cara memantau gerakan janin dan faktor yang mempengaruhinya

26
Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya 27DEC Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Secara umum, pada bumil yang baru pertama mengandung, gerakan janin mulai dirasakan saat usia kehamilan 18-20 minggu. Sedangkan pada bumil yang mengandung calon anak kedua sudah bisa mengenali gerakan janin pada usia kehamilan 15-18 minggu. Mengapa berbeda? dr Handy Suryana, SpOG dari RS Royal Trauma Jakarta menjelaskan faktor pengalaman bumil menjadi pembedanya. Aktifnya janin bergerak menjadi salah satu ciri janin sehat. Makin sering dan kerasnya gerakan, makin bagus kondisi janin. Bila dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10 kali bisa dikatakan ia baik-baik saja. Tapi angka-angka itu masih dibilang subyektif, karena bagi bumil dengan bobot beran badan berlebih, jumlah gerakan janin yang dirasakan akan berbeda dengan bumil yang kurus. Pada bumil berberat badan lebih, lemak yang melapisi perut membuatnya kurang sensitif dengan getaran dari gerakan janin. Boleh jadi, pada ibu dengan berat badan berlebih, gerakan janin baru terasa di minggu ke-20. Tak hanya terkait dengan bobot tubuh calon ibu yang menyebabkan gerak janin sulit atau tidak terdeteksi. Air ketuban juga dapat berpengaruh pada gerakan janin. Pada bumil dengan jumlah air ketuban berlebih, gerakan janin relatif tak terasa. Begitu juga gerakan janin pada tiap trimester tentu terasa berbeda kekuatannya. Yang jelas pada trimester ketiga, gerakan janin akan lebih terasa dan frekuensinya/intensitasnya pun lebih banyak. Meski begitu, setiap bumil merasakan gerakan janin berbeda-beda atau variatif. Mungkin pada trimester pertama, bumil seperti merasakan diketuk oleh janin. Pada trimester berikutnya, perut tampak seperti ombak yang bergelombang lantarakan gerakan sang janin. Lalu, pada usia kehamilan selanjutnya, perut ibu seperti mengencang, tampak tonjolan di dinding perut mungkin itu tangan janin yang sedang memukul atau menggeliat, atau kakinya yang sedang menendang. Bumil bisa memantau gerakan janin dalam rahim, kapan saja. Berikut yang bumil perlu siapkan saat memantau gerak janin di rumah: * Siapkan kondisi fisik dan psikis agar tenang, rileks dan tak melakukan aktivitas lain. * Upayakan posisi tidur menyamping agar lebih mudah mendeteksi gerakan janin, selain ibu juga merasa lebih nyaman. * Berkonsentrasilah untuk “menangkap” gerakan janin, fokus, dan beri perhatian penuh.

Upload: fifi-fruitasari

Post on 19-Jan-2016

435 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya27DEC

Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Secara umum, pada bumil yang baru pertama mengandung, gerakan janin mulai dirasakan saat usia kehamilan 18-20 minggu. Sedangkan pada bumil yang mengandung calon anak kedua sudah bisa mengenali gerakan janin pada usia kehamilan 15-18 minggu. Mengapa berbeda? dr Handy Suryana, SpOG dari RS Royal Trauma Jakarta menjelaskan faktor pengalaman bumil menjadi pembedanya.

Aktifnya janin bergerak menjadi salah satu ciri janin sehat. Makin sering dan kerasnya gerakan, makin bagus kondisi janin. Bila dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10 kali bisa dikatakan ia baik-baik saja. Tapi angka-angka itu masih dibilang subyektif, karena bagi bumil dengan bobot beran badan berlebih, jumlah gerakan janin yang dirasakan akan berbeda dengan bumil yang kurus.

Pada bumil berberat badan lebih, lemak yang melapisi perut membuatnya kurang sensitif dengan getaran dari gerakan janin. Boleh jadi, pada ibu dengan berat badan berlebih, gerakan janin baru terasa di minggu ke-20.

Tak hanya terkait dengan bobot tubuh calon ibu yang menyebabkan gerak janin sulit atau tidak terdeteksi. Air ketuban juga dapat berpengaruh pada gerakan janin. Pada bumil dengan jumlah air ketuban berlebih, gerakan janin relatif tak terasa.

Begitu juga gerakan janin pada tiap trimester tentu terasa berbeda kekuatannya. Yang jelas pada trimester ketiga, gerakan janin akan lebih terasa dan frekuensinya/intensitasnya pun lebih banyak.

Meski begitu, setiap bumil merasakan gerakan janin berbeda-beda atau variatif. Mungkin pada trimester pertama, bumil seperti merasakan diketuk oleh janin. Pada trimester berikutnya, perut tampak seperti ombak yang bergelombang lantarakan gerakan sang janin. Lalu, pada usia kehamilan selanjutnya, perut ibu seperti mengencang, tampak tonjolan di dinding perut mungkin itu tangan janin yang sedang memukul atau menggeliat, atau kakinya yang sedang menendang.

Bumil bisa memantau gerakan janin dalam rahim, kapan saja. Berikut yang bumil perlu siapkan saat memantau gerak janin di rumah:

* Siapkan kondisi fisik dan psikis agar tenang, rileks dan tak melakukan aktivitas lain.

* Upayakan posisi tidur menyamping agar lebih mudah mendeteksi gerakan janin, selain ibu juga merasa lebih nyaman.

* Berkonsentrasilah untuk “menangkap” gerakan janin, fokus, dan beri perhatian penuh.

* Lakukan stimulasi seperti mengelus, mengajak bicara atau mendengar musik.

Selanjutnya bumil bisa merasakan gerakan janin setidaknya dalam 20 menit terasa tujuh kali gerakan.

Gerakan Janin: Seberapa sering dan kapan seharusnya bayi saya bergerak?Posted on October 17, 2013 by nico

Apakah Anda cemas menunggu tendangan pertama bayi

Anda? Atau apakah Anda khawatir bahwa bayi seharusnya bergerak sekarang? Atau apakah Anda

memiliki terlalu banyak tendangan di perut Anda dan bertanya-tanya apakah itu normal? Gerakan

janin bervariasi dari kehamilan ke kehamilan. Namun, ada harapan tertentu yang diberikan untuk

semua bayi mengenai gerakan janin. Secara umum, kebanyakan wanita akan merasa bayi bergerak

antara 16-22 minggu. Meskipun lengan bayi dan kaki dikembangkan dan bergerak lebih awal,

“tendangan”nya tidak akan cukup kuat untuk dirasakan sampai trimester kedua.

Terasa seperti apakah tendangan bayi?

Quickening adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penginderaan ibu terhadap gerakan

bayi. Quickening dapat digambarkan sebagai jenis debaran. Sensasi berdenyut, sensasi menggelitik

atau menekan, atau gerakan gelembung gas adalah cara-cara lain yang dapat menggambarkan

quickening pada wanita. Sejalan dengan gerakan bayi yang semakin kuat tendangan yang lebih kuat

akan dirasakan.

Seberapa aktifkah seharusnya bayi saya?

Gerakan bervariasi dari bayi ke bayi. Beberapa bayi sangat aktif sementara yang lain tidak. Pada

awalnya itu adalah normal untuk melihat pergerakan untuk beberapa hari dan tidak pada hari lainnya,

tetapi sejalan dengan gerakan bayi yang lebih kuat Anda seharusnya merasakan bayi bergerak setiap

hari. Aktivitas janin dipengaruhi oleh tidur, suara, waktu, dan tingkat aktivitas ibu. Sekitar 28 minggu,

beberapa dokter akan merekomendasikan untuk melacak gerakan bayi.

Bagaimana untuk merekam gerakan janin?

Cobalah untuk menghitung gerakan bayi pada waktu yang sama setiap hari. Pilihlah waktu ketika bayi

yang paling aktif. Hitung gerakan bayi sambil berbaring di sisi Anda. Mark x atau menghitung sampai

Anda mencapai 10 gerakan. Jika dalam waktu 2 jam Anda tidak merasakan 10 gerakan, hubungi dokter

Anda.

Kapan saya harus menghubungi dokter?

Setelah berbaring untuk memantau gerakan bayi Anda, jika ada kurang dari 10 gerakan dalam 2 jam

Anda harus menghubungi dokter Anda. Jika gerakan bayi yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu

lebih lama dan lebih lama setiap harinya untuk mencapai 10 gerakan, Anda juga harus menghubungi

dokter Anda. Jika Anda banyak bergerak Anda mungkin tidak melihat gerakan bayi sebanyak ini. Inilah

sebabnya mengapa penting untuk berbaring untuk mencatat hitungan tendangan yang akurat. Jika

Anda melihat adanya penurunan gerakan janin atau tidak adanya gerakan, hubungi dokter Anda.

Pentingnya Memantau Gerakan JaninKedengarannya sepele tapi ternyata amat penting. Terlebih di trimester akhir yang merupakan masa "rawan" bagi janin. Ibu hamil bisa, kok, melakukannya di rumah dengan bantuan tabel khusus.

Dalam pemeriksaan rutin, dokter kandungan biasanya akan memantau gerakan janin yang merupakan salah satu indikator kesehatan janin. Umumnya observasi terhadap gerakan janin dilakukan melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan menggunakan kardiotokografi.

Sebenarnya, jelas dr. H. Taufik Jamaan, SpOG, ibu juga bisa melakukannya sendiri. Misalnya, saat tengah berbaring santai di rumah. Soal waktu, saran Taufik, sebaiknya dilakukan setelah memasuki trimester ketiga karena dapat memberikan gambaran yang terjadi pada janin. "Pertimbangannya, setelah memasuki usia kehamilan 28 minggu, gerakan janin akan lebih njlimet, makin kuat, dan frekuensinya pun kian kerap. Jadi, bila janin relatif diam, mesti dicurigai. Akan tetapi yang kelewat aktif pun harus diwaspadai," urai ginekolog dari Klinik Fertilitas Morula RS Bunda Jakarta.

Diharapkan, janin melakukan gerakan normal minimal 10 kali sehari. Kendati begitu, tidak adanya gerakan bukan selalu pertanda buruk. Bisa saja si janin saat itu tengah tertidur nyaman dalam rahim (sleeping baby). Jika benar demikian, tak ada ruginya melakukan usaha-usaha membangunkannya. Misalnya dengan mencari letak kepala janin lalu menggoyang-goyangkannya. Bila ia bergerak lagi, berarti janin dalam keadaan normal. Bisa juga membangunkannya dengan suara dengan frekuensi tertentu. Di rumah sakit, biasanya tersedia bel khusus yang akan dibunyikan di atas perut ibu. Janin yang normal akan meresponnya dengan bergerak kembali.

BERPUTAR TANPA HENTI

Namun jika janin diam saja alias tak merespon sama sekali rangsangan fisik dan suara yang diberikan, "Justru patut diwaspadai. Bukan tidak mungkin ia tengah mengalami hipoksia berat (kekurangan oksigen)." Salah satu penyebabnya, janin terlilit tali pusat. "Kondisi ini bisa diibaratkan dengan wajah yang tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau malah tak dapat bernapas. Dalam usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas seperti itu, yang bersangkutan pasti akan membuat gerakan-gerakan memberontak.

Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak sedemikian aktif guna membebaskan diri dari lilitan tersebut. Gerakan tersebut akan dirasakan ibunya sebagai gerakan berputar-putar tak menentu tanpa henti. Akan tetapi setelah beberapa waktu terjadi hal sebaliknya, janin tak banyak gerak atau malah diam sama sekali. Biasanya bila ibu segera menyadari dan bertindak cepat, masih ada waktu kira-kira dua jam untuk menyelamatkan nyawa janin.

TERLILIT TALI PUSAR

Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat, Taufik menganjurkan ibu lebih waspada. Kondisi demikian, jelasnya, berarti janin memiliki faktor risiko walau tak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa dilahirkan normal.

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni jika lilitannya tak terlalu kencang hingga janin tak begitu terjerat kuat. Faktor lain adalah tali pusat yang panjang dan air ketuban yang banyak. Sebab, jika air ketubannya sedikit, dikhawatirkan janin akan semakin menekan tali pusat hingga ikatan di lehernya kian kencang. Atau sebaliknya, bila tali pusatnya pendek, makin lama ikatannya makin erat.

Dalam kondisi ini, biasanya dokter akan memantau arus darah pada tali pusat. Bila lebih meningkat berarti jeratannya semakin kuat. "Kondisinya sama saja dengan selang air. Bila selangnya dipencet, semburan airnya kian kencang/deras. Nah, kalau arus darah semakin deras, berarti ada efek penekanan pada tali pusat yang dapat membahayakan janin." Untuk menyelamatkan nyawa janin, biasanya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan janin lebih cepat.

Namun tak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau kekurangan oksigen. Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Semisal makan sate kambing. "Sate kambing itu panas, lo, dan bisa meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung hiperaktif. Oleh sebab, ibu hamil tidak disarankan makan sate kambing," kata Taufik.

BEDA USIA, BEDA GERAKAN

Gerakan janin, jelas Taufik, berbeda pada setiap usia kehamilan. Gerakan pertama biasanya dirasakan si ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti "dikitik-kitik" atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya. Tapi tak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama. Yang belum

pernah hamil umumnya agak telat merasakan gerakan awal ini, yakni di atas usia kehamilan 16 minggu.

Sampai usia kehamilan 28 minggu boleh dibilang gerakan janin belum begitu bermakna. Artinya, belum dapat menjadi indikator kesehatan janin seperti pada trimester akhir. Kecuali dengan bantuan alat canggih seperti USG yang memungkinkan mengamati gerakan, bahkan denyut jantung bayi. Gerakan janin baru akan terasa menghebat pada usia kehamilan 28 minggu. Karena proporsi yang paling besar saat ini adalah kepala, maka janin akan berputar-putar bahkan ber"salto" sedemikian rupa agar bisa memposisikan kepalanya ke arah bawah.

MEMANTAU DENGAN TABEL KHUSUS

Untuk memudahkan pemantauan gerakan, buatlah semacam tabel sederhana berisi 3 kolom. Kolom pertama diberi judul "Hari", yang berikut "Jam", dan kolom terakhir "Jumlah Tendangan". "Caranya, tak perlu memegangi perut setiap jam seharian penuh, kok. Cukup setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari, pagi, sore dan malam hari. Kalaupun masih dianggap kelewat menyita waktu, bisa dilakukan 2 kali sehari, yakni setelah sarapan dan makan malam.

Teknisnya, tempelkan tangan di atas perut hingga ibu bisa merasakan gerakan janin sekaligus menghitungnya. Ibu harus dalam kondisi relaks, posisi berbaring ke kiri agar rahim tak menekan aorta dan pembuluh darah yang berada di atas rahim. Gerakan janin sendiri biasanya berirama/bergelombang mengingat janin berada di kantong yang penuh air.

Nah, pada trimester akhir di saat janin sudah semakin besar, ruangan yang tersisa dalam rahim pun kian sempit, hingga gerakannya tak lagi leluasa. Semisal tak bisa melakukan gerakan "salto" seperti di bulan-bulan sebelumnya. Yang masih banyak bergerak hanyalah kaki atau tangannya. Kepala pun tidak banyak bergerak karena umumnya sudah berada di bawah.

Kini, hitunglah setiap kali janin "menendang", "meninju" atau sekadar berkelit lalu tuliskan dalam tabel. Umpamanya, Kamis jam 08.00, janin bergerak 6 kali. Sementara di hari yang sama, jam 12.00, jumlah gerakannya 4 kali, sedangkan malam hari gerakannya mencapai 10 kali. Maka bila ditotal, gerakan hari itu mencapai 20 kali dan ini masuk kategori normal.

Sebaliknya, jika total gerakan janin sehari kurang dari 10 kali, segera hubungi dokter atau langsung periksakan diri ke rumah sakit. "Di rumah sakit biasanya akan dilakukan rekaman gerakan janin dengan menggunakan kardiotokografi. Dengan alat ini gerakan janin maupun kontraksi rahim bisa 'terbaca' lebih baik dan akurat," ujar Taufik.

Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi, seperti perhitungan gerakan janin (Fetal Movement Counting,FMC) dan tes akselerasi auskultrasi (Auscultated Acceleration Test,

AAT). Sedangkan metode menggunakan teknologi sepertiUltrasonogradi (USG), Kardiotokografi, Amniosintesis, dsb. Bidan sebaiknya mengetahui manfaat setiap metode pengkajian janin.

I. GERAKAN JANIN / FMC (Fetal Movement Counting)

A.     Pengertian

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.

Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.

Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan normalitas.

Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.

B.     Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

-          kapan gerakan muncul

-          usia kandungan

-          kadar glukosa

-          stimulus suara

-          status perilaku janin

-          penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok

-          hipoksia

-          asidemia

-          polihidramnion

-          oligohidramnion

C.     Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu menaruh perhatian terhadap hal ini.

Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, fokus pada aktivitas janin selama periode satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup.

Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10) :

1. Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari

2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.

3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan

4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam

5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam, maka hubungi bidan.

Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.

E. Peran Bidan

Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para wanita mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat penting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung jawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.

Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka bidan harus melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (NST).

II. DENYUT JANTUNG JANIN

A. Pengertian

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

B.     Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan :

1. Auskultasi periodik

Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi denyut jantung janin seperti : Fetoskop (18 – 20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu), Stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu).

2. Electronic Fetal Monitoring

Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal (transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiral dan kateter tekanan intrauterin).

C.     Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan stetoskop Pinard

1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.

2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup, pintu/jendela ditutup.

3. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.

4. Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan. Setelah daerah ditentukan, stetoskop Pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letaknya tegak lurus.

5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, detak ini harus disesuaikan

dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.

6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.

Dengan menggunakan doppler

1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan

2. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.

3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.

4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.

5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.

D.    Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.

E.      Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj

1. Dari adanya denyut jantung janin :

-          tanda pasti kehamilan

-          anak hidup

2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar

-          presentasi janin

-          posisi janin (kedudukan punggung)

-          sikap janin

-          adanya janin kembar

3. Dari sifat denyut jantung janin

-          keadaan janin

F.      Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

1. Desir tali pusat

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.

2. Desir uterus

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.

3. Suara akibat gerakan janin

Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.

4. Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

G.    Frekuensi Denyut Jantung

1. Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.

Penyebabnya :

-          Hipoksia janin tahap lanjut

-          Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)

-          Hipotensi pada ibu

-          Kompresi tali pusat yang lama

-          Blok jantung kongenital pada janin

2. Takikardia

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.

Penyebabnya :

-          Hipoksia janin dini

-          Demam pada ibu

-          Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)

-          Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)

-          Amnionitis

-          Hipertiroid pada ibu

-          Anemia pada janin

-          Gagal jantung pada janin

-          Aritmia jantung pada janin

3. Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.

a. variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya.

b. variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.

Penyebab variabilitas meningkat :

-          hipoksia ringan dini

-          stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun :

-          Hipoksia/asidosis

-          Depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

-          Prematuritas

-          Siklus tidur janin

-          Aritmia jantung janin

H.    Frekuensi Denyut Periodik

1. Akselerasi

Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.

Penyebab :

-          Gerakan janin spontan

-          Pemeriksaan dalam

-          Presentasi sungsang

-          Tekanan fundus

-          Kontraksi rahim

-          Palpasi perut

2. Deselerasi

Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak menyenangkan.

Tiga tipe deselerasi :

-          Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan kontraksi rahim.

Penyebab : Kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat pemantau internal.

-          Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase kontraksi.

Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus dan amnionitis.

-          Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi.

Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat prolaps.

-          Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk kembali ke normal.

Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava, prolaps tali pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi terlentang.

I.       Peran Bidan

Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya. Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh penjelasan lengkap dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intensitas denyut jantung janin maksimum.

Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan ketidaknormalan denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

III. NON STRESS TESTA. Pengertian

Non stress test (NST) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud menilai kesehatan janin melalui hubungan perubahan denyut jantung janin dengan gerakan janin yang dirasakan ibu.

B. Indikasi Pelaksanaan Non stress test

Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk, antara lain :

Kondisi ibu Kondisi JaninKondisi yang berhubungan

dengan kehamilan

-    Hipertensi kronis

-    Diabetes mellitus

-    Anemia berat

-    Penyakit vaskuler kolagen

-    Gangguan fungsi ginjal

-    Penyakit jantung

-    Pneumonia dan penyakit paru-paru berat

-    Penyakit dengan kejang

-     Pertumbuhan janin terhambat

-     Kelainan kongenital minor

-     Aritmia jantung

-     Isoimunisasi

-     Infeksi janin (toksoplasmosis, sifilis, dsb)

-     Riwayat kematian janin

-     kehamilan multipel

-     Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan

-     Polihidramnion

-     Oligohidramnion

-     Plasentasi abnormal

-     Solusio plasenta

-     Kehamilan lewat waktu

C.     Prosedur Pelaksanaan

1. Pasien ditidurkan secara santai semi fowler, 450 miring ke kiri.

Hal ini untuk menghindari hipotensi supine.

2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3. Dipasang kardiotokografi

4. Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu merasakan gerak janin.

5. Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama untuk mendapatkan data dasar denyut jantung janin.

6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit pertama didapatkan hasil nonreaktif, lanjutkan pemantauan 20 menit lagi. Pastikan bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil pemantauan (misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya tetap nonreaktif.

7. Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual.

D.    Pembacaan Hasil

Reaktif

Tidak Reaktif

-       Denyut jantung janin antara 120-160 kali per menit

-       Variabilitas denyut jantung janin 6-15 per menit

-       Ada gerakan janin, terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam pemantauan 20 menit, dengan kenaikan minimal 15 denyut/menit selama minimal 15 detik.

-       Denyut jantung janin basal 120-160 kali per menit

-       Variabilitas kurang dari 6 denyut/menit

-       Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

-       Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring). Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat disebabkan pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non reassuring dan pasien tidak menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar NST diulangi keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik, dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi (OCT/Oxytocin Challenge Test).

E.      Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Nst

Penyebab pada janin :

-    Usia kandungan (28-32 minggu)

-    Tahap tidur yang dalam

-    Hipoksia

-    Oligohidramnion

-    Sistem saraf pusat atau kelainan jantung

Penyebab pada ibu :

-       Penyakit (Mis, diabetes, hipertensi)

-       Obat-obatan (Mis.beta bloker, depresan SSP, tokolitik, steroid)

-       Penggunaan obat-obatan terlarang

-       Kebiasaan merokok

-    Irama sirkardian -       Korioamnionitis

-       Dehidrasi

F.      Peran Bidan

Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan berkolaborasi atau bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui tentang tes nonstres ini, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.

IV. AMNIOSINTESIS

A. Pengertian

Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang mengandung sel janin. Dengan visualisasi ultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya.

B.     Pelaksanaan

Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenetik.

Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.

C.     Komplikasi

Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal berikut :

Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi Rh maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.

Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.

D.    Peran Bidan

Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu memberi penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.

gerakan janin selama kehamilan

Gerakan janin

Gerakan janin merupakan gerakan spontan yang dilakukan oleh janin dalam

kandungan. gerakan janin mengacu pada gerak sebuah janin yang disebabkan oleh aktivitas

otot. Aktivitas ini dimulai pada akhir embriologis.Otot-otot mulai bergerak cepat. . Gerakan-

gerakan ini pertama tidak refleksif, tapi muncul dari dihasilkan saraf impuls-diri berasal

dari sumsum tulang belakang . Sebagai sistem saraf jatuh tempo, otot bisa bergerak untuk

menanggapi rangsangan.

motilitas Secara umum, janin dapat diklasifikasikan sebagai menimbulkan atau

spontan, dan gerakan spontan mungkin dipicu oleh salah satu tulang belakang atau otak.

Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat

dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian

bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan

kepalanya menukik kearah rahim. Hal ini terjadi pada usia kehamilan mencapai 7 bulan. Apabila

pada usia 7 bulan ini kepala janin belum mengarah kebawah, inilah yang disebut sungsang.

Posisi sungsang juga dapat terjadi jika gerakan kepala bayi menukik kebawah terhambat posisi

tali pusar yang pendek atau membelit, sehingga kepala janin tetap diatas dan kaki dibawah –

disebut sungsang sempurna.

Adanya variasi waktu memang biasa terjadi. Seorang ibu yang pernah memiliki

anak sebelumnya akan lebih cepat mengenali gerak janin, ini karena otot rahimnya sudah

lemas terlebih dahulu. Seorang wanita yang ramping akan dapat merasakan lebih awal dari

pada seorang wanita yang tertalu gemuk.

Janin akan aktif bergerak  disaat atau pada :

Satu jam pertama setelah makan

waktu tengah malam

Gerakkan janin yang normal menurut penelitian akan bergerak lebih dari 10x dalam 12 jam.

2.2 Gerakan selama pengembangan

trimester PertamaBahkan sebelum tahap janin dimulai, minggu-tua manusia enam embrio dapat

melengkungkan punggung dan leher. Usia kehamilan tujuh minggu, gerakan pada lengan dan kaki

dapat dideteksi dengan USG

 

Tahap fetus

Bagian otak yang mengendalikan gerakan janin tidak akan terbentuk sampai akhir

sepenuhnya pada trimester kedua, dan bagian pertama dari trimester ketiga. Menurut gambaran

yang dihasilkan oleh Royal College of Physicians of Edinburgh , gerakan purposive dimulai di sekitar

18 minggu, secara bertahap menggantikan gerakan refleks, dan gerakan sukarela tujuan kemudian

mengembangkan lebih lanjut setelah lahir.

Pada awal gerakan ini, anggota badan bergerak bersama-sama, mereka mulai

bergerak secara independen pada minggu kesembilan sebagai pengendali neuron di tulang

belakang mengembangkan. Pada minggu ke 11, janin dapat membuka mulutnya dan mengisap jari-

jarinya; pada minggu ke 12 , itu mulai menelan cairan ketuban .

Selain gerakan ke samping kepala, dan gerakan kompleks umum terjadi di awal

tahap janin, dengan gerakan yang melibatkan dan mengejutkan seluruh tubuh. Gerakan tangan,

pinggul, dan lutut dapat diamati di umur kehamilan sembilan minggu, peregangan dan menguap

terjadi pada kehamilan sepuluh minggu,

Trimester dua

Sekitar minggu kedua belas, janin mampu menendang dan menggerakan jari

kaki, dan dapat menangkap kaki atau menggaruk dengan kuku-nya sendiri. Hal ini juga bisa

bergerak sebagai respon terhadap sentuhan pada kulitnyaJuga mulai sekitar seminggu

12, diafragma toraks bergerak naik dan turun seolah-olah janin itu bernapas, tetapi gerakan ini

menghilang sekitar seminggu ke 16 dan tidak melanjutkan sampai trimester ketiga.

