bupati boven digoel provinsi papua · 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara dan pasal 333 ayat...
TRANSCRIPT
- 1 -
BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
NOMOR 12 TAHUN 2017
TENTANG
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PD. BvD SEJAHTERA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BOVEN DIGOEL,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel telah menetapkan Peraturan
Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6 Tahun 2017
tentang Pendirian BUMD PD. BvD Sejahtera ;
b. bahwa guna operasional BUMD PD. BvD Sejahtera
sebagaimana dimaksud huruf a, perlu dilakukan
penyertaan modal pemerintah daerah;
c. bahwa ketentuan Pasal 41 ayat (5) Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal
333 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Badan
Usaha Milik Daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel pada Badan Usaha Milik Daerah
PD. BvD Sejahtera;
- 2 -
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4151); sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4884);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Kerom,
Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat,
Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo,
Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten
Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat,
Kabupaten Mappi, Kabupaten Teluk Bintuni, dan
Kabupaten Wondama di Provinsi Papua (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4245);
4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
- 3 -
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 01
Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah
Kabupaten Boven Digoel Tahun 2017 Nomor 01);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 12
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Boven Digoel Tahun 2016-
2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Boven Digoel Tahun
2016 Nomor 12);
- 4 -
14. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6
Tahun 2017 tentang Pendirian BUMD PD. BvD Sejahtera
(Lembaran Daerah Kabupaten Boven Digoel Tahun 2017
Nomor 6).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
dan
BUPATI BOVEN DIGOEL
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL PADA BADAN
USAHA MILIK DAERAH PD. BvD SEJAHTERA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
(1) Daerah adalah Kabupaten Boven Digoel.
(2) Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
(3) Bupati adalah Bupati Boven Digoel.
(4) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah
Kabupaten Boven Digoel.
(5) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Boven Digoel.
(6) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Badan Usaha
Milik Daerah yang selanjutnya disebut Penyertaan Modal
adalah bentuk investasi Pemerintah Daerah pada Badan
Usaha Milik Daerah PD. BvD Sejahtera sebagai hak
kepemilikan.
(7) Modal Daerah adalah kekayaan daerah dalam bentuk uang
dan/atau asset daerah baik yang dikelola sendiri maupun
yang statusnya dipisahkan serta dapat dinilai dengan uang
- 5 -
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin inventaris, surat-
surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya yang
tercantum dalam Daftar Kekayaan atau Neraca Daerah;
(8) Penyertaan modal daerah adalah penempatan dan/atau
penanaman dana dan/atau pemisahaan kekayaan daerah
dalam bentuk uang dan/atau barang yang dapat dinilai
dengan uang yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
(9) Kekayaan Daerah adalah kekayaan daerah yang dikelola
sendiri atau oleh pihak lain, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada BUMD PD. BvD Sejahtera;
(10) Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD
adalah Badan Usaha Milik Pemerintah Kabupaten Boven
Digoel yang seluruhnya modalnya berasal dari asset daerah
yang dipisahkan, berada yang berada di luar organisasi
pemerintah daerah, dalam bentuk Perusahaan Daerah yang
selanjutnya disebut PD. BvD Sejahtera.
(11) Modal Disetor adalah bagian modal dasar yang telah disetor
secara efektif oleh Pemilik pada Badan Usaha Milik Daerah
PD. BvD Sejahtera dan telah mendapat pengesahan.
(12) Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang
Daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung
seluruh penerimaan Daerah dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Daerah.
(13) Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah;
(14) PD. BvD SEJAHTERA adalah Perusahaan Daerah
Kabupaten Boven Digoel, yang bergerak pada kemanfaatan
umum berupa membeli, menampung, mengolah dan
mendistribusikan hasil produksi masyarakat berupa hasil-
hasil pertanian serta hasil pengembangan ekonomi kreatif
masyarakat serta Aneka Usaha.
(15) Aneka usaha adalah salah satu jenis usaha PD. BvD
Sejahtera yang bergerak pada jasa penggandaan, penjilidan
dan penyediaan Alat Tulis Kantor.
- 6 -
BAB II
ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyertaan modal dilaksanakan dengan berdasarkan asas :
a. kepastian hukum;
b. akuntabilitas;
c. kepastian nilai;
d. fungsional; dan
e. efisiensi.
Pasal 3
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah sebagai
landasan hukum bagi Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan penyertaan modal pada BUMD PD. BvD
Sejahtera.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah:
a. menciptakan kemampuan operasional BUMD PD. BvD
Sejahtera;
b. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
masyarakat; dan
c. meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
d. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;
BAB III
RUANG LINGKUP, JENIS USAHA DAN PENGEMBANGAN USAHA
Bagian Kesatu
Ruang Lingkup
Pasal 4
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi :
a. Penyertaan Modal;
b. penganggaran dan realisasi penyertaan modal;
c. penatausahaan dan pertanggungjawaban;
d. sanksi.
Bagian Kedua
Pengembangan Usaha
- 7 -
Pasal 5
(1) Selain jenis usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) PD BvD Sejahtera dapat membuat rencana
pengembangan jenis usaha lainnya;
(2) Rencana pengembangan setiap jenis usaha harus diawali
melalui kegiatan studi kelayakan yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris dan Direksi yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran secara lebih konkrit untuk dijadikan masukan
dalam memperhitungkan jenis usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Setiap jenis usaha yang dimohonkan harus melampirkan
dokumen hasil studi kelayakan dan proposal yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Nama jenis usaha;
b. Lokasi tempat usaha;
c. Rincian anggaran biaya yang dibutuhkan atau estimasi
modal dasar;
d. Prakiraan peluang pasar;
e. Prospek usaha dalam jangka waktu
pendek/menengah/panjang; dan
f. Pihak-pihak lain yang akan ikut serta melakukan
kerjasama usaha.
(4) Rencana pengembangan setiap jenis usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dibahas bersama oleh Dewan
Komisaris dan Direksi dan dilaporkan pada dewan pengawas
untuk mendapat persetujuan.
BAB IV
PENYERTAAN MODAL DAERAH, SUMBER DANA DAN
BENTUK DANA
Bagian Kesatu
Penyertaan Modal
Pasal 6
(1) Pemerintah Daerah melakukan Penyertaan Modal pada
BUMD PD. BvD Sejahtera;
(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi
perusahaan yang transparan dan akuntabel;
- 8 -
(3) Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Boven Digoel
pada BUMD milik Kabupaten Boven Digoel sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1), merupakan Modal Dasar BUMD
PD. BvD Sejahtera;
Bagian Kedua
Sumber Dana
Pasal 7
(1) Penyertaan modal dilakukan untuk operasional dan/atau
penambahan modal BUMD PD. BvD Sejahtera;
(2) Penyertaan modal daerah pada PD. BvD Sejahtera bersumber
dari :
a. APBD;
b. Keuntungan hasil usaha;
(3) Penyertaan modal daerah yang bersumber dari APBD,
dilaksanakan dan ditetapkan berdasarkan mekanisme
penyusunan APBD dan tahapan-tahapan sebagaimana
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
(4) Penyertaan modal daerah bersumber dari keuntungan hasil
usaha dapat dilaksanakan, dengan persetujuan Bupati;
Bagian Ketiga
Bentuk Dana
Pasal 8
(1) Penyertaan modal pada BUMD dapat berbentuk uang
dan/atau barang milik daerah;
(2) Penyertaan modal dalam bentuk uang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), bersumber pada APBD yang
dialokasikan pada pos anggaran pengeluaran pembiayaan;
(3) Penyertaan modal dalam bentuk barang milik Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa:
a. tanah dan/atau bangunan;
b. selain tanah dan/atau bangunan.
(4) Penyertaan modal dalam bentuk barang milik Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dinyatakan dengan
nilai uang sesuai nilai riil pada saat barang milik daerah
akan dijadikan penyertaan modal;
- 9 -
(5) Penilaian terhadap barang daerah yang disertakan sebagai
modal sebagaimana dimaksud ayat (4), dilaksanakan oleh
Panitia Penaksir yang dibentuk oleh Bupati atau dapat
dilakukan oleh Lembaga Independen bersertifikat di bidang
penilaian asset;
(6) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 9
(1) Asset daerah yang disertakan dalam BUMD PD. BvD
Sejahtera merupakan asset daerah yang dipisahkan;
(2) Pengelolaan mengenai asset daerah yang dipisahkan
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB V
PENGANGGARAN DAN REALISASI PENYERTAAN MODAL
Pasal 10
(1) Besaran penyertaan Modal berupa uang pada BUMD PD.
