cahaya ramadhan 1432 h

4
JAKARTA — Seperti halnya negara Islam lain, Indonesia juga mampu mencetak Alquran sendiri. Hal itulah salah satu alasan bagi Asosiasi Penerbit Mushaf Alquran Indonesia (APMI) untuk meng- adakan Festival Alquran Indone- sia yang pertama. Sebelum tahun 2000, Alquran yang beredar di Indonesia adalah buatan Bombay yang dicetak di atas kertas koran. Tulisan Bombay berbentuk bulat dan pendek- pendek, sedangkan kertas koran kualitasnya rendah sehingga mu- dah robek dan tidak tahan lama. Hal ini memotivasi sebuah penerbit untuk pertama kali mencetak Alquran. “Pustaka Mantik akhir- nya menerbitkan Alquran yang ditulis sendiri dan ditashihkan Kementerian Agama,” ujar Ketua Umum APMI, Ali Mahdami, ke- pada Republika, Sabtu (23/7). Pada 1990-an, Indonesia hanya memiliki empat penerbit yang menerbitkan Alquran. Itu pun, ujar Ali, tidak menuliskan sendiri Al- qurannya. Umumnya mereka hanya mengambil untuk mencetak. Akan tetapi, setelah Indonesia mampu membuat Alquran sendiri dengan tulisan yang lebih baik dan lebih kaya akan warna, lahirlah penerbit-penerbit yang mencetak Alquran. Sampai saat ini sudah ter- dapat lebih dari 100 penerbit mu- shaf Alquran di Indonesia. Sesuai aturan pemerintah, pe- nerbit-penerbit itu pun tidak sem- barangan menerbitkan Alquran. Setiap Alquran yang mereka cetak harus melalui pemeriksaan Laznah Pentashih Alquran agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan. Pemeriksaan itu memakan waktu sekitar satu hingga 1,5 tahun yang dilakukan oleh para hafiz Alquran yang dipercaya. Penyalinan Alquran sendiri itu pun, menurut Ali, bertujuan untuk menyempurnakan Alquran yang sebelumnya telah beredar di Indonesia. Hal yang disempur- nakan tentu bukan untuk menam- bah atau mengurangi isi Alquran. Ali mencontohkan, di dalam Alquran versi Arab, huruf ‘ya’ mati tidak dituliskan kedua titik di bawah dan sukunnya. Untuk orang Arab, kata dia, mereka sudah mengerti kalau itu huruf mati, sementara tidak semua orang Indonesia memahami hal tersebut. Agar memudahkan, huruf ‘ya’ tersebut diberi kelengkapannya. Sebetulnya kemampuan orang Indonesia untuk menyalin Alquran sudah ada sejak 1625 silam. Pada tahun tersebut, Abdul as Sufi ad Din menulis salinan Alquran di atas kertas kulit kayu dengan ukuran 25 x 17 x 6,5 cm. Alquran itu memiliki 769 halaman. Indone- sia juga memiliki Alquran raksasa yang ditulis oleh dua santri Pe- santren al Asy’ariyah, Abdul Malik dan Hayafuddin Wonosobo. Sementara itu, untuk Alquran cetak, pertama kali dicetak pada 21 Agustus 1848 oleh Ibrahim bin Husin dari Singapura. Alquran tersebut dicetak di percetakan milik Muhammad Azhari bin Kemas H. Abdullah dengan ukuran 30 x 20 x 3 cm. Alquran ini dicetak di atas kertas putih tanpa cap kertas setebal 607 halaman. Setiap juz di Alquran itu terdiri dari 20 halaman dan pembatas ayatnya dibiarkan tanpa nomor. Hal itu menurut Ali, seharusnya dibanggakan oleh masyarakat In- donesia. Apalagi dengan teknologi yang ada saat ini, Alquran mampu dibuat sedemikian menarik dengan warna dan tulisan yang indah. Mengagumkan Pada festival ini, masyarakat dapat melihat berbagai karya penulis-penulis Alquran dalam berbagai ukuran. Panitia mema- merkan Alquran dari terkecil hing- ga yang terbesar. Ada yang ditulis sendiri oleh hafiz Alquran, atau dikerjakan dalam tim. Ada pula dipamerkan Surat Yasin yang di- ukir di kayu seluas kira-kira 2 x 3 meter. Selain pameran mushaf Al- quran, festival ini juga menyajikan acara bedah buku Islam dan dis- kusi keislaman. Tak ketinggalan pula acara lomba untuk anak-anak, seperti lomba hafalan Alquran. Mahfud, salah seorang pengun- jung yang ditemui Republika, mengaku senang akan festival ini. Mahfud mengaku tergugah dengan cetakan dan salinan Alquran yang dipamerkan. “Subhanallah, se- nang sekali dapat melihat hasil kar - ya para penyalin Alquran Indo- nesia,” kata Mahfud yang datang ke Gedung Bayt Alquran, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), bersama keluarganya langsung dari Cirebon. Mahfud yang mengelola sekolah tahfiz Alquran itu mengaku sering mengunjungi pameran serupa. Kebetulan pula, cucunya, Zaida Aufa (7 tahun), mengikuti lomba tahfiz di festival tersebut. Ratna, seorang pengunjung lain, juga mengaku kagum dengan pameran tersebut. Ia berpendapat, seharusnya anak-anak muda Islam berkunjung ke festival itu. Ratna menilai, kebanyakan anak muda saat ini jarang membaca Alquran. Mungkin, dengan datang dan melihat, mereka bisa tergerak untuk membiasakan diri membaca Alquran. “Orang zaman dulu saja bahkan tergerak menuliskan Al- quran sampai sebesar ini,” ujar pe- rempuan berambut ikal itu sambil menunjuk Mushaf Wonosobo yang ukurannya mencapai 2 x 3 meter. Festival yang berlangsung dari 22 hingga 30 Juli itu memang bermaksud menggugah masyarakat Indonesia untuk lebih mendekat- kan diri kepada Sang Khalik dengan memahami pedoman yang Dia berikan. Menurut Direktur Wakala Induk Nusantara, Zaim Saidi, saat ini tak jarang orang yang hafal Alquran pun hanya sampai tenggorokan. “Mereka tidak memahami setiap ayat yang dibaca, bahkan tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Zaim dalam diskusi buku Tidak Syar’inya Bank Syariah, Sabtu (23/7) lalu. Ali berharap acara itu dapat menjadi acara tahunan yang bisa saja diadakan di tempat lain. Bahkan, Ali bercita-cita untuk menggelar festival internasional Alquran mengingat Indonesia meru- pakan negara dengan masyarakat beragama Islam terbanyak di dunia. ed: darmawan sepriyossa Festival Alquran Indonesia Oleh Friska Yolanda Bukti tertulis, orang Indonesia sudah menyalin Alquran sejak 1625. REPUBLIKA SENIN 25 JULI 2011 25 B agi Hidayat Solichin, bergiat dalam produksi Alquran tidak semata urusan membuat dapurnya tetap nge- bul. Sekretaris Asosiasi Penerbit Qur’an Indonesia (APQI) itu merasa urusan itu lebih merupakan masalah cinta dan kehendak untuk memperluas dakwah. “Alquran adalah buku yang tidak punya tanggal kedaluwarsa. Tidak ada istilah musiman bagi Alquran,” kata Hidayat. Ia mungkin orang yang paling ngotot untuk membatasi dengan tegas beda antara Alquran dan buku ‘biasa’. “Walaupun sama-sama buku, tapi keduanya berbeda. Buku produk manusia, sedangkan Alquran adalah produk Ilahi. Ini harus jelas dibedakan,” kata dia. Dengan keyakinan itulah, manakala APQI untuk pertama kalinya menggelar festival Alquran, yang akan berakhir 30 Juli mendatang di Bayt Alquran, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Hidayat merasa perlu menyamakan persepsi di antara penerbit yang ikut dalam pameran. “Benar, untuk menerbitkan Alquran diperlukan kertas, tinta, pekerja, dan modal. Namun, penerbit tidak bisa semata memandang un- tung dan rugi,” kata dia. Menurut Hidayat, bagaimanapun Alquran adalah kalam Ilahi, bukan semata produk manusia. “Karena itu, diper- lukan perlakuan lebih. Bagi kami, visi dan misi untuk berdakwah lebih kental dibandingkan sekadar berdagang.” Dengan alasan itu, dalam sirkulasi dan perdagangannya, idealnya Hidayat merujuk pada konsep apotek dan rumah sakit pada 1970-an. “Pada masa itu, yang namanya apotek dan rumah sakit tidak terpisahkan. Sama dengan Alquran dan masjid,” kata dia. Artinya, Hidayat lebih cenderung sebaiknya Alquran hanya diperdagangkan di lingkungan masjid. “Yang butuh Alquran biasanya orang yang suka ke masjid. Dengan menaruh Alquran di masjid, otomatis menarik orang ke masjid,” kata dia, berhipotesis. Hidayat membantah hal itu akan mempersempit pasar. Menurut dia, pangsa pasar Alquran masih sangat besar. Data APQI menunjukkan, kebutuhan akan Alquran tercatat 35 juta kopi per tahun. Sementara, dalam pembuatannya sendiri Al- quran mengalami lebih banyak koreksi dibanding buku biasa. Direktur Pustaka Darush Sunnah, Rifki, mengatakan, pi- haknya mengoreksi produksi Alquran sedikitnya enam kali sebelum dilempar ke pasaran. “Kami tidak menoleransi ke- salahan sekecil apa pun,” kata Rifki. c11 ed: darmawan sepriyossa Serba-serbi Mutiara Hadis 1432 H Dari Abu Hurairah RA: Rasulullah SAW bersabda: “Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu.” (HR Abu Hurairah, No 1307) Buku yang tak Pernah Basi Mendekatkan Alquran kepada Umat SAMBUT RAMADHAN Sejumlah anak membawa obor menyambut bulan suci Ramadhan di Desa Bisati, Keca- matan VII Koto Sungai Sariak, Kab Padang- pariaman, Sumbar, pekan lalu. ALQURAN KUNO Pengunjung antusias bertanya kepada penjaga stan tentang Alquran kuno yang dipamerkan. Masyarakat Indonesia sudah menuliskan Alquran sejak abad ke-17. HIZBUT-TAHRIR.OR.ID IGGOY EL FITRA/ANTARA DOK APMI

