cek ismadina - studi literatur dan daftar puasa

Upload: ismadina-isma

Post on 07-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cek

TRANSCRIPT

STUDI LITERATURInvestasiInvestasi merupakan dana yang dikeluarkan untuk menghasilkan arus dana yang jumlahnya lebih besar dari dana yang dikeluarkan pada saat investasi awal (initial investment). Investasi juga dapat didefinisikan sebagai penanaman modal terhadap suatu aset dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Selain dalam bentuk uang, keuntungan yang diperoleh dari investasi dapat berupa tanah, bangunan, dan lain-lain. Investasi dapat dilakukan dalam dua ringkup, yaitu investasi pada aktivita nyata (real asset) dan investasi pada aktiva keuangan (financial assets).Keberhasilan dari suatu proyek investasi bukan didasarkan dari besar atau kecilnya proyek tersebut, namun bergantung pada keuntungan yang akan dihasilkan dari proyek. Oleh karena itu, perlu adanya suatu analisis yang dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi dikatakan layak untuk dilakukan, yaitu studi kelayakan. Studi kelayakan dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap proyek yang direncanakan dan memberikan keyakinan kepada investor bahwa proyek investasi memberikan keuntungan sebagaimana yang diharapkan.Jenis InvestasiMenurut William F. Sharfe, investasi adalah menanamkan sejumlah dana dalam suatu usaha pada waktu sekarang dengan mengharapkan pengembalian investasi disertai tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang dalam periode investasi tertentu. Terdapat beberapa jenis investasi, yaitu:

1. Investasi nyata (real investment)Investasi nyata adalah investasi yang dibuat ke dalam aset tetap yang dimiliki, seperti tanah, bangunan, dan peralatan atau mesin.2. Investasi finansial (financial investment)Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi dan surat berharga lainnya, seperti deposito.Investasi dapat juga diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu panjang (long term) dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dapat berupa penanaman modal terhadap suatu proyek tertentu, baik bersifat fisik ataupun non-fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung, serta proyek penelitian dan pada penelitian ini proyek yang dimaksud adalah proyek pembangunan power plant teknologi ORC dan Dual Fuel.Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu organisasi tertentu dan dalam suatu periode tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.Kegiatan proyek dilakukan untuk berbagai bidang dan antara lain adalah sebagai berikut:1. Pembangunan fasilitas baru.Pembangunan fasilitas baru ini merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru untuk prusahaan.

2. Perbaikan fasilitas yang sudah adaMerupakan kelanjutan dan usaha yang sudah ada sebelumnya. Artinya sudah ada kegiatan sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang diinginkan.

3. Penelitian dan pengembanganMerupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat, lalu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Struktur Biaya PerusahaanPada laporan keuangan perusahaan, PT X memiliki struktur biaya untuk perusahaan jasa yang biasa digunakan untuk menghitung kelayakan proyek-proyek yang dikerjakan, dalam hal ini adalah jasa penyedia listrik akan ditampilkan pada gambar II.1.Outgoing CostCos of Service (CoS)Operating CostOPEXSelling CostAdministrative & General CostOverhead CostTaxInterestOperation MarginMaterial CostDirect Cost

Gambar II.1 Struktur Biaya Perusahaan3. Operating CostOperating cost merupakan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan biaya tersebut masih termasuk biaya pajak dan bunga.

4. Outgoing CostOutgoing cost adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk setelah dikurangi oleh biaya pajak dan bunga.5. Operation MarginOperation margin adalah harga jual yang diinginkan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit perusahaan.6. Cost of Service (CoS)Cost of service atau biaya pokok produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Biaya pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.a. Biaya bahan bakuBiaya bahan baku terdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang diperlukan pada suatu proyek dan pada proyek ini adalah bahan baku untuk pembangunan power plant dengan teknologi ORC dan teknologi Dual Fuel.b. Biaya tenaga kerja langsungBiaya tenaga kerja langsung adalah biaya dari tenaga kerja di pabrik yang langsung berhubungan dalam produksi pembuatan suatu produk dan pada proyek ini adalah tenaga kerja langsung untuk pembangunan power plant dengan teknologi ORC dan teknologi Dual Fuel.c. Biaya overheadBiaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung dibebankan ke produk yang dihasilkan. Biaya overhead terdiri dari biaya asuransi, biaya perawatan, biaya lain-lain, dan biaya depresiasi.Pada tabel II.1 akan ditampilkan contoh pengelompokkan biaya pokok produksi atau CoS yang digunakan oleh PT X untuk menghitung kelayakan investasi suatu proyek.Tabel II.1 Contoh Pengelompokan CoS

7. Biaya Komersial (OPEX)Biaya komersial atau OPEX merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan pokok, namun tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan. Biaya komersial terbagi menjadi dua, yaitu biaya penjualan, dan biaya umum dan administrasi. Pada tabel II.2 akan diberikan contoh data-data biaya komersial pada PT X.Tabel II.2 Contoh Biaya Komersial

Pembangkit Listrik Teknologi ORC dan Teknologi Dual FuelTeknologi Organic Rankine Cycle (ORC)Sistem pembangkit Organic Rankine Cycle (ORC) ini membangkitkan listrik dari sumber energi terbaharukan dengan memanfaatkan sumber panas bertemperatur dan bertekanan rendah. Siklus Rankine Konvensional dengan refrigeran digunakan sebagai fluida kerja untuk menghasilkan listrik yang dimodifikasi menjadi Organic Rankine Cycle(ORC) dengan fluida organik sebagai fluida kerja yang memiliki titik didih yang rendah.Sistem pembangkit ORC memiliki 4 komponen utama, yaitu evaporator, turbin, kondensor, dan pompa. Pada gambar II.2 akan ditampilkan siklus umum dari sistem teknologi ORC.

Gambar II.2 Siklus Organic Rankine Cycle (ORC)8. EvaporatorEvaporator digunakan untuk menguapkan fluida organik dari fasa cair menjadi fasa uap panas, sebelum dimasukan dan di di proses kedalam turbin.9. TurbinTurbin digunakan untuk mengekspansi dan menurunkan tekanan fluida organik. Turbin ini disambungkan dengan generator yang akan menghasilkan listrik. Setelah melewati turbin, fluida kerja akan dicairkan dalam

10. KondensorSelanjutnya, setelah melewati turbin fluida kerja akan dicairkan di dalam kondensor dan selanjutnya akan dipompa menuju evaporator.Teknologi Dual FuelPembangkit listrik dengan teknologi Dual Fuel merupakan teknologi yang memanfaatkan dua jenis bahan baku yang digunakan pada proses produksi listrik. Terdapat beberapa tahapan pada proses pembangkit listrik dengan teknologi Dual Fuel, yaitu:11. LNG dan diesel yang terdapat di dalam storage tank secara bersamaan di pompa. LNG akan menuju Evaporator untuk mengubah fase LNG dari liquid menjadi gas, sedangkan diesel di pompa menuju engine solar genset.12. Selanjutnya, LNG yang telah menjadi gas masuk ke dalam engine solar genset dengan bantuan converter kit.Prinsip kerja dari converter kit ini adalah penghisapan gas LNG melalui ventury tube yang dilalui oleh udara dan gas LNG untuk kemudian dicampur dengan solar atau diesel dan udara terbakar diruang bakar sampai dengan RPM tertentu. Pada saat RPM dinaikkan maka kebutuhan udara akan bertambah. Udara tambahan akan masuk melalui ventury yang menghisap gas LNG yang berasal dai LNG fuel tank.13. Setelah kedua bahan berada di dalam genset, mesin ini dinyalakan dan akan langsung dihasilkan listrik.DepresiasiMenurut White (2010), depresiasi dapat didefinisikan sebagai penurunan nilai dari suatu aset yang disebabkan oleh penggunaan atau kerusakan atas aset tersebut atau faktor usia dari aset yang bersangkutan. Depresiasi dikategorikan sebagai pengeluaran walaupun tidak termasuk ke dalam perhitungan cash flow. Berdasarkan jenis asetnya, depresiasi dibagi menjadi dua (White, 2010), yaitu:

1. Depreciation on Tangible AssetDepresiasi ini terjadi pada aset yang dapat dilihat atau disentuh dan dikategorikan menjadi aset personal dan real. Aset personal diantaranya mobil, truk, mesin, perabot, peralatan, dan lain-lain. Sedangkan aset real adalah segala sesuatu yang berada dan menempel di atas tanah. Walaupun begitu, tanah tidak termasuk kedalam aser reak. Beberapa contoh dari aset real yaitu bangunan-bangunan pabrik, kantor, dan infrastruktur lainnya.

1. Depreciation on Intangible AssetDepresiasi ini terjadi pada aset yang tidak berwujud, tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh. Intangible asset dinataranya adalah merk dagang, hak paten, laporan hasil eksplorasi, dan lain-lain. Depresiasi jenis ini disebut juga sebagai amortisasi.

Menurut Newnan (1990), terdapat enam metode perhitungan depresiasi, yaitu Straight Line Depreciation, Sum-Of-Years Digits Depreciation, Declining Balance Depreciation, Declining Balance with Conversion to Straight Line Depreciaton, Unit-Of-Production Depreciation, dan Accelerated Cost Recovery System Depreciation. Berikut penjelasan dari masing-masing metode:

1. Straight Line DepreciationMetode Straight Line Depreciation merupakan metode yang paling mudah dan paling sering digunakan. Pada metode ini, depresiasi bernilai konstan setiap periodenya. Rumus dari perhitungan Straight Line Depreciation adalah:

dimana:N= umur pakaiP= harga asetS= nilai sisa

2. Sum-Of-Years Digits DepreciationMetode Sum-Of-Years Digits (SOYD) Depreciation menghasilkan biaya depresiasi yang besar pada periode-periode awal investasi dan mengecil pada periode-periode akhir investasi. Rumus dari perhitungan Sum-Of-Years Digits (SOYD) Depreciation adalah:

dimana:SOYD for Total Useful Life= 1 + 2 + ... + (n 1) + n= n (n + 1) / 2P= harga asetS= nilai sisa

3. Declining Balance DepreciationMetode Declining Balance Depreciation merupakan metode yang menggunakan rate depresiasi tetap namun book value yang berubah-ubah dan semakin mengecil. Pada metode ini, nilai sisa tidak diperhitungkan. Rumus dari perhitungan Declining Balance (DDB) Depreciation adalah:

dimana:N= umur pakaiBook Value = harga aset dikurangi biaya depresiasi yang telah terjadi

4. Declining Balance with Conversion to Straight Line DepreciationMetode Declining Balance with Conversion to Straight Line Depreciaton merupakan penggabungan dari metode Declining Balance Depreciation dan Straight Line Depreciation. Metode depresiasi ini memperhitungkan nilai sisa, yang tidak diperhitungkan pada metode Declining Balance Depreciation. Dalam metode ini, perhitungan dilakukan dengan menggunakan Declining Balance Depreciation pada periode-periode awal dan menggunakan Straight Line Depreciation pada periode-periode selanjutnya sampai dengan periode akhir. Waktu pergantian metode dilakukan ketika nilai depresiasi yang dihasilkan oleh Declining Balance Depreciation lebih kecil dari nilai yang dihasilkan oleh Straight Line Depreciation.

5. Unit-Of-Production DepreciationMetode Unit-Of-Production Depreciation merupakan salah satu metode yang tidak dipengaruhi oleh waktu. Hal ini dikarenakan biaya depresiasi yang dihasilkan bergantung pada banyaknya unit of production / unit of activity yang dihasilkan / dilakukan tiap periode. Rumus dari perhitungan Unit of Production (UOP) Depreciation adalah:

dimana:P= harga asetS= nilai sisa

6. Accelerated Cost Recovery System (ACRS) DepreciationMetode Accelerated Cost Recovery System Depreciation merupakan sebuah sistem depresiasi yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan di Amerika. Terdapat dua keuntungan utama dari ACRS depreciation, yaitu:1. Perhitungan yang dilakukan menggunakan property class-lives yang nilainya lebih kecil dari umur pakai aktualnya 2. Nilai sisa diasumsikan bernilai 0. Penentuan apakah perhitungan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode depresiasi atau tidak ditentukan oleh jenis aset yang akan dikenakan depresiasi.

Indikator Kelayakan InvestasiStudi kelayakan usaha dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menilai kelayakan usaha yang akan dijalankan dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk perusahaan (Francis, 1991). Terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan studi kelayakan, yaitu:1. Menentukan ruang lingkup usaha atau bisnis.2. Identifikasi kegiatan pada usaha atau bisnis.3. Menentukan aspek-aspek yang akan di analisis.4. Melakukan pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian.5. Menentukan analisis aspek-aspek yang akan menentukan layak atau tidaknya suatu usaha atau bisnis.6. Menarik kesimpulan kelayakan usaha atau bisnis.Menurut Malhotra (1996), terdapat beberapa jenis data yang dibutuhkan untuk melakukan studi kelayakan, yaitu:1. Data PrimerData primer merupakan suatu data kualitatif ataupun data kuantitatifyang diperoleh secara langsung di lapangan, melalui eksperimen dan survey (kuisioner, wawancara, dan observasi). Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data sendiri atau menyerahkan proses penelitian kepada pihak lain. Data primer dapat disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up-to-date. Data primer memiliki validitas yang lebih tingi dibandingkan dengan data sekunder.

2. Data SekunderData sekunder merupakan data-data yang sudah tersedia dan telah dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang dilakukan pada saat ini tetapi untuk tujuan lainnya. Data sekunder dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain yang sudah ada seperti perpustakaan, Badan Pusat Statistik (BPS), dan biasanyadigunakan sebagai pendukung data primer. Pada umumnya, riset diawali dengan data sekunder dan dilanjutkan dengan data primer. Riset dengan menggunakan data primer dilakukan hanya ketika sumber data sekunder telah habis atau menunjukkan hasil yang semakin menurun. Data sekunder dapat dipergunakan untuk beberapa hal sebagai berikut:1. Mengidentifikasi masalah.2. Mendefinisikan masalah dengan lebih jelas.3. Mengembangkan pendekatan terhadap masalah yang diteliti.4. Memformulasikan desain riset yang sesuai dengan mengidentifikasi variabel-variabel utama.5. Menjawab rumusan masalah tertentu dan menguji beberapa hipotesis.Dalam melakukan studi kelayakan usaha, dapat ditentukan apakah investasi yang akan dikeluarkan untuk membuat suatu usaha dapat dikatakan layak atau tidak. Indikator kelayakan investasi dapat dilihat berdasarkan nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Motified Internal Rate of Return (MIRR), Payback Period (PP), Discounted Payback Period (DPBP), dan Break Enen Point (BEP). Net Present Value (NPV)Net Present Value (NPV) atau biasa disebut Present Worth atau Net Present Worth merupakan salah satu indikator dalam mengukur kelayakan investasi. Metode NPV melihat kelayakan investasi berdasarkan selisih antara present worth, yaitu pemasukan pada akhir periode investasi dengan present worth, yaitu pengeluaran pada akhir periode investasi (White, 2010). Metode ini dapat menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian investasi yang dapat diperoleh oleh perusahaan selama periode investasi. Rumus yang digunakan untuk perhitungan NPV menurut White (2010) adalah sebagai berikut:

dimana:NPV= Net Present ValueCt= cash flow pada periode ke-ti= rate of returnn= jumlah periode investasiHasil dari perhitungan NPV akan menentuka apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Tabel 2.1 akan menunjukkan interpretasi dari perhitungan NPV.Tabel II.3 Interpretasi NPV

Internal Rate of Return (IRR)Menurut White (2010), Internal Rate of Return (IRR) adalah suku bunga yang membuat NPV atau present worth sama dengan 0. nilai yang menunjukkan tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh suatu investasi. Rumus yang digunakan untuk perhitungan IRR adalah:

dimana:Ct= cash flow pada periode ke-ti*j= internal rate of return (IRR)n= jumlah periode investasiNilai IRR biasanya dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum atau disebut Minimum Attractive Rate of Return (MARR) yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Jika nilai IRR yang didapat melalui hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan MARR (Minimum Attractive Rate of Return), maka proyek investasi dikatakan layak. Namun, metode IRR hanya dapat membandingkan antar proyek investasi yang memiliki umur dan ukuran yang sama.Modified Internal Rate of Return (MIRR)Modified Internal Rate of Return (MIRR) merupakan metode yang memperhitungkan reinvestment rate yang besarnya sama dengan nilai MARR, pada metode MIRR ini juga memperhitungkan cash flow negatif untuk didanai dari pinjaman atau dengan kata lain memperhitungkan suku bunga pinjaman (White, 2010). Rumus untuk perhitungan MIRR menurut White (2010) adalah :

dimana :Rt= cash flow positif pada periode ke-tCt= cash flow negatif pada periode ke-tr= reinvestment rate (=MARR)f= finance rate (suku bunga pinjaman)im= modified internal rate of return (MIRR)n= jumlah periode investasi Payback Period (PP)Menurut White (2010), Payback Period adalah suatu titik waktu pada periode investasi dimana kumulatif net cash flow yang dihasilkan sama dengan 0. Rumus untuk perhitungan PBP menurut White (2010) adalah:

dimana :Ct= cash flow pada periode ke-tn= payback period Jika nilai dari PBP yang didapat melalui hasil perhitungan lebih kecil dari periode investasi yang ditentukan, maka proyek investasi dikatakan layak.Discounted Payback Period (DPBP)Discounted Payback Period (DPBP) merupakan suatu indikator kelayakan investasi yang memiliki konsep sama dengan Payback Period (PBP), yaitu mencari suatu titik periode yang memberikan pengembalian investasi atau memberikan nilai cash flow sama dengan 0. DPBP adalah suatu titik waktu pada periode investasi dimana kumulatif net present worth yang dihasilkan sama dengan 0 (White, 2010). Rumus untuk perhitungan DPBP menurut White (2010) adalah:

dimana:Ct= cash flow pada periode ke-ti= rate of returnn= discounted payback periodJika nilai DPBP yang didapat melalui hasil perhitungan lebih kecil dari periode investasi yang ditentukan, maka proyek investasi dikatakan layak.Break Even Point (BEP)Break Even Point (BEP) merupakan suatu titik dimana perusahaan mengalami keadaan impas, yaitu tidak mengalami keuntungan dan kerugian. BEP adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. Nilai BEP dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:Rumus untuk perhitungan BEP menurut Horngren (2009) adalah:

dimana :Q= jumlah unitBEP= break even point / titik impasFC= Fixed Cost / biaya tetapVC = Variable Cost / biaya variabel per unitP= Selling Price / harga jual per unitJika penjualan yang dilakukan perusahaan kurang dari BEP maka perusahaan akan mengalami kerugian, jika penjualan yang dilakukan perusahaan sama dengan BEP maka perusahaan mengalami break even, jika penjualan yang dilakukan perusahaan lebih besar dari BEP maka perusahaan akan mengalami keuntungan.Aliran Kas (Cash Flow)Aliran kas atau cash flow merupakan gambaran mengenai kas yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Aliran kas masuk atau income cash flow memperlihatkan sumber pemasukan dari suatu perusahaan yang berasal dari penjualan produk, pinjaman dana dari pihak lain, maupun investasi yang didapatkan dari pihak lain. Aliran kas keluar adalah semua aliran kas keluar dari suatu perusahaan untuk melakukan semua jenis kegiatan pembiayaan. Gambaran dari arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui status finansial perusahaan tersebut pada satu titik periode tertentu. Selain itu hasil dari gambaran aliran kas atau cash flow dapat digunakan untuk melakukan proyeksi kas yang akan masuk dan dikeluarkan oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam waktu periode investasi yang diinginkan.Menurut Salengke (2012), aliran kas atau cash flow dibagi berdasarkan tiga jenis yaitu:1. Aliran Kas OperasionalAliran kas operasional menggambarkan seluruh aliran kas masuk dan keluar akibat kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Kas masuk didapatkan dari penjualan produk maupun layanan yang ditawarkan perusahaan. Aliran kas keluar didapatkan dari seluruh biaya yang harus dibayar untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji, biaya pemasaran produk, biaya administrasi, dan sebagainya.

2. Aliran Kas InvestasiAliran kas investasi menggambarkan seluruh aliran kas yang masuk dan keluar akibat dari penjualan dan pembelian investasi yang dilakukan perusahaan. Kas masuk didapatkan dari penjualan aset yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan kas keluar didapatkan dari pembelian aset perusahaan.3. Aliran Kas PendanaanAliran kas pendanaan menggambarkan aliran kas akibat dari kegiatan pendanaan yang digunakan perusahaan. Aliran kas masuk didapatkan dari kas yang diterima perusahaan dari hasil pinjaman pihak lain, maupun penerimaan investasi dari pihak lain. Aliran kas keluar didapatkan dari pembayaran dividen bagi investor perusahaan, maupun pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman terhadap pihak lain.Tabel II.4 Contoh Cash Flow

Analisis SensitivitasAnalisis sensitivitas dilakukan terhadap parameter-parameter yang dianggap penting dan berpengaruh secara signifikan terhadap masalah yang sedang dibahas (White, 2010). Analisis sensitivitas bertujuan untuk menganalisis perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada input data pada penelitian, kemudian dilakukan pengamatan apakah investasi masih layak untuk dilakukan berdasarkan dampak dari perubahan yang dilakukan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan melakukan pengubahan terhadap komponen pada parameter yang diuji dan melihat dampaknya terhadap kelayakan investasi. Kelayakan investasi yang dimaksud yaitu NPV, IRR, dan PBP. Dari beberapa parameter yang telah diuji, dapat ditentukan parameter manakah yang lebih sensitif dan yang kurang sensitif. Parameter yang lebih sensitif akan lebih diperhatikan daripada parameter-parameter yang kurang sensitif.Berikut ini akan diberikan ilustrasi tahapan dalam melakukan analisis sensitivitas yang akan dijelaskan sebagai berikut:14. Penentuan variabel yang dianggap berpengaruh besar terhadap hasil parameter kelayakan finansial dan memiliki ketidak pastian harga yang cukup tinggi di masa depan. Sebagai contoh, pada pembangunan suatu power plant dengan teknologi yang menggunakan bahan baku solar, dipilih variabel harga solar yang akan dilihat tingkat sensitivitasnya terhadap salah satu parameter kelayakan investasi, yaitu NPV. Pemilihan variabel harga solar dikarenakan adanya fluktuasi harga solar yang dilihat dari tahun-tahun sebelumnya.15. Perhitungan analisis sensitivitasPerhitungan analisis sensitivitas dilakukan dengan melakukan perubahan terhadap variabel yang akan di analisis. Perubahan variabel bisa dilakukan dengan melakukan penurunan atau kenaikan terhadap variabel tersebut. Sebagai contoh, pada variabel harga solar, harga yang digunakan pada perhitungan analisis kelayakan finansial adalah sebesar Rp 7.000 per liter, dengan nilai NPV yang positif. Pada perhitungan analisis sensitivitas, dilakukan kenaikan terhadap harga solar sampai nilai NPV menjadi negatif atau dengan kata lain kelayakan finansial proyek tersebut menjadi tidak layak.Misalkan, pada contoh di atas, nilai NPV menjadi negative ketika dilakukan kenaikan harga solar sebesar 10%, sehingga harga solar menjadi Rp 7.700, sedangkan pada saat dilakukan kenaikan solar sebesar 9%, yaitu Rp 7.630 nilai NPV masih positif. Dari hasil perhitungan analisis sensitivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa batas kelayakan proyek terdapat pada range kenaikan harga solar sebesar 9% hingga 10%, dan apabila harga solar mengalami kenaikan sama dengan atau di atas 10%, maka dapat dikatakan bahwa proyek tidak layak.

DAFTAR PUSTAKABank Indonesia. (2012). Laporan Inflasi Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan. Retrieved Juli, 16, 2015, from http://www.bi.go.id/.Horngren, C. T., et al. (2009). Cost Accounting: A Managerial Emphasis Thirteenth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2012). Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Retrieved Juli, 18, 2015, from http://www.esdm.go.id/.Maulida, A. (2011). Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Area Eksploitasi dan Pabrik Pengolahan Nikel PT X Menggunakan Teknologi Hidrometalurgi. Tugas Akhir Sarjana. Institut Teknologi Bandung.Newnan, D. G. (1990). Engineering Economic Analysis Third Edition. Jakarta: Binarupa Aksara.Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Retrieved Agustus, 23, 2015, from http://www.menlh.go.id/.Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Retrieved Agustus, 23, 2015, from http://www.menlh.go.id/. Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Retrieved Juli, 18, 2015, from http://www.esdm.go.id/.White, J. A., Case, K. E., & Pratt, D. B. (2010). Principle of Engineering Economic Analysis Fifth Edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Nama yang mengajukan teori, namun tidak ada di daftar pustaka adalah: (dihighlight merah)1. William F. Sharfe2. Francis3. Malhotra4. Salengke