cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

9
Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan Koefisien analisa harga satuan adalah angka – angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan. Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah sebagai berikut: Analisa untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah koefisien analisa bahan 0.2170 zak semen 0.02830 m3 pasir pasang koefisien analisa tenaga 0.0125 hari mandor 0.0200 hari kepala tukang 0.2000 hari tukang batu 0.2500 hari pekerja angka – angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak. begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu. Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ? untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah: Melihat buku Analisa BOW

Upload: pradipa-jakarta

Post on 31-Jan-2016

114 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

 Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

Koefisien analisa harga satuan adalah angka – angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.

 

Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan

misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah sebagai berikut:

Analisa  untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah

koefisien analisa bahan

0.2170 zak semen 0.02830 m3 pasir pasang

koefisien analisa tenaga

0.0125 hari mandor 0.0200 hari kepala tukang 0.2000 hari tukang batu 0.2500 hari pekerja

angka – angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak.

begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.

 

Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ?

untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah:

Melihat buku Analisa BOW

Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda dahulu, untuk sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien tenaga.

Melihat Standar Nasional Indonesia ( SNI )

standar nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh badan standarisasi nasional, dikeluarkan secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya. untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun terbitnya misal : SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007.

Melihat standar perusahaan

Page 2: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

pada perusahaan tertentu menerbitkan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja karyawan, koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.

pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.

Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalama kita dilapangan, caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

melihat standar Harga satuan

Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah indonesia maupun standar perusahaan masing – masing, jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.

contoh penggunaan koefisien analisa harga satuan untuk menghitung kebutuhan material bangunan bisa dibaca di : cara hitung kebutuhan pasir

Begitulah kurang lebih ara mencari koefisien analisa harga satuan, jika ada trik dan tips lain dalam mencari koefisien analisa harga satuan bisa dimasukan melalui form dibawah. 

  Cara menghitung kebutuhan pasir dan semen

Pekerjaan bangunan dengan konstruksi beton bertulang membutuhkan material pasir dan semen sebagai bahan utama, selain itu pekerjaan pasangan dinding batu bata juga memerlukan kedua buah material ini. Semen berfungsi sebagai bahan pengikat pasir sehingga tercipta adukan beton yang dapat mengeras menjadi batu, semen yang sudah dicampur air dapat melekatkan bahan bangunan disekitarnya. Disini kita akan menjelaskan sebuah tutorial sederhana tentang cara menghitung kebutuhan pasir dan semen semoga bermanfaat bagi yang sedang memikirkan berapa jumlah material yang harus dibeli dalam melakukan

pembangunan  Disini kita buat perhitungan pada salah satu pekerjaan bangunan yang sering dilaksanakan yaitu pasangan dinding batu bata. Untuk dapat menghitung kebutuhan pasir dan semen kita perlukan data luas pasangan batu bata dan koefisien analisa harga satuan yang cara mencarinya sudah kita bahas pada artikel sebelumnya berjudul “Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan“, Misalnya kita buat contoh seperti ini

Pemasangan dinding batu bata 6 m x 3 m maka luasnya adalah 6 x 3 = 18 m2 Kita cari data analisa harga satuan pekerjaan pasangan batu bata per m2

Analisa kebutuhan bahan pada pasangan dinding batu bata dengan perbandingan adukan 1 semen : 5 pasir dalam 1 m2SNI 6897:2008 No.6.10 : Memasang 1 m2 dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal ½ bata, campuran spesi 1 PC : 5 PP

9,68 kg semen 0,045 m3 pasir pasang 70 bh batu bata

Data koefisien analisa harga satuan pekerjaan lainya bisa dilihat di websiteAnalisaHarga.comData diatas hanya sebagai contoh yang nilai koefisienya dapat berbeda-beda sesuai standar perhitungan yang digunakan seperti SNI atau RAB rahasia masing-masing perusahaan. 

Page 3: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

Cara menghitung kebutuhan pasir

Dari data analisa harga satuan diatas dapat kita ketahui bahwa untuk melaksanakan pasangan batu bata seluas 1 m2 membutuhkan pasir sebanyak  0,05 m3 per m2, pasangan batu bata yang kita kerjakan seluas 18m2.Jadi total kebutuhan pasir  = 0,045 m3/m2 x 18 m2 = 0,81 m3Jika kita hendak membeli ke toko bangunan dalam satuan truck colt kapasitas 1 m3 maka dapat kita hitung jumlah pasir yang harus dibeli yaitu 0,81 m3 : 1 m3 = 0,81 truck coltJadi kebutuhan pasir adalah 0,81 m3 atau 0,81 truck colt, Nah.. berdasarkan perhitungan tersebut maka kita bisa membeli pasir sebanyak satu Colt. Cara menghitung kebutuhan semen

Pada Prinsipnya cara perhitungan sama dengan waktu mencari jumlah pasir yaitu koefisien analisa harga satuan semen pada pasangan dinding batu bata per m2 dikalikan volume luas dinding yang akan dipasang yaituKebutuhan semen = 9,68 kg /m2  x 18 m2 = 174,24 kgJadi kebutuhan semen dalam satuan zak jika isi per kantong 50 kg maka dibutuhkan 174,24 kg : 50kg = 3,4848 zak. Jadi untuk dapat menghitung kebutuhan pasir dan semen dibutuhkan dua data penting yaitu koefisien analisa harga satuan dan volume pekerjaan, kecuali jika sudah mempunyai pengalaman berulang-ulang sehingga dapat memperkirakan dilapangan misalnya untuk memasang batu bata seluas sekian biasanya membutuhkan sekian zak semen, namun untuk laporan tertulis tetap lebih teliti jika menggunakan koefisien analisa harga satuan bangunan untuk mencari kebutuhan material. Begitulah kurang lebih cara menghitung kebutuhan pasir dan semen menggunakan koefisien analisa harga satuan, begitu juga dengan kebutuhan batu bata langsung dapat dicari dengan mengalikan 70 bh/m2 x 18 m2 = 1260 bh. cara lain yang banyak digunakan oleh pemborong yaitu berdasarkan pengalaman dalam mengerjakan suatu pekerjaan, pengalaman melaksanaan pekerjaan ini akan lebih tepat jika dijadikan sebagai pedoman dalam membuat analisa harga satuan, analisa ini biasanya menjadi rahasia masing-

Page 4: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

masing kontraktor dalam menentukan harga borongan sehingga bisa dikatakan sebagai kunci daya saing

pemborong 

Menghitung RAB Pondasi plat jalur

Lagi ada tugas kuliah menghitung rencana anggaran biaya pondasi plat jalur, dengan soal seperti dibawah ini :soal :Hitung Rencana Anggaran Biaya pondasi plat jalurData teknis pekerjaan pondasi plat jalur

1. Sloof ditengah plat 30/402. Kolom 40/40 dengan jarak kolom 5m3. Sloof diatas pasangan batu bata 15/204. Kedalaman pondasi -2 m dari peil lantai +/- 0.00

Hitung rencana anggaran biaya pondasi plat jalur ?1. Pengukuran Bouwplank2. Galian tanah pondasi3. Urugan pasir dengan ketinggian 0.10 m4. Lantai kerja dengan ketebalan 0.05 m5. Beton plat jalur dan kolom sloof 15/206. Pekerjaan besi beton bertulang7. Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps8. Pekerjaan plesteran9. Urugan tanah kembali10. Pembongkaran bouwplank kembali

Gambar pondasi plat jalurDenah pondasi plat jalur

Potongan 1 penampang pondasi plat jalur

Page 5: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

Potongan 2 penampang pondasi plat jalur

Harga Satuan DKI Jakarta Untuk perhitungan pondasi plat jalur1. Bouwplak = Rp. 38.833,002. Bongkar bouwplank = Rp. 3.222,003. Galian tanah pondasi= Rp. 34.321,004. Urugan pasir  = Rp. 192.456,005. Lantai kerja t= 5cm beton 1pc:3ps:4kr  = Rp. 60.531,006. Beton dengan koral untuk plat jalur kolom, kolom dan sloff 15/20= Rp. 752.964,007. Pasangan batu bata 1pc:4ps = Rp. 167.611,008. Plesteran 1pc:4ps = Rp. 36.115,009. Urugan tanah kembali= Rp. 21.268,0010. Pembesian polos berat 175 kg= Rp. 2.183.176,0011. Bekisting beton = Rp. 892.071,00

jawaban :untuk lebih membayangkan bagaimana bentuk pondasi kita buat gambar pondasi plat jalur nya pakai 3d max

selanjutnya menghitung Rencana anggaran biaya pondasi plat jalurMenghitung Volume pekerjaan pondasi plat jalurMenghitung Volume pekerjaan pondasi plat jalur1. Pengukuran BouwplankVolume pekerjaan bouwplak = 10.20 m + 2 m + 2 m = 14.20 m

Page 6: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

2. Galian tanah pondasiVolume Pekerjaan galian tanah pondasi = (( (2 m + 2.8 m ) x 2 m ) /2) x 10.20 m = 48.96 m³3. Urugan pasir dengan ketinggian 0.10 mVolume Pekerjaan Urugan pasir = 2 m x 0.10 m x 10.20 m = 2.04 m³4. Lantai kerja dengan ketebalan 0.05 mVolume pekerjaan lantai beton = 2 m x 10.20 = 20.40 m²2 m x 0.05 m x 10.20 m = 1.02 m³5. Beton plat jalur dan kolom sloof 15/20Volume pekerjaan beton plat jalur = ( ( 2 m x 0.15 m ) + (( 2 m + 0.4 m ) x 0.15 m ) / 2 ) + (0.10 x 0.4) x 10.20 = 5.304 m³Volume beton sloof = ( 0.20 m x 0.15 m ) x 10.20 = 0.306 m³Volume beton kolom = (( 0.4 m x 0.4 m x 1.45 m ) x 3 bh) – 0.306 = 0.39 m³Total volume beton = ( 5.304 m³ + 0.39 m³ + 0.306 m³ ) = 6 m³6. Pekerjaan besi beton ( 75 kg / m³ )Volume pekerjaan besi beton = 6 m³ x 75 = 450 kg7. Pasangan batu bata 1 pc : 4 psVolume Pekerjaan pasangan batu bata = 2 ( 4.60 m x 1.25 m ) = 11.5 m²11.5 x 0.15 = 1.6725 m³8. Pekerjaan PlesteranVolume Pekerjaan plesteran pasangan bata= 2 x 11.5 m² = 23 m²9. Urugan tanah kembaliVolume pekerjaan urugan tanah kembali = ( 48.96 – 2.04 – 1.02 – 6 – 1.6725 ) = 38.2275 m³10. Pembongkaran bouwplank kembali = 10.20 m + 2 m + 2 m = 14.20 mVolume pekerjaan pembongkaran bouwplank =Menghitung anggaran biaya pekerjaan pondasi plat jalurAnggaran biaya pekerjaan dihitung dengan rumusBiaya = volume x harga satuan1. Pengukuran BouwplankHarga satuan = Rp. 38.833,00Volume pekerjaan = 14.20 mTotal Harga pekerjaan bouwplak = 14.20 m x Rp. 38.833,00 = Rp. 551.428,602. Galian tanah pondasiHarga satuan = Rp. 34.321,00Volume pekerjaan = 48.96 m³Total harga Pekerjaan galian tanah pondasi = 48.96 m³ x Rp. 34.321,00 = Rp. 1.680.356,003. Urugan pasir dengan ketinggian 0.10 mHarga satuan = Rp. 192.456,00Volume pekerjaan = 2.04 m³Total harga Pekerjaan Urugan pasir = 2.04 m³ x Rp. 192.456,00 = Rp. 392.610,204. Lantai kerja dengan ketebalan 0.05 mHarga satuan = Rp. 60.531,00Volume pekerjaan = 20.40 m²Total harga pekerjaan lantai beton = 20.40 m² x Rp. 60.531,00 = Rp.1.234.832,005. Beton plat jalur dan kolom sloof 15/20Harga satuan = Rp. 752.964,00Volume pekerjaan = 6 m³Total harga pekerjaan beton = 6 m³ x Rp. 752.964,00 = Rp.4.517.784,006. Pekerjaan besi beton ( 75 kg besi / 1 m³ beton )Harga satuan = Rp. 2.183.176,00 / 75 kgVolume pekerjaan beton = 6Total harga pekerjaan besi beton = 6 x Rp. 2.183.176,00 = Rp.13.099.056,007. Pasangan batu bata 1 pc : 4 psHarga satuan = Rp. 167.611,00Volume pekerjaan = 11.5 m²Total harga Pekerjaan pasangan batu bata = 11.5 m² x Rp. 167.611,00 = Rp.1.927.527,00

Page 7: Cara Menghitung Koefisien Analisa Harga Satuan Bangunan

8. Pekerjaan plesteranHarga satuan = Rp. 36.115,00Volume pekerjaan = 13 m²Total harga Pekerjaan pasangan batu bata = 13 m² x Rp. 36.115,00 = Rp.469.495,009. Urugan tanah kembaliHarga satuan = Rp. 21.268,00Volume pekerjaan = 38.2275 m³Total harga pekerjaan urugan tanah kembali = 38.2275 m³ x Rp. 21.268,00 = Rp.813.022,5010. Pembongkaran bouwplank kembaliHarga satuan = Rp. 3.222,00Volume pekerjaan = 14.20 mTotal harga pekerjaan pembongkaran bouwplank = 14.20 m x Rp. 3.222,00 = Rp. 45.752,00Rekapitulasi Rencana anggaran biaya pondasi plat jalur1. Pengukuran Bouwplank = Rp. 551.428,602. Galian tanah pondasi = Rp. 1.680.356,003. Urugan pasir dengan ketinggian 0.10 m = Rp. 392.610,204. Lantai kerja dengan ketebalan 0.05 m = Rp. 1.234.832,005. Beton plat jalur dan kolom sloof 15/20 = Rp. 4.517.784,006. Pekerjaan besi tulangan = Rp.13.099.056,007. Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps = Rp. 1.927.527,008. Pekerjaan plesteran = Rp. 469.495,009. Urugan tanah kembali = Rp. 813.022,5010. Pembongkaran bouwplank kembali = Rp. 45.752,00Jumlah = Rp.24.731.863,00PPN 10 % = Rp. 2.473.186,00Jumlah total = Rp.27.205.050,00Di bulatkan = RP.27.210.000,00Terbilang ( Dua puluh tujuh juta dua ratus sepuluh ribu rupiah)