kirimannya dari waktu ke waktu lewat aplikasi pada telepon selulernya.

Apalagi teknologi perposan yang saat ini tengah dikembangkan?

Salah satu teknologi lain yang saat ini tengah diterapkan yakni membekali pengantar Pos dengan telepon seluler yang dilengkapi mobile aplikasi perposan. Yang sudah berjalan untuk aplikasi M-PosPay. Jadi, masyarakat bisa melakukan aneka pembayaran secara online melalui petugas Pos yang datang secara berkala ke lingkungan atau

rumah mereka. Sampai bulan Desember 2016 ternyata bagus transaksinya. Pada tahun 2017 penerapan teknologi ini akan kami perluas.

Bagaimana pula dengan kesiapan teknologi ketika Pos membidik pasar Fintech (Financial Technology). Apa yang dilakukan Pos?

Digitalisasi giro. Penerapan digitalisasi giro akan sangat menentukan kemampuan kami ke depan. Sehingga orang bisa melakukan transaksi di Pos baik dari cash to account, atau dari account to cash, sudah tidak terlalu bergantung kepada cash to cash seperti sekarang ini. Itu sebabnya kita memelopori Cashless Generation. Pos menjadi pelopor di situ.

Apalagi beberapa waktu lalu OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengeluarkan aturan baru bahwa orang-orang bisa melakukan peminjaman peer to peer tanpa harus lewat bank (Fintech Peer to Peer Lending). Jadi bila bapak punya uang kemudian ada orang-orang yang mau pinjam, Pos bisa jadi agen atau penjamin yang di tengah (mediator). Itu sedang dipelajari sama teman-teman disini. Saya minta kita mesti masuk kesana, karena kita punya dana.

Produk-produk semacam apa yang diluncurkan Pos terkait pemanfaatan Teknologi informasi ini?

Pos Indonesia kan bisnis intinya dua yakni kurir dan payment. Industri yang tengah berkembang saat ini adalah e-Commerce. Mereka sesungguhnya butuh apa? Trust. Si penjual percaya barang yang dibeli

akan dibayar dan si pembeli percaya barang yang dibeli diterima sesuai yang disepakati. Lalu harus ada intermediator di antara kedua pihak.

Pos Indonesia harus mengambil peran itu, dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jadi, barangnya bisa saja beli lewat situs belanja online atau media sosial. Pengirimannya Pos yang mengerjakan. Bayarnya juga lewat Pos, maka kita siapkan Fintech Payment. Mereka bayar cash, kartu kredit, atau pun kartu debit, masuknya ke rekening giro yang ada di Pos.

Sehingga ketika Pos memberi notifikasi bahwa si pembeli sudah bayar, si penjual aman dan langsung delivery barang. Dengan trust yang dimiliki Pos Indonesia, baik penjual dan pembeli merasa aman dan nyaman bertransaksi.

Bisnis Fintech kita akan diarahkan ke sana. Menjadi pemain di tengah, termasuk sebagai payment gateway, transfer dana, hingga e-money. Terlebih Pemerintah yang selama ini mempercayai Pos dalam penyaluran berbagai dana kepada rakyat kini punya kebijakan baru yang menekankan agar dana-dana sosial itu tak lagi diberikan dalam bentuk cash seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan sejenisnya.

Arah pengembangan bisnis Fintech Pos Indonesia saat ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada segmen pelanggan yang sudah ada. Selain mengembangkan Mobile Pospay, saat ini Pos Indonesia juga tengah menguatkan pelayanan pembayaran pensiun dengan Financial Technology.

Pengguna layanan Pos mengalami pergeseran signifikan. Saat ini banyak generasi muda yang merupakan pengguna jasa perposan. Bagaimana Pos menyikapinya?

Dengan trust yang dimiliki Pos Indonesia, baik penjual dan pembeli merasa aman dan nyaman bertransaksi.

Page 21: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

SEBELUM berlabuh di Pos Indonesia sebagai Direktur Teknologi, Charles telah malang melintang di beberapa perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Terakhir ia menjabat Direktur Pengembangan Usaha PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Sebelumnya sejak tahun 2013 menjabat Direktur Pengembangan PD. Pembangunan Sarana Jaya. Pria kelahiran Medan 50 tahun yang lalu ini menyelesaikan S1 nya di Institut Pertanian Bogor Jurusan Teknologi Industri Pertanian kemudian melanjutkan study S2 di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Program Magister Ilmu Administrasi. Mengawali karirnya di PT Astra Graphia tahun 1990, kemudian pindah ke PT. Satelindo dari tahun 1996 sampai tahun 2004 mulai dari Kepala Cabang Indonesia Timur di Makassar, Kepala Cabang Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Vice President Regional Indonesia Tengah di Semarang. Pria yang menyukai tantangan ini kemudian bergabung dengan PT. Bakrie Telekom selanjutnya ke PT. Smart Telecom sebagai Direktur Sales. Dengan latar belakang pengalamannya kini Charles dipercaya untuk mengembangkan teknologi di PT Pos Indonesia (Persero).

KABAR DARI POS | 39 • 2017 21CTK.1.89/KJA-SP/2017

Ya, selain memodernisasi proses bisnis dan produk layanan, ada hal yang tak kalah penting dilakukan berkait dengan generasi baru pelanggan Pos. Ke depan orang-orang akan datang ke Kantorpos tidak lagi menemui Kantorpos yang penampilannya old fashion. Bentuk Kantorpos pun kita ubah, sedikit lebih kecil, lebih futuristik, lebih technology based.

Dengan keberadaan teknologi (khususnya teknologi telematika) di Kantorpos-kantorpos. Kita menginginkan Kantorpos bisa menjadi Pusat Akses Ekonomi Masyarakat setempat, apalagi kita tahu bahwa hampir setiap Kantorpos berada di pusat-pusat perekonomian di perkotaan.

Kami dengar Pos juga tengah memodernisasi kotakpos-kotakpos yang ada?

Ya, saat ini berkembang teknologi dropbox atau smartbox. Teknologi ini sudah mulai diterapkan di apartemen-apartemen atau perkantoran di gedung-gedung bertingkat. Pada intinya orang-orang kalau mau kirim barang atau dikirimi barang tidak perlu pergi ke Kantorpos, melainkan cukup memasukkannya ke smartbox yang tersedia. Demikian pula ketika ada kiriman yang ditujukan kepada yang bersangkutan, Pak Pos cukup meletakkannya ke dalam smartbox-nya. Tentu saja smartbox ini dilengkapi dengan PIN maupun password. Bahkan smartbox akan mengirim notifikasi kepada pemiliknya bahwa ada kiriman barang masuk di dalam smartbox mereka, lengkap dengan data barang dan pengirimnya.

Selain menempatkan smartbox di apartemen, mall atau gedung perkantoran, kita juga memodernisasi kotakpos (PO Box) yang ada di Kantorpos sendiri. Kita tahu bahwa sekarang Po Box itu banyak yang nganggur. Kita sedang berusaha mentransformasi PO Box itu menjadi Smartbox. Tak hanya itu kita juga arahkan menjadi Save Deposit Box (SDB). Orang-orang bisa menyimpan barang-barang berharga mereka di SDB yang ada di Kantorpos. (MhP)

Page 22: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201722

KARTU POSKARTU POSKARTU POS

CTK.1.89/KJA-SP/2017

R� uatH� � da

di Smartphone-mu

Pasti kan Ada Bisnis Fintech benar-benar menggiurkan. Laporan riset

Accenture 2016 mengungkap investasi global di bisnis Fintech

meningkat ti ga kali lipat, dari awalnya $928 juta menjadi

$2,97 juta. Tak berhenti sampai disana, Accenture juga yakin

angka ini terus meningkat tajam dan pada 2018

diprediksi mencapai angka $6 miliar hingga

$8 miliar.

Page 23: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 23CTK.1.89/KJA-SP/2017

Tak heran bila perkembangan yang mencengangkan ini menarik banyak start up, istilah bagi pemain usaha pemula dalam bisnis dunia maya, meraih peruntungan di bisnis Fintech. Tak terkecuali di Indonesia. Puluhan start up mulai merambah berbagai kategori bisnis Fintech. Sebagian besar mereka tergabung dalam Asosiasi Fintech Indonesia. Salah satunya DOKU.

