chapter ie

21
 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep Good Corporate Governance bukan sesuatu yang baru bagi manajemen korporasi. Awalnya konsep GCG di Indonesia diperkenalkan oleh  pemer intah Indonesi a dan  Internati onal Monetary Fund  (IMF) dalam rangka economy recovery pasca krisis. 1  Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan perusahaan-perusahaan raksasa terkemuka dunia, termasuk  Enron Corporati on dan WorldCom di Amerika Serikat,  HIH Insuranc e Company Ltd  dan One-Tell Pty Ltd  di Australia serta Parmalat  di Italia pada awal dekade 2000-an. 2 Good Corporate Governance sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu  pola hubun gan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada  pemegan g saham secara berke sinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder  lainnya, berlandaskan peraturan  perund angan da n norma yang berlaku.  3  1  Ridwan Khairandy & Camilia Malik, Good Corporate Governance : Perkembangan Pemikiran, dan Implementasinya di Indonesia, (Yogyakarta:Kreasi Total , 2007),hlm 60. Good Corporate Governance memiliki 4 (empat) kaidah atau prinsip pokok yaitu transparansi (keterbukaan), akuntabilitas, 2  Siswanto Sutojo & E. John Alridge, Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan yang Sehat , (Jakarta:PT. Damar Mulia Pustaka, 2008),hlm 1. 3  Mas Achmad Daniri  , Good Corporate Governance Konsep d an Penerapannya Dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: PT Ray Indonesia, 2006),hlm 8. Universitas Sumatera Utara

Upload: henny-lyna-edogawa

Post on 11-Jul-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 1/21

 

12

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Konsep Good Corporate Governance bukan sesuatu yang baru bagi

manajemen korporasi. Awalnya konsep GCG di Indonesia diperkenalkan oleh

pemerintah Indonesia dan   International Monetary Fund (IMF) dalam rangka

economy recovery pasca krisis.1

Perhatian dunia terhadap Good Corporate

Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis

moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan perusahaan-perusahaan raksasa

terkemuka dunia, termasuk    Enron Corporation dan WorldCom di Amerika

Serikat,   HIH Insurance Company Ltd dan One-Tell Pty Ltd  di Australia serta

Parmalat di Italia pada awal dekade 2000-an.2

Good Corporate Governance sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu

pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan

(Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada

pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder  lainnya, berlandaskan peraturan

perundangan dan norma yang berlaku.

 

3

 1

Ridwan Khairandy & Camilia Malik, Good Corporate Governance : Perkembangan

Pemikiran, dan Implementasinya di Indonesia, (Yogyakarta:Kreasi Total , 2007),hlm 60.

Good Corporate Governance memiliki 4

(empat) kaidah atau prinsip pokok yaitu transparansi (keterbukaan), akuntabilitas,

2Siswanto Sutojo & E. John Alridge, Good Corporate Governance Tata Kelola

Perusahaan yang Sehat , (Jakarta:PT. Damar Mulia Pustaka, 2008),hlm 1.3

Mas Achmad Daniri  , Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya DalamKonteks Indonesia, (Jakarta: PT Ray Indonesia, 2006),hlm 8.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 2/21

 

13

responsibilitas, dan fairness. Di Amerika Serikat konsep tentang Good Corporate

Governance sendiri lebih bermakna pada tanggung jawab sosial perusahaan

(social responsibility) dan perilaku etis para stakeholders yang di dalamnya

termasuk para karyawan, pelanggan, supplier , kreditur, dan sebagainya. Di sini,

perusahaan berperan sebagai trustee dan hubungan antara perusahaan dan para

stakeholder -nya harus didasarkan pada kontrak sosial di mana perusahaan secara

moral terikat pada constituency statutes4

untuk memperhatikan seluruh

kepentingan dalam kelompoknya.5

Secara hukum di Indonesia penerapan Good Corporate Governance

terdapat dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu

Pasal 1 angka 25 mengenai prinsip keterbukaan. Dengan adanya prinsip

keterbukaan di pasar modal, maka perusahaan dalam hal ini adalah perusahaan

publik dapat mempertanggungjawabkan informasi, laporan keuangan, dan

keterbukaan informasi mengenai lingkungan kepada publik. Adanya prinsip

keterbukaan di pasar modal dapat dihindari kejahatan yang merugikan investor

dan publik seperti manipulasi pasar dan insider trading. Selain itu penerapan

Good Corporate Governance juga terdapat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 yaitu Pasal 74 mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan

dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yaitu Pasal

15 huruf b yang menyebutkan kewajiban setiap penamam modal untuk melakukan

CSR. Begitu juga dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

4 Constituency Statue adalah perwakilan stakeholders dari kelompok – kelompok tertentu

misalnya perwakilan dari seerikat pekerja untuk ditempatkan pada dewan direktur dan eksekutif 

dalam hal ini harus memperhatikan kepentingan stakeholders dalam keputusan – keputusan

bisnisnya.5Ridwan Khairandy et al, op.cit, hlm 64.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 3/21

 

14

BUMN yaitu di Penjelasan Umum Bagian IV Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2003 tentang BUMN menyebutkan Pengurusan dan pengawasan BUMN harus

dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good 

Corporate Governance). Prinsip GCG yang dianut OECD dan beberapa lembaga

lain menempatkan prinsip responsibility atau tanggung jawab sebagai pilar

tegaknya GCG.6

Prinsip Responsibilitas (Pertanggungjawaban) adalah kesesuaian

(kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang

sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini

termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial,

perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian,

dan persaingan yang sehat.7

Prinsip Responsibilitas juga mencakup hal-hal yang

terkait dengan pemenuhan kewajiban sosial perusahaan sebagai bagian dari

masyarakat.8

Prinsip responsibilitas ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung

  jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan

adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi

profesional dengan tetap menjunjung etika dalam menjalankan bisnis,

menciptakan dan memelihara lingkungan bisnis yang sehat.

 

9

 6

http://teguharifiyadi.blogspot.com/2009/08/memahami-makna-corporate-social., diaksestanggal 20 Juli 2010.

 

Artinya perusahaan

sebagai organisasi sosial yang didirikan dan dijalankan oleh manusia tidak hanya

bertujuan untuk mencari keuntungan bagi shareholders yang termasuk di

dalamnya pemegang saham dan karyawan tetapi juga untuk kepentingan

7Mas Achmad Daniri, op.cit, hlm 11.

8

Ridwan Khairandy et al, op.cit,hlm 84.9  Ibid , hlm 85.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 4/21

 

15

stakeholders yaitu masyarakat. Prinsip responsibilitas ini juga menentang ajaran

Milton Friedman bahwa hanya manusia yang mempunyai tanggung jawab moral.

Jika orang bisnis mempunyai tanggung jawab, menurut dia, itu adalah tanggung

  jawab pribadi, bukan tanggung jawab atas nama seluruh perusahaan. Alasannya,

tanggung jawab sosial-moral tidak bisa dilemparkan kepada orang lain, dan

karena itu tidak relevan mengatakan perusahaan mempunyai tanggung jawab

sosial. Friedman tetap menekankan bahwa tanggung jawab itu hanya terbatas pada

lingkup yang mendatangkan keuntungan. Dengan demikian, tanggung jawab

sosial perusahaan hanya dinilai dan diukur berdasarkan sejauh mana perusahaan

itu berhasil mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya.10

Namun a-moral theory 

tersebut memberi peluang “  free ride” bagi pengusaha dalam menjalankan bisnis,

dengan berbagai pelanggaran etis bahkan hukum.11

Prinsip responsibilitas ini juga menuntut perusahaan di dalam menjalankan

usahanya untuk semakin bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan

lingkungan. Karena menurut E. Merrick Dodd perusahaan adalah kuasi entitas

publik yang tidak hanya punya kewajiban dan tanggung jawab pada satu

kelompok tapi juga kepada banyak pihak.

 

12

 10

Sonny Keraf,   Etika Bisnis Tuntutan Dan Relevansinya, (Yogyakarta:PenerbitKanisius,1998), hlm 118.

Teori yang mendasari hubungan

antara perusahaan dengan pihak yang berkepentingan adalah teori stakeholders.

Fokus daripada teori ini terletak pada 2 (dua) wacana utama. Pertama, apa yang

menjadi tujuan dari perusahaan, dan kedua, apa tugas yang diemban oleh manajer

11Albert Widjaja, “ Mencari Arah Bisnis yang Bermoral”, 50th Years Festschrift in

honor Stephen Tong, (Jakarta : Reformed Center for Religion and Society STEMI , 2007), hlm 650.12

Bismar Nasution, “Pengelolaan Stakeholders Perusahaan” , Disampaikan pada

Pelatihan Mengelola Stakeholders yang dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)tanggal 17 s.d. Oktober 2008 di Sei Karang Sumatera Utara, hlm 4.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 5/21

 

16

atau pengelola perusahaan terhadap para stakeholders. Terkait dengan perusahaan,

teori stakeholders secara garis besar menyatakan bahwa tujuan daripada suatu

perusahaan adalah mendatangkan manfaat bagi semua stakeholders. Teori ini

pada dasarnya berangkat dari asumsi bahwa nilai-nilai (values) merupakan faktor

yang sangat penting dan secara eksplisit merupakan bagian dari kegiatan bisnis.13

Penerapan prinsip responsibilitas oleh salah satunya adalah penerapan

tanggung jawab sosial dan lingkungan atau yang lebih sering dikenal Corporate

Social Responsibility (CSR). Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) ini

merupakan konsekuensi logis dari teori stakeholder yang memandang perusahaan

sebagai institusi sosial dimana tujuan perusahaan hanya untuk mencapai

keuntungan maksimum. Selain itu konsekuensi logis dari teori ini juga adalah

perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau Corporate Social

 Responsibility (CSR) untuk mengambil bagian dalam mencapai kesejahteraan

masyarakat dimana perusahaan bertindak dari masyarakat itu.

 

14

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru.

Konsep ini dapat dijumpai pada masa pemerintahan Hammurabi di Babilonia

(1700-an SM). Dalam kode Hammurabi, terdapat sanksi bagi para pengusaha

yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi

pelanggannya.

 

15

Di Indonesia, konsep Corporate Social Responsibility (CSR) juga bukan

merupakan hal yang baru dimana pada masyarakat Sibolga di Sumatera Utara,

terdapat kebiasaan bahwa bagi pemilik tambak udang yang panen, sekitar 20

13  Ibid , hlm 5.

14

  Ibid , hlm 15.15  Ibid .

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 6/21

 

17

persen harus disisihkan untuk masyarakat. Kemudian Islam mewajibkan seluruh

pengikutnya untuk melaksanakan zakat.16

Kristen juga mengajarkan untuk 

memberikan perpuluhan, yaitu 10% dari penghasilannya, kepada gereja dan untuk 

mencintai sesama manusia seperti diri sendiri.17

Begitu juga Buddha yang

mengajarkan berderma tanpa pamrih melalui Dana Paramita.18

Secara hukum, pengaturan tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

baru diatur sejak adanya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas yaitu dalam Pasal 74. Undang-Undang Perseroan Terbatas

sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tidak mengaturnya.

Apalagi KUHD sama sekali tidak menyinggungnya.

 

19Pengaturan tentang

Corporate Social Responsibility (CSR) juga dipertegas oleh Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 yang pada Pasal 15 huruf b menyebutkan kewajiban setiap

penamam modal untuk melakukan Corporate Social Responsibility (CSR). Akan

tetapi, itu hanya untuk investor asing. Selain itu untuk Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2003 tentang BUMN memang ada mengatur tentang besaran dan tata cara

pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dan dijabarkan lagi dalam

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 5 Tahun 2007 telah mengatur tentang

program kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan.20

Hal ini yang mendasari pelaksanaan prinsip responsibilitas yang salah

satunya implementasinya adalah pelaksanaan Corporate Social Responsibility

.

