cara pembagian jasa pelayanan di rumah sakit pemerintah

6
cara pembagian jasa pelayanan di rumah sakit pemerintah Pembagian jasa pelayanan di rumah sakit atau biasa disebut dengan INSENTIF adalah kebijakan pimpinan RS dalam hal pemberian insentif kepada seluruh karyawan RS, sebenarnya bukan hal mudah tetapi juga bukan hal yang amat sangat sulit. Memang benar kalau dikatakan sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan konflik antar karyawan, juga penurunan kinerja serta ketidakpuasan antara kayawan dengan pimpinan RS. Kondisi ini sebenarnya sudah banyak dialami di beberapa RS di Indonesia khusunya di rumah sakit Pemerintah. Bisa dikatakan bahwa setiap kali membagi jasa pelayanan selalu membuat galau para karyawan bahkan dianggap kurang berpihak pada karyawan kecil. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan terus menerus sampai pada tahap yang aman artinya bagaimana mengurangi kesenjangan pendapatan antar karyawan itu sendiri. Melalui upaya dan kebijakan yang mencerdaskan, selalu mencari solusi terbaik dan tidak berlindung pada alasan klasik (tersedianya regulasi pemerintah) mungkin akan lebih baik. Melalui artikel pendek ini izinkan saya memberikan sedikit tips/pengalaman saya membagi jasa pelayanan di RS Pemerintah tetapi hanya sebatas garis besarnya saja. A. ATURAN MAIN DALAM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN : 1. Adanya perturan Bupati (perbup) yang mengaju pada PP.25 Thn 2003, KEPMEN, Pola Tata Kelola RS dan peraturan lainnya 2. Adanya pedoman pembagian jasa pelayanan di rumah sakit yang ditetapkan direktur 3. Adanya prosedur tetap (protap) tentang teknis pembagian jasa pelayanan 4. Adanya Tim yang ditunjuk untuk mengelola tugas tersebut, terdiri satu orang ketua, Sekretaris, dan beberapa anggota yg mewakili komposisi tenaga di RS (secara proporsional) B. PEMBAGIAN TUGAS PADA TIM YANG DITUNJUK, terdiri : 1. Penilaian indeks point 5. Perumusan Kebijakan 2. Pengolahan data 3. Informasi dan lintas fungsi

Upload: purilembang

Post on 05-Dec-2014

2.113 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

cara pembagian jasa pelayanan di rumah sakit pemerintah

Pembagian jasa pelayanan di rumah sakit atau biasa disebut dengan INSENTIF adalah kebijakan pimpinan RS dalam hal pemberian insentif kepada seluruh karyawan RS, sebenarnya bukan hal mudah tetapi juga bukan hal yang amat sangat sulit. Memang benar kalau dikatakan sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan konflik antar karyawan, juga penurunan kinerja serta ketidakpuasan antara kayawan dengan pimpinan RS. Kondisi ini sebenarnya sudah banyak dialami di beberapa RS di Indonesia khusunya di rumah sakit Pemerintah. Bisa dikatakan bahwa setiap kali membagi jasa pelayanan selalu membuat galau para karyawan bahkan dianggap kurang berpihak pada karyawan kecil. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan terus menerus sampai pada tahap yang aman artinya bagaimana mengurangi kesenjangan pendapatan antar karyawan itu sendiri. Melalui upaya dan kebijakan yang mencerdaskan, selalu mencari solusi terbaik dan tidak berlindung pada alasan klasik (tersedianya regulasi pemerintah) mungkin akan lebih baik.

Melalui artikel pendek ini izinkan saya memberikan sedikit tips/pengalaman saya membagi jasa pelayanan di RS Pemerintah tetapi hanya sebatas garis besarnya saja.

A. ATURAN MAIN DALAM PEMBAGIAN JASA PELAYANAN :1.    Adanya perturan Bupati (perbup) yang mengaju pada PP.25 Thn 2003, KEPMEN, Pola

Tata Kelola RS dan peraturan lainnya2.    Adanya pedoman pembagian jasa pelayanan di rumah sakit yang ditetapkan direktur3.    Adanya prosedur tetap (protap) tentang teknis pembagian jasa pelayanan4.    Adanya Tim yang ditunjuk untuk mengelola tugas tersebut, terdiri satu orang ketua,

Sekretaris, dan beberapa anggota yg mewakili komposisi tenaga di RS (secara proporsional)

B. PEMBAGIAN TUGAS PADA TIM YANG DITUNJUK, terdiri :1.    Penilaian indeks point                                            5. Perumusan Kebijakan2.    Pengolahan data3.    Informasi dan lintas fungsi4.    Inventarisasi sumber-sumber pendapatan

C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :1.    Pelajari model pola tarif umum, askes, jamkesmas dan tarif lainnya2.    Konversi nilai jasa pelayanan antara tarif umum dgn tarif askes, jamkesmas dan tarif

lainnya3.    Tentukan rumus pengabungan antara pendapatan perorangan/kelompok dengan nilai

sebagai aset RS dan dengan hasil Penilaian indeks poin4.    Bentuk kelompok-kelompok penerima jasa (misal Direktur, wakil direktur, Kabid/Kasie,

Ka.Subid/ka.Subsie, staf utama, staf madya, staf muda, kepala instalasi, kepala

Page 2: Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

bangsal, perawat,  penunjuang medik,  staf administrasi, Dewan Pengawas, dokter tamu, dst)

5.    Penetapan bobot 1 (satu) sampai bobot tertinggi dan peruntukannya6.    Tentukan rumus  menuju standar rata-rata dari pendapatan masing masing profesi dan

kebijakan lainnya

D. PENILAIAN INDEKS POIN :1.    Perlu menetapkan jumlah parameter yang akan dipakai (mis. pendidikan, jabatan, masa

kerja, risiko pekerjaan, profesi, beban kerja, tingkat keaktivan, indeks pajak, status kepegawaian, golongan dst) masing masing parameter diikuti dengan nilai indeks poin sesuai dengan pilihan kesesuaian posisi karyawan.

2.    Bagaimana cara menetapkan indeks poin? Jawab : semua parameter dianggap sebagai pertanyaan atau statement yang harus dijawab misalnya dengan pilihan-pilihan yang tersedia, contoh parameter pendidikan : terdapat SD sampai dgn paska sarjana, buat nilai gradasi tsb.

3.    Bobot penilaian indkes point diusahakan seimbang, aplikasinya diatur untuk bahan penjumlahan dan atau bahan perkalian (lakukan kajian seperlunya bila berhasil akan selaras dgn huruf C angka 3).

Standar Prosedur Operasional (SPO)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Standar Operating Procedure (SOP) islitah ini lazim digunakan

namun bukan merupakan istilah baku di Indonesia. Standar Prosedur Operasional (SPO) ini

digunakan di UU No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran, Prosedur Tetap (Protap)

lazim digunakan di RS, berapa istilah lainnya diantaranya adalah : Prosedur Kerja, Prosedur

Tindakan, Prosedur Penatalaksanaan, Petunjuk Tekhnis.

Pengertian SPO adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang berurutan yang

dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, atau urutan langkah-

Page 3: Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

langkah yang benar berdasarkan konsesus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan

dan fungsi pelayanan, dan atau urutan langkah-langkah yang sudah diuji dan disetujui

dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga membantu mengurangi kesalahan dan

pelayanan sub standar.

Penyusunan SPO secara umum bertujuan agar berbagai proses kerja rutin terlaksana

dengan efisien, efektif, konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

melalui pemenuhan standar yang berlaku.

Tujuan khusus SPO sebagai acuan (check list) dalam melaksanakan kegiatan tertentu bagi

tenaga administrasi dan tenaga profesi di RS, untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan

tanggung jawab dari petugas terkait, untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja

atau kondisi tertentu dan menjaga keamanan petugas dan lingkungan dalam melaksanakan

pekerjaan, untuk menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi atau pemborosan dalam

pelaksanaan kegiatan, untuk menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya lain secara

efiseien.

SPO Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila

terjadi suatu kesalahan atau dugaan malpraktek dan kesalahan administratif lainnya,

sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas, merupakan parameter untuk menilai

mutu pelayanan, dan sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan atau orientasi

pegawai.

Persiapan Akreditasi Rumah sakit

1. Persiapan organisasi

Sebaiknya dibentuk Panitia Akreditasi, bertanggung jawab keDirektur

Bentuk Pokja untuk masing2 Bidang Pelayanan (5/12/16 bidang)

Pokja berasal dari unit terkait. Ketua Pokja bisa Ketua Unit / StafSenior. Pokja bertugas

jangka panjang, Ketua Pokja sebaiknya merupakan penanggung jawab QA unit tsb.

Page 4: Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

2. Persiapan bahan

Siapkan instrumen akreditasi, gunakan edisi terakhir

Siapkan dokumen2 tentang Standar, sesuai Bidang Pelayanan masing2

Panitia & Pokja mempelajari, memahami & menguasai secara

rinci Instrumen Akreditasi, Dokumen standar & dokumen2 penting lainnya, agar selalu ada

kesamaan persepsi

3. Penyusunan SOP

Bentuk Tim Inti ( 1 3 orang) sebagai Penyusun SOP

Penyusunan SOP dilakukan oleh Tim Inti dibantu Staf Pokja/Unit terkait

Gunakan format SOP yg standar

Penomoran SOP sebaiknya sentral

Sebaiknya dibuat daftar SOP secara sentral, dikelola oleh Panitia Akreditasi / Staf yang

ditunjuk

4. Perbaikan Struktur Proses Hasil (Outcome)

Pembenahan & perbaikan struktur / proses / hasil dilakukan olehPokja & unit ybs sesuai

dengan pemahaman atas standar,

instrumen akreditasi, SOP dsb

Setelah survei akreditasi, kegiatan ini tetap berjalan secara

kontinu & adekuat sesuai dengan kekurangan & kelemahan yang ada, serta sesuai dengan

rekomendasi surveior

5. Self Assessment

Pembenahan & perbaikan yg dilakukan dievaluasi secara periodik secara self assessment

Penilaian dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi

Hasil : Skor dan Nilai ( % ) dilaporkan secara periodik kepada

Direktur dan Self Assessment final dilaporkan ke KARS

Penilaian dilakukan oleh Pokja ybs dengan supervisi Panitia

Akreditasi

Cara lain : dilakukan penilaian secara silang, sesuatu Pokja

menilai Bidang Pelayanan Pokja yang lain

Bila Skor & Nilai tdk mencapai target, dpt dimintakan Bimbingan Akreditasi kpd KARS

6. Persiapan Hari-H Survei

Permintaan tanggal survei kepada KARS, hari I survei agar dimulai sesudah hari Senin.

Pada hari H-1 (Senin) dilakukan Gladi Bersih secara teliti

Persiapkan ruangan :

- Ruang Pertemuan Surveior & Pokja, 1 surveior 1 ruangan

Page 5: Cara Pembagian Jasa Pelayanan Di Rumah Sakit Pemerintah

- Ruang Surveior, untuk Rapat Tim Surveior

- Ruangan2 / lokasi di unit2 pelayanan dan siapkan para staf /petugasnya

- Ruang Pertemuan Pleno, + alat Audiovisual

Persiapkan usulan Jadwal Survei selama 3 hari / 4 hari, diajukan kpd Ketua Tim Surveior

pada hari H survei

Persiapan Pokja :

- Petugas Presentan : 1 2 orang bertugas menjawab,

menerangkan, mempresentasi hal2 yang diminta Surveior.

Petugas ini harus menguasai seluruh konteks Bidang Pelayanan ybs

7. Kegiatan 3-4 hari Survei

Setiap hari : segera sesudah survei selesai, lakukan rapat

Koordinasi, kumpulkan semua Pokja

Tiap Pokja melaporkan :

- Hasil suvei, kekurangan2 yg ditemukan Surveior

- PR-PR yang harus diselesaikan : data2 yg hrs dilengkapi, dll

- Gambaran tentang Surveior : apa yg dikritik, yg dipuji dsb

Sore / Malam hari itu juga selesaikan hal2 yg didiskusikan pd RapatKoordinasi tsb

Hal ini dilakukan tiap hari

dikutip dari Artikel (Dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM) Surveyor Akreditasi Rumah

sakit