bupati kulon progo nota keuangan rancangan ......rp. 127.947.235.815,00 (seratus dua puluh tujuh...

21
1 BUPATI KULON PROGO NOTA KEUANGAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN ANGGARAN 2021 Assalamu’alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna beserta Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kulon Progo. Yang kami hormati segenap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan seluruh hadirin rapat paripurna Dewan. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa kita panjatkan ke Hadirat Allah Subhanahu W a Ta’ala, karena atas rahmat dan karunia- Nya, kita dapat hadir di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ini, dalam rangka rapat paripurna Penyampaian Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 dalam keadaan sehat. Saudara Pimpinan Rapat Paripurna dan Anggota Dewan yang kami hormati, Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021, bahwa Kepala Daerah dalam menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD disertai dokumen pendukung kepada DPRD. Untuk itu mohon berkenan kami

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BUPATI KULON PROGO

    NOTA KEUANGAN

    RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

    BELANJA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

    TAHUN ANGGARAN 2021

    Assalamu’alaikum Wr.Wb.

    Salam sejahtera untuk kita semua.

    Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Paripurna beserta Pimpinan

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kulon Progo.

    Yang kami hormati segenap anggota Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah dan seluruh hadirin rapat paripurna Dewan.

    Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa kita panjatkan

    ke Hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat dan karunia-

    Nya, kita dapat hadir di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ini,

    dalam rangka rapat paripurna Penyampaian Nota Keuangan dan

    Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

    Anggaran 2021 dalam keadaan sehat.

    Saudara Pimpinan Rapat Paripurna dan Anggota Dewan yang kami

    hormati,

    Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

    64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021, bahwa Kepala Daerah dalam

    menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD disertai

    dokumen pendukung kepada DPRD. Untuk itu mohon berkenan kami

  • 2

    menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 sebagai berikut.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Umum

    Sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan Undang-Undang

    Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal

    311 disebutkan bahwa, Kepala Daerah wajib mengajukan

    Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya

    kepada DPRD, sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh

    ketentuan perundangan untuk memperoleh persetujuan bersama.

    Secara teknis penyusunan RAPBD diatur dalam Peraturan

    Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah. Sejalan dengan itu, penyusunan RAPBD Kabupaten Kulon

    Progo Tahun Anggaran 2021 berpedoman pada Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2021, serta Kebijakan Umum

    Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-

    PPAS) Tahun 2021 yang telah disepakati bersama antara

    Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah Kabupaten Kulon Progo.

    Dalam RKPD Tahun 2021, Pemerintah Daerah bersama

    DPRD telah menetapkan tema Pembangunan Kabupaten

    Kulon Progo Tahun 2021 yaitu “Mempercepat Pemulihan Ekonomi

    dengan Memanfaatkan Peluang Proyek Strategis Nasional”.

    Dengan tema pembangunan yang telah ditetapkan,

    Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diarahkan

    untuk mencapai prioritas pembangunan sebagai berikut :

    1. Mewujudkan SDM yang Unggul, Berkarakter dan Berbudaya

    2. Pembangunan Infrastruktur Daerah

  • 3

    3. Penguatan Perlindungan Sosial dan Pemulihan Ekonomi

    Masyarakat

    4. Penyederhanaan Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik.

    Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran-sasaran

    strategis sesuai dengan arah kebijakan dan prioritas pada RKPD

    Tahun 2021, diperlukan sinkronisasi program dan kegiatan yang

    dilaksanakan, baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi

    maupun Pemerintah Kabupaten yang diwujudkan dalam Kebijakan

    Umum APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang

    telah disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD.

    a. Maksud dan Tujuan Penyusunan Nota Keuangan

    Maksud dan tujuan disusunnya Nota Keuangan Rancangan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

    2021 adalah, untuk memberikan gambaran secara umum kondisi

    kemampuan keuangan daerah, kebijakan dan permasalahan-

    permasalahan Pendapatan, Belanja, serta Pembiayaan.

    b. Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan

    Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan Rancangan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

    2021 yaitu :

    1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara;

    2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara;

    3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional;

    4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

    Daerah;

  • 4

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

    dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

    Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

    2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah;

    7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

    tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

    yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang

    Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah

    dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah;

    8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020

    tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021;

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 Tahun

    2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

    Kabupaten Kulon Progo Nomor 10 Tahun 2017 tentang

    Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo

    Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

    Keuangan Daerah.;

    10. Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kulon

    Progo dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

    Kulon Progo tentang Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

    Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo

    Tahun 2021 Nomor 03/NK.KP/2020 tanggal 29 September

    2020

  • 5

    11. Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kulon

    Progo dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

    Kulon Progo tentang Prioritas dan Plafon Anggaran

    Sementara (PPAS) Pendapatan dan Belanja Daerah

    Kabupaten Kulon Progo Tahun 2021 Nomor 04/NK.KP/2020

    tanggal 22 September 2020.

    c. Sistematika Penulisan Nota Keuangan

    Sistimatika penulisan Nota Keuangan APBD Tahun Anggaran

    2021 adalah sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan

    1.1. Umum

    1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan Nota Keuangan

    1.3. Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan

    1.4. Sistimatika Penulisan Nota Keuangan

    BAB II Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah

    2.1. Kondisi Umum dan Estimasi Pendapatan Daerah

    2.2. Permasalahan Utama Pendapatan Daerah

    2.3. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

    BAB III Kondisi dan Kebijakan Anggaran Belanja Daerah

    3.1. Kondisi Umum Belanja Daerah

    3.2. Permasalahan Utama Belanja Daerah

    3.3. Kebijakan Umum Belanja Daerah

    BAB IV Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pembiayaan

    4.1. Kondisi Umum Pembiayaan

    4.2. Permasalahan Utama Pembiayaan

    4.3. Kebijakan Umum Pembiayaan

    BAB V Program dan Kegiatan, dan Sub Kegiatan

    BAB VI PENUTUP

  • 6

    BAB II

    KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN

    PENDAPATAN DAERAH

    2.1. Kondisi Umum dan Estimasi Pendapatan Daerah

    Rancangan Pendapatan Daerah yang dicantumkan dalam

    Rancangan APBD Tahun Anggaran 2021 merupakan perkiraan yang

    terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum

    penerimaannya. Berdasar Permendagri Nomor 64 Tahun 2020

    tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah Tahun Anggaran 2021, Pendapatan daerah terdiri dari 3

    (tiga) kelompok pendapatan :

    1. Pendapatan Asli Daerah.

    2. Pendapatan Transfer, dan

    3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

    Dalam Rancangan APBD Tahun Anggaran 2021 Pendapatan

    Daerah direncanakan mencapai Rp.1.240.677.904.848 (Satu triliun

    dua ratus empat puluh milyar enam ratus tujuh puluh tujuh juta

    sembilan ratus empat ribu delapan ratus empat puluh delapan

    rupiah). Target Pendapatan Daerah tersebut terdiri dari :

    1. Pendapatan Asli Daerah direncanakan mencapai sebesar

    Rp.225.029.023.033,00 (Dua ratus dua puluh lima milyar dua

    puluh sembilan juta dua puluh tiga ribu tiga puluh tiga rupiah).

    Pendapatan Asli Daerah tersebut berasal dari Pajak Daerah

    sebesar Rp. 63.838.933.700,00 ( Enam puluh tiga milyar delapan

    ratus tiga puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh tiga ribu

    tujuh ratus rupiah). Retribusi Daerah sebesar

    Rp. 9.926.311.279,00 (Sembilan milyar sembilan ratus dua puluh

    enam juta tiga ratus sebelas ribu dua ratus tujuh puluh sembilan

    rupiah ) dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

    Dipisahkan sebesar Rp. 10.958.559.697,00 (Sepuluh milyar

    sembilan ratus lima puluh delapan juta lima ratus lima puluh

  • 7

    sembilan ribu enam ratus sembilan puluh tujuh rupiah) serta Lain-

    lain PAD yang Sah sebesar Rp. 140.305.218.357,00 (Seratus

    empat puluh milyar tiga ratus lima juta dua ratus delapan belas

    ribu tiga ratus lima puluh tujuh rupiah).

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun 2020 ke tahun 2021

    mengalami penurunan. Pada tahun 2021, penerimaan dari

    Pendapatan Asli Daerah diprediksikan turun sebesar 9,23%

    dibandingkan dengan target penerimaan tahun 2020. Penurunan

    berasal dari dari empat komponen pembentukan PAD yakni Pajak

    Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah

    yang dipisahkan dan lain lain pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

    Dengan adanya penyebaran pandemi Novel Corona Virus-2019

    (Covid-19) yang dimulai sejak triwulan pertama tahun 2020, telah

    menyebabkan melambatnya aktivitas perekonomian di Indonesia

    dan juga di Daerah

    2. Pendapatan Transfer terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat dan

    Transfer Antar Daerah direncanakan sebesar

    Rp. 974.508.981.815,00 (Sembilan ratus tujuh puluh empat milyar

    lima ratus delapan juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu

    delapan ratus lima belas rupiah).

    a. Transfer Pemerintah Pusat diproyeksikan sebesar

    Rp. 846.561.746.000,00 (Delapan ratus empat puluh enam

    milyar lima ratus enam puluh satu juta tujuh ratus empat puluh

    enam ribu rupiah) dengan mendasarkan pada Peraturan

    Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

    35/PMK.07/2020 Tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah

    dan Dana Desa TA 2020 dalam rangka Penanganan Pandemi

    Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan atau Menghadapi

    Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional.

    Transfer Pemerintah Pusat ini terdiri atas Dana Transfer

    Umum, Dana Transfer Khusus, Dana Insentif Daerah dan

    Dana Desa.

  • 8

    Dana Transfer Umum berupa Dana Bagi Hasil dan Dana

    Alokasi Umum. Dana Bagi Hasil merupakan bagian dari Dana

    Transfer Umum untuk mengatasi masalah ketimpangan

    vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui

    pembagian hasil dari sebagian penerimaan perpajakan antara

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Penghasil. Untuk

    tahun 2021 pendapatan dari Dana Bagi Hasil sebesar

    Rp 21.605.155.000,00 (Dua puluh satu milyar enam ratus lima

    juta seratus lima puluh lima ribu rupiah) naik sebesar

    Rp. 2.379.878.750,00 (Dua milyar tiga ratus tujuh puluh

    sembilan juta delapan ratus tujuh puluh delapan ribu tujuh

    ratus lima puluh rupiah) dari tahun 2020 atau naik 12,37%.

    Sedangkan Dana Alokasi Umum merupakan dana transfer

    yang dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan

    kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai

    kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

    dan dimaksudkan untuk meminimalkan ketimpangan fiskal

    antar daerah. Alokasi DAU tahun 2021 sebesar Rp

    663.335.010.000,00 (Enam ratus enam puluh tiga milyar tiga

    ratus tiga puluh lima juta sepuluh ribu rupiah) atau turun

    sebesar 74.163.199.000,00 (Tujuh puluh empat milyar seratus

    enam puluh tiga juta seratus sembilan puluh sembilan ribu

    rupiah) atau minus 10,06% dari tahun 2020.

    Dana Transfer Khusus terdiri dari Dana Alokasi Khusus

    Fisik dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik. Pada tahun 2021

    belum mencantumkan Dana Alokasi Khusus Fisik dan Non

    Fisik. Hal ini disebabkan belum adanya Peraturan Presiden

    tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2021 atau Peraturan

    Menteri Keuangan mengenai alokasi DAK Tahun Anggaran

    2021.

    Dana Insentif Daerah bersumber dari APBN yang

    dialokasikan kepada Daerah tertentu berdasarkan kriteria

    tertentu dengan tujuan untuk memberikan penghargaan atas

  • 9

    perbaikan dan/ atau pencapaian Kinerja tertentu. Pada tahun

    2021 Dana Insentif Daerah diproyeksikan sebesar Rp.

    68.069.773,000,00 (Enam puluh delapan milyar enam puluh

    sembilan juta tujuh ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah)

    berkurang sebesar Rp. 8.178.900.000,00 (Delapan milyar

    seratus tujuh puluh delapan juta sembilan ratus ribu rupiah)

    dibandingkan dengan tahun 2020

    Dana Desa bersumber dari APBN yang diperuntukkan

    bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan

    digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

    pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

    pemberdayaan masyarakat. Dana Desa diatur sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Dana Desa yang

    akan diterima direncanakan sebesar Rp.93.551.808.000,00

    (Sembilan puluh tiga milyar lima ratus lima puluh satu juta

    delapan ratus delapan ribu rupiah)

    b. Transfer Antar Daerah direncanakan sebesar

    Rp. 127.947.235.815,00 (Seratus dua puluh tujuh milyar

    sembilan ratus empat puluh tujuh juta dua ratus tiga puluh lima

    ribu delapan ratus lima belas rupiah) yang terdiri dari

    pendapatan bagi hasil dan bantuan keuangan.

    Pendapatan bagi hasil merupakan dana yang bersumber dari

    Pendapatan Daerah yang dialokasikan kepada Daerah lain

    berdasarkan angka persentase tertentu sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan direncanakan

    sebesar Rp. 85.839.593.815,00 (Delapan puluh lima milyar

    delapan ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus sembilan

    puluh tiga ribu delapan ratus lima belas rupiah)

    Bantuan keuangan merupakan dana yang diterima dari Daerah

    lainnya baik dalam rangka kerja sama daerah, pemerataan

    peningkatan kemampuan keuangan dan/atau tujuan tertentu

    lainnya. Bantuan keuangan terdiri atas : bantuan keuangan

    dari Daerah provinsi; dan bantuan keuangan dari Daerah

  • 10

    kabupaten/kota. Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor

    85 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Dana Keistimewaan,

    sesuai kewenangannya dapat menugaskan urusan

    keistimewaan dalam bidang kelembagaan, kebudayaan,

    pertanahan dan tata ruang kepada Bupati/Walikota melalui

    mekanisme BKK Dana Keistimewaan. Bantuan Keuangan

    sebesar Rp.42.107.642.000,00 (Empat puluh dua milyar

    seratus tujuh juta enam ratus empat puluh dua ribu rupiah)

    yang keseluruhannya merupakan BKK Dana Keistimewaan.

    c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari Pendapatan

    Hibah, Dana Darurat dan Lain-lain Pendapatan Sesuai Ketentuan

    Perundang-Undangan. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    direncanakan sebesar Rp. 41.139.900.000.00 (Empat puluh satu

    milyar seratus tiga puluh sembilan juta sembilan ratus ribu rupiah)

    yang merupakan pendapatan hibah

    2.2. Permasalahan Utama Pendapatan Daerah

    Permasalahan utama Pendapatan Daerah Kabupaten Kulon

    Progo saat ini antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Masih tingginya ketergantungan pada dana transfer.

    2. Tingkat kesadaran Wajib Pajak/Retribusi yang masih rendah,

    bahkan masih terdapat upaya dari wajib pajak/retribusi untuk

    menghindar dari kewajiban membayar pajak/retibusi daerah.

    3. Belum optimalnya kinerja beberapa unit usaha daerah, sehingga

    kontribusi terhadap PAD masih rendah.

    4. Keterbatasan manajemen dan sumber daya pengelolaan pajak

    dan retribusi, sehubungan dengan luasnya cakupan objek pajak

    dan retribusi.

  • 11

    2.3. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

    Kebijakan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon

    Progo diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan daerah

    melalui peningkatan investasi masyarakat dalam pembangunan,

    peningkatan nilai investasi pemerintah dan daya saing yang

    dilakukan dengan mengurangi biaya tinggi

    Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan kebijakan

    antara lain sebagai berikut :

    1. Menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang

    sesuai dengan kewenangan daerah melalui intensifikasi dan

    ekstensifikasi pendapatan.

    2. Peningkatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan pada

    BUMD.

    3. Peningkatan pelayanan pajak melalui perluasan akses pelayanan

    kepada seluruh lapisan masyarakat.

    4. Peningkatan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak/retribusi

    daerah.

    5. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan

    dan peningkatan sarana dan prasarana yang secara langsung

    mendukung peningkatan pendapatan daerah.

    6. Peningkatan pendayagunaan aset daerah sebagai unsur

    pendapatan daerah.

    7. Pengiriman usulan DAK kepada Kementerian Keuangan,

    Bappenas, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Terkait.

    8. Peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

    inovasi daerah dalam rangka meraih dana insentif daerah

  • 12

    BAB III

    KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN

    BELANJA DAERAH

    3.1. Kondisi Umum Belanja Daerah

    Berdasarkan kemampuan keuangan daerah serta

    memperhatikan tujuan dan sasaran pembangunan yang akan

    dicapai, maka alokasi pendanaan pembangunan dituntut lebih

    transparan, efisien, efektif, dan akuntabel serta berorientasi pada

    money follow program berbasis money follow function dimana

    pendekatan penganggaran lebih fokus pada program atau kegiatan

    yang terkait langsung dengan prioritas daerah serta memberikan

    dampak langsung bagi masyarakat dengan pendekatan pada tugas

    dan fungsi pokok organisasi perangkat daerah (OPD). Dengan

    adanya pandemic Covid-19 menyebabkan Pemerintah Kabupaten

    Kulon Progo perlu melakukan penyesuaian terhadap belanja Program

    dan Kegiatan yang diprioritaskan pada tahun 2021. Belanja Daerah

    pada tahun 2021 diprioritaskan pada

    - Peningkatan SDM Unggul, Berkarakter dan Berbudaya

    - Penguatan Perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi

    masyarakat

    - Pembangunan Infrastruktur Daerah

    - Penyederhanaan Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik

    Secara garis besar Belanja Daerah dalam Rancangan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 dapat kami

    sampaikan sebagai berikut, Anggaran Belanja Daerah direncanakan

    sebesar Rp.1.220.459.604.848,00 ( Satu triliun dua ratus dua puluh

    milyar empat ratus lima puluh sembilan juta enam ratus empat ribu

    delapan ratus empat puluh delapan rupiah) yang terdiri dari :

    a. Belanja Operasi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan

    Jasa, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bunga, dan

  • 13

    belanja subsidi, Belanja Operasi direncanakan sebesar Rp.

    948.050.313.821,93 (Sembilan ratus empat puluh delapan milyar

    lima puluh juta tiga ratus tiga belas ribu delapan ratus dua puluh

    satu rupiah sembilan puluh tiga sen) tersebut dapat diuraikan

    sebagai berikut;

    Belanja Pegawai sebesar Rp. 528.362.912.616,93 (Lima ratus

    dua puluh delapan milyar tiga ratus enam puluh dua juta sembilan

    ratus dua belas ribu enam ratus enam belas rupiah sembilan

    puluh tiga sen) yang merupakan gaji dan tunjangan ASN, KDH,

    DPRD, serta Tambahan Penghasilan ASN dan juga Insentif Pajak

    dan Retribusi. Selain itu ada kewajiban pemerintah untuk

    mengganggarkan iuran jaminan kesehatan, jaminan kecelakan

    kerja dan jaminan kematian bagi ASN, KDH dan DPRD pada jenis

    belanja pegawai tersebut.

    Belanja Barang jasa sebesar Rp. 379.146.071.831,00 (tiga ratus

    tujuh puluh sembilan milyar seratus empat puluh enam juta tujuh

    puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh satu rupiah) merupakan

    belanja yang digunakan untuk sarana dan atau mendukung

    pencapaian output kegiatan pada OPD.

    Belanja hibah sebesar Rp. 25.926.879.374,00 (Dua puluh lima

    milyar sembilan ratus dua puluh enam juta delapan ratus tujuh

    puluh sembilan ribu tiga ratus tujuh puluh empat rupiah)

    dianggarkan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan

    pemeritah daerah, sehingga dalam hal tersebut mengambil

    kebijakan memberikan hibah kepada lembaga, hibah pada

    sekolah swasta, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat

    yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya. Pemberian

    hibah dilakukan secara selektif sesuai dengan urgensi,

    kepentingan daerah dan kemampuan keuangan daerah sehingga

    tidak mengganggu penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-

    tugas pemerintah daerah lainnya dalam meningkatkan

    kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Hibah

  • 14

    dapat berupa uang maupun barang. Pemberian bantuan

    keuangan pada partai politik termasuk belanja hibah.

    Belanja bantuan sosial sebesar Rp. 14.614.450.000,00 (Empat

    belas milyar enam ratus empat belas juta empat ratus lima puluh

    ribu rupiah) dianggarkan untuk pemberian bantuan dalam bentuk

    uang yang diberikan kepada masyarakat miskin dalam rangka

    meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,

    bantuan sosial diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat

    yang dilakukan secara selektif, tidak mengikat dan jumlahnya

    dibatasi. Bantuan sosial dalam pelaksanaan dapat berupa uang

    maupun barang.

    Pada tahun 2021 ini tidak ada alokasi untuk Belanja Bunga dan

    Belanja Subsidi.

    b. Belanja Modal sebesar Rp. 94.144.052.593,00 (Sembilan puluh

    empat milyar seratus empat puluh empat juta lima puluh dua ribu

    lima ratus sembilan puluh tiga rupiah) yang nantinya akan dicatat

    menambah aset pemerintah. Penggunaan Belanja Modal untuk

    tahun 2021 digunakan untuk Belanja Modal Tanah, Belanja Modal

    Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung dan Bangunan,

    Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dan Belanja Modal Aset

    Tetap Lainnya. Dalam belanja modal aset tetap lainnya terdapat

    belanja modal BLUD.

    c. Belanja Tidak Terduga sebesar Rp. 5.471.804.135,07 (Lima

    milyar empat ratus tujuh puluh satu juta delapan ratus empat ribu

    seratus tiga puluh lima rupiah tujuh sen) Belanja ini dialokasikan

    untuk belanja yang sifatnya tidak biasa, tidak bisa diprediksikan

    dan atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

    bencana alam, bencana sosial yang tidak diperkirakan

    sebelumnya dan biaya administrasi pelaksanaan DAK. Selain itu

    untuk bantuan sosial yang tidak direncanakan dimasukkan dalam

    belanja tidak terduga antara lain bantuan sosial untuk penderes

    kelapa, perawatan jenazah, untuk penderita psikotik dan bantaun

    dropping air saat musim kemarau.

  • 15

    d. Belanja Transfer sebesar Rp. 172.793.434.289,00 (Seratus tujuh

    puluh dua milyar tujuh ratus sembilan puluh tiga juta empat ratus

    tiga puluh empat ribu dua ratus delapan puluh sembilan rupiah)

    terdiri dari Belanja Bagi Hasil Pajak/Retribusi Daerah kepada

    Pemerintah Desa dan Bantuan Keuangan Daerah provinsi atau

    kabupaten/kota kepada Desa.

    Belanja Bagi Hasil merupakan belanja bagi hasil pajak daerah

    dan retribusi daerah dari pemerintah Kabupaten kepada

    Pemerintah Desa. Belanja bagi hasil ini minimal 10% dari target

    pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah.

    Belanja bantuan keuangan merupakan belanja bantuan keuangan

    kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.

    Anggaran untuk belanja bantuan keuangan sebesar Rp.

    165.416.909.800,00 (Seratus enam puluh lima milyar empat ratus

    enam belas juta sembilan ratus sembilan ribu delapan ratus

    rupiah) yang berupa Alokasi Dana Desa dan Dana Desa

    3.2. Permasalahan Utama Belanja Daerah

    Permasalahan Utama Belanja Daerah adalah keterbatasan

    kemampuan keuangan untuk mendanai kebutuhan belanja.

    Penyediaan dana belanja masih didominasi oleh penerimaan dari

    dana transfer pemerintah. Hal tersebut mengakibatkan tingkat

    kemandirian daerah yang rendah, karena Pendapatan Asli Daerah

    secara jumlah belum mampu menopang kebutuhan belanja publik.

    Apalagi adanya dampak pandemi Covid-19 berdampak terhadap

    perekonomian daerah.

    3.3. Kebijakan Umum Belanja Daerah

    Kebijakan belanja daerah diarahkan mengedepankan money follow

    program priority dengan memprioritaskan program/kegiatan

    wajib/mengikat (antaran lain gaji pegawai, air minum, listrik, air bersih),

    kegiatan yang memprioritaskan pada aspek layanan dasar, peningkatan

  • 16

    kualitas lingkungan hidup dan mitigasi bencana, peningkatan kualitas

    infrastruktur, pelestarian nilai budaya, dan program/kegiatan yang

    mendukung fokus tematik, yakni penurunan kemiskinan dan ketimpangan

    antar kelompok pendapatan, penurunan ketimpangan wilayah, kerjasama

    dan kemitraan, dan pemulihan sosial pasca Pandemi Covid19. Adapun

    belanja pembangunan diarahkan untuk belanja pendukung yang secara

    spesifik diberikan sebatas kemampuan keuangan daerah mencukupi.

    pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai dengan perundang-

    undangan yang berlaku, yang diarahkan pada Efektivitas Anggaran,

    Efisiensi Anggaran, Prioritas Belanja, Optimalisasi Belanja Operasi, dan

    Transparansi dan Akuntabel sehingga perlu diwujudkan dalam bentuk :

    1) Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target

    kinerja yang jelas meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan

    tugas pokok dan fungsi perangkat Daerah ;

    2) Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan, dilaporkan dan

    dipertanggungjawabkan tidak hanya dari aspek administrasi

    keuangan, tetapi juga dalam hal keluaran dan hasil.

    BAB IV

    KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN PEMBIAYAAN

    4.1. Kondisi Umum Pembiayaan

    Pembiayaan Daerah pada Tahun 2021, dialokasikan untuk

    penyertaan modal daerah. Adapun komponen dari pembiayaan

    daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

    pembiayaan. Penerimaan utama pembiayaan dalam rangka menutup

    defisit anggaran tahun 2021 adalah berasal dari Sisa Lebih

    Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya

    diprediksikan sebesar Rp 13.000.000.000,00 (Tiga belas milyar

    rupiah). SiLPA direncanakan dari penghematan belanja dan adanya

    kemungkinan over target pendapatan.

  • 17

    Rencana Pengeluaran pembiayaan pada tahun 2021

    dialokasikan untuk Penyertaan Modal pada BPD DIY sebesar

    Rp. 25.000.000.000,00 (Dua puluh lima milyar rupiah) sesuai

    Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2019, PDAM sebesar Rp

    4.500.000.000,00 (Empat milyar lima ratus juta rupiah) sesuai

    Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2020 dan PT Selo Adikarto (SAK)

    sebesar Rp. 3.718.300.000,00 (Tiga milyar tujuh ratus delapan belas

    juta tiga ratus ribu rupiah) sesuai Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun

    2018, sehingga pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

    Rp. 33.218.300.000,00 (Tiga puluh tiga milyar dua ratus delapan

    belas juta tiga ratus ribu rupiah)

    Permasalahan Pembiayaan

    Permasalahan utama pembiayaan adalah tingginya

    pengeluaran pembiayaan belum dapat dipenuhi dengan

    penerimaan pembiayaan sehingga pembiayaan netto mengalami

    defisit. Dan sebagai upaya mencukupi kebutuhan defisit

    pembiayaan netto tersebut maka memanfaatkan surplus belanja.

    Kebijakan Umum Pembiayaan

    Memperhatikan komposisi rencana pendapatan dan belanja

    pada Tahun Anggaran 2021, bahwa terdapat surplus belanja yang

    digunakan untuk menutup pengeluaran pembiayaan. Kebijakan

    Umum Pembiayaan Tahun 2021 adalah:

    1. Penerimaan pembiayaan hanya bersumber dari Sisa Lebih

    Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA);

    2. Mengalokasikan Penyertaan Modal pada BPD DIY, Bank Pasar,

    PDAM, dan PT. Selo Adikarto (SAK)

    3. Surplus belanja digunakan untuk menutup defisit pembiayaan

    netto sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  • 18

    BAB V

    PROGRAM DAN KEGIATAN, DAN SUB KEGIATAN

    Program kegiatan Tahun 2021 mempedomani Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 90 tahun 2019, selanjutnya target dan sasaran program

    dan kegiatan menurut penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah dapat

    disampaikan sebagai berikut :

    1. Urusan Pendidikan

    a. Cakupan Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan pendidikan

    Non Formal 25,83%

    b. Cakupan Pembinaan Sekolah Dasar 69,29%

    c. Cakupan Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 72,84%

    d. Indeks peningkatan kapasitas ketenagaan 55,24%

    2. Urusan Kesehatan

    a. Cakupan Peningkatan Kesehatan Masyarakat 72,73%

    b. Capaian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 74,96%

    c. Capaian Peningkatan Pelayanan Kesehatan 80,05%

    d. Cakupan peningkatan Sumber Daya Kesehatan 86,68%

    e. Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat 89,38%

    f. Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat 94,38%

    3. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

    a. Indeks pembinaan keluarga berencana 64,00%

    b. Indeks advokasi dan pengendalian penduduk 62,19%

    4. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

    a. Cakupan pembinaan pemuda dan olah raga 68,84%

    5. Urusan Kebudayaan

    a. Cakupan Pengembangan seni adat dan tradisi 75,93%

    b. Cakupan pengelolaan kekayaan budaya 70,07%

    c. Cakupan pengembangan sejarah bahasa dan sastra 90,48%

    6. Urusan Perpustakaan

    a. Cakupan Peningkatan Layanan Perpustakaan 51,06%

  • 19

    7. Urusan Keistimewaan

    a. Cakupan Pelestarian sejarah, bahasa, sastra, dan permuseuman

    76,67%

    b. Capaian pengelolaan Taman Budaya 95,58%

    c. Cakupan kemandirian grup kesenian dan rintisan desa budaya

    32,26%

    d. Persentase cagar budaya dan Warisan Budaya yang dilestarikan /

    Capaian Pelestarian Cagar Budaya Dan Warisan Budaya 59,23%

    e. Capaian pemenuhan sarana prasarana kesenian bagi

    kelompok/grup kesenian 2,89%

    BAB VI

    P E N U T U P

    Sebelum mengakhiri penyampaian Nota Keuangan ini, kami

    kemukakan kembali bahwa Nota Keuangan dan RAPBD Tahun

    Anggaran 2021 yang disusun mendasarkan Kebijakan Umum

    Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran (PPAS) yang

    telah di sepakati bersama oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

    dengan DPRD.

    Kita berharap pada tahun 2021 seluruh kebijakan, program,

    dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam KUA dan PPAS Tahun

    Anggaran 2021 dapat dilaksanakan secara efisien, efektif, ekonomis,

    transparan serta memenuhi persyaratan akuntabilitas.

    Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat,

    kami berharap pula RAPBD Tahun Anggaran 2021 dapat segera

    dilakukan pembahasan sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga

    program dan kegiatan yang telah dianggarkan dapat dilaksanakan

    dengan waktu yang maksimal.

    Demikian yang kami sampaikan, semoga Allah SWT

    senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita

  • Lampiran I

    :

    :

    `

    2 . 3

    SUTEDJO

    RINGKASAN RANCANGAN APBD

    2 . 4

    BELANJA TIDAK TERDUGA

    BELANJA TRANSFER 172.793.434.298,00

    PEMBIAYAAN NETTO (20.218.300.000,00)

    SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 0,00

    Wates, 30 September 2020

    BUPATI KULON PROGO

    3 . 2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 33.218.300.000,00

    3 . 2 . 2 Penyertaan Modal Daerah 33.218.300.000,00

    3 . 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 13.000.000.000,00

    3 . 1 . 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 13.000.000.000,00

    2 . 2 . 6 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 13.251.404.420,00

    SURPLUS / (DEFISIT) 20.218.300.000,00

    3 PEMBIAYAAN DAERAH

    5.471.804.135,07

    2 . 4 Belanja Bagi Hasil

    2 . 2 . 4 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 36.340.912.090,00

    2 . 2 . 5 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi 21.203.964.030,00

    2 . 2 . 2 Belanja Modal Tanah 14.406.719.014,00

    2 . 2 . 3 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 8.941.053.039,00

    2 . 2 BELANJA MODAL 94.144.052.593,00

    2 . 1 . 2 Belanja Barang dan Jasa 379.146.071.831,00

    7.376.524.498,00

    2 . 4 Belanja Bantuan Keuangan 165.416.909.800,00

    2 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 14.614.450.000,00

    2 . 3 Belanja Tidak Terduga 5.471.804.135,07

    2 . 1 . 1 Belanja Pegawai 528.362.912.616,93

    2 . 1 . 4 Belanja Hibah 25.926.879.374,00

    2 BELANJA 1.220.459.604.848,00

    2 . 1 BELANJA OPERASIONAL 948.050.313.821,93

    1 . 3 . 1 Pendapatan Hibah 2.690.000.000,00

    1 . 3 . 3 Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan 38.449.900.000,00

    1 . 2 . 2 Pendapatan Transfer Antar Daerah 127.947.235.815,00

    1 . 3 LAIN LAIN PENDAPATAN YANG SAH 41.139.900.000,00

    1 . 2 DANA PERIMBANGAN 974.508.981.815,00

    1 . 2 . 1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 846.561.746.000,00

    1 . 1 . 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 10.958.559.697,00

    1 . 1 . 4 Lain-lain PAD yang Sah 140.305.218.357,00

    1 . 1 . 1 Pajak Daerah 63.838.933.700,00

    1 . 1 . 2 Retribusi Daerah 9.926.311.279,00

    1 PENDAPATAN 1.240.677.904.848,00

    1 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 225.029.023.033,00

    RINGKASAN RANCANGAN APBD

    TAHUN ANGGARAN 2021

    NOMOR

    URUTURAIAN JUMLAH

    1 2 3

    Raperda APBD 2021

    Nomor

    Tanggal

    PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO