cara membuat rekonsiliasi bank

19
Akuntansi Dasar Cara Membuat Rekonsiliasi Bank: Selangkah Demi Selangkah oleh Mr. JAK 85 Komentar Ditulis oleh Mr. JAK 237 Shares 192

Upload: ruliarsa-arif-pranowo

Post on 12-Apr-2017

2.462 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara membuat rekonsiliasi bank

Akuntansi • Dasar

Cara Membuat Rekonsiliasi Bank: Selangkah Demi Selangkaholeh Mr. JAK85 Komentar

Ditulis oleh Mr. JAK237 Shares

192

23

Page 2: Cara membuat rekonsiliasi bank

7

10

Di tulisan ini saya akan tunjukan cara membuat rekonsiliasi bank selangkah demi selangkah, disertai dengan contoh kasus dan contoh format rekonsiliasi bank. Sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan jika konsep dasarnya sudah dipahami (jika belum, silahkan baca “Konsep Rekonsiliasi Bank“).Tidak ada aturan baku (standar) untuk melakukan proses rekonsiliasi. Setiap pegawai akuntansi atau pembukuan mungkin memili tehnik yang berbeda dalam melakukan rekonsiliasi bank.

Ada yang memulai proses rekonsiliasi dengan mengidentifikasi dan mengumpulkan semua perbedaan. Lalu semua perbedaan itu dituangkan ke dalam lebar kerja rekonsiliasi. Baru dilakukan penjurnalan sekaligus. Persis seperti apa yang diajarkan saat di bangku kuliah dahulu. Saya sendiri, di awal-awal karir juga melakukan rekonsiliasi bank dengan cara seperti itu.

Seiring bertambahnya pengalaman, saya menemukan bahwa menelusuri transaksi baris-per-baris sangat memakan waktu. Jika jumlah transaksinya kurang dari 20 baris mungkin bisa dilakukan dengan cepat. Bayangkan jika jumlah transaksinya 300 an lebih. Mungkin akan butuh waktu berhari-hari.

Kebetulan jumlah transaksi yang saya tangani selalu banyak. Dan diakhir penelusuran, seringkali saya menemukan perbedaan yang sangat kecil. Sehingga usaha menelusuri satu-satu sejak di awal rasanya terlalu banyak buang waktu. Saya meninggalkan cara klasik yang diajarkan di kampus itu dan lebih suka melakukan identifikasi dan penjurnalan secara bertahap. Disamping lebih efesien waktu, lemabaran kerja rekonsiliasi juga menjadi lebih ringkas. Berikut adalah langkah-langkah yang biasa saya lakukan untuk mempercepat proses rekonsiliasi bank:

 

Langkah-1: Bandingkan Saldo Rekening Koran Vs Buku Kas PerusahaanSama atau berbeda? Kemungkinan untuk persis sama sangatlah kecil. Biasanya selalu ada perbedaan.

Misalnya ditemukan Saldo Rekening Koran Rp 8,550,000, sementara saldo Buku Kas Perusahaan Rp

36,380,000. Perbedaan yang lumayan besar. Lanjutkan ke Langkah-2.

 

Langkah-2. Cari Transaksi Yang Bersifat ‘Auto’

Transaksi bersifat ‘Auto’ yang saya maksudkan di sini adalah biaya yang dikenakan oleh bank dengan

langsung mendebit (memotong saldo) dan pendapatan yang diberikan oleh bank dengan langsung

mengkredit (menambah saldo) rekening perusahaan, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, antara lain:

Page 3: Cara membuat rekonsiliasi bank

biaya admin bank, bea meterai, biaya buku cek, bunga jasa giro, pajak atas bunga. Karena bank

langsung melakukan transaksi tanpa pemberitahuan ke pihak perusahaan terlebih dahulu, maka

perusahaan biasanya belum mencatat transaksi tersebut di dalam buku kas perusahaan.

Jenis transaksi ini rutin terjadi setiap bulannya, jumlahnya relatif sama dari bulan-ke-bulan, kisaran

tanggal transaksinyapun lebih banyak terjadi mendekati akhir-akhir bulan (kecuali biaya buku cek—

tergantung tanggal pengambilan). Cari jenis transaksi ini di dalam rekening koran. Biasanya antara

tanggal 25 hingga 31 untuk setiap bulannya. Misalnya ditemukan:

Biaya admin bank Rp 500,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan

Biaya buku cek Rp 300,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan

Bea materai Rp 50,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan

Bunga jasa giro Rp 215,000, belum dicatat ke dalam buku perusahaan

Pajak atas bunga Rp 15,000, belum dicatat ke dalam buku perusahaan.

 

Masukan transaksi-transaksi tersebut ke dalam buku kas perusahaan dengan jurnal, sbb:

[Debit]. Biaya Admin Bank = Rp 850,000

[Credit]. Kas – Bank Mandiri = Rp 850,000

(Biaya admin bank 500,000 + buku cek 300,000 + bea materai 50,000)

 

[Debit]. Kas – Bank Mandiri = Rp 200,000

[Debit]. Biaya Pajak atas bunga = Rp 15,000

[Credit]. Pendapatan Jasa Giro = Rp 215,000

(Untuk mencatat bunga jasa giro dan pajak atas bunga)

Dengan selesainya penjurnalan di atas berarti jenis biaya dan pendapatan auto telah dimasukan, dan

saldo kas perusahaan akan berubah menjadi: 36,380,000 – 500,000 – 300,000 – 50,000 + 200,000 =

Rp 35,730,000.

Page 4: Cara membuat rekonsiliasi bank

Dibandingkan dengan saldo dalam rekening koran yang hanya Rp 8,550,000, berarti masih ada selisih

Rp 27,180,000, bukan? Lanjutkan ke Langkah-3.

 

Langkah-3. Buat ‘Lembar Kerja Rekonsiliasi’Buat lembar kerja rekonsiliasi yang sederhana saja, lalu masukan saldo Buku Kas Perusahaan Rp

35,730,000 di ujung atas, dan saldo rekening koran sebesar Rp 8,550,000 di bagian bawah lembaran

kerja, seperti berikut ini:

Langkah-4. Temukan Setoran Dalam Perjalanan

‘Setoran Dalam Perjalanan’ atau ‘Deposit in Transit’ yang dimaksudkan adalah cek (umumnya

pembayaran dari pelanggan) yang sudah dicatat sebagai kas masuk akan tetapi belum disetorkan ke

Page 5: Cara membuat rekonsiliasi bank

bank, atau sudah disetorkan tetapi belum berhasil di kliring sampai bank tutup buku, sehingga di

rekening koran tidak muncul.

Kumpulkan semua setoran untuk bulan itu (di dalam buku perusahaan pasti di sisi debit, terutama

pada tanggal-tanggal menjelang tutup buku), cari setoran itu di dalam rekening koran satu-per-satu

(biasanya di sisi credit rekening koran, dari tanggal 20 ke atas). Setoran manapun yang tidak muncul

di rekening koran, masukan ke dalam ‘Lembaran Kerja Rekonsiliasi’ di bagian “Setoran Dalam

Perjalanan”. Lalu Jumlahkan. Misalnya ditemukan 3 setoran dalam perjalanan, sbb:

Setoran tanggal 29-Aug-2011 = Rp 15,000,000

Setoran tanggal 30-Aug-2011 = Rp 25,000,000

Setoran tanggal 31-Aug-2011 = Rp 10,000,000

Setoran Dalam Perjalanan       = Rp 50,000,000

(Catatan: Ini tidak perlu di jurnal, cukup di masukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi saja). 

Langkah-5. Temukan Cek Beredar

‘Cek Beredar’ atau ‘Outstanding Check‘ yang dimaksudkan di sini adalah cek keluar yang sudah

dicatat sebagai kas keluar (biasanya pembayaran kepada pihak luar) tetapi belum dicairkan oleh si

penerima cek hingga bank tutup buku, sehingga saldo buku kas perusahaan sudah berkurang tetapi

saldo kas di rekening koran belum berkurang.

Kumpulkan semua cek keluar bulan itu (di dalam buku perusahaan pasti di sisi kredit terutama pada

tanggal-tanggal menjelang tutup buku), cari cek keluar tersebut di dalam rekening koran satu-per-satu

(biasanya di sisi debit rekening koran). Setoran manapun yang tidak muncul di rekening koran,

masukan ke dalam ‘Lembaran Kerja Rekonsiliasi’ di bagian “Cek Beredar”. Lalu Jumlahkan.

Misalnya ditemukan 5 cek beredar, sbb:

Cek No. 389900 = Rp   3,500,000

Cek No. 389905 = Rp   5,200,000

Cek No. 389910 = Rp   2,000,000

Cek No. 389912 = Rp   8,000,000

Cek No. 389917 = Rp   4,300,000

Page 6: Cara membuat rekonsiliasi bank

Cek Beredar       = Rp 23,000,000

(Catatan: Ini tidak perlu di jurnal, cukup di masukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi saja).

Setelah langkah-4 dan 5 di atas dilakukan, maka anda seharusnya akan menghasilkan lembar

kerja seperti di bawah ini:

Masih ada selisih Rp 180,000. Yang seperti ini, meskipun tidak terlalu sering, bisa saja terjadi. Dimanakah selisih ini? Cari! Caranya?

Langkah-6. Periksa Ulang Dan TelusuriPertama pastikan semua biaya-biaya bank dan pendapatan jasa giro (termasuk pajaknya) sudah dijurnal dan dimasukan ke dalam buku kas perusahaan. Jika tidak ada yang ketinggalan dan semuanya sudah dijurnal dengan benar. Lanjutkan periksa ulang ke lembaran kerja rekonsiliasi, pastikan semua setoran dalam perjalanan dan cek beredar sudah dimasukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi dengan benar. Jika semuanya sudah dimasukan dengan benar, berarti anda perlu melakukan penelusuran satu-per-satu.

Banyak? Lha wong pekerjaan satu bulan harus diperiksa ulang satu per satu, ya jelas buuaaanyak. Tidak usah stress, santai saja. Mungkin perlu minum dulu, luruskan badan, sambil bersihkan meja hingga benar-benar rapi. Setelah ketegangan mulai turun, duduk relax, pikirkan bagaimana caranya melakukan penelusuran dengan cepat?Bagi para pemula, menelusuri transaksi satu-per-satu memang bukan pekerjaan yang bisa dilakukan dengan cepat. Apalagi jika jumlah transaksi cukup banyak. Tetapi ini adalah hal biasa bagi mereka yang sudah berpengalaman—bisa melakukan penelusuran dengan cepat, karena mereka biasanya sudah memiliki ‘sense’ (semacam instinct) yang bisa mengendus dari mana asal selisih itu. Oke. Saya kasih clue-nya:

Page 7: Cara membuat rekonsiliasi bank

Jika selisihnya kecil (di bawah Rp 1,000,000), kemungkinan besar disebabkan oleh salah input angka. Artinya, kemungkinan semua cek dan slip setoran sudah terinput, hanya saja diinput lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.

Jika selisihnya besar (di atas Rp 1,000,000), kemungkinan besar disebabkan oleh: (a) adanya cek keluar/slip setoran yang belum terinput; atau (b) ada cek keluar/slip setoran diinput duakali; atau (c) ada cek batal (kembali) yang lupa dijurnal pembalik (reversal journal).

Yang manapun dari kemungkinan di atas, mau-tidak-mau anda harus melakukan penelusuran transaksi-per-transaksi. Supaya tidak pusing lompat sana lompat sini, lakukan penelusuran dengan menggunakan nomor cek dan nomor slip setoran yang ada di rekening koran (setiap transaksi pasti ada nomor cek/nomor slip-nya). Mulai dari transaksi yang paling atas, misalnya nomor cek 389815.

Jika buku kas perusahaan menggunakan Excel, anda tinggal tekan Ctrl + F, masukan nomor cek tersebut. Jika menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pencarian nomor cek, anda bisa menggunakan itu, masukan nomor cek tersebut. Perhatikan jumlah (amount)-nya. Terus lakukan hingga transaksi terakhir di rekening koran. Saya yakin anda akan menemukannya.

Dalam contoh kasus ini misalnya anda menemukan Cek No. 389825 di rekening koran menunjukan nominal Rp 1,200,000 tetapi di buku kas perusahaan menunjukan nominal Rp 1,020,000. Mungkin cashier ngantuk saat input cek tersebut. Apa yang harus dilakukan dengan ini?Ambil dokumen terkait dengan transaksi tersebut, misalnya nota tagihan dari PT. XYZ atas pemebelian bahan baku. Periksa nominal tagihannya; apakah memang Rp 1,200,000 atau hanya Rp 1,020,000? Jika memang Rp 1,200,000 berarti hanya kasus salah input—anda cukup menegur data entry kas. Lalu buat jurnal penyesuaian:

[Debit]. Utang pada PT. XYZ       = Rp 180,000

[Credit]. Kas                                  = Rp 180,000

Setelah jurnal ini dimasukan, maka saldo buku kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp 180,000, sehingga menjadi Rp 35,550,000. Ganti saldo akhir buku kas di lembar kerja rekonsiliasi (ujung atas) dari Rp 35,730,000 menjadi Rp 35,550,000, sehingga ‘Saldo Akhir Buku Kas Perusahaan Setelah Rekonsiliasi’ akan menjadi sama persis dengan ‘Saldo Akhir Kas Bank Mandiri, yaitu Rp 8,550,000.

Page 8: Cara membuat rekonsiliasi bank

Jika sudah sama, berarti pekerjaan rekonsiliasi bank sudah selesai. Print “Lembaran Kerja Rekonsiliasi” lalu arsipkan bersama-sama dengan rekening koran untuk bulan yang sama.Note: Jika ternyata nota tagihan dalam kasus selisih di atas hanya Rp 1,020,000 berarti ini bukan sekedar kasus salah input, melainkan kasus lebih bayar! Bicarakan dan minta approval dari atasan sebelum memasukan jurnal penyesuaian.Selamat mencoba! (Ada yang berminat dengan template rekonsiliasi bank dalam file excel? Jika ada saya akan buatkan).237 Shares

192

23

7

10

Apakah artikel ini membantu? 

Ya    Tidak

Bandingkan Saldo Rekening Koran Dengan Saldo Kas Perusahaan berita Cara Membuat Rekonsiliasi Bank  Cek beredar Contoh Format Rekonsiliasi Bank Contoh Kasus Rekonsiliasi Bank Deposit In Transit Langkah Membuat Rekonsiliasi Bank Lembar Kerja Rekonsiliasi Outstanding Check Rekonsiliasi Bank  Saldo Buku Kas Perusahaan Saldo Rekening Koran Setoran Dalam Perjalanan  slider Transaksi AutoDebit

Page 9: Cara membuat rekonsiliasi bank

Konsep Dasar Rekonsiliasi Bank

 Format Rekonsiliasi Bank (Excel

Template)

Tentang Penulis

Mr. JAKSeorang Akuntan yang prihatin akan mahalnya biaya pendidikan dan bahan ajar, khususnya terkait dengan bidang Akuntansi, Keuangan dan pajak di Indonesia.

Lihat semua artikel

Baca juga

DasarCara Mudah Membuat Jurnal Akuntansi

Page 10: Cara membuat rekonsiliasi bank

Akunpreneur • DasarMemahami Logika Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi)

Akunpreneur • Akuntansi •IntermediateBagaimana Mencatat Pengeluaran Sebelum Perusahaan...

Akuntansi • DasarSiklus Pembukuan dan Akuntansi Selangkah-Demi-Selangkah

Akuntansi • DasarFormat Laporan Keuangan 1: Laporan Laba-Rugi

Akuntansi • DasarMenjurnal Selisih Kelebihan Pembayaran Piutang Dagang

Akuntansi • Akuntansi & Keuangan • Dasar • Ensiklopedia

Konsep Dasar Rekonsiliasi Bankoleh Mr. JAK9 Komentar

Page 11: Cara membuat rekonsiliasi bank

Ditulis oleh Mr. JAK37 Shares

21

13

1

2

Secara sederhana, konsep dasar rekonsiliasi bank adalah melogikakan perbadaan antara saldo ‘buku kas’ perusahaan dengan saldo ‘rekening koran’ yang diterbitkan oleh bank. Rekonsiliasi bank biasanya dilakukan (dibuat) oleh persusahaan setiap menjelang tutup buku (akhir bulan). 

 

 

Page 12: Cara membuat rekonsiliasi bank

 

Mengapa Rekonsiliasi Bank Perlu Dibuat (Dilakukan)?Asumsi dasar yang dipakai dalam rekonsiliasi bank adalah: Saldo buku kas perusahaan mestinya sama dengan saldo di rekening koran. Itu sebabnya, dalam setiap audit (pemeriksaan)—baik oleh auditor independent maupun pemerintah (kantor pajak), mereka selalu meminta arsip rekening koran sebagai pembanding buku catatan kas perusahaan.Bagaimana jika ada perbedaan antara saldo buku kas perusahaan dengan saldo yang tercantum dalam rekening koran? Pemeriksa akan meminta rekonsiliasi bank—untuk mengetahui apakah perbedaan itu WAJAR atau TAK WAJAR, logis atau tidak logis. Apa dasar pertimbangan ‘wajar-dan-tak wajar’ itu?

 

 

Penyebab Perbedaan Saldo Kas Perusahaan Dengan Rekening KoranAda beberapa kemungkinan yang bisa membuat saldo buku kas perusahaan dengan saldo rekening koran menjadi berbeda, antara lain:

1. Tanggal Pengakuan Kas Keluar – Perbedaan tanggal pengakuan kas keluar menurut perusahaan

dengan tanggal pengakuan menurut bank, paling sering terjadi. Misalnya: Pada tanggal 29 Agustus

2011, PT. JAK mengeluarkan cek senilai Rp 20,000,000 untuk PT. ABC. Ternyata, karena kesibukan

PT. ABC baru mencairkan ceknya pada tanggal 2 September 2011. Sehingga pada saat bank tutup

buku 31 Agustus 2011 (dan mencetak rekening koran PT. JAK), cek sebesar Rp 20,000,000 belum

mengurangi saldo kas PT. JAK di bank, sementara itu di buku kas perusahaan cek tersebut sudah

mengurangi saldo kas. Sehingga saldo kas menurut buku perusahaan menjadi lebih kecil

dibandingkan menurut saldo di rekening koran. Cek keluar yang sudah dicatat sebegai pengeluaran

kas oleh perusahaan tetapi belum dicairkan hingga tutup buku bank ini, dalam rekonsiliasi bank

disebut dengan “Cek Beredar” atau “Outstanding Check“.

2. Tanggal Pengakuan Kas Masuk – Meskipun tidak sesering kas keluar, kas masuk juga bisa

mengalami hal serupa seperti kas keluar—perusahaan sudah mengakui kas masuk padahal uang

belum benar-benar masuk ke dalam rekening di bank. Misalnya: Pada tanggal 31 Agustus 2011 PT.

JAK menerima pembayaran dalam bentuk cek dari pelanggan XYZ sebesar Rp 25,000,000. Atas cek

yang diterima tersebut, PT JAK mencatat kas masuk sebesar Rp 25,000,000. Akan tetapi, ternyata cek

tersebut baru berhasil di kliring oleh pihak bank keesokan harinya, yaitu tanggal 1 September 2011.

Sehingga, saat bank tutup buku tanggal 31 Agustus, bank belum menambahkan saldo kas PT. JAK,

sementara PT. JAK sudah mencatatnya sebagai kas masuk. Cek masuk yang sudah dicatat sebegai

penerimaan kas oleh perusahaan tetapi belum baru dikliring setelah bank tutup buku ini, dalam

rekonsiliasi bank disebut dengan “Setoran Dalam Perjalanan” atau “Deposit in Transit”.

Page 13: Cara membuat rekonsiliasi bank

3. Pengeluaran dan pemasukan kas bank yang bersifat ‘Auto’—baik itu auto-debit maupn auto-

credit—yang mana pihak bank menambah atau mengurangi saldo kas perusahaan secara automatis,

tanpa didahului oleh konfirmasi dari pihak perusahaan. Ada beberapa jenis pengeluaran dan

pemenerimaan kas yang bersifat automatis, diantaranya:

Pembayaran-pembayaran yang bersifat autodebit. Misal: credit card, PAM, Listrik, telepon, dll,

yang biasanya bersifat rutin setiap bulan), jenis ini memang sudah didahului dengan aplikasi dari

pihak perusahaan, akan tetapi seringkali perusahaan lupa mencatatnya di buku kas perusahaan

setiap bulannya.

Biaya administrasi bulanan atas penggunanaan jasa bank. Bank langsung memotong saldo kas

perusahaan setiap menjelang tutup buku, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Biaya buku cek dan BG. Bank membebankan biaya atas buku cek yang digunakan oleh

perusahaan, dan pembebanannya dilakukan dengan cara langsung memotong saldo kas

perusahaan tanpa pembertahuan terlebih dahulu. Sebenarnya, pihak perusahaan mestinya sudah

tahu begitu meminta buku cek ke bank, akan tetapi perusahaan seringkali lupa untuk mencatatnya.

Biaya meterai. Sama seperti biaya adminsitrasi bulanan.

Bunga Jasa Giro. Atas dana perusahaan yang mengendap di rekening, pihak bank memberikan

bunga kepada perusahaan sebagai pemilik rekening, yang langsung ditambahkan di saldo kas

perusahaan menjelang tutup buku.

Pajak Atas Bunga. Setiap bunga jasa giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dikenakan

pajak, yang dipotong langsung pada saldo kas perusahaan. 

4. Kekeliruan pencatatan oleh perusahaan – Meskipun tidak sering, kemungkinan ini bisa terjadi, yaitu perusahaan salah melakukan pencatatan—entah mencatat lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya. Kesalahan yang cukup sering terjadi namun sulit dilacak saat melakukan rekonsiliasi adalah adanya cek kembali (gagal dicairkan)—biasanya terjadi karena saldo bank tidak mencukupi (non sufficient funds), atau bank pemnolak pencairan karena ada kesalahan tulis pada lembaran cek. Pada saat cek kembali pegawai perusahaan tidak melakukan penyesuaian di dalam catatannya.5. Kekeliruan pencatatan oleh pihak bank – Meskipun pendapat umum menganggap bank memiliki sistim pengendalian yang ketat, tetap saja tidak menutup kemungkinan kesalahan hingga 100 persen. Ada kalanya pihak bank juga melakukan kesalahan.Diantara semua kemungkinan perbedaan di atas, yang dianggap ‘WAJAR” hanya perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan waktu pencatatan (pengakuan). Sedangkan perbedaan-perbedaan lainnya dianggap ‘TIDAK WAJAR’, untuk itu perlu direvisi, tentunya mengikuti saldo bank (bila kesalahan terjadi pada buku perusahaan) atau saldo perusahaan (bila kesalahan terjadi pada pencatatan bank).

Tujuan utama rekonsiliasi bank adalah melogikakan perbedaan-perbedaan yang ada diantara buku kas perusahaan dengan bank. Sehingga mengenali dan memahami berbagai kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan di atas sangatlah penting. Siapapun yang mengetahui dan memahami logika ini, saya percaya, dia akan bisa melakukan rekonsiliasi bank dengan lebih cepat.

Bagaimana langkah-langkah dalam proses rekonsiliasi bank? Bagaimana bentuk formatnya? Akan saya tulis dikesempatan berikutnya.37 Shares

21

Page 14: Cara membuat rekonsiliasi bank

13

1

2

Apakah artikel ini membantu? 

Ya    Tidak

berita Biaya Autodebit Biaya-Biaya Bank Cek beredar Cek Dalam Perjalanan Check In Transit Deposit In Transit Kekeliran Pencatatan Oleh Bank Kekeliruan Pencatatan Oleh Perusahaan Konsep Dasar Rekonsiliasi Bank Membuat Rekonsiliasi Bank Outstanding Check Penyebab Perbedaan Saldo Kas Rekonsiliasi Bank Saldo Buku Kas Perusahaan Saldo Kas Rekening Koran Setoran Dalam Perjalanan slider Tanggal Pengakuan Kas Keluar Tanggal Pengakuan Kas Masuk

Jurnal Surat Berharga: Diukur

Pada Nilai Wajar Melalui LR

 Cara Membuat Rekonsiliasi

Bank: Selangkah Demi Selangkah

Tentang Penulis

Mr. JAK

Page 15: Cara membuat rekonsiliasi bank

Seorang Akuntan yang prihatin akan mahalnya biaya pendidikan dan bahan ajar, khususnya terkait dengan bidang Akuntansi, Keuangan dan pajak di Indonesia.

Lihat semua artikel

Baca juga

DasarCara Mudah Membuat Jurnal Akuntansi

Akunpreneur • DasarMemahami Logika Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi)

Akunpreneur • Akuntansi •IntermediateBagaimana Mencatat Pengeluaran Sebelum Perusahaan...

Akuntansi • DasarSiklus Pembukuan dan Akuntansi Selangkah-Demi-Selangkah

Akuntansi • DasarFormat Laporan Keuangan 1: Laporan Laba-Rugi

Akuntansi • DasarMenjurnal Selisih Kelebihan Pembayaran Piutang Dagang

Page 16: Cara membuat rekonsiliasi bank