ca colon
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA. COLON DI IRNA BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
TAHUN 2014
PROPOSAL
MONICA ESTER CAROLIN NABABANNIM. 11111653
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATANSTIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel
yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA,menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan
fungsi lainnya (Gale, 2000).
Kanker colon adalah suatu kanker yang berada di colon (usus besar).
Kanker colon adalah penyebab kematian kedua di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru (ACS, 1998). Penyakit ini termasuk penyakit mematikan
karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat lebih parah.
Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati kanker colon.
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum
relatif umum. Pada kenyataannya kanker colon dan rektum sekarang adalah
tipe paling umum kedua dari kanker internal Amerika Serikat. Ini adalah
penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker colon
didiagnosis di negara ini setiap tahunnya (Ruslan Muchtar, 2013).
Ca. colon (kanker kolorektal) menduduki peringkat ketiga jenis kanker
yang paling sering terjadi di dunia, dengan angka mortalitas 667,000 setiap
tahun (WHO, 2007). Di seluruh dunia 9,5% pria menderita kanker kolorektal,
sedangkan pada wanita angkanya mencapai 9,3% dari total jumlah penderita
kanker. Eropa sebagai salah satu Negara maju dengan angka insiden kanker
kolorektal yang tinggi. Pada tahun 2004 terdapat 2.886.800 insiden dan
1.711.000 kematian karena kanker, kanker kolorektal menduduki peringkat
kedua pada angka insiden dan mortalitas.
Insiden kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka
kematiannya. Pada tahun 2002 kanker kolorektal menduduki peringkat kedua
pada kasus kanker yang terdapat pada pria, sedangkan pada wanita kanker
kolorektal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus kanker. Meskipun belum
ada data yang pasti, tetapi dari berbagai laporan di Indonesia terdapat kenaikan
jumlah kasus, data dari Depkes didapati angka 1,8 per 100.000 penduduk.
Kanker kolorektal mengenai laki-laki maupun perempuan dalam jumlah
yang sama, dengan insiden yang meningkat secara bermankna pada usia lebih dari
50 tahun. Usia rata-rata pada waktu diagnosis adalah 62 tahun. Kanker kolorektal
terdeteksi dan diobati pada tahap terlokalisasi awal, maka terdapat angka bertahan
hidup 5 tahun sebesar 80-90%.
Faktor pencetus seseorang terhadap kanker kolorektal adalah heriditas,
masukan lemak, penyakit infeksi usus, homoseksual, dan polip colon. Diet rendah
lemak hewani dan tinggi serat menunjukkan secara bermakna insiden penyakit
yang lebih rendah. Faktor lain yang bertindak sebagai factor peringkat proses
karsinogenik meliputi karsinogenik toksik seperti daging bakar, ikan, dan
makanan yang digoreng. Faktor genetic individu dengan saudara kandung yang
mempunyai kanker kolorektal memiliki resiko tiga kali lipat mengalami penyakit
itu sendiri (Saratun, dkk, 2010).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis merumuskan masalah dalam
study kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca. Colon
di Irna Bedah RSUP. Dr. M.DJAMIL Padang Tahun 2014”.
C. Tujuan Study Kasus
Tujuan studi kasus ini terdiri dari :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum studi kasus ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dan
memberikan asuhan keperawatan dengan Ca. Colon yang dirawat di Irna
Bedah RSUP DR. M.DJAMIL Padang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya, dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan Ca.Colon terutama dalam hal :
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Ca.Colon di Irna
Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.
b. Mampu membuat analisa data dan merumuskan diagnosa
keperawatan pada klien dengan Ca.Colon di Irna Bedah RSUPDR.
M.Djamil Padang.
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
Ca. colon di Irna Bedah RSUPDR. M.Djamil Padang.
d. Mampu melaksanakan tindakan dari asuhan keperawatan pada
klien Ca colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.
e. Mampu mengevaluasi tindakan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan pada klien Ca. colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil
Padang.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan
pada klien Ca. colon di Irna Bedah RSUP DR. M.Djamil Padang.
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Manfaat bagi Perkembangan Keperawatan
Agar studi kasus dapat dijadikan sebagai bahan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien Ca. colon, sehingga dapat dilakukan
tindakan yang segera untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
Ca. colon
2. Manfaatbagipembaca
Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pengambilan keputusan
yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi
jika ada penderita Ca. colon.
3. Manfaat bagi instalasi RSUP DR. M. Djamil Padang
Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada penderita Ca. colon.
4. Manfaat bagi penulis
Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan
khususnya pada pasien Ca. colon.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Kanker Colon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /
neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker,
2001).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang
ganas di dalam permukaan usus besar ata urektum (Boyle &Langman,
2000).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya
(Tambayong, 2000).
2. Anatomi Fisiologi
Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana
diketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan
(esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar
(kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan
rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus,
terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah
atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah
kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon
yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian
kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Usus besar berbentuk tabung muscular beongga
dengan panjang 1,5 meter dan diameter sekitar 6,5 cm yang terbentang
dari sekum hingga kanalis ani Usus besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu
sekum, kolon, dan rectum. Kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending),
kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid.
Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering
disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut
dengan "kolon kiri" (http://id.wikipedia.org).
Sekum terdiri dari katup ileosekal dan apendik. Ileosekal
mengendalikan aliran kimus dari ileum ke sekum dan mencegah terjadinya
aliran balik bahan fekal dari usus besar ke usus halus. Kolon ascendant
panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke
atas dari ileum di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini di sebut
fleksura hepatica. Kolon transversum panjangnya kurang lebih 38 cm,
membujur dari kolon ascendant sampai kolon descenden, berada di bawah
abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis. Kolon descenden panjangnya kurang lebih 25
cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah
dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan
sigmoid. Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon descenden terletak
miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S,
dn ujung bawahnya berhubungan dengan rectum. Rectum terletak di
bawah kolon sigmoid yang menghubungkan interstinum mayor dengan
anus.
Dalam keadaan normal kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari
usus halus setiap hari. Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan
telah selesai di usus halus, isi usus disalurkan ke kolon terdiri dari residu
makanan yang tidak dapat dicerna (misalnya selulosa), komponen empedu
yang tidak dapat diserap dan sisa cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan
garam dari isi lumennya. Apa yang tersisa untuk dieliminasi di kenal
sebagai feses.
Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini
sebelum defekasi. Selulosa dan bahan-bahan lain dalam makanan yang
tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu
mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan
menentukan volume isi kolon.
Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan
dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah
absorbsi air dan elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra.
Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung masa feses
yang sudah terhidrasi hingga berlangsungnya defekasi.
Pada umumnya usus besar bergerak secara lambat. Gerakan usus
besar yang khas adalah pengadukan haustral. Kantong atau haustra
meregang dari waktu ke waktu otot sirkular akan berkontraksi untuk
mengososngkannya. Gerakan ini menyebabkan gerakan usus bolak-balik
dan meremas-remas sehingga member cukup waktu untuk terjadinya
absorpsi.
3. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti,
namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker
tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung
kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya
interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang
beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel).
Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian
dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan
meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid,
besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus
sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi
pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering
terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
a. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria).
b. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe
perikolon dan mesokolon.
c. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal.
Gejala klinis kanker usus besar yang paling sering adalah
perubahan pola defekas adanya perdarahan per anus, nyeri, anemia,
anoreksia dan penurunan berat badan tanda dan gejala penyakit ini
bervariasi sesuai dengan letak kanker, dan sering menjadi kanker yang
mengenai bagian kanan dan kiri usus besar .
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidayat
(1197) diantaranya:
a. Stadium I : bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan
dinding usus besar (lapisan mukosa).
b. Stadium II : terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di
bawah lapisan mukosa.
c. Stadium III : sel kanker sudah menyebur ke sebagian kelenjar limfe
yang banyak terdapat di sekitar usus.
d. Stadium IV : terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh
kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul
secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam
beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada
lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian
tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk
pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang
kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
a. Kelenjar Adrenalin
b. Ginjal
c. Kulit
d. Tulang
e. Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui
limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran
terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju
ke rongga peritonial.
4. Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi beberapa kondisi
yang dikenal sebagai sindrom poliposis adenomatosa memiliki
predisposisi lebih besar menjadi resiko kanker colon (Dragovich, 2009).
Faktor lain yang beresiko tinggi untuk mengembangkan kanker
colon, meliputi hal – hal berikut ini :
a. Riwayat kanker colon dalam keluarga
b. Kanker payudara, rahim, atau ovarium sekarang atau dimasa lalu
c. Merokok telah jelas dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi untuk
kaker usus besar.
d. Diet tinggi kolesterol / lemak dan protein (komsumsi daging) serta
rendah serat / karbohidrat.
5. ManifestasiKlinis
a. Bervariasi dan tidak spesifik, bisa dijumpai tanpa keluhan sampai
adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi / besarnya tumor
b. Biasanya relatif bergejala ringan pada saat penyakit ditemukan.
Keluhan peranal merupakan keluhan penderita dengan bergejala
berupa pendarahan segar bercampur atau tidak disertai dengan tinja
c. Gejala tidak khas yaitu : anemia, malaise, anoreksia, dan perubahan
BB (BB menurun) akibat iritasi dan respon refluks
d. Gejala spesifik :
1) Karsinoma colon kanan :
a) Keluhan adanya masa di abdomen kanan, obstruksi akan timbul
bila tumor sudah besar
b) Nyeri dangkal abdomen
c) Diare
2) Karsinoma colon kiri :
a) Kanker colon kiri lebih cepat terjadi obstruksi
b) Tanda – tanda obstruksi (nyeri abdomen dan kram)\
c) Penipisan feses yang mengakibatkan feses berbentuk pensil
(konstipasi dan distensi)
d) Adanya darah segar dalam feses
e) Perut masih terasa penuh meskipun sudah BAB.
6. PemeriksaanDiagnostik
a. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk melihat adanya darah penting dilakukan
dalam semua pasien. Perdarahan dari lesi kolon sisi kiri sering dapat
dideteksi secara makroskopik, tetapi pendarahan dari lesi kolon kanan
sering samar.
b. Pemeriksaan sigmoidoskopi
Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa colon, celah transversal,
atau ulkus longitudinal.
c. Kultur urine
Bila ada organisme escherichia colli, diduga pembentukan fisula pada
kandung kemih.
d. Kolesterol
Meningkat (dapat mengalamibatu empedu)
e. Pemeriksaan pembekuan :
Gangguan yang terjadi sehubungan dengan absorpsi vitamin B12
buruk.
7. Panataksanaan
a. Memberikan pendidikan mengenai diet agar individu meningkatkan
asupan buah, sayur, makanan kasar, dan padi-padian untuk
meningkatkan masa makanan menurunkan lemak dan menyediakan
antioksidant
b. Penatalaksanaan medik berdasarkan stadium :
1) Stadium 0, berupa polip dimukosa kolon disebut juga dengan
precursor Ca : pemotongan polip (colonoskopi)
2) Stadium 1, tumor tubuh dimukosa usus : pembedahan
3) Stadium 2, tumor menyebar hingga lapisan muskularis mukosa :
pembedahan
4) Stadium 3, tumor menyebar ke kelenjar getah bening :
pembedahan, kemothrapi, dan radiasi.
5) Stadium 4, tumor bermetastase : kemothrapi.
c. Penatalaksanaan keperawatan
1) Pre operatif
a) Pastikan tanda – tanda prosedur benar. Ini berguna bagi pasien
dan keluarga memahami prosedur dan kemungkinan resiko dan
alternatif persiapan prosedur, penandatangan inform consent
sebagai dokumentasi bahwa klien dan keluarga setuju
b) Kaji pemahaman klien dan keluarga tentang prosedur,
klarifikasi sesuai dengan kebutuhan, beri instruksi selama
periodepost operatif, meliputi : penanganan nyeri, pemasangan
NGT, latihan pernafasan,dan meningkatkan pemulihan klien
c) Pemasangan NGT : dipasang pra operatif untuk membuang
sekresi dan pengosongan isi lambung
Tujuan perawatan pra – operatif :
(a) Menghilangkan nyeri
(b) Meningkatkan toleransi aktivitas
(c) Menurunkan ansietas
(d) Mencegah infeksi
(e) Pendidikan klen pra- operatif
2) Pasca operatif
(a) Monitor TTV dan intake output, meliputi drainase lambung dan
luka. Kaji pendarahan insisi abdomen dan perineal,
kolostomi,atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang lainnya
dan pertahankan keadaan psikologis
(b) Monitor bising usus dan derajat distensi abdomen
(c) Sediakan obat untuk mengurangi nyeri dan pemberian rasa
nyaman seperti perubahan posisi
(d) Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau
bantal untuk membantu batuk
(e) Kaji posisi dan potensi NGT,persambungan suction jika
diperlukan
(f) Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada)
catat adanya perubahan dan bekuan atau pendarahan merah
terang
(g) Pertahankan cairan infus saat masih dilakukan NGT
(h) Anjurkan ambulasi untuk merangsang peristaltik
(i) Pemberian antacid
Tujuan perawatan pra – operatif :
(a) Perawatan luka
(b) Pendidikan klien dan pertimbangan perawatan di rumah
(c) Citra tubuh positif
(d) Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi.
8. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan
pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
a. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
b. Obstruksi pada usus besar
c. Pembentukan abses
d. Pembentukan fistula pada urinaria bladder atau vagina
e. Biasanya tumor menyerang pertumbuhan darah dan sekitarnya yang
menyebabkan pendarahan.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
1) Identitas Klien
Meliputi :nama, umur, jenis kelamin, alamat, NO MR, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penanggungjawab.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan
masalah kesehatan klien yang sekarang. Biasanya adanya riwayat
infeksi pada colon, kanker payudara, rahim dan ovarium.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien akan didapatkan perubahan kebiasaan defekasi dan
pasase darah dalam feses. Gejala lain anemia yang belum diketahui
penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan.
c. Riwayatkesehatankeluarga
Biasanya keluarga ada riwayat penyakit keturunan terdahulu yang
memiliki riwayat kanker.
3) PemeriksaanFisik
a. Rambut : Biasanya rambut bersih, kulit kepala
bersih.
b. Telinga : Biasanya simetris kiri dan kanan.
c. Mata : Biasanya konjungtiva tidak anemis,
biasanya sklera tidak ikterik.
d. Hidung : Biasanya tidak ada polip, biasanya
terpasang selang NGT.
e. Mulut dan tenggorokan : Biasanya bibir kering, biasanya mukosa
bibir kering, biasanya tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.
f. Dada atau thorax :
I : Biasanya pergerakan dada biasanya simetris kiri dan
kanan
P : Biasanya pada thorax premitus sama kiri dan kanan
P : Biasanya bunyi terdengar sonor
A : Biasanya bunyi paru terdengar vesikuler
g. Kardiovaskuler :
I : Biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : Biasanya ictus cordis tidak teraba dan tidak adanya masa
P : Biasanya terdengar bunyi sonor
A : Biasanya irama jantung tidak teratur, kekuatan denyut
jantung kuat
h. Abdomen :
I : Biasanya adanya distensi abdominal. Perubahan bentuk
warna feses serta adanya darah warna merah segar dalam
feses.
A : Biasanya bising usus normal
P : Biasanya adanya bunyi abdomen tympani
p : Biasanya adanya nyeri tekan abdomen pada area lesi.
i. Ekstremitas :biasanya ekstremitas atas terpasang infus.
4) Pola Aktivitas Sehari – Hari
a. Nutrisi
i. Makanan
Biasanya terjadi penurunan nafsu makan, mual dan muntah
ii. Minuman
Biasanya jumlah cairan yang diminum bisa banyak dan bisa
sedikit
b. Eliminasi
1) Miksi
Biasanya jumlah cairan yang keluar bisa banyak bisa sedikit,
tergantung jumlah cairan masuk
2) Defekasi
Biasanya terjadi konstipasi
c. Istirahat dan tidur
Biasanya pada klien dengan kanker colon istirahat dan tidurnya
sering terganggu karena adanya nyeri yang dirasakan oleh klien.
5) Data SosialEkonomi
Mengkaji pekerjaan klien, sumber penghasilan dalam keluarganya
dan perubahan yang dialami selama masa sakit, siapa penanggung
jawab biaya perawatan klien selama sakit dan masalah keuangan yang
dialami saat ini.
6) Data Psikososial
Biasanya klien sering mengeluhkan nyeri pada sekitar abdomen.
Anggota keluarga selalu memberikan dukungan untuk kesembuhan
klien.
7) Data Spiritual
Mengidentifikasikan tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap
kesembuhan penyakitnya dan gangguan dalam melaksanakan ibadah.
2. Diagnose Keperawatan
a. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan anemia, pasca prosedur
bedah kolektomi.
b. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respons
pembedahan.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan makanan yang kurang adekuat.
d. kecemasan pasien dan keluarga berhubungan dengan prognosis
penyakit, rencana pembedahan.
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosakepera
watan
Tujuandan
criteria hasil
intervensi Rasional
1 Resiko tinggi
injuri
berhubungan
dengan anemia,
pascaprosedur
bedah kolektomi.
Tujuan : dalam
waktu 2 x 24 jam
pascaintervensi
reseksi kolon,
pasien tidak
mengalami injuri.
Kriteria hasil :
TTV dalam
batas normal
Kondisi
kepatenan
selang dada
optimal.
Tidak terjadi
infeksi pada
insisi
1. Kaji faktor yang
meningkatkan
resiko injuri.
2. Monitor adanya
komplikasi
pascabedah
3. bantu ambutasi
dini.
1. Pascabedah pasien
akan terdapat drain
pada tubuh pasien.
2. Perawat memonitor
adanya komplikasi
pascabedah seperti
kebocoran dari sisi
anastomosis, prolaps
stoma, perforasi,
retraksi stoma.
Abdomen dipantau
terhadap tanda
kembalinya
peristaltik dan kaji
karakteristik feses.
3. Pasien yang
menjalani kolostomi
dibantu dari tempat
tidur pada hari
pertama pascaoperatif
4. kolaborasi
pemberian
antibiotik
pascabedah
dan didorong untuk
mulai berpartisipasi
dalam menghadapi
kolostomi.
4. Antibiotik
menurunkan resiko
infeksi yang akan
menimbulkan reaksi
inflamasi lokal dan
dapat memperlama
proses penyembuhan
pasca-funduplikasi
lambung.
2 Nyeri
berhubungan
dengan kerusakan
integritas
jaringan, respons
pembedahan.
Tujuan : dalam
waktu 2x24 jam
pascabedah nyeri
berkurang atau
teradaptasi.
Kriteria hasil :
Secara subjektif
pernyataan
nyeri berkurang
atau teradaptasi
1. Jelaskan dan bantu
pasien dengan
tindakan pereda
nyeri
nonfarmakologi
dan noninvasif.
2. Istirahatkan
pasien pada saat
1. Pendekatan dengan
menggunakan
relaksasi dan
nonfarmakologi
lainnya telah
menunjukkan
keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
2. Istirahat diperlukan
untuk memenuhi
Skala nyeri (0 –
4)
TTV dalam
batas normal,
wajah pasien
rileks
nyeri muncul.
3. Atur posisi
fisiologis klien.
4. Ajarkan teknik
distraksi pada saat
nyeri.
5. Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian obat
analgetik melalui
intravena.
kebutuhan
metabolisme.
3. Membantu relaksasi
abdomen pascabedah
sehinga menurunkan
stimulus nyeri dari
luka pascabedah.
4. Distraksi (pengalihan
perhatian) dapat
menurunkan rasa
nyeri.
5. Analgetik diberikan
untuk membantu
menghambat stimulus
nyeri ke pusat
persepsi nyeri di
korteks serebri
sehingga nyeri dapat
berkurang.
3 Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Tujuan : setelah
3x24 jam pada
pasien non bedah
dan setelah 7x24
1. Anjurkan pasien
makan dengan
perlahan dan
mengunyah
1. Makanan dapat lewat
dengan mudah ke
lambung.
berhubungan
dengan makanan
yang kurang
adekuat.
jam pascabedah,
intake nutrisi dapat
optimal
dilaksanakan.
Kriteria hasil :
Klien dapat
menunjukkan
metode
menelan
makanan yang
tepat.
Berat badan
pada hari ke
tujuh
pascabedah
meningkat 0,5
kg.
makanan dengan
seksama.
2. Sajikan makanan
dengan cara
menarik.
3. Pantau intake dan
output, anjurkan
untuk timbang
berat badan secara
periodik (sekali
seminggu).
4. Lakukan
perawatan mulut.
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi jenis
nutrisi yang akan
digunakan pasien.
2. Membantu
merangsang nafsu
makan.
3. Berguna dalam
mengukur
keefektifan nutrisi
dan dukungan
cairan.
4. Intervensi ini untuk
menurunkan resiko
infeksi oral.
5. Ahli gizi harus
terlibat dalam
penentuan komposisi
dan jenis makanan
yang akan diberikan
sesuai dengan
kebutuhan individu.
4 kecemasan
pasien dan
Tujuan : dalam
waktu 1 x 24 jam
1. Monitor respon
fisik klien dengan
1. Mengevaluasi tingkat
kesadaran klien saat
keluarga
berhubungan
dengan prognosis
penyakit, rencana
pembedahan
pasien secara
subjektif
melaporkan rasa
cemas berkurang.
Kriteria hasil :
Klien mampu
menggungkapk
an perasaannya
kepada
perawat.
Klien dapat
mendemontasik
an keterampilan
pemecahan
masalahnya dan
perubahan
koping yang
digunakan
sesuai situasi
yang dihadapi.
Klien dapat
rileks dan
tidur / istirahat
mengukur tanda –
tanda vital klien
dan catat respon
verbal dan non
verbal selama
komunikasi.
2. Anjurkan pasien
dan kelurga untuk
mengungkapkan
dan
mengekspresikan
rasa takutnya.
3. Hadirkan klien
yang pernah
dilakukan
kolostomi.
4. Berikan privasi
untuk klien dan
melakukan
komunikasi verbal
dan non verbal.
2. Memberikan
kesempatan untuk
berkonsetrasi,
kejelasan, rasa takut,
dan mengurangi
cemas yang
berlebihan.
3. Berdiskusi dan
berkomunikasi
dengan individu
dalam menghadapi
kolostomi membatu
menurunkan
kecemasan klien
prabedah.
4. Memberikan waktu
untuk
dengan baik. orang terdekat.
5. Kolaborasi obat
anticemas sesuai
indikasi
(contohnya :
diazepam).
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan rasa
kecemasan dan
mengalihkan
pandangan ( misalnya
dengan membaca)
untuk menurunkan
perasaan terisolasi.
5. Meningkatkan
relaksasi dan
menurunkan
kecemasan.
4. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun kedalam tindakan nyata untuk mencapai
tujuan yang telah dicapai.
5. Evaluasi
Tahap akhir dari proses keperawatan untuk Mengevaluasi seberapa
jauh masalah klien teratasi dan tujuan tercapai sesuai dengan criteria hasil
yang telah
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Kumala. 2011. Gangguangastrointestinal :Aplikasi Asuhan Keperawatan Medical Bedah, jilid I. Jakarta. SalembaMedica.
Rudi Haryono. 2012. Keperawatan Medical BedahSistemPencernaan.Cetakanpetama
Suratun, Lusianah. 2010. AsuhanKeperawatankliengangguansistem gastrointestinal.Cetakanpertama
Padila.2012. Keperawatan Medical Bedah.Cetakanpertamahttp://id.scribd.com/doc/15814138/ASUHAN-KEPERAWATAN-KLIEN-
DENGAN-CARSINOMA-COLON-CA-COLONhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35842-Kep%20Pencernaan-
Askep%20Colorectal%20Cancer.htmlhttp://hidayat2.wordpress.com/2009/07/14/askep-ca-colon/