call for proposal 2015

33
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN I H' DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CO Surabaya, 19 Januari 2015 Nomor :J.Q.- Lampiran : 1 (satu) eks. Buku Panduan RIK 2015 Sifat : SEGERA Perihal : Riset Intervensi Kesehatan (RIK) Berbasis Budaya Call For Proposal RIK 2015 Yang terhormat, 1. Dekan Perguruan Tinggi 2. Pimpinan Lembaga Penelitian 3. Direktur Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes 4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota Se-Indonesia Mengingat peran penting dimensi budaya dalam menentukan status kesehatan masyarakat, memperkaya program dan intervensi kesehatan, maka kami mengundang para peneliti di instansi Saudara untuk mengusulkan proposal RIK berbasis budaya. Prioritas topik riset pada tahun 2015 1. Bidang : Kesehatan Ibu clan Anak, Gizi, Penyakit Menular (PM), Penyakit Tidak menular (PTM) dan Perilaku Hidup Bersih clan Sehat (PHBS). 2. Berbasis hasil Riset Etnografi Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012 clan 2014, Riset Kesehatan Dasar 2007, 2010 serta 2013, atau riset kesehatan nasional Iainnya. Syarat clan ketentuan' secara lengkap dapat dibaca pada Buku Panduan terlampir, dan dapat diakses melaui website kami www.humaniorakesehatan.net www.pusat4.litbangkes.depkes.go.id Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih. MUMM Rwit M . Kes. f 196 991011001 Tembusan: Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kantor: Ji. Indrapura 17 Surabaya 60176, Teip. Kepala (03 1)3522952, Opr. (031) 3528748, Fax. (03 1)3528749, (031) 3555901 ii. Percetakan Negara 23 A Jakarta Teip. (021) 4243314, Fax. (021) 42871604, Email: [email protected]

Upload: abdurrahmanassudais

Post on 25-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

panduan penelitain kemenkes untuk tema kearifan lokal daerah

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN I H' DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CO

Surabaya, 19 Januari 2015

Nomor :J.Q.-

Lampiran : 1 (satu) eks. Buku Panduan RIK 2015

Sifat : SEGERA

Perihal : Riset Intervensi Kesehatan (RIK) Berbasis Budaya

Call For Proposal RIK 2015

Yang terhormat,

1. Dekan Perguruan Tinggi

2. Pimpinan Lembaga Penelitian

3. Direktur Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes

4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota

Se-Indonesia

Mengingat peran penting dimensi budaya dalam menentukan status kesehatan masyarakat, memperkaya program dan intervensi kesehatan, maka kami mengundang para peneliti di instansi Saudara untuk mengusulkan proposal RIK berbasis budaya. Prioritas topik riset pada tahun 2015

1. Bidang : Kesehatan Ibu clan Anak, Gizi, Penyakit Menular (PM), Penyakit Tidak menular

(PTM) dan Perilaku Hidup Bersih clan Sehat (PHBS).

2. Berbasis hasil Riset Etnografi Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012 clan 2014, Riset Kesehatan Dasar 2007, 2010 serta 2013, atau riset kesehatan

nasional Iainnya.

Syarat clan ketentuan' secara lengkap dapat dibaca pada Buku Panduan terlampir, dan dapat

diakses melaui website kami

www.humaniorakesehatan.net www.pusat4.litbangkes.depkes.go.id

Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

MUMM Rwit

M . Kes. f 196 991011001

Tembusan: Kepala Badan Litbang Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI.

Kantor: Ji. Indrapura 17 Surabaya 60176, Teip. Kepala (03 1)3522952, Opr. (031) 3528748, Fax. (03 1)3528749, (031) 3555901 ii. Percetakan Negara 23 A Jakarta Teip. (021) 4243314, Fax. (021) 42871604, Email: [email protected]

KATA PENGANTAR

Riset Intervensi Kesehatan (RIK) Berbasis Budaya Lokal tahun 2015 merupakan riset

dalam rangka pengembangan atau inovasi dengan melibatkan modal sosial bagi upaya

peningkatan kesehatan yang berbasis budaya atau kearifan lokal. Riset ini bertujuan untuk

mengembangkan intervensi pada budaya kesehatan yang bersifat positif, hasil

pengetahuan budaya/kearifan lokal untuk menunjang program-program Kementerian

Kesehatan dengan mengikuti kaidah dan metode penelitian yang benar dan dapat

dipertanggung jawabkan secara etik-ilmiah.

Panduan Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya lokal tahun 2015 merupakan

acuan untuk menyusun riset intervensi sehingga proposal dapat disusun sesuai kriteria

yang telah disyaratkan. Riset Intervensi Kesehatan pada tahun 2015 ini difokuskan

pada upaya peningkatan kesehatan terkait KIA, gizi, penyakit menular, penyakit tidak

menular dan/atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka

memberdayakan kearifan lokal dan kekayaan intelektual lokal (pengetahuan tradisional)

berbagai budaya di Indonesia. Penelitian akan dilaksanakan tahun 2015 dengan

penanggungjawab adalah Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan

R.I.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi

menyusun pedoman Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya Lokal Tahun 2015.

Melalui riset ini diharapkan dapat memacu peneliti untuk berpartisipasi membantu

masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan melalui pemanfaatan kekayaan budaya

berupa pengetahuan lokal tradisional yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.

Surabaya, Januari 2015 Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat drg. Agus Suprapto, M.Kes

DAFTAR ISI

Halaman 1. Pendahuluan ....................................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2. Tujuan Umum ........................................................................................................... 6 1.3. Tujuan Khusus .......................................................................................................... 7 1.4. Manfaat ..................................................................................................................... 7 1.5. Arah .......................................................................................................................... 7 1.6. Sasaran .................................................................................................................... 7 1.7. Luaran ....................................................................................................................... 8 2. Ruang Lingkup dan Sifat Riset ........................................................................................... 9 2.1. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 9 2.2. Sifat dan Jenis Riset ................................................................................................. 9 3. Pelaksana Riset Intervensi Kesehatan ............................................................................... 10 3.1. Penanggung Jawab .................................................................................................. 10 3.2. Tim Teknis ................................................................................................................ 10 3.3. Tim Pakar ................................................................................................................. 10 3.4. Tim Peneliti ............................................................................................................... 11 3.5. Peneliti Pendamping ................................................................................................. 11 3.6. Tenaga Administrasi ................................................................................................. 11 4. Pembiayaan ........................................................................................................................ 12 5. Jadual Kegiatan .................................................................................................................. 13 6. Monitoring, Evaluasi, Penghargaan dan Sanksi ................................................................. 14 7. Format Proposal, Etik Penelitian, Mekanisme Seleksi dan Kriteria Penilaian .................... 15 7.1. Format Proposal ....................................................................................................... 15 7.2. Etik Penelitian ........................................................................................................... 15 7.3. Mekanisme Seleksi dan Kriteria Seleksi ................................................................... 16 7.4. Kriteria Penilaian ....................................................................................................... 16 8. Penutup ............................................................................................................................... 17 Daftar Pustaka .................................................................................................................... 18 Lampiran ............................................................................................................................. 21

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampai saat ini permasalahan kesehatan di Indonesia masih banyak terjadi,

diantaranya adalah masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi; masalah

gizi khususnya gizi kurang, gizi buruk, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), stunting;

penyakit menular (PM) yangbanyak menyebabkan kematian; penyakit tidak

menular (PTM), dengan meningkatnya penyakit degeneratif; dan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) yang masih rendah di beberapa wilayah di Indonesia.

