cerpen

12
BUAYA DAN KERAJAAN KATAK Pada suatu hari, ada sebuah kerajaan katak. Yang dipimpin oleh seekor katak yang dapat sihir. Akan tetapi di sana juga hiduplah seekor buaya. Ia senang memangsa warga dari kerajaan katak. Raja yang mendengar berita ini langsung menjadi marah. Karena mendengar berita dari pasukannya yang dimangsa oleh seekor buaya. Lalu raja katak siang itu langsung mendatangi sang buaya dengan didampingi oleh para pasukan di belakangnya. “Wahai buaya!” Sentak sang raja. “Ada apa katak kecil?” Sahut buaya dengan sindiran. “Mengapa kau memakan para wargaku yang tidak punya salah kepadamu?” Tanya raja dengan agak marah. “Aku lapar” Jawab sang buaya. “Dan aku hanya ingin makan katak” Lanjut sang buaya. “Jika kau terus memakan para wargaku, kau akan ku sihir menjadi seekor katak! Agar kau juga merasakan bagaimana dimakan oleh temanmu sendiri” Ancam sang raja dengan nada keras. “Apa?! Sihir katamu? Apakah seekor katak yang kecil dapat menyihir aku yang besarnya lebih dari sepuluh kali lipat dari besar badan seekor katak kecil sepertimu?” Kata buaya dengan nada menyindir dan sedikit tertawa geli. “Jika kau masih berani memakan dari wargaku! Lihat saja nanti! Aku tidak main-main dengan perkataanku tadi!” Bicara sang raja dengan kembali mengancam. “Baiklah… hahahaha..” Jawab sang buaya dengan nada tidak serius. Akhirnya raja dan pasukannya pergi meninggalkan sang buaya yang sepertinya membandel. Ternyata setelah diancam oleh sang raja, buaya masih berani memakan warga dari kerajaan katak. Raja yang kesal akibat sikap sang buaya yang membandel dan sulit dibicarakan. Langsung menghampiri sang buaya dengan kekesalan.

Upload: eka-lidia

Post on 11-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cerpen buaya dan katak

TRANSCRIPT

Page 1: cerpen

BUAYA DAN KERAJAAN KATAK

Pada suatu hari, ada sebuah kerajaan katak. Yang dipimpin oleh seekor katak yang dapat sihir.

Akan tetapi di sana juga hiduplah seekor buaya. Ia senang memangsa warga dari kerajaan katak.

Raja yang mendengar berita ini langsung menjadi marah. Karena mendengar berita dari

pasukannya yang dimangsa oleh seekor buaya.

Lalu raja katak siang itu langsung mendatangi sang buaya dengan didampingi oleh para pasukan

di belakangnya.

“Wahai buaya!” Sentak sang raja.

“Ada apa katak kecil?” Sahut buaya dengan sindiran.

“Mengapa kau memakan para wargaku yang tidak punya salah kepadamu?” Tanya raja dengan

agak marah.

“Aku lapar” Jawab sang buaya. “Dan aku hanya ingin makan katak” Lanjut sang buaya.

“Jika kau terus memakan para wargaku, kau akan ku sihir menjadi seekor katak! Agar kau juga

merasakan bagaimana dimakan oleh temanmu sendiri” Ancam sang raja dengan nada keras.

“Apa?! Sihir katamu? Apakah seekor katak yang kecil dapat menyihir aku yang besarnya lebih

dari sepuluh kali lipat dari besar badan seekor katak kecil sepertimu?” Kata buaya dengan nada

menyindir dan sedikit tertawa geli.

“Jika kau masih berani memakan dari wargaku! Lihat saja nanti! Aku tidak main-main dengan

perkataanku tadi!” Bicara sang raja dengan kembali mengancam.

“Baiklah… hahahaha..” Jawab sang buaya dengan nada tidak serius.

Akhirnya raja dan pasukannya pergi meninggalkan sang buaya yang sepertinya membandel.

Ternyata setelah diancam oleh sang raja, buaya masih berani memakan warga dari kerajaan

katak. Raja yang kesal akibat sikap sang buaya yang membandel dan sulit dibicarakan. Langsung

menghampiri sang buaya dengan kekesalan.

Sesampainya di tempat sang buaya, Raja Katak pun langsung mengeluarkan tongkat sihirnya

yang sudah lama tidak dipakainya. Dan ia langsung menyihir sang buaya dengan tongkatnya

menjadi seekor katak kecil. Sama seperti perkataannya saat berbicara kepada buaya kemarin

siang.

