cekungan jatim

7
Jawa Timur adalah salah satu dari sedikit propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi sumber daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri dari arah Utara ke Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir Lautan Hindia) dan dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur – Jawa Tengah sampai dengan pesisir Selat Bali, ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan menjadi dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan mineral bahan galian logam/non-logam/industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika, belerang, fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis energi serta menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya mineral energi di Jawa Timur merupakan angin segar yang membawa optimismus masa depan sumber daya energi di Indonesia. Saat ini terdapat 14 lapangan minyak/kondensat dengan produksi harian 27.120 BOPD dan 9 lapangan gas dengan produksi harian 206 MMCFGPD. Diketahui terdapat 30 lapangan minyak dengan cadangan terkuras maksimum terbukti 290 MMBO. Produksi kumulatif

Upload: renohumantoro

Post on 17-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hghdggygi

TRANSCRIPT

Jawa Timur adalah salah satu dari sedikit propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi sumber

daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri dari arah Utara ke

Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir Lautan Hindia) dan

dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur Jawa Tengah sampai dengan pesisir

Selat Bali, ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan menjadi

dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan

mineral bahan galian logam/non-logam/industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika, belerang,

fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis energi serta

menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya mineral energi di Jawa

Timur merupakan angin segar yang membawa optimismus masa depan sumber daya energi di

Indonesia.

Saat ini terdapat 14 lapangan minyak/kondensat dengan produksi harian 27.120 BOPD dan 9

lapangan gas dengan produksi harian 206 MMCFGPD. Diketahui terdapat 30 lapangan

minyak dengan cadangan terkuras maksimum terbukti 290 MMBO. Produksi kumulatif

sampai dengan awal 2005 adalah 173 MMBO. Ini berarti sisa cadangan yang masih bisa

dikuras adalah 117 MMBO yang akan habis dalam 12 tahun dengan produksi tahunan 9,8

MMBO, jika tidak ada upaya explorasi dan penemuan struktur. Sementara itu, diketahui

terdapat 26 lapangan gas dengan cadangan terkuras maksimum terbukti 3704 BCFG.

Produksi kumulatif telah mencapai 1236 BCFG. Sisa cadangan sebesar 2468 BCFG

diperkirakan akan habis dalam 28 tahun dengan produksi tahunan 88 BCFG. Dalam kondisi

seperti ini, melalui upaya penelitian yang komprehensif, telah diidentifikasi jumlah total

struktur geologis yang diperkirakan menyimpan potensi cadangan migas sebanyak 237 buah

(tersebar utamanya di cekungan Jawa Timur bagian utara). Diperkirakan jumlah sumber daya

minyak dan gas bumi dari struktur yang sudah teridentifikasi tersebut total mencapai 25,3

BBO dan 61,6 TCFG. Jika diandaikan rasio keberhasilan menemukan cadangan adalah 30%

dari semua struktur yang ada, maka ada kurang lebih 71 buah struktur penemuan yang setara

dengan jumlah total sumber daya di tempat 7,6 BBO dan 18,5 TCFG. Dengan menggunakan

faktor pengurasan 20% untuk minyak dan 60% untuk gas, maka perkiraan cadangan baru

terkuras di semua 71 struktur penemuan bisa mencapai 1520 MMBO dan 11,1 TCFG

[sumber: Awang Harun Satyana (BP Migas) dalam Seminar Sehari Potensi Migas di Jawa

Timur: Peluang dan Tantangan, ITS Surabaya, 22 September 2005]. Dengan potensi sebesar

ini peluang untuk memperpanjang usia penambangan minyak dan gas bumi di Jawa Timur

semakin besarJawa Timur adalah salah satu dari sedikit propinsi Indonesia yang dikaruniai potensi sumber

daya energi dan mineral yang beragam dan melimpah. Jika ditelusuri dari arah Utara ke

Selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir Lautan Hindia) dan

dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur Jawa Tengah sampai dengan pesisir

Selat Bali, ditemui sumber dan pusat-pusat kekayaan alam yang bisa dikelompokkan menjadi

dua sumber daya mineral: mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan

mineral bahan galian logam/non-logam/industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika, belerang,

fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Ditengah isu dan diskursus tentang krisis energi serta

menipisnya jumlah cadangan migas di Indonesia, potensi sumber daya mineral energi di Jawa

Timur merupakan angin segar yang membawa optimismus masa depan sumber daya energi di

Indonesia.

peta Cekungan Sedimen Tersier yang dipetakan oleh BPMIGAS pada tahun 2008;

wilayah Cekungan Jawa Timur meliputi : Cekungan Pati, Cekungan Jawa Timur Utara

dan Cekungan Jawa Timur Selatan.

Saat ini di Jawa Timur terdapat 34 wilayah kerja aktif, atau 15 % dari jumlah seluruh wilayah kerja perminyakan di Indonesia, yang dioperasikan oleh

berbagai kontraktor meliputi perusahaan nasional dan multinasional. Dari 34

wilayah kerja tersebut, 13 di antaranya merupakan wilayah kerja berstatus

eksploitasi atau sedang memroduksikan migas. Luas wilayah kerja aktif ini

meliputi 52 % luas wilayah Cekungan Jawa Timur, sehingga masih terdapat peluang

48 % wilayah cekungan ini yang belum tereksplorasi. Hal unik yang hanya berkembang di Jawa Timur adalah penemuan gas di reservoir

yang sangat unik, yaitu batugamping globigerina yang porositasnya sangat tinggi

dan produktif menghasilkan gas atau minyak. Reservoir ini merupakan potensi

yang besar sebab sebarannya panjang dari Cepu, Selat Madura sampai sebelah

utara Bali.

Jawa Timur pun memiliki salah satu dari dua reservoir termuda di Indonesia,

yaitu batupasir Plistosen volkaniklastik Wunut, yang berasal dari endapan jalur

volkanik di sebelah selatan Cekungan Jawa Timur. Seperti reservoir globigerina,

reservoir ini pun tersebar di area yang luas.

OrogenSunda

Orogen Sunda pada daerah ini mempengaruhi Jawa dan Nusa Tenggara Barat. Pada orogen ini Lempeng Samodra Lautan Hindia menunjam di bawah ujung selatan Lempeng Benua Asia Tenggara dengan kecepatan sekitar 7cm/tahun (Gambar 1, 5 & 6A). Sistem subduksi ini menghasilkan busur gunung api sepanjang Jawa dan Nusa Tenggara. Di belakang busur gunung api ini (di Laut Jawa) terbentuk cekungan sedimen yang dikenal mempunyai kandungan minyak dan gas bumi. Orogen ini juga mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar regional yang memanjang barat-timur di bagian utara P. Jawa dan menerus sampai di utara P. Flores.

Gambar9:Penampang seismik baratlaut-tenggara yang menunjukkan jejak-jejak strukturArah Meratus yang berkembang menjadistruktur regangan dan membentuk pola struktur tinggian dan dalaman (Prasetyadi, 2007; sumber:Pertamina-Beicip, 1985; Ditjen Migas).

Gambar10:Penampang seismik utara-selatan yang menunjukkan zonaoverthrustsebagai batas antara Zona Rembang dan Zona Kendeng (Prasetyadi, 2007; Sumber:Data seismik dari PND-Ditjen Migas).

Gambar12:Zona tektonostratigrafi Jawa bagian timur (modifikasi dari Smyth et al., 2005).Batuan induk

daerah Kangean, Cekungan Jawa Timur Utara. Subjek penelitian adalah karakterisasi minyak bumi dan batuan induk. Objek penelitian meliputi data geologi berupa data sumur dan data geokimia seperti tipe kerogen, hasil analisis Rock-Eval, data kromatografi baku, analisis fisik sampel minyak dan data khusus yang berkaitan dengan karakteristik atribut organofasies seperti data GC/MS, biodegradasi dan data isotop karbon dari sampel sedimen maupun sampel hidrokarbon. Berdasarkan analisis data TOC, Formasi Pra-Ngimbang di daerah penelitian memiliki kekayaan sedang sampai dengan baik sebagai batuan induk dengan nilai TOC antara 1% dan 20% dan Formasi Ngimbang memiliki kekayaan sedang sampai dengan baik sebagai batuan induk dengan nilai TOC antara 1% dan 25%.

daerah Kangean, Cekungan Jawa Timur Utara. Subjek penelitian adalah karakterisasi minyak bumi dan batuan induk. Objek penelitian meliputi data geologi berupa data sumur dan data geokimia seperti tipe kerogen, hasil analisis Rock-Eval, data kromatografi baku, analisis fisik sampel minyak dan data khusus yang berkaitan dengan karakteristik atribut organofasies seperti data GC/MS, biodegradasi dan data isotop karbon dari sampel sedimen maupun sampel hidrokarbon. Berdasarkan analisis data TOC, Formasi Pra-Ngimbang di daerah penelitian memiliki kekayaan sedang sampai dengan baik sebagai batuan induk dengan nilai TOC antara 1% dan 20% dan Formasi Ngimbang memiliki kekayaan sedang sampai dengan baik sebagai batuan induk dengan nilai TOC antara 1% dan 25%.