cara menghitung rendemen

2
Bagi pabrik gula yang mmemiliki lori-lori tebu, biasanya tebu dari truck setelah ditimbang kemudian dipindah kedalam lori tebu, sehingga trucknya bisa langsung kembali kekebun untuk diisi tebu lagi. Berat tebu tiap truck sekitar 7 ton sedang untuk tebu lori beratnya sekitar 4 ton. Jadi untuk pabrik kapasitas 5000 TCD ( Ton Cane per Day ) misalnya akan bisa menggiling tebu 400 truck + 550 lori ( tergantung pengaturannya) tiap hari. Karena tiap truck atau lori tebu tersebut milik petani yang berbeda, maka logikanya juga harus ditentukan rendemennya masing-masing. Menentukan rendemen tebu dalam truck atau lori tebu tersebut tidaklah mudah. Tebu yang kelihatannya besar-besar dan segar belum tentu kalau rendemennya tinggi. Sebaliknya tebu yang kelihatannya kecil- kecil belum tentu kalau rendemennya rendah. Bahkan dalam satu batang tebu rendemen bagian pucuk dan bagian pangkalnya berbeda jauh. Satu truck tebu yang beratnya 7 ton itu terdiri dari puluhan ribu batang tebu yang rendemennya tidak sama, sehingga kalau mau dihitung rendemennya seluruh batang tebu itu harus diambil contohnya dan dikumpulkan. Karena itu jika hanya diambil beberapa batang tebu kemudian dianalisa rendemennya, tentunya tidak bisa mewakili ( tidak representative ) rendemen tebu dalam truck tersebut. Bahkan mungkin bedanya bisa cukup jauh dengan rendemen sebenarnya. Demikian pula cara menentukan rendemen tebu dengan sistim " core sampling" ( dengan mengebor di beberapa bagian tebu diatas truck ) yang banyak digunakan diluar negeri, kurang cocok untuk menghitung rendemen dengan sistim tebu rakyat seperti di Negara kita. Cara yang lebih baik adalah dengan menggiling seluruh tebu dalam truck tersebut kemudian diambil contoh secukupnya dan di tentukan rendemennya. Cara ini dikenal dengan sistim NPP ( Nira Perahan Pertama), yaitu dengan mengambil contoh nira tebu dari gilingan pertama ( biasanya ada 4 atau 5 unit gilingan yang bekerja secara seri ), kemudian dianalisa rendemennya. Hanya kesulitannya atau kelemahannya disini adalah bagaimana cara pengambilan contoh niranya agar tidak tercampur antara tebu dari tiap alat angkut ( truck atau lori ) yang digiling. Makin besar kapasitas pabrik makin sulit dalam pengambilan contohnya agar tidak tercampur, karena jumlah truck atau lori tebu yang digiling setiap jam akan semakin banyak. Satu kali analisa contoh untuk menghitung rendemen akan memakan waktu sekitar 7 menit sampai10 menit, mulai dari pengambilan contoh, pengolahan

Upload: rousannabilaar-rosyid

Post on 14-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bg dhdd ddds f dhs dgi sj fos8 iso8u s dfjs fss dksjslsl fsjsd jdoiee djkfodjf ssdfd f

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Menghitung Rendemen

Bagi pabrik gula yang mmemiliki lori-lori tebu, biasanya tebu dari truck setelah ditimbang kemudian dipindah kedalam lori tebu, sehingga trucknya bisa langsung kembali kekebun untuk diisi tebu lagi. Berat tebu tiap truck sekitar 7 ton sedang untuk tebu lori beratnya sekitar 4 ton. Jadi untuk pabrik kapasitas 5000 TCD ( Ton Cane per Day ) misalnya akan bisa menggiling tebu 400 truck + 550 lori ( tergantung pengaturannya) tiap hari. Karena tiap truck atau lori tebu tersebut milik petani yang berbeda, maka logikanya juga harus ditentukan rendemennya masing-masing. Menentukan rendemen tebu dalam truck atau lori tebu tersebut tidaklah mudah. Tebu yang kelihatannya besar-besar dan segar belum tentu kalau rendemennya tinggi. Sebaliknya tebu yang kelihatannya kecil-kecil belum tentu kalau rendemennya rendah. Bahkan dalam satu batang tebu rendemen bagian pucuk dan bagian pangkalnya berbeda jauh. Satu truck tebu yang beratnya 7 ton itu terdiri dari puluhan ribu batang tebu yang rendemennya tidak sama, sehingga kalau mau dihitung rendemennya seluruh batang tebu itu harus diambil contohnya dan dikumpulkan. Karena itu jika hanya diambil beberapa batang tebu kemudian dianalisa rendemennya, tentunya tidak bisa mewakili ( tidak representative ) rendemen tebu dalam truck tersebut. Bahkan mungkin bedanya bisa cukup jauh dengan rendemen sebenarnya. Demikian pula cara menentukan rendemen tebu dengan sistim " core sampling" ( dengan mengebor di beberapa bagian tebu diatas truck ) yang banyak digunakan diluar negeri, kurang cocok untuk menghitung rendemen dengan sistim tebu rakyat seperti di Negara kita. Cara yang lebih baik adalah dengan menggiling seluruh tebu dalam truck tersebut kemudian diambil contoh secukupnya dan di tentukan rendemennya. Cara ini dikenal dengan sistim NPP ( Nira Perahan Pertama), yaitu dengan mengambil contoh nira tebu dari gilingan pertama ( biasanya ada 4 atau 5 unit gilingan yang bekerja secara seri ), kemudian dianalisa rendemennya. Hanya kesulitannya atau kelemahannya disini adalah bagaimana cara pengambilan contoh niranya agar tidak tercampur antara tebu dari tiap alat angkut ( truck atau lori ) yang digiling. Makin besar kapasitas pabrik makin sulit dalam pengambilan contohnya agar tidak tercampur, karena jumlah truck atau lori tebu yang digiling setiap jam akan semakin banyak. Satu kali analisa contoh untuk menghitung rendemen akan memakan waktu sekitar 7 menit sampai10 menit, mulai dari pengambilan contoh, pengolahan contoh dan proses analisanya. Dengan alat suchromat yang otomatispun kira-kira akan membutuhkan waktu segitu juga. Bisa dibayangkan ribetnya pekerjaan pabrik gula tiap hari jika semua analisa tersebut dilakukan. Inilah barangkali sekilas gambaran tentang cara menghitung rendemen tebu di pabrik gula dengan sistim tebu rakyat. Semoga bermanfaat terutama bagi para petani tebu yang ingin mengetahui bagaimana cara menghitung rendemen tebunya.

Sumber Naskah : Istadi Darmohardjo, Cara menghitung rendemen tebu rakyat di Pabrik Gula, Th. Penerbitan 2014