case bo

38
LAPORAN KASUS BLIGHTED OVUM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Kota Semarang Disusun oleh: Meli Ardianti M (406138039) Monicha Cicilia (406138085) Pembimbing: dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OG 1

Upload: meli-ardianti

Post on 24-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BO

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

BLIGHTED OVUMDiajukan untuk

Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat

Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanandi RSUD Kota Semarang

Disusun oleh:

Meli Ardianti M(406138039)

Monicha Cicilia (406138085)Pembimbing:dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OGKEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARARSUD KOTA SEMARANG

2015LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Kota Semarang.

Nama

: Meli Ardianti M(406138039)

Monicha Cicilia (406138085)

Fakultas

: Kedokteran Umum

Tingkat

: Universitas Tarumanagara Jakarta

Bidang Pendidikan

: Ilmu Obstetri dan Gynekologi

Laporan Kasus

: Blighted Ovum

Pembimbing

: dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OGTelah Diperiksa dan Disahkan Tanggal Mengetahui :

Pembimbing

dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OGBAB IPENDAHULUAN

Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan trimester pertama adalah blighted ovum, terhitung sebesar 50% dari semua kejadian abortus pada kehamilan trimester pertama. Diperkirakan kejadian blighted ovum salah satunya diakibatkan oleh adanya infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes Simpleks).Pada kasus blighted ovum yang disebabkan oleh infeksi TORCH, khususnya toxoplasmosis sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala klinis yang nyata. Infeksi T. gondii merupakan penyebab utama kematian janin karena T. gondii dapat ditularkan ke janin melalui plasenta (transplasenta) dari ibu yang terinfeksi atau saat melahirkan pervaginam. Mekanisme imunitas toxoplasmosis yang seperti apa yang dapat mempengaruhi terjadinya blighted ovum sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh sulitnya memperoleh bahan biopsi yang cocok, penyelidikan gagal untuk memberikan data informatif pada tahap infeksi dan pengaruh perlakuan yang diberikan. Faktor biaya juga tidak dipungkiri menjadi kendala karena biasanya membutuhkan dana yang tidak sedikit baik dari segi pegumpulan sampel maupun pada proses penelitiannya sendiri.

Blighted ovum merupakan suatu kelainan pada kehamilan yang baru terdeteksi setelah berkembangnya ultrasonografi, yang pada mulanya diperkirakan sebagai abortus biasa. Diperkirakan di seluruh dunia blighted ovum merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan (WHO, 2012).

Frekuensi berlipat dua dari 12% pada wanita berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Namun kembali lagi belum diketahui apakah keguguran yang tidak disadari, juga dipengaruhi oleh usia dan paritas.BAB IIILUSTRASI KASUS

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

Nama: Ny. IW

Nama Suami : Tn.MUmur:25 tahun

Umur

: 27 tahunPendidikan:SMP

Pendidikan: SMPPekerjaan:Ibu Rumah Tangga

Pekerjaan : BuruhSuku:Jawa

Suku

: JawaAgama: Islam

Agama : IslamStatus:Menikah

Status

: MenikahAlamat:Candisari

Alamat

: CandisariTanggal Masuk:26 Februari 2015No. CM:3161352. Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2015 di bangsal Parikesit RSUD Kota Semarang, pada pukul 11.00 WIB.

Keluhan utama

: Keluar darah dari jalan lahir

Keluhan tambahan

: Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang : Pada tanggal 26 Februari 2015, pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir satu minggu sebelum masuk RS. Pasien ganti pembalut 2-3 x/hari. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah. Pasien mengaku sedang hamil 3 bulan. Pasien sempat berobat ke klinik pada tanggal 19 Februari 2015 dan didiagnosa menderita abortus iminens dan diberi obat penguat kandungan oleh dokter. Perdarahan sempat berhenti beberapa hari namun beberapa hari kemudian perdarahan timbul kembali. Ketika perdarahan timbul kembali pasien segera datang ke IGD RSUD Kota Semarang. Mual, muntah, demam disangkal. BAB dan BAK lancar dalam batas normal.Riwayat Haid

Menarche: 13 tahun

Lama haid: 7 hari

Siklus haid: 28 hari (teratur)

HPHT:20-11-2014HPL: 27-08-2015

Ganti pembalut:2-3 kali sehari

Nyeri haid :(-)

Riwayat PernikahanPernikahan pertama pada tahun 2010 saat usia 20 tahun dan saat suami pasien berusia 27 tahun.Pernikahan kedua pada tahun 2014 saat usia 24 tahun dan saat suami pasien berusia 37 tahun.

Riwayat Obstetri ( G2P0A11. 2011 / blighted ovum/ kuretase/ RS/ dokter2. Hamil ini

Riwayat ANC : 3 kali/ USG 1 kali/ TT 1 kaliRiwayat Kontrasepsi : -Riwayat Gynekologi

Mioma (-), Kista (-), Abortus (-), blighted ovum (+)Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, alergi, dan penyakit jantung disangkal Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, alergi, dan penyakit jantung dalam keluarga disangkal Riwayat dan KebiasaanRiwayat Penggunaan Obat

Tidak pernah meminum obat-obatan rutin apapun. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun merokok.

Riwayat Sosial dan EkonomiPasien saat ini tinggal dengan suami. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan suami pasien bekerja sebagai wiraswasta. Biaya hidup sehari-hari diperoleh dari penghasilan yang didapat suami pasien.

Riwayat OperasiKuretase 1 kali tahun 20113. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: BaikKesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 100/60 mmHgNadi

: 80 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 C

Status Antropometri

Tinggi Badan: 145 cm

Berat Badan: 37 kg

Status GeneralisataKepala:Normosefali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabutMata:Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), ptosis (-/-), lagoftalmus (-/-), pupil bulat isokor, ( 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), hematoma periorbita (-/+), hematom palpebra (-/-), oedem palpebra (-/-)

Telinga:Normotia (+/+), perdarahan (-/-), otorrea (-/-), lapang (-/-), hematoma retroaurikuler (-/-)

Hidung: Deviasi septum (-/-), perdarahan (-/-), rhinorrea (-/-)

Mulut: Bibir pucat dan kering, sianosis (-), lidah kotor (-)

Tenggorok: Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

Leher:Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.

ThoraksParu-paru

DepanBelakang

InspeksiKiriSimetris saat statis dan dinamisSimetris saat statis dan dinamis

KananSimetris saat statis dan dinamisSimetris saat statis dan dinamis

PalpasiKiri- Tidak ada benjolan

- Vokal fremitus simetris- Tidak ada benjolan

- Vokal fremitus simetris

Kanan- Tidak ada benjolan

- Vokal fremitus simetris- Tidak ada benjolan

- Vokal fremitus simetris

PerkusiKiriSonor di seluruh lapang paruSonor di seluruh lapang paru

KananSonor di seluruh lapang paruSonor di seluruh lapang paru

AuskultasiKiri- Suara vesikuler

- Wheezing ( - ), Ronki ( - )- Suara vesikuler

- Wheezing ( - ), Ronki ( - )

Kanan- Suara vesikuler

- Wheezing ( - ), Ronki ( - )- Suara vesikuler

- Wheezing ( - ), Ronki ( - )

Jantung

InspeksiIctus cordis terlihat pada sela iga 5 dari garis midklavikularis kiri 2 jari sebelah medial

Palpasi

Teraba ictus cordis pada sela iga5 garis midklavikularis kiri 2 jari sebelah medial, diameter 2 cm, kuat angkat

PerkusiBatas atas : Sela iga III garis parasternal kiri

Batas kiri : Sela iga V garis midklavikularis kiri

Batas kanan : Sela iga IV garis parasternal kanan

AuskultasiBunyi jantung 1 dan 2 reguler di semua katup. Tidak terdengar murmur, gallop ataupun pericardial rub.

Abdomen:Inspeksi:Simetris, tampak buncit, jejas (-)

Palpasi:Supel, hepar lien tidak teraba, NT (-) regio

epigastrium, tidak teraba massa, nyeri tekan (-)

Perkusi:Timpani

Auskultasi:Bising Usus (+) normal, normoperistaltik

Ekstremitas:Jejas (-), Luka (-), Varices (-)

--

--

Edema

--

- -

Akral dingin

++

++

Reflex fisiologis --

- -

Reflex patologisStatus Obstetri

TFU: 3 jari diatas simphisis

DJJ: -

HIS: -

Leopold: -

Status GinekologisPemeriksaan Luar Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), dinding perut datar, lineanigra (-) striae

gravidarum (-), perdarahan flek-flek (+) Palpasi : nyeri tekan (-), TFU: 3 jari diatas simpisis pubis Inspekulo : vulva uretra dan vagina tidak ada kelainan permukaan portio licin, erosi

(-), massa (-) ostium uteri externa tertutup, fluksus (+), fluor albus (-)Pemeriksaan Vaginal Toucher Vulva : tidak ada kelainan. Ostium uteri externum : menutup, tidak ada kelainan. Portio : sebesar jempol kaki dewasa, permukaan licin, konsistensi kenyal Corpus uteri : teraba lunak sebesar telur angsa

Adnexa parametrium : dalam batas normalCavum Douglas : tidak ada penonjolan, nyeri (-). PPV : (+)

Fluor/fluxus : (-/+).

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin : 12,7 g/dLHematokrit : 36 %Leukosit : 7,9 ribu/uLTrombosit : 220 mml/uLGlukosa darah sewaktu : 84 mg/dl

HBsAg : negatif.Pemeriksaan ultrasonografi

Tampak gestasional sac intrauterine tanpa disertai fetal plate.

4. Resume

Ny. IW, P0A1 U25th datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir satu minggu sebelum masuk RS. Pasien ganti pembalut 2-3 x/hari. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah. Pasien mengaku sedang hamil 3 bulan. Pasien sempat berobat ke klinik pada tanggal 19 Februari 2015 dan didiagnosa menderita abortus iminens dan diberi obat penguat kandungan oleh dokter. Perdarahan sempat berhenti beberapa hari namun beberapa hari kemudian perdarahan timbul kembali. Ketika perdarahan timbul kembali pasien segera datang ke IGD RSUD Kota Semarang. Mual, muntah, demam disangkal. BAB dan BAK lancar dalam batas normal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, tekanan darah : 100/60 mmHg, nadi : 80 kali/menit, pernapasan : 18 kali/menit, suhu : 36,7C, konjungtiva anemis (-/-), paru, jantung dan abdomen dalam batas normal serta tidak ditemukan adanya edem ekstremitas dan defisit neurologis. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari diatas simfisis. Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan V.U.V dalam batas normal, ostium uteri externum menutup, portio sebesar jempol kaki dewasa, permukaan licin, konsistensi kenyal, corpus uteri teraba lunak sebesar telur angsa, adnexa parametrium kanan dan kiri dalam batas normal, Cavum Douglas dalam batas normal dan Fluor/fluxus (-/+).

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin : 12,7 g/dL, hematokrit : 36 %, leukosit : 7,9 ribu/uL, trombosit : 220 mml/uL, glukosa darah sewaktu : 84 mg/dl dan HBsAg : negatif.

Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan tampak gestasional sac intrauterine tanpa disertai fetal plate.6.Diagnosis

G2P0A1U25th H14minggu , Blighted Ovum7.Penatalaksanaan

Dilatasi serviks + Kuretase

LAPORAN OPERASI

27 Februari 2015Nama / Macam Operasi :

1. Kuretase Tahapan Operasi :

1. Pasien terlentang di atas meja operasi dengan anestesi regional.2. Aspesis dan antisepsis daerah vulva dan sekitarnya.

3. Pasang duk steril terkecuali daerah tindakan.4. Pasang spekulum pada daerah posterior, jepit portio anterior dengan tenakulum.5. Sondae 10 cm, antefleksi kuretase endometrium, keluarkan sisa jaringan isi konsepsi dan darah-darah.6. Injeksi metergin 1 kali 1 ampul, perdarahan baru tidak ada.7. Lepas alat.8. Operasi selesai.Interuksi Post Operasi :

1. Observasi Keadaan umum dan TTV

2. Infus RL 20 tpm

3. Amoxicilin 3x1 tab, Asam Mefenamat 3x1 tab, Methergin 3x1 tab8. Prognosa

Ibu : Ad vitam

: bonam

Ad functionam: dubia ad bonam

Ad sanationam: dubia ad bonam

Janin : Ad vitam

: malam

Ad functionam: malam

PukulFollow up

26/02/2015

09.00 WIBS : Pada tanggal 26 Februari 2015, pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir satu minggu sebelum masuk RS. Pasien ganti pembalut 2-3 x/hari. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah. Pasien mengaku sedang hamil 3 bulan. Pasien sempat berobat ke klinik pada tanggal 19 Februari 2015 dan didiagnosa menderita abortus iminens dan diberi obat penguat kandungan oleh dokter. Perdarahan sempat berhenti beberapa hari namun beberapa hari kemudian perdarahan timbul kembali. Ketika perdarahan timbul kembali pasien segera datang ke IGD RSUD Kota Semarang. Mual, muntah, demam disangkal. BAB dan BAK lancar dalam batas normal.

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 100/60 mmHgNadi

: 80 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 C Status Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2 regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : Suara Nafas Vesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-

Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: G2P0A1U25tahunH14mingguAb.IminensP :

IV RL 20 tpm, Observasi keadaan umum, tanda tanda vital, ppv

Menganjurkan pasien untuk istirahat dahulu (bed rest)

Konsul lab dan gizi untuk memberikan nutrisi pasien

26/2/2015

16.00 WIBS : Masih keluar darah dari jalan lahir dan nyeri perut bagian bawah

O :

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 110/60 mmHgNadi

: 84 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,5 C Status Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2 regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : Suara Nafas Vesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-

Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: G2P0A1U25tahunH14mingguAb. IminensP :

IV RL 20 tpm, Pengawasan keadaan umum dan TTV

26/2/2015

20.00 WIBS : Masih keluar darah dari jalan lahir dan nyeri perut bawah berkurang

USG jam 19.00 : blighted ovumO : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 100/60 mmHgNadi

: 76 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 C Status Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2 regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : Suara Nafas Vesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: G2P0A1U25tahunH14mingguBlighted Ovum

P :

IV RL 20 tpm, Observasi keadaan umum, tanda tanda vital, ppv Pro curretage 27 Ferbruari 2015

Persiapan operasi, Pasien puasa mulai jam 04.00 WIB Misoprostol 1 x 2 tab

27/2/2015

08.00 WIBS: keluar darah dari jalan lahir

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 110/70 mmHgNadi

:88 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 CStatus Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : SNVesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-

Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: G2P0A1U25tahunH14mingguBlighted Ovum

P :

IV RL 20 tpm, Observasi keadaan umum, tanda tanda vital, ppv Pro curretage jam 09.00

Persiapan operasi, Pasien lanjutkan puasa

27/2/2015

11.00 WIB(Pasien datang dari kamar operasi

S: Pasien merasa masih lemas, Keluar darah dari jalan lahir (+)

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 120/80 mmHgNadi

:88 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 CStatus Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : SNVesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-

Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: P0A2U25tahunPost Curretage H+0 a.i blighted ovumP:Observasi keadaan umum, TTV, PPVPO : Amoxicilin 3x1 tab, Asam Mefenamat 3x1 tab, Methergin 3x1 tab

27/2/2015

16.30 WIBS: Keluar darah dari jalan lahir (+)

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 110/70 mmHgNadi

:88 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 CStatus Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : SNVesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: P0A2U25tahunPost Curretage H+0 a.i blighted ovumP:

Observasi keadaan umum, TTV, PPVTerapi lain lanjut

27/2/2015

21.30 WIBS: Keluar darah dari jalan lahir tinggal sedikit

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 120/80 mmHgNadi

:88 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 CStatus Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : SNVesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: P0A2U25tahunPost Curretage H+0 a.i blighted ovumP:

Observasi keadaan umum, TTV, PPVTerapi lain lanjut

28/2/2015

10.00S: Keluar darah dari jalan lahir tinggal sedikit

O : Keadaan Umum: Baik

Kesadaran:Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

: 100/60 mmHgNadi

:88 x/menit, isi cukup, reguler

Frekuensi Pernapasan : 18 x/menit

Suhu

: 36,7 CStatus Generalis Mata : CA -/-,SI -/- Cor :S1-S2regular, Murmur(-),Gallop(-)

Pulmo : SNVesikuler,wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen : BU (+) N

Ekstremitas atas dan bawah:OE -/-,AD -/-Status Gyn PPV (+) Fl/Fx : -/+A: P0A2U25tahunPost Curretage H+1 a.i blighted ovumP:

Pasien dibolehkan pulang

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.

Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.

2.2 Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

2.3 Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan. 2.4 Gejala dan Tanda

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk:

periode menstruasi terlambat

kram perut

minor vagina atau bercak perdarahan

tes kehamilan positif pada saat gejala

ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan

hampir sama dengan kehamilan normal2.5 Diagnosis1. Anamnesis tanda - tanda kehamilanDari anamnesis ini untuk mengetahui faktor faktor penyebab walaupun tidak pasti dalam mendiagnosis untuk blighted ovum ini, bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama pada kehamilan yang lalu, karena kejadian blighted ovum ini bisa berulang. Lalu menanyakan apakah dirumah ada yang memelihara binatang yang berbulu seperti kucing untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi dari TORCH, merokok juga bisa ditanyakan kepada perempuan maupun kepada suaminya bisa menyebabkan kualitas sperma yang tidak baik atau karena ovumnya yang tidak baik.2. Pemeriksaan Ginekologi

Pemeriksaan dalam vagina : terdapat fluxus, ostium uteri eksternum menutup, korpus uteri lebih kecil dari usia kehamilan.

3. Pemeriksaan Penunjang (USG)

Diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan embriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum Gambar 2 : Kehamilan NormalDiagnosis perdarahan pada kehamilan mudaGejala/TandaServiksUterusPemeriksaan USGDiagnosis

Bercak hingga sedang, nyeri perut bawahMenutupSesuai dengan usia kehamilanGS +, FP +, FM +, FHM +Abortus Imminens

Perdarahan sedikit,nyeri tidak adaMenutupLebih kecil usia kehamilanGS -Abortus komplet

Perdarahan banyak, nyeri perut bawahmembuka teraba jaringanLebih kecil usia kehamilanUterus membesar, GS -, gambaran massa echoic intra uterineAbortus inkomplet

Perdarahan sedikit, tidak disertai nyeriTertutupLebih kecil usia kehamilanGS +, FP +, FM (-)FHM (-)Missed Abortion

Perdarahan sedikit, tidak ada nyeriTertutupSesuai usia kehamilanGS +, FP - (Usia kehamilan > 8 minggu)Blighted Ovum

Perdarahan sedikit, nyeri sekaliTerbuka, teraba kulit ketubanSesuai usia kehamilanGS +, FP +, FM +, FHM +Abortus insipiens

Perdarahan sedikit samapai sedangTertutup/terbukaLehih besar usia kehamilanGS -, tampak gambaran badai salju (Snowtorm appearance)Mola Hidatidosa

Perdarahan sedikit, nyeri perut bawah, defense muscular, kadang ada tanda pre syokTertutup, nyeri goyang serviks/porsio (Slinger pain)Lebih kecil usia kehamilanUterus membesar, tak didapatkan GS intra uterine, tampak gambaran massa irregular di retrouterina atau di komu uteriKehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Keterangan : GS (Gestational Sacc), FP (Fetal plate), FM (Fetal movement), FHM (Fetal heart movement)2.6 Pencegahan

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita. Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, pada kasus diabetes mellitus gula darah harus dikontrol, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.2.7 Penatalaksanaan

Terapi pada kasus Blighted ovum adalah dengan evakuasi hasil konsepsi dengan kuretase. Namun pada pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan dalam vagina) umumnya ostium uteri ekstemum masih menutup, sehingga tidak bisa langsung dilakukan kuretase sehingga dilakukan terlebih dahulu dengan dilatasi serviks bisa dengan pemberian obat misoprostol pervaginam atau memasang stiff hegar ke dalam kanalis servikalis. Bila serviks sudah membuka baru bisa dilakukan kuretase.DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo Sarwono. Abortus. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : FK UI, 2011.

2. Porter FT, Branch DW, Scott JR. Early pregnancy loss. In: Danforths Obstetric and Gynecology 10th ed. New York. Lippincott Williams & Wilkins; 2009:61-70

3. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2011.h.550-64. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2005.2