ca colon

44
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA. COLON DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014 PROPOSAL MONICA ESTER CAROLIN NABABAN NIM. 11111653

Upload: komp-aan

Post on 31-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: CA COLON

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA. COLON DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG

TAHUN 2014

PROPOSAL

MONICA ESTER CAROLIN NABABANNIM. 11111653

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATANSTIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2014

Page 2: CA COLON

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel

yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan

biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang

bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh

(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan

DNA,menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan

fungsi lainnya (Gale, 2000).

Kanker colon adalah suatu kanker yang berada di colon (usus besar).

Kanker colon adalah penyebab kematian kedua di Amerika Serikat setelah

kanker paru-paru (ACS, 1998). Penyakit ini termasuk penyakit mematikan

karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat lebih parah.

Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati kanker colon.

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum

relatif umum. Pada kenyataannya kanker colon dan rektum sekarang adalah

tipe paling umum kedua dari kanker internal Amerika Serikat. Ini adalah

penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker colon

didiagnosis di negara ini setiap tahunnya (Ruslan Muchtar, 2013).

Ca. colon (kanker kolorektal) menduduki peringkat ketiga jenis kanker

yang paling sering terjadi di dunia, dengan angka mortalitas 667,000 setiap

tahun (WHO, 2007). Di seluruh dunia 9,5% pria menderita kanker kolorektal,

Page 3: CA COLON

sedangkan pada wanita angkanya mencapai 9,3% dari total jumlah penderita

kanker. Eropa sebagai salah satu Negara maju dengan angka insiden kanker

kolorektal yang tinggi. Pada tahun 2004 terdapat 2.886.800 insiden dan

1.711.000 kematian karena kanker, kanker kolorektal menduduki peringkat

kedua pada angka insiden dan mortalitas.

Insiden kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka

kematiannya. Pada tahun 2002 kanker kolorektal menduduki peringkat kedua

pada kasus kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker

kolorektal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus kanker. Meskipun belum

ada data yang pasti, tetapi dari berbagai laporan di Indonesia terdapat kenaikan

jumlah kasus, data dari Depkes didapati angka 1,8 per 100.000 penduduk.

Kanker kolorektal mengenai laki-laki maupun perempuan dalam jumlah

yang sama, dengan insiden yang meningkat secara bermankna pada usia lebih dari

50 tahun. Usia rata-rata pada waktu diagnosis adalah 62 tahun. Kanker kolorektal

terdeteksi dan diobati pada tahap terlokalisasi awal, maka terdapat angka bertahan

hidup 5 tahun sebesar 80-90%.

Faktor pencetus seseorang terhadap kanker kolorektal adalah heriditas,

masukan lemak, penyakit infeksi usus, homoseksual, dan polip colon. Diet rendah

lemak hewani dan tinggi serat menunjukkan secara bermakna insiden penyakit

yang lebih rendah. Faktor lain yang bertindak sebagai factor peringkat proses

karsinogenik meliputi karsinogenik toksik seperti daging bakar, ikan, dan

makanan yang digoreng. Faktor genetic individu dengan saudara kandung yang

Page 4: CA COLON

mempunyai kanker kolorektal memiliki resiko tiga kali lipat mengalami penyakit

itu sendiri (Saratun, dkk, 2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis merumuskan masalah dalam

study kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca. Colon

di Irna Bedah RSUP. Dr. M.DJAMIL Padang Tahun 2014”.

C. Tujuan Study Kasus

Tujuan studi kasus ini terdiri dari :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum studi kasus ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dan

memberikan asuhan keperawatan dengan Ca. Colon yang dirawat di Irna

Bedah RSUP DR. M.DJAMIL Padang.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya, dalam memberikan asuhan keperawatan

pada klien dengan Ca.Colon terutama dalam hal :

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Ca.Colon di Irna

Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.

b. Mampu membuat analisa data dan merumuskan diagnosa

keperawatan pada klien dengan Ca.Colon di Irna Bedah RSUPDR.

M.Djamil Padang.

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

Ca. colon di Irna Bedah RSUPDR. M.Djamil Padang.

Page 5: CA COLON

d. Mampu melaksanakan tindakan dari asuhan keperawatan pada

klien Ca colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.

e. Mampu mengevaluasi tindakan dari asuhan keperawatan yang

dilakukan pada klien Ca. colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil

Padang.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan

pada klien Ca. colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.

D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat bagi Perkembangan Keperawatan

Agar studi kasus dapat dijadikan sebagai bahan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien Ca. colon, sehingga dapat dilakukan

tindakan yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien

Ca. colon

2. Manfaatbagipembaca

Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pengambilan keputusan

yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi

jika ada penderita Ca. colon.

3. Manfaat bagi instalasi RSUP DR. M. Djamil Padang

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada penderita Ca. colon.

Page 6: CA COLON

4. Manfaat bagi penulis

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan

khususnya pada pasien Ca. colon.

Page 7: CA COLON

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Kanker Colon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /

neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,

2001).

Kanker   kolon/usus   besar   adalah   tumbuhnya   sel   kanker yang

ganas di dalam  permukaan usus besar ata urektum (Boyle &Langman,

2000).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel  yang bersifat ganas yang

tumbuh   pada   kolon   dan   menginvasi   jaringan   sekitarnya

(Tambayong, 2000).

2. Anatomi Fisiologi

Page 8: CA COLON

Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana

diketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan

(esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar

(kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan

rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus,

terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah

atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah

kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon

yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian

kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara

usus buntu dan rektum. Usus besar berbentuk tabung muscular beongga

dengan panjang 1,5 meter dan diameter sekitar 6,5 cm yang terbentang

dari sekum hingga kanalis ani Usus besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu

sekum, kolon, dan rectum. Kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending),

kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid.

Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering

disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut

dengan "kolon kiri" (http://id.wikipedia.org).

Sekum terdiri dari katup ileosekal dan apendik. Ileosekal

mengendalikan aliran kimus dari ileum ke sekum dan mencegah terjadinya

aliran balik bahan fekal dari usus besar ke usus halus. Kolon ascendant

panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke

Page 9: CA COLON

atas dari ileum di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut

fleksura hepatica. Kolon transversum panjangnya kurang lebih 38 cm,

membujur dari kolon ascendant sampai kolon descenden, berada di bawah

abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri

terdapat fleksura lienalis. Kolon descenden panjangnya kurang lebih 25

cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah

dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan

sigmoid. Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon descenden terletak

miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S,

dn ujung bawahnya berhubungan dengan rectum. Rectum terletak di

bawah kolon sigmoid yang menghubungkan interstinum mayor dengan

anus.

Dalam keadaan normal kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari

usus halus setiap hari. Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan

telah selesai di usus halus, isi usus disalurkan ke kolon terdiri dari residu

makanan yang tidak dapat dicerna (misalnya selulosa), komponen empedu

yang tidak dapat diserap dan sisa cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan

garam dari isi lumennya. Apa yang tersisa untuk dieliminasi di kenal

sebagai feses.

Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini

sebelum defekasi. Selulosa dan bahan-bahan lain dalam makanan yang

tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu

Page 10: CA COLON

mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan

menentukan volume isi kolon.

Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan

dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah

absorbsi air dan elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra.

Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung masa feses

yang sudah terhidrasi hingga berlangsungnya defekasi.

Pada umumnya usus besar bergerak secara lambat. Gerakan usus

besar yang khas adalah pengadukan haustral. Kantong atau haustra

meregang dari waktu ke waktu otot sirkular akan berkontraksi untuk

mengososngkannya. Gerakan ini menyebabkan gerakan usus bolak-balik

dan meremas-remas sehingga member cukup waktu untuk terjadinya

absorpsi.

3. Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti,

namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker

tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung

kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya

interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan

makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang

beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)

adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel).

Page 11: CA COLON

Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian

dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan

meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid,

besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus

sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi

pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering

terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

a. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam

kandung kemih (vesika urinaria).

b. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe

perikolon dan mesokolon.

c. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon

mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Gejala klinis kanker usus besar yang paling sering adalah

perubahan pola defekas adanya perdarahan per anus, nyeri, anemia,

anoreksia dan penurunan berat badan tanda dan gejala penyakit ini

bervariasi sesuai dengan letak kanker, dan sering  menjadi kanker yang

mengenai bagian kanan dan kiri usus besar .

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidayat

(1197) diantaranya:

a. Stadium I : bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan

dinding usus besar (lapisan mukosa).

Page 12: CA COLON

b. Stadium II : terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di

bawah lapisan mukosa.

c. Stadium III : sel kanker sudah menyebur ke sebagian kelenjar limfe

yang banyak terdapat di sekitar usus.

d. Stadium IV : terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh

kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.

Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul

secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam

beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada

lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian

tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas

kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem

sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati

pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk

pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang

kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat

metastase yang lain termasuk :

a. Kelenjar Adrenalin

b. Ginjal

c. Kulit

d. Tulang

e. Otak

Page 13: CA COLON

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui

limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian

peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran

terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju

ke rongga peritonial.

4. Etiologi

Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi beberapa kondisi

yang dikenal sebagai sindrom poliposis adenomatosa memiliki

predisposisi lebih besar menjadi resiko kanker colon (Dragovich, 2009).

Faktor lain yang beresiko tinggi untuk mengembangkan kanker

colon, meliputi hal – hal berikut ini :

a. Riwayat kanker colon dalam keluarga

b. Kanker payudara, rahim, atau ovarium sekarang atau dimasa lalu

c. Merokok telah jelas dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi untuk

kaker usus besar.

d. Diet tinggi kolesterol / lemak dan protein (komsumsi daging) serta

rendah serat / karbohidrat.

5. ManifestasiKlinis

a. Bervariasi dan tidak spesifik, bisa dijumpai tanpa keluhan sampai

adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi / besarnya tumor

b. Biasanya relatif bergejala ringan pada saat penyakit ditemukan.

Keluhan peranal merupakan keluhan penderita dengan bergejala

berupa pendarahan segar bercampur atau tidak disertai dengan tinja

Page 14: CA COLON

c. Gejala tidak khas yaitu : anemia, malaise, anoreksia, dan perubahan

BB (BB menurun) akibat iritasi dan respon refluks

d. Gejala spesifik :

1) Karsinoma colon kanan :

a) Keluhan adanya masa di abdomen kanan, obstruksi akan timbul

bila tumor sudah besar

b) Nyeri dangkal abdomen

c) Diare

2) Karsinoma colon kiri :

a) Kanker colon kiri lebih cepat terjadi obstruksi

b) Tanda – tanda obstruksi (nyeri abdomen dan kram)\

c) Penipisan feses yang mengakibatkan feses berbentuk pensil

(konstipasi dan distensi)

d) Adanya darah segar dalam feses

e) Perut masih terasa penuh meskipun sudah BAB.

6. PemeriksaanDiagnostik

a. Pemeriksaan feses

Pemeriksaan feses untuk melihat adanya darah penting dilakukan

dalam semua pasien. Perdarahan dari lesi kolon sisi kiri sering dapat

dideteksi secara makroskopik, tetapi pendarahan dari lesi kolon kanan

sering samar.

b. Pemeriksaan sigmoidoskopi

Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa colon, celah transversal,

atau ulkus longitudinal.

Page 15: CA COLON

c. Kultur urine

Bila ada organisme escherichia colli, diduga pembentukan fisula pada

kandung kemih.

d. Kolesterol

Meningkat (dapat mengalamibatu empedu)

e. Pemeriksaan pembekuan :

Gangguan yang terjadi sehubungan dengan absorpsi vitamin B12

buruk.

7. Panataksanaan

a. Memberikan pendidikan mengenai diet agar individu meningkatkan

asupan buah, sayur, makanan kasar, dan padi-padian untuk

meningkatkan masa makanan menurunkan lemak dan menyediakan

antioksidant

b. Penatalaksanaan medik berdasarkan stadium :

1) Stadium 0, berupa polip dimukosa kolon disebut juga dengan

precursor Ca : pemotongan polip (colonoskopi)

2) Stadium 1, tumor tubuh dimukosa usus : pembedahan

3) Stadium 2, tumor menyebar hingga lapisan muskularis mukosa :

pembedahan

4) Stadium 3, tumor menyebar ke kelenjar getah bening :

pembedahan, kemothrapi, dan radiasi.

5) Stadium 4, tumor bermetastase : kemothrapi.

Page 16: CA COLON

c. Penatalaksanaan keperawatan

1) Pre operatif

a) Pastikan tanda – tanda prosedur benar. Ini berguna bagi pasien

dan keluarga memahami prosedur dan kemungkinan resiko dan

alternatif persiapan prosedur, penandatangan inform consent

sebagai dokumentasi bahwa klien dan keluarga setuju

b) Kaji pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur,

klarifikasi sesuai dengan kebutuhan, beri instruksi selama

periodepost operatif, meliputi : penanganan nyeri, pemasangan

NGT, latihan pernafasan,dan meningkatkan pemulihan klien

c) Pemasangan NGT : dipasang pra operatif untuk membuang

sekresi dan pengosongan isi lambung

Tujuan perawatan pra – operatif :

(a) Menghilangkan nyeri

(b) Meningkatkan toleransi aktivitas

(c) Menurunkan ansietas

(d) Mencegah infeksi

(e) Pendidikan klen pra- operatif

2) Pasca operatif

(a) Monitor TTV dan intake output, meliputi drainase lambung dan

luka. Kaji pendarahan insisi abdomen dan perineal,

kolostomi,atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang lainnya

dan pertahankan keadaan psikologis

Page 17: CA COLON

(b) Monitor bising usus dan derajat distensi abdomen

(c) Sediakan obat untuk mengurangi nyeri dan pemberian rasa

nyaman seperti perubahan posisi

(d) Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau

bantal untuk membantu batuk

(e) Kaji posisi dan potensi NGT,persambungan suction jika

diperlukan

(f) Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada)

catat adanya perubahan dan bekuan atau pendarahan merah

terang

(g) Pertahankan cairan infus saat masih dilakukan NGT

(h) Anjurkan ambulasi untuk merangsang peristaltik

(i) Pemberian antacid

Tujuan perawatan pra – operatif :

(a) Perawatan luka

(b) Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah

(c) Citra tubuh positif

(d) Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi.

8. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan

pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :

a. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

b. Obstruksi pada usus besar

Page 18: CA COLON

c. Pembentukan abses

d. Pembentukan fistula pada urinaria bladder atau vagina

e. Biasanya tumor menyerang pertumbuhan darah dan sekitarnya yang

menyebabkan pendarahan.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

1) Identitas Klien

Meliputi :nama, umur, jenis kelamin, alamat, NO MR, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penanggungjawab.

2) Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan

masalah kesehatan klien yang sekarang. Biasanya adanya riwayat

infeksi pada colon, kanker payudara, rahim dan ovarium.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien akan didapatkan perubahan kebiasaan defekasi dan

pasase darah dalam feses. Gejala lain anemia yang belum diketahui

penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan.

c. Riwayatkesehatankeluarga

Biasanya keluarga ada riwayat penyakit keturunan terdahulu yang

memiliki riwayat kanker.

Page 19: CA COLON

3) PemeriksaanFisik

a. Rambut : Biasanya rambut bersih, kulit kepala

bersih.

b. Telinga : Biasanya simetris kiri dan kanan.

c. Mata : Biasanya konjungtiva tidak anemis,

biasanya sklera tidak ikterik.

d. Hidung : Biasanya tidak ada polip, biasanya

terpasang selang NGT.

e. Mulut dan tenggorokan : Biasanya bibir kering, biasanya mukosa

bibir kering, biasanya tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening.

f. Dada atau thorax :

I : Biasanya pergerakan dada biasanya simetris kiri dan

kanan

P : Biasanya pada thorax premitus sama kiri dan kanan

P : Biasanya bunyi terdengar sonor

A : Biasanya bunyi paru terdengar vesikuler

g. Kardiovaskuler :

I : Biasanya ictus cordis tidak terlihat

P : Biasanya ictus cordis tidak teraba dan tidak adanya masa

P : Biasanya terdengar bunyi sonor

A : Biasanya irama jantung tidak teratur, kekuatan denyut

jantung kuat

Page 20: CA COLON

h. Abdomen :

I : Biasanya adanya distensi abdominal. Perubahan bentuk

warna feses serta adanya darah warna merah segar dalam

feses.

A : Biasanya bising usus normal

P : Biasanya adanya bunyi abdomen tympani

p : Biasanya adanya nyeri tekan abdomen pada area lesi.

i. Ekstremitas :biasanya ekstremitas atas terpasang infus.

4) Pola Aktivitas Sehari – Hari

a. Nutrisi

i. Makanan

Biasanya terjadi penurunan nafsu makan, mual dan muntah

ii. Minuman

Biasanya jumlah cairan yang diminum bisa banyak dan bisa

sedikit

b. Eliminasi

1) Miksi

Biasanya jumlah cairan yang keluar bisa banyak bisa sedikit,

tergantung jumlah cairan masuk

2) Defekasi

Biasanya terjadi konstipasi

c. Istirahat dan tidur

Biasanya pada klien dengan kanker colon istirahat dan tidurnya

sering terganggu karena adanya nyeri yang dirasakan oleh klien.

Page 21: CA COLON

5) Data SosialEkonomi

Mengkaji pekerjaan klien, sumber penghasilan dalam keluarganya

dan perubahan yang dialami selama masa sakit, siapa penanggung

jawab biaya perawatan klien selama sakit dan masalah keuangan yang

dialami saat ini.

6) Data Psikososial

Biasanya klien sering mengeluhkan nyeri pada sekitar abdomen.

Anggota keluarga selalu memberikan dukungan untuk kesembuhan

klien.

7) Data Spiritual

Mengidentifikasikan tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap

kesembuhan penyakitnya dan gangguan dalam melaksanakan ibadah.

2. Diagnose Keperawatan

a. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan anemia, pasca prosedur

bedah kolektomi.

b. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respons

pembedahan.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan makanan yang kurang adekuat.

d. kecemasan pasien dan keluarga berhubungan dengan prognosis

penyakit, rencana pembedahan.

Page 22: CA COLON

3. Intervensi keperawatan

No Diagnosakepera

watan

Tujuandan

criteria hasil

intervensi Rasional

1 Resiko tinggi

injuri

berhubungan

dengan anemia,

pascaprosedur

bedah kolektomi.

Tujuan : dalam

waktu 2 x 24 jam

pascaintervensi

reseksi kolon,

pasien tidak

mengalami injuri.

Kriteria hasil :

TTV dalam

batas normal

Kondisi

kepatenan

selang dada

optimal.

Tidak terjadi

infeksi pada

insisi

1. Kaji faktor yang

meningkatkan

resiko injuri.

2. Monitor adanya

komplikasi

pascabedah

3. bantu ambutasi

dini.

1. Pascabedah pasien

akan terdapat drain

pada tubuh pasien.

2. Perawat memonitor

adanya komplikasi

pascabedah seperti

kebocoran dari sisi

anastomosis, prolaps

stoma, perforasi,

retraksi stoma.

Abdomen dipantau

terhadap tanda

kembalinya

peristaltik dan kaji

karakteristik feses.

3. Pasien yang

menjalani kolostomi

dibantu dari tempat

tidur pada hari

pertama pascaoperatif

Page 23: CA COLON

4. kolaborasi

pemberian

antibiotik

pascabedah

dan didorong untuk

mulai berpartisipasi

dalam menghadapi

kolostomi.

4. Antibiotik

menurunkan resiko

infeksi yang akan

menimbulkan reaksi

inflamasi lokal dan

dapat memperlama

proses penyembuhan

pasca-funduplikasi

lambung.

2 Nyeri

berhubungan

dengan kerusakan

integritas

jaringan, respons

pembedahan.

Tujuan : dalam

waktu 2x24 jam

pascabedah nyeri

berkurang atau

teradaptasi.

Kriteria hasil :

Secara subjektif

pernyataan

nyeri berkurang

atau teradaptasi

1. Jelaskan dan bantu

pasien dengan

tindakan pereda

nyeri

nonfarmakologi

dan noninvasif.

2. Istirahatkan

pasien pada saat

1. Pendekatan dengan

menggunakan

relaksasi dan

nonfarmakologi

lainnya telah

menunjukkan

keefektifan dalam

mengurangi nyeri.

2. Istirahat diperlukan

untuk memenuhi

Page 24: CA COLON

Skala nyeri (0 –

4)

TTV dalam

batas normal,

wajah pasien

rileks

nyeri muncul.

3. Atur posisi

fisiologis klien.

4. Ajarkan teknik

distraksi pada saat

nyeri.

5. Kolaborasi dengan

tim medis untuk

pemberian obat

analgetik melalui

intravena.

kebutuhan

metabolisme.

3. Membantu relaksasi

abdomen pascabedah

sehinga menurunkan

stimulus nyeri dari

luka pascabedah.

4. Distraksi (pengalihan

perhatian) dapat

menurunkan rasa

nyeri.

5. Analgetik diberikan

untuk membantu

menghambat stimulus

nyeri ke pusat

persepsi nyeri di

korteks serebri

sehingga nyeri dapat

berkurang.

3 Ketidakseimbang

an nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Tujuan : setelah

3x24 jam pada

pasien non bedah

dan setelah 7x24

1. Anjurkan pasien

makan dengan

perlahan dan

mengunyah

1. Makanan dapat lewat

dengan mudah ke

lambung.

Page 25: CA COLON

berhubungan

dengan makanan

yang kurang

adekuat.

jam pascabedah,

intake nutrisi dapat

optimal

dilaksanakan.

Kriteria hasil :

Klien dapat

menunjukkan

metode

menelan

makanan yang

tepat.

Berat badan

pada hari ke

tujuh

pascabedah

meningkat 0,5

kg.

makanan dengan

seksama.

2. Sajikan makanan

dengan cara

menarik.

3. Pantau intake dan

output, anjurkan

untuk timbang

berat badan secara

periodik (sekali

seminggu).

4. Lakukan

perawatan mulut.

5. Kolaborasi dengan

ahli gizi jenis

nutrisi yang akan

digunakan pasien.

2. Membantu

merangsang nafsu

makan.

3. Berguna dalam

mengukur

keefektifan nutrisi

dan dukungan

cairan.

4. Intervensi ini untuk

menurunkan resiko

infeksi oral.

5. Ahli gizi harus

terlibat dalam

penentuan komposisi

dan jenis makanan

yang akan diberikan

sesuai dengan

kebutuhan individu.

4 kecemasan

pasien dan

Tujuan : dalam

waktu 1 x 24 jam

1. Monitor respon

fisik klien dengan

1. Mengevaluasi tingkat

kesadaran klien saat

Page 26: CA COLON

keluarga

berhubungan

dengan prognosis

penyakit, rencana

pembedahan

pasien secara

subjektif

melaporkan rasa

cemas berkurang.

Kriteria hasil :

Klien mampu

menggungkapk

an perasaannya

kepada

perawat.

Klien dapat

mendemontasik

an keterampilan

pemecahan

masalahnya dan

perubahan

koping yang

digunakan

sesuai situasi

yang dihadapi.

Klien dapat

rileks dan

tidur / istirahat

mengukur tanda –

tanda vital klien

dan catat respon

verbal dan non

verbal selama

komunikasi.

2. Anjurkan pasien

dan kelurga untuk

mengungkapkan

dan

mengekspresikan

rasa takutnya.

3. Hadirkan klien

yang pernah

dilakukan

kolostomi.

4. Berikan privasi

untuk klien dan

melakukan

komunikasi verbal

dan non verbal.

2. Memberikan

kesempatan untuk

berkonsetrasi,

kejelasan, rasa takut,

dan mengurangi

cemas yang

berlebihan.

3. Berdiskusi dan

berkomunikasi

dengan individu

dalam menghadapi

kolostomi membatu

menurunkan

kecemasan klien

prabedah.

4. Memberikan waktu

untuk

Page 27: CA COLON

dengan baik. orang terdekat.

5. Kolaborasi obat

anticemas sesuai

indikasi

(contohnya :

diazepam).

mengekspresikan

perasaan,

menghilangkan rasa

kecemasan dan

mengalihkan

pandangan ( misalnya

dengan membaca)

untuk menurunkan

perasaan terisolasi.

5. Meningkatkan

relaksasi dan

menurunkan

kecemasan.

4. Implementasi

Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun kedalam tindakan nyata untuk mencapai

tujuan yang telah dicapai.

5. Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan untuk Mengevaluasi seberapa

jauh masalah klien teratasi dan tujuan tercapai sesuai dengan criteria hasil

yang telah

Page 28: CA COLON

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Kumala. 2011. Gangguangastrointestinal :Aplikasi Asuhan Keperawatan Medical Bedah, jilid I. Jakarta. SalembaMedica.

Rudi Haryono. 2012. Keperawatan Medical BedahSistemPencernaan.Cetakanpetama

Suratun, Lusianah. 2010. AsuhanKeperawatankliengangguansistem gastrointestinal.Cetakanpertama

Padila.2012. Keperawatan Medical Bedah.Cetakanpertamahttp://id.scribd.com/doc/15814138/ASUHAN-KEPERAWATAN-KLIEN-

DENGAN-CARSINOMA-COLON-CA-COLONhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35842-Kep%20Pencernaan-

Askep%20Colorectal%20Cancer.htmlhttp://hidayat2.wordpress.com/2009/07/14/askep-ca-colon/