case vertigo

28
LAPORAN KASUS “Seorang Wanita Dengan Benign Paroxysmal Positional Vertigo” Pembimbing: Dr. Ananda Setiabudi, Sp.s Disusun oleh: Fembriya Tenny Utami (030.08.101) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RSUD BUDHI ASIH PERIODE 5 JANUARI 2015 – 7 FEBRUARI 2015

Upload: fembriya-tenny-utami

Post on 18-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vertigo

TRANSCRIPT

Page 1: Case Vertigo

LAPORAN KASUS

“Seorang Wanita Dengan Benign Paroxysmal Positional Vertigo”

Pembimbing:

Dr. Ananda Setiabudi, Sp.s

Disusun oleh:

Fembriya Tenny Utami

(030.08.101)

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT SARAF RSUD BUDHI ASIH

PERIODE 5 JANUARI 2015 – 7 FEBRUARI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2015

Page 2: Case Vertigo

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Fembriya Tenny Utami, S.Ked

NIM : 030.08.101

Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Judul Kasus : Seorang Wanita Dengan Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Pembimbing : Dr. Ananda Setiabudi, Sp.S

Telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing sebagai syarat untuk menyelesaikan

kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Saraf di RS Budhi Asih Jakarta periode 5 Januari 2015-

7 Februari 2015

Jakarta, Januari 2015

dr. Ananda Setiabudi, Sp.S

1

Page 3: Case Vertigo

BAB I

PENDAHULUAN

Vertigo, suatu istilah yang bersumber dari bahasa Latin, vertere yang artinya

memutar. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizzines, yang lebih ringan lagi

disebut giddiness dan unsteadiness.

Vertigo merupakan persepsi gerakan yang salah, baik persepsi dalam diri pasien

terhadap keadaan sekitarnya, sebagai akibat dari ketidakseimbangan input

vestibuler.Pasien mengeluh bahwa dunia sekitar seolah berputar disekeliling mereka, dan

disertai dengan mual , muntah, dan hilangnya keseimbangan.Vertigo memiliki banyak

istilah awam sebagai pusing, pening, rasa berputar – putar, sempoyongan, rasa melayang,

atau merasakan badan atau sekelilingnya berputar –putar dan jungkir balik.1

Vertigo merupaka gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi

sebesar 7%. Dizzines telah ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh

pasien, yaitu sebesar 20-30% dari populasi umum. Terdapat empat tipe dizziness yaitu

vertigo, lightheadedness, presyncope, dan disequilibrium. Yang paling sering adalah

vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care.5 Dari

keempat jenis dizzines vertigo merupakan yang paling banyak sering yaitu sekitar 54%.

Pada sebuah studi mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding

pria (2:1), sekitar 88% mengalami episode rekuren.4

 

2

Page 4: Case Vertigo

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Kp. Pulo RT 13

Pernikahan : Menikah

Pendidikan : -

Agama : Islam

Suku : Sunda

No. RM : 96-01-90

Tanggal Kontrol : 14 Januari 2015

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang pasien wanita 24 tahun datang ke poli saraf RS. Budhi Asih pada tanggal 14 Januari

2015 dengan keluhan pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan yang dirasakan hilang

timbul. Keluhan dirasakan saat pasien berdiri lama, apabila pasien menggelengkan kepala

(menengok ke kanan ataupun ke kiri). Keluhan yang dirasakan disertai keringat dingin,

gangguan penglihatan (-), mual (+) dan muntah (+). Tinitus (-). Sebenarnya keluhan sudah

dirasakan sejak 1 tahun yang lalu tetapi keluhan terasa memberat sejak 1 bulan terakhir.

Keluhan dirasakan menghilang apabila pasien memejamkan mata atau tidur. 10 hari sebelum

pasien berobat ke poli saraf RSUD Budhi Asih, pasien sempat berobat ke klinik dan

3

Page 5: Case Vertigo

mendapatkan obat namun belum ada perubahan. Pada tanggal 12-1-2015 malam pasien

berobat ke IGD RSUD Budhi Asih, pasien mendapatkan obat dan merasa lebih mendingan,

pasien juga dianjurkan untuk kontrol ke poli saraf RSUD Budhi Asih. Pada tanggal 14-1-

2015 pasien berobat ke poli saraf RSUD Budhi Asih dan pagi-pagi saat pasien ingin

berangkat ke RS pasien sempat hampir pingsan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi, DM dan trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan DM pada keluarga disangkal.