16Bill Clinton, Giving Ubah Diri Ubah Dunia, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer,

2010), hlm 272.17

  Ibid , hlm 27318

  Ibid , hlm 274.19

M. Yahya Harahap,  Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009),

hlm 297. 20Warta Ekonomi, No. 15/XXII/26 Juli – 8 Agustus 2010, hlm 50.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 7/21

 

18

(CSR) perusahaan di Indonesia termasuk juga perusahaan publik, emiten maupun

perusahaan terbuka. Selain Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan terbatas yang menjadi payung hukum perseroan terbuka juga Undang –

Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Hal ini dapat dilihat dari

Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang menyebutkan

Perseroan Terbuka adalah Perseroan publik atau perseroan yang melakukan

penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal. Jadi perseoran terbuka yang merupakan perseroan terbatas

dan emiten dalam pasar modal selain harus mematuhi aturan dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas juga harus mematuhi

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan emiten dalam pasar modal dapat

diwujudkan dengan pelaksanaan prinsip keterbukaan mengenai perlindungan

lingkungan hidup. Ketentuan BAPEPAM menentukan, bahwa pendapat dan

laporan pemeriksaan dari segi hukum dalam pernyataan pendaftaran dari

perusahaan publik harus memuat pendapat dari konsultan hukum mengenai semua

izin dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha atau

kegiatan yang direncanakan perusahaan publik.21

 21

Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-49/PM/1996 Tanggal 17 Januari 1996.

Peraturan Nomor IX. B. 1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan PendaftaranPerusahaan.

Seperti izin lingkungan, izin –

izin usaha, lokasi, mendirikan bangunan, penggunaan bangunan untuk pabrik,

analisis mengenai dampak lingkungan dan pengolahan limbah. Investor dan

publik berhak untuk memperoleh keterbukaan informasi mengenai perlindungan

lingkungan hidup karena hak ini dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 8/21

 

19

dalam rumusan Pasal 28H ayat 1 yang menentukan setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

 yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan.22

Menurut Koesnadi Hardjasoemantri masalah berkenaan dengan pemberian

informasi kepada masyarakat terdiri dari pemastian penerimaan informasi,

informasi tepat waktu (timely information), informasi lengkap (comprehensive

information), informasi yang dipahami (comprehensible information) dan

informasi lintas batas (transfrontier infromation).

Karena itu setiap

orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup dan mempunyai

lingkungan hidup yang baik.

23Maka perusahaan publik atau

emiten harus melaksanakan keterbukaan masalah perlindungan lingkungan hidup.

Sekaligus perusahaan publik atau emiten tidak boleh melakukan

missrepresentation atau omission dan menyesatkan investor berkaitan dengan

keterbukaan masalah lingkungan hidup.24

Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan emiten dalam pasar

modal dapat mempengaruhi harga saham emiten di pasar modal. Karena apabila

terdapat informasi yang jelek berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab

perlindungan lingkungan hidup mengakibatkan harga saham dari emiten bergerak 

ke bawah.

 

25

 22

Jimly Asshiddiqie, Green Constitution Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar 

 Republik Indonesia Tahun 1945, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm 174.

Hal ini dapat dilihat dari kasus bocornya sumur minyak bawah laut

yang mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup di Teluk Meksiko oleh British

23Koesnadi Hardjasoemantri,  Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 1999), hlm 109 – 111.24

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta : Univesitas Indonesia

Press, 2001), hlm 204.25  Ibid , hlm 212.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 9/21

 

20

Petroleum di Amerika Serikat di mana nilai sahamnya mengalami pemurunan

hingga 40 % pada beberapa akhir pekan kedua Juni 2010 di bursa saham Amerika

Serikat.26

Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur komitmen emiten

dalam pasar modal terhadap lingkungan dan sosial adalah Sri Kehati Indeks.

Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) bekerja sama dengan PT Bursa Efek 

Indonesia (BEI) untuk mendorong investasi di pasar modal agar mengacu pada

tata cara Sustainable and Responsible Investment Index dengan nama Sri Kehati

Indeks. Kedua lembaga ini bekerja sama atas dasar ingin mengoreksi kegagalan

pasar dalam menampung isyarat lingkungan hidup dan lingkungan sosial. Pasar

Modal adalah alat yang mempertemukan penawar dan peminta modal. Dalam

mekanisme pasar modal ini, kini dikembangkan tolok ukur yang memuat segi

lingkungan hidup dan lingkungan sosial melalui Sri Kehati Indeks. 27

Indeks harga saham SRI-KEHATI dimaksudkan untuk memberikan

tambahan pedoman investasi bagi pemodal. Dengan membangun suatu

benchmark  indeks harga saham baru yang secara khusus memuat kinerja harga

saham emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-

usaha berkelanjutan melalui kinerja metodologi yang berdasarkan kepada

kepedulian mengenai lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang

baik.  Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen yang

berkesinambungan dari kalangan bisnis. Untuk berperilaku secara etis dan

memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas

26Warta Ekonomi, No.16/XXII/9 – 22 Agustus 2010, hlm 54.

27

Emil Salim, Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas,2010), hlm 168.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 10/21

 

21

kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat

luas pada umumnya.28

Adanya prinsip responsibilitas dalam pasar modal membuat perusahaan

atau emiten mempunyai kewajiban untuk benar-benar berkomitmen terhadap

tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pelaksanaan Corporate Social

 Responsibility (CSR) oleh emiten sebenarnya menguntungkan emiten sendiri

karena dengan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik 

yang merupakan salah satu implemenatsi prinsip responsibilitas oleh emiten,

maka sebenarnya menaikkan nilai dan kualitas emiten sendiri di mata investor dan

publik. Dengan adanya komitmen dan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) serta keterbukaan

informasi mengenai masalah lingkungan hidup oleh emiten terhadap terhadap

investor maka emiten di sini dapat mempertanggungjawabkan infromasi dan

kebijakan bisnisnya baik secara moral dan hukum mengenai masalah lingkungan

hidup dan pelaksanaan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau

Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap investor dan publik.

Dengan demikian Sri Kehati Indeks merupakan indikator

untuk melihat komitmen perusahaan terbuka terhadap lingkungan hidup dan sosial

termasuk di dalamnya komitmen perusahaan atau emiten terhadap Corporate

Social Responsibility (CSR).

28http://us.suarapembaca.detik.com, diakses tanggal 31 Desember 2009.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 11/21

 

22

B.  Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian Tinjauan Hukum Prinsip responsibilitas dalam Pasar Modal adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana prinsip responsibilitas dalam kerangka Good Corporate

Governance?

2. Bagaimana penerapan prinsip responsibilitas dalam pengelolaan perusahaan

publik ?

3. Bagaimana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (Corporate Social

 Responsibility) Perusahaan Publik/Emiten dalam Pasar Modal.

C.  Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan utama penulisan ini adalah untuk memenuhi syarat

mendapatkan gelar sarjana hukum. Namun berdasarkan permasalahan yang telah

dikemukakan di atas, maka tujuan lain yang hendak dicapai dalam penulisan ini

adalah :

1. Untuk mengetahui prinsip responsibilitas dalam kerangka Good Corporate

Governance. 

2. Untuk mengetahui pengaturan hukum penerapan responsibilitas dalam

pengelolaan perusahaan publik dan kaitannya dengan prinsip responsibilitas.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 12/21

 

23

3. Untuk mengetahui konsep dan pengaturan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan/(Corporate Social Responsibility) Perusahaan Publik dalam pasar

modal.

Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Secara teoritis, melalui penulisan skripsi ini dapat menjadi sumbangsih bagi

ilmu pengetahuan khususnya mengenai Prinsip Responsibilitas dan sekaligus

memperkaya serta menambah wawasan ilmiah baik dalam tulisan ini maupun

dalam bidang lainnya.

2. Secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran bagi pembaca kalangan

akademisi, ataupun sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin

membahas mengenai Prinsip Responsibilitas.

D.  Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Prinsip Responsibilitas

dalam Pasar Modal”. Setelah melakukan penelusuran ke perpustakaan fakultas

dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, hal ini belum pernah diangkat

ataupun ditulis, kalaupun ada substansi pembahasannya berbeda dengan

pembahasan yang dipaparkan dalam skripsi ini. Dengan demikian keaslian

penulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis

menyusun skripsi ini melalui referensi buku-buku, media cetak dan elektronik dan

bantuan dari berbagai pihak. 

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 13/21

 

24

E.  Tinjauan Kepustakaan

Good Corporate Governance (GCG) menjadi pedoman perusahaan-

perusahaan pada dewasa ini dalam pengelolaan dan manajemen perusahaan.

Istilah corporate governance juga sering digunakan untuk menyebut Good 

Corporate Governance (GCG). Pengertian Good Corporate Governance (GCG) 

menurut World Bank , merupakan kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah

yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan

bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara

keseluruhan.29

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) tidak hanya dalam

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang

No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Undang-Undang No. 19

Tahun 2003 tentang BUMN tetapi ada dalam pasar modal di mana Undang-

Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga mengakomodasi prinsip-

Salah satu prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah

prinsip responsibility atau prinsip responsibilitas (tanggung jawab) yaitu

tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholders baik  stakeholders internal

maupun terhadap stakeholders eksternal. Selain itu prinsip responsibilitas ini juga

berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan serta

kepatuhan perusahaaan terhadap hukum.

29

  http://www.hupelita.com/baca.php?id=40253, Edisi Jum'at , diakses tanggal 24September 2010. 

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 14/21

 

25

prinsip Good Corporate Governance (GCG) untuk melindungi investor dan

pemegang saham publik.

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam

pasar modal juga termasuk penerapan prinsip responsibilitas oleh perusahaan

publik/emiten baik yang berbentuk BUMN maupun yang non-BUMN. Perusahaan

publik dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas disebut perseroan publik. Perseroan Publik menurut Pasal 1

angka 8 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah 

perseroan yang telah memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal yang

disetor sesuai dengan ketentuan peraturan. Perseroan Terbuka menurut Pasal 1

angka 7 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah

perseroan publik atau perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Yang

melakukan penawaran umum di pasar modal hanya emiten. Emiten menurut Pasal

1 angka 6 Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak 

yang melakukan penawaran umum.

Salah satu penerapan prinsip responsibilitas oleh perusahaan publik/ 

emiten dalam pasar modal adalah pelaksanaan tanggung jawab sosial dan

lingkungan/ Corporate Social Responsibility (CSR) selain kepatuhan perusahaan

publik/emiten terhadap hukum dalam pengelolaan perusahaan publik/emiten. Jadi

penerapan prinsip responsibiltas yang merupakan salah satu prinsip Good 

Corporate Governance (GCG) tidak hanya melindungi investor dan pemegang

saham publik tetapi juga melindungi masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 15/21

 

26

Corporate Social Responsibility  /CSR adalah suatu konsep di mana

organisasi–organisasi, terutama perusahaan-perusahaaan memiliki satu tanggung

 jawab untuk memperhatikan kepentingan-kepentingan dari para konsumen, para

karyawan, pemegang saham, masyarakat sekitar, dan kepedulian lingkungan

hidup pada semua aspek kegiatan perusahaan mereka. Tanggung jawab ini

memperluas melebihi ketentuan tanggung jawab mereka untuk menuruti peraturan

perundang-undangan.30

Maka corporate Social Responsibility  /CSR sangat berhubungan dengan

prinsip sustainnable development  (pembangunan berkelanjutan), di mana

berpendapat bahwa perusahaan harus membuat keputusan berdasarkan tidak saja

pada faktor finansial seperti keuntungan atau keuntungan saham, tetapi juga

berdasarakn pada konsekuensi sosial dan lingkungan baik jangka pendek maupun

 jangka panjang dari aktivitas-aktivitas mereka.

Definisi Corporate Social Responsibility  /CSR menurut Magnan & Ferrel

(2004) adalah “ A business acts ini socially responsible manner when its decision

and account for and balance diverse stakeholder interest ”. Defenisi ini

menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap

kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan

tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial

bertanggung jawab.31

 30

http://id.wikipedia.org/wiki/ Corporate Social Responsibility, diakses tanggal 3 Mei

2007.31

A. B. Susanto, Corporate Social Responsibility, (Jakarta : The Jakarta ConsultingGroup, 2007), hlm 21.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 16/21

 

27

Sedangkan, Schermerhorn memberikan defenisi Corporate Social

 Responsibility  /(CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertidak 

dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan

kepentingan publik eksternal.32

Jadi, Corporate Social Responsibility  /CSR adalah suatu atau sebuah

pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam

operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku

kepentingan (stakeholders) berdasarkan kesukarelaan dan kemitraan.

 

33

 

F.  Metode Penulisan

Dalam setiap usaha penulisan haruslah menggunakan metode penulisan yang

sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh

penulis dapat diuraikan sebagai berikut : 

a.  Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan

permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian yang

dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang

menganalisa hukum yang positif yang tertulis. Penelitian hukum normatif 

merupakan penilaian kepustakaan, yaitu disini peneliti melakukan penelitian

32John R. Schermerhorn,  Management for Productivity (New York: John Wiley &

Son, 1993), hal 42.33

Mu’ man Nuryana, “Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan”, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri,Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang 5 Desember 2005.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 17/21

 

28

terhadap data sekunder. Pada penelitian hukum normatif, sering kali hukum

dikonsepsikan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangn

atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan

berperilaku manusia yang dianggap pantas.

b. Sifat Penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan

menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau

kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk 

menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain

dalam masyarakat. Penelitian ini kadang-kadang berawal dari hipotesis, tetapi

dapat juga tidak bertolak dari hipotesis, dapat membentuk teori-teori baru atau

memperkuat teori yang sudah ada. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

terdiri atas satu variabel atau lebih dari satu variabel, namun variabel tersebut

tidak saling bersinggungan. 

c.  Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan yuridis-normatif. Pendekatan

penelitian yuridis-normatif adalah penelitian yang dilakukan terhadap data

sekunder. yang berkaitan dengan permasalahan yang diuraikan dalam skripsi

ini.

d. Sumber data

Data sekunder yang digunakan meliputi:

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 18/21

 

29

1.  Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan penerapan prinsip

responsibilitas dalam pasar modal dan Corporate Social Responsibility /CSR

antara lain Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan

Undang – Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Undang-Undang No.

8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan

lainnya yang terkait.

2.  Bahan hukum sekunder yaitu, bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum berupa

buku-buku, pendapat-pendapat sarjana, yang berhubungan dengan

pembahasan skripsi ini.

3.  Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum

primer dan/ atau bahan hukum sekunder yakni, kamus hukum dan Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

e.  Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan ini, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

penelitian kepustakaan (library research) yang merupakan pengumpulan data-

data yang dilakukan melalui literatur atau dari sumber bacaan berupa buku-

buku, peraturan perundang-undangan dan bahan bacaan lain yang terkait

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 19/21

 

30

dengan penulisan skripsi ini untuk digunakan sebagai dasar ilmiah dalam

pembahasan materi. 

f.  Analisis data

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk ke dalam

penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya merupakan

kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas.

Analisis data dilakukan dengan: 

1.  Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti.

2.  Memilah kaidah-kaidah hukum yang sesuai dengan penelitian

3.  Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep dan

pasal-pasal yang ada.

4.  Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kwalitatif.

G.  Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka penulisan dan pembahasannya

harus dilakukan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka

diperlukan adanya sitematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per

bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

adalah :

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 20/21

 

31

BAB I  :  PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain memuat

latar belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan,

keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II : PRINSIP RESPONSIBILITAS DALAM KERANGKA GOOD

CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

Bab ini menjabarkan pengertian, latar belakang, konsep dan

pengaturan Good Corporate Governance (GCG). Selain itu bab ini

  juga menjabarkan penerapan Good Corporate Governance (GCG)

dalam pasar modal. Bab ini juga membahas pertanggungjawaban

(responsibilitas) perusahaan publik dalam menjalankan keterbukaan

informasi kepada investor dan publik serta dijabarkan juga

pelanggaran prinsip pertanggungjawaban (responsibilitas) perusahaan

publik yang mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk pelanggaran

dalam pasar modal.

BAB III : PENERAPAN PRINSIP RESPONSIBILITAS DALAM

PENGELOLAAN PERUSAHAAN PUBLIK

Bab ini membahas pengaturan hukum dalam pengelolaan perusahaan

Publik dan kaitannya dengan prinsip responsibilitas. Bab ini juga

membahas kepatuhan perusahaan publik dalam menjalankan prinsip

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter Ie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ie 21/21

 

32

responsibilitas menurut peraturan perundang–undangan yang

berlaku.

BAB IV : TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PERUSAHAAN

PUBLIK DALAM PASAR MODAL

Bab ini membahas tentang latar belakang, konsep, dan pengaturan

Tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) dalam perundang-

undangan di Indonesia. Selain itu Bab ini juga membahas standarisasi

dan implementasi tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR)

Perusahaan Publik.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini sebagai bab

penutup yang berisi kesimpulan dan saran mengenai pembahasan

penulisan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara