cara kerja alat usg

22
USG ( ULTRA SONOGRAPHY ) Materi -1 PENGERTIAN UMUM USG Info Kesehatan Lengkap. Penasaran??? Klik disini Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah 1

Upload: said-ahmadi

Post on 24-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

usg

TRANSCRIPT

Page 1: CARA KERJA ALAT USG

USG ( ULTRA SONOGRAPHY   )

Materi -1

PENGERTIAN UMUM USG

Info Kesehatan Lengkap. Penasaran??? Klik disini

Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama

dalam dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada

perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek

yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia

kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan teknologi untuk

meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh

pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat

kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG

(Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang

memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki

frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan

dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan

penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya

1

Page 2: CARA KERJA ALAT USG

sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam

bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama

kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu

penyakit. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang

ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian

secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya.

Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis,

ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi

untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940,

gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat

mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut

disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli

saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich,

seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh

darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang

ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser

(kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa

gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah.

Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan

Dussik.

Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal

gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu

jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990

jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses

sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian

gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk

tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan

terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti

inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.

2

Page 3: CARA KERJA ALAT USG

Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang

dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan

untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada

tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara

fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil interaksi itu

sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi

dasar bekerjanya peralatan MI.

SKEMA CARA KERJA USG

1. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang

akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada

pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk

menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang

yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan)

sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut

menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat

diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2.Monitor Monitor yang digunakan dalam USG

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data

yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG

sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada

CPU pada PC CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR

PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)

Aman, kok. Tapi mengapa sebagian orang masih ragu?

USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang baru.

Toh, kehadirannya terkadang masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian

orangtua tentang penggunaan dan manfaatnya. Misalnya, kekhawatiran akan

3

Page 4: CARA KERJA ALAT USG

radiasi yang ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan

menyangsikan manfaat alat ini mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang

dianggap tak terdeteksi oleh pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa

klinik/rumah sakit memang sudah memasukkan biaya USG dalam biaya

pemeriksaan kehamilan. Namun cukup banyak juga yang menagih pemeriksaan

ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi

soal. Tapi jika dokter melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan

ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini tidak fair bagi pasien.

TAK ADA RADIASI

Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu

hamil. Sebelum ada alat ini, denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia

kehamilan 16-18 minggu. Sementara dengan USG, pada usia kehamilan 6-7

minggu sudah dapat dideteksi. USG juga dapat mendeteksi kelainan-kelainan

bawaan di usia kehamilan yang lebih awal.

CARA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pervaginam

- Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.

- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

- Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

- Tidak menyebabkan keguguran.

2. Perabdominan

- Probe USG di atas perut.

- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

- Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak

baru menembus rahim.

4

Page 5: CARA KERJA ALAT USG

JENIS PEMERIKSAAN USG

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar

yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut

koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda

(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin

dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar

(bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat

bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,

sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien

dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran

tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.

Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:

- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin).

- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

5

Page 6: CARA KERJA ALAT USG

SAAT TEPAT PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali,

yaitu:

Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun

namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini

dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm

akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.

Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia

kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan

terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG

punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah

bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per

bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.

Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi

yakni:

Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.

Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana

posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.

MANFAAT

Trimester I

Memastikan hamil atau tidak.

Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda

kehidupannya.

Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.

Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir,

denyut janin, dan sebagainya.

Trimester II:

6

Page 7: CARA KERJA ALAT USG

Melakukan penapisan secara menyeluruh.

Menentukan lokasi plasenta.

Mengukur panjang serviks.

Trimester III:

Menilai kesejahteraan janin.

Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.

Melihat posisi janin dan tali pusat.

Menilai keadaan plasenta.

TAK 100% AKURAT

Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan

80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang

tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini

dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.

Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan

alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat

tersendiri.

Posisi bayi Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga

menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan

menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.

Kehamilan kembar Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG

melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.

Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.

Usia kehamilan di bawah 20 minggu.

Air ketuban sedikit.

Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di

bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.

7

Page 8: CARA KERJA ALAT USG

LATAR BELAKANG

Pada umumnya setiap orang tua atau keluarga menginginkan untuk memiliki

bayi yang sehat. Tapi keinginan itu juga diiringi dengan kecemasan, bagaimana

jika si bayi mengalami kelainan atau gangguan kesehatan yang mungkin tidak

dapat disembuhkan. Akhirnya dapat muncul berbagai pertanyaan di dalam benak

sang orang tua, antara lain tentang apa yang harus dilakukan kemudian.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, informasi seputar medis yang dimiliki oleh

janin yang masih berada di dalam kandungan dapat diketahui dengan tes

sebelum kelahiran (pra-kelahiran atau pre-natality) untuk meyakinkan pihak

orang tua bahwa janinnya berada dalam kondisi yang sehat. Tes yang dilakukan

sebelum melahirkan (prenatal test) dilakukan dengan beberapa tujuan, antara

lain untuk:

mengidentifikasi atau mendeteksi permasalahan-permasalahan kesehatan

pada ibu yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan bayinya;

mengidentifikasi karakteristik janin, yaitu meliputi ukuran, jenis kelamin,

umur, dan letak atau posisi janin di dalam kandungan;

melihat apakah janin mempunyai kemungkinan terkena penyakit-penyakit

atau masalah yang bersifat menurun (genetis) atau kelainan kromosom;

mengetahui kelainan-kelainan tertentu pada janin, misalnya kelainan

jantung.

Ibu yang mempunyai kehamilan dengan resiko tinggi ketika mengandung sangat

disarankan untuk menjalani tes pra-kelahiran secara rutin. Macones (2000)

secara lebih spesifik merekomendasikan untuk melakukan tes pra-kelahiran bagi

ibu-ibu yang:

berusia 35 tahun atau lebih;

pernah mempunyai bayi yang lahir lebih awal atau prematur;

pernah mempunyai bayi yang cacat sejak lahir, terutama gangguan

jantung dan kelainan kromosom;

mempunyai penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, asma, atau penyakit-

penyakit yang mungkin menurun lainnya;

8

Page 9: CARA KERJA ALAT USG

suami atau dirinya sendiri mempunyai latar belakang kelainan genetik;

suami atau dirinya sendiri mempunyai saudara atau keluarga yang lemah

mental. 

Masih menurut Marcones (2000), pemilihan tes pra-kelahiran yang tepat

sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, supaya dapat diketahui mana yang

dapat dipercaya untuk mengukur dan mengetahui resiko-resiko yang potensial

sehingga dapat membantu untuk merencanakan tindakan lebih lanjut yang akan

dilakukan jika hasilnya menunjukkan  kecacatan atau kelainan. Di bawah ini ada

beberapa macam tes pra-kelahiran yang umum dilakukan secara rutin di

Amerika Serikat, yaitu:

1. Amniocentesis

Amniocentesis sering digunakan untuk mendeteksi penyakit Sindrom Down dan

kelainan-kelainan kromosom lainnya, cacat-cacat structural, misalnya

anencephaly, atau kelainan-kelainan dalam proses metabolisme yang

diturunkan. Tes ini disarankan bagi wanita yang berusia 35 tahun ke atas,

memliliki sejarah keluarga dengan kelainan-kelainan genetis tertentu (baik

dirinya sendiri atau suaminya), atau bagi wanita yang pernah memiliki anak

dengan cacat sejak lahir. Tes ini memiliki akurasi sampai hampir seratus persen,

tetapi hanya kelainan-kelainan tertentu yang dapat dideteksi. Tes ini biasanya

dilakukan pada saat janin berusia 16 sampai 18 minggu.

2. Maternal Blood Screening

Tes ini digunakan oleh dokter hanya untuk menguji alpha-fetoprotein (AFP) pada

darah wanita yang sedang hamil. AFP dalam jumlah yang terlalu banyak atau

terlalu sedikit mengindikasikan adanya masalah. Perlu digarisbawahi bahwa tes

ini hanya untuk menentukan resiko saja, tidak mendiagnosis kondisi janin. Tes ini

biasanya dilakukan ketika janin berumur 16 sampai 18 minggu.

3. Chorionic Villus Sampling (CVS)

CVS memiliki manfaat yang mirip dengan amniocentesis, yaitu dapat digunakan

untuk mengetahui kelainan-kelainan genetik, misalnya Sindroma Down. Tes ini

9

Page 10: CARA KERJA ALAT USG

dapat dilakukan lebih awal daripada amniocentesis, yaitu ketika janin berumur 10

sampai 12 minggu..

4. Ultrasound

Pada tes ini, gelombang suara dipantulkan pada tulang-tulang dan jaringan-

jaringan janin untuk membentuk suatu gambaran yang menunjukkan bentuk

janin dan posisinya di dalam rahim. Tes ini biasa digunakan untuk mengetahui

umur janin, tingkat pertumbuhan janin, posisi janin sekaligus posisi plasenta,

pergerakan, pernafasan, detak jantung janin, jumlah janin (kembar atau tidak),

dan jumlah cairan amnion di dalam kandungan. Tes ini juga dapat digunakan

untuk mendeteksi Sindroma Down dan kelainan kromosom lainnya, cacat

struktural seperti anencephaly, dan kelainan dalam proses metabolisme yang

diturunkan. Cacat sejak lahir seperti cacat ginjal, bibir membelah (sumbing), dan

kehamilan di luar rahim juga dapat diketahui melalui tes ini.. Biasanya tes ini

dilakukan ketika janin berumur 16 sampai 18 minggu. Tetapi tes ini dapat

dilakukan kemudian atau lebih awal jika ingin mengetahui perkembangan janin.  

5. Glucose Screening

Tes ini dilakukan untuk menguji kemungkinan terjadinya diabetes yang dialami

pada masa kehamilan, yang dapat juga menyebabkan permasalahan kesehatan

pada janin. Biasanya tes ini dilakukan ketika janin berumur 24 minggu. Tetapi tes

ini dapat dilakukan lebih awal jika diketahui kadar gula wanita yang hamil dalam

dua kali tes urin rutin cukup tinggi.

6. Nonstress Test

Tes ini dilakukan jika melewati tanggal kelahiran. Tes ini untuk mengetahui

gerakan-gerakan bayi dan dapat membantu dokter untuk memastikan bahwa

bayi mendapatkan oksigen yang cukup. Bayi dalam kondisi bahaya jika tidak

memberikan respon yang positif. Tes ini disarankan untuk ibu yang mempunyai

resiko tinggi kehamilan, dan biasanya dilakukan setelah satu minggu setelah

melewati tanggal kelahiran.

7. Contraction Stess Test

10

Page 11: CARA KERJA ALAT USG

Tes ini untuk merangsang kelahiran yang biasanya dilakukan jika tes nonstress

test menghasilkan atau menunjukkan suatu masalah. Biasanya dilakukan ketika

janin berumur 40 minggu.

8. Percutaneous Umbilical Vein Sampling (PUVS)

Tes ini merupakan tambahan setelah dilakukan tes ulttrasound atau

amniocentesis. Keuntungan atau kelebihan pada kecepatan dalam memberikan

hasil. PUVS hanya membutuhkan 3 hari untuk menunjukkan hasil, sedangkan

amniocentesis membutuhkan waktu 1 bulan . Biasanya dilakukan pada akhir-

kahir kehamilan setelah suatu kelainan diketahui melalui ultrasound dan

amniocentesis tidak cukup membantu dalam memutuskan atau ketika ibu

terserang penyakit yang mudah tersebar yang dapat membahayakan atau

mempengaruhi perkembangan janin. Biasanya dilakukan ketika bayi berumur 18

sampai 36 minggu.

 

Tulisan berikut memfokus pada metode atau tes pra-kelahiran dengan

Ultrasound, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Ultrasonografi (USG).

Dari kedelapan metode tes pra-kelahiran di atas, hanya tes ultrasound yang

bersifat noninvasive atau sama sekali tidak berhubungan atau kontak langsung

dengan janin, sehingga tidak membahayakan janin.

Berdasarkan penelitian (Anonim, 2004a), ada beberapa keuntungan metode

Ultrasound, yaitu:

Ultrasound tidak menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambaran

janin sehingga baik ibu maupun janin yang sedang dikandungnya tidak

memiliki resiko untuk terkena dampak radiasi;

Ultrasound telah digunakan untuk mengealuasi kehamilan selama hampir

empat dekade, dan selama kurun waktu itu tidak ada bukti atau laporan

bahwa metode ini berbahaya bagi pasien, embrio, atau janin. Tetapi

meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa Ultrasound harus

dilakukan dalam situasi-situasi klinis tertentu. 

 

11

Page 12: CARA KERJA ALAT USG

CARA KERJA ULTRASONOGRAFI

USG atau ultrasonografi adalah alat bantu diagnostik di bidang kedokteran untuk

menampilkan gambaran struktur bagian dalam tubuh manusia yang bekerja

dengan menggunakan bantuan teknologi gelombang suara frekuensi tinggi

seperti yang dimiliki kelelawar. Alat ini terdiri atas monitor dan transducer.

Transduser merupakan alat yang akan mentransfer pantulan gelombang suara

menjadi sebentuk gambar yang akan tampil dilayar monitoir, hasilnya disebut

sonogram.

Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi dua, yang pertama transduser

ditempelkan di permukaan kulit tubuh (bagian perut) yang disebut USG

Transabdominal. Sebelum transduser ditempelkan dipermukaan perut,

permukaan kulit dilapisi dengan suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Lalu

transduser digerakkan keatas dan kebawah. Pada saat itu juga komputer akan

menerjemahkan gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Sebelum

menjalani pemerikasaan ultrasonografi ini, pasien diminta untuk meminum air

putih dalam jumlah yang cukup banyak, untuk memudahkan pemeriksaan karena

gelombang suara merambat lebih baik dalam air.

Cara yang kedua, transduser dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina

sehingga disebut USG Transvaginal. Biasanya cara yang kedua ini dilakukan

pada kehamilan muda. Sebelum menjalani pemeriksaan, pasien diminta untuk

mengosongkan kantung kemih sehingga mempermudah masuknya transduser

kedalam rahim (Anonim, 2001).  

Pada awalnya, metode Ultrasound yang dikembangkan adalah metode

Ultrasound dua dimensi. Ada dua macam Ultrasound dua dimensi, yaitu

Ultrasound Doppler dan Ultrasound berwarna. Ultrasound Doppler hanya

menampilkan gambar hitam putih, dan biasa digunakan untuk mengamati denyut

jantung janin. Ultrasound dengan warna masih menampilkan gambar dua

dimensi, tettapi dalam warna-warna khusus yang biasanya ditujukan untuk

memperbaiki kualitas gambar. Namun bukan berarti warna organ yang

ditampilkan pada monitor adalah warna organ yang sesungguhnya.

12

Page 13: CARA KERJA ALAT USG

Perkembangan selanjutnya, metode Ultrasound yang digunakan adalah

Ultrasound tiga dimensi (3D). Ultrasound 3D memberikan gambar yang

berkualitas lebih baik, yaitu memiliki volume. Gambar yang ditampilkan tidak

datar (hanya terdiri dari panjang dan lebar saja), tetapi juga memiliki ketebalan.

Oleh sebab itu, jenis Ultrasound ini lebih sering digunakan untuk mengamati

organ yang perlu dilihat volumenya, misalnya melihat adanya anomali atau

keanehan congenital atau cacat pada kerangka janin.

Perkembangan terakhir dari metode Ultrasound ini adalah ditemukannya

Ultrasound empat dimensi (4D). Ultrasound 4D merupakan penyempurnaan dari

Ultrasound 3D yang tidak hanya menampilkan gambaran tiga dimensi, tetapi

juga menciptakan gambaran yang bergerak. Teknik Ultrasound 4D

menghadirkan perbedaan antara video dengan sekedar foto. Melalui revolusi

teknologi ini, gambaran tiga dimensi janin dikembangkan menjadi semacam

“gambaran hidup”, sehingga perkembangan janin dapat dianalisis dengan jauh

lebih baik (Anonim, 2004b).

 

PERMASALAHAN DAN TINJAUAN ETIS

Meskipun berdasarkan penelitian sampai saat ini metode Ultrasound tidak

menimbulkan dampak bagi ibu atau janin yang dikandungnya, bukan berarti

pemanfaatan metode ini lepas sama sekali dari masalah-masalah etis. Beberapa

permasalahan etis dapat muncul setelah dilakukannya tes, tepatnya setelah hasil

tes dikeluarkan oleh dokter.

Hasil tes yang menunjukkan keadaan janin normal tanpa masalah apapun, entah

itu karakteristik janin, ukuran janin, usia janin, posisi, maupun letak janin di dalam

rahim, tentu tidak akan menimbulkan masalah lebih lanjut bagi orang tua janin

tersebut. Berbeda bila hasil tes menunjukkan bahwa janin memiliki kekurangan-

kekurangan atau cacat tertentu. Hasil yang negatif akan mengakibatkan orang

tua harus berpikir lebih lanjut mengenai rencana selanjutnya yang akan

dilakukan terhadap janin di dalam kandungan tersebut. Orang tua yang bersikap

menerima mungkin masih akan membiarkan janin tersebut melanjutkan

13

Page 14: CARA KERJA ALAT USG

perkembangannya di dalam rahim ibunya sampai kelahirannya, bahkan

perawatannya sampai tumbuh dewasa. Situasi yang mungkin juga terjadi adalah

orang tua yang tidak dapat menerima kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh

janinnya dan tidak mau berpikir panjang lalu memutuskan untuk mengakhiri

kehamilan (melakukan pengguguran kandungan atau abortus).

Permasalahan kedua yang mungkin muncul berkaitan dengan jenis kelamin janin

yang berada di dalam kandungan. Masalah muncul bila orang tua masih hidup

dalam budaya tertentu, misalnya patrilinial atau matrilinial. Beberapa suku di

Indonesia ada yang lebih mengutamakan kaum pria dan ada yang sebaliknya,

lebih mengutamakan kaum wanita. Mengetahui jenis kelamin janin bisa jadi

membuat orang tua maupun pihak keluarga lain yang masih sangat menjunjung

tinggi adat berubah sikap, baik terhadap ibu yang mengandung tersebut maupun

terhadap bayi yang sedang dikandungnya. Jika jenis kelamin bayi dalam

kandungan sesuai dengan adat yang dipegang, misalnya jenis kelamin bayi

dalam kandungan laki-laki, dan keluarganya hidup dalam budaya patrilinial, sang

ibu maupun bayi dalam kandungannya dapat memperoleh perlakuan-perlakuan

istimewa. Sebaliknya bila jenis kelamin bayi dalam kandungan tidak sesuai

dengan adat yang dipegang, baik sang ibu maupun bayi yang dikandungnya

tidak mustahil akan memperoleh perlakuan yang mungkin tidak mengenakkan.

Bahkan, untuk orang tua yang masih sangat konservatif dengan hukum adat,

masalah tersebut dapat berakhir dengan pengguguran bayi dalam kandungan.

Masalah lain yang dapat muncul bukan hanya berkaitan dengan hasil tes

Ultrasound, tetapi berkaitan dengan pelanggaran kode etik dokter yang

berwenang dalam pelaksanaan tes Ultrasound. Contoh ini pernah dimuat dalam

surat pembaca (Tapan, 2003) di mana seorang pasien “diwajibkan” untuk

memeriksakan kehamilannya setiap bulan meskipun tidak ada alasan medis

yang jelas dan mendesak untuk dilakukannya prosedur tersebut. Di dalam kasus

ini, dokter yang melakukan pemeriksaan memandang metode Ultrasound ini

sebagai salah satu ajang bisnis untuk menambah penghasilan, karena satu kali

14

Page 15: CARA KERJA ALAT USG

pengujian dengan Ultrasound di Indonesia paling sedikit memakan biaya sekitar

Rp 250.000,00.

 

SOLUSI YANG MUNGKIN DILAKUKAN

Tiga contoh masalah etis di atas mungkin diselesaikan dengan solusi-solusi

tertentu. Masalah pertama mungkin diselesaikan dengan mengubah pandangan

orang tua bayi yang masih berada di dalam kandungan dan divonis memiliki

cacat untuk menerima kekurangan bayinya tersebut apa adanya. Anonim (1991)

menyatakan bahwa kehidupan manusia sejak saat pembuahan adalah suci,

maka tidak seorang pun apalagi ibunya sendiri berhak meniadakannya. Dari

pernyataan tersebut maka keputusan untuk aborsi sangat tidak sesuai atau tidak

etis. Bone (2001) berpendapat bahwa, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, cacat

atau kekurangan yang dimiliki dapat dianggap sebagai sesuatu yang “unik” yang

sengaja diberikan dan dapat memperkaya “keanekaragaman” yang ada. Dokter

dapat pula menawarkan solusi terapi bagi bayi sesegera mungkin setelah bayi

lahir atau bahkan selama bayi masih di dalam kandungan karena tidak semua

cacat yang ada bersifat permanen dan tidak dapat diterapi.

Permasalahan kedua yang berkaitan dengan jenis kelamin janin dalam

kandungan yang dianggap berlawanan dengan adat yang dipegang oleh orang

tua, mungkin diselesaikan dengan menanamkan prinsip persamaan gender

kepada orang tua yang bersangkutan. Budaya yang dipegang bukanlah hukum

yang sifatnya permanen dan tidak dapat diganggu gugat. Masih ada yang lebih

penting dan esensial, yaitu persamaan martabat semua orang, tidak terkecuali

apapun jenis kelaminnya. Bayi yang masih di dalam kandungan pun juga

memiliki hak yang sama untuk menikmati kehidupan dan untuk menikmati

perlakuan yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin. Pemahaman tentang

persamaan hak dan martabat ini justru memiliki cakupan jauh lebih luas

(universal) daripada “sekedar” hukum adat yang sifatnya territorial atau lokal di

wilayah tertentu saja.

15

Page 16: CARA KERJA ALAT USG

Solusi untuk permasalahan ketiga yang telah medapatkan reaksi atau tanggapan

langsung dari beberapa dokter (rekan se-profesi), dokter yang memanfaatkan

kepentingan pasien untuk melakukan pengujian ultrasound sesuai keinginan

sang dokter tanpa pertimbangan medis yang jelas dapat dilaporkan ke dalam

organisasi dokter yang bersangkutan (Ikatan Dokter Indonesia / IDI atau

Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia / POGI) supaya dapat diproses

lebih lanjut.

16