bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

36
BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Mhd. Nur, M.S.* Pengantar Diskurs tentang kaum bangsawan di Indonesia menarik dan mempunyai posisi penting dalam historiografi Indonesia. Kelompok bangsawan yang terdiri dari abangan, santri dan priyayi di Jawa mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam strata masyarakat. 1 Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui. Kaum bangsawan yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di Iingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau at au yang mempunyai hubungan tali darah dengan raja atau sultan. Salah satu bagian dari keturunan raja itu adalah kelompok bangsawan Minangkabau yang muneu\ sebagai bundo kanduang. Banyak pengertian Bundo Kanduang dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari perempuan yang sudah menikah, men gurus segala urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiIiki tanah leluhur atau harta kaum." Bundo Kanduang dibaratkan sebagai limpapeh rumah nan gadallg, artinya sebagai tiang tengah dalam sebuah bangunan tempat memusatkan segal a kekuatan tiang- tiang lainnya. Apabila salah satu tiang ambruk maka tiang yang lain akan ikut jatuh. BUlldo Kanduang sebagai umbun puruik pagangan kunei, ketika perempuan Minangkabau sudah menikah maka sesungguhnya perempuan itu akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dija\ankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana, saling hormat dan khidmad, dan eepat kaki ringan tangan. BUlldo Kanduang sebagai pusek jato kumpu/an tali, sebagai pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -sebagai sumarak da/am nagari. berarti perempuan sebagai anggota at au bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah eukup un sur yang disebut sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah Dr. Mhd. Nur, M.S, ialah Pensyarah IImu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Indonesia dan Mantan Kctua Masyarakat Scjarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatra Barat tahun 2002-2009. Clifford Geertz. Ahangal!. Privavi. dal! SUl!tri [)a{am Mas\,a/"{/kut Ja\\"a. Handung: Pustaka Jaya. Il)l; I. hal. I. 165. 305. 2 Zalcka Hg. "Perempuan MinangkabauAntara Realitas dan Harapan" dalam Nanang Subckti. dkk. cd. Memhangull Masa Del'an Minal!gk{ahau Dari Perspekli/Hak Manusia. Padang: Komisi Nasional flak Aza.si Manusia- Fakultas flukum Universitas Andalas. 2007.hlm. 43. 224 Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Mhd. Nur, M.S.* Pengantar Diskurs tentang kaum bangsawan di Indonesia menarik dan mempunyai posisi penting dalam historiografi Indonesia. Kelompok bangsawan yang terdiri dari abangan. santri dan priyayi di Jawa mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam strata masyarakat. ' Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui. Kaum bang saw an yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di Iingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau atau yang mempunyai hubungan ta li darah dengan raja atau sultan. Salah satu bag ian dari keturunan raja itu adalah kelompok bang saw an Minangkabau yang muncul sebagai hundo kanduang . Banyak pengertian Bundo Kanduang dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari perempuan yang sudah menikah, mengurus segal a urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiliki tanah leluhur atau harta kaum. 2 Bundo Kanduang dibaratkan sebagai limpapeh rumah nan gada llJi , artinya sebagai tiang tengah dalam sebuah bangunan tempat memusatkan segala kekuatan tiang- tiang lainnya. Apabila salah satu tiang ambruk maka tiang yang lain akan iklltjatuh. BUlldo Kanduang sebagai umhun puruik pagangan kunei, ketika perempuan Minangkabau sudah menikah maka sesungguhnya perempuan itu akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dijalankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana, saling hormat dan khidmad, dan cepat kaki ringan tangan. Bundo Kanduang sebagai pusek ja/o kwnpu/an tali, sebagai pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -sebagai sU/narak da/am nagari, berarti perempuan sebagai anggota at au bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah cukup unsur yang disebllt sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah Dr. Mhd. Nur, M.S, ialuh Pen,yarah IImu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Indon esia dan Mantan Kctua Masyar akat Scjarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatra Barat tahun 2(XJ2-2 009. Clifford Geertz. Ahangall, Pri yay i, dall SWlIri {)alal1l Masvar(lk(ll }(JI\'U. Bundun g: Plis taka Ja ya. ll) l( I. hal. I, 165. 305. 2 Zalcka Hg. "Pcrempuan Minangkabau Antara Realitas dan Harapan " dalam Nanang Subckti. ukk. cu. Ml'l11hall gllll Masa Depan Minallgklahau Dari Perspekli(Hak Mal1l1sia, Padang: Komisi Hak Aza,i Mallu,ia- Fakultas Hukum Univ ersitas Andalas. 2007,hlm. 43. 224

Upload: trankhue

Post on 14-Jan-2017

278 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Mhd. Nur, M.S.*

Pengantar

Diskurs tentang kaum bangsawan di Indonesia menarik dan mempunyai posisi penting dalam historiografi Indonesia. Kelompok bangsawan yang terdiri dari abangan, santri dan priyayi di Jawa mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam strata masyarakat. 1 Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui. Kaum bangsawan yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di Iingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau at au yang mempunyai hubungan tali darah dengan raja atau sultan. Salah satu bagian dari keturunan raja itu adalah kelompok bangsawan Minangkabau yang muneu\ sebagai bundo kanduang. Banyak pengertian Bundo Kanduang dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari perempuan yang sudah menikah, men gurus segala urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiIiki tanah leluhur atau harta kaum."

Bundo Kanduang dibaratkan sebagai limpapeh rumah nan gadallg, artinya sebagai tiang tengah dalam sebuah bangunan tempat memusatkan segal a kekuatan tiang­tiang lainnya. Apabila salah satu tiang ambruk maka tiang yang lain akan ikut jatuh. BUlldo Kanduang sebagai umbun puruik pagangan kunei, ketika perempuan Minangkabau sudah menikah maka sesungguhnya perempuan itu akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dija\ankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana, saling hormat dan khidmad, dan eepat kaki ringan tangan. BUlldo Kanduang sebagai pusek jato kumpu/an tali, sebagai pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -sebagai sumarak da/am nagari. berarti perempuan sebagai anggota at au bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah eukup un sur yang disebut sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah

Dr. Mhd. Nur, M.S, ialah Pensyarah IImu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Indonesia dan Mantan Kctua Masyarakat Scjarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatra Barat tahun 2002-2009. Clifford Geertz. Ahangal!. Privavi. dal! SUl!tri [)a{am Mas\,a/"{/kut Ja\\"a. Handung: Pustaka Jaya. Il)l; I. hal. I. 165. 305.

2 Zalcka Hg. "Perempuan MinangkabauAntara Realitas dan Harapan" dalam Nanang Subckti. dkk. cd. Memhangull Masa Del'an Minal!gk{ahau Dari Perspekli/Hak A~asi Manusia. Padang: Komisi Nasional flak Aza.si Manusia­Fakultas flukum Universitas Andalas. 2007.hlm. 43.

224

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Mhd. Nur, M.S.*

Pengantar

Diskurs tentang kaum bangsawan di Indonesia menarik dan mempunyai posisi penting dalam historiografi Indonesia. Kelompok bangsawan yang terdiri dari abangan. santri dan priyayi di Jawa mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam strata masyarakat. ' Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui. Kaum bang saw an yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di Iingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau atau yang mempunyai hubungan ta li darah dengan raja atau sultan. Salah satu bag ian dari keturunan raja itu adalah kelompok bang saw an Minangkabau yang muncul sebagai hundo kanduang . Banyak pengertian Bundo Kanduang dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari perempuan yang sudah menikah, mengurus segal a urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiliki tanah leluhur atau harta kaum. 2

Bundo Kanduang dibaratkan sebagai limpapeh rumah nan gada llJi , artinya sebagai tiang tengah dalam sebuah bangunan tempat memusatkan segala kekuatan tiang­tiang lainnya. Apabila salah satu tiang ambruk maka tiang yang lain akan iklltjatuh. BUlldo Kanduang sebagai umhun puruik pagangan kunei, ketika perempuan Minangkabau sudah menikah maka sesungguhnya perempuan itu akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dijalankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana, saling hormat dan khidmad, dan cepat kaki ringan tangan . Bundo Kanduang sebagai pusek ja/o kwnpu/an tali, sebagai pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -sebagai sU/narak da/am nagari , berarti perempuan sebagai anggota at au bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah cukup unsur yang disebllt sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah

Dr. Mhd. Nur, M.S, ialuh Pen,yarah IImu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Indon esia

dan Mantan Kctua Masyarakat Scjarawan Indonesia (MSI) Cabang Sumatra Barat tahun 2(XJ2-2009. Clifford Geertz. Ahangall, Priyayi, dall SWlIri {)alal1l Masvar(lk(ll }(JI\'U. Bundung: Plistaka Jaya. ll) l( I. hal.

I , 165. 305. 2 Zalcka Hg. "Pcrempuan Minangkabau Antara Realitas dan Harapan" dalam Nanang Subckti. ukk. cu. Ml'l11hallgllll

Masa Depan Minallgklahau Dari Perspekli(Hak A~.asi Mal1l1sia, Padang: Komisi Nasion~1 Hak Aza,i Mallu,ia­Fakultas Hukum Universitas Andalas. 2007,hlm. 43.

224

Page 2: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAlJ DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

tangga. koronX kampuanx, naxari tidak akan semarak. Bundo Kanduang -idealnya sebagai nan xadanx hasa hatuah, merupakan lam bang kebanggan dan kemuliaan. yang menjadi penghantar keturunan yang dibesarkan dan dihormati serta diutamakan dan dipelihara. Bundo Kanduanx -harus memelihara diri serta mendudukkan diri sendiri dengan aturan dan agama Islam. menjauhi segal a larangan Agama dan adat tersebut. 3

Ketokohan Bundo Kanduang -sebagai lambang kebanggaan dan kemuliaan yang dibesarkan dan dihormati di Minangkabau merupakan kelompok bangsawan yang belum banyak diangkat ke permukaan. Tulisan lain yang membahas tentang perempuan ini Hayati Nizar. yakni ten tang "'Peran Ulama dan Bundo Kanduang di Minangkabau"'. Bundo Kanduang -dalam budaya Minangkabau merupakan limpapeh rumah xadang dan secara ad at dibebankan untuk memelihara anak kemenakan. Dalam memikul beban tersebut ad at matrilineal memberikan fasilitas properti (tanah dan rumah) atas nama perempuan. Ternyata banyak diantara perempuan Minangkabau khususnya Bundo Kanduanf!, -yang telah memperlihatkan peran mereka dalam membimbing masyarakat. Diantara mereka. ada yang mencerdaskan masyarakat dengan mengajari dan membimbing untuk belajar membaca. termasuk belajar mengaji, memberanikan diri untuk tampil di depan publik, bahkan ada yang berperan untuk mempertahankan perempuan Minangkabau dari tangan-tangan pemerintah Kolonial. Eksistensi tentang peran mereka dalam keluarga dan masyarakat belum terpublikasi dengan baik.~

Tulisan Puti Reno Raudha Thaib dalam karyanya Po/a Pikir Perempuan Minanf!,kahau dan Tantangannya ke Depan, membahas tentang perempuan Minangkabau dari segi pola pikir dan terbentuknya kebiasaan dan perilaku. Menurutnya, pola pikir dapat dilihat dari perspektif sastra yang termanifestasi dalam legenda, mitologi, cerita rakyat. kaba, novel, cerita pendek, dan puisi. Peran yang dimainkan perempuan dalam karya sastra dan realita sejarah menggambarkan pol a pikir perempuan Minangkabau yang dapat dipedomani oleh para pengkaji jender secara khusus dan peran perempuan secara umum.5

Sejauh ini penelitian tentang kelompok perempuan bang saw an Minangkabau secara khusus belum ada. terutama kaum perempuan yang bertalian erat dengan pewarisan sejarah atau perempuan sebagai pewaris kerajaan. Namun ada karya yang lain mengetengahkan tentang perempuan Minangkabau, seperti Sri Setyawati dalam Kehijakan Setengah Hati (2007) menjelaskan makna perempuan dalam buku tersebut, yakni rumah gadang merupakan areal kekuasaan perempuan. Menurutnya, kaum perempuan terpelihara dari segal a bentuk perbuatan yang menjatuhkan martabat kaum sampai pada penyimpan dan pemelihara harta pusako dan sako. 6 Tulisan tersebut membahas tentang posisi perempuan dan laki-laki menurut adat Minangkabau. Ulasan mengenai kedudukan dan

H.N. Dt.Perpatiah Nan Tuo dkk (penyunting). Ada! BaswlI1di Smmk. S-"amk Baswuli Ki!abul/ah Pedolna/l Hidul' Hanagari. Padallg: Sako Batuah. 2002. him. 61.

.. Hayati Nizar. "Peran lJlama dan Bundo Kanduang di Minallgkabau Suatu Kajian Historis". dalam JlIrlwl PPIM Volume I No. I September - Desember 2003. Padang : PPIM. 2003. him. II.

S Puti Reno Raudha Thaib "Pola Pikir Perempuan Minangkabau dan Tantangannya ke Depan"Dalam Jurnal I'PIM Volume I No.1 September - Desember 2003. Padang : PPIM. 2003. hIm. 40.