Terkait permasalahan KIA, Survei Demografi Indonesia (SDKI) 2012 memberikan

data bahwa AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun

pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus

(Sindonews.com, 2013; BPS dan tim, 2013). Berdasar kesepakatan global

(Millenium Development Goal/MDGs 2000) diharapkan tahun 2015 terjadi

penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23 per

1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

bahwa 95,4 persen dari kelahiran yang mendapat pemeriksaan kehamilan atau Ante

Natal Care (ANC). Persentase pemeriksaan pertama (K1) dan ANC minimal 4 kali

merupakan indikator ANC tanpa memperhatikan periode trimester saat melakukan

pemeriksaan kehamilan. Selisih antara K1 dan ANC 4 kali menunjukkan adanya

kehamilan yang tidak optimal mendapat pelayanan ANC. Indikator K1 ideal dan K4

yang merujuk pada frekuensi dan periode trimester saat dilakukan ANC menunjukkan

adanya keberlangsungan pemeriksaan kesehatan semasa hamil. Setiap ibu hamil

yang menerima ANC pada trimester 1 (K1 ideal) seharusnya mendapat pelayanan

ibu hamil secara berkelanjutan dari trimester 1 hingga trimester 3. Hal ini dapat dilihat

dari indikator ANC K4. Cakupan K1 ideal secara nasional adalah 81,6 persen.

Cakupan K4 secara nasional adalah 70,4 persen. Berdasarkan penjelasan di atas,

selisih dari cakupan K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa terdapat

12 persen dari ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar

minimal (K4) (Badan Litbangkes, 2013).

Terkait gizi, berdasarkan data Riskesdas nampak bahwa prevalensi nasional gizi

2

kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4

persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi

menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Masalah stunting/pendek pada balita masih cukup

serius, angka nasional 37,2 persen pada tahun 2013. Tidak berubahnya prevalensi

status gizi, terlihat dari kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang

enam bulan terakhir semakin meningkat dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen

(2013). Gizi lebih teridentifikasi semenjak usia balita sebesar 11,9 persen. Menurut

indikator IMT >25 terlihat prevalensi obesitas pada laki-laki sebesar 19,7 persen dan

perempuan 32,9 persen (Badan Litbangkes, 2007; 2013).

Terkait penyakit menular, berdasarkan data Riskesdas pemetaan penyakit menular

menunjukkan penurunan angka period prevalence diare dari 9,0 persen tahun 2007

menjadi 3,5 persen tahun 2013. Terjadi juga kecenderungan yang meningkat untuk

period prevalence pneumonia semua umur dari 2,1 persen (2007) menjadi 2,7 persen

(2013). Prevalensi TB paru masih di posisi yang sama untuk tahun 2007 dan 2013

(0,4%). Terjadi peningkatan prevalensi hepatitis semua umur dari 0,6 persen tahun

2007 menjadi 1,2 persen tahun 2013 (Badan Litbangkes, 2007; 2013).

Terkait penyakit tidak menular, data Riskesdas menunjukkan prevalensi hipertensi

berdasarkan pengukuran tekanan darah menunjukkan penurunan dari 31,7 persen

tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. Prevalensi hipertensi berdasarkan

wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) terjadi

peningkatan dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Hal yang

sama untuk stroke berdasarkan wawancara (berdasarkan jawaban responden yang

pernah didiagnosis nakes dan gejala) juga meningkat dari 8,3 per1000 (2007)

menjadi 12,1 per1000 (2013). Demikian juga untuk Diabetes melitus

yangberdasarkan wawancara juga terjadi peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi

2,4 persen (2013) (Badan Litbangkes, 2007; 2013).

Terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Dalam Riskesdas 2013 indikator yang

dapat digunakan untuk PHBS sesuai dengan kriteria PHBS yang ditetapkan oleh

Pusat Promkes pada tahun 2011, yaitu mencakup delapan indikator individu (cuci

tangan, BAB dengan jamban, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, merokok

dalam rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi ASI eksklusif, menimbang

balita), dan dua indikator rumah tangga (sumber air bersih dan memberantas jentik

3

nyamuk) (Badan Litbangkes, 2007; 2013). Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa

setahun sebelum survei, 82,2% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Namun

masih ada kesenjangan antara perdesaan (72,5%) dan perkotaan (91,4%).

Tampaknya penduduk cukup banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Terbukti hanya 55,4% persalinan terjadi di fasilitas kesehatan dan masih banyak yaitu

43,2% melahirkan di rumah. Dari jumlah ibu yang melahirkan di rumah 51,9%

ditolong bidan dan masih ada 40,2% yang ditolong dukun bersalin (Riskesdas 2010).

Strategi pembangunan kesehatan seperti yang tertuang dalam Rencana

Pengembangan Jangka Panjang Bidang Kesehatan tahun 2005-2025 antara lain

menyebutkan tentang pemberdayaan masyarakat. Peran masyarakat dalam

pembangunan kesehatan semakin penting. Masalah kesehatan perlu diatasi oleh

masyarakat sendiri dan pemerintah. Keberhasilan pembangunan kesehatan,

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan

potensi spesifik daerah termasuk di dalamnya sosial dan budaya setempat.

Sistem Kesehatan Nasional menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat bertujuan

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat, mampu mengatasi

masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan

kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan

berwawasan kesehatan. Untuk itu potensi yang dimiliki masyarakat perlu

digerakkan. Potensi tersebut antara lain adalah pengetahuan tradisional yang

berakar dari budaya lokal yang berkembang di masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat berbasis pada masyarakat dapat diartikan bahwa pembangunan

kesehatan berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan masyarakat sesuai

dengan keragaman sosial budaya, kebutuhan permasalahan serta potensi

masyarakat (modal sosial) (Depkes RI, 2009).

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang dihuni oleh ratusan

suku dengan berbagai ragam budaya telah memberikan suatu kekhasan tersendiri.

Wujud budaya dapat berupa: (1) sistem ide/gagasan/nilai/norma/peraturan; (2) sistem

sosial yang berupa kompleks aktivitas tindakan berpola dalam masyarakat; (3)

alat-alat/benda yang merupakan hasil karya manusia. Wujud budaya tersebut

merefleksikan budaya dan identitas sosial masyarakatnya.

4

Perilaku masyarakat khususnya masyarakat tradisional tercermin dari perilaku

mereka memanfaatkan kearifan lokal berupa pengetahuan tradisional dan

keanekaragaman hayati di lingkungannya. Praktek budaya terkait kesehatan

tersebut, sebagian diklaim oleh orang-orang dengan pengetahuan “modern”

sebagai salah satu penyebab buruknya status kesehatan masyarakat setempat.

Pada Tahun 2012 dan 2014 Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat Badan Litbangkes Kemkes RI telah melaksanakan Riset

Etnografi Budaya di beberapa wilayah di Indonesia, hasil temuannya diantaranya

adalah bahwa beberapa kelompok masyarakat di Jawa masih mempunyai kebiasaan

memberikan makanan pisang dilumat dengan nasi untuk diberikan kepada bayi

usia dini (kurang 4 bulan) sehingga bayi mempunyai risiko terganggu saluran

pencernaannya. Praktek kesehatan yang berkembang di masyarakat seringkali

dipengaruhi sosial budaya yang ada di lingkungan sekitarnya. Sosial budaya

tersebut bisa berdampak merugikan terhadap kondisi kesehatan, namun di satu

sisi, cukup banyak pula pengetahuan tradisional yang kemudian dikembangkan

masyarakat modern menjadi suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesehatan

(Badan Litbangkes, 2012). Riset di Kabupaten Asmat penyakit kusta dianggap sebagai

penyakit kulit biasa sehingga tidak ada pengobatan yang dilakukan (Tumaji,dkk, 2014),

budaya PHBS dan pengobatan sendiri mempengaruhi penyebaran penyakit

Tuberkulosis di Kabupaten Boalemo (Ningsi,dkk, 2014), kepercayaan masyarakat

setempat terkait penyakit TB yang berpengaruh pada keterlambatan pengobatan TB

(Santi,dkk, 2014), perilaku budaya setempat terkait dengan kesehatan reproduksi pria

yang berpengaruh pada kehidupan sosial dan kesehatan di Kabupaten Kaimana (Setia,

dkk, 2014), masih berperannya dukun bayi pada pertolongan persalinan di Kabupaten

Aceh Barat, Kabupaten Lebak, Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Sorolangun

(Mufida,dkk, 2014; Mara, dkk, 2014; Sri, dkk, 2014; Manggala, dkk, 2014), anggapan

darah persalinan perempuan membuat kotor dan membawa bala di Kabupaten Boven

Digul (Agung, dkk, 2014), penyakit yang diderita bayi dianggap sebagai penyakit akibat

roh halus sehingga penanganannya juga secara tradisional (Syarifah,dkk, 2014).

Kekayaan budaya Indonesia dari berbagai etnis dan suku yang tersebar di seluruh

Indonesia telah mewarnai upaya kesehatan. Upaya kesehatan baik preventif,

promotif, kuratif dan rehabilitatif, yang bersifat konvensional maupun tradisional dan

komplementer, selalu ditekankan untuk mengutamakan keamanan dan efektifitas

5

yang tinggi dan diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan

masyarakat setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan

berbasis masyarakat, dimana di dalamnya termasuk pengobatan dan cara-cara

tradisional yang terjamin keamanan dan khasiatnya (Badan Litbangkes, 2012).

Riset Operasional Intervensi Kesehatan (ROI) 2012 telah menghasilkan intervensi

penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada nilai lokal setempat.

Misalnya budaya pijat bayi yang biasa dilakukan oleh dukun. Jika pijat dilakukan dengan

teknik pijat yang aman dan oleh ibu sendiri, akan memiliki efek fisiologi, biokimia dan

terjadi interaksi ibu dan bayi yang lebih positif (Lestari, 2012). Penelitian lain dilakukan

oleh Sasmito, dkk (2012) dan Syarifah, dkk (2012) yang memaparkan bahwa bidang

seni tari dan syair budaya setempat bisa dijadikan sebagai sarana penyuluhan bidang

KIA yang efektif. Sedangkan pada penelitian Catur Adi, dkk (2012) dan Nurrachmawati,

dkk (2012) memaparkan bahwa metode penyuluhan kesehatan bisa dilakukan melalui

pendekatan aktor yang cukup berperan dalam komunitas tersebut seperti tokoh adat,

orang tua, dan kyai.

Riset Intervensi Kesehatan berbasis budaya lokal tahun 2014 terkait intervensi gizi

menunjukkan hasil bahwa bahan makanan spesifik lokal khas daerah setempat

(kearifan lokal) bisa diolah sedemikian rupa untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak,

disukai dan bisa dikembangkan lagi oleh masyarakat, serta memiliki potensi ekonomi

masyarakat setempat (Murlan,dkk, 2014; Susilo,dkk, 2014; Intan,dkk, 2014;

Yohanes,dkk, 2014; dan Wiralis,dkk, 2014). Riset Intervensi Kesehatan berbasis

budaya lokal tahun 2014 terkait intervensi budaya KIA melalui media lagu daerah yang

dimodifikasi, media kesenian drama lokal, pemberdayaan pemudi sebagai pendamping

ASI, pemanfaatan makan bersama untuk mengeliminasi pantangan makanan bergizi

pada ibu hamil, penguatan peran tokoh masyarakat lokal, pemantapan materi

kesehatan ibu dalam pemanfaatan budaya menunggu kehamilan dan ratus pasca

kelahiran (Lia,dkk, 2014; Rini,dkk, 2014; Ida Ayu,dkk, 2014; Nurhandini,dkk, 2014;

Annis,dkk, 2014; Epti,dkk, 2014; dan Nancy,dkk, 2014).

Hasil riset tersebut diatas sudah menggambarkan bahwa banyak modal sosial yang

dimiliki masyarakat dari berbagai suku yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan

kesehatan. Menurut Bank Dunia (2011) dalam Rocco & Suhrcke (2012), modal sosial

bukan hanya sejumlah gabungan dari institusi dalam masyarakat namun merupakan

6

perekat yang mengikat keseluruhan tersebut yang dapat menghasilkan luaran sosial

dan/atau ekonomi yang menguntungkan. Koordinasi akan muncul mengikuti

keuntungan-keuntungan potensial yang ada, kemudian diikuti munculnya kepercayaan

dalam interaksi sosial yang terwujud.

Ada 3 (tiga) mekanisme yang bisa dilihat dari peran modal sosial yang dapat

menentukan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Meningkatkan akses masyarakat atas informasi kesehatan yang relevan.

2. Munculnya dukungan pelayanan kesehatan yang informal.

3. Mekanisme politik ekonomi, organisasi yang baik, dan kelompok masyarakat yang

saling berhubungan, akan lebih efektif dalam menentukan kesepakatan bersama

dalam promosi kesehatan.

Masalah kesehatan dan pengaruh sosial budaya masyarakat menjadi

permasalahan yang memerlukan suatu pemecahan segera. Pengembangan atau

inovasi dengan melibatkan modal sosial bagi upaya peningkatan kesehatan sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut melalui suatu

intervensi yang dapat diterima oleh masyarakat pelakunya. Oleh sebab itu,

dukungan riset berupa intervensi berbasis budaya yang bernilai positif bagi

kesehatan masih sangat diperlukan. Riset Intervensi Kesehatan berbasis budaya

lokal tahun 2015 berfokus pada masalah kesehatan ibu dan anak, gizi,

pemberantasan penyakit menular, pemberantasan penyakit tidak menular dan/atau

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kekayaan budaya

Indonesia yang berdampak positif pada kesehatan dapat terus

dikembangkan, dilestarikan dan dimanfaatkan secara lokal, regional dan nasional.

Peran masyarakat perlu ditingkatkan dengan melihat permasalahan lokal serta

potensi budaya lokal yang masih sangat banyak di masyarakat.

1.2. Tujuan Umum

Mengembangkan intervensi pada budaya kesehatan yang bersifat positif hasil

pengetahuan budaya/kearifan lokal untuk menunjang program KIA, gizi,

pemberantasan penyakit menular, (PM), pemberantasan penyakit tidak menular

(PTM) dan/atau peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan berbasis budaya/kearifan lokal.

7

1.3. Tujuan Khusus

Memberikan kesempatan kepada peneliti kesehatan melaksanakan Riset

Intervensi Kesehatan (RIK) berbasis budaya lokal dengan fokus pada upaya

peningkatan kesehatan terkait KIA, gizi, penyakit menular, penyakit tidak menular

dan/atau perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka memberdayakan

kearifan lokal dan kekayaan intelektual lokal (pengetahuan tradisional) berbagai

budaya di Indonesia.

1.4. Manfaat

Diperolehnya berbagai bentuk intervensi kesehatan ibu dan anak berbasis

budaya lokal yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kesehatan terkait masalah

KIA, gizi, penyakit menular, penyakit tidak menular dan/atau perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) di Indonesia.

1.4. Arah

Arah RIK berbasis budaya lokal tahun 2014 disesuaikan dengan MDG’s 2000 dan

Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014, serta kelayakan yang dapat dilakukan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut dan dengan memanfaatkan modal sosial, maka

fokus intervensi RIK sebagai berikut:

1. Kesehatan ibu dan balita terkait budaya pertolongan persalinan.

2. Gizi masyarakat berbasis bahan makanan lokal.

3. Pemberantasan/ Pengendalian Penyakit Menular berbasis budaya lokal

4. Pemberantasan/ Pengendalian Penyakit Tidak Menular berbasis budaya lokal

5. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berbasis budaya lokal

1.5. Sasaran

Pedoman RIK berbasis budaya lokal tahun 2015 ditujukan kepada:

1. Peneliti dari institusi penelitian dan pengembangan dari dalam dan luar Badan

Litbang Kesehatan.

2. Dosen/tenaga pengajar di Perguruan Tinggi, Poltekkes Kemenkes atau institusi

pendidikan kesehatan lainnya.

3. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan jajaran di

bawahnya.

8

1.6. Luaran

Hasil atau luaran wajib RIK berbasis budaya lokal tahun 2015 adalah:

1. Laporan akhir dalam bentuk hardcopy dan softcopy (format pdf).

2. Rekomendasi dalam bentuk Policy paper, dalam bentuk hardcopy dan softcopy

(format pdf).

3. Naskah publikasi ilmiah hasil riset dalam bentuk hardcopy dan softcopy (format pdf).

4. Film tentang riset secara keseluruhan dalam bentuk VCD beserta narasi film

(hardcopy dan sofcopy).

5. Produk intervensi, dapat berupa: buku panduan, buku petunjuk, leaflet, pamflet, VCD,

CD, brosur, buku saku, poster, dsb.

6. Data kuantitatif yang sudah dibersihkan dan atau transkrip untuk data kualitatif.

7. Laporan pertanggungjawaban keuangan.

9

2. RUANG LINGKUP DAN SIFAT RISET

5.1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan tahun 2015 meliputi riset kesehatan berbasis budaya lokal,

berupa intervensi yang memberi dampak terhadap program GIKIA, penanggulangan

PM dan PTM, serta upaya PHBS masyarakat. Area riset mencakup pengembangan

atau inovasi dengan melibatkan modal sosial serta pemanfaatan kearifan

lokal/pengetahuan tradisional setempat.

Pada Riset Intervensi Kesehatan (RIK) 2015 ini, diutamakan inovasi intervensi yang

mampu memberikan pemecahan permasalahan kesehatan yang telah dipetakan

dalam Riset Etnografi Kesehatan (REK) pada periode tahun 2012 dan 2014 melalui

intervensi berbasis budaya lokal. Inovasi tidak selalu harus diberikan di daerah di

mana permasalahan telah dipetakan melalui REK, namun bisa diadopsi untuk daerah

lain yang mempunyai latar belakang budaya atau etnis yang serupa. Lebih jelasnya,

laporan hasil REK 2012 dan 2014 dapat diakses di alamat:

www.humaniorakesehatan.net, dan www.pusat4.litbang.depkes.go.id

Ruang Lingkup riset adalah :

a. Intervensi terhadap hasil temuan REK 2012 dan 2014.

b. Intervensi lanjutan ROI 2012 dan RIK 2014.

c. Inovasi intervensi kesehatan berbasis budaya/kearifan lokal yang baru dan

merupakan ide orisinal peneliti.

5.2. Sifat dan Jenis Riset

Kegiatan riset bersifat orisinal, bukan merupakan pengulangan yang telah

dipublikasikan di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan riset tidak sedang diusulkan

atau pernah dibiayai oleh sumber dana yang lain.

Jenis riset yang diperkenankan dalam kegiatan RIK merupakan riset intervensi yang

dilaksanakan di masyarakat.

10

3. PELAKSANA RISET INTERVENSI KESEHATAN

3.1. Penanggung Jawab

Kepala Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

3.2. Tim Teknis

Tim Teknis merupakan tim yang dibentuk dengan susunan terdiri dari seorang

koordinator, anggota dan administrasi yang berasal dari Pusat Humaniora Kebijakan

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (PHKKPM) dan ditunjuk oleh Kepala

PHKKPM.

Tim Teknis bertugas dalam hal manajemen dan teknis pelaksanaan RIK, mulai

penyusunan buku panduan hingga laporan akhir RIK, yang meliputi:

1. Melakukan seleksi awal proposal.

2. Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan RIK mulai seleksi proposal,

pembuatan protokol, pelaksanaan kegiatan riset, pelaksanaan supervisi,

pelaksanaan pembimbingan oleh Tim Pakar, pembuatan laporan akhir dan luaran

riset.

3.3. Tim Pakar

Tim Pakar merupakan tim yang dibentuk dengan susunan ketua dan anggota terdiri

dari para Profesor Riset dari Badan Litbangkes, Profesor dari Perguruan Tinggi,

Ketua/anggota Komisi Ilmiah Badan Litbangkes, Ketua/angggota Panitia Pembina

Ilmiah (PPI) Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat (PHKKPM), dan para pakar dari Pusat lain di Badan Litbangkes dan

Universitas.. Tim ini bertugas antara lain:

1. Melakukan seleksi proposal.

2. Memberikan bimbingan dan konsultasi pembuatan protokol.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi serta supervisi ke lapangan saat

pelaksanaan riset. Supervisi pelaksanaan riset meliputi:

a. Kesesuaian antara protokol dengan pelaksanaannya, pencapaian tujuan dan

identifikasi kendala atau masalah.

b. Kemajuan pelaksanaan riset.

c. Pemeriksaan logbook.

d. Memberikan masukan perbaikan atau asistensi teknis riset.

e. Membantu mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan riset.

