chairul lutfi nim 10220005 - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/360/1/10220005...

18
i KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL (BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012 SKRIPSI Oleh: CHAIRUL LUTFI NIM 10220005 JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2014

Upload: hahanh

Post on 17-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL

(BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI

SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012

SKRIPSI

Oleh:

CHAIRUL LUTFI

NIM 10220005

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2014

ii

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL

(BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI

SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012

SKRIPSI

Oleh:

CHAIRUL LUTFI NIM 10220005

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2014

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Demi Allah,

Dengan kesadaran dan rasa tanggungjawab terhadap pengembangan keilmuan,

penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL

(BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI

SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012

benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau

memindahkan data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skrispi ini

ada kesamaan baik isi, logika, maupun datanya, secara keseluruhan atau sebagian,

maka skripsi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya secara otomatis batal demi

hukum.

Malang, 22 Maret 2014

Penulis,

Chairul Lutfi

NIM 10220005

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Chairul Lutfi, NIM: 10220005,

Jurusan Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang dengan judul:

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL

(BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI

SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012

Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat

ilmiah untuk diajukan dan diuji pada majelis dewan penguji.

Malang, 22 Maret 2014

Mengetahui

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing,

Hukum Bisnis Syariah,

Dr. M. Nur Yasin,M.Ag. Dr. M. Nur Yasin,M.Ag.

NIP196910241995031003 NIP196910241995031003

v

PENGESAHAN SKRIPSI

Dewan penguji skripsi saudara Chairul Lutfi, NIM 10220005, mahasiswa Jurusan

Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang angkatan 2010, dengan judul:

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL

(BASYARNAS) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI

SYARIAH PASCA PUTUSAN MK NO. 93/PUU-X/2012

Telah dinyatakan lulus dengan nilai A (cumlaude)

Dewan Penguji:

1. Dr. H. Mujaid Kumkelo, MH

NIP 19740619 200003 1 001

(_____________________)

Penguji Utama

2. Dra. Jundiani, SH., M.Hum

NIP 19650904 199903 2 001

(_____________________)

Ketua

3. Dr. M. Nur Yasin, M.Ag.

NIP196910241995031003

(_____________________)

Sekretaris

Malang, 24 April 2014

Dekan,

Dr. H. Roibin, M.HI

NIP 19681218 199903 1 002

vi

MOTO

بينهما فبعثوا حكما من أهلهوإن خفتم شقاق إن يريدا إصال حا يوفق بينهما إن اوحكما من أهله

هللا كان عليما خبريا

“Dan jika kamu khawatir persengketaan antara

keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga

laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.

Jika keduanya bermaksud mengadakan perbaikan,

niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal.”1

1 QS. an-Nisa‟ (4) : 35

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil„alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kewenangan Badan

Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) Terhadap Penyelesaian

Sengketa Ekonomi Syariah Pasca Putusan MK No. 93/PUU-X/2012” dapat

diselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tetap ditujukan kepada sang revolusioner

sejati yang telah mengubah alam kebodohan dengan alam yang penuh dengan

ilmu pengetahuan, yaitu Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,

dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita tergolong orang-orang

yang beriman dan mendapatkan syafaat dari beliau di akhir kelak. Amin.

Sebuah anugerah dan berkah bagi penulis atas terselesainya skripsi ini

yang tidak terlepas dari segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun

pengarahan dan hasil diskusi dari berbagai pihak dalam proses penulisan skripsi

ini. Oleh karenanya penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga

kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Roibin, M.HI., selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

viii

3. Dr. M. Nur Yasin, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariah dan

dosen pembimbing peneliti di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Dr. H. Abbas Arfan Lc., MH. selaku dosen wali peneliti di Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Segenap para dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang, yang telah membina, mendidik dan memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis, untuk dijadikan bekal dimasa

depan.

6. Seluruh guru-guru yang telah berjasa memberikan arahan dan bimbingan

kepada Penulis selama di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi‟iyah Sukorejo

Situbondo khususnya Pengasuh Pondok Pesantren As-Salam Bindung

KHR. A. Tsabit Toha yang telah berjasa memberi motivasi dan bimbingan

yang luar biasa

7. Untuk Guru sekaligus Bapak yang paling berjasa selama penulis berada di

Malang Bapak Abdul Qadir Amir Hartono, SE., SH.,MH. Yang sangat

membantu dalam menempuh pendidikan maupun pesan moral untuk terus

berpacu menjadi manusia yang berguna, berilmu dan beramal

8. Kedua orang tua tercinta H. Muh. Husin dan Hj. Khusnul Khotimah yang

senantiasa memberikan suntikan motivasi dan mendorong Penulis untuk

istiqamah belajar menempuh pendidikan di perguruan tinggi serta kakak

saya yang saya banggakan Chairul Umam, A.Md., Al-Hafidz dan kedua

adik perempuan Ika Yuliani dan Siti Madinatul Munawwarah

ix

9. Untuk seseorang yang saya cintai sepenuh hati, pendamping wisuda dan

pendamping hidup Bintan Dzumirroh Ariny yang telah memberikan

banyak arti untuk menjadi lebih baik sekarang dan untuk masa yang akan

datang

10. Spesial kepada seluruh Sahabat-Sahabati Pergerakan di PMII Rayon

“Radikal” Al-Faruq Komisariat Sunan Ampel Malang dan Para Pendiri

dan kader PMII Komisariat Raden Paku STIH “Sunan Giri” Malang

11. Sahabat-Sahabat terbaik penghuni padepokan Areng-Areng, Sahabat A.

Farroh Hasan, M.Si., Sahabat M. Faiq M., S.HI., Al Hafidz, Sahabat Indra

Juliansyah, S.HI., Sahabat Imam Tabrani, S.HI., Sahabat Hasbil Ma‟ani,

12. Saudara-Saudari di Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (KBMB) UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang bersama kalian meraih mimpi

13. Gus dan Ning di Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kajian, Penelitian

dan Pengembangan Mahasiswa (UKM LKP2M) di kedai sinau kita belajar

bersama dan menempa potensi untuk selalalu berprestasi

14. Para Pendiri dan kader Sharia Lawyers Club (SLC) UIN Maliki Malang

tempat berproses menjadi akademisi dan praktisi hukum yang

transformative-integratif

15. Seluruh alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi‟iyah Sukorejo

Situbondo di Ikatan Mahasiswa Alumni Salafiyah Syafi‟iyah (IKMASS)

Malang

16. Dulur-dulur Banyuwangi di Forum Komunikasi Mahasiswa Banyuwangi

(FKMB) UIN Maliki Malang dan PELANGI se-Malang Raya

x

17. Segenap teman-teman Fakultas Syariah angkatan 2010, terutama teman-

teman Jurusan HBS yang tegabung di Ikatan Mahasiswa Hukum Bisnis

Syariah (IMHBS) UIN Maliki Malang yang tidak mungkin tersebutkan

satu persatu. Banyak hal yang saya pelajari dalam kebersamaan kita.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Dengan selesainya penulisan karya ilmiah yang berupa skripsi ini, penulis

menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang ada didalamnya,

oleh karena itu, saran, kritikan dan masukan yang sifatnya membangun sangat

diperlukan dalam penulisan karya ilmiah ini, demi perbaikan dan kesempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, dan semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan bagi siapapun

yang mengkaji dan mempelajarinya.

Malang, 22 Maret 2014

Penulis,

Chairul Lutfi

NIM 10220005

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Dalam karya ilmiah ini, terdapat beberapa istilah atau kalimat yang berasal

dari bahasa arab, namun ditulis dalam bahasa latin. Adapun penulisannya

berdasarkan kaidah berikut2:

A. Konsonan

dl = ض tidakdilambangkan = ا

th = ط b = ب

dh = ظ t = ث

(komamenghadapkeatas) „ = ع ts = ث

gh = غ j = ج

f = ف h = ح

q = ق kh = خ

k = ك d = د

l = ل dz = ذ

m = م r = ر

n = ن z = ز

w = و s = س

h = ه sy = ش

y = ي sh = ص

2Berdasarkan Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syariah. Tim Dosen Fakultas

Syariah UIN Maliki Malang, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah( Malang: FakultasSyariah UIN

Maliki, 2012), h. 73-76

xii

Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak

di awal kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak

dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka

dilambangkan dengan tanda koma („) untuk mengganti lambang “ع”

B. Vocal, Panjang dan Diftong

Vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah

dengan “u”. sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara

berikut:

Vokal (a) panjang= , misalnya قال menjadi q la

Vokal(i) panjang= , misalnya قيل menjadi q la

Vokal(u) panjang= .misalnya دون menjadi d na

Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan

dengan “ ”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat

menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga dengan suara diftong,

wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan

contoh berikut:

Diftong (aw) = ىو misalnya قول menjadi qawlun

Diftong (ay) = ىبى misalnyaخير menjadi khayrun

C. Ta’Marb thah (ة)

Ta‟ Marb thah (ة) ditransliterasikan dengan “ ” jika berada di

tengah kalimat, tetapi apabila ta‟ marb thah tersebut berada di akhir

kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya

xiii

menjadi al-risala الرسالت للمدرست li al-mudarrisah,atau apabila berada

ditengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf

ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakant yang disambungkan

dengan kalimat berikutnya.

D. Kata Sandang dan lafdh al-Jal lah

Kata sandang berupa “al” (ال) ditulis dengan huruf kecil, kecuali

terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jal lah yang berada

di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.

E. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan

Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus

ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut

merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah

terindonesiakan, tidak perlu ditulis dengan menggunakan sistem

transliterasi.

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

E. Metode Penelitian ....................................................................... 10

F. Penelitian Terdahulu ................................................................... 15

G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 30

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 32

A. Pengertian Kewenangan ............................................................. 32

B. Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) .................. 34

1. Pengertian Arbitrase ............................................................... 34

2. Sejarah Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) 36

3. Dasar Hukum Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) .................................................................... 39

4. Kewenangan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) .................................................................... 42

C. Sengketa Ekonomi Syariah ......................................................... 44

xv

D. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU- X/2012 ........... 48

BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................ 53

A. Kewenangan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) Terhadap Penyelesaian Sengketa Ekonomi

Syariah Sebelum Putusan MK No. 93/PUU-X/2012 .................. 53

B. Kewenangan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) Terhadap Penyelesaian Sengketa Ekonomi

Syariah Pasca Putusan MK No. 93/PUU-X/2012 ....................... 61

C. Kelebihan dan Kekurangan Kewenangan Badan Arbitrase

Syariah Nasional (BASYARNAS) Terhadap Penyelesaian

Sengketa Ekonomi Syariah Sebelum Putusan MK

No. 93/PUU-X/2012 ................................................................... 67

1. Kelebihan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) .................................................................... 67

2. Kekuarangan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) ..................................................................... 69

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 72

A. Kesimpulan ................................................................................. 72

B. Saran ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 81

xvi

ABSTRAK

Chairul Lutfi, 10220005, 2014. Kewenangan Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) Terhadap Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Pasca

Putusan MK No. 93/PUU-X/2012. .Skripsi Jurusan Hukum Bisnis Syariah,

Fakultas Syariah,Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing: Dr. M. Nur Yasin, M.Ag.

Kata Kunci: Basyarnas, Sengketa Ekonomi Syariah, Putusan MK

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama terkait

kewenangan dalam menyelesaikan sengketa ekonomi syariah bertentangan dengan

Pasal 55 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 yang mengandung ketidakjelasan

hukum. Dalam Pasal 55 ayat (1) dan ayat (2)-nya dinilai kontradiktif karena ayat

(1) secara tegas mengatur jika terjadi sengketa dalam praktik perbankan syariah

merupakan kewenangan pengadilan agama. Sementara ayat (2) membuka ruang

para pihak yang terikat akad untuk memilih peradilan manapun jika terjadi

sengketa praktik perbankan syariah. Hal ini dinilai menimbulkan ketidakpastian

hukum yang bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.

Fokus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kewenangan Badan

Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) terhadap penyelesaian sengketa

ekonomi syariah sebelum dan pasca putusan MK No. 93/PUU-X/2012 serta untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan kewenangan Badan Arbitrase Syariah

Nasional (BASYARNAS) terhadap penyelesaian sengketa ekonomi syariah pasca

putusan MK No. 93/PUU-X/2012.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum normatif dengan

menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach). Sedangkan

bahan data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

Metode pengumpulan bahan hukum dengan Penentuan Bahan Hukum, Pengkajian

Bahan Hukum dan Inventarisasi Bahan Hukum.

Penyelesaian sengketa melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) harus sebelumnya memiliki kesepakatan tertulis yang dituangkan

dalam bentuk akad dan ketentuan yang diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Pasal 49 huruf (i) Undang-

Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan terhadap Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang memberikan tugas dan kewenangan

kepada pengadilan di lingkungan Peradilan Agama untuk menyelesaikan sengketa

ekonomi syariah dan jika sudah ditentukan klausul arbitrase, maka kewenangan

untuk menyelesaikan sengketa kepada BASYARNAS. Penyelesaian sengketa

ekonomi syariah pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012

memberikan kewenangan kepada BASYARNAS untuk menangani kasus tentang

sengketa ekonomi syariah. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui

BASYRNAS merupakan upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang

dapat dibenarkan berdasarkan asas musyawarah, dengan syarat tidak melanggar

ketentuan undang-undang dan sejalan dengan ketentuan syariah. Selain itu

BASYARNAS juga memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap penyelesaian

sengketa ekonomi syariah.

xvii

ABSTRACT

Chairul Lutfi, Student ID Number 10220005, 2014. Authority of National Sharia

Arbitration (BASYARNAS) to Sharia Economic Dispute

Resolution after the Constitutional Court Decision Number:

93/PUU-X/2012. Thesis. Sharia Business Law Department, Sharia

Faculty, the State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim of

Malang. Supervisor: Dr. M. Nur Yasin, M.Ag.

Key Words: BASYARNAS, Sharia Economic Dispute, the Constitutional

Court Decision.

Law No. 3 of 2006 on the Authority of Religious Courts to resolve

disputes related to Islamic economics is contrary to Article 55 of Law No. 21 of

2008 which contains a legal ambiguity. In Article 55 paragraph (1) and (2) the

assessed contradictory because of verse (1) is firmly set in the event of a dispute

in the practice of Islamic banking is the authority of religious courts. While verse

(2) open space contract bound the parties to choose any justice in the event of a

dispute Islamic banking practices. It is considered legal uncertainty which is

contrary to Article 28D verses (1) of the 1945 Constitution.

The aim of this research is to determine the authority of the National

Sharia Arbitration (BASYARNAS) to the Islamic economic dispute resolution

before and after the Constitutional Court decision No.93/PUU-X/2012 and to

know the advantages and disadvantages of the authority of the National Sharia

Arbitration (BASYARNAS) on Islamic economic dispute resolution after the

Constitutional Court decision No. 93/PUU-X/2012.

This research includes the study of law with the normative approach law

(statute approach). While the material data used are primary legal materials,

secondary and tertiary. Methods of collection of legal materials are with Legal

Material Determination, Legal Material Assessment and Inventory Legal

Materials.

Dispute resolution through National Sharia Arbitration ( BASYARNAS )

must previously have a written agreement set forth in the form of contract and

conditions set forth in Article 55 of Law Number 21 Year 2008 on Islamic

Banking and Article 49 subparagraph ( i ) of Act No. 3 of 2006 on Amendments

to Law No. 7 of 1989 about religious court which gives the duties and authority of

the courts in the Religious Courts to resolve economic disputes and if it is

determined sharia arbitration clause, the authority to resolve the dispute to

BASYARNAS. Islamic economic dispute resolution after the Constitutional

Court's decision to authorizes BASYARNAS 93/PUU-X/2012 to deal with cases

of economic disputes sharia. Islamic economic dispute resolution through

mediation BASYRNAS an out of court can be justified based on the principle of

consensus, the condition does not violate the provisions of the law and in

accordance with the provisions of the Shariah. In addition BASYARNAS also

have advantages and disadvantages against sharia economic dispute resolution.

xviii

ملخص البحثتحكيم الشرعي الوطين الهيئة سلطة. 0052، 50000001خري اللطفي، رقم التسجيل

(BASYARNAS) ك ة الدستور ة رقم احملبعد قضية على حتليل النزاع اإلقتصادي الشرعي59/PUU-X/0050 قتصادي الشرعي، يف اجلامعة احلكم اال. حبث جامعي. كلية الشر عة، قسم

ة موالنا مالك إبراهيم ماالنج. املشرف: الدكتور حم د نور س، املاجستري.اإلسالمية احلكومي ك ة الدستور ة احمل، النزعة اإلقتصاد ة الشرعية، قضية BASYARNAS: الكل ات الرئيسية

بسلطة يف القضاء على النزاع االقتصادي احملك ة الد نية عن 2003سنة 3القانون رقم ألن. الذي حيتوي على الغ وض احلك ي 0004سنة 05ن رقم القانو 11فصل الشرعي خيالف

بني أن السلطة لل حك ة الد نية يف القضاء على النزاع االقتصاد ة الشرعية، و 5ا ة 11فصل بني أن ال سلطة هلا فيها، بل خيريان بني احملك ة الد نية و غري احملك ة 0ا ة 11لكن فصل

القانون اساسي 5ا ة 04Dفصل احلك ي الذي خيالف الد نية. و هذا ؤدي إىل الغ وض5521.

هذا البحث رتكز على معرفة سلطة هيئة التحكيم الشرعي يف القضاء على النزاع مميزات معرفة و قبله، و PUU-X/0050-/59رقم االقتصادي الشرعي بعد قرار احملك ة الدستور ة .ى النزاع االقتصادي الشرعيهيئة التحكيم الشرعي و مآخزها يف القضاء عل

أما البيانات املستخدمة و . (statute approach )نهج القانوياملب مكتيبهذا البحث تعيني مادة احلكم، و ف ن احلكم أما تقنية مجع املاداتالثالث. و اجليوجلي الرئيسية و العصرف

. مطالقها و إحصائها

ي احلكومي ال بد أن كون له العهد املتفق القضاء على النزاع من هيئة التحكيم الشرعبنك الشرعي العن 0004سنة 05القانون رقم 11فصل عليه بالكتاب و وافق القرار املوجود يف

احملك ة عن 5545سنة 3عن تغيري القانون رقم 0002سنة 9القانون رقم iحرف 25و فصل اع االقتصادي نز على ال اءقضلك ة الد نية لاحمل حك ة يف بيئة لل السلطةتعطي وظيفة و الد نية اليت

فلهيئة PUU-X/ 0050/59رقم أما القضاء على النزاع بعد قرار احملك ة الدستور ة. و الشرعيإن القضاء عل النزاع االقتصادي الشرعي من طر ق هيئة التحكيم .التحكيم االقتصادي الشرعي

دم املخالف لل بادئ الشرعية. و اهليئة صحيح و منجز على أساس املشاورة بشرط عالشرعي التحكيم الشرعى مزا ا و مآخر يف القضاء على النزاع االقتصادي الشرعي.