cerpen pendek

7
Lihatlah Dirimu Sendiri " Dibeli - Dibeli Ibu, Bapak, teman - teman donatnya " Ucap Hana deny an lantang dan tentu saja dengan senyuman. ternyata Hana sedang berjualan di bazar sekolah. Tiba -tiba Sisi,murid yang selalu mengatakan bahwa ayahnya seorang dokter. Datang dan langsung berkata dengan nada sombong " haha .. Lagi jualan na ? jualan apa ? " . Hana menjawab dengan sabar " Donat. Kamu mau beli ? Ada promo lho .. Beli 2 dapat 1 lagi gratis" " tidak, terima kasih. Aku kurang suka donat pinggiran .. Aku hanyal makan donat di toko donat ternama " balas Sisi dengan nada lebih sombong lagi. Bazar selesai Hana-pun segera pulang. Sepilang dari Bazar Hana langsung mandi dan membeli bahan - bahan untuk membuat donat untuk membuat donat yang setelah itu dijual. Di tengah pasar Hana mencari penjual bahan - bahan kue tetapi ada kejutan di pasar yaitu .. Hana bertemu dengan Sisi ! Disana Sisi menjual plastik - plastik . Hana-pun menghampiri Sisi dan berkata " hai Sisi Boleh beli plastik bening 1 tidak ? Sebab aku lupa membawa plastik bening " . Sisi melihat wajah pembelinya. Sisi terkejut dan dia segera meminta maaf karena sudah mengejek Hana dan segera mengambilkan plastik yang Hana inginkan dan tentu saja setelah itu Hana membayar plastiknya. Dan Sisi-pun tidak mengejek Hana lagi.

Upload: dhedhe-triaztika

Post on 31-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cerpen

TRANSCRIPT

Page 1: CERPEN PENDEK

Lihatlah Dirimu Sendiri

" Dibeli - Dibeli Ibu, Bapak, teman - teman donatnya " Ucap Hana deny an lantang dan tentu saja dengan senyuman. ternyata Hana sedang berjualan di bazar sekolah. Tiba -tiba Sisi,murid yang selalu mengatakan bahwa ayahnya seorang dokter. Datang dan langsung berkata dengan nada sombong " haha .. Lagi jualan na ? jualan apa ? " . Hana menjawab dengan sabar " Donat. Kamu mau beli ? Ada promo lho .. Beli 2 dapat 1 lagi gratis" " tidak, terima kasih. Aku kurang suka donat pinggiran .. Aku hanyal makan donat di toko donat ternama " balas Sisi dengan nada lebih sombong lagi. Bazar selesai Hana-pun segera pulang.

Sepilang dari Bazar Hana langsung mandi dan membeli bahan - bahan untuk membuat donat untuk membuat donat yang setelah itu dijual. Di tengah pasar Hana mencari penjual bahan - bahan kue tetapi ada kejutan di pasar yaitu .. Hana bertemu dengan Sisi ! Disana Sisi menjual plastik - plastik . Hana-pun menghampiri Sisi dan berkata " hai Sisi Boleh beli plastik bening 1 tidak ? Sebab aku lupa membawa plastik bening " . Sisi melihat wajah pembelinya. Sisi terkejut dan dia segera meminta maaf karena sudah mengejek Hana dan segera mengambilkan plastik yang Hana inginkan dan tentu saja setelah itu Hana membayar plastiknya. Dan Sisi-pun tidak mengejek Hana lagi.

