cendawan dalam industri

11
LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Prasasti Dwi Phrameswani BIOLOGI CENDAWAN NRP : A34080031 Hari, tanggal : 1 Desember 2009 Aisten : Sang Putu Ayu Listya G34051062 Dorkas Elisabeth G34053160 CENDAWAN DALAM INDUSTRI Pembuatan Tempe Tujuan : Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai prosedur pembuatan tempe. Hasil Percobaan : Pembahasan : Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan baku kedelai. Ada dua kedelai yang bisa dipergunakan, yaitu kedelai putih dan kedelai hitam. Namun, kedelai kuninglah yang umumnya dipakai dalam pembuatan tempe. Selain kedelai, ada beberapa alternatif bahan baku lain yang dapat digunakan untuk membuat tempe. Diantaranya, kacang koro (tempe

Upload: lian-elvani

Post on 25-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

daca

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Prasasti Dwi Phrameswani

BIOLOGI CENDAWAN

NRP : A34080031

Hari, tanggal : 1 Desember 2009Aisten : Sang Putu Ayu Listya G34051062

Dorkas Elisabeth G34053160CENDAWAN DALAM INDUSTRIPembuatan TempeTujuan: Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai prosedur

pembuatan tempe.Hasil Percobaan :

Pembahasan:

Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan baku kedelai. Ada dua kedelai yang bisa dipergunakan, yaitu kedelai putih dan kedelai hitam. Namun, kedelai kuninglah yang umumnya dipakai dalam pembuatan tempe. Selain kedelai, ada beberapa alternatif bahan baku lain yang dapat digunakan untuk membuat tempe. Diantaranya, kacang koro (tempe bengkuk), amapas tahu (tempe gembus), dan ampas kelapa (tempe bongkrek).

Rhizopus spp. merupakan cendawan yang berperan penting dalam pembuatan tempe. Usar adalah istilah apabila menggunakan Rhizopus yang berada di bawah permukaan daun waru. Laru dapat berupa inokulum tunggal maupun inokulum campuran. Laru yang digunakan sebagai inokulum tunggal biasanya dari spesies Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae, Rhizopus arrhizus, Rhizopus stolonifer dan Mucor rouxii. Sedangkan biasanya yang terdapat pada inokulum campuran adalah campuran antara Rhizopus dan bakteri Klebsiella. Aktivitas Rhizopus arrhizus dan R. stolonifer menghasilkan enzim pektinase, sedangkan aktivitas Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae menghasilkan enzim amilase. Tempe sangat baik dikonsumsi karena selain sebagai sumber protein nabati, juga dapat berfungsi sebagai anti kanker, anti diare, penurun kolesterol darah serta bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak (Agustina Widya Gunawan, 2009).

Proses yang dilakukan pada pembuatan tempe yaitu, pertama-tama kedelai direndam selama satu jam agar kedelai mengembang sehingga mempersingkat waktu perebusan dan untuk menghemat bahan bakar. Kemudian, kedelai di rebus hingga setengah matang lalu air rebusan dibuang dan diganti dengan air dingin baru untuk selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam. Apabila saat perendaman, air terlihat berbuih maka air perendaman diganti dengan yang baru (dilakukan terus sampai tidak ada buih, berbau masam dan berlendir). Akan tetapi, kami lupa melakukan hal tersebut. Kemudian, kulit ari dikupas lalu dilakukan penyiraman dengan air panas. Setelah dingin, laru dimasukkan ke dalam wadah yang berisi kedelai siap olah tersebut. Proses pengasaman (penambahan asam cuka atau asam laktat tidak diakukan pada kedelai yang sedang direndam tersebut. Setelah hari ke tiga inkubasi tempe menjadi sangat berbau tidak enak (bau busuk). Pada awal proses inkubasi, kedelai mulai ditutupi hifa-hifa berwarna putih dan semakin lama hifa yang menutupi tersebut semakin tebal menyelubungi kedelai. (Agustin Widya Gunawan, 2009). Pada hari ke tiga inkubasi, kedelai belum benar-benar seluruhnya tertutupi hifa berwarna putih dan pada tempe yang kami buat menghasilkan bau tidak sedap (seperti bau busuk). Bau tempe menjelang di berikan laru seharusnya akan tetapi, karena ada kesalahan prosedur atau kemungkinan karena pekerjaan tidak dilakukan dengan aseptik, sehingga menyebabkan tempe tidak menghasilkan bau yang seharusnya. Hasil tempe setelah inkubasi menunjukkan bahwa susunan antar keping kedelai tidak terikat baik oleh miselium, karena masa inkubasi yang singkat. Bau tidak sedap yang ditimbulkan dari tempe juga semakin menyengat. Warna permukaan tempe menjadi berwarna putih (tertutup miselium) (web.ipb.ac.id).Daftar Pustaka:

Agustin Widya Gunawan. 2009. Cendawan dalam Praktikum Laboratorium. Bogor: IPB Press. (makanan khas Indonesia yang terbuat dari bahan baku kedelai serta bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak).

Anonim. 2009. Pembuatan tempe. http://web.ipb.ac.id. [15 Desember 2009]. (Pada hari ke tiga inkubasimenjadi berwarna putih ).

CENDAWAN DALAM INDUSTRIPembuatan TapeTujuan: Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai prosedur

pembuatan tape. Hasil Percobaan :

Pembahasan:

Tape merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari ketan (ketan hitam atau ketan putih) dan singkong. Tape memiliki nilai gizi dan cita rasa yang tinggi. Aroma manis, sedikit asam dan mengandung cita rasa alkohol merupakan ciri khas tape. Pembuatan tape dibantu dengan adanya fermentasi ragi. Ragi tersebut dapat dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan rempah-rempah lainnya, seperti bawang putih, lada, air lengkuas dan air jeruk nipis. Lama fermentasi tersebut berkisar antara 2-4 hari. Pada hari ke-4 cita rasa dan aroma yang dhasilkan tape akan semakin kuat. Tape juga dapat diolah menjadi berbagai produk panganan lainnya, seperti sirup, brem, tepung dan anggur tape.

Pembuatan tape dibantu oleh berbagai macam mikrob, terutama dalam proses fermentasinya. Mikrob tersebut meliputi kapang amilolitik(Amylomyces, Mucor, Rhizopus, Aspergillus), khamir amilolitik (Endomycopsis) dan khamir non amilolitik (Candida dan Saccharomyces). Selain itu juga dijumpai bakteri asam laktat Pediococcus dan bakteri amilolitik Bacillus(Agustin Widya Gunawan, 2009). Dalam proses fermentasi tape, terdapat dua akitivitas mikrob yang berbeda. Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik.

Perubahan kadar alkohol selama penyimpanan dapat terjadi setelah dua hari dari 3% menjadi 5,2%. Namun demikian, jika tape disimpan pada suhu rendah (70C) fermentasi masih tetap berlangsung tetapi lebih lambat dan secara sensoris masih baik sampai dua minggu. Kombinasi A. rouxii dengan E. burtonii mampu mengurangi padatan total tape ketan sampai 50% dalam waktu 192 jam pada suhu 300C dan meningkatkan protein sampai 16,5 %, selain itu juga dihasilkan isobutanol, amil alkohol, dan isoamilalkohol. Pada umunya tape singkong memiliki komposisi air 56 69%, etanol 3%, pH 4,38 4,75, total asam 0,63 0,89%, protein 1,4%, lemak 0,3%, karbohidrat 40,2%, serat kasar 2%, dan kadar abu 0,7% (www.permimalang. com).

Pada percobaan pembuata tape ini, digunakan bahan baku berupa ketan hitam dan ragi serta alat-alat, seperti plastik (untuk pembungkus), sendok, mankuk, panic dan kompor (pemanas). Pada awalnya tape dicuci bersih dahulu, kemudian direndam selama delapan jam. Setelah dilakukan perendaman, tape direbus setengah matang dan setelah dingin ditaburi ragi secara merata dan aseptik (pengadukan menggunakan sendok). Kemudian di masukkan kedalam plastik, dipadatkan, lalu ditutup rapat tanpa ada celah udara dan inkubasi selama tiga hari. Setelah massa inkubasi terdapat perubahan tekstur pada ketan menjadi lebih lembek, berair, aroma nya terasa manis asam dan cita rasa alkohol juga tercium kuat. Daftar Pustaka:Anonim. 2009. Mikrobiologi dan Biokimia Tape. http://www.permimalang.com. [15 Desember 2009]. (Perubahan biokimia yang penting serat kasar 2%, dan kadar abu 0,7%).

Gunawan Agustin Widya, dkk. 2009. Cendawan dalam Praktikum Laboratorium. (Makanan tradisional Indonesia amilolitik Bacillus)

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Prasasti Dwi Phrameswani

BIOLOGI CENDAWAN

NRP : A34080031

Hari, tanggal : 1 Desember 2009Aisten : Sang Putu Ayu Listya G34051062

Dorkas Elisabeth G34053160

BUDIDAYA JAMUR KAYUTujuan: Mempelajari teknik-teknik yang berkaitan dengan tahapan

budidaya jamur tiram.

Hasil Percobaan dan Literatur:

Sumber : web.ipb.ac.id

Pembahasan:

Budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) dan spesies kerabat dekat lainnya sangat dikembangkan di pasaran. Semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dalam beberapa hal jamur-jamur tersebut hampir sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak (web.ipb.ac.id). Tahapan yang dilakukan dlam budidaya jamur kayu meliputi isolasi, pembuatan biakan jamur, pembuatan bibit, pembuatan substrat produksi, penanaman bibit, pemeliharaan dan panen (Agustin Widya Gunawan, 2009).

Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media berupa serbuk gergaji kayu, dedak, gips, kapur dan sorgum sebagai substrat. Serbuk gergaji memiliki fungsi sebagai pendegradasi selulosa. Gips berfungsi untuk sumber mineral, terutama kalsium. Kapur memiliki fungsi sebagai penetral pH sedangkan dedak berfungsi sebagai sumber nutrisi. Miselium dan tubuh buah jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39C. Agar bakal tubuh buah terbentuk, biasanya dibutuhkan faktor fisik yang baik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara dan aerasi. Selama pembentukan tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Kisaran konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari P. ostreatus antara 550-700 ppm (web.ipb.ac.id). Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Bakal tubuh buah atau primordia dari basidiomiset adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan miselia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi dan bertahan. Karakteristik spora sering digunakan untuk mempelajari sistematika dan klasifikasi jamur. Diameter tubuh buah sekitar 1 mm. Primordia berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah tudung. Pada permukaan bawah tudung dari tubuh buah muda terdapat bilah-bilah (lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat pada tangkai. Pada lamela terdapat sel-sel pembentuk spora (basidium), yang berisi basidiospora. Basidiospora biasanya dibentuk pada saat tubuh buah dewasa mengalami kematangan. Selama tepi tudung masih berlipat-lipat, tubuh buah dikatakan belum dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh buah mencapai fase dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh dan spora-spora dapat dilepaskan (web.ipb.ac.id).Pada percobaan budidaya kayu ini menggunakan media bibit berupa biji jawawut untuk menghasilkan jamur tiram (pleorotus spp). Pertama-tama yang dilakukan adalah mencampurkan semua bahan, lalu menempatkannya pada plastik secara padat. Bagian atas plastik tersebut di beri paralon yang kemudian permukaan beblog tersebut ditutup dengan kapas lalu ditutup menggunakan kertas dan diikat dengan kencang. Namun, setelah ditanam dengan media bibit dan diinkubasi selama kurang lebih tiga minggu beblog tersebut terkena kontaminasi. Sehingga, prosedur kegiatan selanjutnya hingga panen tidak dapat dilakukan. Kontaminasi ini terjadi kemungkinan karena dalam memasukan campuran bahan media bibit ke dalam beblog tidak rapat dan kurang aseptik.Hal ini menyebabkan mikrob yang tidak diinginkan dapat masuk dengan mudah ke dalam beblog. Apabila beblog tidak terkontaminasi dan prosedur percobaan terus dilakukan hingga terbentuk tubuh buah jamur tiram dan siap panen, maka harus dilakukan perhitungan efisiensi biologi terhadap jamur yang tumbuh tersebut. Pemanenan jamur yang benar , yaitu dipetik menggunakan tangan sambil memutar tangkainya, jangan memetik menggunakan pisau, dsb. Karena akan meninggalkan sisa yang merupakan sumber kontaminan.Daftar Pustaka:Anonim. 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Tiram.

http://web.ipb.ac.id. [15 Desember 2009]. (Miselium dan tubuh buah jamur tiram dapatdan spora-spora dapat dilepaskan)Gunawan Agustin Widya, dkk. 2009. Cendawan dalam Praktikum Laboratorium.

(Tahapan yang dilakukan dlam budidaya jamur kayu meliputi isolasipemeliharaan dan panen)