Upload: asmat

Post on 15-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Republika, Senin, 25 Juli 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Cahaya Ramadhan 1432 H

JAKARTA — Seperti halnyanegara Islam lain, Indonesia jugamampu mencetak Alquran sendiri.Hal itulah salah satu alasan bagiAsosiasi Penerbit Mushaf AlquranIndonesia (APMI) untuk meng -adakan Festival Alquran Indone -sia yang pertama.

Sebelum tahun 2000, Alquranyang beredar di Indonesia adalahbuatan Bombay yang dicetak diatas kertas koran. Tulisan Bombayberbentuk bulat dan pendek-pendek, sedangkan kertas korankualitasnya rendah sehingga mu -dah robek dan tidak tahan lama.Hal ini memotivasi sebuah penerbituntuk pertama kali mencetakAlquran. “Pustaka Mantik akhir -nya menerbitkan Alquran yangditulis sendiri dan ditashihkanKementerian Agama,” ujar KetuaUmum APMI, Ali Mahdami, ke -pada Republika, Sabtu (23/7).

Pada 1990-an, Indonesia hanyamemiliki empat penerbit yangmenerbitkan Alquran. Itu pun, ujarAli, tidak menuliskan sendiri Al -qurannya. Umumnya merekahanya mengambil untuk mencetak.Akan tetapi, setelah Indonesiamampu membuat Alquran sendiridengan tulisan yang lebih baik danlebih kaya akan warna, lahirlah

penerbit-penerbit yang mencetakAlquran. Sampai saat ini sudah ter-dapat lebih dari 100 penerbit mu -shaf Alquran di Indonesia.

Sesuai aturan pemerintah, pe -ner bit-penerbit itu pun tidak sem-barangan menerbitkan Alquran.Setiap Alquran yang mereka cetakharus melalui pemeriksaan LaznahPentashih Alquran agar tidakterjadi kesalahan dalam penulisan.Pemeriksaan itu memakan waktusekitar satu hingga 1,5 tahun yangdilakukan oleh para hafiz Alquranyang dipercaya.

Penyalinan Alquran sendiri itupun, menurut Ali, bertujuan untukmenyempurnakan Alquran yangsebelumnya telah beredar diIndonesia. Hal yang disempur-nakan tentu bukan untuk menam-bah atau mengurangi isi Alquran.

Ali mencontohkan, di dalamAlquran versi Arab, huruf ‘ya’ matitidak dituliskan kedua titik dibawah dan sukunnya. Un tuk orangArab, kata dia, mereka sudahmengerti kalau itu huruf mati,sementara tidak semua orangIndonesia memahami hal tersebut.Agar memudahkan, huruf ‘ya’tersebut diberi kelengkapannya.

Sebetulnya kemampuan orangIndonesia untuk menyalin Alquran

sudah ada sejak 1625 silam. Padatahun tersebut, Abdul as Sufi adDin menulis salinan Alquran diatas kertas kulit kayu denganukuran 25 x 17 x 6,5 cm. Alquranitu memiliki 769 halaman. Indone -sia juga memiliki Alquran raksasayang ditulis oleh dua santri Pe -santren al Asy’ariyah, Abdul Malikdan Hayafuddin Wonosobo.

Sementara itu, untuk Alqurancetak, pertama kali dicetak pada 21Agustus 1848 oleh Ibrahim binHusin dari Singapura. Alqurantersebut dicetak di percetakanmilik Muhammad Azhari binKemas H. Abdullah dengan ukuran30 x 20 x 3 cm. Alquran ini dicetakdi atas kertas putih tanpa capkertas setebal 607 halaman. Setiapjuz di Alquran itu terdiri dari 20halaman dan pembatas ayatnyadibiarkan tanpa nomor.

Hal itu menurut Ali, seharusnyadibanggakan oleh masyarakat In -donesia. Apalagi dengan teknologiyang ada saat ini, Alquran mampudibuat sedemikian menarik denganwarna dan tulisan yang indah.

Mengagumkan Pada festival ini, masyarakat

dapat melihat berbagai karyapenulis-penulis Alquran dalamberbagai ukuran. Panitia mema -mer kan Alquran dari terkecil hing -ga yang terbesar. Ada yang ditulissendiri oleh hafiz Alquran, ataudikerjakan dalam tim. Ada puladipamerkan Surat Yasin yang di -ukir di kayu seluas kira-kira 2 x 3meter.

Selain pameran mushaf Al -quran, festival ini juga menyajikanacara bedah buku Islam dan dis -kusi keislaman. Tak ketinggalanpula acara lomba untuk anak-anak,seperti lomba hafalan Alquran.

Mahfud, salah seorang pengun-jung yang ditemui Republika,mengaku senang akan festival ini.Mahfud mengaku tergugah dengancetakan dan salinan Alquran yangdipamerkan. “Subhanallah, se -nang sekali dapat melihat hasil kar -ya para penyalin Alquran Indo -nesia,” kata Mahfud yang datang keGedung Bayt Alquran, Taman MiniIndonesia Indah (TMII), bersamakeluarganya langsung dari Cirebon.

Mahfud yang mengelola sekolahtahfiz Alquran itu me ngaku seringmengunjungi pame ran serupa.Kebetulan pula, cucu nya, ZaidaAufa (7 tahun), meng ikuti lombatahfiz di festival tersebut.

Ratna, seorang pengunjung lain,juga mengaku kagum denganpameran tersebut. Ia berpendapat,seharusnya anak-anak muda Islamberkunjung ke festival itu. Ratnamenilai, kebanyakan anak mudasaat ini jarang membaca Alquran.

Mungkin, dengan datang danmeli hat, mereka bisa tergerakuntuk membiasakan diri membacaAl quran. “Orang zaman dulu sajabah kan tergerak menuliskan Al -quran sampai sebesar ini,” ujar pe -rempuan berambut ikal itu sambilmenunjuk Mushaf Wonosobo yangukurannya mencapai 2 x 3 meter.

Festival yang berlangsung dari22 hingga 30 Juli itu memangbermaksud menggugah masyarakatIndonesia untuk lebih mende kat -kan diri kepada Sang Khalikdengan memahami pedoman yangDia berikan. Menurut DirekturWakala Induk Nusantara, ZaimSaidi, saat ini tak jarang orangyang hafal Alquran pun hanyasampai tenggorokan.

“Mereka tidak memahami setiapayat yang dibaca, bahkan tidakmenerapkannya dalam kehidupansehari-hari,” ujar Zaim dalamdiskusi buku Tidak Syar’inya BankSyariah, Sabtu (23/7) lalu.

Ali berharap acara itu dapatmenjadi acara ta hunan yang bisasaja diadakan di tempat lain.Bahkan, Ali bercita-cita untukmenggelar festival internasionalAlquran mengingat Indo nesia meru-pakan negara dengan masya rakatberagama Islam terbanyak di dunia.

■ ed: darmawan sepriyossa

Festival Alquran Indonesia

Oleh Friska Yolanda

Bukti tertulis, orang Indonesia sudahmenyalin Alquran sejak 1625.

REPUBLIKASENIN

25 JULI 2011

25

Bagi Hidayat Solichin, bergiat dalam produksi Alqurantidak semata urusan membuat dapurnya tetap nge-bul. Sekretaris Asosiasi Penerbit Qur’an Indonesia

(APQI) itu merasa urusan itu lebih merupakan masalahcinta dan kehendak untuk memperluas dakwah. “Alquranadalah buku yang tidak punya tanggal kedaluwarsa. Tidakada istilah musiman bagi Alquran,” kata Hidayat.

Ia mungkin orang yang paling ngotot untuk membatasidengan tegas beda antara Alquran dan buku ‘biasa’.“Walaupun sama-sama buku, tapi keduanya berbeda. Bukuproduk manusia, sedangkan Alquran adalah produk Ilahi. Iniharus jelas dibedakan,” kata dia.

Dengan keyakinan itulah, manakala APQI untuk pertamakalinya menggelar festival Alquran, yang akan berakhir 30Juli mendatang di Bayt Alquran, Taman Mini IndonesiaIndah, Jakarta, Hidayat merasa perlu menyamakan persepsidi antara penerbit yang ikut dalam pameran. “Benar, untukmenerbitkan Alquran diperlukan kertas, tinta, pekerja, danmodal. Namun, penerbit tidak bisa semata memandang un-tung dan rugi,” kata dia.

Menurut Hidayat, bagaimanapun Alquran adalah kalamIlahi, bukan semata produk manusia. “Karena itu, diper-lukan perlakuan lebih. Bagi kami, visi dan misi untukberdakwah lebih kental dibandingkan sekadar berdagang.”

Dengan alasan itu, dalam sirkulasi dan perdagangannya,idealnya Hidayat merujuk pada konsep apotek dan rumahsakit pada 1970-an. “Pada masa itu, yang namanya apotekdan rumah sakit tidak terpisahkan. Sama dengan Alquran danmasjid,” kata dia. Artinya, Hidayat lebih cenderung sebaiknyaAlquran hanya diperdagangkan di lingkungan masjid.

“Yang butuh Alquran biasanya orang yang suka kemasjid. Dengan menaruh Alquran di masjid, otomatismenarik orang ke masjid,” kata dia, berhipotesis.

Hidayat membantah hal itu akan mempersempit pasar.Menurut dia, pangsa pasar Alquran masih sangat besar. DataAPQI menunjukkan, kebutuhan akan Alquran tercatat 35 jutakopi per tahun. Sementara, dalam pembuatannya sendiri Al -quran mengalami lebih banyak koreksi dibanding buku biasa.

Direktur Pustaka Darush Sunnah, Rifki, mengatakan, pi-haknya mengoreksi produksi Alquran sedikitnya enam kalisebelum dilempar ke pasaran. “Kami tidak menoleransi ke - sa lahan sekecil apa pun,” kata Rifki.

■ c11 ed: darmawan sepriyossa

Serba-serbi

Mutiara Hadis

1432 H

Dari Abu Hurairah RA: Rasulullah SAW bersabda:“Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga

dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, dan setan-setan dibelenggu.”

(HR Abu Hurairah, No 1307)

Buku yangtak Pernah Basi

Mendekatkan Alqurankepada Umat

SAMBUT RAMADHANSejumlah anak membawa obor menyambutbulan suci Rama dhan di Desa Bisati, Keca-matan VII Koto Sungai Sariak, Kab Padang-pariaman, Sumbar, pekan lalu.

ALQURANKUNO

Pengunjung antusias bertanya

kepada penjagastan tentang

Alquran kuno yangdipamerkan. Ma sya ra kat

Indonesia sudahmenuliskan Alquran

sejak abad ke-17.

HIZBUT-TAHRIR.OR.ID

IGGOY EL FITRA/ANTARA

DOK APMI

Page 2: Cahaya Ramadhan 1432 H

Untukpemasangan

dan informasi

Hardi0818 0885 9123

021 9259 3383

Andriyanto0815 9600 200

Islam yang agung dan indahsemakin terasa menemukankeindahan dan manisnya

ketika dituturkan olehMuhammad Fehullah Gulen.Cedas dan logis, beliau jelaskanberbagai hal yang mendasarmaupun keseharian kita sebagaimuslim. Mulai dari hakikatAllah, faham ateisme, kenabian,mengapa ada yang kaya danmiskin, hingga masalah sensitifseperti perbedaan mazhab.Membaca kata demi kata buku ini kita semakinmemahami Islam yang diturunkan ke bumi ini seba-gai rahmatan lil ‘âlamîn. Berbekal buku tini kitaakan mampu menampilkan Islam yang ramah,bukan Islam yang pemarah.

Judul : Islam Rahmatan li al-‘âlamîn

Penulis: Muhammad Fethullah Gulen

Halaman : xvi + 430 halaman Harga : Rp. 75.000,-

Jl.Taman Margasatwa No.12 Ragunan,

Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Telp. (021) 7819127 - 28; Fax. (021) 7817702

REPUBLIKA

SENIN25 JULI 2011 26

1432 H

Konsultasi Puasa

Memberi Tahu Anak Pentingnya Berpuasa

Assalamualaikum Wr WbBapak Ustaz, sebentar lagi memasuki bulan puasa

Ramadhan. Sementara itu, usia anak saya sudahmemasuki masa akil baligh. Namun, saya dan suamikesulitan menyuruh anak saya berpuasa. Bagaimanamemberi nasihat yang bijak agar dia mau berpuasa?

Wassalamualikum Wr WbIbu Kusuma, Depok

Jawab: Wassalamualaikum, Ibu Kusuma. Untuk

menyadarkan anak yang sudah baligh agar mauberpuasa, kita seyogianya melakukan hal-hal berikut:

Pertama, menanamkan keimanan yang dalam padaanak akan adanya hisab terhadap semua amalan kita.Orang yang tidak puasa sehari tanpa uzur tidak bisamenggantinya walau puasa setahun.

Kedua, mencoba untuk memberi pengertian ten-tang keutamaan puasa pada bulan Ramadhan agaranak mau melaksanakan dan menghormatinya.

Ketiga, bila anak belum mau melaksanakan juga,diberikan ancaman secara bertahap; mulai dari an -caman siksa di akhirat, menasihatinya dengan bahasayang lembut, sampai memberikan pukulan yang tidakmembahayakan fisiknya sebagai tanda bahwa kitatidak rela bila dia tidak berpuasa.

Wallahu a’lam bis shawab.

Buka Warung Saat SiangAssalamualaikum Wr WbSaudara kandung saya mempunyai warung makan

yang tetap buka pada siang hari ketika bulan puasa.Dia tetap membuka warung itu karena menjadi sumberutama penghasilan bagi keluarganya. Apakah saudarasaya berdosa, Pak Ustaz?

Adianto, Surabaya

Jawab:Membuka warung makan meski di bulan puasa se -

benarnya tidak bermasalah. Itu pun jika tujuan mem-buka warung untuk memenuhi kebutuhan manusiayang tidak wajib berpuasa karena sejumlah alasan, se -perti uzur syar’i, layaknya musafir, sedang sakit, su -dah tua renta sehingga tidak kuat berpuasa, danpe rempuan hamil atau menyusui. Namun harus diu pa -ya kan agar ada hijab untuk menghormati orang ber -puasa dan memuliakan Ramadhan. Wallahu a’lam. n

Jika ada pertanyaan seputar puasa, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail :

[email protected]

Diasuh olehKH Achmad Satori Ismail

Oleh Fernan Rahadi

Muslim di Daejeonmeningkat 50persen dalam duatahun.

Alhamdulillah.Ucapan itu ter-lontar dari mulutKirana YuniatiPutri. InsyaAllah, bila Allah

menghendaki, gadis berusia 24tahun ini akan menjalani ibadahpuasa Ramadhan tahun ketiga dinegeri ginseng, Korea Selatan(Korsel).

Mahasiswi yang tengah menem-puh S3 di Nuclear and QuantumEngineering Korea AdvancedInstitute of Science andTechnology (KAIST), Daejeon, itumengatakan suasana di lingkungantempat tinggalnya sudah jauh lebihislami daripada tahun-tahunsebelumnya.

“Alhamdulillah, sekarang Islamdan jilbab bukan lagi hal langka diDaejeon, terutama di lingkungankampus KAIST,” kata wanita yangakrab dipanggil Putri kepadaRepublika Ahad (24/7).

Maklum saja, jumlah Muslim dikota terbesar kelima di Korseltersebut meningkat pesat hingga50 persen. Semula hanya 400-anorang pada 2009, kini menjadi 600-an orang pada 2011.

Dua tahun lalu, saat kalipertama menginjakkan kaki dikota yang terletak di jantungKorsel itu, kisah Putri, banyakpenduduk asli kota tersebut yangpenasaran melihat orang asingseperti dirinya yang mengenakanjilbab di musim panas. Saat musimdingin, mungkin tidak ada yangdipermasalahkan karena para pen-duduk tersebut akan menganggapjilbab sebagai pelindung kepaladari hawa dingin. “Namun, saatmusim panas, kami harus siap-siapmenjadi pusat perhatian saat ber-jalan di tempat-tempat umum,”ujar alumnus Teknik NuklirUniversitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Beberapa kali wanita-wanitatua di tempat-tempat umumDaejeon memandang dirinyadengan penuh curiga. Sebagiandari mereka berbisik-bisik dengantemannya membicarakan tampilanpenutup kepala yang bagi wargaasli bagai pemandangan ganjil.Kalau Putri ditanya, dia hanyamenjawab sebisanya. Tak banyak,tapi jujur.

Setali tiga uang di KAIST. Saatitu, jumlah mahasiswa Indonesiaberidentitas Muslim bisa dihitungdengan jari. Sulit menemukannuansa islami dalam komunitasIndonesia. “Apalagi jika sudahmasuk ke komunitas Korea,” katagadis asal kota gudeg ini.

Sejauh pemahaman dia, bangsaKorea terkenal dengan kebiasaanmengonsumsi daging babi danalkohol. Bahkan, hampir darisemua makanan Korea mengan-dung daging babi. Setiap makanmalam, mereka selalu mengonsum-si alkohol. Salah seorang temanPutri pernah berujar, minumalkohol adalah cara orang-orangKorea dekat satu sama lain. Saatmabuk, mereka akan bercerita apaadanya tanpa rasa sungkan. “Jikasampai menolak minum-minum(alkohol), seseorang akan dianggaptidak menghormati senior dan bosmereka. Hal ini terutama berlakudi perusahaan-perusahaan,” ujarPutri, menirukan ucapan rekan-nya.

Nah, untuk menolak namunhalus, sejumlah mahasiswa Muslim

mencari cara bergaul denganorang-orang Korea tanpamengikuti kebiasaan merekaberpesta babi dan alkohol. Maka,tak heran muncul berbagai polapergaulan Muslim di sana. Adayang jarang bergabung denganteman-teman Korea-nya, namunada juga yang bergabung meskihanya pada saat awal-awal dengantujuan mengakrabkan diri.

Bagaimana Ramadhan tahunpertama di Daejeon? Putrimengaku hari-hari terasa berat.Salah satunya saat itu memasukimusim panas. Suhu musim panasdi Korsel bisa mencapai 35 derajatCelsius dengan kelembapan men-capai 80 persen. “Apalagi lamawaktu puasa bisa mencapai 16-17jam,” kata Putri yang fasih empatbahasa asing ini.

Selain masalah suhu dan durasipuasa, cobaan juga datang dariteman-teman non-Muslim yangmakan-minum dengan bebas meskiPutri berpuasa. Kebanyakan darirekannya tak ambil pusingmeskipun memiliki rekan Muslimyang tidak bisa makan-minum dariterbit fajar hingga matahari terbe-nam. Toh, tak sedikit mahasiswasetempat non-Muslim yang tolerandan meminta maaf. “Bahkan,dalam beberapa acara makanmalam bersama, mereka relamenunggu waktu berbuka demikebersamaan,” tutur Putri.

Ia juga sering kali sahur denganmenu seadanya, seperti mi instandan nasi-lauk yang juga instan.

Kadang, karena bangun agaksiang, Putri terpaksa tak sahur.Maklum, dia pulang dari laborato-rium hingga dini hari. “Ataukarena teman sekamar yang bukanMuslim.” Namun, untuk urusanbuka puasa tidak terlalu sulitkarena banyak rumah makan yangbuka.

Di Daejeon, kata dia, juga tidakdijumpai masjid. Tempatberkumpulnya para Muslim diantaranya hanya Islamic Center ofDaejeon (ICD), berlokasi di lantaidua ruko di daerah Kung-dong.Bisa juga di Mushala An-Nooryang berlokasi di pusat Daejeon.An-Noor merupakan salah satutempat yang menjadi kebanggaanwarga Muslim Indonesia diDaejeon. Mushala ini kerapmenjadi tempat silaturahim parapekerja dan mahasiswa Indonesia.ICD juga sudah memiliki masjidyang rencananya akan beroperasidalam waktu dekat. Dia berharapsemoga nuansa islami semakinmudah ditemui di Daejeon, teruta-ma pada bulan Ramadhan.“Sehingga menambahkekhusyukan dalam beribadah,”kata Putri.

Menjelang Ramadhan 1432 H,Putri bersyukur karena semakinbanyak mahasiswa Indonesia yangditerima di KAIST, yakni sekitar50 orang. Yang lebih menggembi-rakan, sambungnya, semakinbanyak mahasiswi Muslim KAISTasal Indonesia yang mengenakanjilbab. “Belakangan bahkan kamisering mengadakan pengajianbersama dengan mahasiswaMuslim Indonesia,” katanya.

Lebaran tahun ini Putri beren-cana pulang ke Indonesia. Ia mera -sa senang akan segera kembaliberkumpul dengan keluarga danorang-orang terdekatnya di kam -pung halaman. Namun, ia tak akanpernah melupakan pengalamannyayang jauh dari mereka selamatahun-tahun pertama di Daejeon.Ketika jauh berada di tengahorang-orang asing, kata dia, ke -iman an, ketakwaan, dan kepasrah -an terhadap Allah me ningkat.“Ketika pada akhirnya kita kem -bali ke Tanah Air, kita akan benar-benar mensyukuri nik matnyaberada di tengah ma syarakatMuslim yang tak asing bagi kita,”ungkapnya. n ed: zaky al hamzah

Daejeon yang Kian Islami

MERIAHUmat Islam saat beraktivitas di salah satu masjid di Daejeon, Korea Selatan,beberapa waktu lalu.

BLOGSPOT.COM

Page 3: Cahaya Ramadhan 1432 H

1432 H

REPUBLIKA

SENIN25 JULI 2011 27

1432 H

Pengunjung bisamenikmati sejum-lah programmenarik.

Bulan Ramadhan1432 H tinggalsatu pekan lagi.Selain masjid,mushala, danperkantoran,

sejumlah pusat perbelajaan takingin ketinggalan menyambut-nya. Salah satunya EkalokasariPlaza.