Page 2: CERPEN PENDEK

Mili dan Kolam permintaan

Mili dan Kolam Permintaan karya : Pocut Shafira Putri Aurora Hei namaku Mili. Sekarang aku duduk di kelas 3 SD. Aku tidak terlalu pandai dalam pelajaran matematika. Bukannya aku sombong tetapi memang nilaiku di atas rata rata kelas kecuali pelajaran metematika. Kadang nilai metematikaku pas sekali dengan KKM dan kadang hanya lebih beberapa angka. Itulah yang membuatku selalu ranking 3. tetapi aku tetap bersyukur karena selalu masuk 3 besar. Pada saat istirahat aku lihat semua anak perempuan berkumpul di depan kelas. Aku pun ikut berkumpul bersama yang lain. Ternyata temanku yang bernama Lily bercerita tentang kolam permintaan. Aku mendengar baik - baik apa yang dikatakan Lily. Aku sangat takjub ketika mendengar cerita Lily tentang seseorang bernama Lala belemparkan koin ke kolam permintaan serta menyebutkan permintaannya yaitu nilai ujiannya selalu bagus dan benar nilainya selalu bagus. Lily juga berkata kolam permintaan itu berada di jalan Raya Jakarta. Nah jalan Raya Jakarta ini dekat dengan rumahku. Sepertinya nanti sore aku akan pergi kesana. "Assalamualaikum.." ucapku didepan pintu gerbang rumahku sepulang sekolah "Waalaikumsalam" ucap mama sambil membuka pintu gerbang. "Ma nanti aku keluar rumah dulu ya sehabis mandi" ucapku sangat bersemangat "Boleh tapi kamu mau kemana li ?" tanya mama. "Ke kolam permintaan ma .. cuma butuh 1 keping koin kok" ucapku sambil mengedipkan sebelah mata. " ,e,eamg apa permintaanmu ? "Aku ingin nilai matematikaku selalu bagus .. besok kan juga ada tes matematika" ucapku agak santai "Ok tapi ingat dirumah ini ada peraturan 'selalu belajar pelajaran setiap sore - malam khususnya yang menjadi materi ulangan di esok hari '" ucap mama sambil berjalan menuju pintu rumah. "Ok ma .." ucapku Aku sudah sampai di kolam permintaan aku siapkan koin serta segera mengatakan permintaanku dan aku lemparkan koinku. Aku sangat senang aku segera pulang ke rumah sengan senyuman senang Sesampainya di rumah mama menyuruhku duduk di meja belajarku dan membaca buku catatan mengerjakan soal matematika sebenarnya ini yang kusebut belajar. Kegiatan ini ku jalani dengan sungguh sungguh. Aku belajar matematika sampai malam tetapi aku tetap senang Hari ini hari bersejarah bagiku karena aku akan mengahadapi ulangan matematika. walau pun itu hanya mengulang tetapi di matematika itu perlu ketelitian. Pak Tono memasuki kelas dan mengucapkan salam lalu membahas sedikit materi matematika setelah itu membagikan soal tes. Jantungku berdetak kencang. Kubaca doa dan segera mengerjakan soal. Semua soal kukerjakan dengan teliti. Ketika ku sudah selesai kuhitung ulang hasil jawaban ulangan matematikaku. walau aku aku mengumpulkan paling terakhir tetapi yang penting semuanya betul. Lalu Pak Tono mengatakan bahwa ia akan membagikan hasil nilai matematika besok. Jantung ku semakin berdetak kencang karena besok matematika adalah pelajaran pada jam pertama. Sudah lama kumenunggu saat - saat ini. Hari ini dibagikan hasil nilai tes matematika. Pak Tono memasuki kelas jantung berdetak kencang lagi. Murid - murid yang piket ditugaskan untuk membagikan hasil tes matematika oleh Pak Tono. Kebetulan Lily mendapat giliran piket dia membagikan nilai ulangan matematikaku. Dia mendekatiku dan membisikiku " Nilaimu hebat " lalu dia memberikanku nilai matematikaku dan ternyata nilaiku adalah .. sembilan koma sembilan (9,9) aku hanya salah satu soal setelah ku lihat .. jawabanku tidak salah. Aku mengatakan hal itu pada Pak Tono dan Pak Tono menjawab "Oh ya li maaf ya.. jawabanmu itu benar bapak akan segera mengubah nilaimu " ucap Pak Tono aku sangat senang Sesampainya di rumah aku langsung mengucap salam dan langsung memeluk mama aku mengatakan tentang nilai ulangan matematikaku. Mama sangat senang begitu pula aku dan tiba tiba mama berkata " apa kamu berpikir bahwa ini karena kolam permintaan " "ya" ucapku bersemangat "sebenarnya itu bukan karena kolam permintaan " ucap mama lagi "terus apa ?" tanyaku kebingungan "itu karena kamu belajar dengan sungguh sungguh" ucap mama lagi. Aku memeandang mama dan berkata "terima kasih ya ma sudah mengajariku " ucapku sambil menangis tanda terima kasih serta terharu dengan kebaikan mama mengajariku matematika. "sama sama" ucap mama sambil tersenyum. Hari bersejarah ini tidak akan kulupakan seumur hidupku