11

4. Melakukan bimbingan pembuatan laporan serta luaran riset.

3.4. Tim Peneliti

1. Tim peneliti berjumlah maksimal 3 (tiga) orang, terdiri dari yaitu: 1 (satu) orang

Ketua Pelaksana dan maksimal 2 (dua) orang anggota peneliti.

2. Setiap peneliti harus menandatangani pernyataan: keaslian proposal riset, tidak

ada duplikasi pendanaan, dan kesanggupan melaksanakan dan menyelesaikan

kegiatan. Formulir pernyataan disertakan dalam proposal yang diusulkan.

3. Ketua Pelaksana berpendidikan minimal S1 dan bertanggung jawab terhadap

keseluruhan pelaksanaan riset termasuk administrasi riset dan keuangan.

Anggota peneliti membantu dan bertanggung jawab sesuai tugas yang diberikan

oleh Ketua Pelaksana.

4. Ketua Pelaksana wajib mengikuti kegiatan pendampingan penyusunan protokol riset

sebanyak 1 (satu) kali, serta penyusunan laporan sebanyak 2 (dua) kali.

5. Tim peneliti wajib melampirkan ijin tertulis dari atasan.

3.5. Peneliti Pendamping

Setiap tim peneliti yang telah diterima untuk dibiayai, akan diberikan 1 (satu) orang

Peneliti Pendamping untuk membantu pelaksanaan riset. Peneliti Pendamping

adalah peneliti dari Badan Litbangkes yang ditentukan oleh PHKKPM. Peneliti

Pendamping berperan sebagai anggota peneliti dari Badan Litbangkes yang akan

membantu dan terlibat dalam keseluruhan proses pelaksanaan riset.

3.6. Tenaga Administrasi

Setiap tim peneliti yang telah diterima untuk dibiayai, akan diberikan 1 (satu) orang

Tenaga Administrasi untuk membantu dan mengontrol pertanggungjawaban

administrasi riset dan keuangan. Tenaga administrasi berasal dan akan ditunjuk oleh

PHKKPM.

12

4. PEMBIAYAAN

Pembiayaan RIK berbasis budaya lokal tahun 2015 adalah:

1. Alokasi dana maksimal Rp. 125.000.000,00 (seratus dua puluh lima juta rupiah)

untuk setiap proposal. Proposal yang akan dibiayai sebanyak 20 (dua puluh)

proposal yang memenuhi kriteria seleksi. Rencana Anggaran Belanja riset

disesuaikan dengan kegiatan riset yang sewajarnya dengan mengikuti Satuan

Biaya Umum (SBU) 2015 dari Kementerian Keuangan.

2. Jangka waktu efektif riset maksimal 10 (sepuluh) bulan.

3. Komponen pembiayaan terdiri dari:

a. Belanja honor, dengan total tidak melebihi 5% dari anggaran yang diusulkan.

b. Persiapan lapangan (belanja bahan, perjalanan, belanja non operasional), tidak

melebihi 40% dari anggaran yang diusulkan.

c. Pengumpulan data (belanja bahan, perjalanan, belanja non operasional), tidak

melebihi 45% dari anggaran yang diusulkan.

d. Penyusunan luaran dan laporan (belanja bahan), tidak melebihi 10% dari anggaran

yang diusulkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran Rincian Rencana Anggaran.

Pembiayaan yang TIDAK DIPERBOLEHKAN adalah:

1. Belanja di luar 4 komponen yang telah ditetapkan, misalnya belanja sewa, belanja

jasa untuk pemeriksaan.

2. Belanja honor lebih dari 10 bulan.

3. Belanja pembelian alat.

13

5. JADUAL KEGIATAN

Jadual kegiatan RIK GIKIA, PM, PTM, PHBS tahun 2015:

Kegiatan Waktu

Penyebaran informasi Januari 2015

Batas akhir penerimaan proposal di Sekretariat RIK 21 Pebruari 2015 (cap pos)

Seleksi proposal

Tahap 1 (Tim Teknis) Minggu III dan IV Pebruari 2015

Tahap 2 (Tim Pakar) Minggu I Maret 2015

Perbaikan proposal/pendampingan Maret 2015

Finalisasi protokol riset dan konsinyasi etik April 2015

Pengajuan persetujuan etik penelitian April 2015

Pelaksanaan riset April – Oktober 2015

Supervisi pelaksanaan riset Mei – Oktober 2015

Konsinyasi penyusunan Laporan Akhir, Naskah Publikasi Ilmiah dan Policy Paper

Nopember 2015

Penyerahan laporan dan seluruh luaran Nopember 2015

Diseminasi hasil akhir RIK Desember 2015

Situs RIK www.pusat4.litbang.depkes.go.id akan memuat pengumuman dan berita

yang terkait dalam proses kegiatan RIK ini. Untuk itu setiap peneliti yang mengirimkan

proposal dianjurkan untuk mengunjungi situs tersebut secara teratur dan berkala.

14

6. MONITORING, EVALUASI, PENGHARGAAN DAN SANKSI

Akan dilakukan monitoring dan evaluasi oleh Tim Pakar dan Tim Teknis. Supervisi di

tempat pelaksanaan riset akan diatur tersendiri oleh Tim Teknis. Pada waktu monitoring

dan seminar hasil riset akan dilakukan evaluasi laporan kemajuan riset (teknis dan

administrasi), dan pengisian log book.

Peneliti yang menunjukkan kinerja yang baik dan berprestasi akan diundang dalam

simposium Badan Litbangkes tahun 2015.

Peneliti yang tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati akan dihentikan

pembiayaan riset dan diwajibkan mengganti biaya yang telah dikeluarkan. Ketua

Pelaksana tidak diperkenankan untuk mengajukan RIK berikutnya.

15

7. FORMAT PROPOSAL, ETIK PENELITIAN,

MEKANISME SELEKSI DAN KRITERIA PENILAIAN

7.1. Format Proposal

Isi proposal terdiri dari: judul, daftar isi, ringkasan penelitian, latar belakang, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, pertimbangan ijin penelitian,

pertimbangan etik penelitian, daftar kepustakaan, susunan tim peneliti, jadual

kegiatan penelitian, rincian rencana anggaran. Proposal disusun menggunakan

format sebagaimana terlampir atau diunduh dari situs RIK 2014

www.pusat4.litbang.depkes.go.id.

Proposal diketik dengan tipe huruf Arial 11 pt, spasi 1,5 dan ukuran kertas A4.

Proposal dijilid sebanyak 3 (tiga) rangkap dan dikirim ke alamat:

Sekretariat Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya Lokal 2015 Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Litbangkes Kemenkes RI Jalan Indrapura 17 Surabaya 60176 Telp. 031 3528748; Fax. 031 3528749

Proposal dalam bentuk softcopy dikirim ke alamat email sekretariat:

[email protected].

Proposal softcopy diterima sekretariat selambat-lambatnya hari Sabtu tanggal 21

Pebruari 2015 jam 24.00 WIB. Proposal hardcopy dikirim ke sekretariat 21 Pebruari

2015 (cap pos).

7.2. Etik Penelitian

Protokol yang mengikutsertakan manusia sebagai obyek penelitian perlu

mengajukan persetujuan etik penelitian (Ethical clearance) kepada Komisi Etik (KE)

Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Pengajuan persetujuan etik

penelitian dilakukan melalui sekretariat RIK dengan surat pengantar dari

PHKKPM. Pelaksanaan pengumpulan data diijinkan bila sudah menerima surat

persetujuan etik penelitian dari KE Badan Litbangkes Kemenkes RI.

16

7.3. Mekanisme Seleksi dan Kriteria Seleksi

Setiap proposal akan diseleksi oleh Tim Teknis dan Tim Pakar berdasarkan prinsip

objektivitas dan bersifat kompetitif. Tugas Tim Teknis adalah menyeleksi proposal

pada tahap awal. Tugas Tim Pakar adalah menilai dan menyeleksi proposal, serta

membina peneliti untuk perbaikan proposal, protokol hingga laporan akhir dan

luaran riset. Keputusan Tim Pakar bersifat final dan mengikat.

Tahap proses seleksi untuk proposal RIK adalah:

1. Rapat Tim Teknis merupakan seleksi awal proposal untuk menjaring proposal

yang sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup RIK, memenuhi persyaratan

substansi dan kelayakan biaya.

2. Proposal yang lolos seleksi awal akan dilanjutkan seleksi oleh Tim Pakar. Seleksi

dilakukan berdasarkan kriteria dan bobot yang telah ditentukan. Penilaian dalam

seleksi akan menghasilkan dua kategori proposal: (a) diusulkan untuk dibiayai,

atau (b) tidak dibiayai.

3. Proposal yang diusulkan untuk dibiayai merupakan proposal yang sudah

diperbaiki berdasarkan masukan dari Tim Pakar. Perbaikan proposal disertai

dengan pengantar isi perbaikan (ditulis bagian kalimat yang diperbaiki, halaman,

dan dicetak tebal).

4. Peneliti akan diundang pada seminar proposal untuk memaparkan proposal riset

dan mendapat pembinaan dari Tim Pakar untuk dilanjutkan menjadi protokol

riset.

5. Protokol selanjutnya diserahkan kepada Tim Teknis untuk diproses pengurusan

etik penelitian.

7.4. Kriteria Penilaian

Lingkup seleksi proposal lengkap dilakukan untuk menyeleksi proposal dari aspek

substansi dan aspek kelayakan biaya. Dari aspek substansi, kriteria seleksi adalah:

1. Orisinalitas

2. Kontribusi terhadap program GIKIA (Gizi dan KIA), PM, PTM dan PHBS

Kementerian Kesehatan RI

3. Peluang adopsi (penerimaan) dan keberlanjutan pemakaian oleh pengguna

4. Penulisan dan ketepatan metodologi

17

8. PENUTUP

Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pengajuan proposal dan pelaksanaan RIK

berbasis budaya lokal tahun 2015 bagi semua pihak khususnya yang berminat dalam

penelitian bidang humaniora kesehatan. Calon peserta diharapkan mendapat informasi

yang jelas dari buku panduan sehingga dapat berpartisipasi dalam RIK dan mengajukan

proposal sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.

Seluruh hasil luaran RIK harus diserahkan kepada sekretariat RIK berbasis budaya lokal

tahun 2015 dan seluruhnya menjadi hak milik Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. Publikasi lain bersumber dari data penelitian, Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) termasuk paten yang mungkin dihasilkan dari riset, akan diatur tersendiri.

Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

1. Dra. Ristrini, MKes HP: 081330673252, 081918118502 2. Dr. M. Setyo Pramono, SSi, MSi HP: 081330695133 3. Dra. Herti Maryani, MKes HP: 08123199390 4. Lusi Kristiana, SSi, Apt., MKes HP: 088803117569 5. Weny Lestari, SSos., MSi HP: 08123157097 6. dr. Lulut Kusumawati, Sp.PK HP. 08123020396

18

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa, 2005. “Kesehatan dalam Perspektif Ilmu Sosial Budaya” dalam Masalah Kesehatan dalam Kajian Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta: Kepel Press.

Annis Catur, dkk. 2012. “Penguatan Modal Sosial Buppa Babbu Guru ban Rato dalam

Peningkatan Kualitas Diet Ibu Hamil Etnis Madura di Bangkalan Jawa Timur”. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan FKM Unair Surabaya.

Annis Catur, dkk. 2014. Pengembangan Intervensi Penguatan "Modal Sosial Buppa Bappu ban Ratto" Dalam Peningkatan Kualitas Diet Ibu Hamil Etnis Madura di Daratan Pulau Madura. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan FKM Unair Surabaya Badan Litbangkes RI, 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Litbangkes Kemkes

RI. Badan Litbangkes RI, 2014. Laporan Penelitian Riset Etnografi Budaya Kesehatan Ibu

dan Anak. Badan Litbangkes Kemkes RI. Badan Litbangkes RI, 2012. Laporan Penelitian Riset Etnografi Budaya Kesehatan Ibu

dan Anak. Badan Litbangkes Kemkes RI. Badan Pusat Statistika, 2007. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta:

Badan Pusat Statistika, Macro International, Bappenas. Badan Pusat Statistika, 2010. Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat

Statistika. BPS dan Tim, 2012. “Laporan Pendahuluan Badan Pusat Statistik”. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 2012. Depkes RI, 2008. Modul Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. Depkes RI, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI. Epti, dkk, 2014. Pemanfaatan Budaya Merunggu Pada Ibu Bersalin Suku Serawai Dalam

Promosi Pertolongan Persalinan, IMD dan ASI Ekslusif di Desa Puguk Kabupaten Seluma. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan dan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Ida Ayu, dkk, 2014. Pemberdayaan Sekaa Teruni Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Menyusui di wilayah Puskesmas Klungkung Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

19

Intan, dkk, 2014. Optimalisasi Penerimaan Ulat Sagu (Rhinchophorus Ferruginenus) Dalam Meningkatkan Kualitas Makanan Anak Balita Suku Tolaki Dengan Pendekatan Potensi Budaya Makan Setempat”. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Kendari. Kemenkes RI, 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-1014. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI. Lestari, Ade Febriana., et al, 2012. “Budaya Pijat Bayi Aman (Safe Baby Massage)

Berbasis Keluarga Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Bayi Di Sleman Yogjakarta”. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora, Badan Litbangkes dan Rumah Sakit Akademik UGM.

Lia, dkk, 2014. Efektifitas Seni Budaya Tarling Cirebon Sebagai Media Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil di Kabupaten Cirebom Jawa Barat. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Mariyah, Emiliana, dkk, 2005. “Hambatan Budaya dalam Interakasi Bidan – Ibu Hamil;

Studi Ketaatan untuk Meningkatkan Suplemen dan Status Besi di Puskesmas Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah” dalam Masalah Kesehatan dalam Kajian Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta: Kepel Press.

