cerebral palsi
TRANSCRIPT
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 1/13
CEREBRAL PALSY
Pembimbing:
dr. Puji Pinta, Sp.S
disusun oleh:
Ade Kurniadi (080100150)
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
2012
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 2/13
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
berkat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terima
kasih kami ucapkan kepada dokter pembimbing kami, dr. Puji Pinta, Sp.S,yang
telah bersedia menjadi pembimbing makalah ini.
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah memenuhi tugas
kepaniteraan klinik senior Departemen Ilmu Penyakit Saraf, Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Besar harapan, melalui makalah ini,akan
menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang salah satu penyakit saraf,
cerebral palsy
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mohon maaf.Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.Terima kasih.
Medan, Maret 2012
Penulis
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 3/13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................... 4
1.1 Latar belakang .................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
2.1. Defenisi Cerebral Palsy ..................................................... 5
2.2. Etiologi Cerebral Palsy ...................................................... 5
2.3. Gambaran Klinik .............................................................. 6
2.4. Klasifikasi ......................................................................... 7
2.5. Patogenesis Cerebral Palsy ................................................ 9
2.6. Diagnosa Cerebral Palsy .................................................... 9
2.7. Pengobatan dan Rehabilitasi .............................................. 10
2.8. Prognosa Cerebral Palsy .................................................... 12
Daftar Pustaka
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 4/13
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William John
Little (1843), yang menyebutnya dengan istilah cerebral diplegia, sebagai akibat
prematuritas atau afiksia neonatorum. Sir William Olser adalah yang pertama kali
memperkenalkan istilah cerebral palsy, sedangkan Sigmund Freud menyebutnya
dengan istilah Infantile Cerebral Paralysis1
Cerebral palsy berasal dari kata Cerebrum yang berarti otak dan palsy
yang berarti kekakuan. Menurut Viola E. Cardwell, cerebral palsy adalah
kekakuan yang disebabkan karena sebab-sebab yang terletak di dalam otak.
American Academy of Cerebral Palsy (AACP) dalam Viola E.Cardwell
menyatakan bahwa cerebral palsy adalah berbagai perubahan yang abnormal
pada organ gerak atau fungsi motor sebagai akibat dari adanya kerusakan/cacat.
Winthrop Phelp (Muslim, 1994) menjelaskan cerebral palsy sebagai suatu
kelainan pada organ gerak tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan di otak
yang bersifat menetap. Menurut Soeharso (1982), cerebral palsy merupakan suatu
cacat yang sifatnya gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan dari fungsi otot
dan urat syaraf (neuromuscular disorder) dan disebabkan oleh karena sebab-sebab
yang terletak di dalam otak.
Ahli lain memaparkan bahwa Cerebral palsy merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu kelompok kondisi yang kronis yang
berdampak pada pergerakan tubuh dan koordinasi otot, terjadi karena kerusakan
pada satu atau lebih area khusus dalam otak. Cerebral menunjukkan otak dan
palsy menunjukkan gangguan pergerakan atau postur tubuh.2
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 5/13
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1. Defenisi Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dalam perkembangan anak mengenai sel-sel motorik di dalam
susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat
pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya Walaupun lesi serebral
bersifat statis dan tidak progresif, tetapi perkem- bangan tanda-tanda neuron
perifer akan berubah akibat maturasi serebral.1
Cerebral palsy adalah suatu gangguan sikap, gerak dan tonus disebabkan
perkembangan struktur otak yang abnormal atau lesi yang non progresif dari pada
otak yang immature.
2.2. Etiologi Cerebral Palsy
Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode yaitu:
1) Pranatal :
a. Malformasi kongenital.
b. Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainanjanin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
c. Radiasi.
d. Tok gravidarum.
e. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta
previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
A. Anoksialhipoksia.
b. Perdarahan intra kranial.
c. Trauma lahir.
d. Prematuritas.
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 6/13
e. gangguan plasenta
d. shock, infeksi
3) Postnatal :
a. Trauma kapitis.
b. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c. Kern icterus
d. Epilepsy
e. Malnutrisi
f. Inflamasi imunologis1,2,3
2.3. GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik cerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya
jaringan otak yang mengalami kerusakan
1) Paralisis
Dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia, triplegia.Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran.
2) Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat
bersifat flaksid, rigiditas, atau campuran.
3) Ataksia
Gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan serebelum. Penderita
biasanya memperlihatkan tonus yang menurun (hipotoni), dan menunjukkan
perkembangan motorik yang terlambat. Mulai berjalan sangat lambat, dan semua
pergerakan serba canggung.
4) Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
5) Gangguan perkembangan mental
Retardalasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan
cerebral palsy terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastik dan ataksia.
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 7/13
Cerebral palsy yang disertai dengan retardasi mental pada umumnya disebabkan
oleh anoksia serebri yang cukup lama, sehingga terjadi atrofi serebri yang
menyeluruh. Retardasi mental masih dapat diperbaiki bila korteks serebri tidak
mengalami kerusakan menyeluruh dan masih ada anggota gerak yang dapat
digerakkan secara volunter. Dengan dikem- bangkannya gerakan-gerakan tangkas
oleh anggota gerak, perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara positif.
6) Mungkin didapat juga gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia,
strabismus, atau kelainan refraksi), gangguan bicara, gangguan sensibilitas.
7) Problem emosional terutama pada saat remaja1,3
2.4 KLASIFIKASI
Banyak klasifikasi yang diajukan oleh para ahli, tetapi pada kesempatan
ini akan diajukan klasifikasi berdasarkan gambaran klinis dan derajat
kemampuan fungsionil Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy
adalah sebagai berikut:
A. Berdasarkan gejala klinik utama (deficit neurologic system motorik)
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
Hipertoni (fenomena pisau lipat).
Hiperrefleksi yang djsertai klonus.
Kecenderungan timbul kontraktur.
Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah
lebih berat.
Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit
lebih berat.
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 8/13
Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis,
distonia, ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi
mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperefleksi ringan, jarang
sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila
mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas,
B. Berdasarkan derajat keparahan fungsional, berat ringannya kecacatan
penderita:
1. C.P. ringan (10%)
masih bias melakukan pekerjaan / aktifitas sehari hari sehingga tidak atau
hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus
2. C.P. Sedang (30%)
Aktifitas sangat terbatas sekali sehingga membutuhkan bermacam bentukk
bantuan pendidikan, fisioterapi,alat brace dan lain lain
3. C.P. Berat(60%)
Penderita sama sekali tidak bisa melkaukan aktifitas fisik. Pada penderita ini
sedikit sekali menunjukan kegunaan fisioterapi ataupun pendidikan yang
diberikan. Sebaikamya penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan
khusus.2
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 9/13
2.5 PATOGENESIS
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube
yaitu induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3- 4 masa gestasi dan induksi
ventral, berlangsung pada minggu ke 5-6 masa gestasi. Setiap gangguan pada
masa ini bisa meng- akibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis
totalis, anensefali, hidrosefalus dan lain sebagainya. Fase selanjutnya terjadi
proliferasi neuron, yang terjadi pada masa gestasi bulan ke 2-4. Gangguan pada
fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali, makrosefali. Stadium selanjutnya yaitu
stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi bulan 3-5. Migrasi terjadi melalui
dua cara yaitu secara radial, sd berdiferensiasi dan daerah periventnikuler dan
subventrikuler ke lapisan sebelah dalam koerteks serebri; sedangkan migrasi
secara tangensial sd berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke permukaan
korteks serebri. Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan kongenital
seperti polimikrogiri, agenesis korpus kalosum. Stadium organisasi terjadi pada
masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa tahun pascanatal. Gangguan pada
stadium ini akan mengakibatkan translokasi genetik, gangguan metabolisme.
Stadium mielinisasi terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal.
Pada stadium ini terjadi proliferasi sd neuron, dan pembentukan selubung mialin.
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan ringannya
kerusakan Jadi kelainan neuropatologik yang terjadi sangat kompleks dan difus
yang bisa mengenai korteks motorik traktus piramidalis daerah paraventnkuler
ganglia basalis, batang otak dan serebelum. Anoksia serebri sering merupakan
komplikasi perdarahan intraventrikuler dan subependim Asfiksia perinatal sering
berkombinasi dengan iskemi yang bisa menyebabkan nekrosis.1
2.6 DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap tentang riwayat
kehamilan, perinatal dan pascanatal, dan memperhatikan faktor risiko terjadinya
cerebral palsy. Juga pemeriksaan fisik lengkap dengan memperhatikan
perkembangan motorik dan mental dan adanya refleks neonatus yang masih
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 10/13
menetap. Pada bayi yang mempunyai risiko tinggi diperlukan pemeriksaan
berulang kali, karena gejaladapat berubah, terutama pada bayi yang dengan
hipotoni, yang menandakan perkembangan motorik yang terlambat; hampir
semua cerebral palsy melalui fase hipotoni. Pemeriksaan penunjang lainnya yang
diperlukan adalah foto polos kepala, pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan
EEG terutama pada pendenita yang memperlihatkan gejala motorik, seperti
tetraparesis, hemiparesis, atau karena sering disertam kejang. Pemeriksaan
ultrasonografi kepala atau CT Scan kepala dilakukan untuk mencoba mencani
etiologi. Pemeriksaan psikologi untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual
yang akan menentukan cara pendidikan ke sekolah biasa atau sekolah luar biasa4,5
2.7 Pengobatan dan Rehabilitasi
Perawatan pada anak CP memerlukan pengertian dan kerja sama yang baik
dari pihak orang tua/keluarga penderita. Hal ini akan tercapai dengan baik jika
diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus. Cerebral palsy yang dikelola
tenaga tenaga dari pelbagai multidisipliner ( missal: dokter anka, neurologis, ahli
bedah ortopedi, bedah saraf, THT, guru luar biasa).
a. Obat obatan
1. Obat anti spastisitas
Biasanya indikasi pembarian obat obatan anti spastisitas pada penderita
C.P. karena :
Spastisitas penderita sangat hebat yang disertai rasa nyeri sehingga
mengganggu program rehabilitasi.
Keadaan hiperefleksi yang sangant mengganggu fungsi motorik
(misalnya: ada klonus kaki yang hebat)
Kontraksi pleksi pada tungkai yang progresif.
Spasitisitas penderita yang mempersulit perawatan.
2. Obat psikotropik
3. Antikonvulsan
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 11/13
b. Tindakan ortopedi
Salah satu indikasi dilakukan tindakan ortopedi jika sudah terjadi deformitas
akibat proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur pada otot dan tendon.
Dalam hal ini harus dipertimbangkan secara matang beberapa factor sebelum
melakukan tindakan bedah.
c. Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita C.P fisioterapi
yang cepat dilaksanakan pada penderita yang masih muda pada tahap dini
manfaatnya jauh lebih nyata jika dibandingkan dengan penderita yang lebih
lambat. Satu hal yang perlu ditekan kan pada orang tua didalam membantu
pelaksanaan fisioterpi sang anak berada dirumah.
Adapn jenis jenis nya adalah :
Alat bantu: pada fisioterapi banyak sekali dijumpai jenis alat bantu
yang bertujuan untuk melatih dan membangkitkan aktifitas reflektorisdan membantu melakukan aktifitas sehari hari.
Occupational therapy
Speech therapy
Pendidikan luar biasa
d. Factor social
Rekreasi, sport dan kesenian
Gizi yang baik
Kesempatan memperoleh kerja
e. Pendidikan
Penderita cerebral palsy dididik sesuai dengan tingkat intelegensinya,
disekolah luar biasa dan bila mungkin disekolah biasa bersama sama dengan anak
yang normal. Mereka sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal
yaitu pulang kerumah dengan kendaraan bersama sama sehingga mereka tidak
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 12/13
mersa diasingkan hidup dalam suasana normal. Orang tua janganlah melindungi
anak secara berlebihan.2,3,5
2.8. Prognosis
Di negri yang telah maju misalnya inggris dan skandinvia terdapat 20-25%
penderita cerebral palsy sebagai buruh penuh dan 30-50% tinggal di institute
cerebral palsy. Prognosis penderita dengan gejaka motorik yang ringan adalah
baik, makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin
buruk prognosisnya.3
5/17/2018 Cerebral Palsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/cerebral-palsi-55b07cb85c989 13/13
Daftar Pustaka
Adyana oka. Cerebral palsy ditinjau dari aspek neurologis denpasar FK unud
1993.
Sjahrir, Hasan. Ilmu penyakit saraf: Cerebral palsy. Medan. 1994: 54-61
Hasan rosepno, Hussein alatas. Ilmu kesehatan anak jilid II: cerebral palsy.
Jakarta, 1985: 884-888
Menkes JH. Textbook of Child Neurology. 4th. ed. Philadelphia: Lea & Febiger
1990; 306-311
Gamstrop I. Cerebral palsy. Paediatric Neurology. Second ed. London:
Butterworths. 1985; 274-279
Capute AJ, Accardo PJ. Cerebral palsy. The spectrum ofmotordysfunction. in:
Capute AJ, Accardo PJ, (eds). Developmental Disabilities in Infancy and
Childhood. Baltimore: Paul H. Brookes PubI Co. 1991; 335-347