Buaya takut akan dimangsa oleh buaya lainnya, karena ia telah berubah menjadi seekor katak

kecil. Lalu ia pergi ke Kerajaan Katak. Dan menghadap sang raja. Ia meminta maaf, ia menyesal

karena telah memakan dan mengabaikan pembicaraan sang raja kemarin siang. Dan ia berjanji

untuk tidak memakan warga Kerajaan Katak lagi. Raja yang merasa iba, langsung membebaskan

buaya dari kekuatan sihir sang raja. Akhirnya, karena merasa hutang budi, buaya lalu menjadikan

dirinya sebagai benteng pertahanan Kerajaan Katak. Agar kerajaan katak aman dari mangsaan

buaya lainnya.

Page 2: cerpen

SI SINGA YANG BODOH DAN SI RUBAH YANG CERDIK

Suatu hari, si rubah mau mati kelaparan. Dia melihat si Singa sedang menyantap daging rusa.

Rubah yang melihat itu, berpikir bagaimana caranya agar bisa mendapatkan makanan Singa.

Akhirnya, dia menemukan ide.

Rubah mendekati Singa lalu langsung mengambil makanan Singa tanpa meminta. Singa

mengaum dengan keras. Dan berkata, “Berani-beraninya engkau mengganggu makan siangku,

sang raja hutan. Kamu mengambil makananku tanpa meminta ijin! Sekarang, aku akan

memakanmu!”

“Apa yang kamu katakan?! Akulah raja hutan yang sesungguhnya!” kata Rubah.

“Mana buktinya? Aku mau melihatnya!” kata Singa dengan suara keras.

“Baiklah, ikutilah aku!” kata Rubah dengan suara yang tak kalah keras.

Lalu mereka sampai dimana banyak terdapat banyak rusa yang sedang makan rumput. Lalu

Rubah dan Singa mendekati mereka. Mereka yang melihatnya langsung lari terbirit-birit.

Lalu rubah berkata, “Apakah kamu sudah melihat buktinya?”

“Ya yang mulia. Maafkan aku telah menganggu engkau. Aku sudah melihat dengan kepala dan

mataku sendiri.” Kata Singa.

“Ya sudah. Sana pergi! Dan jangan pernah menganggu aku lagi!” kata Rubah.

“Baiklah yang mulia” kata Singa.

Akhirnya, si Singa pergi. Rubah tertawa senang karena Singa bisa ditipu olehnya. Sebenarnya,

Singa tidak sadar, bahwa yang ditakuti oleh rusa itu adalah dirinya. Si Rubah pun selamat dari

terkaman Singa.

Page 3: cerpen

KURA KURA DAN MONYET

Ada seekor kura-kura dan monyet sedang bertengkar untuk mempertahankan kehormatan.

“hai monyet daripada kita bertengkar mendingan kita berlomba” kata kura-kura

“ya sudah kamu mau berlomba apa dengan ku” kata monyet

“bagaimana kalau kita bertanding memanen buah pisang” kata kura-kura.

“ya aku terima tantangan mu” kata monyet

Kura-kura dan monyet menuju lokasi lomba memanen buah pisang. Seekor burung menjadi

wasit

“siap bersedia mulai” kata burung

Kura kura dan monyet langsung memanjat pohon

“kura kura kamu pasti kalah” kata monyet

“Tidak akan aku pasti menang” kata kura kura

Waktu nya semakin berkurang, monyet dan kura kura tergesa-gesa untuk memanen buah pisang

Akhirnya waktunya habis “prit.. prit.. prit…” suara periwit sang wasit. Monyet dan kura kura

segera turun dari pohon pisang

“pasti punyaku yang lebih banyak” kata kura kura

“tidak mungkin pasti punyaku yang lebih banyak” kata monyet

Wasit segera menghitung hasil memanen buah pisang

“pasti aku yang menang” kata kura kura

“aku yang menang” kata monyet dengan kesal

“aku yang menang” kata kura kura dengan kesal

“sudah sudah jangan bertengkar aku sudah menghitung semua buah pisang yang kalian ambil”

kata wasit

“siapa siapa pasti aku ya yang menang” kata monyet

“jangan terlalu berharap pasti aku yang menang” kata kura kura

“jadi pemenangnya… tidak ada” kata wasit

“kok bisa tidak ada yang menang” kata kura kura dan monyet

“karena hasil buah pisangnya sama (seri)” kata wasit

Kura kura dan monyet terkejut

“saranku ya kalian berdamai saja” kata wasit (burung)

Keduanya saling minta maaf dan mereka berjanji tidak akan bertengkar kembali

Page 4: cerpen

PUNDI SI KANCIL YANG MALANG

Pada zaman dahulu hiduplah sepasang kancil, mereka adalah suami istri, suaminya

bernama landi dan istrinya bernama pupu. setelah beberapa bulan pupu hamil, mereka berdua

sangat bahagia, karena mereka akan mempunyai anak,

Suatu hari pupu menginginkan buah apel yang ada di kebun, sedangkan kebun itu dijaga

oleh harimau yang sangat kejam. Awalnya pupu akan mencurinya sendiri, akan tetapi ia

menyuruh landi suaminya untuk mengambilkannya, pada awalnya landi sangat takut tetapi demi

istrinya yang sedang mengandung ia mau mengambilkannya, landi masuk secara diam-diam.