BvD Sejahtera pada tahun anggaran berkenaan dianggarkan
dalam APBD ditetapkan Bupati, dengan memperhatikan
kemampuan keuangan Daerah, kelayakan usaha dan
pertimbangan dari Badan Anggaran Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Boven Digoel;
(2) Penyertaan modal dalam bentuk barang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 11
(1) Rencana usulan penyertaan modal kepada Pemerintah
Daerah yang merupakan bagian dari rencana pada BUMD
PD. BvD Sejahtera dan tingkat unit usaha secara jangka
panjang, menengah dan tahunan;
(2) Dalam melakukan usulan penyertaan modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Direksi wajib menyusun rencana
usaha berdasarkan hasil studi kelayakan usaha dan
investasi, guna menjamin adanya kepastian bagi pihak-pihak
terkait;
- 10 -
(3) Dokumen rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
minimal memuat ringkasan rencana usaha, uraian produk
yang dihasilkan, analisis persaingan, analisis pasar, strategi
usaha, analisis financial serta dilampiri dengan dokumen
pendukung seperti profil perusahaan dan manajemen,
laporan keuangan, laporan kinerja dan kredibilitas serta
dokumen hukum.
Pasal 12
(1) Direksi menyampaikan usulan penyertaan modal kepada
Bupati dengan melampirkan saran dan pertimbangan Badan
Pengawas/Dewan Pengawas bagi PD. BvD Sejahtera,
dilengkapi dengan saran dan pertimbangan dewan komisaris
serta berita acara keputusan;
(2) Badan Pengawas/Dewan Pengawas yang ditunjuk sebagai
perwakilan pemerintah daerah, dalam melakukan telaahan
sebagai bahan pemberian saran dan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus senantiasa
memperhatikan prospek usaha perusahaan, kebutuhan
biaya dan kondisi riil perusahaan serta
mempertimbangkan kepentingan pemerintah daerah sebagai
pemilik;
(3) Badan Pengawas/Dewan Pengawas, selain memperhatikan
ayat (1) harus berpedoman pada Coporate Plan.
Pasal 13
(1) Direksi menyampaikan usulan penyertaan modal
dilengkapi dengan proposal dan kelengkapan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dan (3)
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Boven
Digoel;
(2) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban untuk melakukan telaahan atas usulan
penyertaan modal tersebut menyangkup aspek legal,
administrasi, teknis dan ekonomis, serta disampaikan
kepada Tim Anggran Pemerintah Daerah untuk dibahas,
selanjutnya dijadikan bahan pembahasan dengan DPRD;
- 11 -
(3) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban untuk memantau dan mengikuti secara aktif
seluruh proses pembahasan usulan penyertaan modal
dimaksud;
(4) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban melakukan evaluasi dan kajian sebagai bahan
kebijakan penyertaan modal pada BUMD PD. BvD Sejahtera.
Pasal 14
(1) Pencairan dana penyertaan modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari
rekening Kas Umum Daerah ke rekening BUMD yang
bersangkutan;
(2) Dalam melakukan pencairan dana penyertaan modal,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah harus terlebih dahulu
memperhatikan hasil telaahan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 12 ayat (4)
(3) Direksi BUMD wajib melaporkan realisasi penyertaan
modal daerah kepada Bupati melalui Sekretaris daerah.
BAB VI
PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 15
Penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaan penyertaan
modal Pemerintah Daerah pada BUMD dilaksanakan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kesatu
Besaran Jumlah Alokasi Dana
Pasal 16
(1) Jumlah alokasi dana penyertaan modal sebesar Rp.
30.000.000.000,- (TIGA PULUH MILYAR RUPIAH) selama 3
tahun;
(2) PD. BvD Sejahtera berkewajiban menyusun rincian rencana
dan program kerja Anggaran operasional dengan
menggunakan modal dasar secara proporsional dan dimuat
- 12 -
dalam Rencana Kerja Tahunan yang disetujui Dewan
Pembina;
(3) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan;
(4) Tata cara dan besaran penyertaan tiap tahun diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah sesuai kemampuan daerah.
Pasal 17
Ketentuan mengenai tata cara pencairan dan pengelolaan dana
penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dan Pasal 6 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan mengenai pokok-pokok pengelolaan
keuangan dan barang milik daerah.
BAB VII
HAK, WEWENANG DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak dan Wewenang, dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Pasal 18
(1) Hak dan wewenang pemerintah daerah terhadap PD. BvD
Sejehtara meliputi :
a. Menerima keuntungan/laba hasil usaha;
b. Melakukan supervisi, monitoring, dan evaluasi terhadap
seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh PD. BvD
Sejehtara;
c. Melakukan pemeriksaan dan/audit atas pelaksanaan
tata kelola dan penatausahaan keuangan dan barang
daerah pada PD. BvD Sejehtara;
d. Memberikan saran/rekomendasi kepada Direksi
dan/atau Dewan Komisaris untuk perbaikan dan/atau
peningkatan kinerja usaha PD. BvD Sejehtara;
e. Meminta pertanggungjawaban secara hukum kepada
pihak Direksi, baik secara perseorangan atau bersama-
sama jika dapat dibuktikan telah lalai atau dengan
sengaja menyalah gunakan jabatannya yang
menimbulkan kerugian bagi pemerintah daerah;
- 13 -
f. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan
Dewan Direksi PD. BvD Sejehtara;
g. Melaksanakan hal-hal lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Kewajiban pemerintah daerah terhadap PD. BvD Sejehtara
meliputi :
a. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
terhadap seluruh kegiatan usaha Pembelian,
Penyimpanan, distribusi dan penjualan hasil-hasil
pertanian serta hasil pengembangan ekonomi kreatif
masyarakat dan aneka usaha yang diselenggarakan oleh
PD. BvD Sejehtara;
b. Memfasilitasi kelancaran pelaksanakan dan
pengembangan kegiatan usaha;
c. Memfasilitasi PD. BvD Sejehtara dalam melakukan
perikatan/ kerjasama degan pihak ketiga;
d. Memberikan motivasi, dukungan dana bagi kelancaran
penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan usaha.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban serta Larangan PD BvD Sejehtara
Pasal 19
(1) Hak-hak PD. BvD Sejahtera terhadap pemerintah daerah
meliputi :
a. Menerima dana penyertaan modal dari pemerintah
daerah;
b. Mengadakan perikatan/kerjasama dengan pihak ketiga;
c. Menggunakan/membelanjakan dana/modal secara
rasional sesuai rencana dan program kerja berdasarkan
kebutuhan;
d. Melaksanakan wewenang sesuai Peraturan daerah dan
peraturan Bupati.
(2) Kewajiban PD. BvD Sejahtera terhadap pemerintah daerah
meliputi :
a. Menyetorkan keuntungan/laba hasil usaha pada waktu
yang telah ditentukan;
b. Menyampaikan rencana dan program kerja kegiatan
usaha yang diselenggarakan disertai dengan rincian
alokasi jumlah dana pada setiap jenis usaha kepada
- 14 -
pemerintah daerah dengan tembusan dikirimkan kepada
DPRD dan OPD/Unit OPD terkait;
c. Mengumumkan secara terbuka melalui media massa
keadaan neraca keuangan pada akhir pelaksanaan tahun
anggaran;
d. Mempertanggungjawabkan seluruh dana penyertaan
modal daerah dan aset barang milik daerah yang dikelola;
e. Melaksanakan tindak lanjut terhadap saran/rekomendasi
yang disampaikan oleh pemerintah daerah;
f. Melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 20
(1) Larangan PD. BvD Sejahtera, dilarang menggunakan modal
dan/atau aset daerah lainnya untuk kepentingan lain yang
tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini;
(2) menerima penyertaan modal dari pihak lain;
BAB VIII
PELAPORAN
Pasal 21
(1) PD. BvD Sejehtara wajib menyampaikan laporan fisik dan
keuangan secara rutin setiap triwulan, tengah tahunan, dan
tahunan kepada Bupati dengan tembusan dikirimkan
kepada OPD/unit OPD terkait;
(2) Penyampaian laporan tahunan oleh PD. BvD Sejahtera
kepada Bupati sebagaimana dimaksud ayat (1), setelah
diaudit oleh akuntan publik;
(3) Pemerintah daerah dapat melakukan evaluasi atas kinerja
PD. BvD Sejehtara sesuai rekomendasi akuntan publik.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disampaikan kepada Pemerintah Daerah sebagaibahan
evaluasi dan bahan pertanggungjawaban tahunan
pemerintah daerah atas pelaksanaan APBD.
- 15 -
BAB IX
GANTI RUGI DAN SANKSI
Pasal 22
(1) Setiap kerugian daerah yang diakibatkan oleh kelalaian
dan/atau penyalahgunaan wewenang jabatan atas
pengelolaan keuangan/barang milik daerah merupakan
tindakan pelanggaran yang diselesaikan melalui tuntutan
ganti rugi.
(2) Setiap orang dan/atau lembaga usaha yang berbadan
hukum maupun tidak berbadan hukum yang mengakibatkan
kerugian daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Bentuk sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) adalah:
a. Teguran;
b. Peringatan; dan
c. Penarikan kembali penyertaan modal daerah.
BAB X
HASIL USAHA
Pasal 23
(1) Bagian hasil usaha penyertaan modal daerah merupakan
laba usaha berdasarkan audit Akuntan Publik;
(2) Bagian hasil usaha penyertaan modal daerah yang menjadi
hak daerah yang diperoleh selama tahun anggaran
perusahaan, disetor ke Kas daerah dan dimasukan dalam
APBD Tahun berikutnya.
(3) Ketentuan mengenai tata cara penyetoran bagian laba
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Bupati.
- 16 -
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Boven Digoel.
Ditetapkan di Tanah Merah
pada tanggal : 29 Desember 2017
BUPATI BOVEN DIGOEL,
CAP/TTD
BENEDIKTUS TAMBONOP
Di undangkan di Tanah Merah
pada tanggal : 29 Desember 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BOVEN DIGOEL,
CAP/TTD
EVERT SAFUF
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL TAHUN 2017 NOMOR 12
- 17 -
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL, PROVINSI
PAPUA 12/2017
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
WAHYUDIANA, SH
PEMBINA TK.I
NIP. 19661214 199302 1 001
- 18 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
NOMOR 12 TAHUN 2017
TENTANG
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH PD. BvD SEJAHTERA
I. UMUM
Penyertaan modal Pemerintah Daerah pada Badan Usaha Milik Daerah
adalah salah satu bentuk kegiatan atau usaha Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pendapatan Daerah guna mensejahterakan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
mengamanatkan pemerintah untuk melakukan investasi dengan tujuan
memperoleh manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan/atau manfaat lainnya.
Investasi tersebut merupakan wujud dari peran pemerintah dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimuat dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam Pasal 41 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, disebutkan bahwa pengelolaan Investasi
pemerintah daerah memerlukan dasar hukum yang ditetapkan dengan
suatu peraturan pemerintah untuk menjamin terlaksananya tertib
administrasi dan pengelolaan investasi pemerintah daerah. Sesuai ketentuan
dalam Pasal 41 ayat (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Pasal 333 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada
Badan Usaha Milik Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Secara umum definisi Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Badan
Usaha Milik Daerah adalah bentuk investasi Pemerintah Daerah pada
Badan Usaha Milik Daerah sebagai hak kepemilikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam upaya meningkatkan pengelolaan
operasional Badan Usaha Milik Daerah, meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat
serta untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Daerah Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel telah melakukan penyertaan modal pada Badan
Usaha Milik Daerah, baik Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Boven
Digoel. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
- 19 -
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
beserta perubahannya, menegaskan bahwa investasi Pemerintah Daerah
dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Boven Digoel, termasuk di dalamnya
penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat
dianggarkan apabila jumlah yang disertakan dalam tahun anggaran
berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka telah diterbitkan Peraturan
Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6 Tahun 2017 tentang Pendirian
BUMD PD. BvD Sejahtera, guna operasioinalnya serta dalam rangka
mendukung perwujudan usaha, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Boven Digoel tentang penyertaan Modal pada Badan Usaha Milik
Daerah PD. BvD Sejahtera.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
huruf a
Yang dimaksud berdasarkan asas “kepastian hukum”adalah penyertaan
modal pemerintah daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
huruf b
Yang dimaksud berdasarkan asas “akuntabilitas”, adalah setiap kegiatan
penyertaan modal pemerintah daerah harus dapat dipertanggung-
jawabkan kepada rakyat dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
huruf c
Yang dimaksud berdasarkan asas “kepastian nilai”, adalah penyertaan
modal pemerintah daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah
dan nilai penyertaan modal dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dana,
divestasi serta penyusunan laporan keuangan pemerintah.
huruf d
Yang dimaksud berdasarkan asas “fungsional”, adalah pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah di bidang penyertaan modal
pemerintah daerah dilaksanakan oleh BUMD PD. BvD Sejahtera.
- 20 -
huruf e
Yang dimaksud berdasarkan asas “efisiensi”, adalah penyertaan modal
pemerintah daerah diarahkan agar dana penyertaan modal digunakan
sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam
rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan secara optimal.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
ayat (1)
Cukup jelas.
ayat (2)
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas.
ayat (4)
Cukup jelas.
ayat (5)
huruf a
Cukup jelas.
huruf b
Yang dimaksud dengan selain tanah dan/atau bangunan adalah barang
milik Daerah yang tidak berupa tanah dan/atau bangunan seperti
kendaraan dan peralatan/mesin.
ayat (6)
Cukup jelas.
ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.