Salah satu pusat perbelanjaanterbesar di Kota Bogor ini turutserta menyambut Ramadhan.Jauh hari sebelum Ramadhantiba, Elok—sapaan Ekalokasaridari pengunjung mal—mulaimempercantik diri dengah hias -an-hiasan khas Ramadhannya.

Apa sih persiapannya? Jikapada tahun lalu, tema dekorasiinterior Elok yang berlokasi diJalan Siliwangi 123, Kota Bogor,itu adalah Maroko dengan nuansawarna dominan ungu, nah, tematahun ini, Ekalokasari Plazamembuat gebrakan baru denganmendekorasi dalam ruang bernu-ansa “Tempo Doeloe”, perpaduanantara Indonesia tempo duludengan nuansa Timur Tengah.

Assisten Marketing ManagerEkalokasari Plaza Yunati Alindamengatakan, tema itu diambilkarena ingin memperlihatkankem bali gambaran Indonesia pa -da masa lalu kepada pengunjung.“Temanya kali ini back to past,mengenang Indonesia zamandulu,” kata Yuna, sapaan akrabwanita berambut panjang itu.

Selain itu, katanya, negeri-negeri di semenanjung AfrikaUtara yang kerap disebut negeri-negeri maghribi ternyata menjadidaya tarik tersendiri bagi pe -ngun jung Elok, seperti Maroko.Negara di belahan utara Afrikayang letaknya beberapa kilome-ter dari Benua Eropa itu dipilihsebagai tema dekorasi tahun lalu.

Maroko memiliki ribuanpesona sehingga bisa memancingwisatawan asing. Saat itu,sambutan pengunjung padanuansa Maroko sangat meriah.Banyak pengunjung yangberdatangan ke Elok, bahkan adayang berulang kali.

Bagaimana dengan nuasantahun ini? Ia menjelaskan, sesuaitema “Tempo Doeloe”, warnayang lebih dominan adalah war -na kuning. Tujuannya, pengun-jung dapat melihat gambaran“Tempo Doeloe” bukan hanyapada dekorasi ruangan,melainkan juga pada materi yangdigunakan.

Seperti yang ada di dalamposter, umbul-umbul, dan nanti-nya akan ada sepeda ontel yangmenjadi ikon Indonesia padazaman dahulu. Bukan hanya itu,setiap customer service juga akanmengenakan pakaian yangbernuansa Ramadhan.

Tentu, bukan hanya dekorasinan cantik yang ditampilkanEkalokasari Plaza menyambutkemeriahan Ramadhan.Pengelola Ekalokasari Plaza jugaakan memanjakan pengunjungdengan program-program diskonyang dirancang khusus hanyapada Ramadhan.

Dengan mengusung tema“Lebaran Salebration”,Ekalokasari Plaza memberikanberbagai harga diskon dan promokhusus menjelang Lebaran.

Yuna memaparkan, nantinyaakan ada “Three Day Sale” pada19 sampai 21 Agustus. Programini adalah memberikan kesem-patan bagi pengunjung untukberbelanja lebih lama karenapada saat itu, pusat perbelanjaan

akan ditutup pukul 23.00 WIBdan akan ada diskon gila-gilaanhingga 80 persen.

Pada periode sama, Elok akanmemberikan “Gift VoucherSpecial Program”, yakni mem-berikan voucher berbelanjasenilai Rp 500 ribu di semua tokoyang berada di Ekalokasari.Pengunjung juga dapat berbelan-ja di Bazar Artis, yaitu sebuah

toko yang dimiliki artis-artiskenamaan di ibu kota.

Selama bulan Ramadhanberlangsung, Ekalokasari Plazajuga akan menggelar berbagaiperlombaan yang dapat diikutianak-anak maupun orangdewasa, seperti Kids NasyidCompetition, Kids and TeenFashion Competition, dan NasyidCompetition.

Acara yang tak kalah seruadalah Sahur On The Road.Acara yang dihelat pada 13Agustus ini akan dipusatkan diJalan Padjajaran, Bogor.

Dengan banyaknya kegiatanRamadhan yang akan disajikandi Elok, Yuna berharap, akanbanyak pengunjung yang datangke Elok. Bukan hanya sekadarberbelanja, melainkan pengun-

jung juga dapat berperan aktifdalam perlombaan-perlombaan.

Pengunjung dapat menikmatiberbagai acara yang dimulai 6Agustus hingga 28 Agustus 2011.Pengunjung juga akan terus di -manjakan potongan harga besar-besaran sekaligus menikmatiacara-acara amazing dari penge -lola Ekalokasari Plaza.

n c16 ed: zaky al hamzah

Nuansa ‘Tempo Doeloe’ Sambut Ramadhan

NUANSA ISLAMIEkalokasari Plaza Bogor dilihat dari depan, beberapa waktu lalu. Pusat perbelanjaan ini siap menyambut Ramadhan dengan beragam kegiatan dandiskon.

INJAKARTA.COM

Page 4: Cahaya Ramadhan 1432 H

Melihat kehi -dup an dari sisiyang berbeda,kiranya itulahyang diberikanAlifTv untuk

memberikan inspirasi pada kha-layak. Sebagai saluran televisiMuslim, AlifTv mencoba hadir se -bagai media pembaru dan penyejukkehidupan umat Muslim di Indo -nesia. Caranya dengan mengemasberbagai persoalan keseharian me -lalui program-program penuhmakna, Islami, dan tentu sajameng inspirasi.

Di antara program-programIslami buah karya AlifTv, “Suaradari Surga” menjadi salah satuprogram unggulan. Ini merupakanprogram yang menggambarkan

kehidupan berbagai panti asuhandi seluruh Indonesia, yang dikemasdalam tayangan berdurasi 30menit. Melalui program bergenrereality ini, pemirsa akan memasukikeseharian anak-anak luar biasalengkap dengan berbagai macamkegiatan mereka. Menyimak kisah-kisah indah nan haru dari parapenghuni panti asuhan dan me -nyambangi langsung tempat hu -nian mulia tersebut.

Kasih sayang merupakan anu -gerah yang luar biasa, apalagi bilaberdasarkan atas keikhlasan danrasa kemanusiaan. Di sinilah“Suara dari Surga” menampilkanbagaimana tali kasih dapat terciptadari dua sisi kehidupan yang bah -kan tidak saling mengenal. Dalamsetiap episodenya, pemirsa akandiajak untuk ikut melihat sertamerasakan pengalaman berhargabersama anak-anak yang tumbuhberkembang tanpa orang tua, tapimasih bisa mendapatkan kasihsayang dari para pembimbing dan

pembina mereka.“Suara dari Surga” sebagai ins -

pirasi yang dapat menumbuhkanpanggilan hati para pemirsanyadengan memberi banyak ilmu yangberpedoman pada Alquran dansunah Rasulullah SAW. Kita bisamelihat potret hidup di manaternyata ketidakhadiran orang tuabukan berarti memiliki kekuran-gan ataupun menjadi hambatanbagi anak-anak luar biasa iniuntuk tetap bersinar. Semangat dancita-cita tinggi terukir di wajahmereka tatkala segenap prestasimenambah kualitas pribadi merekamasing-masing.

“Aku dan orang yang menyan-tuni anak yatim akan berada disurga seperti ini,” sabda RasulullahSAW sambil menegakkan jari te -lunjuk dan jari tengah Beliau. Ra -sulullah sedemikian memuliakanorang-orang yang menyayangianak-anak yatim piatu sebagai -mana dirinya memuliakan anak-anak tersebut. Dengan hadir nya

program reality tersebut, diha -rapkan dapat menjadi inspirasi barudan menjadi pilihan masyara katMuslim Indonesia sebagai sa ranauntuk lebih memahami hik mahyang diberikan oleh Allah SWT.

“Suara dari Surga” ditayangkansetiap Kamis menjelang Maghribpada saluran 137 Telkomvision.Temukan inspirasi baru setiappekan. Insya Allah, dengan me -nyak sikan “Suara dari Surga”,pemirsa Alif tv dapat senantiasamenjadikan Alif tv sebagai saranauntuk terus mengasah kepekaankita terhadap realitas sosial, peduliterhadap nasib sesama, menga-malkan sunah Rasulullah dalamkehidupan sehari-hari, serta mem-perindah akhlak kita sebagai insanMuslim.

Membuat kita mampu melihatgambaran kehidupan dari sudutpandang yang berbeda, membuatkita lebih mudah memahami, se -indah mendengar suara surgawi.

■ ed: darmawan sepriyossa

REPUBLIKASENIN

25 JULI 2011 281432 H

Oleh Syahruddin El-Fikri

Dalam setiapepisode, pemirsadiajak ikut melihatserta merasakanpengalamanberharga bersamaanak-anak.

Konsultasi Zakat

Apakah Amil Zakat WajibBerzakat?

Apakah amil zakat wajib mengeluarkan zakat daripenghasilan yang diterimanya sebagai bagian daripenerima zakat (mustahik)?

Arif, Bogor

Jawab:Amil zakat adalah pekerjaan mulia karena mempunyaitugas yang berkaitan dengan pemungutan zakat danpendistribusiannya agar sesuai syariat dan tepatsasaran. Hal ini dikuatkan QS at-Taubah :60. Dengandemikian, amil zakat yang bekerja secara penuh (fulltime) berhak mendapatkan bagian dana zakat maksi-mal 1/8 bagian atau 12,5 persen dana yang terhim-pun. Jika hak yang diperolehnya ini melebihi nisab,tentu saja ia harus mengeluarkan zakatnya.

Amil zakat yang bertugas pada bulan Ramadhan dimasjid atau lingkungan warga (RT/RW), sebenarnyatidak termasuk kategori amil zakat karena tidak bekerja penuh waktu (full time). Mereka tidak berhakmenerima bagian 12,5 persen, kecuali sekadar upah.

Zakat Mal Berbentuk BarangDi samping mengeluarkan zakat mal melalui

BAZ/LAZ, kami juga sering menyampaikan zakat lang-sung kepada mustahik. Apakah diperbolehkan?

Tia, Depok

Jawab: Para ulama menyatakan bahwa pembayar zakat

boleh saja berzakat dengan barang yang dibutuhkanoleh para mustahik. Misalnya, para mustahik petanidiberi zakat dalam bentuk perlengkapan atau alat-alatpertanian. Bisa pula berbentuk pupuk, benih, insek-tisida, dan lain-lain, yang dibutuhkan untukmeningkatkan produksi pertanian. Pokoknya, apa yangmereka butuhkan. Agar pemberian zakat itu lebih efek-tif, yang melakukannya sebaiknya BAZ/LAZ profe-sional. ■

Jika ada pertanyaan seputar zakat, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail :

[email protected]

Diasuh olehProf Dr M Amin Suma SH MAWarna Baru yang

Memberi Inspirasi

‘Suara dari Surga’

DOK ALIFTV