cara kerja antihistamin dalam tata laksana anaphilaksis

1
Cara kerja antihistamin dalam tata laksana anaphilaksis Histamin merupakan salah satu autacoid yang dilepaskan oleh sel mast yang mempunyai efek vasodilatasi dan meningkatnya permeabilitas vaskuler. Oleh karena banyaknya histamin yang dilepaskan ini, terjadi hipotensi oleh karena vasodilatasi pembuluh darah kecil dan bocornya plasma ke ekstravaskuler sehingga menimbulkan edema oleh karena meningkatnya permeabilitas dari kapiler pembuluh darah. Pada shock anaphylaxis, histamin antagonist bekerja dengan cara menghambat reseptor histamin yang terdapat pada otot polos . Dengan dihambatnya reseptor ini, maka histamin tidak dapat berikatan dengan reseptornya dan pada akhirnya tidak dapat menimbulkan reaksi. Histamin antagonist cukup efektif untuk menekan vasodilatasi dan pembentukan edema pada pasien anaphylaxis. Beberapa referensi mengatakan bahwa pemakaian H1 dan H2 antagonist akan jauh lebih efektif ,dibandingkan dengan pemakaian H1 antagonist saja. Namun, ada juga referensi yang mengatakan bahwa histamin antagonist tidak terlalu efektif pada penatalaksanaan anaphylaxis. Hal ini didukung dengan teori ,bahwa konsentrasi histamin yang terlepas oleh sel mast yang terdegranulasi sangat tinggi saat diagnosis anaphylaxis ditegakkan. Berdasarkan teori ini, pemakaian histamin antagonist dianggap sudah tidak efektif untuk digunakkan. Referensi : Goodman L, Gilman A, Brunton L. Goodman & Gilman's manual of pharmacology and therapeutics. New York: McGraw-Hill Medical; 2008.

Upload: ananda-dewa

Post on 19-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tf

TRANSCRIPT

Cara kerja antihistamin dalam tata laksana anaphilaksisHistamin merupakan salah satu autacoid yang dilepaskan oleh sel mast yang mempunyai efek vasodilatasi dan meningkatnya permeabilitas vaskuler. Oleh karena banyaknya histamin yang dilepaskan ini, terjadi hipotensi oleh karena vasodilatasi pembuluh darah kecil dan bocornya plasma ke ekstravaskuler sehingga menimbulkan edema oleh karena meningkatnya permeabilitas dari kapiler pembuluh darah. Pada shock anaphylaxis, histamin antagonist bekerja dengan cara menghambat reseptor histamin yang terdapat pada otot polos . Dengan dihambatnya reseptor ini, maka histamin tidak dapat berikatan dengan reseptornya dan pada akhirnya tidak dapat menimbulkan reaksi. Histamin antagonist cukup efektif untuk menekan vasodilatasi dan pembentukan edema pada pasien anaphylaxis. Beberapa referensi mengatakan bahwa pemakaian H1 dan H2 antagonist akan jauh lebih efektif ,dibandingkan dengan pemakaian H1 antagonist saja. Namun, ada juga referensi yang mengatakan bahwa histamin antagonist tidak terlalu efektif pada penatalaksanaan anaphylaxis. Hal ini didukung dengan teori ,bahwa konsentrasi histamin yang terlepas oleh sel mast yang terdegranulasi sangat tinggi saat diagnosis anaphylaxis ditegakkan. Berdasarkan teori ini, pemakaian histamin antagonist dianggap sudah tidak efektif untuk digunakkan.Referensi : Goodman L, Gilman A, Brunton L.Goodman & Gilman's manual of pharmacology and therapeutics. New York: McGraw-Hill Medical; 2008.