Murlan, dkk, 2014. Optimasasi Pemanfaatan Sisa Produk Virgin Coconut Oil (Blondo)

pada makanan lokal untuk Perbaikan Gizi Balita di Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan STIK Avicenna Kendari.

Nancy, dkk, 2014. Pemberdayaan Budaya Bakera "Sebagai Upaya Peningkatan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Pusat Humaniora

Badan Litbangkes dan dan Poltekkes Kemenkes Manado.

Nurhandini, dkk, 2014. Budaya Begibung Sebagai Upaya Penurunan Kurang energy Kronis (KEK) pada Kehamilan di Kabupaten Lombok. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan Lombok Tengah NTB.

Ratna, Nyoman Kutha, 2010. Metodologi Penelitian; Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rini, dkk, 2014. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Hamil terhadap

Kesehatan Maternal Melalui Media Kesenian "Dulmuluk" di Kabupaten Ogan Ikir Sumatera Selatan. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan FKM Universitas Sriwijaya Palembang.

Rocco L, Suhrcke M., 2012. Is social capital good for health? A European perspective.

Copenhagen, WHO Regional Office for Europe.

20

Sasmito, dkk, 2012. “Tari Memengan Sebagai Media Penyampai Pesan Posyandu Pada Ibu dan Anak di Banyuwangi Jawa Timur”. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Politeknik Kesehatan Malang.

Sindonews.com, 26 September 2013. Data SDKI 2012, angka kematian ibu melonjak.

http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/25/15/787480/data-sdki-2012-angka-kematian-ibu-melonjak. Diakses 19 Oktober 2013

Syarifah, dkk, 2012. “Syair dalam Tarian Maena Sebagai Wahana Penyampaian Pesan

untuk Meningkatkan Pengetahuan kesehatan Reproduksi Remaja pada Masyarakat Nias Barat”. Laporan Hasil ROI KIA Berbasis Budaya Lokal. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan.

Susilo, dkk, 2014. Keberkelanjutan Pemberian Makanan Tradisional Opa-opak dengan

Pengayaan Ikan Ekor Kuning dan Serbuk Daun Kelor sebagai Alternatif Selingan Untuk Ibu hamil KEK di Kabupaten Lombok Utara, NTB. (Tahap1). Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes NTB.

Wiralis, dkk, 2014. Budaya Makan Tetehe Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Menu

Keluarga pada Suku Bajo Relokasi Pulau Bokori. , Di Konawe. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Yohannes, dkk, 2014. Optimalisasi Budaya Makan Tempe Generasi Dua Untuk Meningkatkan Asupan Gizi Ibu Hamil dan Anak Balita di Kota Malang. Pusat Humaniora Badan Litbangkes dan Poltekkes Kemenkes Malang.

LAMPIRAN 1

LEMBAR PERNYATAAN

Pernyataan Tim Peneliti

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

- menjamin usulan riset ini asli dan belum pernah dilakukan oleh pihak lain

- usulan ini tidak ada duplikasi pendanaan dari sumber dana lainnya

- bersedia untuk melaksanakan dan menyelesaikan riset apabila usulan riset ini disetujui

untuk dibiayai

- bersedia mengikuti seluruh proses kegiatan riset sampai selesai

- menyerahkan data, laporan dan luaran riset ke Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan bila di kemudian hari terbukti tidak

sesuai, maka kami bersedia mengembalikan dana yang telah dipergunakan kepada

pemerintah.

Ketua Pelaksana

Tanda tangan

Tanggal

Peneliti Pertama

Tanda tangan

Tanggal

Peneliti Kedua

Tanda tangan

Tanggal

LAMPIRAN 2

IJIN ATASAN TIM PENELITI

Dengan ini kami memberikan ijin kepada:

Nama :

Jabatan :

Bagian :

Untuk mengikuti Riset Intervensi Kesehatan berbasis budaya lokal tahun 2015 dengan

judul:

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Kami bersedia memberikan waktu dan dukungan yang diperlukan untuk pelaksanaan riset

oleh staf kami tersebut.

Tanggal

Nama Institusi

Tanda tangan dan Cap

Nama Dekan/Direktur/Kepala

LAMPIRAN 3

LEMBAR DATA TIM PENELITI

1. Ketua Pelaksana

Identitas

Nama

Gelar

Tempat tanggal lahir

Jenis Kelamin

Alamat Korespondensi

Alamat Email

Telepon

Institusi Utama

Bagian/Divisi

Telpon dan Fax Kantor

Institusi Lainnya 1.

2.

Kualifikasi Akademik

Tahun Institusi

Gelar

Tahun Institusi

Gelar

Dst

2. Peneliti Pertama

Identitas

Nama

Gelar

Tempat tanggal lahir

Jenis Kelamin

Alamat Korespondensi

Alamat Email

Telepon

Institusi Utama

Bagian/Divisi

FOTO BERWARNA

Uk. 4x6

FOTO BERWARNA

Uk. 4x6

Telpon dan Fax Kantor

Institusi Lainnya 1.

2.

Kualifikasi Akademik

Tahun Institusi

Gelar

Tahun Institusi

Gelar

Dst

3. Peneliti Kedua

Identitas

Nama

Gelar

Tempat tanggal lahir

Jenis Kelamin

Alamat Korespondensi

Alamat Email

Telepon

Institusi Utama

Bagian/Divisi

Telpon dan Fax Kantor

Institusi Lainnya 1.

2.

Kualifikasi Akademik

Tahun Institusi

Gelar

Tahun Institusi

Gelar

Dst

FOTO BERWARNA

Uk. 4x6

LAMPIRAN 4

PUBLIKASI ILMIAH PENELITI

1. Ketua Pelaksana

Berisi publikasi yang relevan, maksimal 2 lembar

2. Peneliti Pertama

Berisi publikasi yang relevan, maksimal 2 lembar

3. Peneliti Kedua

Berisi publikasi yang relevan, maksimal 2 lembar

LAMPIRAN 5

FORMAT PROPOSAL RISET INTERVENSI KESEHATAN

1. Judul

Mencerminkan topik dan tujuan riset. Singkat, jelas, maksimal 20 kata. Bila perlu

menggunakan sub judul.

2. Daftar Isi

3. Ringkasan

Uraian singkat latar belakang, masalah yang akan diteliti, metode, tempat dan waktu

riset serta informasi/data yang akan dihasilkan. Maksimal 1 halaman.

4. Latar Belakang

Justifikasi, rumusan masalah.

5. Tujuan

Terdiri dari tujuan umum dan khusus.

6. Manfaat

Hasil riset dapat dimanfaatkan baik oleh pemangku kebijakan, masyarakat umum,

atau pelaksana program.

7. Metode

Berisi rancangan, lokasi dan waktu, populasi/sampel/informan, cara pengumpulan

data, batasan operasional, pengawasan kualitas data, manajemen dan analisis data.

8. Pertimbangan Ijin

Ijin dari pemerintah terkait (Kemendagri, Pemprov, Pemkot/kab) dan lokasi tempat

riset dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.

9. Pertimbangan Etik

Riset yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek riset harus mendapatkan

persetujuan etik dari Komisi Etik yang diperoleh sebelum pelaksanaan riset. Informed

Consent diperoleh dari subyek setelah mendapatkan penjelasan riset.

10. Daftar Kepustakaan

Metode Harvard.

11. Susunan Tim Peneliti

Disusun dalam bentuk tabel.

No. Nama Peneliti Kedudukan Keahlian Uraian Tugas

1 Ketua Pelaksana

2 Peneliti 1

3 Peneliti 2

12. Jadual Kegiatan

Dalam bentuk tabel seperti contoh berikut:

Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Penyusunan proposal

2 Perbaikan proposal

3 Finalisasi protokol

4 Pengajuan persetujuan etik

5 Pengajuan persetujuan ijin

6 Pelaksanaan riset

7 Penyusunan laporan

8 Diseminasi hasil laporan

9 Pengumpulan laporan

*)Format Jadual Kegiatan hanya contoh, kegiatan dan waktu bisa berbeda sesuai proposal yang disetujui

13. Rincian Rencana Anggaran

Disusun berdasarkan jenis pengeluaran, seperti contoh berikut ini.

RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

Judul Riset: ............................................ Ketua Pelaksana: ........................................... No Komponen Pembiayaan Satuan Biaya Total

1. BELANJA HONOR Maksimal 5 % dari total anggaran Ketua Pelaksana

Peneliti Pertama

Peneliti kedua

2. PERSIAPAN LAPANGAN Maksimal 40 % dari total anggaran Belanja Bahan

ATK dan Fotocopy

Belanja Perjalanan

Belanja barang non operasional (BNO)

Pengurusan ijin etik Pengurusan ijin riset

3. PENGUMPULAN DATA Maksimal 45 % dari total anggaran Belanja Bahan

ATK dan Fotocopy

Belanja Perjalanan

BNO

Bahan kontak responden Pembuatan film kegiatan Pembuatan poster/leaflet/modul intervensi Konsumsi pertemuan

4. PENYUSUNAN LUARAN DAN LAPORAN Maksimal 10 % dari total anggaran Belanja Bahan

Penggandaan Laporan dan output riset

Total Rp. .................. 100%

*)Format RAB hanya contoh, komponen pembiayaan dan besarnya anggaran sesuai dengan kegiatan dalam proposal yang telah disetujui

LAMPIRAN 6

TIM PELAKSANA RISET INTERVENSI KESEHATAN 2015

Pembina : Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Ketua Pelaksana : dr. Tri Juni Angkasawati, MSc

Koordinator RIK : Dra. Ristrini, MKes

Tim Teknis : Dra. Herti Maryani, MKes

Dr. M. Setyo Pramono, SSi, MSi

Lusi Kristiana, SSi, Apt., MKes

Weny Lestari, SSos., MSi

dr. Lulut Kusumawati, Sp.PK

Administrasi : Sri Ngastuti

Dra. Siti Luksitasari

Hendra Tri Widodo, SKom

No Komponen Pembiayaan Satuan Biaya Jumlah (Rp) Total (Rp)

1 Belanja Honor (521213) 6.000.000

Ketua Pelaksana OB 1 or x 6 bulan x 400,000 2.400.000

Peneliti 1 OB 1 or x 6 bulan x 300,000 1.800.000

Peneliti 2 OB 1 or x 6 bulan x 300,000 1.800.000

2 Belanja Bahan (521211) 12.700.000

ATK/ Foto Copy PT 1 PT x 1,000,000 1.000.000

Bahan komputer PT 1 PT x 2.000,000 2.000.000

Konsumsi Rapat OK 4 or x 10 kl x 30,000 1.200.000

Cetak Kuesioner 1 PT l PT x 3.500.000 3.500.000

Modul Pelatihan 1 PT 100 exp x 50,000 5.000.000

3 Belanja Perjalanan (524111)

3.a Persiapan Penelitian 91.250.000

Uang harian peneliti OH 3 or x 4 kl x 430,000 5.160.000

Transport survey pendahuluan OK 3 or x 4 kl x 250,000 3.000.000

Uang harian peneliti litbang OH 1 or x 3 hr x 430,000 1.290.000

Transport peneliti litbang OK 1 or x 1 kali x 1,500,000 1.500.000

Penginapan peneliti litbang OH 1 or x 2 hr x 350.000 700.000

3.b Pengumpulan Data

Pengumpulan data pertama

- Pertemuan Kelas Ibu (3 hari x 8 kelas)

Transport Responden OT 70 or x 3hr x 10,000 2.100.000

Uang harian (Ketua Peneliti) OH 1 or x 12 hr x 430,000 5.160.000

Uang harian (anggota peneliti) OH 2 or x 6 hr x 430,000 5.160.000

Uang harian (Peneliti Litbang) OH 1 or x 7 hr x 430,000 3.010.000

Uang harian fasilitator kelas ibu OH 2 or x 12 hr x 430,000 10.320.000

Transport OT 2 or x 12 hr x 250,000 6.000.000

Transport peneliti litbang OT 2 OT x1. 540,000 1.080.000

Penginapan peneliti litbang OH 1 or x 6 hr x 350,000 2.100.000

Transport kader OK 5or x 1 kl x 8 klsx 30,000 1.200.000

- Pengumpulan data kedua

Transport Responden OH 80 or x 1 hr x 10,000 800.000

Uang harian (peneliti dan fasilitator) OH 5 or x 4 hr x 430,000 8.600.000

Transport OH 5 or x 4 hr x 250,000 5.000.000

3.c Pengumpulan data ketiga

Uang harian (peneliti dan fasilitator) OH 8 or x 5 hr x 430,000 17.200.000

Uang harian (Peneliti Litbang) OH 1 or x 6 hr x 430,000 2.580.000

Uang harian undangan OH 3 or x 1 kl x 430,000 1.290.000

Transport OH 5 hr x 250,000 1.250.000

Transport peneliti litbang OT 2 OT x 1.500,000 3.000.000

Penginapan peneliti litbang OH 1 or x 5 hr x 350,000 1.750.000

Transport Kepala Puskesmas OT 1 or x 10kl x 100,000 1.000.000

Transport Bidan Koordinator OT 1 or x 10 kl x 100,000 1.000.000

4 Belanja Non Operasional lainnya (521219) 15.050.000

Pesiapan

Etical Clearence PT 1 PT x 500,000 500.000

FGD OH 10 org x 50,000 500.000

Bahan kontak Rsponden Bumil OK 20 or x 50,000 1.000.000

Konsumsi responden ibu balita OK 3 kl x 80 or x 20,000 4.800.000

Pengolahan Data 1 PT 1 Lit x 1 kl x 1.000.000 1.000.000

Penggandaan CD 1 PK 1 Lit x 50 buah x 15.000 750.000

Penggandaan Laporan 1 PK 1 Lit x 50 eks x 50.000 2.500.000

Dokumentasi / Film Vidio PT 1 PT x 4.000.000 4.000.000

125.000.000

Ketua Pelaksana

( )

NIP.

RENCANA ANGGARAN BIAYARISET INTERVENSI KESEHATAN (RIK) TAHUN 2015

JUDUL PENELITIAN .....................................................................................................................................................................

Kota Asal, Januari 2014