cairan tubuh

21
ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH Disusun oleh : Rafida Mardhatila Ramadhika Wibiatuti D4 Gizi (A) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II TAHUN AJARAN 2013/2014

Upload: rafidamardhatila

Post on 18-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: CAIRAN TUBUH

ANATOMI FISIOLOGI

CAIRAN TUBUH

Disusun oleh :

Rafida Mardhatila

Ramadhika Wibiatuti

D4 Gizi (A)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: CAIRAN TUBUH

CAIRAN TUBUH

CAIRAN TUBUH merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia,

terdiri dari air dan zat yang terlarut seperti elektrolit. Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh

adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh. Cairan tubuh merupakan bagian utama

tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body

mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air.

Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%.

Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular. Kandungan air tubuh relatif

berbeda antar manusia, bergantung pada proposi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang

mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih

banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan

kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sedangkan orang yang lebih gemuk

mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel

lemak mengandung sedikit air.

Berikut adalah distribusi cairan tubuh.

dewasa 60%

anak-anak 60 – 77%

infant 77%

embrio 97%

manula 40 – 50 %

Page 3: CAIRAN TUBUH

Air penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kadarnya harus tetap dijaga. Berikut kadar air yang

diperlukan pada masing-masing organ tubuh.

Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: cairan intra seluler dan cairan ekstra seluler.

Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan

akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam

kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.

60 % berat badan tubuh adalah :

a) Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan

b) Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan

Kompartemen cairan ekstrasel lebih jelas dibagi menjadi ruang:

Intra vascular (cairan dalam pembuluh darah), mengandung plasma. Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein dan berbagai jenis garam.

Ruang interstitial, mengandung cairan yang mengelilingi sel dan jenisnya 8 pada orang

dewasa. Contohnya limfe.

Ruang muskuler, merupakan bagian terkecil dari cairan ekstra seluler dan mengandung kurang

lebih 1 liter cairan setiap waktu.

Page 4: CAIRAN TUBUH

Fungsi

Pelarut dan alat angkut. Cairan tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam

amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan

hormon-hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Disamping air

sebagai pelarut, air juga berfungsi sebagai pengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbondioksida

dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal.

Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk di

dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi

bentuk-bentuk lebih sederhana.

Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.

Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal

ini air berperan sebagi zat pembangun.

Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam

mendistribusikan panas di dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi

diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37o C. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya

enzim-enzim di dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera

disalurkan ke luar. Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari

permukaan tubuh (keringat).

Semakin besar tubuh, semakin besar kehilangan panas melalui kulit. Lemak dibawah kulit

berperan sebagai bahan isolasi yang mengurangi kecepatan panas hilang dari tubuh. Ini menguntungkan

tubuh pada suhu dingin dan merugikan tubuh pada suhu panas.

Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban

melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan pada ibu hamil.

Page 5: CAIRAN TUBUH

Keseimbangan Air

Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh.

Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada di

dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara

berlebihan) dan intoksikasi air ( kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang

diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Air yang keluar dari tubuh

dikeluarkan sebagai urin, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru.

Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama dalam upaya untuk

mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Hilangnya cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang

tidak mempengaruhi keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES)

disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga.

Efek dari perpindahan cairan ruang ketiga yaitu ditandai dengan pening, peningkatan frekuensi jantung,

penurunan tekanan darah, penurunan tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan

ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan. Pergerakan cairan yang normal melalui dinding

kapiler ke dalam jaringan tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh

cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena.

Tabel Keseimbangan Air

Masukan Air Jumlah (ml) Ekskresi/Keluaran Air Jumlah (ml)

Cairan 550-1500 Ginjal 500-1400

Makanan 700-1000 Kulit 450-900

Air metabolik 200-300 Paru-paru 350

Feses 150

1450-2800 1450-2800

Dari tabel keseimbangan air dapat dilihat bahwa volume yang diperoleh melalui minuman hampir sama

dengan volume urine, dan bahwa jumlahnya hanya merupakan separuh dari jumlah masukan dan

keluaran air secara keseluruhan.

Page 6: CAIRAN TUBUH

Proses Perpindahan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses, yaitu :

1. Difusi

Difusi merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit

didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran

molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.

2. Osmosis

Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran

semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi

yang sifatnya menarik.

3. Transpor aktif

Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk

mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan

ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan

intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

Fase I :

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen

diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

Fase II :

 Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.

Fase III :

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam

sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel

mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.

Page 7: CAIRAN TUBUH

Pengaturan Keseimbangan Cairan

Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:

Ginjal

Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:

Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh. Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan. Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen. Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.

Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.

Jantung dan pembuluh darah

Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.

Paru-paru

Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air: ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air.

Kelenjar pituitari

Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.

Kelenjar adrenal

Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.

Kelenjar paratiroid

Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.

Page 8: CAIRAN TUBUH

Pengaturan Pengeluaran Air

Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang. Hal ini terjadi melalui perubahan yang

dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan

suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan di dalam darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan

ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering dan timbul keinginan untuk minum.

