case report gizi buruk genuk

Upload: sellasella

Post on 08-Mar-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cbd

TRANSCRIPT

CASE PRESENTATIONMENINGKATNYA KEJADIAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS GENUK PERIODE BULAN JANUARI DESEMBER 2015

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu SyaratUntuk Program Pendidikan Profesi Dokter Pada BagianIlmu Kesehatan Masyarakat

..

Disusun oleh:Sella Rizki Atyanto01.211.6523

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS GENUKPERIODE 25 FEBRUARI 13 FEBRUARI 2016

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG 2016

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan MasyarakatPuskesmas Genuk 25 Januari 13 Februari 2014

Disahkan Oleh: PembimbingKepala Puskesmas Genuk

dr. Syiska Maolana dr. Reni Ervina

Pembimbing Bagian IKM FK Unissula

Dr.H. Joko Wahyu Wibowo, M.Kes.

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Meningkatnya Kejadian Gizi Buruk di Puskesmas Genuk.Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data tentang kasus Gizi Buruk di Puskesmas Genuk, Kota Semarang.Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :1. dr. Reni Ervina, selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.2. dr. Syiska Maolana selaku pembimbing Kepanitraan IKM di Puskesmas Genuk yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.3. dr. Rahmi selaku pembimbing Kepanitraan IKM di Puskesmas Genuk yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk, Semarang.4. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan kerjasama yang telah diberikan.Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.Semarang, Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISI iv

BAB IPENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan 3BAB IITINJAUAN PUSTAKA 42.1. Gizi Buruk42.1.1. Definisi 42.1.2. Penyebab42.1.3. Manifestasi klinik 62.1.4. Penatalaksanaan 7BAB IIISTATUS PRESENT 8A. Data Pasien 81. Identitas 82. Anamnesis 8B. Data Perkesmas91. Identitas Keluarga92.Data Lingkungan93. Data perilaku104. Data akses pelayanan terdekat 10BAB IVANALISA/PEMBAHASAN11BAB VMASALAH ...14BAB VISARAN.....................................................................16BAB VIIIMPLEMENTASI DAN EVALUASI18BAB VIIISIMPULAN20BAB IXPENUTUP21DAFTAR PUSTAKA22LAMPIRAN23

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPeningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat jika gizi tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi. Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk (Depkes RI, 2004 ).Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penaggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan saja, dan disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat (Depkes RI, 2004).Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human Development Index ( HDI ). Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro adalah makanan yang disediakan mencukupi namun keseimbangan kebutuhan dalam tubuh tidak seimbang. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kurang gizi mikro adalah ketidakseimbangan dalam menyediakan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh (Dinkespurworejo, 2012).Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5 % ( 1989 ) menjadi 24,6 % ( 2000 ) dan 14 % (2007). Namun kondisi tersebut tidak diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk bahkan prevalensi gizi buruk cenderung meningkat dari 5,8% (2005) menjadi 6,36% (2007). Di Puskesmas Genuk tahun 2014 tidak terdapat balita dengan gizi buruk yang ditemukan. Sedangkan pada tahun 2015 terdapat 1 balita dengan gizi buruk. Hal ini memperlihatkan adanya peningkatan angka gizi buruk dari tahun ke tahun. Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan produktifitas penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat (Dinkespurworejo, 2012).Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai ditingkatkan dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di Puskesmas maupun Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta upaya-upaya lain yang bersifat Rescue. Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga diberikan kepada keluarga miskin oleh sektor lain untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman kelaparan. Namun semua upaya tersebut nampaknya belum juga dapat mengatasi masalah dan meningkatkan kembali status gizi masyarakat, khususnya pada balita. Balita gizi buruk dan gizi kurang yang mendapat bantuan dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus baru muncul yang terkadang malah lebih banyak sehingga terkesan penanggulangan yang dilakukan tidak banyak artinya, sebab angka balita gizi buruk belum dapat ditekan secara bermakna (Dinkespurworejo, 2012). Berdasarkan uraian diatas perlu pengkajian untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang pada tahun 2015 dilihat dengan H.L.Blum.1.2. Tujuan1.2.1. Tujuan UmumMengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Gizi Buruk pada penderita Syarikul berdasarkan pendekatan H.L. Blum.1.2.2. Tujuan Khusus1.2.2.1 Untuk mengetahui pengaruh lingkungan rumah dengan kejadian Gizi buruk pada penderita Syarikul.1.2.2.2 Untuk mengetahui pengaruh perilaku dengan kejadian Gizi buruk pada penderita Syarikul.1.2.2.3 Untuk mengetahui pengaruh pelayanan kesehatan dengan kejadian Gizi buruk pada penderita Syarikul.1.2.2.4 Untuk mengetahui pengaruh genetik dengan kejadian Gizi buruk pada penderita Syarikul.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Gizi Buruk2.1.1DefinisiBalita Gizi Buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BB/TB nya - 3 SD dan atau mempunyai tanda-tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor, dan marasmik-kwashiorkor ). Z score untuk status gizi kurus yaitu -3 SD s/d < -2 SD sedangkan untuk status gizi sangat kurus < -3 SD. Atau lingkar lengan atas 11,5 cm (WHO, 2000).

2.1.2PenyebabMarasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut (Dinkes, 2005): 1) Masukan makanan yang kurangMarasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan. 2) InfeksiInfeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital. 3) Kelainan struktur bawaanMisalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas. 4) Prematuritas dan penyakit pada masa neonatusPada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang kibat reflek mengisap yang kurang kuat. 5) Gangguan metabolikMisalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose tolerance. 6) Tumor hypothalamusJarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah disingkirkan. 7) PenyapihanPenyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus. 8) UrbanisasiUrbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.

2.1.3Manifestasi Klinis Tanda-tanda Marasmus :1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.2. Wajah seperti orangtua3. Cengeng, rewel4. Perut cekung.5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta penyakit kronik.7. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang (Dinkes. 2005).Tanda-tanda Kwashiorkor : 1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki ( dorsum pedis )2. Wajah membulat dan sembab3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak berbaring terus menerus.4. Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis.5. Anak sering menolak segala jenis makanan ( anoreksia ).6. Pembesaran hati7. Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret.8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas ( crazy pavement dermatosis ).10. Pandangan mata anak nampak sayu (Dinkes. 2005).

2.1.5 Penatalaksanaan

(Dinkes. 2005)

BAB IIISTATUS PRESENT

A. Data PasienData diperoleh dari observasi langsung (home visit), wawancara dengan pasien dan catatan medis selama pasien berobat.

1. Identitas PasienNama : An. Syakirul AziziJenis kelamin : laki laki Umur : 23 bulanBerat badan: 7,5 kgTinggi badan: 78 cmAgama : IslamAlamat : Trimulyo RT 4/ RW IV, Semarang

2. Anamnesisa. Riwayat Penyakit SekarangPasien mulai mendapatkan perawatan dan pemeriksaan rutin oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak bulan April 2015. Setelah dilakukan edukasi pemberian susu formula, beberapa vitamin dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berat badan pasien mulai naik.b. Riwayat kehamilan dan persalinanKehamilan ke 2 dengan ANC : 9 kali (2 kali pada trimester pertama, 4 kali pada trimester kedua, dan 3 kali menjelang kelahiran) di Puskesmas Genuk.Persalinan normal dibantu oleh dokter dengan usia kandungan 9 bulan dengan berat lahir 2600 gram.c. Riwayat imunisasi Imunisasi lengkap- Riwayat keluargaTidak ada keluarga pasien yang menderita gizi buruk.d. Riwayat Sosial EkonomiAyah pasien sebagai buruh (serabutan), ibu pasien tidak bekerja. Pasien tinggal bersama seorang kakak, kedua orangtua, kakek dan nenek. Kesan ekonomi: kurang dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan).-Pemenuhan kebutuhan dasarPasien minum susu formula dari usia 18 bulan sampai sekarang.-Keadaan saat ini:BB pasien tidak sesuai dengan umur pasien, karena pasien sebelumnya mempunyai riwayat gizi buruk. Pada usia 23 bulan seharusnya balita mempunyai BB antara 9,8-15,5 kg untuk anak laki-laki menurut WHO. Sedangkan berat badan hanya 7,5 kg.

B. Data Perkesmas1. Identitas keluargaNama KK: Supriyadi2. Data Lingkungana. Data Individu :Pasien anak ke-3 dari 3 bersaudara, pasien tinggal serumah dengan seorang kakak, kedua orang tuanya , Nenek dan kakek. b. EkonomiPasien belum sekolah. Ayah pasien bekerja sebagai buruh bangunan dengan pendapatan yang tidak menentu (rata-rata Rp. 50.000 per hari). Pasien berobat dengan Jamkesmas. Status rumah pasien adalah tinggal dengan keluarga besar.c. MasyarakatPasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan lingkungan tidak baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan penduduknya tidak baik. 3. Lingkungan rumah Berdasarkan data hasil laporan kasus didapatkan luas tanah rumah pasien 5m x 13 m = 65m2 yang dan dihuni oleh 7 orang sehingga didapatkan kepadatan rumah 9,3m2/orang. Ventilasi rumah pasien berupa lubang angin di atas sebanyak 2 buah @70cm x 40cm, 1 jendela, dan 1 pintu di depan rumah, sehingga udara dalam ruangan terasa pengap. Terdapat 1 Kamar mandi Lantai rumah : lantai rumah kering terbuat dari semen.

4. Data PerilakuKeluarga pasien kurang mengetahui pentingnya penataan rumah yang baik. Hal ini terlihat dengan penataan barang- barang yang kurang baik di dalam rumah sehingga rumah terasa pengap. Pasien minum susu formula 4 kali sehari, 50 cc. Pasien diberi susu formula dengan menggunakan botol susu sejak 18 bulan dan berlanjut sampai sekarang . Saat ini pasien bisa berjalan dan berbicara. Pasien tidak pernah sakit. Ibu membawa pasien ke Posyandu rutin.5. Data Akses Pelayanan yang TerdekatAkses pelayanan terdekat adalah Puskesmas Genuk dan Posyandu yang diadakan sebulan sekali. Petugas kader kesehatan dan Puskesmas aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan atau pelayanan kesehatan di daerah tersebut. 6. IstriSuamiData Genetika

Anak II & IIIAnak I

BAB IVANALISA/PEMBAHASAN

Berdasarkan pemeriksaan pada bulan Februari 2015 didapatkan pasien dengan usia 2 tahun 10 bulan dengan keluhan berupa Berat badan sudah naik tapi belum sesuai umur, mempunyai BB/TB : 9,2 kg / 83 cm. dan Z-score menurut menurut BB/U : -3 SD -