case fraktur tibia fibula.wahyu utami harli

30
Case Report Session FRAKTUR TIBIA FIBULA OLEH Wahyu Utami Harli 1110312138 PRESEPTOR dr. H. Erinaldi, Sp.OT, M.Kes BAGIAN ILMU BEDAH

Upload: ayu-utami-harli

Post on 02-Feb-2016

45 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

orto

TRANSCRIPT

Page 1: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Case Report Session

FRAKTUR TIBIA FIBULA

OLEH

Wahyu Utami Harli

1110312138

PRESEPTOR

dr. H. Erinaldi, Sp.OT, M.Kes

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUD DR. ACHMAD MUCHTAR BUKITTINGGI

2015

Page 2: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

BAB 1

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya / hilangnya kontinuitas struktur jaringan tulang, tulang

rawan sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial, umumnya

disebabkan trauma, baik trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur biasanya

disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut.

Keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah

fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap 

World Health Organization mencatat pada tahun 2005 tedapat lebih dari 7 juta

orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami

kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden terjadinya

fraktur ekstremitas bawah, sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.2

Fraktur sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat,

mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan. Fraktur yang sering terjadi adalah fraktur

pada tulang panjang, salah satunya fraktur pada tibia. Pusat Nasional Kesehatan di luar

negeri melaporkan bahwa fraktur ini berjumlah ± 77.000 orang, dan ada di 569.000

rumah sakit tiap hari / tahunnya

Fraktur dapat menyebabkan berbagai komplikasi oleh karena itu diperlukan

penanganan yang tepat sedini mungkin. Untuk mendiagnosis fraktur kita dapat

melakukan pemeriksaan radiologi. Dengan pemeriksaan radiologi kita dapat menentukan

tipe dan tingkat keparahan fraktur. Tujuan pemeriksaan radiologis untuk konfirmasi

adanya fraktur, melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta

pergerakannya, menentukan teknik pengobatan, menentukan apakah fraktur yang dialami

fraktur baru atau fraktur lama, menentukan fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler,

melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang, dan untuk melihat apakah ada benda

asing dalam tulang.

Page 3: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Prinsip penanganan dari fraktur tibia ini adalah dengan konservatif dan operatif.

Dengan konservatif prinsip pengobatan adalah mencegah bertambahnya depresi, tidak

menahan beban dan segera mobilisasi pada sendi lutut agar tidak terjadi kekakuan sendi.

Dapat dilakukan dengan verband elastis, traksi dan gips sirkuler. Sedangkan untuk

operatif dilakukan jika terjadi fraktur terbuka, kegagalan dalam terapi konservatif, fraktur

tidak stabil, serta adanya nonunion. 1

Penyembuhan fraktur berkisar antara 12-16 minggu pada orang dewasa. Pada

anak-anak waktu penyembuhan sekitar ½ waktu penyembuhan orang dewasa. Penilaian

penyembuhan frakur ( union ) didasarkan atas union secara klinis dan union secara

radiologik. Union secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan roentgen pada daerah

fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya

trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. Pada tingkat lanjut dapat

dilihat adanya medula atau ruangan dalam daerah fraktur

Page 4: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Tibia Fibula

Os tibia merupakan os longum yang terletak di sisi medial regio cruris. Ini

merupakan tulang terpanjang kedua setelah os femur. Tulang ini terbentang ke proksimal

untuk membentuk articulation genu dan  ke distal terlihat semakin mengecil.

Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan

terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung.

Ujung atasnya sangat melebar sehingga menciptakan permukaan yang sangat luas

untuk menahan berat badan. Bagian ini mempunyai dua masa yang menonjol yang

disebut kondilus medialis dan kondilus lateralis. Kondil-kondil ini merupakan bagian

yang paling atas dan paling pinggir dari tulang. Di antara kedua kondilus terdapat daerah

kasar yang menjadi tempat pelekatan ligament dan tulang rawan sendi lutut.

Fibula lebih luar dan lebih tipis dari dua tulang panjang kaki bagian bawah. Ujung

atas fibula tidak mencapai lutut, tetapi ujung bawah turun di bawah tulang kering dan

membentuk bagian dari pergelangan kaki. Pada fibula bagian ujung bawah disebut

malleolus lateralis.

Cruris atau tibio fibular dibentuk oleh os tibia dan os fibula, dimana terdiri dari

cruris proksimal dan distal. Pada bagian proksimal membentuk knee joint bersama

dengan patella dan femur, sedangkan pada bagian distal membentuk ankle joint bersama

dengan ossa tarsal.

Page 5: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Anatomi tibia fibula

2.2 Fraktur Tibia Fibula

2.2.1 Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang

rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya

disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak

dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan.

Fraktur kruris merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur tertutup

adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. Maka fraktur

kruris tertutup adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi maupun

tulang rawan epifisis yang terjadi pada tibia dan fibula yang tidak berhubungan dengan

dunia luar. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dengan

fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak tipis terutama

pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan

biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada langsung dibawah kulit sehingga

sering juga ditemukan fraktur terbuka.

 

Page 6: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

2.2.2 Etiologi

Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas

untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:

a. Peristiwa trauma

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang

dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila

terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan

lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat

mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu,

kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

b. Fraktur kelelahan atau tekanan

Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama

pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.

c. Fraktur patologik

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh

tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget). Daya

pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang

berbeda; daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya

pada tingkat yang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari fragmen tulang

dapat menembus kulit; cedera langsung akan menembus atau merobek kulit diatas

fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling lazim.

 2.2.3 Klasifikasi Fraktur Tibia-Fibula

Fraktur tibia dapat terjadi pada bagian proksimal (kondiler), diafisis atau persendian

pergelangan kaki.

- Fraktur Kondiler Tibia

Fraktur kondiler tibia lebih sering mengenai kondiler lateralis daripada medialis

serta fraktur kedua kondiler. Banyak fraktur kondiler tibia terjadi akibat kecelakaan

antara mobil dan pejalan kaki di mana bemper mobil menabrak kaki bagial lateral dengan

gaya kearah medial(valgus). Ini menghasilkan fraktur depresi atau fraktur split dari

kondiler lateralis tibia apabila kondiler femur didorong kearah tersebut. Kondiler medial

Page 7: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

memiliki kekuatan yang lebih besar, jadi fraktur pada daerah ini biasanya terjadi akibat

gaya dengan tenaga yang lebih besar(varus). Jatuh dari ketinggian akan menimbulkan

kompresi aksial sehingga bisa menyebabkan fraktur pada proksimal tibia.

- Fraktur Diafisis Tibia

Fraktur diafisis tibia terjadi karena adanya trauma angulasi yang akan menimbulkan

fraktur tipe transversal atau oblik pendek, sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan

fraktur tipe spiral. Fraktur tibia biasanya terjadi pada batas antara 1/3 bagian tengah dan

1/3 bagian distal.Tungkai bawah bagian depan sangat sedikit ditutupi otot sehingga

fraktur pada daerah tibia sering bersifat terbuka. Penyebab utama terjadinya fraktur

adalah kecelakaan lalu lintas.

Fraktur diafisis tibia.

- Fraktur Distal Tibia

Pergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus

duduk dan dilindungi oleh maleolus lateralis dan medialis yang diikat dengan ligament.

Dahulu, fraktur disekitar pergelangan kaki disebut fraktur Pott.

Fraktur maleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus, dapat terjadi dalam

beberapa macam trauma.1

1. Trauma abduksi

Page 8: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Trauma abduksi akan menimbulkan fraktur pada maleolus lateralis yang bersifat

oblik, fraktur pada maleolus medialis bersifat avulsi atau robekan pada ligamen

bagian medial.

2. Trauma adduksi

Trauma adduksi akan menimbulkan fraktur maleolus medialis yang bersifat oblik atau

avulsi maleolus lateralis atau keduanya. Trauma adduksi juga bisa hanya

menyebabkan strain atau robekan pada ligamen lateral, tergantung dari beratnya

trauma.

3. Trauma rotasi eksterna

Trauma rotasi eksterna biasanya disertai dengan trauma abduksi dan terjadi fraktur

pada fibula di atas sindesmosis yang disertai dengan robekan ligamen medial atau

fraktur avulsi pada maleolus medialis. Apabila trauma lebih hebat dapat disertai

dengan dislokasi talus.

4. Trauma kompresi vertikal

Pada kompresi vertikal dapat terjadi fraktur tibia distal bagian depan disertai dengan

dislokasi talus ke depan atau terjadi fraktur kominutif disertai dengan robekan

diastesis.

2.2.4 Diagnosis

Page 9: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Menegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap

danmelakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikan

denganmelakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk membantu

mengarahkan danmenilai secara objektif keadaan yang sebenarnya.

a. Anamnesa

Penderita biasanya datang dengan suatu trauma (traumatic fraktur), baik yang

hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan

anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak

selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi ditempat lain. Trauma

dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas,  jatuh dari ketinggian atau jatuh dikamar

mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja

oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. Penderita biasanya datang karena

nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, deformitas, kelainan gerak,

krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:

a) Syok, anemia atau perdarahan.

b) Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau

organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.

c) Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis (penyakit Paget).

Pada pemeriksaan fisik dilakukan:

1) Look (Inspeksi)

Deformitas: angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi

(rotasi,perpendekan atau perpanjangan).

Bengkak atau kebiruan.

Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak).

Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang

penting adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki

hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka (compound).

2) Feel (palpasi)

Page 10: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat

nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Temperatur setempat yang meningkat

Nyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan

jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.

Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-

hati.

Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis,

arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang

terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku.

Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan

pembedahan.

3) Move (pergerakan)

Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.

Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.

Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat

sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan

saraf.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi harus dilakukan dengan ketentuan ´Rules of Two´:

i. Dua pandangan

Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan

sekurang-kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).

ii. Dua sendi

Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau

angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain

Page 11: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di

bawah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-X.

iii. Dua tungkai

Pada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto

pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.

iv. Dua cedera

Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat.

Karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto

sinar-X pada pelvis dan tulang belakang.

v. Dua kesempatan

Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu,

sebagai akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian

dapat memudahkan diagnosis.

2.2.5 Tata laksana

a) Non Operatif

1) Reduksi

Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan

atau traksi.

2) Imobilisasi

Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai dapat dirubah dengan gips dalam

7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu.

3) Pemeriksaan dalam masa penyembuhan

Dalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap

6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan, rehabilitasi

ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat

mengembalikan ke fungsi normal

b) Operatif

Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:

1) Absolut

Page 12: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi

dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.

Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya

darah di tungkai.

Fraktur dengan sindroma kompartemen.

Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien,

juga mengurangi nyeri.

2) Relatif, jika adanya:

Pemendekan

Fraktur tibia dengan fibula intak

Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama

Adapun jenis-jenis operasi yang dilakukan pada fraktur tibia diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Fiksasi

a. Fiksasi eksternal

Fiksasi eksternal standar dilakukan pada pasien dengan cidera multipel yang

hemodinamiknya tidak stabil, dan dapat juga digunakan pada fraktur terbuka

dengan luka terkontaminasi. Dengan cara ini, luka operasi yang dibuat bisa lebih

kecil, sehingga menghindari kemungkinan trauma tambahan yang dapat

memperlambat kemungkinan penyembuhan.

Page 13: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

.

b. Open reduction with internal fixation (ORIF)

Cara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai ke

metafisis. Keuntungan penatalaksanaan fraktur dengan cara ini yaitu gerakan

sendinya menjadi lebih stabil. Kerugian cara ini adalah mudahnya terjadi

komplikasi pada penyembuhan luka operasi.

Gambar. ORIF

2. Amputasi

Amputasi dilakukan pada fraktur yang mengalami iskemia, putusnya nervus tibia

dan pada crush injury dari tibia.

1. KOMPLIKASI

1) Infeksi

Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal

fiksasi yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka

yang tidak steril.

2) Delayed union

Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi

terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya

peredaran darah ke fragmen.

Page 14: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

3) Non union

Non union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah 5 bulan

mungkin disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan

pada tempat fraktur.

4) Avaskuler nekrosis

Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi

suplai darah.

5) Kompartemen Sindrom

Kompartemen sindrom merupakan suatu kondisi dimana terjadi penekanan

terhadap syaraf, pembuluh darah dan otot didalam kompatement osteofasial

yang tertutup. Hal ini mengawali terjadinya peningkatan tekanan interstisial,

kurangnya oksigen dari penekanan pembuluh darah, dan diikuti dengan

kematian jaringan.

6) Mal union

Terjadi penyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benar seperti

adanya angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan.

7) Trauma saraf terutama pada nervus peroneal komunis.

8) Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki.

Gangguan ini biasanya disebakan karena adanya adhesi pada otot-otot tungkai

bawah.

Page 15: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 identititasa pasien

Nama : Tn,HS

Usia : 30 th

Alamat : Bukitinggi

Suku : Minang

Tanggal Masuk : 12 Oktober 2015

3.2 Anamnesis

Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD RS Achmad Muchtar dengan

keluhan utama : Nyeri dan bengkak pada tungkai bawah kanan sejak 2 jam sebelum

masuk rumah sakit post kecelakaan lalu lintas.

Primary Survey

Airway : Clear, tidak ada gangguan jalan nafas

Breathing : Spontan, gerakan dada simetris, RR 22x/i

Circulation : Akral hangat, CRT < 2 detik

Disability : GCS 15 (E4V5M6)

Secondary Survey

- Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tanggal 12 Oktober 2015 pukul 17.00 (2

jam sebelum masuk rumah sakit). Pasien mengedarari motor dan pada saat hendak

berbelok ditabrak dari arah kanan oleh sepeda motor yang berkecepatan tinggi

sehingga pasien terjatuh

- Pasien tetap sadar setelah kejadian, tidak muntah, dan tidak kejang

- Pasien merasakan nyeri pada tungkai bawah kanan. Nyeri semakin hebat jika

tungkai digerakkan.

- Sesak nafas tidak ada

Page 16: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

- Keluar darah dari telinga dan hidung tidak ada

- BAK tidak ada kelainan

3.3 Pemeriksaan Fisik

- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : CMC

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- Nafas : 22x/menit

- Suhu : 37 º C

Status Generalis

Kulit : Hangat, tidak ada kelainan

KGB : Tidak ada pembesaran

Kepala : Tidak ada kelainan

Mata : Konjungtiva anemis (-/-)

Telinga : Tidak ada keluar darah dari telinga

Hidung : Tidak ada keluar darah dari hidung

Leher : JVP 5-2cmH2O

Paru

Ins: simetris kiri dan kanan

Pal: fremitus sama kiri dan kanan

Per: sonor

Aus: vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Jantung : dalam batas normal

Abdomen

Ins: distensi tidak ada

Pal: nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)

Per: timpani

Aus: bising usus positif normal

Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik, udem (+), luka (+)

Page 17: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Status Lokalis

Regio kruris (D)

Look : tampak luka berukuran 0,2cm x 0,8 cm pada anterior tibia kanan sepertiga

tengah, deformitas (+), bengkak (+)

Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (+) NVD : sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis

pedis teraba, CRT < 2 detik,

Move : - gerak aktif dan pasif terbatas

True Length

Sinistra : 82 cm

Dextra : 82 cm

Apparent Length

Sinistra : 92 cm

Dextra : 92 cm

3.4 Diagnosis Kerja

Fraktur tibia fibula dekstra 1/3 medial terbuka grade 1

3.5 Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin (12 Oktober 2015)

- Hemoglobin : 13,9 g/dl

- Hematokrit : 39,1 %

- Leukosit : 21.900/mm3

- Trombosit : 328.000/mm3

Page 18: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Rontgen

Page 19: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI
Page 20: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Diagnosis Akhir

Fraktur tibia fibula dekstra 1/3 medial terbuka grade 1

3.6 Tatalaksana

- IVFD RL

- Cefepime inj 2x1 g

- Ketorolax 2x1

- Ranitidine

- Imobilisasi fraktur dengan pemasangan spalak

- Rencana ORIF

Follow up

13 Oktober 2015

S : nyeri pada tungkai jika digerakan

O : KU: tampak sakit sedang, kesadaran: CMC, TD: 130/90mmHg, nadi:

80x/menit, nafas: 19x/menit.

Status lokalis:

Look : deformitas (+) pada bagian sepertiga tengah, bengkak (+)

Feel : nyeri tekan (+), suhu rabaan hangat, neurovascular distal(+)

Move : gerakan aktif dan pasif terbatas

A : Fraktur tibia fibula dekstra 1/3 medial terbuka grade 1

P : Terapi lanjut,

14 Oktober 2015

S : nyeri pada tungkai jika digerakan

O : KU: tampak sakit sedang, kesadaran: CMC, TD: 120/90mmHg, nadi:

79x/menit, nafas: 17x/menit.

Status lokalis:

Look : deformitas (+) pada bagian sepertiga tengah, bengkak (+)

Feel : nyeri tekan (+), suhu rabaan hangat, neurovascular distal(+)

Move : gerakan aktif dan pasif terbatas

Page 21: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

A : Fraktur tibia fibula dekstra 1/3 medial terbuka grade 1

P : Terapi lanjut,

15 Oktober 2015

S : nyeri pada tungkai jika digerakan

O : KU: tampak sakit sedang, kesadaran: CMC, TD: 130/90mmHg, nadi:

80x/menit, nafas: 19x/menit.

Status lokalis:

Look : deformitas (+) pada bagian sepertiga tengah, bengkak (+)

Feel : nyeri tekan (+), suhu rabaan hangat, neurovascular distal(+)

Move : gerakan aktif dan pasif terbatas

A : Fraktur tibia fibula dekstra 1/3 medial terbuka grade 1

P : operasi ORIF

BAB 4

DISKUSI

Seorang pasien laki-laki berusia 30 tahun dengan diagnosa Fraktur tibia-fibula

dekstra 1/3 tengah terbuka grade 1. Diagnosis ditegakan dari anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis awal masuk didapatkan nyeri pada tungkai kanan bawah dengan

riwayat trauma ditabrak motor. Terdapat luka memar dan bengkak pada tungkai kanan

bawah serta keterbatasan gerak karena nyeri. Saat penangan pertama di IGD telah

dilakukan pemasangan bidai. Pemasangan bidai dilakukan untuk imobilisasi.

Dari pemeriksaan fisik terlihat deformitas dengan nyeri tekan. Ditemukan bengkak

dan luka yang ukurannya kecil dari 1 cm pada tungkai kanan. Pada rontgent foto cruris

tampak kesan fraktur pada os tibia dan fibula dekstra 1/3 tengah. Dari anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis fraktur tibia-fibula

dekstra 1/3 tengah terbuka grade 1.

Page 22: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

Telah dilakukan pemasangan bidai pada pasien dan open reduction internal fixation

tibia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C.Trauma. Dalam pengantar Ilmu Bedah Ortopedi – Edisi 2. Makassar :

Bintang Lamumpatue, 2003.hal370-1;455-62

2. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and

Fractures 9th edition. London: Hodder Arnold. 2010. 687-9, 897-904, 916-8.

3. Koval KJ, Zuckerman JD. Handbook of Fractures 3rd edition. New York:

Lippincott William Wilkins. 2006.

4. Gray. H. the Tibia. {online}.2009. [cited 2009 August 30]. Available from URL :

http://orthopedics.about.com/Ir/tibia_fracture/345966/1/

5. Brinker MR. Review Of Orthopaedic Trauma. Pennsylvania: Saunders Company,

2001. 127-40.

6. Koval KJ, Zuckerman JD. Handbook of Fractures 3rd edition. New York:

Lippincott William Wilkins. 2006.

Page 23: Case Fraktur Tibia Fibula.wahyU UTAMI HARLI

7. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s Atlas of Anatomy 12th edition. New York:

Lippincott William Wilkins. 2009. 438-441.

8. Thompson JC. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy 2nd edition. Saunders

Company. 2002. 315-9.