Namun bila hipotalamus sadar bahwa konsentrasi darah terlalu tinggi, maka akan timbul rangsangan

untuk minum. Pengaturan minum dilakukan pula oleh saraf lambung.

Ginjal Otak

Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam

di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari dan mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH). ADH

dikeluarkan jika konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi atau bila volume darah atau tekanan darah

terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan mengedarkannya

kembali ke dalam tubuh. Jadi, semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit ADH yang di

keluarkan.

Page 9: CAIRAN TUBUH

Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel

ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan

angiotensinogen ke dalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter

pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Di samping itu angiotensin mengatur pengeluaran

hormon aldosterone dari kelenjar adrenalin. Aldosterone akan mempengaruhi ginjal untuk menahan

natrium dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan dari

tubuh. Mekanisme ini tidak berjalan bila seseorang tidak minum air dalam jumlah cukup. Tubuh paling

kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari melalui urin, yaitu jumlah minimal yang diperlukan untuk

mengeluarkan bahan sisa sehari sebagai akibat aktivitas metabolisme di dalam tubuh. Di luar jumlah ini,

pengeluaran air disesuaikan dengan pemasukan air. Bila seseorang minum air dalam jumlah lebih

banyak, urin akan lebih encer. Di samping melalui urin, tubuh kehilangan air melalui paru-paru sebagai

uap, melalui kulit sebagai keringat dan sedikit melalui feses.

Elektrolit Tubuh

Bila garam larut dalam air, misalnya garam NaCl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk ion-ion

bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion.

Ion mengandung muatan listrik yang dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan

garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada

keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation

Tabel Keberadaan Elektrolit tubuh

Elektrolit Konsentrasi di luar sel (meq/l) Konsentrasi di dalam sel (meq/l)

Kation

Natrium (Na+) 142 10

Kalium (K+) 5 150

Kalsium (Ca++) 5 2

Magnesium (Mg++) 3 40

= 155 = 202

Anion

Page 10: CAIRAN TUBUH

Klorida (Cl)- 103 2

Bikarbonas (HCO3-) 27 10

Fosfat (HPO4-) 2 103

Sulfat (SO4-) 1 20

Asam Organik (laktat,

piruvat)

6 10

Protein 16 57

= 153 = 202

a. Natrium / Sodium

Fungsi dasar dari natrium adalah mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran,

mengatur tekanan osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler,

berperan dalam hantaran inpuls sarap, memelihara iritabilitas neuromuskuler.

Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan tubuh.

Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur

oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh kosteks suprarenal dan berfungsi

mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh ADH.

Eksresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui feses, keringat, urine, dan

air mata.

b. Kalium / Potasium

Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur

keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion

natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan

kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga

langkah, yaitu:

1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan

produksi aldosteron.

2. Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui gijal.

3. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.

Page 11: CAIRAN TUBUH

Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernapasan. Partikel penting dalam kalium berfungsi

menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru. Dan jaringan usus pencernaan.

Ekskresi kalium dilakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat.

c. Kalsium

Fungsi dasar dari kalsium adalah mendukung kekuatan dan penyusun tulang dan gigi,

membentuk ketebalan dan kekuatan membran sel, membantu transmisi impuls sarap, menurunkan

eksitabilitas neuromuskuler, bahan pentung pembekuan darah, membantu absorbsi dan penggunaan vit

B12, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon. Kalsium diekskresi melalui urine dan keringat.

Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid dalam reabsobsi tulang. Jika

kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratirod akan merangsang pembentukkan hormon paratiroid

yang langsung menigkatkan jumlah kalsium dalam darah.

d. Magnesium

Fungsi dasar magnesium adalah mengaktifkan sistem enzim, sebagian besar bersama dengan

metabolisme vitamin B dan penggunaan K, Ca dan protein. Membantu regulasi kadar serum kalsium,

pospor dan kalsium. Membantu aktivitas neuromuskuler.

Sumber Air

Di samping sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung

air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam dan ikan

sampai 70-80%. Air juga dihasilkan di dalam tubuh sebagai hasil metabolisme energi.

Daya Tarik Elektrolit terhadap Air

Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih

elektrolit untuk ditempatkan di luar (terutama natrium dan klorida) dan di dalam sel (terutama kalium,

magnesium, fosfat dan sulfat). Molekul air karena bersifat polar maka dapat menarik elektrolit.

Walaupun molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negative sedangkan sisi

hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif

maupun ion negatif menarik molekul air di sekitarnya.

Page 12: CAIRAN TUBUH

Air mengikuti Elektrolit

Air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang berkonsentrasi lebih tinggi. Hal ini dilakukan melalui

membran semi permeabel yaitu yang bersifat permeabel untuk air tetapi tidak permeabel untuk

elektrolit. Kekuatan yang mendorong air untuk bergerak ini dinamakan tekanan osmosis.

Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit oleh Protein

Membran sel mengandung alat transport berupa protein yang mengatur penyebrangan ion positif dan

bahan lain melalui membrane sel tersebut. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir

kea rah cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transpor ini adalah pompa

natrium-kalium, suatu enzim yang memompa natrium ke luar lebih cepat daripada proses difusi biasa.

Pada waktu yang sama, kalium akan dipompa ke dalam sel. Pompa ini secara aktif mempertukarkan

natrium dengan kalium melalui membrane sel, dengan demikian mempertahankan tingkat konsentrasi

masing-masing elektrolit. Pompa ini menggunakan ATP sebagai sumber energi dan enzim natrium-

kalium ATP-ase guna melepas energi dari ATP.

Pemeliharaan Keseimbangan Cairan Tubuh dan Elektrolit

Jumlah berbagai jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan konstan. Bila terjadi

kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber di luar tubuh, yaitu dari makanan dan

minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua mineral berada

dalam batas-batas normal. Pengaturan ini terutama dilakukan oleh saluran cerna dan ginjal.

Bagian atas saluran cerna, yaitu lambung dan usus halus, secara terus menerus memperoleh mineral

melalui getah pencernaan dan cairan empedu. Mineral ini kemudian diserap kembali di bagian bawah

saluran cerna, yaitu di bagian kolon/usus besar. Melalui mekanisme ini sebanyak 8 liter cairan

mengalami daur ulang yang cukup berarti untuk pemeliharaan keseimbangan elektrolit.

Pengaturan keseimbangan air oleh ginjal dipengaruhi oleh hormon ADH. Hormon ADH menentukan

jumlah air yang dikeluarkan ginjal dan jumlah yang diserap kembali. Untuk mengatur keseimbangan

elektrolit, ginjal memanfaatkan kelenjar adrenal melalui hormon aldosteron. Bila kadar natrium tubuh

menjadi rendah, aldosterone meningkatkan reabsorpsi natrium dari tubula ginjal. Bila terjadi reabsorpsi

natrium, kalium akan dikeluarkan dari tubuh sesuai dengan aturan bahwa jumlah ion positif di dalam

Page 13: CAIRAN TUBUH

tubuh harus tetap sama. Kemampuan ginjal mengatur kandungan natrium tubuh luar biasa. Makanan

biasanya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Natrium mudah

diabsorpsi oleh saluran cerna ke dalam darah. Ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium ini dan

menjaga konsentrasinya dalam darah pada tingkat normal.

Rasa haus juga membantu kadar natrium di dalam darah. Bila kadar natrium tinggi, reseptor di dalam

otak merangsang seseorang untuk minum hingga tercapai rasio normal natrium terhadap air. Kemudian

ginjal akan mengeluarkan kelebihan air dan kelebihan natrium secara bersamaan.

Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

1. Usia

Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usiaberpengaruh terhadap

proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa

pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya,

jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang

dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang

tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan

dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia,

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal

2. Aktivitas

Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit.

Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan

penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga

meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami

peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

Page 14: CAIRAN TUBUH

3. Iklim

Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan

mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan

yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu

bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di

lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering

mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di

lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui

keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700

ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan

panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.

4. Diet

Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan maknan

tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah

simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.

5. Stress

Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh

mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.

Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan

peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.

6. Penyakit

Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau

jaringan yang rusak (mis.Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat

mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal.

Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akanmelakukan

penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan

(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan

dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam

Page 15: CAIRAN TUBUH

dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih

banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan

kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya

peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami

kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi

gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/

24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).

DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN AIR

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air akan berdampak pada kesehatan yaitu gangguan

mood (sekitar 1%), menurunkan kemapuan fisik (2%), psikomotor dan pada wanita mengalami

kelelahan. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi dalam tubuh, karena

kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi tubuh.

Apabila tubuh kekurangan air akan berakibat hipovalemia dan dehidrasi. Hipovalemia adalah kondisi

terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel, keadaan ini terjadi bila keluaran airnya adalah cairan yang

isotonik (air dan natrium keluar dalam jumlah yang sebanding sehingga osmolalitas plasma tidak

berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasanya terjadi pada perdarahan dan diare.

Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila keluaran airnya yaitu cairan yang hipotonik

(volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang keluar), biasanya terjadi pada pasien

diabetes insipidus(keluaran air tanpa natrium melalui ginjal)dan pada usia lanjut yang kurang minum

atau lupa minum (keluaran air tanpa natrium melalui penguapan kulit dan saluran nafas)

Selain kekurangan air kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan karena ada penyakit tertentu

yang harus ada pembatasan cairan dalam tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik (PGK), gagal jantung,

dan kadar albumin dalam serum rendah. Pada usia lanjut tidak di anjurkan meminum banyak air dalam

tubuhnya karena akan menimbulkan hiponatremia yang dapat menurunkan kesadaran, kejang-kejang,

dan bahkan kematian.