Page 3: CERPEN PENDEK

Turutilah Kata Orang Tuamu

        Lily Masih saja cemberut dari kemarin. Lily cemberut karena tidak dibelikan kue stroberi di toko kue dekat rumahnya. " Sudahlah nak kan kamu tidak menyukai kue yang rasanya asam campur manis seperti itu .. " Ucap mama tiba - tiba dari belakang. " tapikan ma .. " ucap Lily memiohon " sudahlah tak usah bakas kue itu karena hari ini mama memasak nasi goreng kesukaan-mu. " baiklah .. " ucap Lily tetapi tetap saja dengan wajah cemberut.        Di meja makan Lily masih saja cemberut padahal ada nasi goreng kesukaannya disana, ibunya, dan ayahnya. Ayah Lily yang melihatnnya langsung berbicara " Sudahlah .. kenapa dari kemarin kamu cemberut rerus Lily .. " Lilypun menjawab "karena tidak dibelikan kue stroberi di toko kue ". "sudahlah Lily kamu pasti tak suka kue itu karena rasanya asam campur manis .. " ucap ayah Lily lagi. "Tapi aku mau kue itu ! " ucap Lily lagi lalu lalu meninggalkan meja makannya dan pergi ke kamar. Padahal masih banyak nasi goreng tersisa di piringnya.       Tiba - tiba Mamanya Lily menemui Lily di kamar dan berbicara " Baiklah Lily Mama membelikan Kue Stroberi itu tapi tapi dengan satu syarat " " Apa itu " Ucap Lily "Kamu Harus menghabiskannya " " Ok " ocap Lily sambil mengedipkan sebelah mata.         Sesudah membeli kue stroberi Mamanya Lily dan Lily pulang ke rumah. sesampainya di rumah. Sesampainya di rumah Lily langsung melahap kue stroberi itu. Baru setengah kue Lily makan tapi ia sudah berhenti padahal ukurannya tidak besar. Mamanya Lily yang melihatnya langsung berkata " Ingat Syaratnya .. ". Lily diam dan berkata " Ma .. ini terlalu manis dan asam " " Nah .. kan sudah mama bilang .. ". Lily cemberut dan meminta maaf. Maka kue yang setengah dimakan Lily itu dimakan Mamanya Lily karena Mubazir bila dibuang.

Page 4: CERPEN PENDEK

Sedih CintaSekitar dua puluh tahun yang lalu, Ami sedang menjalankan semester terakhir dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Ami akan dipersunting oleh seorang pria yang bernama Iman (bukan nama sebenarnya).

Ami dan Iman telah berpacaran selama 7 tahun. Iman merupakan teman SD Ami. Mereka telah kenal selama 14 tahun. Masa 7 tahun adalah masa pertemanan, dan kemudian dilanjutkan ke masa pacaran. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2 minggu ke depan, Ami dan Iman akan melangsungkan ijab kabul.

Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba Ami dikejutkan oleh suatu berita.

Adiknya Iman: Mbak Ami, Mbak Ami. Mas Iman…Mas Iman….kena musibah!Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un…

Saat itu Ami tidak mengetahui musibah apa yang menimpa Iman. Kemudian sang adik melanjutkan beritanya…

Adiknya Iman: Mas Iman…kecelakaan…dan..meninggal…Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un…

…dan Ami kemudian pingsan…

Setelah bangun, Ami dihadapkan oleh mayat tunangannya. Ami yang shock berat tak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.

Ketika memandikan jenazahnya, Amit terdiam. Ami memeluk tubuh Iman yang sudah dingin dengan begitu erat dan tak mau melepaskannya hingga akhirnya orang tua Iman mencoba meminta Ami agar tabah menghadapi semua ini.

Setelah dikuburkan, Ami tetap terdiam. Ia berdoa khusyuk di depan kuburan Iman.

Sampai seminggu ke depan, Ami tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara. Menangis pun tidak. Skripsinya terlantar begitu saja. Orangtua Ami pun semakin cemas melihat sikap anaknya tersebut.

Akhirnya bapaknya Ami memarahi Ami. Sang bapak sengaja menekan anak tersebut supaya ia mengeluarkan air mata. Tentu berat bagi Ami kehilangan orang yang dicintainya, tapi tidak mengeluarkan air mata sama sekali. Rasanya beban Ami belum dikeluarkan.

