cara merawat lansia dengan sembelit

9
KONSTIPASI 1. PENDAHULUAN Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu terrtentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Pada lansia telah terjadi proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. Perubahan yang terjadi pada lansia terjadi pula pada sistem pencernaannya. Pada rongga mulut terjadi hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit (Nugroho, 2008). Pada lambung mengalami perubahan ukuran menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. sekresi asam lambung berkurang rangsang lapar juga berkurang (Darmojo & Martono, 2006). Pergerakan lambung biasanya menurun, dan melambatnya gerakan dari sebagian makanan yang dicerna keluar dari lambung dan terus melalui usus halus dan

Upload: yayah-agung-fadilah

Post on 14-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Cara Merawat Lansia dengan Sembelit

TRANSCRIPT

KONSTIPASI

1. PENDAHULUAN Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu terrtentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Pada lansia telah terjadi proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya.Perubahan yang terjadi pada lansia terjadi pula pada sistem pencernaannya. Pada rongga mulut terjadi hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit (Nugroho, 2008). Pada lambung mengalami perubahan ukuran menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. sekresi asam lambung berkurang rangsang lapar juga berkurang (Darmojo & Martono, 2006). Pergerakan lambung biasanya menurun, dan melambatnya gerakan dari sebagian makanan yang dicerna keluar dari lambung dan terus melalui usus halus dan usus besar (Stanley, 2007). Pada mukosa usus halus juga mengalami atrofi (mengecil), sehingga luas permukaan berkurang. Usus Besar dan rektum pada lansia terjadi perubahan dalam usus besar termasuk penurunan sekresi mukus, elastisitas dinding rektum, peristaltic kolon yang melemah meyebabkan kegagalan mengosongkan rektum yang dapat menyebabkan konstipasi (Lucknotte, 2000). Hal in dapat menyebabkan sembelit atau konstipasi.Konstipasi/sembelit adalah suatu penurunan frekuensi pergerakan usus yang disertai dengan perpanjangan waktu dan kesulitan pergerakan feses (Stanley, 2007). Gangguan itu biasanya disebabkan karena feses yang keras sehingga mempersulit keluarnya feses tersebut. Sembelit/Konstipasi terjadi akibat penurunan pergerakan usus besar sehingga memperpanjang waktu transit feses di usus besar dan berakibat kandungan air tetap terus di serap dari massa feses sehingga feses menjadi kering, keras dan sukar dikeluarkan dalam proses defekasi (Price & Wilson, 2005)

2. ANATOMI SALURAN CERNA

AnusRektumUsus besarUsus halusLambung

3. PERGERKAN TINJA DI USUS BESAR

Gerakan-gerakan kotoran di usus besar sering dipicu oleh respon gastro-kolik. ketika makan atau minum, beberapa menit kemudian memicu gelombang tekanan dalam usus besar. Hal ini dapat menyebabkan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang mendesak, segera setelah makan. Kontraksi otot lingkar luar anus, kotoran di dorong kembali ke rektum , sampai ditemukan toilet. Hal ini menyebabkan rektum relaks. seseorang merasakan ingin buang air besar, karena waktu dan tempat tidak sesuai yang di inginkan maka seseorang menunda untuk buang air besar, hal ini dapat menyebabkan sembelit, semakin lama tinja tinggal di usus besar dan rektum, cairan lebih banyak diserap dan tinja menjadi lebih keras dan dapt menyebabkan sembelit.

4. PENYEBAB KONSTIPASI PADA LANSIAPada umumnya, para lansia akan mengalami penurunan aktifitas fisik. Salah satu faktor penyebabnya adalah pertambahan usia yang dapat menyebabkan terjadinya kemunduran biologis. Kondisi ini setidaknya akan membatasi aktifitas yang menuntut ketangkasan fisik. Aktivitas fisik juga merangsang terhadap timbulnya peristaltik. Penurunan aktivitas fisik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan gerak peristaltik dan dapat menyebabkan melambatnya feses menuju rectum dalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi cairan feses sehingga feses mengeras. Tonus otot yang baik dari otot-otot abdominal, otot pelvis dan diafragma sangat penting bagi defekasi (Asmadi, 2008).

Pada usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorpsi air dan elektrolik meningkat (pada kolon sudah tidak terjadi absorpsi makanan), feses menjadi lebih keras, sehingga keluhan sulit buang air besar merupakan keluhan yang sering didapat pada lansia. Proses defekasi yang seharusnya dibantu oleh kontraksi dinding abdomen juga seringkali tidak efektif karena dinding abdomen sudah melemah (Darmojo & Martono, 2006).