Gerakan seperti menendang terus, ibu biasanya merasa gerakan untuk pertama

kalinya, sebuah peristiwa yang disebut quickeningt , selama bulan kelima. Pada bulan ini, gerakan

anggota badan menjadi lebih kompleks,. Kegiatan ini membantu pengembangan bersama dengan

benar.

sekitar minggu ke 21, janin mulai bergerak secara rutin.  refleks mengagetkan ada

di sekitar pertengahan minggu ke-24 dan minggu ke 28. Gerakan dibatasi sekitar waktu ini karena

janin telah tumbuh begitu besar memiliki sedikit ruang untuk menendang atau mengubah posisi

tubuh.

trimester ketigaDiakhir kehamilan, ruang gerak janin makin sempit, cairan amnion (ketuban) pun

berkurang sehingga tak banyak membantu pergerakkan janin. Akibat dari kondisi ini adalah janin

seperti ‘pendiam’ dan pergerakkan bayi akan semakin berkurang pada minggu-minggu terakhir

kehamilan, saat kepala janin mulai masuk ke rongga pinggul. Berkurangnya gerak janin ini sangat

alami, Kebanyakan janin memiliki masa aktif tengah malam.

Pemantauan aktifitas / gerakan janin

Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan

USG).Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.

Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32

minggu).

Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh

otak dan jantung (refleks redistribusi).Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis

banding : “tidur”, atau hipoksia.

2.1.2 Tanda-tanda janin bergerak :

a.       “Akrobat dirahim yang luas.

Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang menempel di dinding rahim Ibunya.

b.      Gerakannya mulai terasa.

Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim. Hal ini terjadi pada usia kehamilan mencapai 7 bulan. Apabila pada usia 7 bulan ini kepala janin belum mengarah kebawah, inilah yang disebut sungsang. Posisi sungsang juga dapat terjadi jika gerakan kepala bayi menukik kebawah terhambat posisi tali pusar yang pendek atau membelit, sehingga kepala janin tetap diatas dan kaki dibawah – disebut sungsang sempurna. Meski sungsang sempurna, bayi dapat lahir normal dengan hanya sedikit bantuan. Jika letak bayi agak miring atau melintang, barulah dibutuhkan operasi caesar untuk melahirkan.

c.       Menjadi“Pendiam”.Diakhir kehamilan, ruang gerak janin makin sempit, cairan amnion (ketuban) pun berkurang sehingga tak banyak membantu pergerakkan janin. Akibat dari kondisi ini adalah janin seperti ‘pendiam’ dan pergerakkan bayi akan semakin berkurang pada minggu-minggu terakhir kehamilan, saat kepala janin mulai masuk ke rongga pinggul. Berkurangnya gerak janin ini sangat alami, yang penting Anda masih bisa merasakan gerakan janin setiap hari meski tak sekuat sebelumnya. Kebanyakan janin memiliki masa aktif tengah malam.

2.1.3          Cara menghitung gerakan janin :

Metode sederhana:

Letakkan uang logam dalam mangkok.

Keluarkan dan letakkan diatas meja.

Masukkan lagi uang logam ke dalam mangkok setiap kali janin bergerak.

Jika logam tidak kembali lagi seluruhnya ke dalam mangkok dalam 12 jam, segera hubungi atau konsultasikan ddengan tenaga kesehatan / bidan setempat.

Menghitung gerakkan sehari-hari: Ibu hamil menentukan satu waktu dalam satu hari dan ibu hamil mempunyai waktu untuk benar-benar memperhatikan pada gerakkan kandungannya.

Setiap hari pada saat yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh 10 gerakan.

Jika untuk mencapai 10 gerakkan membutuhkan waktu lebih lama dari biasannya atau tisak terjadi gerakkan maka di harapkan anda menghubungi tenaga kesehatan / bidan setempat untuk berkonsultasi masalah tersebut.

2.1.4 Penyebab ibu hamil tidak merasakan gerakan janinnya:          Aktivitas ibu sendiri, misalnya ibu banyak berjalan atau bergerak, janin dibuai untuk tidur

Ibu tertidur pada saat bayi aktif bergerak.

2.1.5 Pentingnya memantau gerakan janin :   Kedengarannya sepele tapi ternyata amat penting. Terlebih di trimester akhir yang

merupakan masa "rawan" bagi janin. Ibu hamil bisa melakukannya di rumah dengan bantuan tabel khusus, sebaiknya dilakukan setelah memasuki trimester ketiga karena dapat memberikan

gambaran yang terjadi pada janin. "Pertimbangannya, setelah memasuki usia kehamilan 28 minggu, gerakan janin akan lebih njlimet, makin kuat, dan frekuensinya pun kian kerap. Jadi, bila janin relatif diam, mesti dicurigai. Akan tetapi yang kelewat aktif pun harus diwaspadai.

