case batu saluran kemih.docx

39
LAPORAN KASUS BATU SALURAN KEMIH Nyta Hasra. M 1 Ligat Pribadi Sembiring 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau 2 Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau Abstrak Pendahuluan : Penyakit batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi. 1 Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno. Penyakit ini dapat menyerang penduduk diseluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Jenis batu saluran kemih yang paling sering dijumpai yaitu kurang lebih 70-80% adalah batu kalsium, sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium aminum fosfat (batu infeksi), batu xanthin, bat stein, dan batu jenis lainnya. 2 Laporan Kasus : Ny. W seorang perempuan usia 39 tahun, masuk Rumah Sakit pada tanggal 2 Februari 2015 dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit. 1 minggu yang lalu pasien mengeluhkan nyeri pada pinggang kanan yang menjalar pada perut kanan bawah dan sekitar kemaluan. nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dirasakan sangat hebat, nyeri tidak hilang dibawa istirahat, nyeri dirasakan setelah makan disangkal. 5 hari SMRS nyeri pada

Upload: tukogustarilisa

Post on 04-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batu sal kemih

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

BATU SALURAN KEMIH

Nyta Hasra. M1 Ligat Pribadi Sembiring2

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau2Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Abstrak

Pendahuluan : Penyakit batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan

oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan

atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi.1 Penyakit batu saluran

kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno. Penyakit ini dapat

menyerang penduduk diseluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Jenis batu

saluran kemih yang paling sering dijumpai yaitu kurang lebih 70-80% adalah batu

kalsium, sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium aminum fosfat

(batu infeksi), batu xanthin, bat stein, dan batu jenis lainnya.2

Laporan Kasus : Ny. W seorang perempuan usia 39 tahun, masuk Rumah Sakit pada

tanggal 2 Februari 2015 dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan 1 minggu sebelum

masuk Rumah Sakit. 1 minggu yang lalu pasien mengeluhkan nyeri pada pinggang kanan

yang menjalar pada perut kanan bawah dan sekitar kemaluan. nyeri dirasakan hilang

timbul, nyeri dirasakan sangat hebat, nyeri tidak hilang dibawa istirahat, nyeri dirasakan

setelah makan disangkal. 5 hari SMRS nyeri pada pinggang kanan dirasakan semakin

memberat setelah dipijit oleh dukun dikampung, 3 Hari SMRS pasien merasakan mual

kemudian muntah, muntah berisi cairan dan makanan, darah tidak ada, volume muntah

sebanyak lebih kurang 1 gelas aqua. Demam tidak ada, Nyeri sebelum,saat dan sesudah

BAK disangkal, BAK berwarna kuning biasa, darah tidak ada, keluhan BAK tidak puas

disangkal. BAB seperti biasa, warna dan kosistensi BAB seperti biasa, darah tidak ada,

keluhan tidak puas BAB disangkal, pasien sudah mengkonsumsi obat anti nyeri yang

dibeli diwarung.

Kesimpulan : Pasien didiagnosis batu ureter distal dextra.

PENDAHULUAN

Penyakit batu saluran kemih

adalah terbentuknya batu yang

disebabkan oleh pengendapan

substansi yang terdapat dalam air

kemih yang jumlahnya berlebihan

atau karena faktor lain yang

mempengaruhi daya larut substansi.1

Penyakit batu saluran kemih sudah

dikenal sejak zaman Babilonia dan

zaman Mesir kuno. Sebagai salah

satu buktinya adalah ditemukan batu

pada kandung kemih seorang mumih.

Penyakit ini dapat menyerang

penduduk diseluruh dunia tidak

terkecuali penduduk di Indonesia.

Angka kejadian penyakit ini tidak

sama di berbagai belahan bumi.

Dinegara-negara berkembang banyak

dijumpai pasien batu buli-buli

sedangkan di Negara maju lebih

banyak dijumpai penyakit batu

saluran kemih bagian atas, hal ini

karena adanya pengaruh status gizi

dan aktivitas pasien sehari-hari.2 Di

Amerika serikat 5-10% penduduknya

menderita penyakit batu saluran

kemih, sedangkan di seluruh dunia

rata-rata terdapat 1-12% penduduk

yang menderita batu saluran kemih.

Penyakit ini merupakan tiga penyakit

terbanyak dibidang urologi di setelah

penyakit infeksi saluran kemih dan

pembesaran prostat benigna.2

Terbentuknya batu saluran

kemih diduga ada hubungannya

dengan gangguan aliran urine,

gangguan metabolik, infeksi saluran

kemih, dehidrasi, dan keadaan-

keadaan yang lain yang masih belum

terungkap (idiopatik). Secara

epidemiologis terdapat beberapa

faktor yang mempermudah

terjadinya batu saluran kemih.

Faktor-faktor itu adalah faktor

instrinsik, yaitu keadaan yang berasal

dari tubuh seseorang dan faktor

ekstrinsik, yaitu pegaruh yang

berasal dari lingkungan disekitarnya.2

Jenis batu saluran kemih yang

paling sering dijumpai yaitu kurang

lebih 70-80% adalah batu kalsium,

sedangkan sisanya berasal dari batu

asam urat, batu magnesium aminum

fosfat (batu infeksi), batu xanthin,

bat stein, dan batu jenis lainnya.2

Batu saluran kemih dapat terjadi di

semua bagian saluran kemih.

Sebanyak 97% batu saluran kemih

dapat berada di paremkim, papilla,

kalik, pelvis renalis, dan kaliks serta

ureter. Hanya 3% yang ditemukan di

buli dan uretra.2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Batu Saluran

Kemih

Penyakit batu saluran kemih

adalah terbentuknya batu yang

disebabkan oleh pengendapan

substansi yang terdapat dalam air

kemih yang jumlahnya berlebihan

atau karena faktor lain yang

mempengaruhi daya larut substansi.1

2.2 Sistem Kemih

Sistem kemih terdiri dari

organ pembentuk air kemih dan

struktur-struktur yang menyalurkan

air kemih dari ginjal ke seluruh

tubuh. Ginjal adalah sepasang organ

berbentuk kacang yang terletak di

belakang rongga abdomen, satu di

setiap sisi kolumna vertebralis sedikit

di atas garis pinggang. Setiap ginjal

dialiri darah oleh arteri renalis dan

vena renalis. Ginjal mengolah

plasma yang mengalir ke dalamnya

untuk menghasilkan air kemih,

menahan bahan-bahan tertentu dan

mengeliminasi bahan-bahan yang

tidak diperlukan ke dalam air kemih.

Setelah terbentuk air kemih akan

mengalir ke sebuah rongga

pengumpul sentral, pelvis ginjal yang

terletak pada bagian dalam sisi

medial di pusat (inti) kedua ginjal.

Dari pelvis ginjal, air kemih

kemudian disalurkan ke dalam

ureter, sebuah duktus berdinding otot

polos yang keluar dari batas medial

dekat dengan pangkal (bagian

proksimal) arteri dan vena renalis.3

Terdapat dua ureter yang

menyalurkan air kemih dari setiap

ginjal ke sebuah kandung kemih.

Kandung kemih adalah sebuah

kantong rongga yang dapat

direnggangkan dan volumenya

disesuaikan dengan mengubah-ubah

status kontraktil otot polos di

dindingnya dan menyimpan air

kemih secara temporer. Secara

berkala, air kemih dikosongkan dari

kandung kemih keluar tubuh melalui

saluran uretra. Uretra pada wanita

berbentuk lurus dan pendek. Uretra

pria jauh lebih panjang dan

melengkung dari kandung kemih ke

luar tubuh, melewati kelanjar prostat

dan penis.3

2.3 Organ saluran kemih

Ginjal adalah organ yang

berfungsi sebagai penyaring darah

yang terletak dibelakang dinding

abdomen, terbenam dalam gumpalan

lemak yang melindunginya. Ginjal

terdiri dari dua bagian kanan dan

kiri. Ureter merupakan saluran kecil

yang menghubungkan antara ginjal

dengan kandung kemih (vesica

urinaria). Kandung kemih merupakan

kantong muscular yang bagian

dalamnya dilapisi oleh membrane

mukosa dan terletak di depan organ

pelvis lainnya sebagai tempat

menampung air kemih yang dibuang

dari ginjal melalui ureter sebagai

hasil buangan penyaringan darah.

Saluran kemih (uretra) merupakan

saluran dari vesica urinaria menuju

keluar. Pada wanita panjangnya 3-4

cm sedangkan pada pria lebih

panjang dan merupakan bagian organ

reproduksi.4 Fungsi ginjal salah

satunya ditujukan untuk

mempertahankan homeostasis

terutama berperan dalam

mempertahankan stabilitas volume

dan komposisi elektrolit cairan

ekstrasel (CES).3 Dengan

menyesuaikan jumlah air dan

berbagai konstituen plasma yang

akan disimpan didalam tubuh atau

dikeluarkan melalui air kemih. Ginjal

mampu mempertahankan stabilitas

volume dan komposisi elektrolit di

dalam rentang yang sangat sempit,

cocok bagi kehidupan walupun

pemasukan dan pengeluaran

konstituen-konstituen tersebut

melalui jalan lain sangat bervariasi.

Jika terdapat kelebihan air atau

elektrolit tertentu di CES misalnya

garam (NaCl), ginjal dapat

mengeliminasi kelebihan tersebut

dalam air kemih. Jika terjadi

kekurangan sebenarnya tidak dapat

memberi tambahan konstituen yang

kurang tersebut melalui air kemih

sehingga dapat menyimpan lebih

banyak zat tersebut yang didapat dari

makanan. Contoh utama adalah

defisit H2O, walaupun seseorang

tidak mengkonsumsi H2O, ginjal

harus menghasilkan 1 liter H2O

dalam air kemih setiap hari untuk

melaksanakan fungsi penting lain

sebagai pembersih tubuh. Selain

berperan penting dalam

mengekskresikan keseimbangan

cairan dan elektrolit, ginjal juga

merupakan jalan penting untuk

mengeluarkan berbagai zat sisa

metabolik yang toksik dan senyawa-

senyawa asing di dalam tubuh. Zat-

zat itu tidak dapat dikeluarkan dalam

bentuk padat, harus diekskresikan

dalam bentuk cairan sehingga ginjal

minimal harus menghasilkan 500 ml

air kemih berisi zat sisa per hari.3

Fungsi ginjal spesifik

ditujukan untuk mampertahankan

kestabilan lingkungan cairan

eksternal (CES) :3

1. Mempertahankan keseimbangan

air dalam tubuh.

2. Mengatur jumlah dan konsentrasi

sebagian besar ion cairan ekstra sel

termasuk Na, Cl, K, HCO3, Ca, Mg,

SO4, PO4 dan H. Fluktuasi

konsentrasi sebagian elektrolit ini

dalam CES dapat menimbulkan

pengaruh besar.

3. Memelihara volume plasma yang

sesuai yang berperan dalam

pengaturan panjang jangka panjang

tekanan darah arteri. Fungsi ini

dilaksanakan melalui peran ginjal

sebagai pengatur keseimbangan

garam dan air.

4. Membantu memelihara

kaseimbangan asam basa tubuh

dengan mengeluarkan H dan HCO3

melalui air kemih.

5. Memelihara osmolaritas

(konsentrasi zat terlarut berbagai

cairan tubuh).

6. Mengekskresikan dan

mengeliminasi produk-produk sisa

(buangan) metabolisme tubuh,

misalnya urea, asam urat, kreatinin.

Jika dibiarkan menumpuk zat-zat

tersebut bersifat toksik, terutama

bagi otak.

7. Mengekskresikan banyak senyawa

asing misalnya obat, bahan tambahan

pada makanan, pestisida, dan bahan-

bahan eksogen non nutrisi lainnya

yang berhasil masuk ke tubuh.3

8. Mengekskresikan eritropoetin,

suatu hormon yang dapat

merangsang pembentukan sel darah

merah.

9. Mengekskresikan renin, suatu

hormon enzimatik yang memicu

reaksi berantai yang penting dalam

proses konservasi garam oleh ginjal.

10. Mengubah vitamin D menjadi

bentuk aktifnya.3

2.4 Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap timbulnya

batu

Secara epidemiologis terdapat

beberapa faktor yang mempermudah

terjadinya batu saluran kemih.

Faktor-faktor itu adalah faktor

instrinsik, yaitu keadaan yang berasal

dari tubuh seseorang dan faktor

ekstrinsik, yaitu pegaruh yang

berasal dari lingkungan disekitarnya.2

Faktor instrinsik itu antara lain

adalah:2

1. Herediter (keturunan) :

penyakit ini diduga

diturunkan dari orang tua.

2. Umur : penyakit ini paling

sering didapatkan pada usia

30-50 tahun.

3. Jenis Kelamin : Jumlah

pasien laki-laki tiga kali lebih

banyak dibandingkan dengan

pasien perempuan.2

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah:

1. Geografi : pada beberapa

daerah menunjukkan angka

kejadian batu saluran kemih

yang lebih tinggi

2. daripada daerah lain sehingga

dikenal sebagai daerah stone

belt (sabuk batu), sedangkan

daerah Bantu di Afrika

Selatan hamper tidak

dijumpai penyakit batu

saluran kemih.

3. Iklim dan temperature.

4. Asupan air : kurangnya

asupan air dan tingginya

kadar mineral kalsium pada

air yang dikunsumsi dapat

meningkatkan insiden batu

saluran kemih.

5. Diet : diet banyak purin,

oksalat, dan kalsium

mempermudah terjadinya

penyakit batu saluran kemih.

6. Pekerjaan : penyakit ini

sering dijumpai pada orang

yang pekerjaannya benyak

duduk atau kurang aktifitas

atau sedentary life.2

2.5.Teori proses pembentukan

batu saluran kemih

Secara teoritis batu dapat

terbentuk diseluruh saluran kemih

terutama pada tempat-tempat yang

sering mengalami hambatan aliran

urine (statis urine), yaitu pada system

kalises ginjal atau buli-buli. Adanya

kelainan bawaan pada pelvikalises

(stenosis utero-pelvis), divertikel,

obstruksi intravesika kronis seperti

pada hiperplasia prostat benigna,

striktura, dan buli-buli neurogenik

merupakan keadaan-keadaan yang

memudahkan terjadinya

pembentukan batu.2

Batu terdiri atas Kristal-

kristal yang tersusun oleh bahan-

bahan organik maupun anorganik

yang terlarut didalam urine. Kristal-

kristal tersebut tetap berada dalam

keadaan metastable (tetap terlarut)

dalam urine jika tidak ada keadaan-

keadaan tertentu yang menyebabkan

terjadinya presipitasi kristal. yang

kemudian akan mengadakan

agregasi, dan menarik bahan-bahan

lain sehingga menjadi Kristal yang

lebih besar. Meskipun ukurannya

cukup besar, agregat kristal masih

rapuh dan belum cukup mampu

menutup saluran kemih. Untuk itu

agregasi Kristal menempel pada

epitel saluran kemih (membentuk

retensi Kristal) dan dari sini bahan-

bahan lain diendapkan ada agregat

itu sehingga membentuk batu yang

cukup besar untuk menutup saluran

kemih.2

Kondisi metastable

dipengaruhi oleh suhu, PH larutan,

adanya koloid di dalam urine,

konsentrasi solute di dalam urine,

laju aliran urine didalam saluran

kemih dan adanya korpus alienum

didalam saluran kemih yang

bertindak sebagai inti batu.2

Lebih dari 80% batu saluran

kemih terdiri atas batu kalsium, baik

yang berkaitan dengan oksalat

maupun dengan fosfat, membentuk

batu kalsium oksalat dan kalsium

fosfat, sedangkan sisanya berasal

dari batu asam urat, batu magnesium

aminum fosfat (batu infeksi), batu

xanthin, bat stein, dan batu jenis

lainnya. Meskipun pathogenesis

pembentukan batu-batu diatas

hampir sama, tetapi suasana didalam

saluran kemih yang memungkinkan

terbentuknya jenis batu itu tidak

sama. Dalam hal ini misalkan batu

asam urat mudah terbentuk dalam

suasanya asam, sedangnya batu

magnesium ammonium fosfat

terbentuk karena urine bersifat basa.2

2.6 Jenis-Jenis Batu Pada

Saluran Kemih

kimia yang terkandung dalam

saluran kemih dapat diketahui

dengan menggunakan analisis kimia

khusus untuk mengetahui adanya

kalsium, magnesium, amonium,

karbonat, fosfat, asam urat oksalat

dan

sistin.2

Batu saluran kemih pada

umumnya mengandung unsur

kalsium oksalat atau kalsium fosfat,

asam urat, magnesium-amonium-

fosfat (MAP), xanthyn, sistin,

slilikat, dan senyawa lainnya.

Data ,mengenai

kandungan/komposisi zat yang

terdapat pada batu sangat penting

untuk usaha pencegahan terhadap

kemungkinan timbulnya batu

residif.2

1. Batu Kalsium

Batu jenis ini paling banyak

dijumpai yaitu kurang lebih 70-80%

dari batu saluran kemih. kandungan

batu jenis ini terdiri atas kalsium

oksalat, kalsium fosfat ataupun

campuran kedua unsur itu.2

Faktor terjadinya batu kalsium

adalah:

a. Hiperkalsiuri yaitu kadar

kalsium di dalam urine lebih

besar dari 250-300 mg/24

jam. Menurut pak (1976)

terdapat 3 macam penyebab

terjadinya hiperkalsiuri,

antara lain:

- Hiperkalsiuri absobtif

yang terjadi karena

adanya peningkatan

absorbsi kalsium

melalui usus.

- Hiperkalsiuri renal

terjadi karena adanya

gangguan

kemampuan

reabsorbsi kalsium

melalui tubulus

ginjal.

- Hiperkalsiuri

resorptif terjadi

karena adanya

peningkatan resorpsi

kalsium tulang, yang

banyak terjadi pada

hiperparatiroidisme

prier atau pada tumor

paratiroid.2

b. Hiperoksaluri adalah

ekskresi oksalat urine yang

melebihi 45 gram per hari.

keaadaan ini banyak

dijumpai pada pasien yang

mengalami gangguan pada

usus sehabis menjalani

pembedahan usus dan pasien

yang banyak mengkonsumsi

makanan yang kaya akan

oksalat, diantaranya adalah

the, kopi instan, minuman

soft drink, kokoa, arbei,

jeruk sitrun, dan sayuran

yang berwarna hijau

terutama bayam.2

c. Hiperurikosuria, adalah

kadar asam urat di dalam

urine yang melebihi 850

mg/24 jam. Asam urat yang

berlebihan dalam urine

bertindak sebagai inti

batu/nidus untuk

terbentuknya batu kalsium

oksalat. Sumber asam urat di

dalam urine berasal dari

makanan yang mengandung

banyak purin maupun

berasal dari metabolism

endogen.

d. HIpositraturia. Didalam

urine, sitrat bereaksi dengan

kalsium membentuk kalsium

sitrat, sehingga menghalangi

ikatan kalsium dengan

oksalat atau fosfat. Hal ini

dimungkinkan karena ikatan

kalsium sitral lebih mudah

larut dari pada kalsium

oksalat. oleh karena itu sitrat

dapat bertindak sebagai

penghambat pembentukan

batu kalsium. Hipositraturi

dapat terjadi pada: penyakit

asidosis tubuli ginjal atau

renal tubular acidosis,

sindrom malabsobsi, atau

pemakaian diuretic golongan

tiazide dalam jangka waktu

lama.2

e. Hipomagnesuria. Seperti

halnya pada sitrat,

magnesium bertindak

sebagai penghambat

timbulnya batu kalsium,

karena di dalam urine

magnesium bereaksi dengan

oksalat menjadi magnesium

oksalat sehingga mencegah

ikatan kalsium dengan

oksalat. penyebab tersering

hipomegnesuria adalah

penyakit inflamasi usus

( Imflamatory bowel

disease). yang diikuti dengan

gangguan malabsorbsi.

2. Batu struvit

Batu struvit disebut juga

sebagai batu infeksi, karena

terbentuknya batu ini

disebabkan oleh adanya

infeksi saluran kemih. Kuman

penyebab infeksi ini adalah

kuman golongan pemecah

urea atau urea splitter yang

dapat menghasilkan enzim

urease dan merubah urine

menjadi basa melalui proses

hidrolisis urea menjadi

amoniak.

Suasana basa ini yang

memudahkan garam-garam

magnesium, ammonium

fosfat dan karbonat

membentuk batu magnesium

ammonium fosfat (MAP)

atau (Mg NH4 PO4.H2O) dan

karbonat apatit

(Ca10[PO4]6CO3.Kuman yang

termasuk pemecah urea

diantaranya adalah Proteus

spp, Klebsiella, Serratia,

Enterobakter, Pseudomonas

dan Stafilokokus. Meskipun E

coli banyak menimbulkan

infeksi salura kemih tetapi

kuman ini bukan termasuk

pemecah urea.2

3. Batu asam urat

Batu asam urat merupakan 5-

10% dari seluruh batu saluran kemih.

Diantara 75-80% batu asam urat

terdiri atas asam urat murni dan

sisanya merupakan campuran

kalsium oksalat. Penyakit batu asam

urat banyak diderita oleh pasien-

pasien penyakit gout, penyakit

mieloproliferatif, pasien yang

mendapatkan terapi antikanker, dan

yang banyak mempergunakan obat

urikosurik diantaranya adalah

sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat.

Kegemukan, peminum alcohol, serta

diet tinggi protein.2

Sumber asam urat berasal

dari diet yang mengandung purin dan

metabolism endogen didalam tubuh.

Degredasi purin didalam tubuh

melalui asam inosinat dirubah

menjadi hipoxantin. Dengan bantuan

enzim xanthin oksidase, hipoxantin

dirubah menjadi xanthin yang

akhirnya dirubah menjadi asam urat.

Pada mamalia lain selain manusia

dan dalmation mempunyai enzim

urikase yang dapat merubah asam

urat menjadi allantoin yang larut

dalam air. Pada manusia karena tidak

mempunyai enzim tersebut asam urat

diekskresikan ke dalam urine dalam

bentuk asam urat bebas dan garam

urat yang lebih sering berikatan

dengan natrium membentuk natrium

urat. natrium urat lebih mudah larut

didalam air dibandingkan dengan

asam urat bebas, sehingga tidak

mungkin mengadakan kristalisasi

didalam urine.2

Asam urat relative tidak larut

di dalam urine sehingga padda

keadaan tertentu mudah sekali

membentuk Kristal asam urat, dan

selanjutnya membentuk batu asam

urat. Faktor yang menyebabkan

terbentunya batu asam urat adalah:

a. urine yang terlalu asam

(PH<6)

b. Volume urine yang

jumlahnya sedikit (<2

liter/hari) atau dehidrasi.

c. Hiperurikosuri atau kadar

asam urat yang tinggi.2

2.7 Lokasi batu saluran kemih

Batu saluran kemih dapat

terjadi di semua bagian saluran

kemih. Sebanyak 97% batu saluran

kemih dapat berada di paremkim,

papilla, kalik, pelvis renalis,

dankaliks serta ureter. Hanya 3%

yang ditemukan di uretra. Anatomi

kolekting sistem sangat menentukan

bentuk batu yang terjadi sebagai

adaptasi struktur sekitar 2.

2.8 Diagnosis batu saluran

kemih

Diagnosis batu saluran kemih

meliputi :

1. Anamnesis

Keluhan yang dirasakan

tergantung pada posisi atau letak

batu, besar batu, dan penyulit yang

telah terjadi. Keluhan tersebut

diantaranya:2

a. Nyeri pinggang

keluhan yang paling dirasakan

oleh pasien adalah nyeri pada

pinggang. nyeri dapat berupa nyeri

kolik ataupun bukan kolik. Nyeri

kolik terjadi karena aktifitas

peristaltic otot polos system kalies

ataupun ureter meningkat dalam

usaha untuk mengeluarkan batu dari

saluran kemih. peningkatan

peristaltic itu menyebabkan tekanan

intraluminalnya meningkat sehingga

terjadi peregangan dari terminal saraf

yang memberikan sensasi nyeri.

Nyeri non kolik terjadi akibat

peregangan kapsul ginjal karena

terjadi hidronefrosis atau infeksi

pada ginjal.2

b. Nyeri pada saat buang air

kecil atau sering buang air

Nyeri pada saat buang air kecil

atau sering buang air dirasakan jika

batu saluran kemih terletak di

sebelah distal ureter.

c. Hematuria

Hematuria terjadi akibat trauma

pada mukosa saluran kemih yang

disebabkan oleh batu. hematuria bisa

didapatkan pada pemeriksaan

urinalisis berupa hematuria

mikroskopik.

d. Demam

Jika didapatkan demam harus

dicurigai suatu proses urosepsis dan

ini merupakan kedaruratan dibidang

urologi. dalam hal ini harus

secepatnya ditentukan letak kelainan

anatomic pada saluran kemih yang

mendasari timbulnya urosepsis dan

segera dilakukan terapi berupa

drainase dan pemberian antibiotika.2

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dapat

ditemukan nyeri ketok pada daerah

kostovetebre, teraba ginjal pada sisi

sakit akibat hidronefrosis.

Pemeriksaan radiologi

a. Foto polos abdomen

Pembuatan foto polos abdomen

bertujuan untuk melihat adanya batu

radio- opak di saluran kemih. Batu-

batu jenis kalsium oksalat dan

kalsium fosfat bersifat radio opak

dan paling sering dijumpai diantara

batu jenis lain, sedangkan batu asam

urat bersifat non opak (radio lusen).

Urutan radiopasitas beberapa batu

saluran kemih dapat dilihat pada

tabel 2.2

Tabel 2.2

Jenis Batu Radio-Opasitas

Kalsium

MAP

Urat/Sistin

Opak

Semiopak

Non Opak

b. Intra Venous Pielografi

(IVP)

Pemeriksaan ini bertujuan

menilai keaadaan anatomi dan funsi

ginjal. selain itu IVP dapat

mendeteksi adanya batu semi opak

ataupun batu non opak yang tidak

dapat dilihat oleh foto polos

abdomen. Jika IVP belum dapat

menjelaskan keadaan system saluran

kemih akibat adanya penurunan

fungsi ginjal, sebagai penggantinya

adalah pemeriksaan Retrograd

Pielografi (RPG).2

c. Ultrasonografi (USG)

USG dikerjakan bila pasien

tidak mungkin menjalani

pemeriksaan IVP yaitu pada keadaan

alergi terhadap bahan kontras, faat

ginjal yang menurun, dan pada

wanita yang sedang hamil.

Pemeriksaan USG dapat menilai

adanya batu diginjal atau dibuli-buli

(ditunjukkan sebagai echoic

shadow), hidronefrosis, pionefrosis,

atau pengerutan ginjal.

3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Urinalisis

Pada sedimen urine menunjukkan

adanya leukosituria, hematuria, dan

dijumai Kristal-kristal pembentuk

batu.

b. Pemeriksaan faal ginjal

Pemeriksaan faal ginjal bertujuan

untuk mencari kemungkianan

terjadinya penurunan fungsi ginjal

dan untuk mempersiapkan pasien

menjalani pemeriksaan foto IVP.

c. Elektrolit

Perlu dilakukan pemeriksaan

kadar elektrolit yang diduga sebagai

faktor penyebab timbulnya batu

saluran kemih ( Kalsium, oksalat,

fosfat maupun didalam darah

ataupun urine).2

2.9 Penatalaksanaan

Batu yang sudah

menimbulkan mesalah pada saluran

kemih secepatnya harus dikeluarkan

agar tidak menimbulkan penyulit

yang lebih berat. Indikasi untuk

melakukan tindakan/terapi pada batu

saluran kemih adalah jika batu telah

menimbulkan obstruksi, infeksi, atau

harus diambil karena sesuatu indikasi

sosial.2

Obstruksi karena batu saluran kemih

yang telah menimbulkan hidroureter,

hidronefrosis dan infeksi saluran

kemih harus segera dikeluarkan.

Batu dapat dikeluarkan dengan cara

medikamentosa, dipecahkan dengan

ESWL, melalui tindakan

endourologi, bedah laparoskopi, atau

pembedahan terbuka.2

1. Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan

untuk batu yang ukurannya kurang

dari 5 mm, karena diharapkan batu

dapat keluar spontan. terapi yang

diberikan bertujuan untuk

mengurangi nyeri, memperlancar

aliran urine dengan memberikan

diuretik, dan minum banyak agar

dapat mendorong batu keluar dari

saluran kemih.

2. ESWL (Extracorporeal

Shockwave Lithotripsy)

Alat ESWL adalah pemecah batu

yang diperkenalkan pertama kali oleh

Caussy pada tahun 1980. Alat ini

dapat memecah batu ginjal, batu

ureter proksimal, atau batu buli-buli

tanpa melalui tindakan invasive dan

tanpa pembiusan. Batu dipecah

menjadi fragmen-fragmen kecil

sehingga mudah dikeluarkan melalui

saliran kemih. Tidak jarang pecahan-

pecahan batu yang sedang keluar

menimbulkan perasaan nyeri kolik

dan menyebabkan hematuria.2

3. Endourologi

Tindakan endourologi adalah

tindakan invasive minimal untuk

mengeluarkan batu saluran kemih

yang terdiri atas memecah batu, dan

kemudian mengeluarkannya dari

saluran kemih melalui alat yang

dimasukkan langsung ke dalam

saluran kemih. Alat itu dimasukkan

melalui uretra atau melalui insisi

kecil pada kulit (perkutan). Proses

pemecahan batu dapat dilakukan

secara mekanik, dengan memakai

energy hidraulik, energy gelombang

suara, atau dengan energy laser. 2

4. Bedah Laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk

mengambil batu saluran kemih saat

ini sedang berkembang. cara ini

banyak dipakai untuk mengambil

batu ureter.2

5. Bedah terbuka

Pembedahan terbuka diantaranya

pielolitotomi atau nefrolitotomi

untuk mengambil batu pada saluran

ginjal.2 Ureterolitotomi untuk

mengambil batu di ureter,

Ureterolitotomi selalu didasarkan

atas gangguan fungsi ginjal, nyeri

yang tidak dapat ditoleransi pasien

serta penanganan medis yang tidak

berhasil.5 Nefrotomi dilakukan jika

ginjal sudah tidak berfungsi dan

berisi nanah (pionefrosis), korteks

yang sudah sangat tipis atau

mengalami pengerutan akibat batu

saluran kemih yang menimbulkan

obstruksi dan infeksi yang menahun.2

2.10 Pencegahan

Setelah batu dikeluarkan dari

saluran kemih, tindakan selanjutnya

yang tidak kalah pentingnya adalah

upaya untuk menghindari timbulnya

kekambuhan. angka kekambuhan

rata-rata 7% per tahun atau kurang

lebih 50% dalam 10 tahun, Pada

umumnya pencegahan kekambuhan

batu saluran kemih berupa :2

1. Menghindari dehidrasi dengan

minum yang cukup dan

diusahakan produksi urine

sebanyak 2-3 liter per hari.

2. Diet untuk mengurangi kadar zat

komponen pembentuk batu, diet

tersebut berupa rendah protein

karena protein akan memaccu

ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasanya urine

menjadi lebih asam, rendah

oksalat, rendah garam karena

natriuresis akan memacu

timbulnya hiperkalsiuri serta

rendah purin.

3. Aktifitas harian yang cukup.2

LAPORAN KASUS

Identitas pasien:

Ny. W, 39 tahun, ibu rumah

tangga, suku melayu, status

perkawinan sudah menikah, alamat

Teluk bano 1 RT.05 RW.01 kec.

Bangko Pusaka Hilir, nomor rekam

medis 88 03 61 masuk IGD RSUD

Achmad pada tanggal 02 Februari

2015.

Anamnesis:

Dilakukan secara autoanamnesis

Keluhan Utama

Nyeri pada pinggang kanan 1

minggu sebelum masuk Rumah

Sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang

- 1 minggu yang lalu pasien

mengeluhkan nyeri pada

pinggang kanan yang menjalar

pada perut kanan bawah dan

sekitar kemaluan. nyeri dirasakan

hilang timbul, nyeri dirasakan

sangat hebat, nyeri tidak hilang

dibawa istirahat, nyeri dirasakan

setelah makan disangkal.

- 5 hari SMRS nyeri pada

pinggang kanan dirasakan

semakin memberat setelah dipijit

oleh dukun dikampung.

- 3 Hari SMRS pasien merasakan

mual kemudian muntah, muntah

berisi cairan dan makanan, darah

tidak ada, volume muntah

sebanyak lebih kurang 1 gelas

aqua. Demam tidak ada, Nyeri

sebelum,saat dan sesudah BAK

disangkal, BAK berwarna kuning

biasa, darah tidak ada, keluhan

BAK tidak puas disangkal. BAB

seperti biasa, warna dan

kosistensi BAB seperti biasa,

darah tidak ada, keluhan tidak

puas BAB disangkal, pasien

sudah mengkonsumsi obat anti

nyeri yang dibeli diwarung.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Tidak pernah merasakan sakit

yang sama sebelumnya

- Riwayat Hipertensi tidak ada

- Riwayat Penyakit jantung

tidak ada

- Riwayat Diabetes tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada keluarga yang

mengeluhkan penyakit yang

sama.

- Riwayat Hipertensi tidak ada

- Riwayat Diabetes Tidak ada

Riwayat pekerjaan, sosial

ekonomi, dan kebiasaan

- Pasien seorang ibu rumah

tangga

- Minum sehari hanya setengah

botol aqua besar

- olahraga tidak ada

Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Komposmentis

Keadaan umum: Tampak sakit ringan

Tekanan darah: 120/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Frekuensi Napas: 24x/menit

Suhu : 37 ˚C

BB : 55 Kg

TB : 155 cm

IMT : 22

BBI : 49,5 kg

Pemeriksaan Fisik

Kepala

- Mata : Konjungtiva anemis

(-/-), Sklera tidak ikterik (-/-),

pupil bulat, isokhor, diameter

2 mm/2 mm, refleks cahaya

(+/+)

- Leher : Pembesaran kelenjar

getah bening tidak ada, JVP

tidak meningkat .

Thoraks

Paru

- Inspeksi : Gerakan

dinding dada simetris kanan dan

kiri, tidak ada jejas maupun

benjolan

- Palpasi : Vokal

fremitus sama kiri dan kanan

- Perkusi : Sonor

seluruh lapangan paru

- Auskultasi : Vesikuler

(+/+), Rhonki (-/-), Wheezing

(-/-)

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di linea

midclavicularis SIK IV

Perkusi :

Batas jantung kanan : Linea

parasternalis kanan SIK IV

Batas jantung kiri : Linea

midclavicularis kiri SIK IV

Auskultasi: Bunyi jantung S1 dan S2

normal, reguler

Abdomen

- Inspeksi : Bentuk perut

datar

- Auskultasi : Bising usus

(+) normal

- Palpasi :Ballotement

(+/-) Nyeri tekan (+/-) nyeri

ketok (+/-)

- Perkusi : Timpani

Ekstremitas

- Akral hangat

- CRT < 2 detik

- Udem (-)

Pemeriksaan penunjang

02 Februari 2015

Darah rutin:

Hb : 12,12 g/dL (12-16)

Leukosit : 8.880 /uL (4,4-

11,36)

Hematokrit : 38,66 % (37-43)

Hitung jenis:

Basofil : 0,47% (0-2)

Eosinofil : 3,70% (0-5)

Neutrofil : 61,02% (42-80)

Limfosit : 28,53% (13-40)

Monosit : 6,28% (2-11)

Kimia darah:

GDS kapiler : 71 mg/dL (70-

199)

Ureum : 29 mg/dL (10-50)

Kreatinin : 0,85 mg/dL (0,60-

1,30)

SGOT : 23 U/L (14-50)

SGPT : 33 U/L (11-60)

04 Februari 2015

Pemeriksaan Radiologi

Foto BNO-IVP

BNO

IVP 15 menit

IVP 45 menit

IVP POST Miksi

IVP

Foto thorax

Interpretasi:

BNO : Tampak gambaran batu radio

opak pada cavum pelvis region para

sacral dextra setinggi S2-3.

IVP :

- Nephrogram kedua ginjal

normal

- Fungsi ekskresi ginjal dextra

menurun dan sinistra normal

- PCS ginjal dextra melebar,

sinistra normal.

- Tampak bendungan pada

ureter dextra menurun distal

setinggi sakal 2-3, ureter

sinistra normal.

- Vesika urinaria : dinding

regular, tidak tampak filling

defect dan additional shadow.

- Fungsi pengosongan : sisa

urine sedikit.

Kesan :

- Ureterolithiasis dextra distal

setinggi sacral 2-3.

- Hydronephrosis dextra grade

2-3

Foto thorax :

Cor : besar dan bentuk normal

Pulmo : corakan bronkovaskuler

normal, infiltral(-)

Diafragma dan sinus kostofrenikus

normal

Kesan:

Cor : dalam batas normal

Pulmo : tidak tampak kelainan.

Resume

Ny W, 39 tahun datang ke

RSUD AA pekanbaru pada tanggal 2

Februari 2015 dengan keluhan nyeri

pada pinggang kanan yang menjalar

pada perut kanan bawah dan sekitar

kemaluan. nyeri dirasakan hilang

timbul 1 minggu sebelum masuk

Rumah Sakit. Nyeri sebelum, saat

dan sesudah BAK disangkal, BAK

berwarna kuning biasa, darah tidak

ada, keluhan BAK tidak puas

disangkal. BAB seperti biasa, warna

dan kosistensi BAB seperti biasa,

darah tidak ada, keluhan tidak puas

BAB disangkal,

Pada pemeriksaan fisik palpasi

abdomen ditemukan Ballotement

(+/-) Nyeri tekan (+/-) nyeri ketok

(+/-). Pada pemeriksaan penunjang

BNO-IVP didapatkan

Ureterolithiasis dextra distal setinggi

sacral 2-3 dan Hydronephrosis dextra

grade 2-3

Daftar masalah

1. Batu ureter distal dextra

2. Hydronephrosis dextra

Diagnosis

Batu ureter distal dextra dengan

hydronephrosis dexra

Rencana pemeriksaan

Darah rutin

Kimia darah

BNO-IVP

foto toraks

Rencana penatalaksanaan

Farmakologi

Cefriaxone 2 x1 gram IV

Ketorolac 2x30mg IV

Pembedahan

- Ureterolitotomy

Follow Up

Tanggal 4 Februari 2015

S : nyeri pada pinggang kanan

yang menjalar ke perut kanan bawah

O : kesadaran: komposmentis,

keadaan : tampak sakit ringan. TD:

130/70mmHg Nafas: 26x/i Nadi: 82

x/i Suhu : 37 derajat celcius.

Pada pemeriksaan fisik:

Abdomen:

- Inspeksi : Perut datar, scar (-)

- auskultasi : Bising usus (+)

normal

- Perkusi : timpani

- Palpasi : Ballotement (+/-), nyeri

tekan (+/-), nyeri ketok (+/-)

Pada pemeriksaan BNO-IVP

didapatkan Ureterolithiasis dextra

distal setinggi sacral 2-3 dan

Hydronephrosis dextra grade 2-3.

A : Batu ureter distal dextra

dengan hydronephrosis dextra

P : Infus NaCl 0,9 % 20

tts/menit

Cefriaxone 1x1 gram IV

Ketorolac 1x30 mg IV

Persiapan operasi pasien dipuasakan

8 jam.

Tanggal 5 Februari 2015

S : nyeri pada pinggang kanan

yang menjalar ke perut kanan bawah

O : kesadaran: komposmentis,

keadaan : tampak sakit ringan. TD:

120/80mmHg Nafas: 20x/i Nadi: 82

x/i Suhu : 36 derajat celcius.

Pada pemeriksaan fisik:

Abdomen:

- Inspeksi : Perut datar, scar (-).

- auskultasi : Bising usus (+)

normal

- Perkusi : timpani

- Palpasi : Ballotement (+/-), nyeri

tekan (+/-), nyeri ketok (+/-)

Pada pemeriksaan BNO-IVP

didapatkan Ureterolithiasis dextra

distal setinggi sacral 2-3 dan

Hydronephrosis dextra grade 2-3.

A : Batu ureter distal dextra

dengan hydronephrosis dextra

P : Infus NaCl 0,9 % 20

tts/menit

Cefriaxone 1x1 gram IV

Ketorolac 1x30 mg IV

Pasien menjalani operasi pukul 12.30

WIB.

Tanggal 6 februari 2015

S : Nyeri pada bekas operasi

O : kesadaran: komposmentis,

keadaan : tampak sakit ringan. TD:

110/80 mmHg Nafas: 20x/i Nadi: 90

x/i Suhu : 36 derajat celcius.

Pada pemeriksaan fisik:

Abdomen:

- Inspeksi : tampak luka bekas

operasi pada perut kanan bawah.

- auskultasi : Bising usus (+)

normal

- Perkusi : timpani

- Palpasi : Ballotement (-/-), nyeri

tekan pada tempat operasi (+),

nyeri ketok (-/-)

A : Batu ureter dipersilangan

vasa iliaka dextra

P : Infus NaCl 0,9 % 20

tts/menit

Cefriaxone 1x1 gram IV

Ketorolac 1x30 mg IV

Tanggal 7 Februari 2015

S : nyeri pada bekas operasi

sudah mulai berkurang, kondisi

semakin membaik.

O : kesadaran: komposmentis,

keadaan : tampak sakit ringan. TD:

120/80mmHg Nafas: 21x/i Nadi: 82

x/i Suhu : 36,3 derajat celcius.

Pada pemeriksaan fisik:

Abdomen:

- Inspeksi : tampak luka bekas

operasi pada perut kanan bawah.

- auskultasi : Bising usus (+)

normal

- Perkusi : timpani

- Palpasi : Ballotement (-/-), nyeri

tekan pada tempat operasi (+),

nyeri ketok (-/-)

A : Batu ureter dipersilangan

vasa iliaka dextra

P : Infus NaCl 0,9 % 20

tts/menit

Cefriaxone 1x1 gram IV

Ketorolac 1x30 mg IV

PEMBAHASAN

Pada pasien ini didiagnosis batu

ureter distal dextra. Penegakan

diagnosis ini berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Pada anamnesis di

temukan nyeri pada pinggang kanan

yang menjalar pada perut kanan

bawah dan sekitar kemaluan. nyeri

dirasakan hilang timbul. Pasien juga

mengeluhkan mual dan muntah. Pada

penyakit batu saluran kemih dapat

ditemukan gelaja nyeri pada

pinggang. nyeri dapat berupa nyeri

kolik ataupun bukan kolik. Nyeri

kolik terjadi karena aktifitas

peristaltik otot polos system kalies

ataupun ureter meningkat dalam

usaha untuk mengeluarkan batu dari

saluran kemih. peningkatan

peristaltik itu menyebabkan tekanan

intraluminalnya meningkat sehingga

terjadi peregangan dari terminal saraf

yang memberikan sensasi nyeri.

Sementara gejala kolik merupakan

nyeri yang hilang timbul disertai

perasaan mual dengan atau tanpa

muntah dengan nyeri ahli yang khas.

Pada pasien ini juga memiliki

beberapa faktor resiko ekstrinsik

yang mempermudah terbentuknya

batu saluran kemih diantaranya

kebiasan pasien mengkonsumsi air

yang sedikit dalam sehari-hari yaitu

hanya menghabiskan air minum

sebanyak setengah botol aqua besar

atau lebih kurang 700 ml. Kurangnya

asupan air dan tingginya kadar

mineral kalsium pada air yang

dikunsumsi dapat meningkatkan

insiden terjadinya batu saluran

kemih. faktor resiko lainnya yaitu

aktifitas yang sedikit. Pasien tidak

pernah berolahraga, penyakit batu

saluran kemih sering ditemukan pada

seseorang yang aktifitas hariannya

sedikit. selain itu umur pasien adalah

39 tahun, penyakit batu saluran

kemih paling sering didapatkan pada

usia 30-50 tahun. Pada pemeriksaan

fisik, pada palpasi albdomen

ditemukan Ballotement (+/-), nyeri

tekan (+/-) serta nyeri ketok (+/-).

Pada pemeriksaan fisik penyakit batu

saluran kemih dapat ditemukan

nyeri ketok di daerah kostovetebre

positif serta Ballotement positif pada

sisi yang sakit, hal itu dikarenakan

akibat adanya hidronefrosis, Pada

pemeriksaan penunjang yaitu

pemeriksaan radiologi BNO-IVP

ditemukan ureterolithiasis dextra

distal setinggi sacral 2-3 serta

hydronephrosis dextra grade 2-3.

Pembuatan foto polos abdomen

bertujuan untuk melihat adanya batu

radio- opak di saluran kemih. Batu-

batu jenis kalsium oksalat dan

kalsium fosfat bersifat radio opak

dan paling sering dijumpai diantara

batu jenis lain, sedangkan batu asam

urat bersifat non opak (radio lusen).

Sedangkan Intra Venous Pielografi

(IVP) bertujuan untuk menilai

keadaan anatomi dan funsi ginjal.

selain itu IVP dapat mendeteksi

adanya batu semi opak ataupun batu

non opak yang tidak dapat dilihat

oleh foto polos abdomen. Pasien

diberikan terapi farmakologi yaitu

cefrixone 1x1 gram IV dan

ketorolac 1x30 ml IV. Pengobatan

farmakologi pada pasien batu saluran

kemih ditujukan untuk mengurangi

nyeri dan mencegah infeksi, serta

memperlancar aliran urine. Terapi

medikamentosa ditujukan untuk batu

yang ukurannya kurang dari 5 mm,

karena diharapkan batu dapat keluar

spontan. Pada pasien ini dilakukan

tindakan untuk mengeluarkan batu

dari saluran kemih. Indikasi

pengeluaran batu adalah jika terdapat

obstruksi saluran kemih, infeksi,

nyeri menetap atau nyeri berulang,

batu yang menyebabkan infeksi atau

obstruksi serta batu metabolik yang

tumbuh cepat. Pada pasien ini telah

terjadi obstruksi kronik yaitu ditandai

dengan ditemukannya hidronefrosis

dextra pada pemeriksaan BNO-IVP

serta nyeri ketok (+/-) dalam

pemeriksaan fisik. gangguan tersebut

dapat mengancam fungsi ginjal.

hidronefrosis dapat berlanjut dengan

atau tanpa pionefrosis dan berakhir

dengan kegagalan faal ginjal yang

terkena, bila terjadi pada kedua ginjal

akan timbul uremia dikarenakan

gagal ginjal total. Oleh karena itu

pada pasien ini dilakukan

ureterolitotomy dengan indikasi

adanya gangguan fungsi ginjal.

Setelah batu dikeluarkan dari saluran

kemih, tindakan selanjutnya yang

tidak kalah pentingnya adalah upaya

untuk menghindari timbulnya

kekambuhan.

Pada umumnya pencegahan

kekambuhan batu saluran kemih

berupa :

1. Menghindari dehidrasi dengan

minum yang cukup dan

diusahakan produksi urine

sebanyak 2-3 liter per hari.

2. Diet untuk mengurangi kadar zat

komponen pembentuk batu, diet

tersebut berupa rendah protein

karena protein akan memaccu

ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasanya urine

menjadi lebih asam, rendah

oksalat, rendah garam karena

natriuresis akan memacu

timbulnya hiperkalsiuri serta

rendah purin.

3. Aktifitas harian yang cukup.2

LAPORAN KASUS

Identitas pasien:

Ny. W, 39 tahun, ibu rumah

tangga, suku melayu, status

perkawinan sudah menikah, alamat

Teluk bano 1 RT.05 RW.01 kec.

Bangko Pusaka Hilir, nomor rekam

medis 88 03 61 masuk IGD RSUD

Achmad pada tanggal 02 Februari

2015.

Anamnesis:

Dilakukan secara autoanamnesis

Keluhan Utama

Nyeri pada pinggang kanan 1

minggu sebelum masuk Rumah

SakitKesimpulan

Penyakit batu saluran kemih

adalah terbentuknya batu yang

disebabkan oleh pengendapan

substansi yang terdapat dalam air

kemih yang jumlahnya berlebihan

atau karena faktor lain yang

mempengaruhi daya larut substansi.

Penatalaksanaan batu saluran kemih

terbagi dua yaitu farmakologi dan

pembedahan. Indikasi pengeluaran

batu saluran kemih adalah adanya

obstruksi saluran kemih, infeksi,

nyeri menetap atau nyeri berulang,

batu yang menyebabkan infeksi atau

obstruksi serta batu metabolic yang

tumbuh cepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Menon M, Resnick, Martin I.

Urinary Lithiasis: Etiologi and

Endourologi, in: Chambell’s

Urology, 8th ed, Vol 14, W.B.

Saunder Company, Philadelphia,

2002: 3230-3292.

2. Purnomo Basuki. Dasar-dasar

urologi. Edisi ketiga. Jakarta; Sagung

Seto.2011.

3.Sherwood, Lauralee. Fisiologi

manusia dari sel ke system. Penerbit

buku kedokteran ECG. Jakarta. 2001.

4.Ganong W F. Buku ajar fisiologi

kedokteran. Penerbit buku

kedokteran ECG. Jakarta.2002.

6. Sjamsuhidat de jong. Buku ajar

ilmu bedah. Penerbit buku

kedokteran ECG. Jakarta. 2002.