bupati tulungagungjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/perbub nomor 36 tahun 2012... · tata...

30
- 1 - BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMASANGAN REKLAME DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan BAB VI Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah, maka telah disusun pedoman pemungutan Pajak Reklame yang telah tertuang dalam Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemungutan Pajak Reklame; b. bahwa dengan adanya perubahan dalam pelaksanaan kewenangan pemungutan Pajak Reklame, maka Peraturan Bupati Tulungagung 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemungutan Pajak Reklame sebagaimana dimaksud huruf a perlu dilakukan penyusunan kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, dan huruf b, maka perlu menyusun kembali Pedoman Pemasangan Reklame dan Pemungutan Pajak Reklame yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); SALINAN

Upload: ngophuc

Post on 08-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 1 -

BUPATI TULUNGAGUNG

PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG

NOMOR 36 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PEMASANGAN REKLAME

DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan BAB VI

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16

Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah, maka telah

disusun pedoman pemungutan Pajak Reklame yang

telah tertuang dalam Peraturan Bupati Tulungagung

Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemungutan

Pajak Reklame;

b. bahwa dengan adanya perubahan dalam pelaksanaan

kewenangan pemungutan Pajak Reklame, maka

Peraturan Bupati Tulungagung 35 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pemungutan Pajak Reklame sebagaimana

dimaksud huruf a perlu dilakukan penyusunan

kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a, dan huruf b, maka perlu menyusun

kembali Pedoman Pemasangan Reklame dan

Pemungutan Pajak Reklame yang ditetapkan dengan

Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3262), sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-

Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4999);

SALINAN

Page 2: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang

Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3686), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun

1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 1298, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3987);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437),

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59 tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5049);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 135 tahun 2000 tentang

Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak

Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 135, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4049);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara

republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang

Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan

Penetapan Kepala Daerah Atau Di Bayar Sendiri Oleh

Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5179);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

Page 3: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 3 -

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2007;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 tahun

1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak

Daerah;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun

1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak

Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan

lain;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 14

Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16

Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Tulungagung Nomor 12 Tahun 2012;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16

Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMASANGAN

REKLAME DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

Tulungagung.

2. Bupati adalah Bupati Tulungagung.

3. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kabupaten

Tulungagung.

4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan

Kabupaten Tulungagung.

5. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten

Tulungagung.

6. Bendahara Penerimaan adalah Pejabat Fungsional

yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

menyetorkan, menatausahakan, dan

mempertanggungjawabkan uang pendapatan Daerah

dalam rangka pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah.

7. Pajak Reklame yang selanjutnya disebut Pajak adalah

pajak atas penyelenggaraan reklame.

Page 4: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 4 -

8. Obyek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan

reklame.

9. Subyek Pajak Reklame adalah Orang Pribadi atau

Badan yang menggunakan reklame.

10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal

yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan

usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, badan usaha milik negara, atau

badan usaha milik daerah ( BUMD ) dengan nama dan

dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik, atau

organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya

termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha

tetap.

11. Wajib Pajak Reklame adalah Orang Pribadi atau Badan

yang menyelenggarakan reklame.

12. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media

yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk

tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,

mempromosikan, atau untuk menarik perhatian

umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang

dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau

dinikmati oleh umum.

13. Reklame Megatron adalah reklame yang bersifat tetap

(tidak dapat dipindahkan) menggunakan layar monitor

maupun tidak, berupa gambar dan/atau tulisan yang

dapat berubah-ubah, terprogram dan menggunakan

tenaga listrik. Termasuk didalamnya Videotron dan

Elektronic Display.

14. Reklame Papan atau Billboard adalah reklame yang

bersifat tetap (tidak dapat dipindahkan) terbuat dari

papan, kayu, seng, tinplate, collibrite, Vynil,

aluminium, fiberglas, kaca, batu, tembok atau beton,

logam atau bahan lain yang sejenis, dipasang pada

tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau

digantung atau di tempel atau dibuat pada bangunan

tembok, dinding, pagar, tiang dan sebagainya baik

bersinar, disinari maupun yang tidak bersinar.

15. Reklame berjalan adalah reklame yang ditempatkan

pada kendaraan atau benda yang dapat bergerak, yang

diselenggarakan/ dengan menggunakan kendaraan

atau dengan cara dibawa/ didorong / ditarik oleh

orang. Termasuk didalamnya reklame pada gerobak /

rombong, kendaraan baik bermotor maupun tidak.

16. Reklame Baliho adalah reklame yang terbuat dari

papan kayu atau bahan lain dan dipasang pada

konstruksi yang tidak permanen dan tujuan meterinya

mempromosikan suatu even atau kegiatan yang

bersifat insidentil.

Page 5: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 5 -

17. Reklame kain adalah reklame yang tujuan materinya

jangka pendek atau mempromosikan suatu even atau

kegiatan yang bersifat insidentil dengan menggunakan

bahan kain, termasuk plastik atau bahan lain yang

sejenis. Termasuk di dalamnya adalah spanduk,

umbul-umbul, bendera, flag chain (rangkaian

bendera), tenda, krey, banner, giant banner dan

standing banner.

18. Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk

lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara

disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan

ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan,

dipasang, digantung pada suatu benda lain, termasuk

didalamnya adalah brosur, leafeat, dan reklame dalam

undangan.

19. Reklame melekat atau stiker adalah reklame yang

berbentuk lembaran lepas diselenggarakan dengan

cara ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau digantung

pada suatu benda.

20. Reklame Film atau Slide adalah reklame yang

diselenggarakan dengan cara menggunakan klise

(celluloide) berupa kaca film, ataupun bahan-bahan

lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan

dan/atau dipancarkan.

21. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan

di udara dengan menggunakan balon, gas, laser,

pesawat atau alat lain yang sejenis.

22. Reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan

dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau

dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh

perantaraan alat.

23. Reklame Peragaan adalah reklame yang

diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu

barang dengan atau tanpa disertai suara.

24. Nilai Sewa Reklame adalah nilai yang ditetapkan

sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya pajak

reklame.

25. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar

bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan

melaporkan pajak yang terutang;

26. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1

(satu) tahun kalender, kecuali bila wajib pajak

menggunakan.

27. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar

pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun

pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan

ketentuan peratura perundang-undangan perpajakan

daerah;

28. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai

dari penghimpunan data objek dan subjek pajak,

penentuan besarnya pajak yang terutang sampai

Page 6: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 6 -

kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta

pengawasan penyetorannya.

29. Nilai Jual Obyek Pajak Reklame yang selanjutnya

disingkat NJOPR adalah jumlah nilai perolehan

harga/biaya pembuatan, biaya pemasangan dan biaya

pemeliharaan reklame yang dikeluarkan oleh pemilik

dan/atau penyelenggara reklame yang diperoleh

berdasarkan estimasi yang wajar dan dapat

dipertanggungjawabkan.

30. Penyelenggara Reklame adalah orang pribadi atau

badan yang menyelenggarakan Reklame baik untuk

dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama

pihak lain yang menjadi tanggungannya.

31. Nilai strategis Tempat Reklame yang selanjutnya

disingkat NSTR adalah nilai yang ditetapkan pada titik

lokasi pemasangan reklame berdasarkan kriteria sudut

pandang dan kepadatan pemanfaatan tata ruang

untuk berbagai aspek kegiatan dibidang usaha.

32. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya

disingkat SPTPD, adalah surat yang digunakan oleh

Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan

pembayaran Pajak yang terhutang menurut Peraturan

Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

33. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya

disingkat SKPD, adalah Surat Keputusan yang

menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang.

34. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya

disingkat SSPD, adalah surat yang digunakan oleh

Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau

penyetoran Pajak yang terhutang ke Kas Daerah atau

ke tempat lain yang di tetapkan oleh Bupati.

35. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang

selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat

Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan

pembayaran pajak karena kredit lebih besar dari pajak

yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang.

36. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKBT

adalah surat keputusan yang menentukan tambahan

atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

37. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya

disingkat SKPDN adalah Surat Keputusan yang

menentukan jumlah pajak yang terhutang sama

besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak

terhutang dan tidak ada kredit pajak.

38. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya

disingkat STPD adalah surat untuk melakukan

tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa

bunga dan atau denda.

39. Surat Keputusan Keberatan adalah surat Keputusan

atas Keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak

Page 7: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 7 -

Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat

Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak

Daerah Nihil, atau terhadap pemotongan atau

pemungutan oleh Pihak Ketiga yang diajukan oleh

Wajib Pajak.

40. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk

mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau

keterangan lainnya dalam rangka pengawasan

kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan Daerah

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan Daerah.

41. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang

dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data

dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah

harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,

yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan

berupa neraca dan laporan laba rugi unutk periode

tahun pajak tersebut.

42. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya

disingkat NPWPD adalah nomor yang diberikan kepada

Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal

diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan

Hak dan Kewajiban perpajakannya.

Pasal 2

Menunjuk Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten

Tulungagung sebagai pengelola, pengawas dan pelaksana

teknis operasional terhadap pemungutan Pajak Reklame.

BAB II

BENTUK, TATA CARA, DAN PEMBERLAKUAN NPWPD

Pasal 3

(1) Setiap orang pribadi atau Badan yang mengusahakan

Reklame wajib mendaftarkan diri kepada Kepala Dinas

untuk dikukuhkan sebagai Wajib Pajak.

(2) Apabila orang pribadi atau Badan tidak melakukan

pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

Kepala Dinas mengukuhkan orang pribadi atau Badan

tersebut sebagai Wajib Pajak secara jabatan.

(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan mengisi dan menandatangani formulir

pendaftaran yang disediakan oleh Dinas.

(4) Terhadap penerimaan berkas pendaftaran, Dinas

memberikan tanda terima pendaftaran.

Page 8: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 8 -

(5) Bentuk dan isian formulir pendaftaran ditetapkan oleh

Kepala Dinas.

Pasal 4

(1) Berdasarkan formulir pendaftaran atau surat

pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

Kepala Dinas menerbitkan Kartu NPWPD.

(2) Penyerahan Kartu NPWPD diberikan dengan bukti tanda

terima.

(3) Bentuk kartu NPWPD ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(4) NPWPD berlaku sejak diterbitkan.

BAB III

PENGENAAN PAJAK

Pasal 5

(1) Dasar pengenaan pajak adalah nilai sewa reklame.

(2) Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dihitung dengan memperhatikan sebagai berikut:

a. Lokasi penempatan;

b. Jenis;

c. Jangka waktu penyelenggaraan;

d. Ukuran media reklame;

e. Jumlah.

(3) Komponen Nilai Jual Obyek Pajak dan Nilai Strategis

Penyelenggaraan Reklame terdiri dari :

a. Inflasi;

b. Pertumbuhan ekonomi;

c. Nilai pajak awal;

d. Kelas Jalan.

(4) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberi

bobot secara bervariasi dengan bobot yang lebih besar

pada komponen yang lebih dominan.

(5) Jumlah bobot komponen sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) adalah 100% (seratus persen).

(6) Besar pajak reklame dihitung dengan cara mengalikan

tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

(7) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen).

(8) Nilai sewa reklame untuk penyelenggaraan reklame

dalam ruangan (indoor) dihitung dan ditetapkan 50%

dari nilai sewa reklame.

Page 9: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 9 -

Pasal 6

(1) Nilai sewa reklame dihitung berdasarkan NJOPR

ditambah NSTR, dengan rumus (Nilai Strategis + NJOPR)

atau dengan rumus lain 25% (Nilai Strategis + NJOPR).

(2) Untuk besaran nilai sewa reklame bersinar ditambah

sebesar 10% dari jenis-jenis reklame non bersinar.

(3) Besaran nilai sewa reklame dalam bentuk banner dan

umbul – umbul selain untuk reklame rokok ditambah

100% dari nilai sewa reklame.

(4) Dasar dan rumusan perhitungan nilai sewa reklame

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran I Peraturan Bupati ini.

Pasal 7

(1) Untuk reklame rokok besaran nilai sewa reklame adalah

ditambah 30% dari nilai sewa reklame.

(2) Besar nilai sewa reklame rokok dalam bentuk :

a. Banner dan umbul-umbul ditambah 200% dari nilai

sewa reklame.

b. Baliho ditambah 100% dari nilai sewa reklame.

c. Soft painting ditambah 50% dari nilai sewa reklame.

Pasal 8

Lokasi penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (2) huruf a adalah lokasi peletakan reklame yang dirinci

menurut nilai strategis kawasan dan/ atau jalan sebagai

berikut :

a. Kelas Utama : Dinilai berdasarkan sudut pandang yang

luas/atau banyak/bebas dan strategis, antara lain yang

berlokasi di komplek/pusat pertokoan meliputi:

1) Alun-alun

2) Jl. RA Kartini

3) Perempatan TT

4) Jl. A Yani

5) Perempatan RSU Lama

6) Perempatan Gorga

7) Jl. KH Agus Salim

8) Ruko Panglima Sudirman / Jl. Hasanudin

9) Jl. Panglima Sudirman

10) Jl. Diponegoro

b. Kelas A : Dinilai berdasarkan kepadatan pemanfaatan

tata ruang, antara lain berlokasi di persimpangan

jalan/atau perempatan jalan/pertigaan jalan/tikungan

meliputi:

1) Perempatan Prayit

2) Perempatan BTA

Page 10: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 10 -

3) Jl. I Gusti Ngurah Rai

4) Perempatan Jepun

5) Perempatan Tamanan

6) Jl. Supriyadi

7) Jl. Mayor Sujadi

8) Jl. Mayor Sujadi Timur

9) Jl. Yos Sudarso

10) Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo

11) Jl. Mayjen Sungkono

12) Perempatan Kemuning

13) Jl. P Antasari

14) Jl. Teuku Umar

15) Jl. Wakhid Hasym

16) Jl. Basuki Rahmad

17) Jl. Jayeng Kusuma

18) Jl. Patimura

19) Jl. Ki Mangun Sarkoro

20) Jl. Soekarno Hatta

21) Jl. Urip Sumoharjo

c. Kelas B : Dinilai berdasarkan aspek kegiatan di bidang

usaha, antara lain berlokasi di pasar, lokasi obyek

wisata, terminal bus/taxi/angkot/lapangan/gelanggang

olah raga dan bidang usaha lainnya meliputi:

1) Kawasan Pasar Wage

a) Jl. WR Supratman

b) Jl. Kapten Kasihin

2) Jl. Pahlawan

3) Jl. R Abdul Fatah

4) Kawasan Pasar Ngemplak

5) Kawasan Pasar Kauman Kalangbret

6) Kawasan Pasar Ngunut

7) Kawasan Pasar Rejotangan

8) Kawasan Pasar Bandung

9) Kawasan Pasar Campurdarat

d. Kelas C : Dinilai dari jalan provinsi maupun jalan

nasional dan tidak termasuk dalam klasifikasi utama A

dan B meliputi:

1) Jl. Raya Ngantru

2) Jl. Raya Sumbergempol

3) Jl. Raya Ngunut

4) Jl. Raya Rejotangan

5) Jl. Raya Gondang

6) Jl. Raya Kauman

7) Jl. Raya Boyolangu

8) Jl. Raya Campurdarat

9) Jl. Raya Bandung

e. Kelas D : Dinilai dari jalan kabupaten dan tidak

termasuk klasifikasi A dan B meliputi :

1) Jl. Adi Sucipto

2) Jl. MH Thamrin

Page 11: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 11 -

3) Jl. MT Haryono

4) Jl. Letjen Suprapto

5) Jl. Mastrip

6) Jl. Piere Tendean

7) Jl. Arief Rahman Hakim

8) Jl. Karangrejo

9) Jl. Raya Sendang

10) Jl. Besuki

f. Kelas E : Dinilai dari jalan desa /gang /lingkungan dan

tidak termasuk dalam klasifikasi Utama, A dan B

meliputi jalan desa atau gang diluar klasifikasi Kelas

Utama, A, B, C dan D.

BAB IV

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENDATAAN

Pasal 9

(1) Dalam rangka mendapatkan data Wajib Pajak,

dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap

Wajib Pajak baik yang berdomisili di dalam maupun di

luar wilayah Daerah yang dimiliki obyek pajak di wilayah

Daerah yang bersangkutan.

(2) Pendaftaran dan pendataan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan dengan mekanisme:

a. mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa

formulir pendaftaran dan pendataan yang selanjutnya

diberikan kepada Wajib Pajak;

b. Setelah dokumen sebagaimana dimaksud angka 1

dikirim atau diserahkan kepada Wajib Pajak, Wajib

Pajak mengisi formulir pendaftaran dan pendataan

dengan jelas, lengkap dan benar, serta mengembalikan

kepada Petugas Pajak;

c. Petugas Pajak mencatat formulir pendaftaran dan

pendataan yang dikembalikan oleh Wajib Pajak dalam

daftar induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut,

yang digunakan sebagai NPWPD.

Pasal 10

(1) Wajib Pajak yang telah memiliki NPWPD, setiap awal

tahun pajak atau masa pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi

dengan jelas, lengkap dan benar serta ditandatangani

oleh Wajib Pajak atau Kuasanya dan disampaikan

kepada Bupati melalui Dinas sesuai jangka waktu yang

ditentukan.

(3) Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihimpun dan

dicatat atau dituangkan dalam berkas atau kartu data,

Page 12: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 12 -

yang merupakan hasil akhir yang akan dijadikan sebagai

dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak terutang.

(4) Bentuk dan isi SPTPD dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan

Bupati ini.

BAB V

TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK

Pasal 11

(1) SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)

digunakan sebagai dasar untuk menghitung,

memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang

terhutang.

(2) Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Kepala Dinas menetapkan pajak terhutang dengan

menerbitkan SKPD.

(3) Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling

lama atau kurang 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD

diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) dari pajak yang terhutang

sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.

(4) Bentuk dan isi SKPD dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan

Bupati ini.

Pasal 12

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat

terhutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan:

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT; atau

c. SKPDN.

(2) SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

diterbitkan apabila:

a. apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan

lain, pajak yang terhutang tidak atau kurang bayar;

b. apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka

waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara

tertulis;

c. apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi,

pajak yang terhutang dihitung secara jabatan.

(3) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dan

huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak

yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung

sejak saat terhutangnya pajak.

Page 13: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 13 -

(4) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dikenakan

sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% (dua

puluh lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)

sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat

dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.

(5) SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang

semula belum terungkap yang menyebabkan

penambahan jumlah pajak yang terhutang.

(6) Dalam hal ditemukan data baru atau data yang semula

belum terungkap yang menyebabkan penambahan

jumlah pajak yang terhutang, maka akan dikenakan

sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%

(seratus persen) dari kekurangan pajak tersebut.

(7) SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

diterbitkan apabila jumlah pajak yang terhutang sama

besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak

terhutang dan tidak ada kredit pajak.

(8) Dalam hal kewajiban membayar pajak terhutang

sebagaimana tercantum dalam SKPDKB dan SKPDKBT

tidak atau tidak sepenuhnya dibayar dalam jangka

waktu yang telah ditentukan, maka pajak yang terutang

ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah dengan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan.

(9) Format SKPDKB, SKPDKBT, atau STPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV

Peraturan Bupati ini.

BAB VI

MASA PAJAK

Pasal 13

( 1 ) Masa Pajak Reklame tetap adalah 1 (satu) tahun

kalender.

( 2 ) Masa Pajak Reklame insidentil adalah jangka waktu

lamanya penyelenggaraan reklame.

( 3 ) Penetapan masa pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berdasarkan jenis reklame sebagai berikut :

a. Masa pajak untuk reklame tetap jangka waktu 1

(satu) tahun adalah megatron, videotron, (dinamics

board, video wall), billboard / papan (neon sign,

neon box), shop painting / rumah cat, bando jalan,

tinplat seng / flag chain;

Page 14: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 14 -

b. Masa pajak untuk insidentil jangka waktu 1 (satu)

bulan adalah reklame kain, reklame melekat /

stiker, reklame, baliho, layar toko ;

c. Masa pajak untuk reklame insidentil jangka waktu

1 (satu) hari atau 1 (satu) kali penyelenggaraan

adalah reklame berjalan / kendaraan, reklame

udara, reklame suara, reklame apung, reklame

film / slide / sinar laser, reklame peragaan.

BAB VII

KETENTUAN PEMASANGAN REKLAME

Pasal 14

( 1 ) Pemasangan reklame bertiang permanen harus

dilengkapi dengan IMB ukurannya ditentukan sebagai

berikut :

a. Reklame bando jalan ukuran minimal 5m x 10m

atau luas 50m2 (dua tiang) tinggi minimal 7m dari

permukaan tanah sampai bidang papan reklame

terendah.

b. Reklame bertiang melintang jalan ukuran 4m x 6m

atau luas 24m2 keatas (satu tiang) minimal diatas

6m dari permukaan tanah sampai bidang reklame

terendah.

c. Reklame bertiang tidak melintang jalan ukuran 4m

x 6m atau luas 24m2 tinggi minimal 3m dan atau

menyesuaikan dari permukaan tanah sampai

bidang reklame terendah.

d. Reklame bertiang neon box dan non neon box

(satu tiang) ukuran 1m x 2m atau luas 2m2 (bolak

balik) tinggi minimal 2,5m apabila tidak melintang

jalan, apabila melintang jalan tinggi minimal 4m

dari permukaan tanah sampai bidang reklame

terendah.

e. Reklame bertiang melintang jalan (satu tiang)

ukuran dibawah 4m x 6m atau luas 24m2 tinggi

minimal 6m dari permukaan tanah sampai bidang

reklame terendah.

( 2 ) Pemasangan reklame non permanen, ukurannya

ditentukan sebagai berikut :

a. Reklame jenis spanduk ukuran minimal 0,9m x

6m ketinggian diatas 5m dari bidang tanah

terendah.

b. Banner ukuran minimal dengan ketinggian 1m

dari bidang terendah.

c. Umbul-umbul ukuran minimal 0,9m x 5m dengan

ketinggian 1,5m dari bidang terendah.

Page 15: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 15 -

d. Reklame jenis spanduk melintang jalan minimal

ketinggian 6m dari permukaan tanah sampai

bidang papan reklame terendah.

e. Banner minimal ketinggian 2m dari permukaan

tanah sampai bidang papan reklame terendah.

f. Umbul-umbul minimal ketinggian 2m dari tanah

kebidang reklame terendah.

( 3 ) Untuk pemasangan reklame dalam bentuk rumah cat

(shop painting) perhitungannya sama dengan reklame

dalam bentuk papan.

( 4 ) Titik tiang reklame permanen dilarang ditempatkan di

trotoar/ bahu jalan.

Pasal 15

( 1 ) Pemasangan reklame harus sesuai dengan ukuran,

bahan, isi, gambar dan lokasi yang tertera dalam surat

ijin pemasangan.

( 2 ) Pemasangan reklame wajib memelihara lingkungan

dan harus memperhatikan serta menyesuaikan

keserasian lingkungan dilihat dari ukuran, tata

warna, tata letak, dan tata ruang.

( 3 ) Terhadap pemasangan reklame yang salah satu

unsurnya, yaitu ukuran, bahan, isi, gambar, dan

lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum surat ijin

pemasangan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka

pihak pemasang dikenakan kewajiban untuk

mengurus ijin pemasangan baru dan membayar pajak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

( 4 ) Lokasi penempatan dan ukuran reklame bertiang

permanen harus sesuai dengan rekomendasi dari tim

teknis perijinan reklame.

( 5 ) Pemasangan reklame bertiang permanen dapat

dipasang setelah mendapatkan ijin mendirikan

bangunan.

BAB VIII

KETENTUAN PEMASANGAN REKLAME

Pasal 16

Dalam upaya menjaga ketertiban dan keamanan berlalu

lintas, menjaga keindahan maupun kebersihan

kota/lingkungan, maka penyelenggara reklame agar

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Dilarang memasang reklame didepan rambu-rambu lalu

lintas, sampai dengan tempat yang dimaksudkan oleh

rambu-rambu tersebut;

Page 16: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 16 -

b. Dilarang memasang reklame di depan lampu lalu lintas

(traffic light) sampai dengan jarak 100 m kecuali dilahan

sendiri;

c. Pemasangan reklame spanduk diatur ketentuan sebagai

berikut:

1) Reklame spanduk yang dipasang di depan rambu-

rambu lalu lintas sekurang-kurangnya berjarak 100m

dari rambu-rambu tersebut;

2) Reklame spanduk yang dipasang melintang jalan

berjarak sekurang-kurangnya 100m dari spanduk

yang lainnya;

3) Reklame spanduk yang dipasang melintang di jalan

berjarak sekurang-kurangnya 200m dari reklame

bando jalan;

4) Jarak reklame bando jalan dengan bando jalan yang

lain sekurang-kurangnya 1 km searah ruas jalan.

d. Terhadap reklame yang telah rusak dan belum berakhir

masa berlakunya sehingga mengganggu keindahan kota

harus diperbaiki kembali, dilepas oleh pihak pemasang

atau dilepas oleh pihak yang berwenang;

e. Terhadap pemasangan reklame tetap, harus diadakan

perawatan dan perbaikan secara rutin setiap periode

tertentu;

f. Dilarang memasang reklame yang ditempelkan pada

tiang listrik, telepon, traffic light, dan dipaku di pohon-

pohon, pagar, tembok bangunan dan lain-lain yang

mengganggu keindahan kota;

g. Terhadap pemasangan reklame yang menggunakan

penerangan listrik diwajibkan memasang meteran listrik

sendiri;

h. Dilarang memasang reklame selain tempat pemasangan

yang sudah diijinkan;

i. Dilarang memasang reklame atau meletakkan reklame

pada lokasi-lokasi sebagaimana tersebut dalam Lampiran

V Peraturan Bupati ini;

j. Pemasangan reklame baik yang bersifat insidentil

maupun permanen tidak boleh menutupi reklame yang

lainnya;

k. Dilarang memasang reklame insidentil maupun

permanen di atas jembatan;

l. Dilarang memasang reklame sebelum ijin pemasangan

reklame diperoleh dari instansi berwenang;

m. Apabila memasang reklame sebelum ijin diterbitkan akan

ditertibkan oleh instansi berwenang secara sepihak;

n. Pemasangan reklame permanen bertiang dilarang

menempatkan tiang pada jalan, bahu jalan dan trotar

Page 17: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 17 -

kecuali reklame neon box ukuran 1m x 2m (bolak-balik)

dan reklame penunjuk arah dibawah ukuran 1m x 1m;

o. Bidang dan atau papan reklame bertiang permanen yang

melintang jalan tidak boleh melebihi ¼ (satu per empat)

badan jalan yang ada;

p. Dilarang menempatkan reklame yang dapat menutupi

pandangan terhadap sarana pelayanan publik berupa

kantor pemerintah, sarana kesehatan dan bangunan

pelayanan publiknya.

BAB IX

JAMINAN

Pasal 17

(1) Untuk menjamin kepastian pemenuhan tanggung jawab

dan kewajiban dalam pemasangan reklame,

penyelenggara reklame wajib menyerahkan uang jaminan

pada saat pengurusan ijin reklame kepada lembaga

pemberi ijin yang besarnya ditetapkan sebagaimana

tersebut dalam Lampiran VI Peraturan Bupati ini.

(2) Dasar penghitungan besaran prosentase uang jaminan

memperhatikan harga pasar yang berlaku.

(3) Pembayaran uang jaminan sebagaimana dimaksud ayat

(1) maupun pengembalian sebagian atau seluruhnya

diberikan tanda bukti penerimaan.

Pasal 18

(1) Dalam hal pemasangan reklame menyebabkan rusaknya

taman dan/atau ruang terbuka hijau, maka pihak yang

bertanggung jawab terhadap reklame dimaksud

berkewajiban memperbaiki Reklame spanduk yang

dipasang paling lama 7 (tujuh) hari setelah selesainya

pemasangan reklame.

(2) Apabila setelah lewat 7 (tujuh) hari penyelenggara

reklame tidak memperbaiki kerusakan yang terjadi,

pihak yang berwenang dapat melakukan pembongkaran.

Pasal 19

(1) Terhadap pemasangan reklame yang berakhir masa

berlakunya ijin dan tidak melakukan perpanjangan ijin

pemasangan maka kepada penyelenggara reklame

diwajibkan untuk membongkar reklame yang telah habis

masa berlakunya.

(2) Reklame permanen yang sudah habis masa berlakunya

ijin dan pajak reklame selanjutnya tidak diperpanjang

Page 18: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 18 -

oleh pihak pemasang maka papan / konstruksi reklame

harus dibongkar oleh pihak pemasang atas biaya sendiri,

apabila pada batas waktu 3 (tiga) bulan tidak dilakukan

pembongkaran oleh pihak pemasang maka papan/

konstruksi reklame tersebut menjadi aset pemerintah

daerah.

(3) Apabila papan reklame permanen telah habis masa

berlakunya dan pihak pemasang masih memperpanjang

ijin namun pada saat perpanjangan sebelum memiliki

materi reklame maka pihak pemasang harus

berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk diisi

materi himbauan tentang pemerintahan.

(4) Pemasangan reklame baik permanen maupun insidentil

yang mengakibatkan kerugian materi, jiwa, kesehatan

dan keselamatan orang lain baik disengaja maupun tidak

menjadi tanggung jawab pihak pemasang.

(5) Apabila penyelenggara reklame tidak melakukan

pembongkaran terhadap reklame yang telah habis masa

berlakunya, maka Pemerintah Daerah secara sepihak

akan melakukan pembongkaran dan apabila dalam

kegiatan pembongkaran reklame dimaksud dibutuhkan /

mengeluarkan biaya maka pembayaran yang dikeluarkan

tersebut harus ditanggung oleh atau menjadi tanggung

jawab penyelenggara reklame tersebut.

(6) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (2), dan ayat (5) dapat

diambilkan dari uang jaminan yang telah disetor pada

saat pengurusan ijin pemasangan reklame.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN,

DAN TEMPAT PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat

lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang

ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT,

dan STPD.

(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang

ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas

Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) kali 24 (dua puluh

empat) jam atau dalam waktu yang ditentuklan oleh

Bupati.

(3) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) dilakukan dengan menggunakan SSPD.

(4) Bentuk dan isi SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) ditetapkan sebagaimana tersebut dalam Lampiran VII

Peraturan Bupati ini.

Page 19: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 19 -

Pasal 21

(1) Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Bupati melalui Kepala Dinas Pendapatan memberikan

persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur

pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan

berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau

kurang bayar.

(4) Bupati melalui Kepala Dinas Pendapatan dapat

memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk

menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang

ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dengan dikenakan bunga 2% (dua persen)

sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang

bayar.

Pasal 22

(1) Pembayaran pajak secara angsuran dan/atau

penundaan dapat dilakukan dengan mengajukan

permohonan tertulis kepada Bupati.

(2) Permohonan angsuran dan/atau penundaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri copy

SPTPD serta alasan angsuran dan/atau penundaan

pembayaran.

(3) Kepala Dinas mengadakan penelitian terhadap Wajib

Pajak untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

pemberian persetujuan/penolakan angsuran dan/atau

penundaan kepada wajib pajak.

(4) Jangka waktu angsuran diberikan paling banyak 4

(empat) kali angsuran yang dibayar secara teratur setiap

bulan dalam waktu 1 (satu) tahun takwin.

(5) Jangka waktu penundaan pembayaran pajak diberikan

paling lama 2 (dua) bulan dari berakhirnya masa pajak

dalam 1 (satu) tahun takwin.

(6) Bentuk dan isi permohonan angsuran pajak dan

penundaan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) ditetapkan dalam Lampiran VIII dan,

Lampiran IX Peraturan Bupati ini.

Page 20: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 20 -

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 23

(1) Surat Peringatan, atau Surat Teguran sebagai awal

tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7

(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat

Peringatan, atau Surat Teguran, Wajib Pajak harus

melunasi pajak yang terutang.

(3) Surat Peringatan, atau Surat Teguran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Kepala Dinas.

(4) Format Surat Peringatan, atau Surat Teguran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran X, dan Lampiran XI Peraturan Bupati ini.

Pasal 24

(1) Apabila jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak

dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan

dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat

lain yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,

maka jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan

Surat Paksa.

(2) Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan oleh Kepala Dinas segera setelah lewat 21

(dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran atau

Surat Peringatan atau surat yang sejenis.

(3) Format Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran XII Peraturan Bupati ini.

Pasal 25

(1) Apabila pajak yang harus dilunasi tidak dibayar dalam

jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan

Surat Paksa, Kepala Dinas segera menerbitkan Surat

Perintah Melakukan Penyitaan.

(2) Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XIII

Peraturan Bupati ini.

Pasal 26

(1) Dalam hal setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal

penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Wajib

Pajak belum juga melunasi utang pajaknya, maka Kepala

Dinas mengajukan Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang

kepada Kantor Lelang Negara.

Page 21: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 21 -

(2) Format Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran XIV Peraturan Bupati ini.

Pasal 27

Setelah kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam

dan tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan

dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak.

Pasal 28

(1) Kepala Dinas dapat menetapkan jadwal waktu tindakan

penagihan pajak yang menyimpang dari jadwal waktu

yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, dan Pasal 26 dengan

memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.

(2) Penagihan atas jumlah pajak yang masih harus dibayar

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh

Kepala Dinas dengan mengeluarkan Surat Perintah

Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus.

(3) Terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Surat Perintah Penagihan

Pajak Seketika dan Sekaligus sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), segera dilakukan tindakan penagihan

pajak dengan surat paksa, Surat Perintah Membayar

Pajak, serta permintaan penetapan tanggal dan tempat

pelelangan, tanpa memperhatikan tenggang waktu yang

ditetapkan.

BAB XII

TATA CARA PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

SERTA KRITERIA WAJIB PAJAK

PENYELENGGARA PEMBUKUAN

Bagian Kesatu

Tata cara Pembukuan dan Pelaporan

Pasal 29

(1) SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD, dicatat dalam

buku menurut jenis pajak sesuai dengan NPWPD.

(2) Dokumen yang telah dicatat disimpan sesuai nomor

berkas secara berurutan.

Pasal 30

(1) Besarnya Penetapan dan penerimaan pajak dihimpun

dalam buku jenis pajak.

(2) Atas dasar buku jenis pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dibuat daftar penetapan, penerimaan dan

tunggakan per jenis pajak.

Page 22: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 22 -

(3) Berdasarkan daftar penetapan, penerimaan dan

tunggakan per jenis pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), dibuat laporan realisasi penerimaan dan

tunggakan per jenis pajak sesuai masa pajak.

Pasal 31

(1) Pembukuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 harus

dilakukan secara tertib, teratur, dan benar sesuai norma

pembukuan yang berlaku.

(2) Pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dijadikan sebagai dasar untuk menghitung besarnya

pajak terhutang.

Bagian Kedua

Kriteria Wajib Pajak

Pasal 32

Wajib Pajak yang melakukan usaha pemasangan reklame

dengan omset diatas Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan atau

pencatatan dan menggunakan Nota Pembayaran yang

berporporasi dari Dinas Pendapatan.

BAB XIII

TATA CARA PENGURANGAN,

KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK

Pasal 33

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak secara

tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas dengan

melampirkan copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), SKPD

disertai bukti dan alasan yang jelas.

(2) Dinas mengadakan penelitian dan pemeriksaan terhadap

wajib pajak sebagai bahan pertimbangan pemberian

persetujuan/penolakan pemberian pengurangan,

keringanan dan pembebasan pajak.

(3) Dalam hal permohonan pemberian pengurangan,

keringanan dan pembebasan pajak diterima, maka

Kepala Dinas menerbitkan Keputusan tentang pemberian

pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak.

(4) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan

tersebut tidak menunda kewajiban pembayaran pajak.

(5) Bentuk isi surat permohonan pengurangan, keringanan

dan pembebasan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dan Surat Keputusan tentang pemberian

pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak

Page 23: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 23 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam

Lampiran XV dan XVI Peraturan ini.

BAB XIV

TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN,

PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU

PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 34

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya,

Bupati dapat membetulkan SPPT, SKPD, SKPDKB,

SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam

penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/atau

kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan

ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat:

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi

administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan

pajak yang terutang menurut peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi

tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak

atau bukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD,

SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB

yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak

yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai

dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan

pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak

atau kondisi tertentu objek pajak.

Pasal 35

(1) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi

administrasi atas SKPDKB, SKPDKBT dan STPD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) harus

disampaikan secara tertulis oleh Wajib Pajak kepada

Bupati melalui Kepala Dinas selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari sejak tanggal diterima SKPDKB, SKPDKBT,

atau STPD dengan memberikan alasan yang jelas.

(2) Bupati melalui Kepala Dinas paling lama 3 (tiga) bulan

sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diterima, sudah harus memberikan keputusan.

(3) Apabila setelah lewat waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) Bupati melalui Kepala Dinas

Pendapatan tidak memberikan keputusan, permohonan

Page 24: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 24 -

pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan

penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi,

dianggap dikabulkan.

BAB XV

TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN DAN BANDING

Pasal 36

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada

Bupati melalui Kepala Dinas atas sesuatu :

a. SKPD ;

b. SKPDKB ;

c. SKPDKBT ;

d. SKPDLB.

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud ayat (1)

harus disampaikan secara tertulis dalam bahasa

Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD,

SKPDKB, SKPDKBT dan SKPDLB diterima oleh wajib

pajak, atau tanggal pemotongan / pemungutan oleh

pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan alasan yang jelas, kecuali apabila wajib pajak

dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat

dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(3) Kepala Dinas atas nama Bupati dalam jangka waktu

paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat

permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diterima, sudah memberikan keputusan.

(4) Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bupati melalui

Kepala Dinas tidak memberikan keputusan, permohonan

keberatan dianggap dikabulkan.

(5) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Pasal 37

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding

hanya kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Bupati.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling

lama 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri

salinan surat keputusan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar pajak

dan pelaksanaan penagihan pajak.

Page 25: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 25 -

Pasal 38

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada

Pasal 36 atau banding sebagaimana dimaksud pada Pasal 37

dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan

pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan

bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama

24 (dua puluh empat) bulan.

BAB XVI

TATA CARA PENGEMBALIAN

KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

Pasal 39

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada

Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas)

bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilampaui, Bupati tidak memberikan

keputusan, permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB

harus diterbitkan dalam waktu palinga lama 1 (satu)

bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak lainnya,

kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) langsung diperhitungkan untuk melunasi

terlebih dahulu utang pajak dimaksud.

(5) Setelah diperhitungkan dengan hutang pajak yang lain

ternyata kelebihan pembayaran pajak kurang/sama

maka wajib pajak menerima bukti pemindahbukuan

sebagai bukti pembayaran kompensasi dengan pajak

terhutang dimaksud dan tidak diterbitkan SKPDLB.

(6) Apabila terdapat kelebihan atas perhitungan hutang

pajak maka harus diterbitkan SKPDLB.

(7) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan

dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkan

SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar

Kelebihan Pajak Daerah (SPMKPD).

(8) Kas Daerah mengembalikan kelebihan SPMKPD dengan

menerbitkan SPMU.

(9) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak

dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak

diterbitkannya SKPDLB, Bupati memberikan imbalan

Page 26: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 26 -

bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas

keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 40

Pelaksanaan atas kewenangan Bupati sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 39 dilimpahkan kepada Kepala Dinas.

Pasal 41

Dalam hal kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan

dengan utang pajak lainnya, maka pembayarannya dilakukan

dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan

juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVII

PEMERIKSAAN PAJAK

Bagian Kesatu

Tujuan Pemeriksaan

Pasal 42

Tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban Wajib Pajak dan pelaksanaan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan

Daerah.

Bagian Kedua

Bentuk Pemeriksaan

Pasal 43

(1) Bentuk pemeriksaan terdiri dari :

a. Pemeriksaan lengkap ;

b. Pemeriksaan sederhana.

(2) Pemeriksaan lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a dilakukan di tempat Wajib Pajak untuk tahun

berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya yang lazim

digunakan dalam pemeriksaan pada umumnya.

(3) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b dapat dilakukan :

a. Di lapangan terhadap wajib pajak untuk tahun

berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya yang

dilakukan dengan menerapkan teknik pemeriksaan

yang lazim dengan bobot dan kedalaman yang

sederhana ;

b. Di kantor terhadap Wajib Pajak untuk tahun berjalan

yang dilakukan dengan menerapkan teknik

pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang

sederhana.

Page 27: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 27 -

Bagian Ketiga

Tata Cara Pemeriksaan

Pasal 44

(1) Pemeriksaan di lapangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (3) huruf a, dilakukan dengan cara :

a. Memeriksa tanda pelunasan pajak dan keterangan

lainnya sebagai bukti pelunasan kewajiban perpajakan

daerah;

b. Memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen

pendukung lainnya termasuk keluaran dari media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data

lainnya;

c. Meminjam buku-buku, catatan dan dokumen

pendukung lainnya termasuk keluaran dari media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data

lainnya, dengan memberikan tanda terima;

d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib

Pajak yang diperiksa;

e. Memasuki tempat atau ruangan yang diduga

merupakan tempat menyimpan dokumen, uang,

barang, yang dapat memberikan petunjuk tentang

keadaan usaha Wajib Pajak dan/atau tempat-tempat

lain yang dianggap penting serta melakukan

pemeriksaan di tempat-tempat tersebut;

f. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut

pada huruf e apabila Wajib Pajak atau wakil atau

kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk

memasuki tempat atau ruangan dimaksud, atau tidak

ada ditempat pada saat pemeriksaan;

g. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan

dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan

Wajib Pajak yang diperiksa.

(2) Pemeriksaan di kantor sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (3) huruf b, dilakukan dengan cara :

a. Memberitahukan agar Wajib Pajak membawa tanda

pelunasan pajak, buku-buku catatan dan dokumen

pendukung lainnya termasuk keluaran dari media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data

lainnya ;

b. Meminjam buku-buku catatan dan dokumen

pendukung lainnya termasuk keluaran dari media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data

lainnya dengan memberikan tanda terima ;

c. Memeriksa buku-buku catatan dan dokumen

pendukung lainnya termasuk keluaran dari media

komputer dan perangkat elektronik pengolah data

lainnya;

d. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib

Pajak yang diperiksa;

Page 28: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 28 -

e. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan

dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan

Wajib Pajak yang diperiksa.

Pasal 45

(1) Apabila pada saat dilakukan pemeriksaan lapangan, Wajib

Pajak atau wakil atau kuasanya tidak ada ditempat,

pemeriksaan tetap dilaksanakan sepanjang ada pihak

yang mempunyai kewenangan untuk bertindak mewakili

Wajib Pajak sesuai batas kewenangannya, dan selanjutnya

pemeriksaan ditunda untuk dilanjutkan pada

pemeriksaan berikutnya.

(2) Untuk keperluan pengamanan pemeriksaan, sebelum

pemeriksaan lapangan ditunda, pemeriksa dapat

melakukan penyegelan tempat atau ruangan yang

diperlukan.

(3) Apabila pada saat pemeriksaan lapangan dilanjutkan

setelah dilakukan penundaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya tidak

juga ada ditempat, pemeriksaan tetap dilaksanakan

dengan terlebih dahulu meminta wakil atau kuasa dari

Wajib Pajak untuk mewakili dalam rangka membantu

kelancaran pemeriksaan.

(4) Apabila Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya tidak

memberikan ijin untuk memasuki tempat atau ruangan

yang dianggap perlu dan tidak memberi bantuan guna

kelancaran pemeriksaan serta memberikan yang

diperlukan, Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya harus

menandatangani surat pernyataan penolakan membantu

kelancaran pemeriksaan.

(5) Apabila wakil atau kuasa dari Wajib Pajak yang diminta

mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menolak

untuk membantu kelancaran pemeriksaan, maka yang

bersangkutan harus menandatangani surat pernyataan

penolakan membantu kelancaran pemeriksaan.

(6) Apabila terjadi penolakan untuk menandatangani surat

sebagaimana dimaksud ayat (4) atau ayat (5), pemeriksa

membuat berita acara penolakan pemeriksaan yang

ditandatangani oleh pemeriksa.

(7) Surat pernyataan penolakan pemeriksaan, surat

pernyataan penolakan membantu kelancaran pemeriksaan

dan berita acara penolakan pemeriksaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), ayat (5), atau ayat (6) dapat

dijadikan dasar untuk penetapan besarnya pajak terutang

secara jabatan atau dilakukan penyidikan.

Pasal 46

(1) Pemeriksa membuat laporan pemeriksaan untuk

digunakan sebagai dasar penerbitan SKPDKB, SKPDKBT

Page 29: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 29 -

atau STPD atau tujuan lain untuk pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Apabila penghitungan besarnya pajak yang terutang

dalam SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berbeda dengan SPTPD,

perbedaan besarnya pajak diberitahukan kepada Wajib

Pajak yang bersangkutan.

Pasal 47

(1) Pemberian tanggapan atas hasil pemeriksaan dan

pembahasan akhir pemeriksaan lengkap diselesaikan

dalam waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari setelah

pemeriksaan selesai dilakukan.

(2) Pemberian tanggapan atas hasil pemeriksaan di lapangan

dilakukan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah

pemeriksaan selesai dilakukan.

(3) Hasil pemeriksaan di kantor disampaikan kepada Wajib

Pajak segera setelah pemeriksaan selesai dilakukan dan

tidak menunggu tanggapan Wajib Pajak.

(4) Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau tidak

menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan, STPD

diterbitkan secara jabatan, berdasarkan hasil pemeriksaan

yang disampaikan kepada Wajib Pajak.

(5) Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dilakukan

apabila pemeriksaan dilanjutkan dengan penyidikan.

Pasal 48

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bukti permulaan

tentang adanya tindak pidana di bidang perpajakan daerah,

pemeriksaan tetap dilanjutkan dan pemeriksa membuat

laporan pemeriksaan.

BAB XVIII

TIM REKLAME

Pasal 49

(1) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian pemasangan

reklame dapat dibentuk Tim Reklame Kabupaten yang

ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(2) Biaya operasional Tim Reklame sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dianggarkan dalam APBD Kabupaten

Tulungagung.

Page 30: BUPATI TULUNGAGUNGjdih.tulungagung.go.id/hukum/admin/files/PERBUB NOMOR 36 TAHUN 2012... · Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

- 30 -

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan

Bupati Tulungagung Nomor 35 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pemungutan Pajak Reklame dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 51

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung.

Ditetapkan di Tulungagung

pada tanggal 08 Oktober 2012

BUPATI TULUNGAGUNG,

ttd

HERU TJAHJONO