cara petani menyelesaikan masalah dlm budidaya nilam selama ini (1)

4
Cara petani menyelesaikan masalah dlm budidaya nilam selama ini Rendahnya produksi sebagian besar nilam Indonesia salah satunya disebabkan oleh penerapan teknologi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu pola penanamannya sangat beragam. Studi yang telah dilakukan ke beberapa lokasi penanaman nilam menunjukkan, sebagian penanaman nilam ditanam di lokasi dengan lahan yang kurang sesuai berdasarkan persyaratan tumbuhnya. Selain itu ada lokasi penanaman nilam yang sesuai namun tidak memperhatikan kaidah konservasi lahan sehingga tanah menjadi tidak subur, terutama penanaman di lahan berlereng dengan kemiringan lebih dari 3%. Sistem pola tanam berpindah disertai kondisi lahan kurang sesuai terutama lokasi yang memiliki bulan kering lebih dari dua bulan menyebabkan tanaman hanya mampu dipanen satu kali dalam setahun. Pada tahun 1973, Adiwiganda et al. (1973) telah melakukan penelitian mengenai pemupukan N, P dan K pada tanaman nilam. Penanaman nilam di tingkat petani hingga saat ini masih banyak belum menggunakan pupuk sesuai kebutuhan bahkan ada yang tidak dipupuk sama sekali Pada era globalisasi petani dituntut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing. Oleh karenanya, teknologi budidaya maupun penanganan pasca panen yang efisien dalam berusahatani sangat diperlukan. Efisiensi akan terjadi apabila teknologi yang digunakan tidak banyak membutuhkan biaya. Selain itu dalam berusahatani nilam juga sering mengalami kendala terutama dalam gejolak turunnya

Upload: stella-oktavia

Post on 08-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Cara Petani Menyelesaikan Masalah Dlm Budidaya Nilam Selama Ini (1)

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Petani Menyelesaikan Masalah Dlm Budidaya Nilam Selama Ini (1)

Cara petani menyelesaikan masalah dlm budidaya nilam selama ini

Rendahnya produksi sebagian besar nilam Indonesia salah satunya disebabkan oleh

penerapan teknologi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu pola

penanamannya sangat beragam. Studi yang telah dilakukan ke beberapa lokasi penanaman

nilam menunjukkan, sebagian penanaman nilam ditanam di lokasi dengan lahan yang kurang

sesuai berdasarkan persyaratan tumbuhnya. Selain itu ada lokasi penanaman nilam yang

sesuai namun tidak memperhatikan kaidah konservasi lahan sehingga tanah menjadi tidak

subur, terutama penanaman di lahan berlereng dengan kemiringan lebih dari 3%. Sistem pola

tanam berpindah disertai kondisi lahan kurang sesuai terutama lokasi yang memiliki bulan

kering lebih dari dua bulan menyebabkan tanaman hanya mampu dipanen satu kali dalam

setahun.

Pada tahun 1973, Adiwiganda et al. (1973) telah melakukan penelitian mengenai

pemupukan N, P dan K pada tanaman nilam. Penanaman nilam di tingkat petani hingga saat

ini masih banyak belum menggunakan pupuk sesuai kebutuhan bahkan ada yang tidak

dipupuk sama sekali Pada era globalisasi petani dituntut mempunyai kemampuan untuk

menghasilkan produk yang mampu bersaing.

Oleh karenanya, teknologi budidaya maupun penanganan pasca panen yang efisien

dalam berusahatani sangat diperlukan. Efisiensi akan terjadi apabila teknologi yang

digunakan tidak banyak membutuhkan biaya. Selain itu dalam berusahatani nilam juga sering

mengalami kendala terutama dalam gejolak turunnya harga, sehingga petani tidak mau lagi

menanam nilam. Untuk mengantisipasi hal itu diperlukan komoditas lain yang mampu

berdampingan bersama nilam sehingga ketika harga minyak nilam turun, petani tetap mampu

memanfaatkan hasil pertanian lainnya dan menyimpan minyak nilam sambil menunggu harga

nilam naik kembali.

Pada sistem pola tanam komoditas yang sesuai dengan kondisi yang dikehendaki

tanaman nilam sangat diperlukan. Tanaman yang memiliki daya serap N, P dan K tinggi

sebaiknya dianjurkan untuk dilakukan pemupukan sesuai SOP (Standard Operational

Procedure) yang telah tersedia. Pada tanaman nilam pemupukan diperlukan apabila kondisi

tanah memiliki kandungan hara yang rendah. Pemberian pupuk yang berlebihan akan menjadi

budidaya nilam tidak efisien. Pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman

(Adiwiganda et al.1973). Pupuk di pembibitan dapat diberikan dalam bentuk organik maupun

anorganik. Tasma dan Wahid (1988), melaporkan pemupukan 280 kg Urea, 70 kg TSP,

Page 2: Cara Petani Menyelesaikan Masalah Dlm Budidaya Nilam Selama Ini (1)

dan 140 kg KCl per ha pada tanah Latosol Merah Kecokelatan yang mempunyai pH rendah

(4,9) dan kandungan hara rendah dapat meningkatkan produksi terna basah nilam aceh

sebesar 64% dan kandungan minyak 77% apabila dibandingkan dengan kontrol.

Hasil penelitian Rosman (2004), bahwa tanaman nilam ketika masih muda sangat

membutuhkan naungan dengan intensitas cahaya 50 %. Pada kondisi ini nilam memiliki

pertumbuhan lebih baik dari pada terbuka (100 %). Salah satu upaya yang perlu mendapat

perhatian adalah dukungan teknologi yang mampu memperkuat posisi petani dalam

menghadapi gejolak harga. Selain itu, teknologi yang dimaksud juga mampu meningkatkan

produktivitas lahan. Pengembangan nilam dengan dukungan teknologi pola tanam perlu

menjadi bahan pertimbangan. Sistem ini akan membantu memecahkan masalah akibat

fluktuasi harga. Pemanfaatan lahan diantara nilam atau nilam sebagai tanaman sela

menjadikan usahatani nilam lebih kuat melawan kemungkinan jatuhnya harga minyak nilam.

Ketika harga minyak nilam jatuh, hasil dari tanaman lain akan membantu kebutuhan petani

dan minyak nilam dapat disimpan sambil menunggu harga yang layak untuk dijual.

Untuk tercapainya pengembangan nilam melalui pola tanam, sebaiknya ditekankan

kepada teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi yangbertitik tolak

pada pendekatan ekologi yang ramah lingkungan. Peta kesesuaian lahan dan iklim untuk

nilam yang telah dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menentukan teknologi yang diperlukan

di suatu lokasi, seperti pemupukan, pola tanam dan teknik konservasi lainnya seperti

pemulsaan dan drainase. Meskipun penelitian mengenai tanaman yang layak untuk dipola

tanamkan dengan nilam masih dirasakan kurang, namun petani telah memulai menanam

tanaman nilam dengan tanaman lain, baik secara berurutan maupun bersamaan dengan

tanaman nilam (Emmyzar dan Ferry2004; Soepadyo dan Tan 1978). Teknologi pola tanam

yang dilakukan oleh petani tersebut dapat dijadikan acuan untuk menentukan pola tanam

yang lebih baik. Penanaman tanaman lain diantara nilam (pola tanam nilam), selain dapat

meningkatkan pendapatan petani juga menjaga kelestarian lingkungan (Wahid dan

Rosman1998).

Adiwiganda,Y.T., O. Hutagalung dan P Wibowo. 1973. Percobaan pemupukan nilam pada podsolik cokelat kemerahan. Buletin BPP Medan 4 : 107-116.Emmyzar dan Y.Ferry.2004. Pola budidaya untuk peningkatan produktivitas dan mutu minyak nilam (Pogostemon cablinBenth). Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, Puslitbangbun. 16:52-61

Rosman,R., Emmyzar dan P Wahid. 1998. Karakteristik lahan dan iklim untuk pewilayahan pengembangan. Monograf nilam. Balittro. 47-54

Tasma, I. dan P. Wahid, 1988. Pengaruh mulsa dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil nilam. Pember. Penelitian Tanaman 15 : 34 -41.