5. CIRI-CIRI KONSTIPASIMenurut Stanley (2007) : a. frekuensi lebih lambat yang tidak seperti biasanya.b. Mengejan berlebihan saat BAB c. Massa feses yang keras d. Perasaan tidak puas saat BAB e. Sakit pada daerah rektum saat BAB f. Menggunakan jari-jari untuk mengeluarkan feses

6. PECEGAHAN KONSTIPASIMakan makanan dengan cukup kandungan serat dan minum cukup banyak cairan adalah kunci dalam penanganan konstipasi. Dengan minum cukup air dan makanan berserat akan membantu pergerakan feses dan membuat feses menjadi lebih lunak. Peningkatan aktifitas fisik juga akan membantu dalam mengatasi konstipasi.

7. MENGATASI KONSTIPASI a. Monitor pola defekasi pasien dan konsistensi feses setiap defekasi. b. Sediakan asupan cairan yang cukup setiap hari, c. Dorong lansia untuk minum segelas air putih sebelum sarapan dan sediakan waktu dan privasi pasien untuk buang air besar setelah sarapan (jika tidak ada kontra indikasi) . b. Konsultasikan ke bagian gizi untuk menyediakan diet tinggi serat c. Lakukan pemijatan/massage abdomen.

8. MENGATASI KONSTIPASI DENGAN PIJAT PERUTTindakan pijatan atau masase yang dilakukan pada area perut untuk merangsang pergerakan usus besar dan membantu menyembuhkan sembeliit serta rasa sakit perut intens. Teknik ini sangat bermanfaat terutama saat terjadi masalah-masalah seperti masalah pencernaan.

a. Tujuan Massage Abdomen Meningkatkan sirkulasi darah Mengendurkan otot, sekaligus merangsang otot yang lemah untuk bekerja. Membantu merangsangusus ataubuang air besarlebih mudah dan lancar. Membantu secara alami merangsang buang air besar dengan merangsang gelombang peristaltik dalam usus besar.

b. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi: Sakit Perut Konstipasi

Kontraindikasi: Tumor usus atau tumor organ di perut (ginjal, saluran kemih, hati dll). Luka di perut (mis: luka operasi) Mentruasi Penggunaan IUD Terdapat infeksi atau kanker. infeksi rahim, kandung kemih, ovarium dan tuba fallopi. Batu ginjalc. Alat dan Bahan Minyak zaitun, baby oil, minyak terapi atau minyak sesuai dengan selera. Handuk Jamd. Prosedur Tindakan1. Siapkan alat dan bahan2. Jaga privasi klien3. Jelaskan prosedur dan tujuan intervensi4. Oleskan minyak pijat di sekitar abdomen. Buka hanya bagian tubuh yang akan dilakukan pemijatan. Klien posisi tidur telentang5. Kemudian perawat menggosokkan kedua tangan sampai hangat, mulailah memijit perut klien dengan pelan-pelan. Gunakan jari-jari dan telapak tangan untuk menggosok dengan putaran searah jarum jam di sekitar daerah perut, mengikuti jalur kolon yaitu mulai dari kanan ke kiri. Berikan tekanan secara wajar dengan sedikit tegas ketika memberikan terapi abdominal massage (pastikan bahwa klien merasa nyaman). 6. Untuk memijat usus besar secara keseluruhan, lakukan pijatan melingkar untuk waktu lama. Dimulai dari area bawah kuadran kiri abdomen sekitar 100 kali per menit. Gerakan ini mendorong isi kolon menuju rectum. 7. Lakukan gerakan meluncur. Dimulai dari satu sisi klien dan raih sisi yang lain (berlawanan). Tarik bagian tubuh (abdomen) klien ke arah pemijat. Ketika satu tangan sudah selesai memijat, tangan yang lain memulainya8. Lakukan pemijatan selama 5-10 menit.9. Setelah selesai rapihkan kembali klien dan alat-alat.10. Cuci tanganDAFTAR PUSTAKA

Abdominal Massage. http://www.mayamassage.co.uk/Beck, M.F. Theory and Practice of Therapeutic Massage.Darmodjo & Martono (2006). Buku Ajar: Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FK UIGanong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGCGuyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGCKozier, B., & Erb, G. (2009). Technicues in clinical nursing, 5th Ed, Eny Meiliya, Esty W, Devi Y : Penerjemah, New Jersey : Person Education Inc (buku asli diterbitkan tahun 2002)Lamas,Kristina et.al ( 2009). Effectabdominal massage in management of constipations-ramdomized controlled trial.international journal Nursing studiesLucknotte, AG. (2000). Gerontologic Nursing (2nd). St Louis: MosbyMarybetts Sinclair LMT Review The use of abdominal massage to treat chronic constipation. Journal of Bodywork & Movement Therapies. Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 2.Jakarta: EGC.Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.Jakarta : EGCSherwood, L (2010). Fundamentals Of Human Physiology. Brooks/Cole20 Davis Drive Belmont, CA 94002-3098: USAStanley. Mickey. (2006). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC