documentc

117
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN BAB - VI Halaman 1 dari 117 BAB VI PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA KANTOR KECAMATAN GEDEBAGE DAN PENDOPO Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN 1.1 Nama Kegiatan dan Pekerjaan Nama kegiatan adalah Pembangunan Gedung Kantor, Pekerjaan Pembangunan Gedung Utama Kantor Kecamatan Gedebage dan Pendopo,Tahun Anggaran 2009. Lingkup Pekerjaan, meliputi : Pembangunan Kantor Kecamatan Gedebage Pembangunan Pendopo 1.2 Lokasi Pekerjaan Lokasi Pekerjaan yang dimaksud pada item 1.1 pasal ini adalah di jalan Raya Gedebage Kota Bandung. 1.3 Lingkup Pekerjaan Pemborongan Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini di jalan Raya Gedebage Kota Bandung dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini meliputi : Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah dan Pondasi Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

Upload: umiwahidah

Post on 07-Aug-2015

147 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Page 1: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 1 dari 117

BAB VI PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS

DAN BAHAN PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA KANTOR KECAMATAN GEDEBAGE

DAN PENDOPO

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Nama Kegiatan dan Pekerjaan

Nama kegiatan adalah Pembangunan Gedung Kantor, Pekerjaan Pembangunan Gedung

Utama Kantor Kecamatan Gedebage dan Pendopo,Tahun Anggaran 2009.

Lingkup Pekerjaan, meliputi :

• Pembangunan Kantor Kecamatan Gedebage

• Pembangunan Pendopo

1.2 Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan yang dimaksud pada item 1.1 pasal ini adalah di jalan Raya Gedebage

Kota Bandung.

1.3 Lingkup Pekerjaan Pemborongan

Lingkup pekerjaan adalah pembangunan sesuai dengan item 1.1 pasal ini di jalan Raya

Gedebage Kota Bandung dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong

termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat dan segala keperluan

yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini

meliputi :

� Pekerjaan Persiapan

� Pekerjaan Tanah dan Pondasi

� Pekerjaan Struktur

� Pekerjaan Arsitektur

� Pekerjaan Mekanikal Elektrikal

Page 2: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 2 dari 117

Pasal 2

Penjelasan RKS dan Gambar

2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan

Pekerjaan (Aanwizjing).

2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, yang berlaku adalah RKS dan setelah disetujui

konsultan pengawas.

2.3. Ukuran

a. Pada dasarnya ukuran utama yang tertera dalam gambar kerja dan gambar

pelengkap meliputi :

As - As

Luar - Luar

Dalam - Dalam

Luar - Dalam

b. Ukuran-ukuran yang digunakan semuanya dinyatakan dalam m (meter), cm (centi

meter) kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inci atau mm (mili

meter).

c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka kontraktor wajib meneliti

terlebih dahulu Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar arsitektur maupun

gambar-gambar kerja lainnya yang dimuat dalam dokumen lelang/kontrak, terutama

untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.

d. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti Ukuran-ukuran yang

tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi. Segala

akibat yang terjadi adalah tanggung jawab kontraktor dari segi waktu maupun biaya.

e. Khusus ukuran-ukuran dalam gambar arsitektur, pada dasarnya adalah gambar jadi

seperti dalam keadaan selesai.

2.4. Perbedaan Gambar

a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,

gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.

Page 3: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 3 dari 117

b. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sipil/struktur yang berlaku

adalah gambar kerja struktur mengingat gambar struktur telah dilaksanakan terlebih

dahulu.

c. Bila ada perbedaan antara gambar arsitektur dengan sanitasi

elektrikal/listrik/mekanikal yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional

dalam gambar kerja arsitektur.

d. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam

pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada

konsultan pengawas/pengelola proyek, dan kontraktor harus mengikuti keputusan

tersebut.

2.5. Istilah

a. AR : Arsitektur.

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara

menyeluruh dari semua disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.

b. SR : Struktur.

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan

konstruksi utama dan spesifikasinya, serta dimensionering beton struktur.

c. M/E : Mekanikal/Elektrikal

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan daya listrik, sistem distribusi.

d. PL : Plumbing.

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan serta sistem instalasi air bersih dan

kotor.

Page 4: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 4 dari 117

Pasal 3

Standar Rujukan

3.1 Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,

Standar Konstruksi Indonesia dan peraturan nasional lainnya yang berhubungan dengan

pekerjaan, antara lain :

a. NI-2 (PBI-1991) : Peraturan Beton Indonesia (1991)

b. PUBI-1992 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia

c. NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

d. NI-4 : Persyaratan cat Indonesia

e. NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

f. NI-8 : Peraturan semen Portland Indonesia

g. NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan

h. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia

i. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik

j. SNI 3976 : Standar Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beton

k. SNI 3449 : Tatacara Pembuatan Campuran Beton Ringan dgn Agregat

Ringan.

l. SNI 2834 : Standar Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal

3.2. Jika tidak terdapat dalam peraturan, standar dan normalisasi tersebut di atas maka

berlaku peraturan, standar dan normalisai internasional atau dari negara asal produsen

bahan/material yang bersangkutan.

Page 5: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 5 dari 117

Pasal 4

Tanggung Jawab Kontraktor

4.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan

kontrak yang telah ditandatangani.

4.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur

atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penu tersebut di atas.

4.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat

pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki

kerusakan tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.

4.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,

kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui

direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan

yang timbul.

4.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian

kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

4.6. Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak

ketiga yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap

serah terima. Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus bertanggung

jawab, dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

4.7. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam

pelaksanaan pekerjaan.

4.8. Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala

akibatnya baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.

4.9. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengangkutan

bahan bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar

lokasi pekerjaan.

Page 6: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 6 dari 117

Pasal 5

Kuasa Kontraktor di Lapangan

5.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan

kontrak yang telah ditandatangani.

5.2. Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur

atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

5.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat

pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki

kerusakan tersebut dengan biaya kontraktor sendiri.

5.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,

kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui

direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan

yang timbul.

5.5. Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian

kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

Page 7: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 7 dari 117

Pasal 6

SITUASI

6.1. Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya

pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi

medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang

berpengaruh terhadap harga penawaran.

6.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim

dikemudian hari.

6.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Page 8: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 8 dari 117

Pasal 7

PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan persiapan tapak meliputi :

7.1. Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semak–semak/alang–

alang, rumput, tanah humus (top soil) 15 – 20 cm berikut pembuangannya. Menebang

pohon jika ada, termasuk mencabut akarnya serta membuang ketempat sesuai petunjuk

Direksi.

7.2. Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar site atau

membuang tanah keluar site.

7.3. Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan. Perletakan jalan

masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.

7.4. Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu

dalam keadaan kering.

7.5. Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan

memenuhi persyaratan kerekatan. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat

pembuangan air kotor sementara.

Page 9: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 9 dari 117

Pasal 8

PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

8.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :

− Papan Nama Proyek

− Mobilisasi dan demobilisasi

− Direksi Keet dan Gudang Bahan (Los Kerja)

− Air dan Listrik Kerja

− Biaya Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan

− Pasang Bouwplank

8.2. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan inc.

8.3. Permukaan atas lantai ubin (P ± 0.00) adalah ; ± 80 cm dan tanah sekitarnya / tanah

rencana, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

8.4. Ukuran penduga dibuat dari besi pipa atau kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam,

rata semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m1 dan di

cor beton ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat

pemborong di bawah pengamatan Direksi Lapangan yang dipelihara selama

pelaksanaan.

8.5. Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan patok–patok

yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus

menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu yang paham dalam pengukuran,

penyipat datar, penunjuk / prisma silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.

8.6. Pekerjaan papan Bouwplank

a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu Borneo Super, diserut rata dan

terpasang waterpass dengan peil ± 0.00.

b. Jarak papan bouwplank minimal 1.5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah

kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

Page 10: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 10 dari 117

c. Patok – patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar –

benar stabil (tidak goyang). Tanda – tanda sumbu / As (dinding dan pondasi

struktur), harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas.

Jenis kayu yang digunakan untuk keperluan ini adalah jenis kayu kelas II yang lurus

dan kering.

d. Ukuran – ukuran patok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang

tercantum pada gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada

gambar, maka Pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada Direksi

supaya dapat memberikan suatu keputusan.

e. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai. Pemborong wajib memintakan

pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

8.7. Pembuatan Direksi Keet (Kantor Direksi)

Luas yang dibutuhkan adalah ± 12 m2, dengan menggunakan bahan-bahan sebagai

berikut :

a. Rangka bangunan dari kayu Borneo Super

b. Dinding dari bahan tripleks 4 mm

c. Lantai bangunan diplester

d. Atap dari bahan seng gelombang BJLS 30

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatannya antara lain :

a. Bangunan / ruangan tidak bocor

b. Cukup penerangan / ventilasi

c. Pintu / jendela dapat dikunci

Untuk kelengkapan direksikeet yang dipakai proyek ini pemborong harus menyediakan

perlengkapan–perlengkapan direksi seperti : meja kerja dan kursi, tempat untuk

menempelkan gambar–gambar dan lain – lain yang diperlukan.

Page 11: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 11 dari 117

Pasal 9

PEKERJAAN TANAH

9.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pembongkaran dan penebangan pohon / semak dan pemindahan barang – barang

yang merintangi pekerjaan.

b. Urugan Tanah Areal Bangunan ± 50 cm2

c. Urugan Tanah Peninggian Feil ± 20 cm2 dari setelah pengurugan utk feil bangunan

d. Urugan Tanah Peninggian Feil ± 10 cm2 dari setelah pengurugan utk feil selasar

bangunan

e. Pemadatan tanah urugan dan pada setiap lapisan timbunan

f. Galian Tanah untuk Pondasi Batu Kali dan Pondasi Telapak

9.2 Pembongkaran dan Pembersihan

Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput / tanah humus /

top soil 20 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon dan

mencabut akarnya serta membuang sesuai petunjuk.

9.3 Pekerjaan Galian

a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang

dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan

daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan / ditumbuk.

b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan

dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung

ketempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui oleh Direksi.

9.4 Pekerjaan Urugan/Timbunan dan Pemadatan

a. Pengurugan tanah setinggi 50 cm dari permukaan jalan.

b. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan

memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan – bahan organis, barang bekas /

sampah dan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi dan jika di

ijinkan dapat digunakan tanah bekas galian.

Page 12: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 12 dari 117

c. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu

bouwplank dan lobang pondasi.

d. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.

Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam

keadaan padat. Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih

dari 20 cm, maka pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap

lapisan adalah 20 cm (maksimal).Pemadatan tanah peninggian lantai, harus

menggunakan stamper .

e. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian – bagian : di bawah lantai, di bawah saluran

air hujan / grevel, serta tempat – tempat lain seperti ditunjukan pada gambar.

Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu

disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar – benar padat.

9.5 Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai

Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai Bangunan yaitu setinggi 30 cm dari

permukaan tanah setelah pengurugan setinggi 50 cm (30 cm dari permukaan jalan dalam

site).

9.6 Harga Satuan

Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua biaya :

Pekerja–pekerja, pembersihan, penimbunan/pemadatan dan pembuangan hasil galian.

Page 13: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 13 dari 117

Pasal 10

PEKERJAAN PONDASI

10.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Pondasi ini meliputi :

− Urugan Pasir di Bawah Pondasi Batu Kali t = 5 cm

− Urugan Pasir di Bawah Pondasi Telapak t = 5 cm

− Pondasi Aanstamping Batu Kali t = 15 cm

− Pondasi Batu Kali 1 : 3

− Pondasi Batu Kali 1 : 5

− Pek. Lantai Kerja di bawah Pondasi Telapak t = 5 cm (campuran 1:3:5)

− Pondasi Telapak 60x60x20 cm P1

− Pondasi Telapak 80x80x20 cm P2

− Sloof Beton 15/20 Beton K-175

− Sloof Beton 20/25 Beton K-175

10.2 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

10.2.1 Pondasi bangunan yang dipakai diantaranya pondasi lajur batu kali dan pondasi

setempat batu kali yang terdiri dari :

a. Alas pondasi : dilaksanakan dengan urugan pasir yang dipadatkan, ditimbris setebal

5 cm.

b. Lantai kerja : aanstamping adalah pasangan batu belah kosong, berdiri tegak

setinggi 15 cm, ditimbris pasir atau batu pecah hingga kokoh.

c. Pasangan batu kali : Material batu kali / batu belah harus keras, bermutu baik dan

tidak poreus, batu kapur, batu berpenampang bulat, berpori besar dan terbungkus

lumpur tidak diperkenankan untuk dipakai.

- Adukan yang digunakan untuk pasangan pondasi adalah 1 pc : 5 ps, untuk

bagian atas pondasi ± 30 cm dari pondasi teratas (pasangan trasram dengan

adukan 1 pc : 3 ps).

- Air yang dipakai harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat

merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.

Page 14: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 14 dari 117

- Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik

dan bahan kimia yang dapat merusak pondasi.

10.2.2 Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as

pondasi lebar dan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi.

10.2.3 Pemasangan turap batu kali lereng tanah dan tangga terlebih dahulu diratakan atau

dikupas sesuai dengan peil kemiringan.

10.2.4 Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan sloof ke

pondasi dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.

10.2.5 Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya,

kedalaman, besaran lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan

pondasi dimulai, pemborong harus mendapat ijin dari Direksi mengenai hal tersebut

secara tertulis.

10.3 PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT

10.3.1 Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan pengeboran pondasi telapak/Plat ini meliputi dan

tidak terbatas dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. Prinsip pembuatan

penggalian Plat, adalah membuat lubang dari permukaan ke dalam tanah, dengan alat,

memasukkan besi tulangan (steel cage) lalu diikuti dengan pengecoran dimulai dari

dasar lubang sampai ketinggian tertentu (yang ditetapkan).

10.3.2 Persyaratan Pelaksanaan

- Penggalian dilakukan tepat pada patok-patok/titik-titik yang ditentukan di lapangan

dan memulai pelaksanaan harus mendapat persetujuan dari pengawas untuk

selanjutnya.

- Setelah semua persiapan dan penemapatan posisi dinyatakan baik oleh pengawas,

maka penggalian bisa di mulai, sampai diteruskan pada kedalaman yang telah

ditetapkan.

Page 15: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 15 dari 117

- Pelaksanaan penggalian dilakukan secara terus menerus untuk setiap lubang

pondasi Plat, kedalam penggalian harus mencapai lapisan pendukung tanah yang

telah ditentukan, atau sesuai dengan instruksi dari pengawas lapangan.

- Lubang penggalian yang dibuat harus sesuai ukuran dan tegak lurus dari tanah

datar/horizontal.

- Toleransi ukuran diameter lubang pondasi Plat tidak boleh kurang dari yang

tercantum dalam gambar, pergeseran yang diizinkan tidak lebih dari 5 cm untuk

kedua arah.

- Selama penggalian pondasi Plat, kontraktor harus mengadakan pengambilan

contoh tanah, pada kedalaman terakhir dari 1 titik lubang galian yang akan

ditentukan oleh pengawas.

- Kontraktor harus menjaga agar dinding dari lubang penggalian tidak terjadi

kelongsoran, selama pekerjaan berlangsung, misalnya dengan penanaman casing

sedalam tanah yang dianggap rawan atau dengan cara lain sehingga pekerjaan

tetap lancar.

- Pemasukan casing dipasang setelah penggalian mencapai kedalaman 3 s/d 4 m,

pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai casing mencapai elevasi yang

ditentukan dan lubang mencapai kedalaman yang ditetapkan.

- Pengangkutan tanah dilakukan terus menerus dan perlahan lahan sehingga tidak

terjadi longsoran tanah galian. Pembersihan dasar galian dari genangan air

dilakukan dengan melakukan pengisapan oleh mesin hisap sehingga sedimen-

sedimen tanah atau lumpur masuk kedalam pipa hisap, kemudian dibuang, proses

ini dilakukan 3-5 kali, sampai dasar lubang dinyatakan bersih oleh pengawas dan

siap dilakukan pemasangan baja tulangan.

10.3.3 Pelaksanaan Pengecoran

- Pengecoran lubang pondasi Plat, setelah baja tulangan terpasang sedemikian rupa

dan telah dilakukan pemeriksaan oleh konsultan pengawas

- Beton dituangkan kedalam lubang galian sampai pada ketinggian dan ketebalan

dasar pondasi Plat tertentu, dan pekerjaan pembuatan dasar Plat terbentuk diatas

dinyatakan selesai.

Page 16: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 16 dari 117

- Lain-lain yang harus diperhatikan, bilamana dalam saat pengecoran tanahnya

longsor maka lubang harus dipasang casing penahan longsoran.

- Setelah terbentuk dasar pondasi Plat, maka pemasangan tiang pondasi bias

dilanjutkan setelah ada pemeriksaan oleh konsultan pengawas.

10.4 Pekerjaan Urugan Pasir di bawah Pondasi Batu Kali dan Pondasi Telapak

Pasir yang digunakan harus berkualitas baik, tidak mengandung lumpur. Tebal urugan

pasir, baik di bawah pondasi batu kali maupun di bawah pondasi telapak yaitu setebal 5

cm.

10.5 Pekerjaan Sloof Beton

Dimensi Sloof yang digunakan yaitu 15/20 cm dan 20/25 cm. (Persyaratan bahan dapat

dilihat pada Pasal 11 “Pek. Beton”).

Page 17: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 17 dari 117

Pasal 11

PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

11.1 Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi :

a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari :

• Kolom Struktur dan Kolom Praktis, Balok Struktur, Balok Listplank, Balok Anak,

dan Plat Lantai Dak.

b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :

• Neut – neut bawah kusen setingi 10 cm.

• Rabat untuk seluruh bangunan dan keliling bangunan, kansteen dan segala

sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar.

Lingkup Pekerjaan dan Dimensi No Lokasi

Kolom Struktur Kolom Praktis

Kolom Selasar

Balok Konsol

Ring Balk

Plat Dak

1. Kantor Kecamatan

-K1=20x25cm -K2=20x25cm -Kolom Menara=15x25 -Kolom Entrance=15x15

12x12cm 20x20cm 15x20cm

RB1=15x20cm RB2=20x25

T=10cm

2. Pendopo 40x40cm - - - 15x20cm -

11.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum

pada :

a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.

b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.

c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :

1. Syarat – syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian

II bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).

2. Syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab

4-5-6 seluruh pasal).

3. Syarat – syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV bab 8 seluruh

pasal).

Page 18: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 18 dari 117

11.3 Persyaratan beton :

a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-225 dimana

beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 225 kg/cm2 (minimal).

b. Untuk mutu beton yang bersifat praktis, mutu beton yang digunakan K-175 dimana

beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 175 kg/cm2 (minimal)

dengan campuran beton yang disyaratkan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr.

c. Untuk beton yang tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran :

• Untuk Balok lintel dan kolom praktis campuran yang digunakan K-175 adalah 1

pc : 2 ps : 3 kr.

• Untuk lantai kerja, rabat beton dan neut kusen, campuran yang digunakan

adalah beton 1 pc : 3 ps : 5 kr.

11.4 Persyaratan bahan :

a. Semen

Semen yang digunakan terdiri dari satu jenis mutu dari yang baik dan disetujui oleh

Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan

untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut di atas. Pemborong

harus memperhatikan syarat – syarat penyimpanan semen yang baik.

b. Pasir Beton

Pasir beton harus terdir dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan

organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di

dalam NI-2 (PBI-1991)

Koral / Kerikil Beton

Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta

mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di

dalam NI-2 (PBI-1991) (ukuran 2/3 dan ½).

c. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan – bahan

organis, minyak, garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila

diperlukan, Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang

Page 19: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 19 dari 117

akan digunakan ke Laboratorium pemeriksaan yang resmi dan syah atas biaya

pemborong.

d. Baja Tulangan

Mutu tulangan yang digunakan adalah U-24, yaitu tulangan dengan tegangan leleh

karakteristik sebesar 2400 kg/cm2.

Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran – kotoran (Lumpur, lemak

dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter

minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran pabrik baja Krakatau

Steel atau BD.

11.5 Bekisting :

a. Bahan – bahan yang akan digunakan, harus memenuhi ketentuan / persyaratan

yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991), tebal papan kayu / kayu lapis yang

digunakan, 0.9 cm dengan balok – balok penyangga berukuran 5/7 dan atau dia. 8

cm, kayu yang digunakan adalah jenis KAYU KELAS II yang keras.

b. Untuk pekerjaan bekisting yang sifatnya expose digunakan kayu lapis 9 mm dan

diperkuat dengan rangka kayu borneo kelas II.

c. Untuk pekerjaan sloof, kolom praktis dan balok praktis, bekisting menggunakan

papan cor sekelas kayu alba / meranti.

d. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan

kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk kerapihan dan ketelitian

pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar

memberikan bidang yang rata.

e. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton mengalami periode

pengerasan sesuai dengan persyaratan di dalam NI-2 (PBI-1991)

f. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dan lain – lain harus sudah

dipersiapkan.

Page 20: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 20 dari 117

11.6 Adukan :

a. Adukan untuk beton bertulang menggunakan perbandingan volume berdasarkan

mutu beton K-175 dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr sesuai dengan ketentuan

rapat.

b. Adukan beton tidak bertulang digunakan perbandingan 1 ps : 3 ps : 5 kr,

penggunaan rabat beton dengan ketebalan 5 cm.

11.7 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan

gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991)

(Bab 4 pasal 3-4-5).

b. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat, sehinga tidak berubah dan

bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus

diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.

Penampang minimal tulangan adalah 4,52 cm2. Hubungan sloof dan pondasi batu

kali dan kolom dengan dinding harus dipasang besi anker (stek) setiap jarak 1 m.

c. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah :

• Direksi Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan /

bekisting yang dibuat.

• Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian

yang akan dicor.

• Direksi / Pengawas Lapangan telah menerima hasil CAMPURAN BETON untuk

pengecoran.

• Pengadukan Beton harus menggunakan Beton Molen dan paling sedikit harus

ada 2 (dua) buah Beton Molen dengan kondisi baik di tempat pekerjaan untuk

menjamin kontinuitas pengecoran.

d. Khusus untuk beton struktur (K-225) Pemborong harus membuat benda – benda uji

berupa kubus – kubus beton (15x15x15) cm, yang pembuatannya harus disaksikan

oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Benda – benda uji tersebut harus diberi tanda

Page 21: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 21 dari 117

(tanggal pembuatan dan bagian konstruksi) untuk kemudian diperiksakan ke

Laboratorium konstruksi beton milik Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi atas

biaya pemborong. Jumlah benda uji yang harus dibuat, sesuai dengan ketentuan di

dalam PBI 1971 (Bab 4 Pasal 5-6-7) dengan jumlah minimal 3 buah atau lebih untuk

tiap pengecoran 5 m3.

e. Pemadatan beton struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator)

dengan kondisi baik.

f. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki

atas biaya Pemborong. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan

pembongkaran guna perbaikan atas biaya Pemborong.

Page 22: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 22 dari 117

Pasal 12

PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

12.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga, peralatan, dan

perlengkapannya sesuai dengan gambar kerja. Lingkup tersebut meliputi :

− Rangka Atap Kuda-Kuda Baja Ringan (untuk Kantor Kecamatan)

− Pek. Penutup Atap Genteng Metal, Sek. “Multiroof” (untuk Kantor Kecamatan)

− Pek. Bubungan Atap Metal, Sek. “Multiroof” (untuk Kantor Kecamatan)

− Pas. Listplank 3/20 cm, GRC (untuk Kantor Kecamatan)

− Pas. Talang Jurei Seng BJLS 30

− Pas. Talang dak Tegak PVC Ø 2.5”

− Pek. Kuda-kuda Kayu, Kayu Borneo super 8/15 (untuk Pendopo)

− Pas. Gording, Ikatan Angin dan Balok Gapit, Kayu Borneo Super 8/12 (untuk

Pendopo)

− Papan Ruiter 2/20 Kayu Borneo Super (untuk Pendopo)

− Pas. Rangka Atap Kayu Borneo Super (untuk Pendopo)

− Pas. Penutup Atap Genteng “Palentong” Ex. Jatiwangi (untuk Pendopo)

− Pas. Genteng Bubung Palentong Ex. Jatiwangi (untuk Pendopo)

− Pas. Listplank 3/20 Kayu Borneo Super (untuk Pendopo)

− Pek. Sulignem Rangka Atap (untuk Pendopo)

12.2 Prosedur Umum

a. Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih

dahulu kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum

pengadaan bahan-bahan ke lokasi proyek.

b. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan

gambar detail yang mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan, dan detail lainnya

kepada pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

c. Bahan-bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru, dan

tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.

Page 23: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 23 dari 117

Bahan-bahan harus disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari segala

kerusakan.

d. Semua bahan yang tercantum dalam spesifikasi ini harus seluruhnya dalam

keadaan baru, berkualitas baik, serta telah disetujui pengawas lapangan.

12.3 Persyaratan Bahan

12.3.1 Rangka Atap Kuda-kuda Baja Ringan, Sek. SNI atau ISO (untuk Kantor Kecamatan)

• ELEMEN KUDA-KUDA (termasuk RENG dan MURPLAT)

Properti Mekanis Baja (Steel Mechanical Properties):

Mutu Baja (Steel Grade) : G550

Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 MPa

Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength) : 550 MPa

Modulus Elastisitas : 2 x 105 MPa

Modulus Geser : 8x 104 MPa

• ALAT PENYAMBUNG

Alat penyambung antar elemen kuda-kuda yang digunakan untuk fabrikasi dan

instalasi adalah "sekrup menakik sendiri" (self driffing screw) dengan spesifikasi

sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Potosi Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2

zinc-plated

Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5.1 kN

Knot Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8.6 kN

Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6.9 kN

• LAPISAN ANTI KARAT

Lapisan anti karat yang dipakai yaitu Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 180 gram/m2

(Z 180).

• Sistem Pengaku / Bracing dan Murplat (Top Plate)

Batang Pengaku / bracing yang harus dipasang terdiri dari:

− Bottom Chord Bracing, pengaku pada batang bawah

− Lateral Tie, pengaku batang (web) tekan

Page 24: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 24 dari 117

− Diagonal Web Bracing (ikatan angin), untuk meneruskan gaya dari lateral tie

− Top Chord Bracing, pengaku batang atas, biasanya berupa reng

12.3.2 Genteng Metal, Sek. “Multiroof” (untuk Kantor Kecamatan)

a. Bahan penutup atap ini harus mulus, tidak rusak, tergores permukaannya, atau cacat

lainnya. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flashing arah

memanjang dan melintang/listplank tepi, kaitan untuk gording baja profil, sekrup

dengan hak, sealant, dan aksesoris lainnya sesuai dengan spesifikasi pabrik

pembuat.

Adapun spesifikasinya adalah

∼ Tipe /Merk : Sek. “Multiroof”

∼ Bahan : Metal, permukaan berpasir

∼ Mutu : terbaik

∼ Warna : ditentukan kemudian

b. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada konsultan pengawas

untuk mendapatkan persetujuan pemasangan.

12.3.3 Kuda-kuda Kayu, Kayu Borneo Super (untuk Pendopo)

No. Uraian Pekerjaan Jenis Kayu Dimensi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Gording, Ikatan Angin

Balok Gapit

Kuda-Kuda

Rangka Atap

Papan Ruiter

Listplank

Borneo Super

Borneo Super

Borneo Super

Borneo Super

Borneo Super

Borneo Super

8/12

2x6/12 & 5/10

8/15

2/20

3/20

(Persyaratan lebih jelas tercantum dalam pasal 16 Pek. Kayu)

12.3.4 Penutup Atap Genteng Palentong (untuk Pendopo)

Genteng palentong ialah unsur bangunan yang dibuat dari campuran bahan keramik

dan bahan pembantu lainnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan

Page 25: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 25 dari 117

untuk penutup atap. Jenis genteng yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu Genteng

Palentong Ex. Jatiwangi.

Syarat Mutu

1) Pandangan luar genting harus mempunyai permukaan atas yang mulus, tidak

terdapat retak atau cacat lainnya yang mempengaruhi sifat pemakaian dan

bentuknya harus seragam bagi tiap jenis.

2) Tepi-tepinya tidak boleh mudah dirapihkan dengan tangan.

3) Setiap genteng harus bermerk (Merk Pabrik yang mengeluarkan)

4) Kekuatan lentur genteng-genteng mampu menahan beban lentur sesuai dengan

table:

Tingkat Mutu Beban lentur rata2 dari 10

genteng yang diuji/kg

Beban lentur masing2

genteng dalam kg

I

II

150

80

120

60

5) Daya serap air rata-rata 10 contoh uji tidak boleh lebih dari 10% berat.

6) Ketahanan terhadap perembesan air(Rapat Air)

7) Apabila contoh genteng diuji dengan cara standard maka pada setiap genteng tidak

boleh terjadi tetesan air dari bagian bawahnya.

8) Dalam hal genteng menjadi basah tetapi tidak terdapat tetesan air, maka dinyatakan

tahan terhadap perembesan air.

Referensi : SII 0447-81 (Cara Uji Genting Beton).

12.3.5 Penutup Bubungan, Genteng Palentong Ex. Jatiwangi (untuk Pendopo)

Bubungan genteng serta pertemuan-pertemuannya dipakai bubungan genteng

palentong ex jatiwangi.

12.3.6 Pek. Listplank (untuk Pendopo)

Listplank memakai kayu borneo super ukuran 3/20 cm. Difinishing dengan cat kayu

Synthetic.

Page 26: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 26 dari 117

12.3.7 Pek. Listplank (untuk Kantor Kecamatan)

Listplank memakai rangka besi hollow uk. 2 x 4 cm. Penutupnya memakai GRC, ukuran

Listplank 3/20 cm dan difinishing dengan cat Sek. ICI Weathersield.

12.3.8 Pek. Sulignem (untuk Rangka Atap & elemen kayu lainnya di area atap Pendopo)

Pekerjaan sulignem ini merupakan pekerjaan perlindungan rangka atap kayu yaitu

sebagai anti rayap. Merk yang dipakai yaitu Residu.

12.4 Persyaratan Pelaksanaan

12.4.1 Cara pelaksanaan/pemasangan Kuda-kuda Baja Ringan

• Persiapan

Kuda-kuda baja Ringan dan gording harus sudah terpasang kokoh pada

tempatnya sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui konsultan pengawas.

• Pekerjaan pemasangan

1) Sebelum pemasangan, rangka listplank dan semua material harus disetujui

konsultan pengawas.

2) Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga

ahli/supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung kontraktor.

3) Pemasangan dimulai dari sudut tepi bawah; diselesaikan dahulu satu baris

ke arah atas, kemudian satu baris ke samping, selanjutnya ke arah atas dan

seterusnya hingga atap tertutup semua.

4) Arah tumpang-tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup

lembaran bawahnya sama dengan arah angin.

5) Selanjutnya sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.

6) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan

komputer menggunakan software.

7) Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

8) Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi

kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan

dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan/

disediakan / dikerjakan.

Page 27: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 27 dari 117

9) Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop maupun

instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan mesin screw driver yang

dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtightens

10) Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang

dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai

dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui

11) Pihak kontraktor memberi kesempatan kepada, pihak teknis dari baja ringan

tersebut untuk ikut melakukan supervisi penyiapan struktur bangunan untuk

peletakan kuda-kuda.

12) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur

yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan

pembebanan yang telah disepakati.

13) Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda

tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada

saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel

pada bagian dari kuda-kuda.

14) Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi

maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun

persetujuan dari pihak teknis produsen baja ringan tersebut.

15) Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah Bahan penutup

atap, agar pihak pelaksana/tukang baja ringan dapat memasang reng

dengan jarak yang setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat

kuda-kuda tiba di lokasi proyek.

12.4.2 Cara pelaksanaan/pemasangan Kuda-kuda Kayu (untuk Pendopo)

Harus diperhatikan bahwa kayu yang dipasang tidak bengkok atau baling, harus benar-

benar lurus agar lapisan penutup atap tidak lendut atau bergelombang.

Seluruh konstruksi dan spesifikasi lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

rangka atap agar mengikuti petunjuk/ketentuan dari pabrik yang mengeluarkan bahan

penutup atap tersebut dan mengikuti petunjuk Pengawas, sehingga hasilnya dapat

dijamin kebenarannya.

Page 28: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 28 dari 117

12.4.3 Cara pelaksanaan/pemasangan Penutup Atap Genteng Palentong (utk Pendopo)

Pemasangggan genteng harus dipasang menurut keakhlian dan sedemikian rupa

sehingga betul-betul tersusun rapih dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya

harus cocok dan rapat.

Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam Gambar

Rencana harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut.

Page 29: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 29 dari 117

Pasal 13

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

13.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pasangan dinding ini, meliputi :

a. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:3

b. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:5

c. Plesteran + acian bata Spesi 1:3

d. Plesteran + acian bata Spesi 1:5

e. Pasangan Angker (utk Ban) besi dia. 8 (utk Kantor Kecamatan)

f. Finishing Acian Kolom dan Balok Expose

g. Pek. Dinding Keramik 20/25 Sek. “Roman”, utk area Toilet (persyaratan pada Pasal

15 Pek. Lapisan Keramik).

h. Pek. Dinding Keramik Pantry 20/25 cm Sek. “Roman”

i. Pek. Lapisan Granit 40x40 cm Sek. “NIRO”, utk dinding aksentuasi pada kantor

kecamatan dan aksentuasi pada dinding penutup kolom pendopo (persyaratan pada

Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik).

j. Pek. Pasang Batu Andesit Tipe Alur

13.2 Persyaratan bahan :

13.2.1 Bahan Pasangan Bata Merah

a. Bata merah bermutu baik, pembakaran sesempurna mungkin / merata bebas dari

cacat dan retak, minimum telah menjadi 2 (dua) bagian, produk lokal dan telah

memenuhi standard “Persyaratan bahan – bahan PUBB 1970”.

b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas dari lumpur, bahan organis, batu–batuan

harus diayak. Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.

c. Semen yang dipakai Standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut

ASTM memenuhi S400 Standard Portland Cement.

13.2.2 Bahan Batu Andesit Alur

Batu alam pelapis dinding yang digunakan yaitu batu andesit alur, dimensi tebal 2 cm,

lebar 30 cm, dan panjang 60 cm. Peruntukannya yaitu pada dinding depan /dinding aksen

Kantor Kecamatan dan Kolom Entrance.

Page 30: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 30 dari 117

13.3 Adukan dan Campuran :

a. Adukan transram perbandingan 1 pc : 3 ps, dilaksanakan untuk :

• Semua pasangan bata yang masuk ke dalam tanah.

• 20 cm di atas lantai pada semua dinding.

• Pasangan batu/bata sisi saluran, bak kontrol, serta tempat lain yang diperlukan

sesuai gambar kerja.

• Plesteran dinding bata yang masuk ke dalam tanah seluruhnya pasangan

trasram, plint plesteran, aferking permukaan beton dan plesteran seluruh

pasangan bata perbandingan 1 pc : 3 ps.

• Plesteran topi turap (dinding penahan).

b. Adukan perbandingan 1 pc : 5 ps, dilaksanakan untuk :

• Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasram seperti yang

tercantum di atas.

• Adukan semen, digunakan siar benam batu kali.

13.4 Pelaksanaan Pekerjaan

13.4.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata

a. Pekerjaan pasangan dinding bata/batu kali harus terkontrol waterpass baik arah

vertikal maupun horizontal setiap 8 baris bata harus dipasang anker besi dan kolom,

Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melebihi ketinggian 1 m setiap

hari. Batu/bata sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi air.

b. Sebelum dinding bata diplester siar harus dikorek sedalam 1 cm untuk

mendapatkan ikatan yang lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga

pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.

c. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk

dinding septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari sisi luar, untuk

itu plesteran trasram dilakukan pada kedua sisi luar dalam.

d. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/aferking permukaan beton perlu

dikasarkan/dipahat dulu kemudian disiram portland cement untuk mendapatkan

ikatan yang baik.

e. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk

dan warna masing–masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah –

Page 31: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 31 dari 117

pecah sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis oleh

Konsultan Pengawas.

f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak–

retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

13.4.2 Pekerjaan Pasangan Batu Andesit Alur

Sebelum pekerjaan pemasangan batu andesit, maka harus dilakukan dulu pemilihan

keseragaman ujung batu supaya dalam pemasangannya menjadi rapih dan adu manis.

Pola pemasangannya tanpa nad/spesi sehingga ujung-ujung dan sisi batu saling

menempel satu sama lainnya. Setelah batu andesit terpasang, langkah selanjutnya yaitu

finishing dengan cairan coating khusus batu warna netral/transparant.

13.5 Pada pasangan dinding trasram di atas lantai, sampai ketinggian 30 cm, plesteran

dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 3 ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1 cm untuk

kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan semen kemudian difinishing dengan cat

minyak.

Page 32: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 32 dari 117

Pasal 14

PEKERJAAN LANTAI

14.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan ini meliputi :

− Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm

− Pek. Keramik Lantai 40x40 cm Sek. “Roman” Bagian Dalam dan selasar Kantor

Kecamatan dan Pendopo

− Keramik Border Lantai 40x40 cm Sek. “Roman” Bagian Dalam Kantor Kecamatan

dan Pendopo

− Granit 40x40 cm Sek. “NIRO” utk area lobby/r. tunggu kantor kecamatan

− Keramik Lantai, 20x20 cm utk Lantai KM/WC

− Keramik Dinding, 20x25 cm utk Dinding KM/WC

− Keramik Lantai, 40x40 cm utk Lantai Area Washtafel

− Keramik Dinding, 20x25 cm utk Dinding Area Washtafel

− Keramik 20x20 cm utk Meja Washtafel

− Keramik 20x20 cm utk Meja Pantry

− Pasangan Puzzle 1,5x1,5 m Sek. NIRO utk Lantai Area Luar Entrance

− Pasangan Puzzle 1,2x1,2 m Sek. NIRO utk Lantai Area Dalam/R. Tunggu

− Pek. Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5, t = 6 cm

− Pek. Saluran Air Gravel

14.2 Persyaratan Bahan

− Persyaratan Bahan Urugan Pasir di bawah Pondasi

Pasir urug yang digunakan harus berkwalitas baik, tidak mengandung kadar lumpur

yang terlalu banyak.

− Pesyaratan Bahan Pek. Keramik dan Granit

Pesyaratan Bahan Pek. Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik

dan Granit.

Page 33: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 33 dari 117

− Pesyaratan Bahan Rabat Beton

Pekerjaan Rabat beton untuk di selasar. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai

campuran 1 : 3 : 5. Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non

struktur. Persyaratan bahan dan pelaksanaan dapat dilihat pada bagian sebelumnya,

yaitu Pek. Beton.

− Pesyaratan Bahan Saluran Air Gravel

Gravel yang digunakan yaitu berukuran Ψ 20 cm

14.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan Urugan Pasir Bawah Lantai

Pasir di bawah lantai ini dimaksudkan untuk memadatkan lantai sebelum pemasangan

lapisan keramik. Ketebalan urugan pasir bawah lantai ini yaitu + 5 cm.

Pelaksanaan Pasang Pek. Keramik

Pelaksanaan pemasangan Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik.

Pelaksanaan Rabat Beton

Metode pelaksanaan yaitu site mix. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai campuran 1 : 3 :

5. Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non struktur. Tebal

selimut beton 6 cm. Finishing dengan acian.

Page 34: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 34 dari 117

Pasal 15

PEKERJAAN LAPISAN KERAMIK DAN GRANIT

15.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan ini meliputi :

− Pek. Keramik Lantai 40x40 cm Sek. “Roman” Bagian Dalam dan selasar Kantor

Kecamatan dan Pendopo

− Keramik Border Lantai 40x40 cm Sek. “Roman” Bagian Dalam Kantor Kecamatan

dan Pendopo

− Pek. Lapisan Granit 40x40 cm Sek. “NIRO”, utk dinding aksentuasi pada kantor

kecamatan dan aksentuasi pada dinding penutup kolom pendopo

− Granit 40x40 cm Sek. “NIRO” utk area lobby/r. tunggu kantor kecamatan

− Keramik Lantai, 20x20 cm utk Lantai KM/WC

− Keramik Dinding, 20x25 cm utk Dinding KM/WC

− Keramik Lantai, 40x40 cm utk Lantai Area Washtafel

− Keramik Dinding, 20x25 cm utk Dinding Area Washtafel

− Keramik 20x20 cm utk Meja Washtafel

− Keramik 20x20 cm utk Meja Pantry

− Pasangan Puzzle 1,5x1,5 m Sek. NIRO utk Lantai Area Luar Entrance

− Pasangan Puzzle 1,2x1,2 m Sek. NIRO utk Lantai Area Dalam/R. Tunggu

Pekerjaan pasangan ubin keramik untuk lantai dalam ruangan dan teras atau sesuai

dengan gambar kerja.

Untuk ruangan seperti ditunjukkan dalam gambar kerja, digunakan puzzle sesuai dengan

ukuran gambar, begitu juga dengan motif lantai/border.

15.2 Persyaratan Bahan

Ubin keramik harus berkualitas baik yang memenuhi ketentuan SII, sekualitas Roman.

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudutnya tidak siku,

retak, atau cacat lainnya tidak boleh dipasang.

a. Spesifikasi bahan

Jenis : ubin keramik

Ukuran : 40 x 40, 20 x 20, 20 x 25 cm

Warna : ditentukan kemudian

Page 35: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 35 dari 117

Produk : sekualitas Roman

Ubin yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia.

b. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang

belum dibuka dan dilindungi label /merek dagang yang utuh dan jelas.

Kontraktor dapat menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan

terpasang atau dengan jumlah yang dianggap cukup untuk diserahkan kepada

pemilik proyek.

c. Ukuran dan perletakan pasangan ubin keramik

• Ukuran 20 x 20 cm untuk lantai KM/WC harus dari tipe non-slip, warna

disesuaikan kemudian atau sesuai dengan gambar kerja

• Ukuran 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC atau sesuai dengan gambar kerja

• Ukuran 40 x 40 cm untuk lantai dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan

dalam gambar kerja.

Tabel Spesifikasi bahan dan peruntukannya :

No. Peruntukan Pelapis Dimensi Merk Warna

1.

2.

3.

4.

5.

- Lantai Area

Lobby/R.Tunggu

- Dinding Aksentuasi

(Luar) Kantor

Kecamatan

- Dinding Penutup

Kolom Pendopo

Seluruh Ruang lainnya

& selasar keliling kantor

kecamatan

Border (yg tertera di

gambar)

Lantai Area KM/WC

Dinding Area KM/WC

Granit

Keramik

Keramik

Keramik

Keramik

40 X 40 cm

40 X 40 cm

40 X 20 cm

20 X 20 cm

20 X 25 cm

Ex. NIRO

Sek. Roman

Sek. Roman

Sek. Mulia

Sek. Mulia

Nuansa Cream

Hitam

Hitam

Putih

Nuansa Hitam

Nuansa Cream

Nuansa Cream

Page 36: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 36 dari 117

15.3 Pelaksanaan Pekerjaan Pasang Keramik

a. Persiapan

1) Pekerjaan pasangan ubin keramik boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya

selesai.

2) Pemasangan ubin haris menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci

pintu/jendela, dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor atau pekerjaan

lainnya yang terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah

diselesaikan terlebih dahulu.

b. Pemasangan

1) Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padat,

rata, dan bersih.

2) Keramik yang akan digunakan direndam dalam air sekitar 10 menit, untuk

menghilangkan kandungan gas / udara yang ada dalam rongga keramik.

3) Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar, dan bagian lain yang

kedap air, harus terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan

tambahan, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

4) Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan

campuran 1 pc : 3 ps.

5) Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan

plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat

yang sesuai dengan yang direncanakan atau gambar kerja.

6) Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan

pasir dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Pasangan ubin untuk

lantai KM/WC, permukaannya harus dimiringkan sedemikian rupa menuju ke

lubang pembuangan (saringan air kotor).

7) Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali

ditentukan dalam gambar kerja.

8) Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.

Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang

tetap lurus dan rata. Ubin keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus

dibongkar dan diganti.

Page 37: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 37 dari 117

9) Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang

dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

10) Sambungan atau celah-celah antarubin keramik harus lurus, rata, seragam, dan

saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila

ditentukan lain. Adukan harus rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.

11) Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada

satu sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,

pengakhiran, dan bentuk-bentuk yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan

sesempurna mungkin.

12) Siar antar ubin keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama

dengan warna keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran

dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah

semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan

dengan kain lunak yang baru dan bersih.

13) Lebar nat dibuat maksimal 4 mm dan diisi dengan semen / sejenis AFA Grout.

14) Rencana daerah – daerah yang akan dilaksanakan pekerjaan lantai ,

sebelumnya harus dikordinasikan dengan pekerjaan lain agar pekerjaan yang

sudah dilaksanakan tidak menjadi rusak kembali karena lalu lintas kerja,

terutama untuk pekerjaan keluar masuk barang. Dalam hal ini pekerjaan lantai

dilaksanakan setelah pekerjaan dinding baik plesteran maupun pelapis

dindingnya selesai dikerjakan, pekerjaan plafond berikut finishingnya .

15.4 Penyelesaian lantai granit 40/40 polished

1) Sebelum pemasangan granite tile, kondisi lantai kerja harus bersih dari material

bongkaran, tidak terdapat celah-celah ataupun retak-retak.

2) Sebagai lapisan perekat digunakan semen yang mengandung pasir silica dan

additive polimer yang mempunyai daya rekat tinggi dan mampu mengikuti muai susut

ubin akibat perubahan temperature yang dapat menyebabkan popping.

3) Pemasangan granit untuk penutup lantai menggunakan nat dibuat maksimal 4 mm

dan diisi dengan semen/sejenis AFA Grout.

4) Pemasangan granit untuk pelapis bagian dinding aksentuasi pada bangunan kantor

kecamatan, dengan pola pemasangan tanpa nat.

Page 38: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 38 dari 117

15.5 Pembersihan dan Perlindungan

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih dan tidak ada

cacat. Permukaan ubin harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun anti karat

atau cara lain yang diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.

Page 39: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 39 dari 117

Pasal 16

PEKERJAAN KAYU

16.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan,

serta pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural yang terdiri dari:

Pekerjaan kayu terbagi menjadi:

a. Pekerjaan kayu kasar. Kayu untuk pekerjaan ini adalah kayu borneo super.

b. Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu panel dan kusen pintu. Kayu

untuk pekerjaan tersebut di atas adalah kayu kamper.

c. Lembaran kayu teakwood, multipleks, tripleks, tripleks lapis formika satu muka.

Spesifikasinya adalah :

1) semua kayu lapis untuk pekerjaan interior harus mempunyai permukaan yang

rata, bebas dari goresan, retak, dan noda;

2) kayu lapis harus memiliki kekuatan rekat yang tahan terhadap air dan cuaca,

venir muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB standar SII-0404,

dan berasal dari merek dagang yang dikenal baik;

3) kayu lapis yang digunakan harus memiliki ketebalan sesuai dengan petunjuk

gambar kerja dan digunakan di tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam

gambar kerja;

4) semua alat pengencang seperti paku sekrup, baut angkur, dan lainnya harus

dari baja lapis galvanis/antikarat dalam ukuran sesuai dengan petunjuk

gambar kerja atau kebutuhan standar yang berlaku;

5) semua lem dan perekat harus dari jenis kedap air, seperti setara dengan

produk neoprene based/synthetic resin based.

d. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

16.2 Persyaratan Bahan

a. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata

kayu, putih kayu, dan retak.

b. Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh

yang disetujui konsultan pengawas.

Page 40: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 40 dari 117

1) Contoh bahan harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui

terlebih dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.

2) Semua kayu, kayu lapis, dan papan harus terjamin kualitas dan kadar air yang

disyaratkan.

c. Pengiriman dan Penyimpanan

1) Kayu harus didatangkan ke lokasi dalam kondisi terbaik, disimpan dalam

gudang tertutup yang memiliki ventilasi, serta dilindungi dari perubahan cuaca

dan kelembapan.

2) Bahan penyelesaian interior harus disimpan di lokasi tertutup yang disetujui

dan dibawa ke dalam bangunan setelah semua pekerjaan plesteran selesai

serta dalam keadaan kering.

16.3 Persyaratan Teknis

a. Mutu Kayu

Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet, dan kelas kuat

sesuai dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam daftar. Kayu harus

bebas getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirannya, dan

cacat yang parah.

b. Kadar Air

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, semua kayu harus dalam

keadaan kering; Ketika didatangkan ke lokasi, kadar air harus dalam batas-batas

seperti berikut ini:

• Konstruksi dalam, rangka, bilah-bilah 18-20%

• Kayu untuk penyelesaian interior 18%.

Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,

penyimpanan, dan pemasangan.

c. Pengawetan

Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau

struktur harus diberi bahan pengawet. Bila kayu yang telah diawetkan dipotong,

bagian yang dipotong tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.

Page 41: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 41 dari 117

d. Lapisan Pelindung

1) Lapisan transparan

Penyelesaian semua permukaan kayu harus sesuai dengan corak dan warna

kayu di sekitarnya. Jenis lapisan transparan pelitur dan pengerjaannya harus

memenuhi ketentuan pabrik pembuat.

2) Lapisan penutup

Panel pintu bagian dalam ruang KM/WC dilapisi dengan lembaran laminasi

warna putih yang memiliki tebal minimum 0,7 mm atau sesuai dengan gambar

kerja. Bahan laminasi harus disetujui pengawas lapangan.

16.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib mempelajari ukuran, bentuk,

pola penempatan, cara pemasangan, detail gambar kerja, serta pengukuran

keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan.

b. Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan paket pekerjaan ME, SR, PL

khususnya bila pada pekerjaan ini terdapat pemasangan fixtures dan armatur jalur

dari disiplin tersebut.

c. Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil

jadi.

d. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, anker dynabolt,

sekrup, paku, dan lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan

mengotori bidang tampak.

Khusus untuk bahan sambungan dari baja, sebelum terpasang harus sudah diberi

lapisan antikarat. Pada bidang tampak (exposed), tidak diperkenankan pemasangan

paku, tetapi harus disekrup atau cara lain atas persetujuan konsultan pengawas.

e. Bila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar kerja dianggap kurang kuat,

menjadi kewajiban dan tanggung jawab kontraktor untuk menambahkannya setelah

disetujui konsultan pengawas.

f. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata, dan halus; setelah dempul kering,

kemudian digosok dengan ampelas.

Page 42: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 42 dari 117

g. Semua pekerjaan kayu yang tidak kelihatan harus diberi meni atau cat dasar.

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan.

16.5 Pekerjaan Kayu Kasar

a. Pembuatan rangka langit-langit dilakukan langsung pada tempat yang akan

dipasang penutup langit-langit. Bagian permukaan bawah rangka harus rata dan

dapat menjamin pemasangannya rapi dan tidak bergelombang.

b. Pembuatan kuda-kuda dan rangka atap untuk bangunan pos jaga dilakukan sesuai

dengan gambar kerja.

16.6 Pekerjaan Kayu Halus

a. Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan yang tampak (exposed) dan

permukaan kayu yang dilapis dengan bahan/material finishing, harus diserut halus

dan rata.

b. Proses pengerjaan semua kayu harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak

diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan.

c. Pekerjaan kayu harus dilaksanakan menurut pola dan urutan pengerjaan sesuai

dengan yang ditentukan dalam gambar kerja atau konsultan pengawas. Persiapan,

penyambungan, dan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga susut di bagian

mana pun tidak akan mempengaruhi kekuatan dan bentuk.

16.7 Pembersihan dan Perlindungan

Sisa potongan kayu harus dibersihkan setelah pekerjaan selesai. Semua kayu yang telah

dipasang harus dilindungi dari segala kerusakan berupa benturan, pecah, retak, dan

cacat lain. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat

dituntut sebagai pekerjaan tambah.

Page 43: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 43 dari 117

Pasal 17

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KAYU

17.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti

tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen

dan daun pintu panel di area dalam ruangan).

17.2 Persyaratan Bahan

- Pintu, jendela kayu (untuk Pintu di area Ruang Dalam)

Kusen : Balok Kayu Kamper (kering) uk. 6/15

rangka daun pintu : Papan Kayu Kamper (kering)

daun pintu : Teakwood tebal 4 mm

Ukuran : sesuai dengan gambar kerja

persyaratan bahan : lihat pasal tentang pekerjaan kayu

17.3 Prosedur Umum

a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, dan

melakukan pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan

pekerjaan perlengkapan kayu.

b. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam

gambar kerja dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah

bukaan, dan lain-lain.

c. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau

goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun

pemasangan.

d. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang

cermat dan teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap

sebagai pekerjaan tambah.

Page 44: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 44 dari 117

17.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan kayu halus di

pasal tantang pekerjaan kayu.

b. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus

lurus tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-

retak yang dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus

mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.

c. Untuk panel lembaran kayu, peletakan harus dilakukan dengan lem putih produk

hengkel atau setaraf. Tidak diperkenankan ada rongga udara atau lem yang

berlebihan sehingga mengotori permukaan rangka daun.

d. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan

pengecatan kayu.

Page 45: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 45 dari 117

Pasal 18

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

18.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti

tercantum dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen

dan daun pintu panel di area dalam ruangan).

18.2 Persyaratan Bahan

- Pintu, jendela (untuk Pintu luar)

Kusen : Allumunium 5/10 cm Sek. YKK 4”

rangka daun pintu : Allumunium Sek. YKK

daun pintu : Allumunium Sek. YKK

Ukuran : sesuai dengan gambar kerja

18.3 Prosedur Umum

e. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, dan

melakukan pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan

pekerjaan alumunium.

f. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam

gambar kerja dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah

bukaan, dan lain-lain.

g. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau

goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun

pemasangan.

h. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang

cermat dan teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap

sebagai pekerjaan tambah.

Page 46: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 46 dari 117

18.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus

lurus tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak

yang dapat menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus

mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.

b. Untuk panel, peletakan harus dilakukan dengan pas, tidak diperkenankan ada rongga

udara atau lem yang berlebihan sehingga mengotori permukaan daun.

c. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan

pengecatan kayu.

Page 47: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 47 dari 117

Pasal 19

ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

19.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan

pengunci pada daun pintu dan jendela sesuai dengan petunjuk dalam gambar kerja.

19.2 Prosedur Umum

a. Contoh Bahan dan Data Teknis

Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci

yang akan dipakai harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui

sebelum dibawa ke proyek.

b. Ketidaksesuaian

Pengawas lapangan berhak menolak bahan atau pekerjaan yang tidak memenuhi

persyaratan. Oleh karena itu, kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai

atas biayanya sendiri.

19.3 Persyaratan Bahan

a. Semua hardware yang digunakan seluruhnya harus baru, kualitas baik, buatan

pabrik yang dikenal, dan sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Apabila ada

perubahan atau penggantian hardware, harus mendapat persetujuan dari konsultan

pengawas/direksi.

b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan

konsultan pengawas/direksi.

c. Perlengkapan pintu ayun :

1) Engsel Pintu

mekanisme : single swing

pemakaian : pintu kayu

spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI

ukuran : standar produk (45 x 75 mm)

jumlah : tiga set per daun pintu

Page 48: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 48 dari 117

produk : Sek. “Royal” mutu terbaik utk pintu di dalam ruangan,

Sek. Dorma untuk Pintu Alumunium area Entrance

kantor kecamatan

warna : ditentukan kemudian

2) Kunci Pintu

• mekanisme : double slagh

pemakaian : pintu kayu dan Alumunium

spesifikasi : handel/pegangan dan pelat yang terbuat dari bahan

aluminium, rumah kunci yang terbuat dari bahan baja

lapis seng, dan memenuhi SNI

ukuran : standar produk

jumlah : satu set per daun pintu

produk : Sek. “SES” mutu terbaik, type silinder

warna : ditentukan kemudian

• mekanisme : double slagh

pemakaian : pintu kayu KM/WC

spesifikasi : pegangan dalam dapat diputar dengan tombol penekan

pada pegangan dalam, indikator “Isi/Kosong” pada sisi

luar, dan memenuhi SNI

ukuran : standar produk

jumlah : satu set per daun pintu

produk : Sek. “SES” mutu terbaik

warna : ditentukan kemudian

3) Door Closer

pemakaian : Alumunium (Pintu belakang, kantor kecamatan)

spesifikasi : pelat yang terbuat dari bahan aluminium, rumah kunci

yang terbuat dari bahan baja lapis seng, dan memenuhi

SNI

ukuran : standar produk

jumlah : satu set per daun pintu

produk : mutu terbaik, SNI

warna : ditentukan kemudian

Page 49: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 49 dari 117

d. Perlengkapan Jendela

1) Engsel

mekanisme : single swing

pemakaian : daun jendela

spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI

ukuran : standar produk/ditentukan kemudian

jumlah : dua set per daun jendela

produk : Sek. “Royal” mutu terbaik

warna : ditentukan kemudian

2) Slot

pemakaian : daun jendela

ukuran : 5 cm

jumlah : dua set per daun jendela

produk : Sek. “Royal” mutu terbaik

warna : ditentukan kemudian

3) Hak angin

mekanisme : tipe geser

pemakaian : daun jendela

ukuran : standar produk

jumlah : satu set per daun jendela

produk : Sek. “Royal” mutu terbaik

warna : ditentukan kemudian

Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik

sebelum dan sesudah pemasangan.

19.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup

lengkap dalam gambar kerja atau yang diminta direksi/perencana. Shop drawing ini

harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yng diperlukan

termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan, dan

spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.

Page 50: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 50 dari 117

b. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh konsultan pengawas/direksi sebelum

pelaksanaan pekerjaan.

c. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela harus rapi dan

sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja atau petunjuk

konsultan pengawas/direksi.

Page 51: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 51 dari 117

Pasal 20

KACA

20.1 Lingkup Pekerjaan

Melaksanakan pemasangan kaca bening dan kaca cermin sesuai dengan gambar kerja.

Kaca bening polos, tebal 5mm : sesuai pada gambar

Kaca Rayband, tebal 5mm : pada daun jendela alumunium

Kaca es, tebal 5mm : pada jendela dan bagian daun pintu kayu

20.2 Persyaratan Bahan

1) Semua kaca yang dipakai dari produk standar dengan memenuhi SII, produk ex

Asahimas.

2) Kaca bening lembaran (clear glass float); tebal 5 mm untuk jendela, daun pintu, dan

bouvenlight

3) Semua kaca harus bebas dari noda dan cat, bebas sulfida atau bercak-bercak lain.

4) Semua kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan

pengawas.

20.3 Persyaratan Umum

Data teknis dan contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada pengawas

lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai untuk dapat diuji

kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

20.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Umum

1) Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam gambr kerja adalah ukuran

yang mendekati sepenuhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi

harus diukur di tempat oleh kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau

cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari pengawas lapangan bila

dikehendaki lain.

2) Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,

ketebalan kaca, dan kualitas kaca. Merek-merek tersebut boleh dilepas setelah

mendapat persetujuan pengawas lapangan.

Page 52: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 52 dari 117

3) Semua bahan harus dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli di bidangnya.

b. Pemasangan kaca

Sebelum kaca dipasang, daun-daun jendela dan bagian lain yang akan diberi kaca

harus dalam keadaan dapat bergerak dengan baik. Kaca dan tempat kaca harus

dibersihkan dari debu, bahan kimia, dan kotoran sebelum kaca dipasang.

c. Penggantian dan pembersihan

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus dalam keadaan bersih, tidak

ada lagi merek-merek perusahaan, dan kotoran-kotoran dalam bentuk apa pun. Semua

kaca yang retak, pecah, atau kurang baik harus diganti oleh kontraktor tanpa

tambahan biaya.

Page 53: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 53 dari 117

Pasal 21

PEKERJAAN PLAFOND

21.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Plafond ini meliputi :

− Pasang Rangka Plafond Hollow

− Pasang Penutup Plafond Gypsumboard

− Pasang List Profil Gypsum

− Pasang List Profil Datar/Beding Gypsum

− Pasang List Profil Kayu

− Pasang Drop Ceilling

21.2 Material

21.2.1 Material Untuk Langit-langit

Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan langit-langit adalah dari bahan Gypsum 9

mm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan harus yang

berkualitas baik, Sek. “Elephant”, mempunyai suatu bidang datar yang halus, seragam

ukurannya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup keras. Rangka

Plafond memakai Besi Hollow ukuran 4 x 4 cm.

Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan

persetujuan dari Pengawas.

21.2.2 List Profil Gypsum

Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Gypsum adalah dari Profil Gypsum 12 cm

seperti yang tertera dalam Gambar Rencana.

List Profil Gypsum ini terdiri dari dua macam yaitu profil sudut untuk keliling/sudut dinding

dan profil datar untuk pinggiran area drop ceilling.

21.2.3 List Profil Kayu

Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Kayu berukuran lebar 4 cm dari seperti

yang tertera dalam Gambar Rencana. Lokasi Pemasangan Pada Sudut /Siku pertemuan

Dinding dengan plafond. List Profil Kayu ini dipasang pada plafond toilet.

Page 54: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 54 dari 117

21.2.4 Drop Ceilling

Drop Ceilling setinggi 20 cm. Lokasi pemasangan yaitu pada :

− Ruang Pelayanan (Kantor Kecamatan)

− Ruang Rapat

21.3 Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat

berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail

hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan

pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.

Pekerjaan Langit-langit

a. Pekerjaan Rangka langit-langit

Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm, digantung

dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai kondisi lapangan).

Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesifikasi bahan dari pabrikan dengan pola

bermodul 60 x 120 cm yang dipasang bersilangan, Sesuai dengan Gambar Rencana dan

petunjuk Pengawas.

Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar sebelum

dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai

dengan Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas.

Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka utama

sudah terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan

Gambar Rencana dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk

pemasangan rangka pembagi dengan modul as ke as 60 cm (sesuai dengan Gambar

Rencana).

b. Penyelesaian Langit-langit dengan Gypsum

Pemasangan plafond Gypsum hanya dapat dilakukan bilamana rangka plafond telah

selesai dan sesuai dengan Gambar Rencana serta telah disetujui Pengawas.

Lembaran Gypsum yang dipergunakan untuk plafond adalah dengan ukuran tebal 9 mm,

atau disesuakan dengan Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas.

Page 55: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 55 dari 117

Pemotongan Gypsum harus dilakukan dengan gergaji halus atau alat lainnya yang

disetujui Pengawas serta diampelas yang tidak terlalu kasar pada bekas pemotongannya

sehingga halus dan rata.

Pemasangan plafond Gypsum dapat dilakukan dengan cara dibout dan disetujui

Pengawas.

Setelah pemasangan plafond keseluruhannya sesuai dan diterima/ disetujui Pengawas,

yang selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing dengan material yang telah ditentukan.

Page 56: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 56 dari 117

Pasal 22

PEKERJAAN DINDING PARTISI

22.1 Batasan dan Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan dinding partisi ini meliputi :

− Pasang Rangka Dinding Partisi Hollow

− Pasang Kusen Pintu 5/14 cm Kayu samarinda

− Pasang Daun Pintu Panel Rangka Kamper Samarinda

− Pasang Engsel Pintu

− Pasang Kunci Pintu

22.2 Material

22.2.1 Material Untuk Dinding Partisi

Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan dinding partisi adalah dari bahan

Kalsiboard 8 mm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan

harus yang berkualitas baik, Sek. “Kalsiboard”, mempunyai suatu bidang datar yang

halus, seragam ukurannya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup

keras. Rangka Plafond memakai Besi Hollow ukuran 4 x 4 cm setinggi 3,3 m.

Kontraktor harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan

persetujuan dari Pengawas.

22.2.2 Kusen dan Daun Pintu Panel

Material/ bahan yang dimaksud untuk kusen pintu adalah kayu kamper samarinda 5/14

cm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana.

22.2.3 Engsel dan Kunci Pintu

Engsel yang digunakan pada pintu partisi memakai Sek. “Royal” Sedangkan Kunci yang

digunakan memakai type Double Slagh Sek. “SES”. (Persyaratan lebih jelas dapat dilihat

pada Pasal 19 “Alat Penggantung dan Pengunci”).

Page 57: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 57 dari 117

22.3 Pelaksanaan

Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat

berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail

hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan

pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.

Pekerjaan Dinding Partisi

Rangka untuk dinding partisi semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm,

setinggi 3,3 m. (sesuai gambar rencana).

Dimensi untuk rangka sesuai dengan spesifikasi bahan dari pabrikan dengan pola

bermodul 60 x 65 cm yang dipasang bersilangan, Sesuai dengan Gambar Rencana dan

petunjuk Pengawas.

Rangka dinding partisi yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar

sebelum dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran

sesuai dengan Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas.

Setelah rangka tepi dinding partisi/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka

utama sudah terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan

Gambar Rencana dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk

pemasangan rangka pembagi dengan modul sesuai dengan Gambar Rencana.

Penyelesaian Lapisan dengan Kalsiboard

Pemasangan lapisan kalsiboard hanya dapat dilakukan bilamana rangka telah selesai dan

sesuai dengan Gambar Rencana serta telah disetujui Pengawas.

Lembaran Kalsiboard yang dipergunakan untuk dinding partisi adalah dengan ukuran

tebal 8 mm, atau disesuakan dengan Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas.

Pemotongan Kalsiboard harus dilakukan dengan gergaji halus atau alat lainnya yang

disetujui Pengawas serta diampelas yang tidak terlalu kasar pada bekas pemotongannya

sehingga halus dan rata. Pemasangan plafond Kalsiboard dapat dilakukan dengan cara

dibout dan disetujui Pengawas.

Setelah pemasangan Kalsiboard keseluruhannya sesuai dan diterima/ disetujui

Pengawas, yang selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing dengan material yang telah

ditentukan.

Page 58: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 58 dari 117

Pasal 23

PENGECATAN

23.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pengecatan Plafond

b. Pengecatan Listplank Beton

c. Pengecatan Listplank GRC

d. Pengecatan Kusen Pintu dan Jendela Kayu

e. Pengecatan Dinding

f. Finishing Melamik utk Kusen dan Daun Pintu Partisi

g. Finishing Coating untuk Lapisan Batu Andesit

23.2 Persyaratan Bahan

a. Cat Kayu

jenis : mengkilat

produk : ex lokal mutu terbaik. Sek. Avian

pemakaian : daun pintu panel atau semua jenis kayu yang harus cat

sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas

warna : ditentukan kemudian

b. Cat Permukaan Dinding, Dinding Partisi, Plafond Gypsum, dan Profil Gypsum

1) Interior

∼ produk : Sek. Vinilex

∼ warna : ditentukan kemudian

2) Eksterior

∼ Produk : Sek. Vinilex

∼ warna : ditentukan kemudian

c. Listplank GRC : Cat. Sek. ICI Weathersield

d. Kusen dan Daun Pintu Partisi : Melamik

e. Batu Andesit : Coating mutu terbaik, warna netral

Page 59: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 59 dari 117

23.3 Persyaratan Pelaksanaan

a. Tebal minimum tiap lapisan jadi sama dengan spesifikasi pabrik. Pengecatan harus

rata, tidak bertumpuk, bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda

sapuan, roller, atau semprotan.

b. Apabila cat yang dipakai mengandung bahan dasar beracun, kontraktor harus

menyediakan peralatan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan lainnya yang

harus dipakai pada pelaksanaan pekerjaan ini.

c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan angin berdebu

bertiup. Di dalam keadaan tertentu, misalnya ruangan tertutup, kontraktor harus

menyediakan kipas angin untuk memperlancar pergantian aliran udara.

d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, vacuum cleaner, semprotan, dan

lainnya harus tersedia dengan kualitas/mutu terbaik dan jumlah yang cukup.

e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya dilakukan

bila disetujui konsultan pengawas.

f. Pengecatan cat dasar untuk komponen bahan material logam harus dilakukan

sebelum komponen tersebut dipasang.

g. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau finish yang

kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh konsultan pengawas.

Biaya ditanggung kontraktor tanpa diklaim sebagai pekerjaan tambah.

h. Pekerjaan Cat Kayu

1) Pekerjaan Persiapan Sebelum Pengecatan

• Kayu harus dalam keadaan kering.

• Semua pekerjaan kayu telah didempul dengan baik dan rapi. Pendempulan

dan pengampelasan bagian yang tidak rata, cacat berlubang bekas kayu,

dan kotoran lainnya harus dilaksanakan dengan baik.

2) Pekerjaan Cat Metal / Besi

∼ seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang tampak

maupun tidak;

∼ pekerjaan cat dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material

dipasang;

Page 60: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 60 dari 117

∼ sebelum pengecatan, bersihkan permukaan dari kulit giling, karat, minyak,

lemak, dan kotoran lain secara teliti dan menyeluruh dengan menggunakan

sikat kawat mekanik.

3) Pekerjaan Cat Pipa GIV/BSP

Semua pipa yang terlihat seperti railing tangga, pipa instalasi listrik/air, pipa

pagar harus dicat. Sebelumnya, dilapisi dengan bahan kimia agar cat dapat

bersatu/menyerap lebih lama.

4) Pekerjaan Cat Dinding, Dinding Partisi, Plafond, dan List Plafond

• Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda

lain dalam kondisi kering.

• Langkah kerja cat emulsi adalah

∼ lapisan pertama : ±±±± 50% air

∼ lapisan kedua : ±±±± 25% air

∼ lapisan ketiga : ±±±± 25% air

• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller; kuas dipakai bila tidak mungkin

menggunakan roller.

• Lapisan pertama

Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan

adalah 25 - 150 mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.

• Lapisan kedua

Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller;

ketebalan lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13

- 15 m2.

• Lapisan ketiga

Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap

lapisan adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 – 15 m2.

Page 61: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 61 dari 117

Pasal 24

PEKERJAAN PENYELESAIAN

24.1 Batasan Dan Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk lingkup pekerjaan penyelesaian meliputi :

− Pekerjaan Dinding Partisi

− Pekerjaan Built In Meja Counter

− Pekerjaan Railling (utk Pendopo)

Pengukuran hasil kerja

Kontraktor harus menyediakan tenaga, material, juga peralatan yang cukup untuk

menjamin kelancaran dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan penyelesaian dengan

berpedoman pada Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas.

24.2 Persyaratan Bahan

a. Material Untuk Dinding Partisi

Partisi Standar

Bahan yang digunakan untuk pekerjaan partisi standar adalah yang berbahan dasar

Semen, kapur dan silikat setara Kalsiboard 8 mm yang tahan terhadap rembesan air

dan api.

Untuk Rangka dipakai hollow 4x4 cm.

b. Material Untuk Built In Meja Counter

Bahan dasar yang dipakai terdiri dari Multiplex 18 mm, 15mm, 9 mm dan wood veener

sebagai finishing.

c. Material Untuk Railling (Pendopo)

Railling memakai besi hollow 4/4 cm, biasanya khusus dipakai untuk pagar. Difinishing

dengan cat besi Sek. AVIAN. Metode pengecatan dengan spray/semprot.

24.3 Pelaksanaan/Pemasangan

Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat

berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail

Page 62: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 62 dari 117

hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan

pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.

24.3.1 Pekerjaan Dinding Partisi

− Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk persetujuan pengawas berdasarkan

Gambar Kerja.

− Shop Drawing tersebut menggambarkan detail hubungan-hubungan, sambungan-

sambungan, pengangkeran konstruksi dan pemasangan semua komponen lengkap

dengan ukuran-ukuran. Pemasangan rangka partisi ini terbuat dari bahan besi

hollow 4/4 cm tebal 1mm.

− Rangka dinding partisi yang berhubungan dengan tembok/kolom harus dikerjakan

sedemikian rupa seperti dalam gambar kerja dan jangan sampai merusak dinding

atau kolom.

− Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka partisi ini

dikerjakan sesuai dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan

antara rangka vertical dan horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga

setelah dipasang panel hasilnya akan kelihatan rapih dan rata.

− Setelah rangka terpasang semua, kontraktor/pengawas agar mengecek kembali

sehubungan dengan kebenaran dari cara-cara sambungan, ketegaklurusan,

kerataan dan kekokohan dari rangka tersebut. Yang selanjutnya untuk mendapat

izin pemasangan panel tersebut.

24.3.2 Pekerjaan Built In Meja Counter

− Bahan yang dipakai Meja Counter adalah Multypleks 12 mm, bahan penutup dipakai

lapisan Haveel warna Dark Brown (Oak). Memakai List Sainless lebar 1 cm.

− Untuk Built in Meja Counter ini ditempatkan si ruang pelayanan sebagai pembatas

antara ruang pelayanan dengan ruang tunggu.

− Setiap bidang permukaan harus benar-benar rata tidak terdapat cacat atau retak

dengan pori-pori harus tertutup sempurna.

Page 63: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 63 dari 117

Pasal 25

PERLENGKAPAN SANITER

25.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua

perlengkapan sanitasi pada tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja dan

spesifikasi teknis ini, termasuk pengawasan percobaan yang diperlukan agar keseluruhan

sistem dapat berjalan dengan baik.

25.2 Persyaratan Bahan

a. Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan aksesoris (kran, pipa drain,

dan lainnya).

b. Kloset Jongkok

produk : Ex.Toto

bahan : porselen

tipe : CE 9

pemakaian : semua toilet

warna : Ivory

c. Kloset Duduk

produk : Ex.Toto

bahan : porselen

tipe : CW 420

pemakaian : Toilet R. Kerja Camat

warna : Ivory

d. Bak Air

produk : Sek.Toto

bahan : Fiber

tipe : standar

pemakaian : semua toilet

warna : Ivory

e. Wastafel

produk : Ex.Toto

Page 64: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 64 dari 117

bahan : porselen

tipe : wastafel nempel di meja

pemakaian : ruang depan toilet atau sesuai dengan gambar kerja

warna : ditentukan kemudian

f. Kitchen Zink

Produk : Ex. Dalam negeri atau setarafnya

Bahan : Metal/stainlessteel

Pemakaian : Standar

g. Floor Drain

Produk : Ex. Toto atau setarafnya

Bahan : Metal/stainlessteel

Pemakaian : Standar

h. Kran Dinding

Produk : Ex. Toto atau setarafnya

Bahan : Metal

Type : Standar, dia. ½”

Pemakaian : pada Dinding KM/WC

Warna : Standar (metallic)

i. Jet Washer

Produk : Ex. Toto atau setarafnya

Bahan : Metal

Type : Standar

Pemakaian : pada Dinding KM/WC Camat

Warna : Ivory

j. Perlengkapan aksesoris untuk unit-unit tersebut di atas lengkap dari kran sampai

pipa pembuangan. Pipa drain untuk semua unit saniter harus mempunyai leher

angsa.

k. Clean-out, Floor Drain

Floor drain dipasang pada setip KM/WC seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.

Floor drain yang digunakan bermerek Ex Dalam negeri atau setarafnya dengan

kualitas memenuhi SNI.

Page 65: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 65 dari 117

25.3 Persyaratan Pelaksanaan

a. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, uraian, dan

persyaratan pekerjaan, spesifikasi pabrik pembuat, serta petunjuk konsultan

pengawas.

b. Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan

dengan pekerjaan pemasangan, baik jadwal maupun posisi meletakkan peralatan di

tempat.

c. Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus disetujui konsultan

pengawas, serta dijaga dari kerusakan atau kehilangan sebelum masa penyerahan

tiba.

d. Perhatikan semua ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik di

lantai maupun di dinding/meja beton.

e. Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar tidak terdapat bekas

cacat, noda, atau sumbatan-sumbatan.

f. Sambungan pipa dengan menggunakan ulir terlebih dahulu harus dilapisi dengan

Red Lead Cement dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat

khusus digunakan sambungan flanged . Penyambungan ini perlu dilengkapi dengan

ring type gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.

g. Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian oleh

konsultan pengawas.

h. Semua aksesoris yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah atau

pada nad ubin keramik.

Page 66: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 66 dari 117

Pasal 26

PEKERJAAN PLUMBING

26.1 Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing

(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar

bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang

tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesiflkasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan

testing terhadap seluruh material, serah tr-rima c.'an pemelihz raan selama 12 (dua

bekas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang balk tercantum di dalam gambar maupun pada

spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara

keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan

dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang

berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya

sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau

gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

� Instalasi Air Bersih

Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar

bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan

spesifikasi tekniknya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing

serta peralatan-peralatannya.

Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh

pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

Page 67: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 67 dari 117

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan

untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem

bekerja dengan balk dan aman.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.

� Instalasi Air Kotor / Air Buangan

− Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap dengan

peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor

drain, clean out dan lain sebagainya.

− Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan

menuju saluran drainnase dan septictank.

− Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.

− Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

− Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.

− Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang

diperlukan.

Lingkup Pekerjaan pada RAB, meliputi :

� Pek. Air Bersih PVC Kelas AW 10Kg/cm (untuk Area Gedung Kantor

Kecamatan) :

− Pek. Instalasi Air Bersih Ø ½” Ledeng

− Pek. Instalasi Air Bersih Ø ¾”

− Pek. Instalasi Air Bersih Ø 1”

− Aksesoris Pemipaan

� Pek. Air Bersih Site :

− Pek. Gate valve 1”

− Pek. Gate valve 1,5”

− Pek. Box valve

− Pek. Pipa PVC dia. 1,5” lkp galian&urugan

− Pek. Pipa PVC dia. 1” lkp galian&urugan

− Pek. Pipa PVC dia. ½” lkp galian&urugan

Page 68: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 68 dari 117

− Pek. Kran Taman lkp pondasi

− Aksesoris Pemipaan

− Pek. GIP dia. 1” u/pelindung yg melintas jalan

− Pek. GIP dia. 2” u/pelindung yg melintas jalan

� Pek.Pemboran dan Konstruksi Sumur Jet Pump :

− Pek. Pengeboran

− Pek. Pengolahan lumpur dan Air (Site Mix)

− Pek. Pemboran dengan kedalaman 40 m

− Pek. Pipa PVC kelas AW 2” dan 4” u/casing

− Pek. Pipa PVC kelas AW 1 1/4” u/Suction

− Pek. Pipa PVC kelas AW 1” u/Discharge

− Pek. Gate valve 1 ¼”

− Pek. Foot valve 1 ¼”

− Pek. Cek valve 1”

− Pek. Gate valve 1”

− Material bantu, soket,knee, lem dll

� Pek. Air Kotor PVC Kelas AW 10Kg/cm :

− Pek. Instalasi Air Kotor Ø 2½” Ledeng

− Pek. Instalasi Air Kotor Ø 3”

− Pek. Instalasi Air Kotor Ø 4”

− Aksesoris Pemipaan

− Bak Kontrol

− Septictank Kap Tank 1,8 m3 Sek. Bio Master (lengkap Pek. Sipil)

� Pek. Pemasangan Pompa + Panel Control

− Pas. Pompa Jet Pump daya 0.75 kW/1 Phase type JD E Sek. Groundfos

− Water Level control lengkap instalasi

− Rumah Pompa

− Instalasi Listrik

− Pompa transfer 375 watt ke menara air dari grountank

Page 69: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 69 dari 117

� Pek. Water Tank

− Menara air kap.2m3 tinggi 4 meter, konstruksi baja

− Grountank kap. 2 bh @ 2m3 (tanki fibre) ditanam dilindungi pas. Bata dan alas

beton. Merk Sek. Excel kwalitas 1

26.2 PERSYARATAN UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah

persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi

maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis

pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

Ukuran (Dimensi)

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus ditaati oleh

Kontraktor.

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi perbedaan

antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Konsultan Manajemen

Konstruksi.

Kontraktor diwajibkan melakukan seniua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang

diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

26.3 PERSYARATAN BAHAN

26.3.1 INSTALASI AIR BERSIH

Pipa

Pipa dengan 0 1" s/d 2", baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju

fixtures menggunakan pipa PVC AW merk Maspion,Paralon

Fitting.

Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

Page 70: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 70 dari 117

Valves.

Valve dengan diameter lebih kecil dari 2" diperkenankan menggunakan sambungan

ulir (screwed).

Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat

untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.

Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.

Semua valve dari merek KITZ atau yang setara. Setiap penawaran harus dilengkapi

dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.

Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).

Bak Kontrol untuk Water Meter dan Valve.

Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air bersih,

terbuat dari beton tulangan besi yang lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan

mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

Pemasangan Pipa :

Pipa Tegak

Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor harus

membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada

kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, dikiem dan diuji harus ditutup kembali sehingga

tidak keliharan dari luar.

Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak

terlihat bekas-bekas dari bobokan.

Pipa Mendatar.

Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan

penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jarak antara pipa dengan dinding

penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Page 71: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 71 dari 117

Penyambung Pipa.

a. Sambungan Ulir.

Penyambung an uiir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter

sampai 40 mm (11/2").

Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat

masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 uiir. Semua sambungan ulir

harus nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.

Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung

pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.

Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.

Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai

dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.

Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat

press khusus.

Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sleeves.

Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan balk setiap kali pipa tersebut

menembus beton.

Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di

luar pipa maupun isolasi.

Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.

b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm

c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm

untuk penempatan pipa sambungan pipa.

d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.

e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug padat setebal 15 cm

dihitung dari alas pipa.

Page 72: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 72 dari 117

f. Di sekitar fitting dari pipa ha[-us dipasang halok / penguat dari beton agar fitting-fitting

tidak bergerak jika beban tekan diberikan..

g. Keniudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula

Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan

hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpa teijadi perubahan / penur unan tekanan.

b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.

c. Pengujian harus drsaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang

kuasakan untuk itu.

d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-

bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan balk.

e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian

air dan listrik.

Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)

Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa distribusi,

Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari

seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh

Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa

bekerja dengan baik.

Pekerjaan Lain-Lain

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah

pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil dan lain-

lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

Page 73: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 73 dari 117

26.3.2 INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

Material

− Pipa di Dalam Bangunan.

Pipa dengan ukuran 1'/2"-4" balk pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC

class AW.

Pipa PVC ex Maspion,Paralon atau setara

− Pipa di luar Bangunan

Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa

PVC class AW.

Pipa PVC PVC ex Maspion,Paralon atau setara

− Accessories.

a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC) yang dibuat dengan cara

injection moulding.

b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.

Cara Pemasangan Pipa.

− Pipa di Dalam Bangunan

a. Pipa Mendatar.

Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa harus

diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok

maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.

Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus

menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis

long radius.

b. Pipa di Dalam Tanah.

Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi

timbunan minimal 50 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.

Page 74: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 74 dari 117

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat

setebal 10 cm.

Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug

dengan tanah sampai padat. Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian

harus dikembalikan seperti semula.

c. Penanaman Pipa.

Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan

pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan

pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari

beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.

Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2% dari titik mula di

dalam gedung sampai ke saluran drainage.

− Pipa Saluran Luapan Septic Tank.

Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan kemiringan 1-2% dari

titik permulaan septic tank ke drainage kota.

Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari

90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10

cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

− Penyambungan Pipa

a. pemipaan disambung dengan solvent cement

b. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih

dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.

c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa

yang akan saline mclekat.

d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan

disambung harus bebas dari benda-bcnda / kotoran yang dapat mengganggu

kelancaran air di dalam pipa.

Page 75: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 75 dari 117

− Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.

Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk

sudut 45 derajat dengan pipa utamanya.

Pengujian

− Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum

disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan

pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2

− Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup

rapat.

− Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum

pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan

dengan air.

− Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi

pengurangan volume air.

− Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor. Kontraktor

harus memperbaiki seqala cacat dan kekurangan-kekurangannya.

− Konsultan Pengawas dan User berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini

dianggap perlu.

− Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau kurang memuaskan,

maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab

kontraktor.

− Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan balk oleh

Konsultan Manajemen Konstruksi.

26.3.3 PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR-POMPA

Pompa Air Bersih.

− Pompa-pompa dari jenis non-self priming denqan efisiensi minimum 70% pada

sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

Page 76: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 76 dari 117

− Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

− Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal

− Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk

air minum.

− Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang

khusus untuk air minum.

− Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari

tungsten carbide.

− Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.

− Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

− Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada landasan baja yang tunggal

(base plate).

− Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainage) bocoran air ke

saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).

− Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas

normal (50 dB A).

− Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling

fleksibel.

− Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.

− Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop stwich yang mendapat sinyal

dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir.

Motor untuk pompa air bersih.

− Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

− Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V, 3 fasa, 50 Hz.

− Belitan motor menggunakaii isolasi kelas F.

− Rotor, poros dan koplinq harus terbalans secara balk.

Page 77: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 77 dari 117

26.3.4 SPESIFIKASI POMPA AIR

Pompa Air bersih (Delivery Pump).

Jenis : Close Couple

Jumlah : 1 (satu) buah

Head nominal : 90 meter

Kapasitas nominal : 90 l/m

Daya pompa : 0,37 kW

Putaran : 1500 rpm

Tegangan kerja : 220 V, 1 fasa, 50 Hz

Starter : DOL c/w WLC

Pompa dan motor ex Grundfos atau setara

Pompa Jet Pump

Jenis : Close Couple

Jumlah : 1 (satu) buah

Head nominal : 25 meter

Kapasitas nominal : 9 l/m

Daya pompa : 0,75 kW

Putaran : 1500 rpm

Tegangan kerja : 220 V, 1 fasa, 50 Hz

Starter : DOL c/w WLC

Pompa dan motor ex Grundfos atau setara

Page 78: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 78 dari 117

Pasal 27

TANGKI SEPTIK DAN RESAPAN

27.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja, dan pemasangan

tangki septik dan resapan seuai dengan garis, susunan, lokasi, dan dimensi yang tertera

dalam gambar kerja dan ketentuan spesifikasi teknis. Pekerjaan ini termasuk pada:

• Pengukuran

• Penggalian, pengurugan, dan pemadatan

• Pemasangan dan penyambungan pipa

27.2 Persyaratan Umum

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada pengawas

lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.

b. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar detail pelaksanaan yang

mencakup dimensi, tata letak, jenis bahan, dan detail-detail pelaksanaan untuk

diperiksa dan disetujui pengawas lapangan

c. Ketidak sesuaian

1) kontraktor wajib memeriksa gambar kerja terhadap kemungkinan

kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah, maupun

pemasangan.

2) Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata tidak sesuai dengan yang telah

disetujui, kontraktor wajib menggantinya atas biaya kontraktor setelah disetujui

pengawas lapangan.

27.3 Persyaratan Bahan

a. Tangki septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang (sesuai

dengan petunjuk gambar kerja) dalam kapasitas, ukuran, bentuk dalam gambar kerja.

b. Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa PVC kelas 5 kg/cm2

standar JIS K 6741 berdiameter sesuai dengan gambar kerja, sedangkan panjang,

tebal, dan lainnya sesuai dengan standar JIS.

c. Batu bata harus memenuhi persyaratan dalam pasal tentang pemasangan bata.

Page 79: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 79 dari 117

d. Bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan

e. Adukan

1) Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir, dan air

harus memenuhi spesifikasi teknis.

2) Semua adukan yang dipakai mempunyai komposisi 1 pc : 2 ps atau sesuai

dengan ketentuan gambar kerja.

f. Resapan

Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran sesuai dengan

petunjuk gambar kerja. Bahan-bahan untuk sumur resapan sesuai dengan petunjuk

gambar kerja atau petunjuk pengawas lapangan.

27.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Umum

1) Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai dengan petunjuk

gambar kerja, gambar detail pelaksanaan, serta spesifikasi teknis ini.

2) Pekerjaan galian, urugan kembali, dan pemadatan harus memenuhi ketentuan

pasal tentang pekerjaan galian.

3) Pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakansesuai dengan ketentuan pasal

tentang pekerjaan beton.

4) Pekerjaan pasangan batu bata harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

pasal tentang pekerjaan pasangan batu bata.

5) Semua pasangan pemipaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan pasal

tentang pekerjaan pemipaan.

b. Konstruksi dan Pemasangan

1) Tangki septik harus mempunyai ruang udara tidak kurang dari 0,20 meter dari

langit-langit tangki dan di bawah tutup tangki

2) Tangki harus terbuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang yang kedap

air. Dinding bagian tangki diberi plesteran dengan adukan 1 : 2, sedangkan

bagian luar yang berhubungan langsung dengan tanah tidak diplester.

3) Resapan harus dibuat dan dipasang sesuai dengan petunjuk dalam gambar

kerja dan pengawas lapangan.

Page 80: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 80 dari 117

Pasal 28

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

28.1 UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus

dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan

material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar bangunan

gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal adalah bagian

dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

28.2 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN

Daya dari PLN tersebut disalurkan ke panel ukur (kwh meter). Selanjutnya

didistribusikan ke panel-panel utama (LVMDP), sub-distribusi dan panel daya /

penerangan gedung secara radial.

Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat

kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).

28.3 LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai

suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-

gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /

pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya

oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima

dan pemeliharaan / garansi selama 6 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum

dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk

pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam

pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Page 81: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 81 dari 117

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,

peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang

berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya

sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau

gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

� Pekerjaan Kabel Daya

Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis NYY dan

TIC yang menghubungkan

a. Dari KWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan

b. Dan kabel daya lainnya.

Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel) yang

diperlukan.

� Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop

kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet, panel-penel daya /

penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.

� Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk pentanahan

sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

� Pekerjaan di dalam Gedung

Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan

termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel / konduktor pentanahan

netral / badan panel.

Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung antar

panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (pompa-pompa).

Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan.

Page 82: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 82 dari 117

� Pekerjaan di luar Gedung

Pengadaan dan pemasangan instalasi daya.

Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman, termasuk lampu

sorot Gapura

28.4 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di

dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi

tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan

dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi

referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya

kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada

Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

28.5 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

28.5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah

Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar,

kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua

peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari

sistern instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

� Kotak-kotak(doos) Outlet.

a. Jenis

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan PUIL, dan kotak-kotak

lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

b. Ukuran

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat yang

diperlukan.

Page 83: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 83 dari 117

Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit,

sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk atau

dipersyaratkan.

� Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar

dinding dan receptacles outlet harus

b. Cara Pemasangan.

Saklar-saklar dengan rating minimum 6A / 250 V. Saklar pada umumnya

dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada

gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada

ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut

harus di pasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan

antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap

permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari permukaan lantai yang

sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar dan

stop kontak ex MK, Clipsal atau setara.

c. Jumlah Kutub.

Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan

pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan harus

disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

� Kabel-Kabel

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel

tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-

barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan

serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)

Page 84: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 84 dari 117

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,

SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan

(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan

oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali

untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30

meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYY yang dilindungi Pipa

PVC dan Pipa GIP bo;a melintas jalan. kabel instalasi di dalam bangunan

dari jenis NYY, NYM .

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di

dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel

merek SUPREME, Voksel, Eterna,Kabelindo, Kabelmetal & Tranka.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,

SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanah

langsung di dalam tanah.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus berurat banyak

dan dipilin (stranded)

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk

pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem remote

yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan kabel dengan

ukuran 1,5 mm2).

Page 85: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 85 dari 117

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial) harus

sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air

dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 2U kV. Apabila

diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat

penyambung khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis epoxy resin-cold

pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang

benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil

penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi

yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel merek

SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan

daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel

daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan

di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak

harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali

tercatat lain.

d. Splice/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-

sambungan di dalam pipa konduit.

Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang

atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.

Page 86: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 86 dari 117

Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara

elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau

soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, koncktor harus

dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan balk sedemikian rupa,

sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang

yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Pemasangan Kabel

• Pemasangan di Permukaan

− Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan Semua kabel

harus dipasang didalam konduit PVC high - impact heavy gauge,

dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung

yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat

anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan teratur.

Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari lengkungan tidak

boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel)

Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

− Kabel Daya Penghubung Antar Panel

Kabel-kabel daya diletakkan di dalam tanah yang direncanakan secara

rapi,di dalam galian setinggi 50 Cm

.

− Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.

Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam

konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang

diletakkan diatas pelat lantai.

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan

faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal

menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible metal konduit yang

juga tahan karat.

Page 87: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 87 dari 117

Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit

dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar

kedap air. Demikian juga penyambungan pipe fleksibel terhadap box

terminal motor.

• Pemasangan di Permukaan

Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam

dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge

dengan ukuran minimum 3/4". Penarikan kabel menuju titik saklar atau

stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

• Pemasangan Menembus Dinding

Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang

terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang

kabel.

f. Penggunaan Warna Kabel

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral

dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

- Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa

hitam : Fasa

biru : Netral

kuning/hijau : Pentanahan

- Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa

merah : fasa R

kuning : fasa S

hitam : fasa T

biru : netral (N)

kuning/hijau : pentanahan (G)

Page 88: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 88 dari 117

g. Pendukung Kabel

Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya dan

panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung

Iain-lainnya .

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan

pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

h. Konduit Tertanam

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga

dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-

langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,2 mm

untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis

floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus dibuat dari jenis

besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus. Kabinet untuk panel

daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan

untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame /

rangka panel harus ditanahkan.

Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan

menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through

feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.

a. Finishing

Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus

dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat

akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus

dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium

plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir sistem bakar

(oven)

Page 89: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 89 dari 117

b. Kunci

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk

setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap

kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua

anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel

Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam

panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe / macam

panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor

harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada

gambar.tinggi pemasangan 1.4 meter bagian bawah panel

d. Label

Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch

group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label

sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan/mengidentifikasikan

penggunaan alat tersebut.

Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

� Sistem pemasangan Instalasi

Yang dimaksud adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya

dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran

Harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik

jumlah dan jenis kabel sesuai dengan PUIL dan lain-lain.

ø minimum konduit adalah 20 MM menurut ukuran pasaran dengan faktor

pengisian kabel maksimurn 40 %.

Page 90: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 90 dari 117

b. Bahan

Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC

high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

c. Pemasangan

c.1. Instalasi ditanam di Dinding.

Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan

jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar

pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan

jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk

mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit

hares ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran

lainnya.

c.2. Yang dipasang di Permukaan

Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus

dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau

permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,

harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan kuat.

Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat

kuningan yang sesuai.

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah

Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus

mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum

dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa / race

way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar

SII

Page 91: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 91 dari 117

c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding

Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan

lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak

mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.

c.5. Pentanahan

Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari

tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang

terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran

metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus

dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan

tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang

trerbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan

dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan

harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh

Konsultan Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah Pentanahan netral bus-

bar dan panel maksimum 2 ohm.

� Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.

a. Umum

Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,

indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang lain

Page 92: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 92 dari 117

yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari

segenap sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang

luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut telah

beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun.

Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel

Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali ditentukan

lain.

Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus

direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan

persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti

disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum

Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat

dari plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur

atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan

tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal

akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini

harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya

dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai

dari depan maupun belakang.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus

dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Page 93: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 93 dari 117

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang

tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk

rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang

dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi

untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan

arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar VDE/IEC untuk

peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang yang bisa

dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup (screwed on / bolted on)

Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna

terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang

digunakan minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan lokal, seperti ASAHI,Strahl,Universal

b.3. Konstruksi

Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di tunjuk

dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi

yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda

menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi

dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus

diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan

bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun

dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi

pada lokasi tertentu tersebut.

Page 94: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 94 dari 117

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk

menjamin daerah kontrak yang baik.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari

Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-

ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,

terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk

peralatan yang dipasang di kemudian hari.

Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan

baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya

Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara

mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang

berventilasi.

Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel daya

di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high

conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada

bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan

kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran Bus-Bar harus

disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua Bus-Bar harus

dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari bahan

yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain atau

moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya

mekanis yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat dengan

warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C

Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh

(full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus

Page 95: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 95 dari 117

pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan

dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu

ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat -

5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar

dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-

batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang

Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY atau

NYA).

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang

menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.

Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan

disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu terminal

terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih

dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan

batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut

pada satu terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur

Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur

seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.

Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada saat

pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter harus dalam

keadaan terhubung singkat.

Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk

dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling

tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°), skala linier,

Page 96: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 96 dari 117

dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96

mm x 96 mm.

Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus

ditandai dengan jelas.

b.8.1 Amperemeter (A-m)

Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih

sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan

dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk

menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere meter harus

dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada

salah satu fasenya.

Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull

akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat

(compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur

penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar dibagian

depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)

Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai

skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi daya

masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal

3 A.

Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan

nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

b.10 Kabel-kabel Kontrol

Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di

pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap

kerusakan mekanis.

Page 97: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 97 dari 117

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan

tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus

dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan clikencangkan

dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik, sehingga

dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal

peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

b.11 Merk Pabrik

Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu pabrik.

Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau

dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya

b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A

digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -

MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC

157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 400C (fully tripicalized)

dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating

1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada

posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat

dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang

untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara

menyapu (wiping action).

Page 98: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 98 dari 117

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick

break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu

opening, closing maupun trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama

menutup kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak

utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan

mengalir pada salah satu kutup harus menyebabkan ketiga kutub

membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-masing

kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih

(overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,

pengatus arus hubung - singkat (overcurent - instantaneous)

secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent

protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON,

OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking

capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)

MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /

part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu heroperasi

untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.

Page 99: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 99 dari 117

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada

posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari

bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang

untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara

menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah

kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.

RKS Teknis

Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub

(kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus

menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih

(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus

hubung singkat (overcurent instantaneous) secara mekanis

dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai dengan

gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity)

disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung

singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik beban

dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.

Page 100: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 100 dari 117

Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan

untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran

pekerjaan.

Merk Yang diguanakan adalah MG,ABB

� Peralatan Penerangan

a. Umum

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan

serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan

sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang

disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan

Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun khusus

harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan

standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan

skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.

Semua armatur harus buatan Mentari,Artoria, Artolite dan Philips.

c. Jenis armature

c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)

Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.

Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus

memenuhi standar PLN / SII / LMK.

c.2. Lampu Down Light.

Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu

rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana. Armatur

lampu Down Pl 11 Watt dia. 125mm, Cup lampu/dudukan mer. Sek.

Artolite, Armatur merk sek. Phillips.

Page 101: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 101 dari 117

c.3. Lampu Baret

Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari

kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle 32

W dan 20 W sesuai dengan kebutuhan.

c.4. Lampu Taman

Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap dengan

tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi MCB 2 A

dan terminal penyambung kabel.

Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 2 x 2,5

mm2 dalam PVC dia ¾”.

d. Pemasangan

Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh

tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui

Konsultan Pengawas

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang

perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga

betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)

tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan

permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harud

ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature

penerangan, peralatan

tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi

sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus

menyala secara lengkap.

Page 102: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 102 dari 117

28.6 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing)

penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang

tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua

instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus

menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk

melaksanakan pengujian dan commisioning.

Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan

Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :

• pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)

maupun keseluruhan (overall)

• pengujian pentanahan panel

• pengujian kontinuitas konduktor

• penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat

data setelah yang dilakukan.

• semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau

badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas

Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di

atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara

pengujiannya.

Page 103: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 103 dari 117

Pasal 29

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN PENANGKAL PETIR

29.1 Spesifikasi Teknis

Syarat-syarat teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan

kontraktor baik dalam pengerjaan maupun pengadaan material dan peralatan. Pekerjaan

ini meliputi penerangan dalam dan luar bangunan termasuk penangkal petir.

29.2 Sumber Daya Listrik

Diambil dari PLN, kemudian disalurkan dengan kabel feeder ke MDP untuk didistribusikan

ke masing-masing subpanel. Apabila sumber daya PLN putus, sumber listrik tegangan

rendah disuplai dari genset 80% secara otomatis.

Penggantian daya listrik PLN dan genset diatur oleh automatic transfer switch (ATS) yang

bekerja secara interlock.

29.3 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pengertian bekerjanya sistem listrik baik sebagai suatu sistem

keseluruhan maupun bagian-bagiannya. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan

barang-barang, instalasi, testing, dan pemeliharaan. Secara garis besar, pekerjaan yang

harus dilaksanakan adalah,

a. Pengadaan dan pemasangan panel daya tegangan rendah/low voltage main

distribution panel (LVMDP), sub distribution panel (SDP), dan panel daya lainnya

sesuai dengan gambar perencanaan termasuk seluruh peralatan bantu yang

dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi.

b. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan termasuk seluruh komponen yang

melengkapi panel tersebut. Komponen panel serta busbar rating ampernya harus

sesuai dengan kebutuhan.

c. Pengadaan dan pemasangan kabel daya tegangan rendah ke seluruh sub distribution

panel . Kabel-kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel

lainnya sesuai dengan gambar perencanaan serta pengadaan peralatan bantu yang

dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi.

Page 104: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 104 dari 117

d. Pengadaan dan pemasangan armatur lampu, fitting, balast, starter, kapasitor, lampu,

serta peralatan lain yang dibutuhkan sesuai dengan gambar perencanaan dan

spesifikasi teknis standar pabrik. Fixture, fitting, balast, starter, dan kapasitor yang

digunakan harus setara Philips.

e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak menghubungkan

panel penerangan dengan fixture lampu dan stop kontak, baik di dalam maupun di luar

bangunan serta peralatan bantu yang dibutuhkan sesuai dengan gambar perencanaan

dan persyaratan teknis.

f. Pengadaan dan pemasangan instalasi daya yang menghubungkan panel daya dengan

peralatan listrik seperti motor listrik, outlet daya, serta peralatan-peralatan lain sesuai

dengan gambar persyaratan dan persyaratan teknis.

g. Pengadaan dan pemasangan penangkal petir dan alat-alat material lain yang

diperlukan sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada

syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan meskipun tidak

tercantum pada gambar dokumen dan spesifikasi teknis.

h. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan pengaman meliputi batang elektroda

dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus

diketanahkan dengan elektroda pentanahan termasuk seluruh peralatan bantu yang

dibutuhkan serta sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.

i. Melaksanakan pengurusan penyambungan daya PLN serta memenuhi segala

persyaratan PLN demi terlaksananya penyambungan listrik ke gedung.

j. Melakukan seluruh perijinan ke instansi terkait.

29.4 Gambar-gambar

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di

dalamnya dicantumkan besaran dan mekanis serta spesifikasi lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal, dan kontrak lainnya harus

menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Pemborong

harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap

Page 105: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 105 dari 117

kekurangan/kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada ahli, direksi/pengawas,

atau pihak lain yang ditunjuk.

29.5 Ketentuan-ketentuan Instalasi

a. Outlet, Kotak-kotak, Kabinet, dan Peralatan Instalasi

Meliputi pengadaan dan pemasangan outlet (stop kontak), kotak-kotak (pull box),

kabinet, kabel, alat-alat bantu, dan semua peralatan lain yang diperlukan.

b. Kotak-kotak Outlet

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE, atau standar

lain. Kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan.

Ceilling box dan kotak lainnya yang tergantung bersegi delapan. Kotak-kotak yang

dipasang di lantai harus menggunakan jenis adaptor frame tahan air, tertutup rapi, dan

dipasang dengan baik dan benar.

c. Ukuran

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan konduit dan dipasang hanya di tempat yang

diperlukan. Setiap kotak harus dapat menampung jumlah dan ukuran konduit sesuai

dengan persyaratan.

d. Outlet pada Permukaan Khusus

Kotak outlet untuk receptales dan tombol-tombol saklar yang dipasang pada meja,

partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata, atau dinding kayu harus berbentuk

persegi, mempunyai sudut, dan sisi tegak.

e. Saklar dan Stop Kontak

Kotak-kotak outlet saklar dinding dan stop kontak harus dari bahan galvanis steel dan

tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan 111,9 x

111,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua

peralatan. Saklar dan stop kontak yang digunakan harus setara dengan legrand/MK.

f. Pendukung Kabel

Setiap pull box, termasuk kotak-kotak yang ada di atas switch board dan pusat kontrol

motor, harus diberi banyak klem. Kabel dipasang dengan rapi dan teratur sehingga

tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

g. Kabinet

Semua kabinet terbuat dari baja, kecuali yang sering terkena basah/hujan terbuat dari

jenis besi tuang yang tahan kelembapan atau konstruksi khusus. Kabinet untuk panel

Page 106: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 106 dari 117

board mempunyai ukuran yang proporsional, beratnya sesuai dengan kebutuhan.

Kabinet dengan kawat-kawat though feeder harus diatur dengan rapi, baik, dan benar.

h. Finishing

Semua kabinet back box dan pintu untuk panel board listrik harus dibuat tahan karat

dengan cara galvanisasi atau cadmium plating atau dengan zinc chromate primer.

i. Konduit Tersembunyi

Pull box yang dihubungkan pada konduit tersembunyi dipasang penutupnya rata pada

dinding dan langit-langit.

j. Kunci

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kombinasi catch and flat key lock. Untuk setiap

kabinet, kuncinya dari tipe common key sehingga untuk setiap harus disediakan dua

anak kunci.

k. Tinggi Pemasangan Panel

Pemasangan panel harus sedemikian rupa agar setiap peralatan dalam panel dapat

terjangkau dengan mudah. Bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/penggantung,

kontraktor harus menyediakan dan memasang meski tidak tertera pada gambar.

l. Panel di Dinding

Setiap panel yang pemasangannya di dinding dari shaft electrical, bagian belakangnya

harus dipasang rangka besi terpisah yang ditempelkan ke beton. Hal ini untuk

memungkinkan lewatnya kabel ke lantai berikutnya.

m. Manhole dan Handhole

Penyambungan, pembelokan, dan pertemuan memerlukan manhole yang terbuat dari

beton, tertutup pelat besi dengan tebal 1 cm, dan berangka, terutama untuk jaringan

luar baik di dalam maupun jalur hijau. Pada setiap manhole, kabel harus diberi

tanda/label yang dipres dan dililitkan sehingga dapat dengan mudah dikenal.

n. Label

Semua panel, switch, dan fuse unit, isolator switch group dan peralatan lainnya harus

diberi label sesuai dengan fungsinya. Label ini terbuat dari bahan logam antikarat

dengan huruf-huruf hitam.

Page 107: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 107 dari 117

29.6 Kawat dan Kabel

a. Umum

Kawat atau kabel untuk setiap bangunan harus meliputi kabel tegangan rendah, kabel

kontrol, aksesoris, peralatan, dan barang lain yang diperlukan.

b. Kawat dan Kabel Tegangan Rendah (600 V dan Kurang)

Kawat harus memenuhi persyaratan PUIL dan LMK. Semua kawat no. 8 AWG

(penampang 10 mm2) ke atas harus (dipilin) stranded dan tidak boleh dipakai kawat

yang lebih kecil dari no. 14 AWG (penampang 2,5 mm2), kecuali untuk pemakaian

remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya. Konduktor harus dari tipe NYY,

NYFGBY, dan NYM. Semua kabel harus berada dalam konduit dan yang digunakan

harus setara kabelindo atau setara kabel 5 besar.

c. Ukuran-ukuran

Semua konduit, kawat, dan sambungan elektrikal harus tersedia lengkap. Konduit dan

kawat-kawat tersebut harus mempunyai ukran sesuai dengan yang ditunjuk atau

dipersyaratkan.

d. Lain-lain

Kawat-kawat untuk penerangan listrik termasuk outlet untuk ekstension dan daya

listrik harus diadakan dan dipasang lengkap dari sambungan titik pelayanan ke semua

outlet yang tertera dalam gambar. Semua kabel harus dalam konduit PVC. Semua

konduktor sirkuit cabang harus no. 14 AWG, kecuali tercatat lain. Home run untuk

sirkuit 220 volt dengan panjang lebih dari 40 meter dari panel ke outlet pertama

minimum no. 12 AWG (penampang 4 mm2) kapasitas 20 A.

e. Splice/Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan, baik dalam feeder maupun

cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai.

Sambungan pada kawat sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan kuat secara

elektris dengan solderless connector jenis kabel tekan, copression, atau soldered.

Dalam membuat splic, konektor harus dihubungkan pada konduktor dengan baik

sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kawat-kawat telanjang yang

kelihatan, dan tidak bisa lepas oleh getaran.

Page 108: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 108 dari 117

f. Kabel Kontrol

Konduktor untuk kabel kontrol harus utuh atau standard annealed copper. Isolasi harus

dari karet butyl, tahan lembap dan ozon atau persenyawaan sintetis mirip karet yang

serupa dengan tebal yang sesuai untuk 600 volt. Konduktor individu terisolir harus

dilengkapi dengan bungkus neoprene yang cocok untuk pemasangan konduit bawah

tanah yang lembap dan basah. Konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan.

g. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection, dan lain-lain seperti karet, varnished

cambric, asbes gelas, tape sintetis, resin, splice case, combination, dan lain-lain harus

dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltase, dan lain-lain dan harus

dipasang memakai cara yang disetujui perwakilan pemerintah atau pabrik.

h. Pemasangan Kabel dan Pengantar

Semua kabel harus dipasang di permukaan dengan klem dan pendukung yang sesuai,

dipasang lurus/sejajar, dan jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik

(15 kali diameter kabel). Pemborong harus menyediakan penunjang seperti tray, klem,

besi penunjang, penggantung, baik untuk kabel yang dipasang horisontal maupun

vertikal. Kabel NYY, NYM warna merah, kuning, dan hitam dipergunakan untuk seluruh

phasa, warna biru untuk nol, dan kuning bergaris hijau untuk pertanahan.

29.7 Sistem Tegangan Rendah dan Perlengkapannya (Di Bawah 600 Volt)

a. Umum

Sistem tegangan rendah meliputi switch, tombol-tombol, circuit breaker, indikator,

magnetic contractor, aksesoris, peralatan, dan barang lain yang diperlukan.

b. Panel-panel

Panel haru seperti tertera dalam gambar. Seluruh assembly termasuk housing dan

alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba, dan diperbaiki sesuai dengan

persyaratan minimum dengan persyaratan atau penambahan seperti peryaratan:

1) Umum

Panel board harus jenis dead-front terdiri dari pelat logam/baja dengan tebal

minimum 2 mm untuk kerangka dan 3 mm untuk pintu/Free Standing Panel (MDP,

panel lift, panel chiller, panel genset), sedangkan panel wall mouting dibuat dari

pelat baja dengan tebal minimum 1,6 mm untuk kerangka dan 2 mm untuk pintu

(panel penerangan, panel kontrol, dan panel-panel kecil lainnya). Konstruksi harus

Page 109: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 109 dari 117

terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang diperkuat & dilas, dan

tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan. Untuk tahan terhadap tegangan

akibat hubung singkat, rangka harus dibungkus pada bagian bawah, atas, dan sisi

dengan pelat penutup yang bisa dilepas dan dicapai baik dari depan maupun

belakang. Semua alat ukur yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi

depan yang berengsel. Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel

yang tersembunyi dan gerendel. Circuit control dan transformer harus dipasang

pada sisi belakang dari penutup yang berengsel. Untuk membatasi kenaikan suhu

dari bagian yang mengandung arus, harus ada cukup grill untuk ventilasi sesuai

dengan nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan

yang tertutup. Panel pencapai belakang yang bisa dilepas tadi harus mempunyai

konstruksi sekrup (screwed on/bolted on). Material yang bertegangan harus

dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.

2) Konstruksi

Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda

menurut keperluan untuk menyesuaikan pabrik sejauh fungsi dan operasinya

dapat dicapai. Identifikasi gambar, tata letak, schedule, dan lainnya harus diikuti

dalam urutan yang tepat untuk mempermudah panel baru switch, circuit breaker,

magnetic contractor, dan lain-lain.

3) Alat-alat Ukur

Beberapa panel harus dilengkapi dengan alat ukur trafo ukur seperti pada gambar.

Meter-meter adalah dari tipe moving ironvane khusus untuk panel dengan skala

sirkular, flush atau semi-flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 15 x 15

cm2 atau 10 x 10cm2, dengan skala linier dan ketelitian 1%. Posisi dan saklar putar

untuk voltmeter harus ditandai dengan jelas.

4) Kawat Pengontrol

Kawat pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/bengkel secara

lengkap, dibundel, pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan bangunan. Tempat

struktur “bus” dan hubungan-hubungan harus dibangun dan ditunjang untuk

menahan arus hubungan yang bisa terjadi pada lokasi tersebut.

Page 110: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 110 dari 117

5) Papan Nama

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama di

pintu atau panel dekat pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah. Cara

pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya

atau alat-alat yang tersembung padanya. Keterangan mengenai ini harus diajukan

dalam shop drawing. Mimik diagram berwarna biru harus dilengkapi pada papan

hubung, lengkap dengan komponen-komponen tersebut.

6) Cadangan Sambungan di Kemudian Hari

Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, ruangan-ruangan tersebut harus

dilengkapi dengan terminal, klem pemasangan, pendukung, dan lainnya untuk

peralatan yang akan dipasang di kemudian hari, termasuk terminal. Kemungkinan

penyambungan di kemudian hari dapat berupa equipment dan dilindungi terhadap

kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah no. 14 dari tipe 600 volt.

7) Merek/Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan

sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame panel.

8) Peralatan Pengaman/Pemutus Daya

Peralatan pengaman adalah pemutus daya tanpa minyak dengan sikring

pembatas arus, pemutus daya dengan rumah ruangan (molded case) dilengkapi

dengan sikring pembatas arus, dan pemutus sikring. Arus kerja dari circuit breaker

harus sesuai dengan gambar. Dengan sikring berkapasitas interupsi 5.000-60.000

A simetris disesuaikan dengan kapasitas hubung singkat di setiap titik beban,

pemutus sikring harus dari tipe yang membuka dan menutup dengan cepat.

9) Terminal Pembantu

Apabila suatu terminal pada panel tersebut terdiri dari beberapa core kabel yang

disatukan pada terminal tersebut, jika perlu, disatukan melalui terminal pembantu.

Kontraktor harus menyediakan terminal pembantu tersebut pada panel dengan

lubang terminal yang sesuai.

Page 111: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 111 dari 117

29.8 Panel Board

a. Umum

Panel penerangan dan panel untuk peralatan lainnya harus dari tipe dead front

(mematikan dari depan), kecuali seperti disyaratkan lain dilengkapi dengan circuit

breaker dan harus mempunya trip rating dan jumlah kutub seperti ditunjuk dalam

schedule.

b. Circuit Breaker

Breaker kutub tunggal untuk penggunaan sirkuit phasa tunggal 220 volt harus memiliki

trip rating seperti termaktub dalam schedule dengan kapasitas interupting sebesar

5.000 ampere simetris. Breaker berkutub dua atau tiga sistem 220/380 volt harus

mempunyai trip rating seperti dalam schedule dan kapasitas interupting sebesar

10.000-50.000 ampere simetris. Breaker yang digunakan harus setara MG (Merlin

Gerin)

c. Grounding

Netral panel harus diisolasikan dari kabinet dan dipasang pada ujung-ujung yang

berlawanan dari mains dan mempunyai terminal yang diberi nomor.Jika tercatat

adanya spare pada gambar-gambar schedule dari panel board dan lain-lain,

penghubung yang perlu dari mounting bracket dan lain-lain harus diadakan untuk

pemasuk circuit breaker di kemudian hari.

d. Pemutus Daya Tegangan Rendah

1) Umum

Pemutus daya tegangan rendah dipasang dalam kabinet besi dapat dilepas

dengan cara menarik ke luar (draw out) atau dipasang dengan menggunakan

klem/sekrup. Pemutus daya manual harus trip face secara mekanis. Pemutus

daya yang bekerja secara elektris, dan alat-alat pembantunya seperti pemutus

stationer primer dan skunder, rail-rail pendukung harus buatan pabrik yang sama.

2) Bekerja secara Elektris

Pemutus daya utama dan pemutus daya lainnya dengan arus kerja 500-1250

ampere harus dilengkapi dengan mekanisme elektris. Mekanisme elektris ini dapat

berbentuk tipe solenoid, tipe daya tersimpan, atau tipe lain seperti tertera dalam

gambar.

Page 112: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 112 dari 117

3) Bekerja secara Magnetis

Setiap phasa dari pemutus daya tegangan rendah harus dilengkapi dengan suatu

trip arus lebih bekerja secara selektif dan sesaat, atau secara magnetis sesuai

dengan standar yang berlaku, misalnya NEMA atau setara.

29.9 Sistem Iluminasi dan Peralatan

a. Umum

Sistem iluminasi dan peralatan meliputi amatur, lampu-lampu, aksesoris, peralatan,

serta alat-alat lain yang perlu untuk operasi lengkap dan sempurna dari semua

peralatan penerangan. Fixture harus sesuai dengan peryaratan dan gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan

Semua material dan aksesoris adalah kualitas terbaik. Pengerjaan harus kelas satu

dan menghasilkan armatur setara dengan standar komersial utama. Armatur harus

sesuai dengan gambar dan schedule.

c. Lampu-lampu/Tube/Bulb Fluorescent

Fixture harus sesuai dengan gambar; Bulb berwarna standard white deluxe. Untuk twin

lamp atau double TL, harus dirangkai secara lead lag wiring. Semua fixture harus

dilakukan perbaikan faktor kerja sehingga mencapai PF = 0,90 dengan menggunakan

kapasitor.

d. Lampu Down Light/Baret

Lampu ini harus dari tipe SL/PL. Untuk penerangan koridor/toilet atau yang ditunjuk

pada gambar lengkap dengan ballast, kapasitor dan armatur dengan tutup dari bahan

polyethylene/bjls 8 mm dengan PF tidak boleh kurang dari 0,90. Lampu yang

digunakan harus setara Phillips.

e. Lampu Tanda Exit

Bahan dari epoxy painted 20 gauge mild steel tahan cuaca dan debu, lama pelayanan

empat jam setelah di-charger selama 24 jam; baterai yang digunakan adalah Nicad

tahan terhadap temperatur 500C. Proyek ini menggunakan lampu tanda “EXIT” dengan

tipe ceilling mounted. Lampu yang digunakan setara dengan Phillips.

f. Ballast

Ballast harus leakproof , mempunyai temperatur kerja rendah, noise-less, ballast

dengan rumahan dari polyster. Untuk lampu TL dengan dua lampu disusun/digunakan

twin lamp ballast (Stroboscopic).

Page 113: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 113 dari 117

Rated dengan tegangan 220 volt; tipe ballast harus low loss dengan rugi-rugi/losses

ballast tidak lebih dari:

TL 18 watt, losses maksimum 7,5 watt

TL 36 watt, losses maksimum 9,5 watt

Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal yang memenuhi standar PLN

setara dengan Phillips.

g. Fittings

Untuk pemasangan lampu flourescent digunakan bahan fittings dari jenis high quality

white polycarbonate tipe L.236 dan L.125 masing-masing untuk lampu TK dan TKO.

h. Starter

Starter untuk lampu flourescent yang digunakan harus mempunyai reliaibility. Terbuat

dari high quality white polycarbonate. Rating starter lampu disesuaikan dengan rating

lampu TL.

29.10 Panel Tegangan Menengah

a. Umum

Semua panel tegangan menengah adalah tipe indoor metal clad, cubicle, floor

mounted, dan free standing yang terdiri dari unit-unit cubicle yang bisa dipisah-

pisahkan. Konstruksi Busbar serta panel keseluruhan selain harus kuat terhadap rating

arus dan tegangan, juga harus tahan terhadap mekanis stres pada saat hubung

singkat. Pada penyerahan panel harus diberikan sertifikat lulus tes dari badan yang

berwenang.

b. Instalasi

Instalasi dikerjakan oleh kontraktor termasuk wiring yang diperlukan dan aksesoris lain

untuk kelengkapan pekerjaan.

c. Operation Schedule

Panel harus dibuat operation schedule supaya memudahkan pengoperasiannya.

Operation schedule ini diberi tanda sesuai dengan sirkuitnya masing-masing dan

ditempelkan pada masing-masing panel.

d. Elektroda Pertanahan

Elektroda pertanahan adalah dari cooper metal clad diameter ¾, ditanamkan sampai

kedalaman minimal enam meter. Penyambungan dilakukan dengan sistem ulir yaitu

memakai bahan bronze kuningan dengan ukuran yang sesuai. Ulir-ulirnya dilapisi

Page 114: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 114 dari 117

dengan timah, dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan tanpa ada

rongga-rongga udara yang memudahkan oksidasi pada sambungan. Tahanan

pentanahan yang diijinkan adalah maksimum 2 ohm.

Bila pada kedalaman enam meter tahanan pentanahan tidak dapat mencapai 2 ohm,

kontraktor wajib memperdalam elektroda atau memberi serbuk pada daerah elektroda

sehingga tahanan pentanahan yang diinginkan tercapai. Jarak sistem pentanahan ini

dengan sistem pentanahan dan masuk dalam bangunan.

e. Kawat Konduktor

Pentanahan tegangan sentuh dalam rangka menggunakan pelat tembaga 2 x 4 mm

yang diklem setiap jarak 50 cm secara kokoh dan rapi. Untuk pentanahan netral dari

terminal ke elektroda, digunakan BC dengan penampang 50 mm2. Untuk luar

bangunan, ditanam BC dengan ukuran 50 mm2 pada kedalaman 80 cm yang

menghubungkan titik-titik elektroda pentanahan dan masuk dalam bangunan.

f. Pekerjaan dan Alat Bantu

• Setiap penyambungan, pencabangan dari BC harus digunakan coldweld

connection atau klem sistem jepit;

• Bahan klem harus galvanis, BC pada titik penyambungan harus di-tinned;

• Tempat penyambungan dibungkus dengan sejenis epoxy;

• Terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel harus mempunyai dua

lubang baut;

g. Testing Pemeriksaan Struktural

Kondisi yang menyangkut bahan, konstruksi, finishing, dan kontrak harus diperiksa dan

disesuaikan dengan spesifikasi.

h. Testing Tahanan Isolasi

Tahanan isolasi antarkutub serta bagian yang hidup dan mati harus dites dengan tester

bertegangan 500 volt DC dengan hasil menunjukkan 50 mega ohm atau lebih.

i. Tes Ketahanan Tegangan

Pada testing ketahanan isolasi di atas, harus dimasukkan sampai 3.000 volt. Testing

dianggap sukses kalau dapat menahan tegangan tadi selama satu menit.

Page 115: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 115 dari 117

29.11 Instalasi Penangkal Petir

a. Umum

Sistem yang digunakan adalah sistem paraday.

b. Spesifikasi Teknis Peralatan

Semua komponen yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak cacat,

masih mempunyai garansi, dan dilengkapi surat ijin dari yang berwenang.

c. Air Terminal

Air terminal terbuat dari batang tembaga masif.

d. Konduktor

Penghantar/konduktor adalah triaxial cable dengan ukuran yang direkomendasikan

pabrik. Konduktor ini harus lulus pengujian dari Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).

e. Integral Terminating Resistor

Integral terminating resistor di samping harus sanggup menyerap komponen-

komponen frekuensi tinggi dari sambaran petir, juga dapat mengurangi kenaikan

tegangan tanah sampai 50%.

f. Elektroda

Elektroda pentanahan terbuat dari batang tembaga masif atau pelat tembaga masif.

g. Teknis Pelaksanaan

• Air terminal dipasang dengan pipa galvanis dengan tinggi 1,2 meter dan 40x40x1

cm.

• Kawat BC diberi lubang supaya tidak kelihatan dari luar, kemudian dimasukkan

ke pipa PVC berdiameter 5/8” dan dipasang klem.

• Sepanjang dua meter di atas permukaan tanah, kabel triaxil 50 mm2 harus

dilindungi dengan pipa galvanis.

• Tahanan pentanahan dibuat seminimum mungkin (kurang dari 2 ohm).

Kontraktor harus menambah titik pentanahan atau memperdalam elektroda

untuk mendapatkan tahanan yang diinginkan.

• Bak kontrol harus diberi lubang drain dan tes klem.

• Penanaman elektroda harus diberi earth enhancement compound.

• Klem konduktor terbuat dari bahan yang dicat antikarat. Tinggi klem 15 cm.

Page 116: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 116 dari 117

Pasal 30

PEKERJAAN PEMBERESAN HALAMAN

Sebelum diserahkan lokasi pekerjaan dan sekitarnya harus bersih dari sisa bahan bangunan

dan ini harus dikerjakan oleh Pihak Pemborong.

Pasal 31

URAIAN PERSYARATAN PEKERJAAN YANG BELUM TERURAIKAN

Jika terdapat jenis pekerjaan yang belum teruraikan / terlewatkan didalam Rencana Kerja dan

persyaratan ini, maka pekerjaan tersebut akan dibuatkan RKS nya / menyusul, yang sama

mengikatnya dalam kontrak.

Pasal 32

PEMBERESAN SETELAH MASA KONSTRUKSI

Seluruh pekerjaan pemberesan setelah masa konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor

diantaranya :

1. Pembersihan Lantai, Kaca, Kusen dan sebagainya

2. Pembuangan bekas puing-puing bangunan.

3. Pembongkaran Pengawas keet, los kerja, kantor Kontraktor.

4. Pembongkaran Pagar Pembatas.

5. Pembongkaran gundukan-gundukan tanah/batu-batu yang sudah tidak terpakai lagi.

6. Pemberesan Bekas stoot dan papan cetakan/acuan

7. Pembetulan Jalan yang rusak yang diakibatkan oleh pengangkutan material di dalam

komplex.

8. Pembuangan sampah-sampah

9. Dan sebagainya yang diperkirakan akan mengganggu keindahan sehubungan dengan

masa penyerahan pertama.

Seluruh sampah-sampah tersebut harus dibuang keluar site ke tempat pembuangan sampah

telah ditunjuk oleh Konsultan pengawas, serta barang-barang yang masih diperkirakan akan

dipakai harus disimpan tersusun rapih ditempat yang telah ditunjukan oleh Konsultan

Pengawas.

Page 117: Documentc

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

BAB - VI Halaman 117 dari 117

Pasal 33

PEKERJAAN LAIN-LAIN

33.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan

dibicarakan dan diatur oleh direksi dan kontraktor. Bila diperlukan, akan dibicarakan

bersama konsultan pengawas.

33.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, kontraktor diwajibkan pula mengadakan

pengurusan-pengurusan antara lain:

a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Surat IMB ini harus sudah diserahkan

kepada pemimpin proyek sebelum angsuran/termin pertama ditagihkan.

b. Surat bukti kir listrik/pengetesan dari PLN dan pengetesan lainnya yang diperlukan.

33.3 Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang

belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata

rapi, dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.

33.4 Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, dan memperbaiki

segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan

benar-benar telah sempurna.

33.5 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan yang

diperlukan akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

BAGIAN 34

PENUTUP

Hal-hal di luar ini apabila terdapat ketidakcocokan dalam pelaksanaan akan diselesaikan

dengan musyawarah.