Setelah dimarahi oleh bapaknya, barulah Ami menangis. Tumpahlah semua kesedihan hatinya. Setidaknya, satu beban telah berkurang.

…tiga bulan kemudian…

Skripsi Ami belum juga kelar. Orangtuanya pun tidak mengharap banyak karena sangat mengerti keadaan Ami. Sepeninggal Iman, Ami masih terus meratapi dan merasa Iman hanya pergi jauh. Nanti juga kembali, pikirnya.

Di dalam wajah sendunya, tiba-tiba ada seorang pria yang tertarik melihat Ami. Satria namanya (bukan nama sebenarnya). Ia tertarik dengan paras Ami yang manis dan pendiam. Satria pun

Page 5: CERPEN PENDEK

mencoba mencaritahu tentang Ami dan ia mendengar kisah Ami lengkap dari teman-temannya.

Setelah mendapatkan berbagai informasi tentang Ami, ia coba mendekati Ami. Ami yang hatinya sudah beku, tidak peduli akan kehadiran Satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon olehnya.

Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Ami sedikit luluh. Ami pun mengajak Satria ke kuburan Iman. Disana Ami meminta Satria minta ijin kepada Iman untuk berhubungan dengan Ami. Satria yang begitu menyayangi Ami menuruti keinginan perempuan itu. Ia pun berdoa serta minta ijin kepada kuburan Iman.

Masa pacaran Ami dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir ke kuburan Iman untuk minta ijin dan memberitahu bahwa hari ini mereka akan pergi kemana. Hal itu terus terjadi berulang-ulang. Tampaknya sampai kapanpun posisi Iman di hati Ami tidak ada yang menggeser. Tetapi Satria pun sangat mengerti hal itu dan tetap rela bersanding disisi Ami, walaupun sebagai orang kedua dihati Ami.

Setahun sudah masa pacaran mereka. Skripsi Ami sudah selesai enam bulan yang lalu dan ia lulus dengan nilai baik. Satria pun memutuskan untuk melamar Ami.

Sebelum melamar Ami, Satria mengunjungi kuburan Iman sendirian. Ini sudah menjadi ritual bagi dirinya. Disana ia mengobrol dengan batu nisan tersebut, membacakan yasin, sekaligus minta ijin untuk melamar Ami. Setelah itu Satria pulang, dan malamnya ia melamar Ami.

Ami tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati Ami masih terkenang sosok Iman. Ami menceritakan bagaimana perasaannya ke Satria dan bagaimana posisi Iman dihatinya. Satria menerima semua itu dengan lapang dada. Baginya, Ami adalah prioritas utamanya. Apapun keinginan Ami, ia akan menuruti semua itu, asalkan Ami bahagia.

Ami pun akhirnya menerima lamaran Satria.

…beberapa bulan setelah menikah…

Di rumah yang damai, terpampang foto perkawinan Ami dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut, ada foto perkawinan Ami ukuran 4R. Foto perkawinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut terpampang wajah Ami dan Iman.

Ya, Ami yang masih terus mencintai Iman mengganti foto pasangan disebelahnya dengan wajah Iman. Foto itupun terletak tak jauh dari foto perkawinan Satria dan Ami. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa yang dibuat oleh Ami. Namun Satria mengijinkan Ami meletakkan foto tersebut tak jauh dari foto perkawinan mereka.

Bagaimanapun Ami tetap akan mencintai Iman sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang memiliki hati sejati. Baginya, cinta sejatinya adalah Ami. Apapun yang Ami lakukan, ia berusaha menerima semua keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu dicemburui dari batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan warramah, hingga saat ini…

Mendengar cerita diatas, terus terang saya merasa sedih, terharu, sekaligus miris. Saya kagum dengan sosok Satria yang ternyata benar-benar mencintai Tante Ami. Saya juga mengerti kepedihan Tante Ami ketika ditinggalkan tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan oleh orang yang sudah membekas dihati.

Page 6: CERPEN PENDEK

Akankah ada pria-pria seperti Satria? Saya harap semoga banyak pria yang akan tetap setia kepada seorang wanita, menerima mereka apa adanya.