cara memilih masalah

17
CARA MEMILIH MASALAH A. Pengertian masalah. Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia: 1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. 2. Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar- benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. 3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan. 4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan. 5. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan. 6. Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan. B. Mencari masalah penelitian yang benar. Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang

Upload: hasn-tolky

Post on 02-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cara memilih masalah

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Memilih Masalah

CARA MEMILIH MASALAHA. Pengertian masalah.

Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak

ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya

ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu

kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah

merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan

dengan baik.

Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan

kamus Bahasa Indonesia:

1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.

2. Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan

antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara

teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara

rencana dengan pelaksana.

3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi

untuk mencapai satu atau lebih tujuan.

4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang

menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan

untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya

tujuan.

5. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu

ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang

diharapkan.

6. Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan

datang dan tidak diinginkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu

hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan

mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu

masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang

diinginkan.

B.            Mencari masalah penelitian yang benar.

Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali

membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling

layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan

Page 2: Cara Memilih Masalah

pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan

dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri.

Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan

topik penelitian.

Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002)

menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang

peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang

beberapa pertanyaan berikut:

“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble

topic)?”

“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable

data)?”

“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”

“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested

topic)?”

Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah

penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam

memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan

untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi:

1. Masalah masih baru.

“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap

atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat,

sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan

masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian

maupun media elektronik tentang penelitian terkini.

1. Aktual.

Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di

masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan

meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah

mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut

Page 3: Cara Memilih Masalah

harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,

meskipun tidak pada semua pasien.

1. Praktis.

Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya

hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu

pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis

yang bermakna.

1. Memadai.

Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas,

tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan

memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya,

sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil

yang kurang berbobot.

1. Sesuai dengan kemampuan peneliti.

Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai

kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika

tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi

ilmiah (akademis) maupun praktis.

1. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah,

undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan

banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.

1. Ada yang mendukung.

Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah

dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak

jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan

sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun

swasta. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum

melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab

beberapa pertanyaan berikut agar masalah yang diteliti layak dan relevan

(Notoatmodjo, 2002):

Page 4: Cara Memilih Masalah

1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang

hangat di dalam masyarakat saat ini?

2. Apakah masalah tersebut benar-benar aada di dalam masyarakat?

3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau

masyarakat merasakan masalah tersebut?

4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu, misalnya

ibu hamil, bayi, atau anak balita?

5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan

atau ekonomi yang luas?

6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang

sedang berjalan?

7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?

Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan

akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan,

sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun aplikatif.

 

1. C.           Memilih Masalah Penelitian.

Masalah penelitian yang biasa dilakukan untuk thesis ataupun desertasi

pada umumnya memusat pada peristiwa di bidang pendidikan yang

diharapakan untuk menguraikan, menjelaskan, dan mengembangkan

suatu solusi. Dalam menentukan suatu masalah penelitian memerlukan

suatu pengertian yang mendalam dan imajinasi (Borg, 1983:72).

Pemilihan masalah penelitian yang tepat adalah masalah bagaimana

menanyakan pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang sesuai dan

penting dalam konteks pendidikan. Meskipun tidak ada seperangkat

standar prosedur untuk memilih masalah penelitian, pertimbangan faktor-

faktor khusus perlu diperhatikan. Masalah penelitian harus menarik baik

dari segi peneliti maupun komunitas pendidikan.(Wiersma.1986:29)

Seluruh proses pencarian masalah penelitian adalah suatu langkah yang

penting untuk menjadi seorang yang profesional, sehingga hasil yang ia

capai dalam penelitian tersebut dapat mendukung profesinya berupa

pengalaman yang berharga, memperoleh informasi dan pengetahuan

(Borg,1983: 72-73).

Page 5: Cara Memilih Masalah

Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian

menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkup masalah.

Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak mungkin tipe-

tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling

menarik setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah

masalah-masalah yang lebih khusus dalam area ini yang dapat

membentuk dasar-dasar untuk tesis.

1. Bekerja pada suatu team proyek penelitian.

Kerja pada kelompok biasanya berkenaan dengan studi yang lebih besar

dan  canggih dibanding bila dilakukan perorangan oleh karenanya

keterlibatan kerja ini memberikan banyak hal tentang prosedur.

Keuntungan lain adalah kesempatan belajar akan kerja team penelitian

akan bermanfaat dimasa yang akan datang. Juga banyak hal yang dapat

dipelajari dari anggota tim lain. Walau mempunyai keuntungan, kerja

proyek kelompok juga mempunyai kekurangan, barangkali yang paling

terlihat adalah hilangnya kesempatan untuk menemukan dan

mengembangkan masalahnya sendiri.

1. Membaca literatur-literatur.

Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis. Carlah

referensi-referensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2

atau lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan.

Kegiatan membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada

satu atau lebih sub topik yang khusus.

1. Meneliti teori-teori yang sudah ada.

Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku.

Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan

konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih

peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa.

Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi

sekolah meningkat adalah generalisasi. Bila generalisasi dianggap benar,

maka kita dapat memprediksi bahwasanya seorang murid yang bila

diberikan tutorial akan menunjukkan peningkatan dalam prestasi.

Konstruk  adalah sejenis konsep yang digunakan dalam penelitian ilmiah

Page 6: Cara Memilih Masalah

untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang memberikan elemen-

elemen serupa. Contoh konstruk adalah motivasi, prestasi, kemampuan

belajar, intelegensi dan nilai. Konstruk biasanya didefinisikan dalam istilah

yang operasional yang membutuhkan pengukuran. Misalnya inteligensi

didefinisikan dalam istilah skor yang berasal dari hasil test intelegensi.

Pengukuran operasional konstruk biasanya disebut variabel karena

tingkat konstruk yang ditunjukkan subyek yang berbeda bervariasi.

Penelitian teoritis biasanya terdiri atas pengetahuan hipotesis (spekulasi

tentang hubungan 2 variabel atau lebih).

Ada beberapa keuntungan melakukan penelitian teoritis dalam

pendidikan. Pertama, teori cenderung memfokuskan arah penelitian.

Kedua teori dapat memberikan dasar rasional yang digunakan untuk

menjelaskan atau menginterprestasi hasil-hasil penelitian. Keuntungan

yang lain adalah studi semacam ini dapat membantu perkembangan

suatu teori dan teori yang baik akan memungkinkan peneliti melakukan

prediksi situasi dalam rentang yang luas.

1. Melakukan replikasi penelitian.

Replikasi penelitian ini digunakan untuk:

1. Mengecek penemuan-penemuan studi yang sangat penting. Replikasi

semacam ini penting dalam membantu menguatkan atau menggugurkan

validitas bukti baru.

2. Untuk mengecek validitas penemuan-penemuan penelitian pada populasi

yang berbeda. Tanpa replikasi kita tidak mampu untuk menentukan

tingkat aplikasi penemuan-penemuan pada pupulasi lain.

3. Untuk mengecek kecenderungan atau pembahasan dari waktu ke waktu.

4. Untuk mengecek penemuan-penemuan penting dengan menggunakan

metodologi yang berbeda.

Menurut Nasution (1996:16) Masalah dapat dipilih berdasarkan

pertimbangan pribadi dan praktis, misalnya:

1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa

ingin tahu pada peneliti?

2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan dan latar

belakang pendidikannya?

Page 7: Cara Memilih Masalah

3. Apakah masalah memerlukan alat-alat khusus dan kondisi kerja yang

dapat dipenuhi oleh calon peneliti?

4. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang

diperlukan?

5. Apakah calon peneliti dapat menaggung segala pembiayaannya?

6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang

tersedia?

Kriteria lain yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan, agar masalah

penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan

pengetahuan antara lain:

1. Masalah hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok atau

hubungan antara konsep-konsep yang pokok.

2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara mentes

suatu teori.

3. Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi

penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru.

4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori, atau data

dan teknik dari disiplin-disiplin yang bertalian.

5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan

uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan

metode-metode yang paling sesuai. (Nasution,1996:16)

 

 

JENIS-JENIS DAN CARA MERUMUSKAN MASALAH

 

1. A.           Jenis-Jenis Masalah Penelitian.

1. Berdasarkan tingkat eksplanasinya.

Masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk

masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono,

1994:36-39, Arikunto (1993: 28-31).

1. Permasalahan Deskriptif.

Page 8: Cara Memilih Masalah

Permasalahn deskrptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan

dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan

menghubungkan antar variabel.

Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian:

1)        Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten

Sumedang terhadap KB Mandiri?

2)        Bagaimanakah tingkat pemahaman unsur-unsur intrinsik puisi

siswa kelas VII SMP 2 Tulakan Tahun pelajaran 2012-2013?

1. Permasalahan Komparatif.

Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang

bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel

atau lebih.

Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian:

1)        Adakah perbedaan kemampuan berpidato antara siswa yang

bersasal dari SLTP negeri dengan siswa yang berasal dari SLTP swasta?

2)        Adakah kesamaan pola pengembangan karangan berita pada

majalah dengan berita pada surat kabar?

3)        Mana yang lebih tinggi prestasi siswa anak guru dengan anak

wiraswata?

1. Permasalahan Asosiatif

Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih baik berupa

hubungan simetris, kausal, maupun interaktif.

1)        Hubungan simetris/korelasi sejajar.

Hubungan simetris atau korelasi sejajar adalah suatu hubungan antara

dua variabel yang kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal.

Contoh dalam bentuk rumusan masalah:

Page 9: Cara Memilih Masalah

a)      Adakah hubungan antara kemampuan dibidang matematik dengan

kemampuan dibidang bahasa?

b)      Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat

manisnya buah ?

2)        Hubungan kausal.

Hubungan kausal adalah hubungan yang menunjukkan sebab akibat.

Dengan demikian ada variabel independen (bebas) dan variabel dependen

(terikat).

Contoh dalam rumusan masalah:

a)        Adakah pengaruh banyaknya pujian terhadap semangat belajar

siswa?

b)        Seberapa besar pengaruh pengetahuan jenis karangan terhadap

kemampuan mengarang?

3)        Hubungan interaktif

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memepengaruhi.

Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel

terikat.

Contoh dalam rumusan masalah:

a)        Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa

SMU?

b)        Adakah hubungan antara kepandaian dengan kekayaan?

 

1. B.            Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar.

Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak

semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah

Page 10: Cara Memilih Masalah

penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan

kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia

antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat

perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses

penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan

pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

1. Kriteria Masalah Penelitian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.

1. Memiliki nilai penelitian

Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang

positif.

2. Memiliki fisibilitas

Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.

3. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Batas-batas masalah yang jelas.

3. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.

4. Adanya biaya yang diperlukan.

5. Tidak bertentangan dengan hukum.

6. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah

disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.

4. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik

Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti

masalah tersebut.

2. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap

masyarakat.

3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.

4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah

tersebut.

5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat,

ideologi, dan kepercayaan agama.

5. Sumber Masalah Penelitian

Sumber masalah penelitian, antara lain:

1. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.

2. Pengamatan sepintas.

Page 11: Cara Memilih Masalah

3. Pernyataan pemegang otoritas.

4. Perasaan intuisi.

5. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka

dapat dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya. Studi

Pendahuluan dan Merumuskan Masalah.

1. Studi Pendahuluan.

Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah

selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk

mendalami permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat

mempersiapkan perencanaan selanjutnya. Studi pendahuluan ini

mempunyai tujuan sebagaj berikut:

1. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain.

2. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti.

3. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat

diperoleh.

4. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau

informasinya.

5. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau

informasi tersebut.

6. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara

memanfaatkan hasilnya.

7. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang

terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya.

2. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau

narasumber.

3. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu

bersumber.

4. Bentuk-bentuk rumusan masalah.

1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang

berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik

hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi

dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu

pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan

variabel yang lain.

Page 12: Cara Memilih Masalah

2. Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih

sampel yang berbeda.

3. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang

bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat

tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan

interaktif.

5. Merumuskan Masalah.

Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi

pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian

dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu

dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian

harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat

interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif,

maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang

menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan

manusia.

2. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.

3. Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan

upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya

secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik

yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai

pengembangan teori-teori yang sudah ada.

4. Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam

konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga

pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan

dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi

kehidupan manusia.

5. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung

pemecahan masalah penelitian.

6. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan

sementara (hipotesis).

7. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

8. Cara untuk memformulasikan masalah.

1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah

pada penelitian eksperimental.

Page 13: Cara Memilih Masalah

2. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh

ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga

menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,

sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa 

dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak

berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat

menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.

3. Fungsi Perumusan Masalah Penelitian.

Fungsi perumusan masalah, antara lain:

1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau

dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu

menjadi ada dan dapat dilakukan.

2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.

Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat

berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.

3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus

dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus

disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan

data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui

perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang

bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan

bagi kegiatan penelitiannya.

4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti

menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan

menjadi populasi dan sampel penelitian.

 

KESIMPULAN

1. 1.        Masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang

dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan

beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian

sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.

2. Cara Mencari masalah penelitian yang benar yang diungkapkan oleh

Notoatmodjo (2002), meliputi:

1. Masalah masih baru.

2. Aktual.

Page 14: Cara Memilih Masalah

3. Praktis.

4. Memadai.

5. Sesuai dengan kemampuan peneliti.

6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.

7. Ada yang mendukung.

8. Memilih Masalah Penelitian.

Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian

menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:

1. Mengidentifikasi lingkup masalah.

2. Bekerja pada suatu team proyek penelitian.

3. Membaca literatur-literatur.

4. Meneliti teori-teori yang sudah ada.

5. Melakukan replikasi penelitian.

6. Jenis-Jenis Masalah Penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya masalah

penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah

penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39,

Arikunto (1993: 28-31).

7. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar.

Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah

dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum

menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik

dan siap untuk diteliti.

1. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

1)        Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.

2)        Batas-batas masalah yang jelas.

3)        Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.

4)        Adanya biaya yang diperlukan.

5)        Tidak bertentangan dengan hukum.

6)        Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah

disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.

Page 15: Cara Memilih Masalah

1. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik.

1)        Bersifat orisinil.Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan

dan terhadap masyarakat.

2)        Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.

3)        Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah

tersebut.

4)        Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

5)        Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat

istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.

1. Bentuk-bentuk rumusan masalah.

1)        Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang

berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik

hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri

2)        Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih

sampel yang berbeda.

3)        Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian

yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan

kausal, dan interaktif.

1. Fungsi perumusan masalah, antara lain:

1)        Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan

atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu

menjadi ada dan dapat dilakukan.

2)        Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.

3)        Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus

dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus

disisihkan oleh peneliti.

Page 16: Cara Memilih Masalah

4)        Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti

menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan

menjadi populasi dan sampel penelitian.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Addriadi, Irfan. 2013. “Cara Memformulasikan masalah

penelitian”(http://addriadis.blogspot.com) Didownload tanggal 09 April

2013 pukul 16:00 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Husada, Dian. 2010. “Cara merumuskan masalah

penelitian”(http://dianadewikirana.blogspot.com) Didownload tanggal 06

April 2013 pukul 10:13 WIB.

Mulyanto, Agus. 2009. “Jenis-jenis masalah

penelitian”(http://mulyanto.blogdetik.com) Didownload tanggal 06 April

2013 pukul 09:00 WIB.

Sahut, Suyatno. 2011. “Pengertian Masalah dan Jenis

Masalah”(http://yayatsahut.blogspot.com) Didownload tanggal 06 April

2013 pukul 16:15 WIB.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI.