cerpen bahasa indonesia

4
Nama : Jauhari Arif Kelas : X-2 CERPEN INDAH PADA WAKTUNYA “ Bunga… kamu mau nggak jadi pacar aku?” Tanya Dion padaku. Membuatku langsung berdiri terpaku. Akhirnya, pernyataan itu keluar juga dari mulut Dion. Jujur aku tak tahu harus jawab apa. Kutolak ataukah ku terima? Kalau aku tolak itu berarti dia adalah orang ketujuh yang telah aku tolak dan aku sakiti. Seandainya yang berkata demikian adalah Bintang tentu aku tidak akan terus melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat kecewa. “aku nggak bisa jawab sekarang. Beri aku waktu satu hari, yang berarti besok,” jawabku akhirnya. Itulah hal yang dapat aku kataka sekarang, tidak kata ya tidak pula kata tidak. Setidaknya, tidak sebelum aku memikirkannya lebih dalam lagi. “ aku akan menunggu jawabannya besok.” dengan senyum tulusnya. Membuat senyuman bersalah terukir di mulutku. Andai aku bilang iya pada cowok sebaik Dion. Huh…. andai dia Bintang, aku tak perlu merasa begini. Aku terduduk di meja belajarku. Menatap dalam fotoku dan Bintang yang kupajang rapi di atas mejaku ini. Ku biarkan pikiran tentangnya tergelar indah di benakku. Mengingat semua masa-masa aku dan Bintang dalam ikatan persahabatan. Ada rasa yang terlebih dahulu menjalar daripada persahabatan itu sendiri di hatiku. Rasa yang diartikan lebih dari sekedar rasa

Upload: zou-harry

Post on 20-Jun-2015

24.572 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cerpen Bebas

TRANSCRIPT

Nama : Jauhari Arif Kelas : X-2

CERPEN

INDAH PADA WAKTUNYA

Bunga kamu mau nggak jadi pacar aku? Tanya Dion padaku. Membuatku langsung berdiri terpaku. Akhirnya, pernyataan itu keluar juga dari mulut Dion. Jujur aku tak tahu harus jawab apa. Kutolak ataukah ku terima? Kalau aku tolak itu berarti dia adalah orang ketujuh yang telah aku tolak d an aku sakiti. Seandainya yang berkata demikian adalah Bintang tentu aku tidak akan terus melihat ekspresi wajah mereka yang terlihat kecewa. aku nggak bisa jawab sekarang. Beri aku waktu satu hari, yang berarti besok, jawabku akhirnya. Itulah hal yang dapat aku kataka sekarang, tida k kata ya tidak pula kata tidak. Setidaknya , tidak sebelu m aku memikirkannya lebih dalam lagi. aku akan menunggu jawabannya besok. dengan senyum tulusnya. Membuat senyuman bersalah terukir di mulutku. Andai aku bil ang iya pada cowok sebaik Dion. Huh . andai dia Bintang, aku tak perlu merasa begini. Aku terduduk di meja belajarku. Men atap dalam fotoku dan Bintang yang kupajang rapi di atas mejaku ini. Ku biarkan pikiran tentangnya tergelar indah di benakku. Mengingat semua masa -masa aku dan Bintang dalam ikatan persahabatan. Ada rasa yang terlebih dahulu menjalar daripada persahabatan itu sendiri di hatiku. Rasa yang diartikan lebih dari sekedar rasa persahabatan. Dan untuk perasaan itulah yang membuat aku terus menunggunya. Menunggu pernyataan itu terurai dari mulutnya dan meminta status persahabatan menjadi pacaran. Tapi sampai kapan ia harus menunggu satu kata cinta darinya? Satu hari? Satu minggu? Atau haruskah menunggu satu tahun

lagi? Atau malah mungkin tidak sama sekali. Bintang Bintang kenapa kamu terus -terusan ada di pikiranku. Padahal banyak cowok -cowok yang selama in pernah m enyatakan perasaannya bisa dikatakan lebih darinya. Kenapa semua kekurangannya seakan -akn membentuknya menjadi pribadi yang berbeda bagiku? Lalu bagaimana dengan Dion teman sekelasku yang baik itu? Menolak dan tetap menunggu Bintang atau malah menerimanya dan melupakan perasaanku terhadap Bintang? Aku pun mengambil HP -ku yang tergeletak di sampingku. Setidaknya aku mau tau bagaiman a sebenarnya perasaan dia terhadapku. Apakah aku harus menunggunya datang dengan membawa cewek yang telah diakuinya sebagai paca r? Hai. Bin . Lagi ngapain? dikirim ke Bintang. lagi main PS. kekecewaan padaku. kenapa? Menurut kamu aku gimana? SMS

Tumben?

SMS

diterima,

memuntahkan

kamu anggap aku apa selama ini?

SMS dikirim.

kamu kenapa sih? Lagi mimpi ya? Ya, sahabat lah. Apa lagi? Musuh, ya jelas nggak kan? Udahan dulu ah. Aku lagi sibuk. Nanti kamu aku telepon lagi. Dion, maaf aku udah buat kamu nunggu lama. Jawabannya iya, aku mau jaadi pacar kamu. SMS dikirim dengan iringan air mata yang jatuh di pipiku. Semua berak hir, di saat aku harus menunggu dua tahun memendam perasaan ini. Aku memasuki gerbang sekolah. Hari ini, hari perdana aku benar-benar memaknai persahabatan antara aku dan Bintang. Tidak lebih sedikitpun. Ku lihat Bintang lewat di depanku dan menengok tapi ia malah mendatangi Nando yang berada tak jauh darinya. Ia sudah mulai tidak peduli padaku. Hai .., seseorang menepuk pundakku. aku cari kamu kemana mana eh tahunya di sini, kita makan yuk. Aku lapar nih. Ajak Dion dan aku terpaksa ikut. Tiba di kanti n aku melihat Bintang sedang mendatangi meja di belakangku bersama Nando. Tetapi lagi -lagi dia seolah-olah tak melihatku . Kecewanya aku. Bel istirahat berbunyi. Aku langsung berlari mengejar Bintang yang mengaarah ke kantin tanpa mengajakku. Aku yang tak t ahan dengan ribuan tanya di benakku berkata kamu kenapa sih? , aku mau ke kelas sahutnya tanpa mengajakku kembali, tetapi aku tetap

mengikutinya. Hingga sampainya di kelas ternyata ada Dion yang telah menungguku. ada pacar kamu tuh. Bintang menyenggolku. Tadi pagi kan aku sudah menemaninya makan, kenapa sekarang menggangguku lagi. Menyebalkan. Bel pulang berbunyi, aku langsung menghampirinya yang bergerak ke luar kelas. mau ke mana? pulang. kok nggak ngajak aku? Aku kan juga mau pulang. tak menanggapiku, bahkan menoleh pun tidak. helm buatku mana? saat sampai di parkiran. Tapi ia tetap tanyaku

aku cuma bawa satu. kok satu sih? Kan biasanya dua? ngapain aku bawa dua? lho kan biasanya gitu. ngapain kamu pulang s ama aku. Mana pacar baru kamu itu.? Harusnya kan kamu sama dia. Lagian juga nanti pacar kamu marah. Jawab Bintang seenaknya yang membuat Bunga naik pitam. maksud kamu apa sih? Kamu kenapa? tinggi. tanya Bunga dengan nada

kamu mau tahu aku kenapa? Karen a aku cinta banget sama kamu, tapi kamu malah jadian sama Dion. Akhirnya setelah sekian lama aku menunggu jawaban itu keluar juga. Aku pun tersenyum setengah ketawa. ternyata harus menunggu aku pacaran dulu baru kamu mau bilang cinta ke aku. Harusnya da ri dulu aku terima saja Rindi waktu itu. Jadi aku nggak harus nunggu lama perasaan aku digantung kayagini. Jawabku panjang akhirnya. maksud kamu apa? tanya ekspresi yang sukar diungkapkan. menurut kamu? apa itu artinya kamu juga cinta aku? harap-harap cemas. tanyanya lagi dengan Bintang bingung dengan sejuta

kamu benar-benar pengecut. Dion yang pendiam saja berani mengungkapkan perasaannya. Bintang terdiam. aku benci kalau harus bilang ini, aku juga gak tahu kenapa harus bilang ini ke kamu . Satu hal yang mesti kamu tahu, aku udah mutusin Dion tadi waktu istirahat, dan kamu tahu kenapa. Iti gara -gara aku gak mau adaa cowok lain yang ada di hidupku selain cowok pengecut kayak kamu. ucapku. Bintang langsung menegakkan kepalanya, tak percaya dengan yang telah kukatakan tadi. apa

#SELESAI#