Diharapkan, janin melakukan gerakan normal minimal 10 kali sehari. Kendati begitu, tidak adanya gerakan bukan selalu pertanda buruk. Bisa saja si janin saat itu tengah tertidur nyaman dalam rahim (sleeping baby). Jika benar demikian, tak ada ruginya melakukan usaha-usaha membangunkannya. Misalnya dengan mencari letak kepala janin lalu menggoyang-goyangkannya. Bila ia bergerak lagi, berarti janin dalam keadaan normal. Bisa juga membangunkannya dengan suara dengan frekuensi tertentu. Di rumah sakit, biasanya tersedia bel khusus yang akan dibunyikan di atas perut ibu. Janin yang normal akan meresponnya dengan bergerak kembali.

Dalam pemeriksaan rutin, dokter kandungan biasanya akan memantau gerakan janin yang merupakan salah satu indikator kesehatan janin. Umumnya observasi terhadap gerakan janin dilakukan melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan menggunakan kardiotokografi.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan janin :

a. Berputar tanpa henti

      

Namun jika janin diam saja alias tak merespon sama sekali rangsangan fisik dan suara yang diberikan, "Justru patut diwaspadai. Bukan tidak mungkin ia tengah mengalami hipoksia berat (kekurangan oksigen)." Salah satu penyebabnya, janin terlilit tali pusat. "Kondisi ini bisa diibaratkan dengan wajah yang tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau malah tak dapat bernapas. Dalam usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas seperti itu, yang bersangkutan pasti akan membuat gerakan-gerakan memberontak.

Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak sedemikian aktif guna membebaskan diri dari lilitan tersebut. Gerakan tersebut akan dirasakan ibunya sebagai gerakan berputar-putar tak menentu tanpa henti. Akan tetapi setelah beberapa waktu terjadi hal sebaliknya, janin tak banyak gerak atau malah diam sama sekali. Biasanya bila ibu segera menyadari dan bertindak cepat, masih ada waktu kira-kira dua jam untuk menyelamatkan nyawa janin.

b. Terlilit tali pusar

      

Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat, ibu lebih waspada. Kondisi demikian, jelasnya, berarti janin memiliki faktor risiko walau tak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa dilahirkan normal.

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni jika lilitannya tak terlalu kencang hingga janin tak begitu terjerat kuat. Faktor lain adalah tali pusat yang panjang dan air ketuban yang banyak. Sebab, jika air ketubannya sedikit, dikhawatirkan janin akan semakin menekan tali pusat hingga ikatan di lehernya kian kencang. Atau sebaliknya, bila tali pusatnya pendek, makin lama ikatannya makin erat.

Dalam kondisi ini, biasanya dokter akan memantau arus darah pada tali pusat. Bila lebih meningkat berarti jeratannya semakin kuat. "Kondisinya sama saja dengan selang air. Bila selangnya dipencet, semburan airnya kian kencang/deras. Nah, kalau arus darah semakin deras, berarti ada efek penekanan pada tali pusat yang dapat membahayakan janin." Untuk menyelamatkan nyawa janin, biasanya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan janin lebih cepat.

Namun tidak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau kekurangan oksigen. Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Misalnya makan sate kambing, "Sate kambing itu panas, dan bisa meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung hiperaktif. Oleh sebab it, ibu hamil tidak disarankan makan sate kambing."

c.Beda usia, beda gerakan

        

Gerakan janin, berbeda pada setiap usia kehamilan. Gerakan pertama biasanya dirasakan si ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti "dikitik-kitik" atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya. Tapi tidak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama. Yang belum pernah hamil umumnya agak telat merasakan gerakan awal ini, yaitu di atas usia kehamilan 16 minggu.

Sampai usia kehamilan 28 minggu boleh dibilang gerakan janin belum begitu bermakna. Artinya, belum dapat menjadi indikator kesehatan janin seperti pada trimester akhir. Kecuali dengan bantuan alat canggih seperti USG yang memungkinkan mengamati gerakan, bahkan denyut jantung bayi. Gerakan janin baru akan terasa menghebat pada usia kehamilan 28

minggu. Karena proporsi yang paling besar saat ini adalah kepala, maka janin akan berputar-putar bahkan ber"salto" sedemikian rupa agar bisa memposisikan kepalanya ke arah bawah.