Riwayat Kebiasaan

Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok maupun minum minuman beralkohol.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Rabu , 14 Januari 2014, pukul 10.30 WIB.

1. Keadaan Umum : Kesadaran Compos Mentis

Kesan Sakit Tampak Sakit Sedang

Kesan Gizi Gizi cukup

2. Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi (Heart Rate) : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,2˚C

3. Status Generalis

Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata dan tidak mudah dicabut,

hematom(-)

Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Pupil Bulat Isokor

4

Page 6: Case Vertigo

(Ø 3mm/3mm), RCL +/+, RCTL +/+,

Telinga : Normotia, sekret (-), serumen +/+

Hidung : Bentuk normal, septum ditengah, sekret (-)

Mulut : sianosis (-)

Leher : KGB tidak teraba, pembesaran Tiroid (-)

Thorax

Inspeksi : bentuk normal, simetris, gerakan napas simetris, tidak ada bagian

yang tertinggal, tipe pernapasan thorakoabdominal, ictus cordis

tidak tampak

Palpasi : Pergerakan napas kiri dan kanan simetris, tidak ada bagian yang

tertinggal, vocal fremitus tidak dapat dinilai.

Perkusi : Kedua lapang paru sonor

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki -/- wheezing -/-

Bunyi jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen datar, gerak dinding perut simetris.

Auskultasi : Bising usus 6x/menit

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa

Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen

Ekstremitas

Ekstremitas atas : Simetris, proporsi ukuran terhadap tubuh sesuai, deformitas

-/-, edema -/-, akral hangat +/+

Ekstremitas bawah : Simetris, proporsi ukuran terhadap tubuh sesuai, deformitas

-/-, edema -/-, akral hangat +/+

4. Status Neurologis :

GCS : E4 M6 V5

5

Page 7: Case Vertigo

Tanda rangsang meningeal

a. Kaku kuduk : Tidak dilakukan

b. Laseque : Tidak dilakukan

c. Kernig : Tidak dilakukan

d. Brudzinski I : Tidak dilakukan

e. Brudzinski II : Tidak dilakukan

Saraf-saraf kranialis

o N. I

Tidak dilakukan

o N.II

Visus : Tidak dilakukan

o N. III, IV, dan VI:

Kedudukan bola mata : ortoforia

Pergerakan bola mata : kesegala arah

o N.V

Tidak dilakukan

o N.VII

Tidak ada parese

o N.VIII

Tidak dilakukan

o N.IX dan X

Motorik : Tidak dilakukan

Sensorik : refleks muntah tidak dilakukan

o N.XI

Baik

o N.XII

Pergerakan lidah : tremor (-), parese (-)

6

Page 8: Case Vertigo

Sistem motorik

Kanan Kiri Keterangan

Ekstremitas atas

Kekuatan

Tonus

Trofi

Ger.involunter

5555

N

Eu

(-)

5555

N

Eu

(-)

Ekstremitas bawah

Kekuatan

Tonus

Trofi

Ger.involunter

5555

N

Eu

(-)

5555

N

Eu

(-)

Sistem sensorik : Baik

Refleks

Refleks Kanan Kiri Keterangan

Fisiologis

Biseps

Triseps

Patella

Achilles

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Patologis

Hoffman Tromer

Babinski

Chaddock

Openheim

Gordon

Schaeffer

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

Koordinasi, gait, dan keseimbangan

7

Page 9: Case Vertigo

Cara berjalan : normal

Test Romberg dipertajam : (+)

Heel to knee : -/-

Dix-Hallspike : Nigtagmus (-)

Test kalori : Tidak dilakukan

Sistem otonom

Miksi : dbn

Defekasi : dbn

Keringat : dbn

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

(-)

V. DIAGNOSIS

Diagnosa Klinis : Vertigo Perifer

Diagnosa Etiologis : Idiopatik

Diagnosa Topis : Labirin (sistem vestibular-sistem keseimbangan)

Diagnosis Patologis : Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

VII. PENATALAKSANAAN

Nonmedikamentosa:

- Istirahat terlentang selama fase akut dan tidak banyak mengubah posisi kepala

- Terapi Rehanilitatif yaitu Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver,

Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff

exercise

Medikamentosa:

- Flunarizin 5 mg 3x1

- Betahistin 6 mg 3x1

- Ondansentron tab 4 mg 1x1

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN:

1. Pemeriksaan Audiometri

8

Page 10: Case Vertigo

2. Elektronistamogram

3. Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad bonam

X. RESUME LAPORAN KASUS

Wanita 24 tahun datang ke poli saraf RS. Budhi Asih pada tanggal 14 Januari 2015

dengan keluhan pusing berputar sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan yang dirasakan hilang

timbul. Keluhan dirasakan saat pasien berdiri lama. Keluhan yang dirasakan disertai keringat

dingin, mual (+) dan muntah (+).Keluhan terasa memberat sejak 1 bulan terakhir. Keluhan

dirasakan menghilang apabila pasien memejamkan mata atau tidur. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan TD : 130/90 dan tes romberg (+). Diangnosa klinis pada pasien ini adalah vertigo

perifer, diagnosa etiologis adalah idiopatik, diagnosa topis adalah Labirin (sistem vestibular-

sistem keseimbangan), diagnosa patologis adalah Benign Paroxysmal Positional Vertigo

(BPPV). Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini berupa non-medikamentosa dan

medikamentosa. Non-medikamentosa Istirahat terlentang selama fase akut dan tidak banyak

mengubah posisi kepala Terapi Rehanilitatif (Metode Brandt Daroff, Latihan Visual

Vestibular dan Latihan Berjalan). Medikamentosa berupa Flunarizin 5 mg 3x1, Betahistin 6

mg 3x1, Ondansentron tab 4 mg 1x1. Prognosis pada pasien ini Ad vitam : ad bonam, Ad

fungsionam : ad bonam dan Ad Sanationam : dubia ad bonam

9

Page 11: Case Vertigo

BAB III

ANALISA KASUS

Pada anamnesis pasien datang dengan keluhan pusing berputar sempoyongan. Hal ini

menunjukkan adanya gangguan keseimbangan pada pasien, gangguan yang dialami pasien

merupakan ciri khas akan gejala dari vertigo, karena adanya rasa berputar yang

dirasakan.Gangguan ini berkaitan dengan sistem vestibulokoklearis yang berfungsi sebagai

alat keseimbangan.Vertigo yang dialami pasien merupakan jenis benign paroxysmal

potitional vertigo (BPPV) yang erat kaitannya dengan perubahan posisi. Pada pasien ini

gejala vertigo timbul ketika pasien berbaring dan memiringkan tubuhnya.Selain itu pasien

merasakan gejalanya dalam interval waktu beberapa detik sampai menit.Interval waktu ini

makin memperkuat kearah diagnosis BPPV yang merupakan jenis dari vertigo perifer.Hal ini

menyingkirkan jenis vertigo sentral lainnya, karena vertigo jenis sentral durasi gejala lebih

lama dan terjadi secara mendadak.Selain itu gejala vertigo sentral dapat berupa diplopia,

parestesia (rasa baal), perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, sedangkan pada pasien ini

tidak mengalami gangguan tersebut.1

KLASIFIKASI VERTIGO

1. Vertigo sentral

10

Page 12: Case Vertigo

Gangguan di batang otak atau serebelum biasanya merupakan penyebab

vertigo jenis sentral, untuk menentukan apakah gangguan di batang otak maka kita

selidiki dahulu apakah ada gejala yang khas untuk kelainan batang otak, misalnya

diplopia, parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik.Pada penderita

gangguan serebelar biasanya memiliki gangguan dalam koordinasi sehingga mungkin

tidak lancar dalam melaksanakan gerak supinasi dan pronasi tangannya secara

berturut – turut (Disdiadokokinesia), percobaan telunjuk hidung (finger point test)

dilakukan dengan buruk.Pada penderita vertigo perifer dapat melakukan dengan

normal.2

2. Vertigo perifer

Dapat dibedakan menurut lamanya berlangsung:

a. Berlangsung beberapa detik

Vertigo yang paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna (serangan

vertigo dapat disebabkan karena perubahan posisi kepala).Vertigo posisional

benigna paling sering penyebabnya ialah idiopatik (tidak diketahui), namun dapat

pula karena trauma di kepala, pembedahan ditelinga, atau neuritis

vestibular.Prognosis baik dan gejala akan menghilang spontan.

b. Berlangsung bebebrapa menit atu jam

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.Penyakit

meniere mempunyai trias, yakni ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo,

dan tinitus.Perjalanan khas dari penyakit meniere ini adalah kelompok serangan –

serangan vertigo yang diselingi masa remisi.

c. Berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu

Neuritis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke UGD, pada

penyakit ini mulainya vertigo dan nausea (mual) serta muntah yang menyertainya

mendadak, dan gejala berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.Sering

penderita merasa lega namun sama sekali tidak bebas dari gejala.Fungsi

pendengaran tidak terganggu pada neuronitis vestibular.Penyebab penyakit ini

kemungkinan disebabkan oleh virus.Pada pemeriksaan fisik mungkin dijumpai

nistagmus, yang menjadi lebih besar amplitudonya bila pandangan dilirikkan

menjauhi telinga yang kena.2

11

Page 13: Case Vertigo

Tabel. Perbedaan Vertigo vestibular dan non-vestibular

Gejala Vertiogo vestibular Vertigo non-vestibular

Sifat vertigo Rasa berputar Melayang,hilang

keseimbangan

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah + -

Gangguan

pendengaran

+/- -

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan visual

Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas

Tabel. Perbedaan vertigo vestibular perifer dan sentral

Gejala Vertigo vestibular

perifer

Vertigo vestibular

sentral

Bangkitan vertigo Lebih mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Gejala otonom (mual,

muntah, keringat)

++ +

Gangguan pendengaran

( tinitus, tuli)

+ -

Tanda fokal otak - +

Tabel Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan Serangan

JenisVertigo

Berdasarkan

Awitan Serangan

Disertai Keluhan

Telinga

Tidak Disertai

Keluhan Telinga

Timbul Karena

Perubahan Posisi

Vertigo paroksismal Penyakit Meniere,

tumor fossa cranii

posterior, transient

ischemic attack

(TIA) arteri

TIA arteri vertebro-

basilaris, epilepsi,

vertigo akibat lesi

lambung

Benign paroxysmal

positional vertigo

(BPPV)

12

Page 14: Case Vertigo

vertebralis

Vertigo kronis Otitis media kronis,

meningitis

tuberkulosa, tumor

serebelo-pontine,

lesi labirin akibat

zat ototoksik

 

Kontusio serebri,

sindroma paska

komosio, multiple

sklerosis,

intoksikasi obat-

obatan

Hipotensi ortostatik,

vertigo servikalis

Vertigo akut Trauma labirin,

herpes zoster otikus,

labirinitis akuta,

perdarahan labirin

 

Neuronitis

vestibularis,

ensefalitis

vestibularis,

multipel sklerosis

-

Tabel Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai berikut :

No. Nystagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer

1. Arah Berubah-ubah Horizontal / horizontal rotatoar

2. Sifat Unilateral / bilateral Bilateral

3. Test Posisional - Latensi - Durasi - Intensitas - Sifat

Singkat Lama Sedang Susah ditimbulkan

Lebih lama Singkat Larut/sedangMudah ditimbulkan

4. Test dengan rangsang (kursi putar, irigasi telinga)

Dominasi arah jarang ditemukan

Sering ditemukan

5. Fiksasi mata Tidak terpengaruh Terhambat

Pada pemeriksaan fisik, status generalis pasien tidak banyak di jumpai kelainan hanya

saja pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah pasien meningkat.Dalam hal ini

dapat diduga sebagai salah satu faktor risiko timbulnya vertigo.Pada status neurologis pada

13

Page 15: Case Vertigo

tes keseimbangan didapatkan tes Romberg(+). Pada penderita gangguan serebelar biasanya

memiliki gangguan dalam koordinasi sehingga mungkin tidak lancar dalam melaksanakan

gerak supinasi dan pronasi tangannya secara berturut – turut (Disdiadokokinesia) dan

percobaan telunjuk hidung (finger point test) dilakukan dengan buruk. Pada penderita vertigo

perifer (pasien ini) dapat melakukan semua itu dengan normal.2

Pemeriksaan Keseimbangan :

▪ Romberg test : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan

kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30

detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya

dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada

mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian

kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan

serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata

tertutup.

▪ Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada

ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan

menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. (buku

hijau)

▪ Disadokokinesis : merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan yang berlawanan

berturut-turut. Surh pasien merentangkan kedua lengannya kedepan, kemudian suruh ia

mensupinasi dan pronasi lengan bawahnya (tangannya) secara bergantian dan cepat.

Pada sisi lesi, gerakan ini dilakukan lamban dan tidak tangkas.

14

Page 16: Case Vertigo

▪ Tes tunjuk hidung : Pasien disuruh menutup mata dan meluruskan lengannya

kesamping, kemudian ia disuruh menyentuh hidungnya dengan telunjuk. Pada lesi

serebral telunjuk tidak sampai di hidung tetapi melewatinya dan sampai di pipi.

Terapi yang diberikan disini berupa betahistine (versilon), flunarizine (frego) yang

tujuan diberikan untuk gejala vertigonya, sedangkan antiemetik (ondansentron) untuk gejala

mual muntah yang dialami oleh pasien.2

Betahistine bekerja dengan memperlebar spinchter prekapiler sehingga meningkatkan

aliran darah pada telinga bagian dalam. Betahistin mengatur permeabilitas kapiler pada

telinga bagian dalam, dengan demikain menghilangkan endolymphatic hydrops. Betahistin

juga memperbaiki sirkulasi serebral dan meningkatkan aliran darah arteri karotis interna.5

Flunarizine merupakan derivat cinnarizine yang mempunyai efek antihistamin dan

penghambat ion kalsium yang bekerja secara selektif, Flunarizine diabsorbsi dengan baik

pada saluran cerna dan mencapai kadar puncak plasma dalam waktu 2 - 4 jam setelah

pemberian per oral. Flunarizine berikatan dengan protein plasma 90%. Waktu paruh

Flunarizine sekitar 18 hari. Setelah menjalani metabolisme ekstensif di hati, Flunarizine dan

metabolitnya diekskresi melalui feces.1

Sedangkan untuk ondansentron sendiri merupakan agonis reseptor 5-HT3, obat yang

bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan pusat muntah.1

Selain terapi medikamentosa yang diberikan, terapi suportif/rehabilitatif juga telah

disarankan kepada pasien, berupa berbagai latihan.Jenis latihan yang diberikan yaitu Canalit

Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont

Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang

memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.(2,3)

1. Latihan CRT / Epley manouver :

15

Page 17: Case Vertigo

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (1), kemudian langsung tidur sampai

kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai

hilang, kemudian putar kepala  ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka

menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala

tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan

ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik.     Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang

kali sampai terasa vertigo hilang.

Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′,

mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri

( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan

balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke

posisi semula.(2,3)

16

Page 18: Case Vertigo

2. Latihan Semont Liberatory :

Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke

kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi

kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi

kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.   Hal

ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.(2,3)

3. Latihan Brand-Darroff exercise :

Keterangan Gambar :

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi

duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk,

arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu

17

Page 19: Case Vertigo

kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya

makin bertambah.(2,3)

Pemeriksaan tambahan yang dianjurkan adalah Audiometri untuk mengetahui adanya

gangguan pendengaran pada lesi vestibuler perifer. Elektronistagmogram pemeriksaan ini

hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus,

dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.3

Prognosis pada pasien ini untuk Ad vitam : Ad Bonam. Pada pasien ini tidak

ditemukan adanya kegawatdaruratan dan kelainan tanda vital, serta tidak menderita

penurunan kesadaran ataupun penyakit yang mengancam nyawa. Ad Sanationam : Dubia ad

Bonam. Penyakit vertigo yang diderita pasien tidak diketahui kasusanya, sehingga rekurensi

dapat terjadi, namun dengan terapi yang adekuat, gejala yang berat dapat diminimalisir dan

dengan terapi rehabilitasi medik diharapkan terjadi reaksi adaptasi dan mnerurangi serangan

vertigo. Ad Functionam : Ad Bonam. Fungsi sistem vestibulokoklear pasien diharapkan

berfungsi baik karena tidak terdapat gangguan pendengaran ataupun gangguan keseimbangan

yang sangat berat.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 20: Case Vertigo

1. PERDOSSI, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis, dan Terapi.Janssen

Pharmaceutica.Jakarta.2008

2. Lumbantobing.S.M.Vertigo.Fakultas Kedokteran UI.Jakarta.2007

3. Ginsberg.L,Lecture notes neurologi, edition 8 th.Penerbit Erlangga.Jakarta.2005.

4. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and Management in primary care,

BJMP 2010;3(4):a351

5. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular

migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338

19