Himelda Renuat, Chief Operating Officer DOKU, menuturkan kepada Kabar dari Pos bahwa DOKU merupakan penyedia solusi pembayaran elektronik nasional pertama yang menawarkan solusi pembayaran guna melayani kebutuhan bisnis merchant online. Lebih lanjut dikatakan Himelda bahwa DOKU adalah salah satu penerbit uang elektronik (e-money) di Indonesia.

DOKU sesungguhnya merupakan buah dari pertemuan tiga orang pebisnis yang melihat peluang menggairahkan dari bisnis Fintech di Indonesia. Mereka bertiga yakni Himelda Renuat, Nabilah Aslagoff, dan Budi Syahbudin pada 2007 bersepakat untuk mendirikan PT Nusa Satu Inti Artha yang menaungi DOKU. Produk e-money ini baru diluncurkan pertama kali pada April 2013 setelah melakukan serangkaian uji coba dan mendapat lisensi dari Bank Indonesia pada 2012.

“Indonesia sendiri, sebagai sebuah negara, merupakan pasar baru yang sangat menggairahkan bagi para pemain Fintech,”demikian Himelda mengungkap alasan DOKU terjun di bisnis ini. Lebih lanjut dikatakannya: ”Sebagai perusahaan payment gateway pertama di Indonesia tentu kami ingin menjadi yang terdepan di ranah pembayaran online.”

Masih menurut Himelda, saat ini uang elektronik DOKU telah digunakan oleh 1,4 juta konsumen di Indonesia dan bekerjasama dengan lebih dari 23.000 merchant. “Kami akan terus mengembangkan produk uang elektronik DOKU untuk semakin mendukung dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Kita bermimpi setiap warga Indonesia memiliki DOKU di smartphone mereka.

Himelda mengakui minat mereka menekuni bisnis e-money dikuatkan oleh pertumbuhan pengguna smartphone yang melampaui jumlah penduduk Indonesia. Demikian pula program pengembangan infrastruktur seperti Palapa Ring dalam memberikan pemerataan akses internet menjadi pendorong kuat untuk mengakses layanan keuangan digital.

Penerbit E-Money Pertama di Indonesia

DOKU mengakui Pos Indonesia dapat menjadi mitra strategis dalam bisnis Fintech. Jaringan Pos Indonesia baik berupa Kantorpos, Agenpos, maupun Mobile Post Office adalah terbesar di Indonesia. Sementara diversifikasi layanannya kian modern. Terlebih Pos Indonesia juga mulai merambah ke industri ritel online maupun e-Commerce. Himelda menegaskan: ”Bagi kami sebagai perusahan penyedia pembayaran elektronik, potensi besar yang dimiliki Pos Indonesia bisa membuahkan hasil yang bagus bila bersinergi dengan DOKU yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam e-money.”

Dicontohkan oleh Himelda, DOKU bisa menjadi “pintu” penghubung antara puluhan ribu merchant dari korporasi sampai usaha kecil-menengah maupun industri rumah. Demikian pula DOKU e-wallet yang merupakan salah satu produk mereka dapat digunakan masyarakat secara lebih luas dengan memanfaatkan Kantorpos-kantorpos sebagai akses layanan keuangannya. “Bagi DOKU,” demikian Himelda,” Pos Indonesia bukan sekadar Jendela tapi juga pusat transaksi dan edukasi bisnis Fintech terpercaya.” (MhP)

Bermitra dengan Pusat Transaksi Fintech

Bagi DOKU,Pos Indonesia bukan sekadar Jendela tapi

juga pusat transaksi dan edukasi bisnis Fintech

terpercaya.

Page 24: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201724

BIS SURATBIS SURATBIS SURAT

CTK.1.89/KJA-SP/2017

IKON POSTak Lekang oleh Waktu

Ingat Pos... ingat surat. Demikian orang-orang dulu menggambarkan hubungan yang sangat erat antara Pos dengan surat. Memang, pada mulanya kehadiran Pos dimaksud sebagai pihak yang memediasi pengiriman surat dari satu pihak kepada pihak lainnya. Dan surat menjadi media penyampai pesan yang paling lazim yang diantar oleh Pak Pos dari masa ke masa. Pada masa lalu, masyarakat Nusantara sangat menghargai surat. Tak heran bila para raja Nusantara ketika mengirim pesan melalui surat, tak hanya dibuat di atas kertas, namun ditulis dengan tinta yang telah dibubuhi emas betulan. Demikian pula amplopnya dibuat dari kain sutera. Surat pada masa kini sudah bertransformasi ke dalam bentuk elektronik (electronic mail atau e-mail). Tentu saja sudah paperless, instan, dan berbasis telematika. Meski begitu, tetap saja ada pihak-pihak yang masih mengandalkan pengiriman surat konvensional dalam berkorespondensi. Mengirim dan menerima surat dari pak Pos lebih terasa manusiawi.

SURAT

PRANGKO

Kartupos mulai diperkenalkan penggunaannya sebagai pengirim pesan singkat pada 1861. Dan segera menjadi populer karena praktis dan memiliki beragam varian. Tentu saja yang paling populer adalah Kartupos bergambar (tourism postcard) yang biasa dikirim oleh para wisatawan yang sedang mengunjungi suatu destinasi wisata, atau kartupos ucapan selamat (greeting postcard) yang digunakan untuk menyampaikan ungkapan khusus seperti selamat ulang tahun, selamat Idul Fitri atau selamat Natal dan Tahun Baru. Pada tahun 1980-an Kantorpos sempat memanen berkah dengan melimpahnya pengiriman kartu lebaran menjelang perayaan Idul Fitri. Namun seiring perkembangan teknologi, muncul teknologi pesan singkat berbasis telematika (Short Message Services atau SMS) maupun Multimedia Message Service atau MMS) yang membuat pesan-pesan singkat dapat dikirim seketika melalui perangkat telepon genggam. Tak hanya itu, inovasi yang sangat cepat membuat pengiriman pesan singkat berbasis aplikasi mobile menjadi pilihan populer saat ini. Lalu, bagaimana dengan kartupos konvensional? Meski merosot drastis pemanfaatannya, namun masih saja ada orang-orang yang lebih suka mengirim pesan singkat lewat kartupos. Bahkan kini di dunia ada komunitas yang saling berkirim kartupos (postcrossing). Menurut para Postcrosser ini, ada yang tak terkatakan asyiknya bila menerima kartupos dari sahabat.

Layanan pengiriman uang melalui Weselpos sudah sama tuanya dengan usia Kantorpos. Memang, ketika perbankan belum secanggih seperti saat ini, Pos menjadi andalan bukan saja untuk urusan pengiriman surat dan barang tapi juga uang. Bagi mahasiswa Indonesia tahun 1970-1980 wesel juga berarti banyak bagi mereka. Weselpos kiriman orang tua dari kampung halaman sangat ditunggu kedatangannya. Saat itu proses pengiriman Weselpos bisa berhari-hari, membuat “anak kos” harus pandai-pandai menyiasati diri sambil menunggu kedatangan “kertas penyelamat” itu. Teknologi mengubah segalanya. Dengan teknologi yang ada, membuat pengiriman uang sama cepatnya dengan pengiriman informasi itu sendiri. Bersyukur, Pos Indonesia sebagai pemilik produk Weselpos berhasil melakukan adaptasi. Kini Weselpos sudah berbasis online. Begitu uang dikirim melalui Weselpos Instan dalam hitungan detik sudah bisa diambil di Kantorpos manapun juga. Tak hanya itu, kiriman uang itu pun bisa ditujukan kepada rekening kita di Bank.

Kertas mungil bergerigi ini keberadaannya dalam industri perposan sangatlah vital. Betapa tidak, Prangko yang diciptakan oleh seorang guru di Inggris, Sir Rowland Hill, dan mulai digunakan pada 1846 merupakan bukti pembayaran paling efisien dan efektif atas biaya pengiriman surat melalui Pos. Beli satu atau beberapa keping prangko senilai tarif Pos lalu tempelkan pada sudut kanan amplop, maka surat siap dikirim ke alamat tujuan oleh Pak Pos. Peran prangko menjadi semakin menarik sejak orang-orang memperlakukannya sebagai benda koleksi (filateli). Prangko diburu, disimpan, dipertukarkan dan diberi nilai jauh lebih tinggi dari nilai nominalnya oleh para Filatelis dari seluruh dunia. Satu hal yang membuat prangko memiliki daya tarik tinggi tiada lain karena prangko sebagai barang cetakan mampu menampilkan informasi ataupun visual tentang berbagai hal, dari gambar kepala negara sampai destinasi wisata, dari propaganda peperangan sampai peringatan kelahiran tokoh ternama, dari pesona flora fauna sampai rumus-rumus matematika. Tak heran bila banyak pihak menganggap prangko sebagai perekam jejak peradaban sebuah bangsa. Sayangnya, penggunaan prangko dalam perposan, digantikan oleh teknologi barcode yang kompatibel dengan teknologi telematika. Meski demikian, prangko tetap diproduksi dan pemanfaatannya semakin meluas saja termasuk menjadi media diplomasi antarbangsa lewat penerbitan prangko bersama antarbangsa (joint stamp issue).

KARTU POS

WESEL POS

Page 25: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 25CTK.1.89/KJA-SP/2017

STEMPEL/CAP POS

BIS SURAT

PO BOX

MAIL BOXMasih ingat kotak surat yang ada di depan rumah? Kapan terakhir Anda membuka kotak surat itu? Apa isinya? Remaja tahun 1980-an tentu masih ingat benar bagaimana berdebar jantung ketika membuka kotak surat itu, berharap ada surat merah jambu balasan dari si dia. Sayangnya, surat hampir-hampir sudah jarang masuk ke kotak surat. Sebagai gantinya, surat-surat elektronik lebih banyak kita terima di mailbox yang ada di komputer atau smartphone kita.

Saat ini kotak surat (mailbox) telah bertransformasi menjadi smartbox. Kini smartbox mulai dipasang di gedung-gedung bertingkat seperti apartemen dan perkantoran maupun mall. Fungsinya tak lagi sebatas tempat menerima surat tapi juga paket-

paket yang dikirim sebagai buah transaksi e-Commerce. Hebatnya, smartbox

dilengkapi notifikasi elektronik yang bisa memberi tahu pemiliknya secara online kiriman apa saja yang masuk ke dalam smartbox mereka. Tak hanya itu, pemilik juga bisa mengabari petugas Pos kiriman apa

yang baru saja di drop dan harus diambil Pak Pos dari smartbox mereka.

Istilah Bis Surat diterjemahkan dari kata Brievenbus dalam bahasa Belanda yang berarti kotak surat. Memang, Bis Surat merupakan salah satu perangkat yang telah digunakan pada masa administrasi Pos Hindia Belanda. Saat itu, di sejumlah lokasi strategis di Batavia ditempatkan Brievenbus. Para pengirim surat tidak perlu datang ke Kantorpos, mereka cukup memasukkan ke dalam Brievenbus surat yang telah ditempeli prangko dan diberi alamat tujuan dan penerima yang lengkap. Petugas Pos akan datang mengangkut kiriman yang ada di dalam Brievenbus sesuai jadwal yang ditetapkan. Pemerintah Orde Baru dalam rangka memperluas akses publik terhadap layanan Pos berinisiatif memperbanyak Bis Surat. Desain Bis Surat tak lagi mengikuti Brievenbus yang besar dan terkesan kuno. Sebagai gantinya Bis Surat lebih kecil berbentuk seperti rumah dan memiliki empat kaki. Saat itu puluhan ribu Bis Surat berwarna oranye dipasang di tepi jalan strategis atau pun tempat penting di kota-kota besar. Bis Surat menjadi tempat favorit bagi publik untuk memposkan surat, mereka dapat melakukannya selama 24 jam, tak terikat jadwal buka Kantorpos. Namun seiring surutnya pengiriman surat konvensional, Bis Surat juga makin jarang digunakan. Sementara Brievenbus yang telah semakin langka menjadi buruan para kolektor benda-benda antik.

Bagi generasi 1970-an atau 1980-an tak sulit mengingat PO BOX. Pada masanya, mereka yang baru lulus sekolah dan tengah mencari kerja sudah tentu mengingat iklan-iklan lowongan kerja di suratkabar. Pada bagian akhir iklan biasanya dicantumkan alamat pengiriman surat-surat lamaran, bukan alamat lengkap dari perusahaan atau instansi tapi sebuah PO BOX lengkap dengan nomor registernya. Ya, PO BOX menjadi sarana favorit perusahaan untuk menerima surat-surat lamaran kerja atau surat lainnya terutama bila jumlah surat itu diperkirakan berlimpah. PO BOX dapat digunakan perusahaan dengan cara menyewa secara berkala.

PO BOX juga digunakan untuk penerimaan paket, Kartupos undian, dan sejenisnya. Ketika perusahaan masa kini lebih menyukai surat-surat lamaran dikirim via email maka PO BOX pun menyusut penggunaannya. Meski begitu Pos terus melakukan inovasi. Saat ini Pos Indonesia tengah mengembangkan PO BOX yang tersedia di Kantorpos-kantorpos sebagai Save Deposit Box (SDB). Dengan demikian, SDB selain berfungsi sebagai tempat menerima kiriman tertentu, kini bisa digunakan untuk menyimpan aneka barang berharga. Tak hanya ditempatkan di Kantorpos. Dalam waktu dekat SDB juga terpasang di berbagai lokasi yang sangat khas.

Stempel/Cap Pos terlihat sepele. Tapi percayalah keberadaannya bisa menjadi masalah hukum yang genting bila diabaikan. Coba saja, iklan pengumuman lomba dari sebuah instansi mensyaratkan pengiriman materi lomba menekankan batas waktu dengan menjadikan Cap Pos sebagai acuannya. Pendek kata, Stempe/Cap Pos yang tertera pada amplop kiriman bisa menjadi bukti legitimasi suatu korespondensi. Sesungguhnya keberadaan Cap Pos memang sangatlah vital dalam proses bisnis perposan. Cap Pos diterakan oleh petugas Pos pertama kali ketika sebuah surat/kiriman diserahkan konsumen, cap itu menunjukkan tanggal-bulan-tahun dan identitas Kantorpos yang menerimanya. Cap Pos tersebut biasanya sekaligus diterakan untuk mematikan prangko yang ditempelkan sebagai bukti bea kirim perposan. Selanjutnya, ketika surat sampai ke Kantorpos di alamat tujuan, sekali lagi Stempel/Cap Pos diterakan pada bagian belakang surat, lengkap dengan tanggal-bulan-tahun penerimaan dan identitas Kantorpos setempat. Terkadang, ada surat/kiriman Pos yang telah distempel dengan beberapa Cap Pos, ini biasanya dilakukan pada surat/kiriman yang dikirim melalui beberapa proses di sejumlah Kantorpos. Dengan begitu, Cap Pos merupakan bukti riwayat akurat perjalanan sebuah kiriman yang dipercayakan melalui

Pos. Hingga kini Stempel/Cap Pos masih belum tergantikan oleh teknologi

online. Ada saja pihak-pihak yang masih terus menjadikan Stempel/Cap Pos sebagai alat legitimasi bernilai hukum tinggi. (MhP)

Page 26: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

MARIMengasah Gergaji

Oleh : Agus F. Handoyo

Seorang pemuda melamar pekerjaan di sebuah pabrik kayu. Betapa senangnya dia, majikan sekaligus pemilik pabrik dengan senang hati menerimanya. “Bung, tugas anda memotong kayu-kayu itu

dengan gergaji ini,” ujar sang majikan. Ia pun menetapkan berapa banyak kayu yang harus digergaji sang pemuda dalam satu hari sebagai target kinerjanya.

Tentu saja sang pemuda begitu bersemangat. Hari pertama bekerja ia begitu antusias. Meski harus melakukan pembelajaran terlebih dahulu, ia dapat menggergaji kayu sesuai dengan target. “Kerjamu bagus. Hari pertama sudah mencapai target!” demikian puji sang majikan. Pemuda semakin bersemangat. Demikianlah, keesokan harinya ia bekerja lebih bersungguh-sungguh. Hasilnya luar biasa. Ia bahkan sudah mulai melampaui target. Pujian pun kembali ia peroleh. Sebagai pekerja yang baik, hari demi hari ia datang tepat waktu dan menggergaji penuh semangat sesuai dengan perintah.

Sampai suatu ketika ia dipanggil oleh majikannya. “Kenapa targetmu tak tercapai?” Ya, sang pemuda mengakui jumlah volume kayu yang ia potong tak sebanyak hari-hari sebelumnya. “Akan saya usahakan besok hari Pak,” janjinya. Hari berikutnya ia kembali dipanggil dan mendapati kenyataan target kinerja justru semakin menurun. Demikian pula pada hari-hari berikutnya, tak ada tanda-tanda perbaikan, bahkan semakin merosot saja kinerjanya.

Rupanya kegalauan pemuda itu diamati oleh seorang pegawai lainnya yang lebih senior. “Bung, kenapa tidak bersemangat begitu?” sapanya. Pemuda itu pun menceritakan permasalahannya. Sang Senior itu tersenyum dan berkata: ”Tahukah Bung apa yang membuat kinerjamu menurun?” Sang pemuda menggeleng. “Bung terlalu sibuk mengejar target,” tukas senior. “Lho apa itu salah?” pemuda balik bertanya. Senior menggeleng dan berkata: ”Bung lupa dengan gergajimu.” Sang pemuda masih belum paham. “Gergajimu tumpul,” ujar senior sambil menunjuk gergaji yang sedang dipegang pemuda. Lanjutnya: ”Asahlah gergajimu hingga tajam kembali.”

Benar saja, setelah mengikuti petunjuk sang senior, beberapa hari kemudian sang majikan kembali memanggilnya. Sang majikan berkata: “Bagus, hari ini kamu sudah kembali menunjukkan kinerja terbaikmu.”

Betapa bangga dan bahagianya sang pemuda.

Cerita di atas sebenarnya diadaptasi dari the 7 Habits of Highly Effective People karya Stepehen R. Covey. Kisah yang mengingatkan kita bahwa seringkali keberhasilan itu bukanlah semata disebabkan oleh semangat kerja keras, kesungguhan mengikuti perintah, atau ketertiban dalam menjalankan program yang telah ditetapkan. Lebih dari itu, setiap pekerja yang efektif harus punya waktu dan kesempatan untuk “mengasah diri dan kemampuannya” secara konsisten. Pekerjaan yang rutin kerap menumpulkan kepiawaian dan naluri. Berhenti sejenak untuk mengikuti berbagai kegiatan pelatihan atau workshop yang meningkatkan kapasitas diri adalah bagian dari praktik mengasah gergaji sang pemuda di atas. Termasuk dalam hal ini, membaca dan menemukan pengetahuan atau keahlian baru di bidangnya.

Orang-orang yang sukses adalah mereka yang selalu menyempatkan diri untuk “mengasah gergajinya” di sela-sela rutintitas pekerjaan yang menumpuk.

Salam Pos Indonesia JUARA!!!***

KABAR DARI POS | 39 • 201726

DARI SUDUT BANDADARI SUDUT BANDADARI SUDUT BANDA

CTK.1.89/KJA-SP/2017

Page 27: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 2017 27

CTK

.1.8

9/KJ

A-S

P/20

17

Page 28: Charles Sitorus : KALAU TIDAK  · PDF fileKalau Tidak Beradaptasi Kita Ditinggal Konsumen ... Mudah-mudahan dengan semakin ... untuk datang ke lokasi perbankan agar mendapatkan

KABAR DARI POS | 39 • 201728

CTK

.1.8

9/KJ

A-S

P/20

17