Ketika dia sedang memetik buah apel, ia ketahuan oleh si harimau yang kejam, kemudian

harimau itu berkata “hey kamu sedang apa di sini” landi pun langsung lari secepat mungkin dan

si harimau itu mengejarnya, tapi usaha landi sia-sia ia tertangkap oleh si harimau, ketika harimau

itu mau memakan landi. Tiba-tiba pupu yang sedang mengandung datang menghampiri landi dan

berkata “jangan makan suami ku, ku mohon kepadamu ampunilah suamiku” pada awalnya

harimau itu tidak menganggapnya tetapi setelah melihat pupu yang sedang hamil ia langsung

berkata “baiklah jika itu permintaanmu akan ku lepaskan suamimu, tetapi dengan satu syarat

kamu harus menyerahkan anakmu setelah ia lahir kepadaku” kemudian pasangan itu

menyetujuinya. Dan landi dilepaskan oleh harimau itu.

Setelah beberapa bulan, pupu melahirkan, dan anak nya adalah seorang laki-laki dan

bernama pundi, pundi dirawat oleh harimau sehingga ia tumbuh menjadi dewasa. Pada awalnya

ia dirawat secara normal akan tetapi setelah ia tumbuh dewasa ia disiksa oleh harimau itu ia

diperkejakan di kebun apel sepanjang hari tanpa istirahat dan ia sering pingsang karena

kelelahan.

Pada suatu hari harimau itu sedang tidak ada di kebun sedangkan pundi kelaparan ia

mencoba memetik buah apel yang ada di kebun dan memakannya, ketika ia sendang asik makan

buah apel, tiba-tiba harimau itu pulang ke kebun dan melihat pundi yang sedang asik memakan

buah apel dan harimau itu berkata “hey kamu suruh siapa kamu memakan buah apel itu?, cepat

ke sini akan kubunuh kau” dan pundi pun menjawabnya “maafkan saya harimau saya terpaksa

memakan buah ini karena saya sangat lapar” dan harimau itu berkata lagi “tidak ada alasan

bagimu untuk memakan buah apel itu” seketika harimau itu memakan pundi tidak ada yang

tersisa sedikit pun kecuali kepalanya saja, terus harimau itu memberikan kepala pundi kepada

kedua orangtuanya, seketika orang tuanya menangis tersedu-sedu dan landi ayahnya pundi

sangat marah kepada harimau itu landi langsung mendorong harimau itu ke jurang yang sangat

dalam dengan sekuat tenaganya dan harimau itu melawan dia menggigit pundak landi tetapi

landi tidak menghiraukannya meskipun pundaknya berdarah dan harimau itu pun jatuh ke jurang,

terus ke dua orangtuanya dengan berat hati dan sambil menangis menguburkan kepala pundi

sambil berkata “maafkan lah atas perbuatan kedua orangtuamu ini anak ku” berakhir lah hidup

pundi yang dimakan oleh harimau itu dan harimau itu pun mati karena jatuh ke jurang dengan

didorong oleh landi…

Page 5: cerpen

KISAH ASMARA KELINCI DAN KUCING

“Lagi ngapain nih kucing cantik?” tanya seekor kelinci jantan yang mencoba untuk

merayu kucing betina yang sedang duduk sendiri di sudut pasar.

“Aku lagi kelaparan nih, dari kemaren belum makan” jawab kucing betina itu dengan

suara sedikit tertahan karena menahan lapar.

‘Kasian banget kamu… ya sudah, tunggu disini bentar ya… aku mau mengambilkan

sesuatu untukmu” kelinci jantan itu pun langsung berlari ke sebuah tempat yang tak jauh dari

pasar tersebut dan mengambil tulang ikan yang ada di sana.

“Ini buat kamu (memberikan tulang ikan tersebut). Tadi pas aku jalan-jalan nggak

sengaja aku melihat tulang ikan itu. Tapi karena aku bukan pemakan tulang, jadi tulang itu buat

kamu aja” (tersenyum)

“Wah, kamu baik banget… makasih banyak yaa” (tersenyum)

Kelinci itu pun merasa ingin terbang saking senengnya mendapat pujian dari kucing

cantik tersebut. Dia bingung dengan apa yang dia rasakan saat itu. ‘Apakah aku menyukainya?!’

dia pun bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.

“Ya sudah, aku pulang duluan yaa… makasih banget loh sudah ngasih aku makanan

(terseyum)” kucing itu pun berpamitan kepada kelinci.

Setelah pertemuan itu, kelinci jantan itu pun selalu memikirkan kucing betina yang telah

membuat jantungnya berdetak sangat kencang tersebut.

Dia pun tidak bisa menahan perasaannya dan berniat untuk langsung mengungkapkan

perasaannya kepada kucing betina tersebut.

Esok harinya, kelinci itu pun datang menghampiri kucing betina yang dia temui di sudut

pasar kemaren.

“Kucing cantik… Aku boleh jujur nggak sama kamu?” tanya kelinci.

“Boleh kok, mau jujur apa emangnya?” tanyanya heran.

“Emmm… begini, sebenernya aku ini suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku?”

tanya kelinci jantan itu dengan perasaan deg-degan.

“Apa katamu?! Kamu suka sama aku?!” kucing betina itu pun merasa sangat kaget

mendengar pernyataan dari kelinci jantan tersebut.

“Iya… aku suka sama kamu dan aku ingin hidup bersamamu, kamu mau kan jadi

pendamping hidupku?” tanya kelinci lagi.

“Aku minta maaf yaa kelinci, kayaknya aku nggak bisa nerima cintamu, kita ini

diciptakan berbeda. Seharusnya kamu mencintai seekor kelinci, bukan mencintai seekor kucing

seperti aku ini” jawab kucing.

“Tapi aku suka sama kamu. Aku mau kamu jadi pendamping hidupku! Aku mau kamu

yang menjadi alasan aku bahagia di dunia ini… apakah aku salah?!” kelinci jantan itu pun

mencoba untuk memperjuangkan cintanya.

Page 6: cerpen

“Bukannya gitu! Aku juga sebenarnya suka sama kamu, tapi kita juga harus menyadari

bahwa kita ini berbeda. Kita nggak mungkin bersatu!”

“Tapi aku nggak mau kehilangan kamu! Aku sayang banget sama kamu!” isak kelinci.

“Maafkan aku kelinci… kayaknya aku bener-bener nggak bisa nerima cinta kamu. Kita

itu memang ditakdirkan bukan untuk bersama. Aku berharap kamu bisa ngertiin aku, kelinci”

kucing itu pun mengeluarkan air mata.

“Baiklah… jika itu yang kamu mau. Aku akan mencoba buat ngilangin perasaanku ini,

aku nggak akan maksa kamu lagi buat jadi pendamping hidupku” kelinci itu pun mencoba untuk

tetap tegar menerima takdirnya.

“Makasih yaa kelinci, kamu sudah ngertiin aku. Dan sekarang relakanlah aku pergi. Aku

ingin mencari pasangan hidupku yang sebenernya, yang sejenis denganku. Dan kamu juga

silahkan cari pasangan yang sejenis denganmu. Semoga kamu bahagia dengan pasanganmu

nanti” kata kucing betina itu sambil menahan rasa sedihnya.

“Baiklah, kalau itu yang terbaik… semoga kamu juga bahagia dengan pasanganmu nanti,

selamat tinggal… kucing” kelinci itu pun berlari sambil meneteskan air mata. Tak terkecuali

kucing, dia pun menangis melihat kepergian kelinci yang sebenarnya ia cintai. Mereka pun

akhirnya berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masing.

Beberapa bulan kemudian, akhirnya kelinci pun menemukan pasangan yang sejenis

dengannya dan mereka saling mencintai.

Tak terkecuali kucing, dia pun menemukan pasangan yang sejenis dengannya dan hidup

bahagia. Bahkan, mereka sudah mempunyai lima ekor anak.

Namun, dibalik kebahagiaan mereka, kelinci dan kucing tersebut sebenarnya masih saling

mencintai. Tetapi mereka juga menyadari bahwa mereka sudah memiliki pasangan satu sama

lain. Jadi jalan yang terbaik adalah mencoba untuk saling melupakan dan menjalani kehidupan

mereka masing-masing…

TAMAT

Page 7: cerpen

CURAHAN HATI POM POM

Sang senja kembali menyapa. Matahari jingga beringsut menghilang, digantikan ufuk-ufuk merah pertanda waktu maghrib akan segera datang. Saatnya aku harus segera kembali ke rumah. Dari segelintir cerita orang tua dulu yang kudengar, setan sedang asyik berseliweran mencari mangsa ketika maghrib berkumandang. Tentunya aku tak mau terlibat urusan apapun dengan makhluk TUHAN itu. Dengan penuh semangat kulangkahkan kaki, tak peduli ada miss cathy yang menggodaku dengan suara nakalnya. “Maaf yah aku masih anak kecil.”

Aku sebenarnya suka di rumah tapi karena ulah manusia yang satu itu, aku jadi menghindari rumah itu lebih baik bagi ketenangan jiwa dan raga. Aku tidak membencinya, aku hanya kurang suka dengan perlakuannya. Coba kalian bayangkan hampir setiap hari dia mencolek diriku, itu kan pelecehan, atau ketika aku sedang asyik terbuai mimpi, dia akan datang dan menggangguku. Ditambah dia juga sering mengataiku bau mulut, memang sih aku tak pernah sikat gigi tapi kan tidak usah mempermalukan sampai ke titik nadir. Tapi herannya manusia itu suka menciumku setelah menjatuhkan harga diriku (sungguh terlalu bukan???) bahkan dia akan memelusku dengan lembut setelah sebelumnya memukul pantatku. Wah, benar-benar aneh manusia ini, jangan-jangan dia termasuk manusia yang berkepribadian ganda (is syeremm). Aku rasa dia belum mengerti bahwa aku juga punya HAK yang dilindungi undang-undang. Kalian tahu kan HAK, hak asasi kucing. (dilarang protes)

Namaku Pom-Pom meskipun dia lebih sering memanggilku Mandut, entah apa artinya. Sebenarnya sih aku mau protes, aku juga mau nama yang keren. Felix kek! Brian O Connor kek! Atau mungkin William, kedengarannya lebih bagus, tapi dasar manusia sesukanya sendiri. Ngasih nama seenaknya padahal yang menjalani hidup kan aku sendiri. Aku memang terlahir dengan fisik yang hampir sempurna, mungkin karena itu orang-orang sangat menyayangiku. Aku memang ngegemesin, perutku agak bulat tapi masih proporsional beda banget tuh ma tuh manusia udah gendut, item lagi. Mataku Bulat dan kuning, selalu menyala dalam kegelapan. Pokoknya aku termasuk kucing yang paling te o pe be ge te di kalangan kucing kampung di daerahku. Memang wajahku paling tampan dan terkenal sangat tangkas dalam berburu tikus, tapi lebih jago lagi jika aku mendengar suara piring yang beradu dengan sendok maka aku akan langsung datang meskipun saat itu aku sedang terbuai mimpi indah. Kalian pasti tahu, itu pertanda waktunya makan.

Tapi sesuatu yang aneh terjadi padanya hari ini. Dia memelukku sangat erat hingga aku tak bisa bernafas. Aku meronta-ronta dan dia mulai melonggarkan pelukannya. Aku menatap wajahnya, Nampak butiran air terjatuh menimpa bulu halusku. Ada apa dengannya? Kenapa dia menangis? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benakku.

Seharian dia murung dan hanya mengurung diri di kamar. Aku kasihan padanya, meskipun seringkali dia melecehkanku tapi kan dia masih setia memberiku makan. Aku mendatanginya dan mencoba mengajaknya bermain seperti yang sering dia lakukan padaku. Dia tidak terpengaruh sedikitpun.

Aku jadi sedih melihatnya seperti itu, aku lebih suka dia menggodaku dan kemudian dia akan tertawa keras setelahnya. Ini bukan dia, apakah kiranya yang sedang menimpanya? Atau mungkin saat ini dia sedang patah hati tapi setahuku hanya aku satu-satunya pria dalam hidupnya. Aku tetap setia berbaring di dekatnya berharap dia akan bercerita kepadaku seperti sebelum-sebelumnya.

Dan saat itu pun datang, dia mulai membuka mulutnya dan terdengarlah“Pom-Pom gigiku sakit, jangan buat keributan di sampingku kalo kamu masih ingin hidup” katanya sadis.

What??? Jadi semua ini hanya tentang sakit gigi. Ternyata penyakit yang satu ini dapat merubah perilaku seseorang. Aku tertawa jahat tapi tetap versi kucing. Jadi yang terdengar di telinganya hanyalah meonganku

Makanya jangan suka ngatain orang eh kucing.Padahal kan kamu rajin banget sikat gigi, beda banget denganku yang kau sebut mister bau mulut karena tak pernah sikat gigi.

Hehehehehe ketula niyeeee…