6 Sri Setyawati. KebijaAan Selmgah Hali dan Kerisallan rentang Degradasi Keblldavaa/l Minangkabau. Padang: PSH. 2007. him. ')3-10').

225

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

tangga. koronJ.; kumpuung, nagari tidak akan semarak. Bundo Kunduang -idealnya sebagai nail gadang hasa huluah, merupakan lambang kebanggan dan kemuliaan, yang menjadi pcnghantar keturunan yang dibesarkan dan dihormati serta diutamakan dan dipelihara. Bundo Kanduang -harus memelihara diri serta mendudukkan diri sendiri dengan aturan dan agama Islam, menjauhi segala larangan Agama dan adat tersebut.·1

Ketokohan Bundo Kanduang -sebagai lam bang kebanggaan dan kemuliaan yang dibesarkan dan dihormati di Minangkabau merupakan kelompok bangsawan yang belum ban yak diangkat ke permukaan. Tuli san lain yang membahas tentang perempuan ini Hayati Nizar, yakni tentang "'Peran Ulama dan Bundo Kanduang di Minangkabau". Bundo Kanduang -dalam budaya Minangkabau merupakan limpapeh rumah gadang dan secara adat dibebankan untuk memelihara anak kemenakan . Dalam memikul beban tersebut adat matrilineal memberikan fa silitas properti (tanah dan rumah) atas nama perempuan. Ternyata banyak diantara perempuan Minangkabau khususnya Bundo Kanduang -yang telah memperlihatkan peran mereka dalam membimbing masyarakat. Diantara mereka, ada yang mencerdaskan masyarakat dengan mengajari dan membimbing untuk belajar membaca, termasuk belajar mengaji, memberanikan diri untuk tampil di depan publik, bahkan ada yang berperan untuk mempertahankan perempuan Minangkabau dari tangan-tangan pemerintah Kolonial. Eksistensi tentang peran mereka dalam keluarga dan masyarakat belum terpublikasi dengan baiLI

Tulisan Puti Reno Raudha Thaib dalam karyanya Po/a Pikir Perempuan Minangkahau dun Tantungannya ke Depan, membahas tentang perempuan Minangkabau dari segi pola pikir dan terbentuknya kebiasaan dan perilaku. Menurutnya, pola pikir dapat dilihat dari perspektif sastra yang termanifestasi dalam legenda, mitologi, cerita rakyat. kaba, nove l, cerita pendek, dan puisi. Peran yang dimainkan perempuan dalam karya sastra dan realita sejarah menggambarkan pola pikir perempuan Minangkabau yang dapat dipedomani oleh para pengkaji jender secara khusus dan peran perempuan secara umum"

Sejauh ini penelitian tentang kelompok perempuan bangsawan Minangkabau secara khusus belum ada. terutama kaum perempuan yang bertalian erat dengan pewarisan sejarah atau perempuan se bagai pewaris kerajaan . Namun ada karya yang lain mengetengahkan ten tang perempuan Minangkabau, seperti Sri Setyawati dalam Kehijakan Setenguh Hali (2007) menjelaskan makna perempuan dalam buku tersebut, yakni rumah gadang merupakan areal kekuasaan perempuan . Menurutnya, kaum perempuan terpelihara dari segala bentuk perbuatan yang menjatuhkan martabat kaum sampai pada penyimpan dan pemelihara harta pusako dan sako. r. Tulisan terse but membahas tentang posisi perempuan dan laki-Iaki menurut adat Minangkabau. Ulasan mengenai kedudukan dan

3 H.N . Dt.Perpal iah Nan Tu" dkk (penyu nling). Ada/ /Jasw/lldi Smwk. Svarok Basw,di Kitabullalr Pedolllw, Hidul' Hal1agari. Padang: Sako Batuah. 2()02. him. 61 .

.. Hayali Nizar. "Peran Ulama clan Bundo Kanduang di Minangkabau S uatu Kajian Hi stori s". dalam J,trlw/ PP1M Volume I No. I Scple mher - Desemher 2003. Padang : PPIM. 2()03. hIm. II.

S Puti Reno Raudha Thaih "Pola Pikir Pcrempuan Minangkabau dan Tanlangann ya ke Dcpan"Dalam Jurna/ PPiM Volume I No.1 SqJlemher - Descrnher 2003. Paclang : PPIM . 2003. hIm. 40.

(, Sri Se lyawali . KeIJiiakall Se/ellga lr Hali dall Kerisllltllll Ten/w ,g /)eg radasi Ke/Illdavaall Millw,gkabau.

Padang: PSH. 2007. hIm . ')3-109.

225

Page 3: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

peranan kaum ibu mencakup tentang perspektif struktural, fungsional dan sikap dalam masyarakat. Pertanyaan penting adalah bagaimana posisi perempuan di antara keluarga matrilineal di Minangkabau. Sedangkan kedudukan kepemimpinan ad at berada di tangan laki-laki.7

Sesuai dengan kodrat hayatinya, perempuan Minangkabau (Bundo Kanduang) memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bundo Kanduang merupakan sumber utama bagi suburnya kehidupan budi pekerti dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di segal a bidang seperti. pembangunan mental masyarakat yang diawali dari lingkungan keluarga. Pendidikan mental pertama bagi kaum perempuan Minangkabau adalah di Rumah Gadang. Akan tetapi banyak Rumah Gadang di Minangkabau yang sudah roboh bahkan nyaris hi lang. Kondisi itu memiliki dampak terhadap perempuan Minangkabau. seperti kelonggran dalam tata cara berpakaian. interaksi sosial, cara berkomunikasi dengan Ninik Mamak, dan sebagai.

Rumah gadang yang hilang di Minangkabau tidak hanya dalam arti fisiko tetapi juga "roh" yang makin lama makin terkikis dalam setiap kelompok kaumnya. Banyak kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mengalami perubahan pola menetap. Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga luas berubah menjadi keluarga batih. Kemudian perubahan menetap setelah menikah. matrilokal menjadi patrilokal, dan sebagainya. Sebagai contoh aktivitas kehidupan Puti Reno Rauda Thaib salah satu keturunan Raja Alam dari Pagaruyung, tinggal dan hidup menetap di kota Padang. Begitu juga halnya beberapa perempauan bangsawan yang berasal dari Sumpurkudus dan Buo, seperti Puti Reno Laut dan Puti Darmi sebagai keturunan Raja Adat dan Raja Ibadat di Buo dan Sumpur Kudus. Kehidupan perempuan bangsawan sangat berhubungan dengan pertahanan lingkungannya. Dalam memahami aktifitas perempuan bangsawan dituntut pengetahuan dan latarbelakang lingkungan sosio kultur dimana mereka dibesarkan, seperti proses pendidikannya, baik formal maupun non formal, dan watak orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bertolak dari latang belakang sejarah terse but jelaslah bahwa perempuan Minangkabau telah menduduki kekuasaan sejak masa masa Kuno atau sebelum Islam. Pengkajian perempuan Minangkabau yang disimbolkan sebagai Bundo Kandung dan tinggal di lingkungan istana merupakan kajian yang menarik, karena selain simbol perempuan terhormatjuga sebagai simbol dari perempuan Rumah Gadang. Di an tara kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mewakili eksistensi mereka pada abad ke-2l adalah Puti Reno Raudha Thaib di Pagaruyung, Puti Reno Laut di Sumpurkudus, Puti Darmi di Buo. Rakena Mandeh Rubiah di Lunang, dan beberapa organisator Bundo Kanduang di Tanah Datar. Walaupun peranan Bundo Kanduang sangat besar dalam keluarga dan masyarakat, tetapi pada kenyataannya mereka tidak berdaya dalam pemerintahan formal. kecuali bagi mereka yang terlibat dalam organisasi Bundo Kanduang.

7 Ibid.

226

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SElARAH

peranan kaum ibu mencakup tentang perspektif struktural , fungsional dan sikap dalam masyarakat. Pertanyaan penting adalah bagaimana posisi perempuan di antara keluarga matrilineal di Minangkabau. Sedangkan kedudukan kepemimpinan adat berada di tangan laki -laki. 7

Sesuai dengan kodrat hayatinya, perempuan Minangkabau (Bundo Kanduang) memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bundo Kanduang merupakan sumber utama bagi suburnya kehidupan budi pekerti dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di segala bidang seperti. pembangunan mental masyarakat yang diawali dari lingkungan keluarga. Pendidikan mental pertama bagi kaum perempuan Minangkabau adalah di Rumah Gadang. Akan tetapi banyak Rumah Gadang di Minangkabau yang sudah roboh bahkan nyaris hi lang. Kondisi itu memiliki dampak terhadap perempuan Minangkabau, seperti kelonggran dalam tat a cara berpakaian, interaksi sosial, cara berkomunikasi dengan Ninik Mamak. dan sebagai.

Rumah gadang yang hilang di Minangkabau tidak hanya dalam arti fisiko tetapi juga "roh" yang makin lama makin terkikis dalam setiap kelompok kaumnya. Banyak kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mengalami peru bah an pola menetap. Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga luas berubah menjadi keluarga batih. Kemudian perubahan menetap setelah menikah, matrilokal menjadi patrilokal, dan sebagainya. Sebagai contoh aktivitas kehidupan Puti Reno Rauda Thaib salah satu keturunan Raja Alam dari Pagaruyung, tinggal dan hidup menetap di kota Padang. Begitu juga halnya beberapa perempauan bangsawan yang berasal dari Sumpurkudus dan Buo. seperti Puti Reno Laut dan Puti Darmi sebagai keturunan Raja Adat dan Raja Ibadat di Buo dan Sumpur Kudus . Kehidupan perempuan bangsawan sangat berhubungan dengan pertahanan lingkungannya. Dalam memahami aktifitas perempuan bangsawan dituntut pengetahuan dan latarbelakang lingkungan sosio kultur dimana mereka dibesarkan, seperti proses pendidikannya, baik formal maupun non formal, dan watak orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bertolak dari latang belakang sejarah terse but jelaslah bahwa perempuan Minangkabau telah menduduki kekuasaan sejak masa masa Kuno atau sebelum Islam . Pengkajian perempuan Minangkabau yang disimbolkan sebagai Bundo Kandung dan tinggal di lingkungan istana merupakan kajian yang menarik, karena selain simbol perempuan terhormatjuga sebagai simbol dari perempuan Rumah Gadang. Di antara kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mewakili eksistensi mereka pada abad ke-21 adalah Puti Reno Raudha Thaib di Pagaruyung, Puti Reno Laut di Sumpurkudus. Puti Darmi di BUD. Rakena Mandeh Rubiah di Lunang, dan beberapa organisator Bundo Kanduang di Tanah Datar. Walaupun peranan Bundo Kanduang sangat besar dalam keluarga dan masyarakat , tetapi pada kenyataannya mereka tidak berdaya dalam pemerintahan formal, kecuali bagi mereka yang terlibat dalam organisasi Bundo Kanduang.

7 Ibid.

226

Page 4: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Kaum Perempuan Bundo Kanduang Minangkabau

Minangkabau adalah wilayah kultur yang meliputi berapa daerah administratif, di antaranya Sumatra Barat, Riau, Jamhi, dan sehagainya. Dalam perspektif kultural wilayah terse but diperintahi oleh Kerajaan Melayu Minangkahau, sebuah kerajaan yang berpusat di Luhak Tanah Datar, Pagaruyung. Istana Kerajaan berada di Nagari Pagaruyung, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau. Kerajaan Pagaruyung oleh beberapa penulis disebut juga sebagai Kerajaan Minangkabau. K Luhak Tanah Datar merupakan salah satu bagian dari Luhak Nan TiRO yang terdapat dalam konsepsi masyarakat Minangkabau terutama tentang alamnya. Menurut Tambo, alam Minangkabau terdiri dari dua wilayah utama. yaitu kawasan luhak nan tiRo dan rantau. Kawasan Luhak Nan Tigo adalah merupakan kawasan pusat atau inti dari alam Minangkabau, sedangkan yang kedua, rantau ialah kawasan perluasan dan sekaligus merupakan daerah perbatasan yang mengelilingi kawasan pusat.'J

Lulzak Nan TiRO, yang merupakan kawasan inti dari alam Minangkabau terdiri dari Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluh Koto. Luhak Luhak Tanah Datar merupakan luhak Nantuo, luhak yang pertama dihuni oleh suku bangs a Minangabau. Tanahnya subur untuk tanaman padi dan kaya dengan hasil emas sehingga menjadi pusat kerajaan Pagaruyung. Keluarga raja dan menteri-menterinya tinggal di sekitarTanah Datar, seperti Tuan Kadhi di Padang Ganting. Tuan Indomo di Soruaso, Tuan Makhudum di Sumanik. dan Tuan Bandaro di Sungai Tarah.lo

Wilayah Minangkabau yang terdiri dari darek dan rantau, masing-masingnya diatur menurut sistem yang herbeda satu sarna lain, sebagaimana yang diungkapkan mamang "Luhak berpenghulu, rantau beraja", artinya daerah Darek diperintahi oleh para penghulu, dan daerah rantau diperintahi oleh beberaapa orang raja negri.11 Dalam beberapa temuan data tentang Pagaruyung. Kerajaan Melayu Pagaruyung didirikan oleh Adityawarman dan mencapai puncaknya sekitar abad ke-14 dan ke-IS, ketikaAdityawarman masih berkuasa. 12

Raja Pagaruyung, yang berkedudukan di nagari Pagaruyung selalu menerima pajak atau upeti dari raja di rantau seperti Siak. lndragiri, Air Bangis. Sungai Pagu, Batang HarL bahkan dari Batak. Pemungutan pajak dirantau kadang kala juga diserahkan kepada

X RusIi Amran misalnya menycbut sebagai Kcrajaan Minangkabau. Sementara beberapa Arkeolog masih mempcrdchatkan nama itu. apakah Kerajaan Pagaruyung at au Kerajaan Mclayu Mnangkabau. atau nama lainnya Lihat Rusli Arman. Sumatra Barat iJillgga Piakat Palljlllrg. Jakarta: Snar Harapan. 1981. hal 37. Lihat juga Budi Istiawan. Selintlls Prasasti Melll\'lI Kuno. Batusangkar: BP3. 2006. him. 1-48.

') Dalam historiografi tradisional Minangkahau berupa tambo. hatas-batas geografis alam Minangkabau sering diperinci dcngan ungkapan-ungkapan simholik seperti berikut : ..... dari riak nail hadablle. silulLiak punai lIIa/i, sirollgkak 11([1/ hadollgkwmg, iwoyo plItiah daguak, toralak air hitam, sikalang air hWlgis, sampai ke illirilllr ditakllak rajo ....... Untuk hal yang lebih rinci ten tang hatas-batas alam Minangkabau lebih lanjut lihat. Dl. Radjo Pangoeloe. Minangkahau : Scjarah Rillgkas dan Adatnm. Padang: Sri Dharma. 1971. him. 44-49.

)() P.E. Dc Josseling de Jong. Millallgkabau And Negri Sembilall. Socio-Political Structure ill Illdollesia. Jakarta: I3hratara. 1960. him. 14.

II A.A.Navis. Alwll Terkelll/Jallg Jadi Guru: Adat dan Kehudavaall Milllllrgkahau. Jakarta: Grafiti Press. 19X6. hlm.16-17.

12 Rusli Alman. op. cit. him. 37.

227

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG Dl MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Kaum Perempuan Bundo Kanduang Minangkabau

Minangkabau adalah wilayah kultur yang meliputi berapa daerah administratif, di antaranya Sumatra Barat, Riau, Jambi, dan sebagainya. Dalam perspektif kultural wilayah tersebut diperintahi oleh Kerajaan Melayu Minangkabau, sebuah kerajaan yang berpusat di Luhak Tanah Datar, Pagaruyung. Istana Kerajaan berada di Nagari Pagaruyung, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan raja-raja Minangkabau. Kerajaan Pagaruyung oleh beberapa penulis disebut juga sebagai Kerajaan Minangkabau. K Luhak Tanah Datar merupakan salah satu bagian dari Luhak Nan TiRO yang terdapat dalam konsepsi masyarakat Minangkabau terutama tentang alamnya. Menurut Tambo, alam Minangkabau terdiri dari dua wilayah utama. yaitu kawasan luhak nail tigo dan rantau. Kawasan Luhak Nan Tigo adalah merupakan kawasan pusat atau inti dari alam Minangkabau, sedangkan yang kedua, rantau ialah kawasan perluasan dan sekaligus merupakan daerah perbatasan yang mengelilingi kawasan pusat.')

Luhak Nan Tigo, yang merupakan kawasan inti dari alam Minangkabau terdiri dari Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluh Koto. Luhak Luhak Tanah Datar merupakan luhak Nantuo, luhak yang pertama dihuni oleh suku bangs a Minangabau. Tanahnya subur untuk tanaman padi dan kaya dengan hasil emas sehingga menjadi pusat kerajaan Pagaruyung. Keluarga raja dan menteri-menterinya tinggal di sekitarTanah Datar, seperti Tuan Kadhi di Padang Ganting, Tuan Indomo di Soruaso, Tuan Makhudum di Sumanik, dan Tuan Bandaro di Sungai Tarab.1O

Wilayah Minangkabau yang terdiri dari darek dan rantau , masing-masingnya diatur menurut sistem yang berbeda satu sarna lain, sebagaimana yang diungkapkan mamang "Luhak berpenghulu, rantau beraja" , artinya daerah Darek diperintahi oleh para penghulu, dan daerah ranlau diperintahi oleh beberaapa orang raja negri .11 Dalam beberapa temuan data ten tang Pagaruyung. Kerajaan Melayu Pagaruyung didirikan oleh Adityawarman dan mencapai puncaknya sekitar abad ke-14 dan ke-15, ketika Adityawarman masih berkuasa. 12

Raja Pagaruyung, yang berkedudukan di nagari Pagaruyung selalu menerima pajak atau upeti dari raja di rantau seperti Siak, indragiri, Air Bangis, Sungai Pagu, Batang Hari, bahkan dari Batak. Pemungutan pajak dirantau kadang kala juga diserahkan kepada

8 Rusli Amran misalnya mcnycbut sebagai Kerajaan Minangkabau. Sementara behcrapa Arkeolog masih me mpcrdcbatkan nama itu . apakah Kerajaan Pagaruyung atau Kerajaan Mclayu Mnangkabau. atau nama lainnya Lihat Ru sli Alman. SUllllltra Rarat lIil/gga Plakat Ptl/ljal/g. JakaI1a: Snar Harapan. 1981. hal 37. Lihat juga I3udi Istiawan. S"lilllll.\· PraslIsti Melllrtt KUI/o. I3atusangkar: BP3. 2006. him. 1-48.

') Dalam historiografi tradisional Minangkabau berupa tambo. batas-batas gcografis alam Minangkabau scring diperinci dcngan ungkapan-ungkapan simholik scpcrti herikut : . .. "uri riuk nail hadabul'. siluluak pllnai

lilli / i . sirollgkllk 1I1l11 hadllllgkllllllg. buoyo Piltillh dagllllk , tllrll/ak a;,. hilam. sika/ang ail' bllllgis. slIInpai ke durillll ditukllllk mjo ....... Untuk hal yang Ichih rinci tcntang hatas-batas alam Minangkahau lebih lanjut Iihat. Dt. Radjo Pangoeloe. Mill(ll/gkuhull : S<:iamh Rillgk(ls til/II Adall/WI. Padang: Sri Dharma. 1971. him. 44-49.

10 P.E. Dc Josse ling de Jong . MillulIgk,,/Juu And Negri Semhi/,,", Socio·Poliliml Structure ill Illdollesia. Jakarta: I:lhratara. I <j60. him. 14.

II A.A.Navi s. All/III Tt!I'kl'III/JllIIg J"di Guru: Adat dlll/ Kehudllvollll Mi,lO/lgk,,"all. Jakarta: Gral'iti Press. Il)X6. hlm.16-17.

12 Rusli A,man. OJ'. cit. him . 37.

227

Page 5: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAII

raja atau utusannya yang datang ke rantau untuk menjemput uang adat yang terkumpul. Hubungan dengan raja di rantau ada juga yang berlangsung melalui hubungan perkawinan, dikirim langsung dari Pagaruyung dan sebagainya, hingga muncul istilah Sapiah Balahan. Kuduang Karatan. Kapak Radai. Timhang Pacahan Kerajaan Pagaruyung, Penempatan raja di rant au mendapat restu dari raja Pagaruyung, seperti raja Pulau Punjung adalah raja setempat yang diangkat dan ditetapkan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung. Raja Sungai Pagu mempunyai hubungan darah dengan keluarga Pagaruyung. Raja-raja di rantau menyebut raja Pagaruyung dengan "Yang Dipertuan". Begitu juga Raja Padang, Raja Tiku, dan Raja di Bandar Sepuluh, seperti Tarusan, Bayang, Salido, Painan, Pulau Cingkuk, Batang Kapas, Sungai Tunu, Surantih, Kambang, dan Indrapuro selalu mengirimkan upeti ke Luhak Nan Tuo. 13

Dalam pengertian umum di Minangkabau luhak berarti kurang. Luhak Tanah Garat berarti kurang tanahnya yang datar. Dalam pengertian itulah dinamakan Luhak Tanah Datar (kurang tanah yang datar). Luhak tersebut disebut juga Luhak Nan Tuo karena Luhak Tanah Datar merupakan kawasan pertama yang menjadi tempat perluasan pemukiman penduduk dari Pariangan. Luhak Tanah Datar memiliki bukit-bukit dan dialiri oleh sungai­sungai. Dalam pepatah adat Minangkabau dikatakan bahwa Luhak Tanah Datar memiliki kekhasan, "airnyajernih, ikannyajinak, dan buminya dingin". Air berarti susunan, ikan sarna dengan penduduk, dan bumi adalah Iingkungan.14

Luhak Tanah Datar terdiri dari tiga bagian, yakni Lima Kaum XII Koto, Sungai Tarab VIII Baatur, dan Batipuh X Koto. Penduduk Lima Kaum berkembang ke Ngungun, Panti, Cubadak, Supanjang, Pabalutan, Sawah Jauah, Rambatan, Padang Magek, Labuah, Parambahan, Tabek, dan Sawah Tangah. Nagari-nagari baru tersebut dinamakan Lima Kaum XII Koto. Nagari IX Koto Didalam merupakan bagaian dari Lima Kaum XII Koto, yang terdiri dari Tabek Bato, Saloganda (Galo Gandang), Baringin, Koto Baranjak (Koto Banyak), Lantai Batu, Bukit Gombak, Sungai Ameh, Tanjung Barulak, dan Rajo Dani. Sungai Tarab VIII Baatur berkembang ke Kototuo Pasir Laweh, Koto Panjang, Selo, Sumanik, Patih, Situmbuk, Gurun, dan Ampalu. Kemudian penduduk lebih berkembang ke Sijangek dan Koto Badamping. Perkembangan dusun selanjutnya adalah ke Andaleh, Barulak, Talago, Sungai Patai, Sawah Lirik, Koto Ranah, dan Tanjung Alam. Penduduk Batipuh X Koto berkembang pula dari Pariangan Padang panjang ke Jaho, Tambangan, Kotolaweh, Pandai Sikek, Sumpur, Malalo, Gunuang, dan Paninjauan. Masing-masing daerah terse but memiliki seorang penghulu sebagai pemimpin masyarakat. IS

Dusun Sungai Ameh adalah salah satu daerah perluasan Limo Kaum XII Koto. Dusun ini akhirnya berkembang menjadi sebuah Kecamatan Tanjung Emas, yang disusun atas beberapa nagari. Salah satu nagari yang menjadi ingatan sejarah adalah nagari Pagaruyung, sebagai pusat kekuasaan tradisional Minangkabau. Luhak Tanah Datar kemudian menjadi daerah administratif Kabupaten Tanah Datar. Kabupaten ini terdiri dari

13 M.D. Dahlan Mansocr. dkk. Sedjaruh Millangkahau. Jakarta: Bhratara. 1970. hIm. 99-106. 14 Jamilus Jamin. Kerajaall Millllllgkabau. Payakumnuh: 19<)3. hIm. 29. 15 Ihid.

228

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

raja atau utusannya yang datang ke rantau untuk menjemput uang adat yang terkumpul. Hubungan dengan raja di rantau ada juga yang berlangsung melalui hubungan perkawinan, dikirim langsung dari Pagaruyung dan sebagainya, hingga muncul istilah Sapiah Baiahan. Kuduang Karman. Kapak Radai. Timhang Pacahan Kerajaan Pagaruyung. Penempatan raja di rantau mendapat restu dari raja Pagaruyung, seperti raja Pulau Punjung adalah raja setempat yang diangkat dan ditetapkan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung. Raja Sungai Pagu mempunyai hubungan darah dengan keluarga Pagaruyung. Raja-raja di rantau menyebut raja Pagaruyung dengan "Yang Dipertuan". Begitu juga Raja Padang, Raja Tiku, dan Raja di Bandar Sepulllh, seperti Tarusan, Bayang, Salido, Painan, Pulau Cingkuk, Batang Kapas, Sungai Tunu, Surantih, Kambang, dan Indrapllro seIalu mengirimkan upeti ke Luhak Nan Tuo. D

Dalam pengertian umum di Minangkabau luhak berarti kurang. Luhak Tanah Garat berarti kurang tanahnya yang datar. Dalam pengertian itulah dinamakan Luhak Tanah Datar (kurang tanah yang datar). Luhak tersebut disebut juga Luhak Nan Tuo karena Luhak Tanah Datar merupakan kawasan pertama yang menjadi tempat perluasan pemukiman penduduk dari Pariangan. Luhak Tanah Datar memiliki bukit-bukit dan dialiri oleh sungai­sungai. Dalam pepatah adat Minangkabau dikatakan bahwa Luhak Tanah Datar memiliki kekhasan, "airnyajernih, ikannyajinak, dan buminya dingin". Air berarti susunan, ikan sam a dengan penduduk, dan bumi adalah lingkungan .14

Luhak Tanah Datar terdiri dari tiga bagian. yakni Lima Kaum XII Koto, Sungai Tarab VIll Baatur, dan Batipuh X Koto. Penduduk Lima Kaum berkembang ke Ngungun, Panti, Cubadak, SlIpanjang, Pabalutan, Sawah lallah, Rambatan , Padang Magek, Labuah, Parambahan, Tabek, dan Sawah Tangah. Nagari-nagari baru tersebut dinamakan Lima Kaum XII Koto. Nagari IX Koto Didalam merupakan bagaian dari Lima Kaum XII Koto, yang terdiri dari Tabek Bato, Saloganda (Galo Gandang), Baringin, Koto Baranjak (Koto Banyak), Lantai Batu, Bukit Gombak, Sungai Ameh, Tanjllng Barulak, dan Rajo Dani. Sungai Tarab VIII Baatur berkembang ke Kototuo Pasir Laweh, Koto Panjang, Selo, Sumanik, Patih, Situmbuk, Gurun, dan Ampalu. Kemudian penduduk lebih berkembang ke Sijangek dan Koto Badamping. Perkembangan dusun selanjutnya adalah ke Andaleh, Barulak, Talago, Sungai Patai, Sawah Lirik, Koto Ranah, dan Tanjung Alam. Pendudllk Batipuh X Koto berkembang pula dari Pariangan Padang panjang ke laho, Tambangan, Kotolaweh, Pandai Sikek, Sumpur, Malalo, Gunuang, dan Paninjauan. Masing-masing daerah tersebllt memiliki seorang penghulu sebagai pemimpin masyarakat. 15

Duslln Sungai Ameh adalah salah satu daerah perluasan Limo Kaum XII Koto. DuslIn ini akhirnya berkembang menjadi sebuah Kecamatan Tanjung Emas, yang disusun atas beberapa nagari. Salah satu nagari yang menjadi ingatan sejarah adalah nagari PagaruYllng, sebagai pusat kekuasaan tradisional Minangkabau. Luhak Tanah Datar kemudian menjadi daerah administratif Kabupaten Tanah Datar. Kabupaten ini terdiri dari

13 M.D. Dahlan Mansocr. dkk. Sedjorah Millollgkaball. Jakarta: Bhratara. 1'170. hIm. <)'1-106. 14 Jamilus Jamin. Kerajoilll Mil1""gkll/WLI. P"yakumnuh: 1<)<)3. hIm. 29. 15 Ibid.

228

Page 6: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

II kecamatan, yakni Keeamatan X Koto, Batipuh, Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, Lintau Buo, Sungayang, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Pagaruyung adalah sebuah nagari yang menjadi bagian dari Keeamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. 16 Nagari Pagaruyung adalah sejenis pemerintahan tingkat desa yang berada di ibukota kabupaten Tanah Datar. Nagari itu memiliki tanah pemukiman, pertanian, tanah lapang, dan perkantoran pemeriuntah. Pemerintahan nagari memiliki tanah sebagai kas desa seluas 0,6 hektar. Sementara tanah yang berfungsi sebagai lapangan terbuka juga dimiliki oleh nagari Pagaruyung seluas I hektar, dan tanah perkantoran pemerintah seluas ISO hektarY Kantor Wali Nagari Pagaruyung berada lebih kurang 10 kilometer dari Soruaso, pusat Keeamatan Tanjung Emas, dengan jarak tempuh 30 menit dalam keeepatan 20 kilometer per jam. Jarak antara Kantor Wali Nagari dan Batusangkar, ibukota Kabupaten Tanah Datar adalah 3,5 kilometer denganjarak tempuh IS menit. Alat transportasi yang digunakan masyarakat nagari Pagaruyung ke ibukota Kabupaten adalah angkutan kota Batusangkar dan ojek sepeda motor.

Nagari Pagaruyung terletak di dataran tinggi Luhak Nan tuo dengan ketinggian 450-900 meter di atas permukaan laut. Nagari yang terdiri dari lembah dan perbukitan itu memiliki eurah hujan setinggi 3100 melimeter pertahun. Hujan berlangsung selama 7 bulan dalam waktu yang tidak berurutan. Panjang jalan desa yang telah diaspal di nagari Pagaruyung adalah 20 kilometer, jalan makadam 15 kilometer, dan jalan tanah sepanjang 5 kilometer. Semen tara jalan aspal antar desalkeeamatan berjarak IS kilometer. IH Jalan desa yang terbentang di Nagari Pagaruyung dihubungkan oleh empat unitjembatan beton dan 8 unit jembatan kayu, seperti jembatan Lubuk Tapuk dan jembatan Sinandang.

Letak astronomis nagari Pagaruyung adalah pada garis lintang 0°27' adalah 271" Lintang Selatan dan 100° 191' B T - 100° 511' B T. 1Y Sedangkan seeara geografis, nagari Pagaruyung berbatas di sebelah utara dengan nagari Minangkabau, sebelah selatan dengan nagari Baringin Bukit Gombak, sebelah barat dengan nagari Simpuruik, dan sebelah timur dengan nagari Soruaso. Wilayah nagari Pagaruyung dialiri oleh Sungai Batang Selo, Sungai Sinandang, dan Sungai Bandar Malano. Luas nagari Pagaruyung adalah 2.987 hektar, yang terdiri dari 7 jorong. Jorong Padang Datar merupakanjorong yang terluas di nagari Pagaruyung. Jorong ini memiliki kluas 600 hektar. Jorong terluas kedua adalah Jorong Mandailing, yang memiliki luas 570 hektar, 30 hektar lebih keeil dari padajorong Padang Datar. Urutan ketiga sebagai jorong terluas di nagari Pagaruyung adalah Joron Gudam, yang memiliki luas 481 hektar. Urutan kebawahnya adalah jorong Nan Ampek, yang memilki luas 460 hektar. Kemudian diikuti oleh Jorong Balai Janggo seluas 359 hektar, Jorong Nan sambilan seluas 277 hektar, dan Jorong Kampung Tangah seluas 240 hektar. Kampung Tangah merupakan jorong terkeeil wilayahnya di nagari Pagaruyung. Total luas nagari Pagaruyung adalah 2.987 hektar. Luas masing-masing jorong dapat dilihat pada tabel berikut.

16 Ardi Partadinala. Dafiar lsiall Polel!si Oem 7(lIIah Darar.Jakarla: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri, 2003, hIm. 45.

17 Ardi Partadinata. Da/iar lsiall Po(ensi Desa Tallah Darar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemherdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri. 2003, hIm. 49.

18 Ardi Partadinata. D,,/iar lsian Po(cllsi Oem Tanah Dalar, hIm, 60. 19 Badan Pusat Statistik Kabupatcn Tanah Datar. Jonah Dalar Da/am Angka. Batusangbr: BPS, 2004.

229

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

II kecamatan, yakni Kecamatan X Kota. Batipuh, Pariangan, Rambatan, Lima Kaum, Tanjung Emas. Padang Ganting, Lintau Buo. Sungayang, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Pagaruyung adalah sebuah nagari yang menjadi bagian dari Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. 16 Nagari Pagaruyung adalah sejenis pemerintahan tingkat desa yang berada di ibukota kabupaten Tanah Datar. Nagari itu memiliki tanah pemukiman, pertanian, tanah lapang, dan perkantoran pemeriuntah. Pemerintahan nagari memiliki tanah sebagai kas desa seluas 0,6 hektar. Sementara tanah yang berfungsi sebagai lapangan terbuka juga dimiliki oleh nagari Pagaruyung seluas I hektar, dan tanah perkantoran pemerintah seJuas 150 hektarY Kantor Wali Nagari Pagaruyung berada Jebih kurang 10 kilometer dari Saruaso, pusat Kecamatan Tanjung Emas, dengan jarak tempuh 30 menit dalam kecepatan 20 kilometer per jam. Jarak antara Kantor Wali Nagari dan Batusangkar, ibukota Kabupaten Tanah Datar adaJah 3,5 kilometer dengan jarak tempuh 15 menit. Alat transportasi yang digunakan masyarakat nagari Pagaruyung ke ibukota Kabupaten adalah angkutan kota Batusangkar dan ojek sepeda motor.

Nagari Pagaruyung terJetak di dataran tinggi Luhak Nan tuo dengan ketinggian 450-900 meter di atas permukaan laut. Nagari yang terdiri dari lembah dan perbukitan itu memiliki curah hujan setinggi 3100 meJimeter pertahun. HlIjan berlangsung selama 7 bulan dalam waktu yang tidak berurutan. Panjang jalan desa yang telah diaspal di nagari Pagaruyung adalah 20 kilometer,jalan makadam 15 kilometer, danjalan tanah sepanjang 5 kilometer. Sementarajalan as pal antar desalkecamatan berjarak 15 kilometer. IX Jalan desa yang terbentang di Nagari Pagaruyung dihubungkan oleh empat unit jembatan beton dan 8 unit jembatan kayu, seperti jembatan Lubuk Tapuk dan jembatan Sinandang.

Letak astronomis nagari Pagaruyung adalah pada garis lintang 0°27' adalah 271" Lintang Selatan dan 100° 191' B T - 100° 511' B T. IY Sedangkan secara geografis, nagari Pagaruyung berbatas di sebelah utara dengan nagari Minangkabau, sebelah selatan dengan nagari Baringin BlIkit Gombak, sebelah barat dengan nagari Simpuruik, dan sebelah timllr dengan nagari Soruaso. Wilayah nagari Pagaruyung dialiri oleh Sungai Batang Selo, Sungai Sinandang, dan Sungai BandaI' Malano. LlIas nagari Pagaruyung adalah 2.987 hektar, yang terdiri dari 7 jorong. Jorong Padang Datar merupakan jorong yang terluas di nagari Pagaruyung. Jorong ini memiliki kluas 600 hektar. Jorong terJuas kedua adalah Jorong Mandailing, yang memiliki luas 570 hektar, 30 hektar lebih kecil dari padajorong Padang Datar. Urutan ketiga sebagai jorong terluas di nagari Pagaruyung adalah Joron Gudam, yang memiliki luas 481 hektar. Urutan kebawahnya adalah jorong Nan Ampek, yang memilki luas 460 hektar. Kemudian diikuti oleh Jorong Balai Janggo seluas 359 hektar, Jorong Nan sambi Ian seluas 277 hektar, dan Jorong Kampung Tangah seluas 240 hektar. Kampung Tangah merupakan jorong terkecil wilayahnya di nagan Pagaruyung. Total luas nagari Pagaruyung adalah 2.987 hektar. Luas masing-masing jorong dapat dilihat pada tabel berikut.

16 Ardi Partadinata. Daflllr {sian Pu(ellsi Des" Jima" Darar.lakarta: Dircktorat lenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa. Departemen Dalam Negeri. 2003. hIm. 45.

17 Ardi Partadinata. Dafiar lsiall Po(ensi Desa '[(wa" Oarar. lakarta: Dircktomt lenderal Pemherdayaan Masyarakat Desa. Dcpartcmen Dalam Negeri. 2003. him. 49.

18 Ardi Partadinata. lhltiar lsian Po(ellsi Dew Tana" Datar, him. 60. 19 Badan Pusat Statistik Kabupatcn Tanah Datal'. Tana" Datar Da/am Angkll. Batusangkar: BPS, 2004.

229

Page 7: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Jadual I: Daftar Luas lorong di Nagari Pagaruyung dalam Hektar

NO NAMAJORONG LUAS (ha)

1. Padang Datar (fl)

2. Mandahiling 570

3. Nan Ampek 4ffi

4. Nan Sambilan 277

5. Gudam 481

6. Kampung Tangah 240

7. Balai langgo 359

Total luas nagari Pagaruyung 2.987

Sumber: lamaris Malin Sutan. "Keadaan Umum Wilayah Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, 2003.

Dalam ladual I terlihat bahwa jorong Padang Datar, Mandahiling. Nan Ampek dan Gudam termasuk jorong yang lebih luas. Sementara jorong yang termasuk kategori lebih kecil dari pada jorong lainnya adalah Nan Sambilan, Kampung Tangah, dan Balai langgo. Pada tahun 200 I, penduduk Kecamatan Tanjung Emas terdiri dari 9968 perempuan dan 10.545 laki-Iaki, sehingga penduduk kecamtan ini berjumlah 20.513 jiwa. lumlah penduduk ini termasuk penduduk nagari Pagarauyung sebanyak 7.945 jiwa denganjumlah Kepala Keluarga sebanyak 1383 KK.

Mata pencaharian pokok penduduk Nagari Pagaruyung terdiri dari berbagai lapangan pekerjaan, seperti petani, buruh tani, buruh swasta, Pegawai Negeri Sipil. pengrajin, pedagang, peternak, montir, dokter, dan sebagainya. Akan tetapi perekonomian utama penduduk adalah pada sektor pertanian. Penduduk menanam padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, cabe, dan sebagainya. Perekonomian bidang pertanian terse but didukung oleh sumber daya air berupa potensi air irigasi. lenis komoditi buah-buahan ang ditanam adalah jeruk, alpokat, mangga, rambutan, belimbing, durian, sawo, pi sang, dan semangka. Sementara tan am an obat yang dibudidayakan oleh penduduk nagari Pagaruyung terdiri dari jahe, kunyit, lengkuas, mengkudu, dewa dewi (daun dewa), kumis kucing, dan sebagainya.

Pada tahun 2003 para petani nagari Pagaruyung terhimpun dalam organisasi kelompok tani, yang jumlahnya mencapai 2.321. Selain itu penduduk nagari Pagaruyung juga membudidayakan ikan air tawar di empang atau kolam seluas 0,5 hektar, dengan produksi sekitar 1,5 ton ikan setiap tahun. Jenis ikan yang diproduksi adalah ikan Mas. Air juga sang at dibutuhkan dalam proses pertanian, terutama untuk pengairan (irigasi) persawahan. Masyarakat Pagaruyung membangun saluran primer irigasi sepanjang 7.000 meter dan panjang saluran sekunder sepanjang 10.000 meter. Saluran primer adalah galian utama yang ukuran relatif besar dan dalam sehingga debit air air yang mengalir mencukupi untuk mengairi cabang-cabangnya (saluran sekunder). Saluran sekunder merupakan saluran

230

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

ladual 1: Daftar Luas Jorong di Nagari Pagaruyung dalam Hektar

NO NAMAJORONG LUAS (ha)

I. Padang Datar (fl)

2. Mandahiling 570

3. Nan Ampek 4ffi

4. Nan Sambilan 277

5. Gudam 481

6. Kampung Tangah 240

7. Balai langgo 359

Total luas nagari Pagaruyung --==::~-. 2.987

Sumber: lamaris Malin Sutan. "Keadaan Umum Wilayah Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung. 2003 .

Dalam ladual I terlihat bahwa jorong Padang Datar, Mandahiling. Nan Ampek dan Gudam termasuk jorong yang lebih luas . Sementara jorong yang termasuk kategori lebih kecil dari pad a jorong lainnya adalah Nan Sambi Ian , Kampung Tangah, dan Balai Janggo. Pada tahun 200 I, penduduk Kecamatan Tanjung Emas terdiri dari 9968 perempuan dan 10.545 laki-laki, sehingga pen dud uk kecamtan ini berjumlah 20.513 jiwa. lumlah penduduk ini termasuk penduduk nagari Pagarauyung sebanyak 7.945 jiwa denganjumlah Kepala Keluarga sebanyak 1383 KK.

Mata pencaharian pokok penduduk Nagari Pagaruyung terdiri dari berbagai lapangan pekerjaan, seperti petani , buruh tani, buruh swasta, Pegawai Negeri Sipil. pengrajin, pedagang, peternak, montiI', dokter, dan sebagainya. Akan tetapi perekonomian utama penduduk adalah pada sektor pertanian. Penduduk menan am padi, jagung, kacang kedelai , kacang tanah , kacan g panjang, ubi kayu , ubi j alar, cabe, dan sebagainya. Perekonomian bidang pertanian tersebut didukung oleh sumber daya air berupa potensi air irigasi . lenis komoditi buah-buahan ang ditanam adalah jeruk, alpokat, mangga, rambutan, belimbing, durian, sawo, pisang, dan semangka. Sementara tanaman obat yang dibudidayakan oleh penduduk nagari Pagaruyung terdiri dari jahe, kunyit, lengkuas, mengkudu, dewa dewi (daun dewa), kumis kucing, dan sebagainya.

Pada tahun 2003 para petani nagari Pagaruyung terhimpun dalam organisasi kelompok tani, yangjumlahnya mencapai 2.32l. Selain itu penduduk nagari Pagaruyung juga membudidayakan ikan air tawar di empang atau kolam seluas 0,5 hektar, dengan produksi sekitar 1,5 ton ikan setiap tahun. lenis ikan yang diproduksi adalah ikan Mas. Air juga sangat dibutuhkan dalam proses pertanian, terutama untuk pengairan (irigasi) persawahan. Masyarakat Pagaruyung membangun saluran primer irigasi sepanjang 7.000 meter dan panjang saluran sekunder sepanjang 10.000 meter. Saluran primer adalah galian utama yang ukuran relatifbesar dan dalam sehingga debit air air yang mengalir mencukupi untuk mengairi cabang-cabangnya (saluran sekunder). Saluran sekunder merupakan saluran

230

Page 8: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

langsung ke sawah-sawah penduduk dan ukurannya lebih kecil dari pada ukuran saluran primer. Ada 3 unit pintu pembagi air dan pintu sadap saluran sekunder berjumlah 8 unit. Pada tahun 2003 terjadi kerusakan pada sebuah pintu sadap sehingga sawah-sawah penduduk yang terdapat di sekitarnya mengalami kekurangan air. 21J

Sumber daya air yang terdapat di nagari Pagaruyung layak untuk dikomsumsi dan cukup sepanjang tahun, baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau. Kondisi air tersebut tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak berasa. Diantara sumber air bersih adalah berupa sumur galian penduduk. Ada sekitar 37 sumur galian di nagari Pagaruyung dan satu unit hidran umum.

Nagari Pagaruyung memiliki hutan seluas 470 hektar, yang terdiri dari hutan milik negara seluas 300 hektar, hutan milik masyarakat ad at atau tanah ulayat berkisar seluas 150 hektar, dan perhutani sekitar 20 hektar. Selain bidang pertanian, penduduk nagari Pagaruyung juga berm at a pencaharian sebagai peternak. Di antara bidang peternakan yang mereka budidayakan adalah sapi, kerbau, ayam, bebek, kuda, dan kambing. Volume peternakan tersebut dapat dilihat pada jadual 2 berikut.

Jadual 2: Jenis Populasi Peternakan Penduduk Nagari Pagaruyung Tahun 2003

NO Jenis Populasi Ternak Jumlah (Ekor)

l. Sapi 1.355

2. Kerbau 180

3. Ayam 25.600

4. Bebek 17.300

5. Kuda 8

6. Kambing 427

Sumber: Ardi Partadinata. Daftar Isian Potensi Desa Tanah Datar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri, 2003, him. 52.

Alat transportasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat nagari Pagaruyung adalah mobil, motor, dan sepeda. Jumlah mobil yangberoperasi pada tahun 2003 adalah sebanyak 11 buah. Masyarakat juga sudah mengenal bank sebagai sarana tempat simpan pinjam. Pada tahun itu penduduk nagari Pagaruyung telah membentuk sebuah kelompok simpan pinjam yang beranggotakan sebanyak 67 orang. 21

Nagari Pagaruyung kaya dengan peninggalan sejarah, baik berupa bangunan, candi, prasasti, hutan wisata, dan wisata budaya. Peninggalan sejarah tersebut berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi generasi yang sedang duduk di bangku pendidikan.

20 Ardi Partadinata. Daliar Isian Po/ensi Desa Twwh Da/w; hIm. 58 dan 62. 21 Ardi Partadinata. Dajiar Isian Po/en.l·i Desil Tana" Datar, hIm. 59.

231

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

langsung ke sawah-sawah penduduk dan ukurannya lebih kecil dari pada ukuran saluran primer. Ada 3 unit pintu pembagi air dan pintu sadap saluran sekunder beJjumlah 8 unit. Pada tahun 2003 terjadi kerusakan pad a sebuah pintu sadap sehingga sawah-sawah penduduk yang terdapat di sekitarnya mengalami kekurangan air. 2

t)

Sumber daya air yang terdapat di nagari Pagaruyung layak untuk dikomsumsi dan cukup sepanjang tahun, baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau. Kondisi air tersebut tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak berasa. Diantara sumber air bersih adalah berupa sumur galian penduduk. Ada sekitar 37 sumur galian di nagari Pagaruyung dan satu unit hidran umum.

Nagari Pagaruyung memiliki hutan seluas 470 hektar, yang terdiri dari hutan milik negara seluas 300 hektar, hutan milik masyarakat adat atau tanah ulayat berkisar seluas 150 hektar, dan perhutani sekitar 20 hektar. Selain bidang pertanian, penduduk nagari Pagaruyung juga bermata pencaharian sebagai peternak. Di antara bidang peternakan yang mereka budidayakan adalah sapi, kerbau, ayam, bebek, kuda, dan kambing. Volume peternakan terse but dapat dilihat pada jadual 2 berikut.

Jadual 2: Jenis Populasi Peternakan Penduduk Nagari Pagaruyung Tahun 2003

NO Jenis Populasi Ternak Jurnlah (Ekor)

1. Sapi 1.355

2. Kerbau , 180

3. Ayam I.

25.600 ,

4. Sebek 17.300

5. Kuda ~ '"" ,. '. 8

6. Kambing - (~' 427 " -

Sumber: Ardi Partadinata. Daftar Isian Potensi Desa Tanah Datar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri, 2003, him. 52.

Alat transportasi yang dimanfaatkan oleh masyarakat nagari Pagaruyung adalah mobil, motor, dan sepeda. Jumlah mobil yangberoperasi pada tahun 2003 adalah sebanyak 11 buah. Masyarakat juga sudah men genal bank sebagai sarana tempat simpan pinjam. Pada tahun itu penduduk nagari Pagaruyung telah membentuk sebuah kelompok simpan pinjam yang beranggotakan sebanyak 67 orang.21

Nagari Pagaruyung kay a dengan peninggalan sejarah, baik berupa bangunan, candi, prasasti, hutan wisata, dan wisata budaya. Peninggalan sejarah tersebut berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi generasi yang sedang duduk di bangku pendidikan.

20 Ardi PUrludinatu. Daliar Isiall POf<'llsi J)~.HI Tanal! Dafal: him. 58 dan 62. 2l Ardi Partadinala. Dafiar Isian POfensi Desa Tana" Datar, him. 59.

231

Page 9: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Lembaga pendidikan yang terdapat di nagari Pagaruyung adalah sebuah Taman Kanak­Kanak (TK), denganjumlah murid sebanyak 15 orang, dan 2 orang guru. Tingkat berikutnya adalah Sekolah Dasar (SD) denganjumlah murid 450 orang, dan 25 guru. Selain itu terdapat pula sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah siswa 221 orang, dan tenaga pengajar sebanyak 31 orang. Jenis pendidikan Islam yang terdapat di nagari Pagaruyung pada tahun 2003 adalah 6 buah Taman Pendidikan Al Quran (TPA), dengan jumlah murid sebanyak 120 orang, dan tenaga pengajar sebanyak 7 orangY

Se1ain menjadi pusat kekusasaan tradisional, Pagaruyung juga menjadi pusat kebudayaan, terutama pada unsur kesenian. Kesenian rakyat Hanak nagari" dapat berupa Pacu Jawi, Pacu Kuda, Tari Piring, Saluang Dendang, Alu Katentong, Lukah Gilo, Tari Rambuik, dan sebagainyaY

Nagari Pagaruyung diperintahi oleh seorang Wali Nagari. Nagari itu terdiri dari 7 jorong, yakni Jorong Padang Datar, Jorong Mandahiling, Jorong Nan Sambilan, Jorong Nan Ampek, Jorong Gudam, Jorong Kampung Tangah, dan Jorong Balai JanggoY Nama­nama Wali Nagari Pagaruyung adalah sebagai berikut, Mansyur Usman (1948-1950), Djamin Kari Datuak Marajo (1950-1958), M. Zein Malin Malano (1958-1965), Syamsudin Hamid Datuk Simarajo (1965-1972), Bais Kari Mudo (1972-1974), Syamsudin Hamid Datuk Simarajo (1974-1985),1. Datuak Rajo Malano 2002-2007, dan Jamaris Malin Sutan (2009-20\5). Tidak didapatkan data tentang pejabat Wali Nagari Pagaruyung selama tahun 2007-20009, Pad a tahun 20 I 0, pemerintahan nagari dibantu oleh 15 staf kenagarian, di antaranya adalah Riri Marsanti, Nasrul, Hafni Yeni, Helmi Laila, Rama Deni, Azwandi, Marlis, Novera Yos Putra, Jum Hardi,A. Malin Parmato, Syafni, Mulyadi, dan Atri Mulyani.25 Wali Nagari Pagaruyung, Jamaris Malin Sutan memiliki pendidikan Sarjana Muda. Wali Nagari sebelumnya pernah diduduki oleh Sarjana Sosia1 dan Politik. Sementara sekretaris Wali Nagari, Riri Marsanti hanyalah berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Batusangkar. 26

Prasarana pemerintahan nagari Pagaruyung sudah cukup memadai. Kantor Wali Nagari memiliki Balai Pertemuan (Balai Desa) yang berfungsi untuk rapat-rapat pemerintahan nagari dan pertemuan dengan unsur-unsur tokoh nagari, seperti alim ulama, cadiak pandai, penghulu, dan sebagainya. Para pegawai kantor Wali Nagari bekerja dengan menggunakan mesin ketik yang tersedia sebanyak 7 buah. Setiap meja memiliki sebuah mesin ketik. Sementara meja yang lainnya yang berjmlah 8 buah digunakan untuk bekerja bagi para pegawai lainnya, seperti organisasi kemasyarakatan, pemuda, Bundo Kanduang, dan sebagainya. Jumlah kursi disesuaikan dengan jumlah meja yang ada. Selain itu kantor Wali

22 Ardi Partadinata. Dartar {sian Polellsi Desa Tana" Dalar. hIm. 60. 23 Alfian Jamrah. "Pariwisata Tanah Datar, Potensi, Kendala. dan Solusi". dalam Tabloid Palito Lullilk Nail TIIO,

Edisi 01 Tahun 115-15 Januari 2011. Balusangkar: Palito Alam, 2011, hIm. 12. 24 Jamaris Malin Sutan. "Daftar Realisasi Pungutan PBB Jorong Dalam Nagari Pagaruyung". Pagarllyung: Arsip

Kanlor Walinagari Pagaruyullg. tidak diterhitkan. 2IJ{O. Lihat juga "Rckapillliasi Hasil Pendataan Kcluarga Tingkal DesaiKelurahan Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kahupaten Tanag Dalar'·. Pagaruyung: AniI' Kalltor Wali Nagari Pal\arllvlIllg. Tidak dilerbilkan. 20lO.

25 Jamaris Malin SlItan. "Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Pagaruyung". PagarllYllng: AniI' Kalllor Walinagari Pagaruvung, tidak diterhilkan. 20JO.

26 Jamaris Malin SlItan. "Struktur Organisasi Pcmerintahan Pagaruyung". Pagarllyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung. tidak diterbitkan.

232

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Lembaga pendidikan yang terdapat di nagari Pagaruyung adalah sebuah Taman Kanak­Kanak (TK), denganjumlah murid sebanyak 15 orang. dan 2 orang guru. Tingkat berikutnya adalah Sekolah Dasar (SD) denganjumlah murid 450 orang, dan 25 guru. Selain itu terdapat pula sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah siswa 221 orang, dan tenaga pengajar sebanyak 31 orang. Jenis pendidikan Islam yang terdapat di nagari Pagaruyung pada tahun 2003 adalah 6 buah Taman Pendidikan AI Quran (TPA), dengan jumlah murid sebanyak 120 orang, dan tenaga pengajar sebanyak 7 orangY

Selain menjadi pusat kekusasaan tradisional , Pagaruyung juga menjadi pusat kebudayaan , terutama pada unsur kesenian. Kesenian rakyat Hanak nagari" dapat berupa Pacu Jawi, Pacu Kuda, Tari Piring, Saluang Dendang, Alu Katentong , Lukah Gilo, Tari Rambuik, dan sebagainya. B

Nagari Pagaruyung diperintahi oleh seorang Wali Nagari . Nagari itu terdiri dari 7 jorong, yakni Jorong Padang Datar, Jorong Mandahiling, Jorong Nan Sambi lan, Jorong Nan Ampek, Jorong Gudam, Jorong Kampung Tangah, dan Jorong Balai Janggo.24 Nama­nama Wali Nagari Pagaruyung adalah sebagai berikut, Mansyur Usman (1948-1950), Djamin Kari Datuak Marajo (1950-1958), M. Zein Malin Malano (1958-1965), Syamsudin Hamid Datuk Simarajo (1965-1972), Bais Kari Mudo (1972-1974), Syamsudin Hamid Datuk Simarajo (1974-1985), l. Datuak Rajo Malano 2002-2007, dan Jamaris Malin Sutan (2009-2015). Tidak didapatkan data tentang pejabat Wali Nagari Pagaruy ung selama tahun 2007-20009, Pada tahun 20 I 0, pemerintahan nagari dibantu oleh 15 staf kenagarian, di antaranya adalah Riri Marsanti, Nasrul , Hafni Yeni, Helmi Laila, Rama Deni , Azwandi, Marlis. Novera Yos Putra, Jum Hardi,A. Malin Parmato, Syafni, Mulyadi, dan Atri Mulyani. 25 Wali Nagari Pagaruyung. Jamaris Malin Sutan memiliki pendidikan Sarjana Muda. Wali Nagari sebelumnya pernah diduduki oleh Sarjana Sosial dan Politik. Sementara sekretaris Wali Nagari, Riri Marsanti hanyalah berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Batusangkar. 26

Prasarana pemerintahan nagari Pagaruyung sudah cukup memadai. Kantor Wali Nagari memiliki Balai Pertemuan (Balai Desa) yang berfungsi untuk rapat-rapat pemerintahan nagari dan peltemuan dengan unsur-unsur tokoh nagari, seperti alim ulama, cadiak pandai , penghulu, dan sebagainya. Para pegawai kantor Wali Nagari bekerja dengan menggunakan mesin ketik yang tersedia sebanyak 7 buah. Setiap meja memiliki sebuah mesin ketik . Sementara meja yang lainnya yang berjmlah 8 buah digunakan untuk bekerja bagi para pegawai lainnya, seperti organisasi kemasyarakatan , pemuda, Bundo Kanduang, dan sebagainya. Jumlah kursi disesuaikan dengan jumlah meja yang ada . Selain itu kantor Wali

22 Ardi Partadinata. Daftar I"ian POTi'llsi Desa Tana" Datar. hIm. 60. 23 Alfian Jamrah. "Pari wisata Tanah Datar, Potensi. Kendala. dan Solusi". dalam Tabloid PalilO Lu"ak Nan Tll o.

Ed isi 0 I Tahun liS-IS Januari 20 II . Batusangkar: Palito Alam, 20 II. him. 12. 24 Jamari s Malin Sutan. " Daftar Rcalisasi Pungutan PBB Jorong Dalam Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Ar"ip

Kantor Walinagari Pagaruywl~. tidak diterhitkan. 20W. Lihat juga " RekapilUlasi Hasil Pe ndataan Kc luarga Tingkat DesalKelurahan Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kahupatcn Tanag Datar". Pagaruyung: AniI' Kantor Wali Nagari P({garun/ll~. Tidak diterbitkan. 2010.

25 Jamari s Malin Sutan. "Struktur Organisasi Pcmcrimahan Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: AniI' KallioI' Wali"a~ari Pa~aruVUII~, tidak diterhitkan. 20W.

26 Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Pcmerintahan Pagaruyung·· . Pagaruyung: Arsi". Kantor Wali Nagari Pagaruyung. tidak diterhitkan.

232

Page 10: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Nagari juga memiliki 2 set kursi tamu untuk menerima tamu yang akan berurusan dengan pemerintahan nagari. Kemudian Kantor Wali Nagari Pagaruyung juga dilengkapi dengan prasarana komputer. Setiap dusun yang terdapat di nagari Pagaruyungjuga memiliki fasilitas prasarana tersendiri. Namun prasarana komputer hanya terdapat di kantor Wali Nagari Pagaruyung.

Badan Pewakilan Desa yang terdapat di nagari Pagaruyung terdiri dari 17 anggota, di antaranya Mulayadi, Eri Hendri, Elvira, Yusniati Ahmad, Syafrial, Yusri, Junaidi, Ivonne Esterlie, Ilyas Efendi, Riswandi Malin Pono, As. Pito Muliah, dan Amrizal Malin Panjang. Tata organisasi pemerintahan Nagari Pagaruyung terdiri Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Alim Ulama, dan Pemuda. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) diketuai oleh Mulyadi. Wakil Ketua dijabat oleh Eri Hendri dan bendahara oleh Yusniati Ahmad. Anggotanya terdiri dari Syafrial, Yusri, Junaidi, dan Ivonne Esterlie. Organisasi Alim Ulama terdiri dari Bidang Pendidikan, Bidang Masjid, Bidang Sarana dan Prasarana, dan Bidang Dakwah. Bidang Pendidikan diketuai oleh Nazaruddin. Anggotanya terdiri dari Rahmat Sujianto, E. Malin Sutan, Zul Azhar, Yasmi Malin Marajo, dan Bustami. Bidang Masjid diketuai oleh N. Peto Sutan, dengan anggota Syamsu Rijal, Khairiunnas Khatib Rajo, Yulizar Malin Bungsu, Y. Malin Polowan, Almarjan, Nuryadi, Z. Kacambu Alam, dan Y. Khatib Darussalam.

Bidang Sarana dan Prasarana pada organisasi alim ulama dipimpin oleh S. Gindo Rajo. Anggotanya terdiri dari Syamsir Panji Alam, Basrizal, Tarmizi, S. Malin Mancayo, My. Ganto Barangin, dan Syahrial Polowan. Bidang Dakwah diketuai oleh Faisal, dengan anggota Datuak Rajo Malano, E. Khatib Malingka Alam, T. Malin Sulaiman, Arrus, Abdul Ajis, dan ZulmanelisY Seksi Olah Raga, Seksi Kesenian, Seksi Sosial, seksi pendidikan dan keagamaan ..

Bidang Pemuda nagari Pagaruyung diketuai oleh M. Gunuang Ameh. Wakil Ketua dipegang oleh Dadang Yusdian dan Sekretaris oleh Mulaydi. Sementara bendahara dipegang oleh Main Parmato. Organisasi kepemudaan itu terdiri dari Seksi Olah Raga, Seksi Kesenian, Seksi Sosial, Seksi Pendidikan dan Keagamaan. Seksi Olah Raga dipimpin oleh Ridwan. Anggotanya terdiri dari Sesri Novita, Edi Tabri, Rifki A., dan Andri Anafi. Esra Aulia memimpin Seksi Kesenian. Anggotanya terdiri dari Songan Amanda, Risma, Dewi Kumala Sari, Ikses Adila, dan Ranni. Ketua Seksi Sosial adalah Irwan. Anggotanya adalah Deki, Elfarida, Jhoni, Dudung, dan M. Tando. Seksi pendidikan dan keagamaan diketuai oleh Asrinaldi. Anggotanya terdiri dari Dafri, Azwendi, Merry Yuliza, Ikses Adila, dan Ranni. 2R Pada tahun 2003 jumlah anggota pemuda nagari Pagaruyung telah mencapai 1.371 orang. Para pemuda Pagaruyung memiliki sebuah lapangan sepak bola. Selain itu merekajuga memiliki 3 buah lapangan bulu tangkis, 12 buah meja pingpong, dan 2 buah lapangan basket. 29

27 Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

2R Ihid.

29 Ardi Partadinata. Daliar Isian Polells; Desa TWllIh Datar, him. 58 dan 63.

233

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG Dl MINAN(jKABAU DALAM PERSPEKTlF SEJARAH

Nagari juga memiliki 2 set kursi tamu untuk menerima tamu yang akan berurusan dengan pemerintahan nagari. Kemudian KantorWali Nagari Pagaruyungjuga dilengkapi dengan prasarana komputer. Setiap dusun yang terdapat di nagari Pagaruyungjuga memiliki fasilitas prasarana tersendiri. Namun prasarana komputer hanya terdapat di kantor Wali Nagari Pagaruyung.

Badan Pewakilan Desa yang terdapat di nagari Pagaruyung terdiri dari 17 anggota, di antaranya Mulayadi, Eri Hendri , Elvira, Yusniati Ahmad, Syafrial , Yusri, Junaidi, Ivonne Esterlie, lIyas Efendi, Riswandi Malin Pono, As. Pito Mliliah, dan Amrizal Malin Panjang. Tata organisasi pemerintahan Nagari Pagaruyung terdiri Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Alim Ulama, dan Pemuda. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) diketuai oleh Mulyadi. Wakil Ketua dijabat oleh Eri Hendri dan bendahara oleh Yusniati Ahmad. Anggotanya terdiri dari Syafrial, Yusri, Junaidi, dan Ivonne Esterlie. Organisasi Alim Ulama terdiri dari Bidang Pendidikan, Bidang Masjid, Bidang Sarana dan Prasarana, dan Bidang Dakwah. Bidang Pendidikan diketuai oleh Nazaruddin. Anggotanya terdiri dari Rahmat Sujianto, E. Malin Sutan, Zul Azhar, Yasmi Malin Marajo, dan Bustami. Bidang Masjid diketuai oleh N. Peto Sutan, dengan anggota Syamsu Rijal, Khairiunnas Khatib Rajo, YlIli zar Malin Bungsu, Y. Malin Polowan, Almarjan , Nuryadi, Z. Kacambu Alam, dan Y. Khatib Darussalam.

Bidang Sarana dan Prasarana pada organisasi alim ulama dipimpin oleh S. Gindo Rajo. Anggotanya terdiri dari Syamsir Panji Alam, Basrizal, Tarmizi, S. Malin Mancayo, My. Ganto Barangin, dan Syahrial Polowan. Bidang Dakwah diketuai oleh Faisal, dengan anggota Datuak Rajo Malano, E. Khatib Malingka Alam, T. Malin Sulaiman, Arrus, Abdul Ajis, dan ZlIlmanelisY Seksi Olah Raga, Seksi Kesenian, Seksi Sosial, seksi pendidikan dan keagamaan ..

Bidang Pemuda nagari Pagamyung diketuai oleh M. Gunuang Ameh. Wakil Ketua dipegang oleh Dadang Yusdian dan Sekretaris oleh Mulaydi. Sementara bendahara dipegang oleh Main Parmato. Organisasi kepemudaan itu terdiri dari Seksi Olah Raga, Seksi Kesenian , Seksi Sosial, Seksi Pendidikan dan Keagamaan. Seksi Olah Raga dipimpin oleh Ridwan. Anggotanya terdiri dari Sesri Novita, Edi Tabri, Rifki A., dan Andri Anaf i. Esra Alliia memimpin Seksi Kesenian . Anggotanya terdiri dari Songan Amanda, Risma, Dewi Kllmala Sari, Ikses Adila, dan Ranni. Ketua Seksi Sosial adalah Irwan. Anggotanya adalah Deki, Elfarida, Jhoni , Dudung, dan M . Tando. Seksi pendidikan dan keagamaan diketuai oleh Asrinaldi. Anggotanya terdiri dari Dafri, Azwendi, Merry Yuliza, lkses Adila, dan Ranni .2R Pada tahun 2003 jumlah anggota pemuda nagari Pagaruyung telah mencapai 1.371 orang. Para pemllda Pagaruyung memiliki sebllah lapangan sepak bola . Selain itu merekajuga memiliki 3 buah lapangan bulu tangkis, 12 buah meja pingpong, dan 2 buah lapangan basket. 29

27 Jama ris Malin S ulan. "Struklur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Ar.l'ip,

Kantor Wali Nagari Pagaruyung. lidak dilerh ilkan .

2R /l'id. 29 Ardi Partadinata. Dalia,. isiall Po/ellsi Desa Tallah iJawr, hIm. 58 dan 63.

233

Page 11: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Prasarana kesehatan yang terdapat di nagari Pagaruyung sangat ban yak dan bahkan melebihi dari pada nagari lainnya. Kondisi terse but disebabkan karena nagari Pagaruyung berada di ibukota Kabupaten Tanah Datar. Di antara prasarana kesehatan tersebut adalah sebuah Rumah Sakit Umum (RSU), sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sebuah Apotik, tujuh temp at Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan lima tempat dokter praktek. Sebagai sarana kesehatan di nagari Pagaruyung juga terdapat 12 orang yang berprofesi sebagai dokter umum, 3 orang yang berprofesi sebagai dokter gigi. 2 orang dokter spesialis, 21 orang paramedis, seorang dukun terlatih, dan 3 orang bidan desa. JO

Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pagaruyung adalah Sy. Datuak Majo Indo. Organisasi perempuan yang tedapat di nagari Pagaruyung adalah Bundo Kanduang. Organisasi tersebut diketuai oleh Elida. Yulinar menjabat sebagai Wakil Ketua. Sekretaris dan bendahara dipegang oleh Anna Sovia dan Samsiana. Organisasi Bundo Kanduang nagari Pagaruyung terdiri dari beberapa bidang, seperti Bidang Organisasi, Bidang Pendidikan dan Budaya, Bidang Ekonomi, dan Bidang Kesejahteraan. Masing-masing bidang tersebut memiliki ketua, wakil ketua, dan sekretaris pula. Bidang Organisasi dipimpin oleh Zulbanda dan Wakil Ketua dipimpin oleh Mailasmi Dona. Sekretaris Organisasi dipegang oleh Syafrina. Bidang Pendidikan dan Budaya diketuai oleh Refmiati. Wakil Ketua dipegang oleh Muras, dan Sekretaris oleh Rahmalina. Bidang Ekonomi dipimpin oleh Arniswiati, yang diperkuat oleh Delfa Eria (Wakil Ketua) dan Marnis (Sekretaris). Bidang Kesejahteraan dikoordinir oleh Jusna (Ketua), Afrides (Wakil Ketua), dan Radiatul Aini (Sekretaris).JI Sampai tahun 2003 Organisasi Bundo Kanduang nagari Pagaruyung telah mencapai 50 orang. Organisasi perempuan lainnya adalah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dengan jumlah anggota sebanyak 35 orang.

Struktur organisasi Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung beranggotakan dari tokoh masyarakat Pagaruyung sendiri. Di antaranya adalah Khairuddin (Ketua), 1. Datuak Rajo Malano (Wakil Ketua), dan Elida (Sekretaris). Badan Pennusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung terdiri dari Komisi A (Pemerintahan), Komisi B (Pembangunan), dan Komisi C (Perekonomian). Komisi A (Pemerintahan) dikoordinir oleh Armison Datuak Sikoto (Ketua), Ridwan (Anggota), dan Irwan Datuak Rajo Lelo (Anggota). Komisi B (Pembangunan) dipimpin oleh Thambrin R. Malin Laiman (Ketua), Rahmat Fitra (Anggota), dan Ferizal Malin Mancayo (Anggota). Komisi C (Perekonomian) dipimpin oleh Sasmita Syafnur (Ketua) dan Helvi Rahmi (Anggota).J2

Nagari Pagaruyung memiliki Forum Kemitraan Polisi Masyarakat, yang disingkat dengan FKPM. Struktur dari organisasi ini adalah ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota. Ketua dijabat oleh Sy. Paduko Sirao. Sedangkan wakil ketua dipegang oleh Ribut Putra. Sekretaris dipegang oleh Azwendi. Anggota lainnya adalah NasruI. Andrizal, Datuak Rangkayo Bungsu, Zainir, dan Mulyadi. Kepengurusan itu dilegalkan oleh Kepala Polisi

30 Ihid. 31 Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Bundo Kanduang Nagari Pagaruyung'·. 32 Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari(BPRN) Pagaruyung··.

234

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEIARAH

Prasarana kesehatan yang terdapat di nagari Pagaruyung sangat banyak dan bahkan melebihi dari pada nagari lainnya. Kondisi tersebut disebabkan karena nagari Pagaruyung berada di ibukota Kabupaten Tanah Datar. Di an tara prasarana kesehatan tersebut adalah sebuah Rumah Sakit Umum (RSU), sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sebuah Apotik, tujuh tempat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan lima tempat dokter praktek. Sebagai sarana kesehatan di nagari Pagaruyung juga terdapat 12 orang yang berprofesi sebagai dokter umum, 3 orang yang berprofesi sebagai dokter gigi. 2 orang dokter spesialis, 21 orang paramedis, seorang dukun terlatih , dan 3 orang bidan desa .'o

Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pagaruyung adalah Sy. Datuak Majo Indo. Organisasi perempuan yang tedapat di nagari Pagaruyung adalah Bundo Kanduang. Organisasi tersebut diketuai oleh Elida. Yulinar menjabat sebagai Wakil Ketua. Sekretaris dan bendahara dipegang oleh Anna Sovia dan Samsiana. Organisasi Bundo Kanduang nagari Pagaruyung terdiri dari beberapa bidang, seperti Bidang Organisasi, Bidang Pendidikan dan Budaya, Bidang Ekonomi, dan Bidang Kesejahteraan. Masing-masing bidang tersebut memiliki ketua, wakil ketua, dan sekretaris pula. Bidang Organisasi dipilllpin oleh Zulbanda dan Wakil Ketua dipimpin oleh Mailasllli Dona. Sekretaris Organisasi dipegang oleh Syafrina. Bidang Pendidikan dan Budaya diketuai oleh Refllliati. Wakil Ketua dipegang oleh Muras, dan Sekretaris oleh Rahlllalina. Bidang Ekonollli dipilllpin oleh Arniswiati, yang diperkuat oleh Delfa Eria (Wakil Ketua) dan Marnis (Sekretaris). Bidang Kesejahteraan dikoordinir oleh Jusna (Ketua), Afrides (Wakil Ketua), dan Radiatul Aini (Sekretaris) .31 Salllpai tahun 2003 Organisasi Bundo Kanduang nagari Pagaruyung telah mencapai 50 orang. Organisasi perempuan lainnya adalah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dengan jumlah anggota sebanyak 35 orang.

Struktur organisasi Badan Perlllusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung beranggotakan dari tokoh Illasyarakat Pagaruyung sendiri. Di antaranya adalah Khairuddin (Ketua), 1. Datuak Rajo Malano (Wakil Ketua), dan Elida (Sekretaris). Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung terdiri dari KOlllisi A (Pelllerintahan), Komisi B (Pembangunan), dan Komisi C (Perekonomian). Komisi A (Pelllerintahan) dikoordinir oleh Armison Datuak Sikoto (Ketua), Ridwan (Anggota), dan Irwan Datuak Rajo Lelo (Anggota). Komisi B (Pembangunan) dipimpin oleh Thambrin R. Malin Laiman (Ketua), Rahlllat Fitra (Anggota), dan Ferizal Malin Mancayo (Anggota). Komisi C (Perekonomian) dipilllpin oleh Saslllita Syafnur (Ketua) dan Helvi Rahllli (Anggota). -'2

Nagari Pagaruyung memiliki Forum Kemitraan Polisi Masyarakat, yang disingkat dengan FKPM. Struktur dari organisasi ini adalah ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota. Ketua dijabat oleh Sy. Paduko Sirao. Sedangkan wakil ketua dipegang oleh Ribut Putra. Sekretaris dipegang oleh Azwendi. Anggota lainnya adalah NasruI. Andrizal, Datuak Rangkayo Bungsu, Zainir, dan Mulyadi. Kepengurusan itu dilegalkan oleh Kepala Polisi

30 Ibid. 31 Jamaris Malin Sutan. "S truktur Organisasi Bundu Kanduang Nagari Pagaruyullg". 32 Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari(BPRN) PagarllYllng".

234

Page 12: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANCJ OI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Resor Kabupaten Tanah Datar, S. Erlangga.11 Partisipasi masyarakat nagari Pagaruyung dalam partai politik cukup beragam. Mereka terhimpun dalam berbagai partai politik, seperti Golkar (Golongan Karya), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera), PDI-P(Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan), PBR, PBB, dan PAN (Partai Amanat Nasional).14

Penduduk nagari Pagaruyung boleh dikatakan semuanya beragama Islam. Sebagai pusat kerajaan Pagaruyung (disebut juga Minangkabau), nagai ini tentunya lebih dahulu menyandingkan adat dan agama, sehingga muncul pepatah "Adat Basyandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah" .'5 Secara otomatis nagari Pagaruyung adalah basis dari ad at dan agama di Minangkabau, walaupun agama sendiri berasal dari daera rantau, baik pantai barat maupun pantai timur Sumatra. Alim Ulama nagari Pagaruyung diketuai oleh Ilyas Efendi. Sementara Wakil Ketua diduduki oleh Riswandi Malin Pono dan Sekretaris oleh As. Pito Muliah. Bendahara organisasi Alim Ulamadipegang olehAmrizal Malin Panjang. J

"

Prasarana peribadatan yang tedapat di nagari Pagaruyung adalah berupa mesjid dan surau atau muhalla. Penduduk membangun 7 unit mesjid dan 8 surau atau mushalla sebagai prasarana ibadat.\7

Pagaruyung Dalam Lintasan Sejarab

Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan Melayu Minangkabau yang berpusat di nagari Pagaruyng pada masa lalu. 1x Menurut Christine Dobbin, sumber keuangan kerajaan Pagaruyung adalah berasal dari pajak perdagangan di pintu-pintu keluar masuk kerajaan, pembayaran uang sidang dalam penyelesaian perkara, dan hasil sawah yang dikerjakan oleh orang hukuman dan pelayan-pelayannyaJ9

• Nagari-nagari di dalam kerajaan Pagaruyung memelihara sistem politik mereka yang otonom yang berpusat pada penghulu dan dewan penghulu. Otoritas raja hanya terbatas pada fungsi sebagai "penengah" bila terjadi konfiik antar nagari dan tidak dapat diselesaikan oleh nagari yang bersangkutan dan nagari­nagari tersebut meminta raja sebagai juru damai.

33 Jamaris Malin Sutan. " Forum Kcmitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pagaruyung'·. Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

3.+ Ardi Partadinata. Daftar Isian Potensi Desa 7{lIlah Datar, him. 58. 35 Hamka. Amhku, Riwumt Hidu!' DR. H. AI>dul Karim Amrullah dall Perjuallgan Kaum Agama di Sumatra,

Jakarta: Ummnda, 1982, him. 8. Lihat juga Ch. N. Latief, dkk. Etnis dan Adat Minangkabau Pernwsalahan dall Masa Del'<llInWi. Bandung: Angkasa, 2002, hal. 66. Edi S. Ekadjati. Seri Sejarah Indonesia, Penyebaran Agama Islam tli Pulau Sumatra. Bandung: IKAPI, 1985, him. 50.

3fl Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". 37 Ardi Partadinata. DaJiar Isian Potensi Dem Tana}, Datar, him. 63. 38 Akira Oki, Social Change ill the West Sumatra ViI/age, 1908-l'J45. Disertasi Ph.D. Australian National

University, 1977, him. 23-24. 39 Christine Dohbin, Islamic Re\'imlism in Minangkabau in the Turn of Nineteenth Century. Modern Asia

Studies 8 (3),1974. him. 3IlJ-35fl.

235

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNOO KANOUANCi 01 MINANCiKABAU OALAM PERSPEKTlF SEJARAH

Resor Kabupaten Tanah Datar, S. Erlangga.'·\ Partisipasi masyarakat nagari Pagaruyung dalam partai politik cukup beragam. Mereka terhimpun dalam berbagai partai politik, seperti Golkar (Golongan Karya), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera), PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan), PBR, PBB, dan PAN (Partai Amanat Nasional).q

Penduduk nagari Pagaruyung boleh dikatakan semuanya beragama Islam. Sebagai pusat kerajaan Pagaruyung (disebut juga Minangkabau), nagai ini tentunya lebih dahulu menyandingkan adat dan agama, sehingga muncul pepatah "Adat Basyandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah" .15 Secara otomatis nagari Pagaruyung adalah basis dari adat dan agama di Minangkabau, walaupun agama sendiri berasal dari daera rantau, baik pantai barat maupun pantai timur Sumatra. Alim Ulama nagari Pagaruyung diketuai oleh llyas Efendi. Sementara Wakil Ketua diduduki oleh Riswandi Malin Pono dan Sekretaris oleh As. Pito Muliah. Bendahara organisasi Alim Ulama dipegang oleh Amrizal Malin Panjang.3h

Prasarana peribadatan yang tedapat di nagari Pagaruyung adalah berupa mesjid dan surau atau muhalla. Penduduk membangun 7 unit mesjid dan 8 surau atau mushalla sebagai prasarana ibadat. \7

Pagaruyung Dalam Lintasan Sejarab

Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan Melayu Minangkabau yang berpusat di nagari Pagaruyng pada masa lalu. 3x Menurut Christine Dobbin, sumber keuangan kerajaan Pagaruyung adalah berasal dari pajak perdagangan di pintu-pintu keluar masuk kerajaan, pembayaran uang sidang dalam penyelesaian perkara, dan hasil sawah yang dikerjakan oleh orang hukuman dan pelayan-pelayannyaJ~. Nagari-nagari di dalam kerajaan Pagaruyung memelihara sistem politik mereka yang otonom yang berpusat pada penghulu dan dew an penghulu. Otoritas raja hanya terbatas pada fungsi sebagai "penengah" bila terjadi kontlik antar nagari dan tidak dapat diselesaikan oleh nagari yang bersangkutan dan nagari­nagari tersebut meminta raja sebagai juru damai.

33 Jamaris Malin Sutan. " Forum Kcmitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pagaruyung" . Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung. tidak diterbitkan.

34 Ardi Partadinata. Daflat /siall POlem'i Dna Iimah Datar, him. 58. 35 Hamka. Avahku. Riwaval Hidu!' DR. H. AI,dul Karim Amrullah dall Pajuangan Kaum Agama di Sumatra.

Jakarta: Ummnda. 1982. him. 8. Lihat juga Ch. N. Latief, dkk. Erllis dan Adal Minangkabau Permasalahan dal/ Masa Depalll/va. Bandung: Angkasa, 2002. hal. 66. Edi S. Ekadjati. Seri Sejarah Indonesia, Pl'1lyebaran Agama Islam di Pulau Sumatra, Bandung: lKAPl. 1985, hIm. 50.

3fl Jamaris Malin Sutan. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". 37 Ardi Partadinata. DaJiar Isiall Po/ellsi J),'SCI 'Jonah J)!lfar. hlm. 63. _,x Akira Oki. Social Chang'> ill Ihe Wesl Sumalra Village, 1<)08-1<)45. Oisertasi Ph.D. Australian National

University. 1977. hIm. 23-24. 39 Christine Dohbin. Islamic Revimlisltt in Millan[?kabau in Ihe Turn of Nilleleenlh Celllury, Modern Asia

Studies g (3). 1974. hIm. 319-356.

235

Page 13: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Adityawarman adalah raja Pagaruyung yang terkenal pada mas a Kuno. Ia putra dari Dara Jingga, putri Tanah Melayu,411 cucu Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, yang dibesarkan di Majapahit. Pembentukan kerajaan Melayu Minangkabau oleh Adityawarman merupakan peristiwa penting dalam sejarah Minangkabau, karena peristiwa itu menunjukkan usaha pertama dalam pembentukan sebuah sistem otoritas yang berada di atas tingkat nagari yang otonom. Walaupun kedudukan raja di dalam pemerintahan Alam Minangkabau lebih banyak bersifat sebagai pemersatu nagari-nagari yang otonom terse but. Otoritas tradisional raja Minangkabau hanya merupakan simbol persatuan dari repuhlik­repuhlik nagari Minangkabau dan pemelihara hubungan dengan masyarakat di luar alam Minangkabau. Raja Pagaruyung memberi kewenangan kepada negeri-negeri di daerah rantau dan raja merupakan lambang dari persatuan Minangkabau sebagai satu keseluruhan. 4

!

Sepeninggal Adityawarman raja-raja Pagaruyung tetap dihormati rakyat sebagai tokoh yang menjaga keseimbangan dan keutuhan serta sebagai pemungut pajak (uang adat) yang menjadi ikatan politik. Raja mempunyai basis kekuasaan berupa pemungut pajak di kawasan rantau, seperti pajak pelabuhan, pajak perdagangan, dan berbagai bentuk uang adat. Pada prinsipnya, pemungutan pajak itu merupakan pemenuhan kewajiban ad at. Demikianjuga halnya ada pajak untuk mendirikan rumah, bangunan-bangunan balai adat, dan lain-lain.

Keberadaan kerajaan Pagaruyung Melayu Minangkabau, terutama ketika raja Adityawarman berkuasa dapat dibuktikan dengan ditemukannya bukti tertulis berupa prasasti,42 di antaranya Prasasti Pagauyung I atau prasasti Bukit Gombak, digoreskan pada sebuah batu pasir kwarsa warna coklat kekuningan (batuan sedimen) berbentuk empat persegi berukuran tinggi 2,06 meter, lebar 1,33 meter, dan teba! 38 centimeter. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta bercampur dengan bahasa Melayu Kuno atau Jawa Kuno.43

Prasasti Pagaruyung I berisi tentang puji-pijian akan keagungan dan kebijaksanaan Adityawaraman sebagai raja yang banyak menguasai pengetahuan, khususnya pada bidang keagamaan. Adityawarman dianggap sebagai cikal bakal keluarga

40 Hal ini berdasarkan isi Pararaton, yakni : Akara sapu/uh dina teka kang andoll sa king Ma/al'u o/eh putri rom. Kang sawiji gina we hini-Iwji denira raden Wi/a)'a, aran Dora Petak. Kang aruha aran Dara Jingga : a/aki dewa, apuputra ratu ring Me"rvu aran lul",n Janaka, kasir-kasir cri Marmadewa,hhiseka sim aii Mantr%t. (Kira-kira sepu/uh hari (sesudah pengusiran tentara Tartar}datang/ah tentara ekspedisi ke Me/am. memhawa dua orang pUlri. Yang satu dijadikan istrilpermaisuri Raden Wijaya hernama Dara Petak. Yang tua hemama Dara Jingga : ia kawin dengan (Mau/iwarma) dewa dan menurunkan raja di Tanah Me/avu hemama Tuhan Janaka, herge/ar Sri Marmadewa, mellgamhi/ nama ahhiseka Aji Mantr%t). Lebih lanjut lihat Siamet Muljana, Pemugarwz Persada Sejarah Le/uhur Majapahit, Jakarta: Inti Idayu Press. 19X3, him. 176.

41 De Joselin De Jong. Minwzgkahau and Negri Semhi/an: Socio Political Structure in Indonesia. Djakarta: Bhratara. 1960; him. II 0-111.

42 Secara lengkap tentang keberadaan kerajaan Pagaruyung dan Raja Adityawarman melalui bukti tertulis berupa prasasti lebih rinci dapat dilihat pada hasil karya Budi Istiawan, Se/intas Prasasti dari Me/avll Kuno, Batusangkar: Balai Pelestarian Pcninggalan Purbakala Batusangkar, Wilayah Kerja Propinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. 2006. 48 halaman.

43 Hasan Djafar. "Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Mclayu Kuno dan Beberapa Permasalahannya". dalam Seminar Sejarah Me/am Kuno, Jambi: Pemda Tk. I Jamhi dan Kanwil Dcpdikbud Jambi. I tJ22. him. 51-Xi) dalam Budi Istiawan, Ibid. him. 3.

236

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEIARAH

Adityawarman adalah raja Pagaruyung yang terkenal pada mas a Kuno. Ia putra dari Dara Jingga, putri Tanah Melayu ,40 cucu Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. yang dibesarkan di Majapahit. Pembentukan kerajaan Melayu Minangkabau oleh Adityawarman merupakan peristiwa penting dalam sejarah Minangkabau. karena peristiwa itu menunjukkan usaha pertama dalam pembentukan sebuah sistem otoritas yang berada di atas tingkat nagari yang otonom. Walaupun kedudukan raja di dalam pemerintahan Alam Minangkabau lebih banyak bersifat sebagai pemersatu nagari-nagari yang otonom terse but. Otoritas tradisional raja Minangkabau hanya merupakan simbol persatuan dari repuhlik­republik nagari Minangkabau dan pemelihara hubungan dengan masyarakat di luar alam Minangkabau. Raja Pagaruyung memberi kewenangan kepada negeri-negeri di daerah rantau dan raja merupakan lambang dari persatuan Minangkabau sebagai satu keseluruhan.41

Sepeninggal Adityawarman raja-raja Pagaruyung tetap dihormati rakyat sebagai tokoh yang menjaga keseimbangan dan keutuhan serta sebagai pemungut pajak (uang adat) yang menjadi ikatan politik. Raja mempunyai basis kekuasaan berupa pemungut pajak di kawasan rantau, seperti pajak pelabuhan, pajak perdagangan, dan berbagai bentuk uang adat. Pad a prinsipnya, pemungutan pajak itu merupakan pemenuhan kewajiban adat. Demikianjuga halnya ada pajak untuk mendirikan rumah, bangunan-bangunan balai adaL dan lain-lain.

Keberadaan kerajaan Pagaruyung Melayu Minangkabau, terutama ketika raja Adityawarman berkuasa dapat dibuktikan dengan ditemukannya bukti tertulis berupa prasasti ,42 di antaranya Prasasti Pagauyung I atau prasasti Bukit Gombak, digoreskan pada sebuah batu pasir kwarsa warna coklat kekuningan (batuan sedimen) berbentuk empat persegi berukuran tinggi 2,06 meter, lebar 1,33 meter, dan tebal38 centimeter. Prasasti ini ditulis dalam bah as a Sanskerta bercampur dengan bahasa Melayu Kuno atau Jawa Kuno.43

Pras as ti Pagaruyung I berisi tentang puji-pijian akan keagungan dan kebijaksanaan Adityawaraman sebagai raja yang ban yak menguasai pengetahuan, khususnya pada bidang keagamaan . Adityawarman dianggap sebagai cikal bakal keluarga

40 Hal ini berdasarkan isi Pararaton, yakni : Akara .I'al'lIllIh dina teka kang andoll SO king Mala."lI oleh I'lltri rom. Kang SQ"'iji gina we bini·haji denira raden Wila.\'ll. aran [)ara Petak. Kallg aflllw aran Dara Jingga : alaki dewa. apllputra ratll ring Melayu aran tllhan Janaka, kasir·kasir cri Marmadewll.hhiseka sira aii Mam,."lo!. (Kira·kira sel'uluh hari (seslidah pengusiran tentam Tartar)datanglah tentara ekspedisi ke Mela.VII. memball'a daa orallg purri. Yang saw dijadikan istrilpermai.wri Raden Wijaya hernama Dara Petak. Yang tua be mama Dara Jin gga : ia kawin dengan (Mall li",arma) dewa dOli menurunkan raja di TWllIh Melll."u bemama Tllhall Janaka, bergelar Sri Marmadewa. mellllambil nama abhi.,eku Aji Mantrolot). Lebih lanjut lihat Siamet Muljana, Pemllgarall Persada Sejarah Leluhur Majapahit, Jakart a: Inti Idayu Press. 1983, hIm. 176.

41 De Joselin De Jong. Minallgkabau alld Negri Sembilan: Socio Political Stru('(lIre in Indonesia. Djakart a: Bhratara. 1960; hIm. 110-111.

42 Secara lengkap tentang keberadaan kerajaan Pagaruyung dan Raj a Adityawannan melalui bukti terlulis berupa prasasti lebih rinci dapat dilihal pada hasil karya Budi Isti awan. Selin,as Prasas,i dari MelaYII Kuno. Batusangkar: Balai Pelestari an Pcninggalan Purbakala Batusangkar. Wilayah Kcrja Propinsi Sumatera Barat. Riau dan Kepulauan Riau. 2006. 48 halaman.

43 Hasan Djafar. "Prasasli·Prasast i Masa Kerajaan Mclay u Kuno dan Beberapa Permasalahannya". dalam Seminar Sejarah Melant Kuna. Jambi: Pemda Tk. I Jambi dan Kan wi l Dcpdikbud Jambi , 1922. him. 5 1-XO dalam Budi Istiawan, Ibid. him . 3.

236

Page 14: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG 01 MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Dharmaraja. Prasasti Pagaruyung I berisi pula tentang pertanggalan saat penulisan prasasti. Pertanggalan dalam prasasti ini ditulis dalam bentuk kalimat candra sengkala berbunyi wasur mmuni hhuja stlwlam atau dewa ular dan pendeta yang menjadi lengan dunia. Masing-masing kata di atas mempunyai nilai tertentu, bila dirangkai akan menjadi angka tahun. Wasur beragka 8, mmuni bernilai 7, hhuja bernilai 2, dan sthalam = I. Angka tersebut dibaca dari belakang sehingga menghasilkan angka tahun 1278 Saka (1356 M).

Prasasti Pagaruyung II ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. lsi dari prasasti ini bel urn dapat dijelaskan secara lengkap, namun jika dilihat dari angka tahunnya yakni 1295 Saka atau 1373 M sezaman dengan prasasti Adityawarman lainnya. Prasasti Pagaruyung III, menjelaskan tentang keterangan pertanggalan tanpa menyebutkan suatu peristiwa tertentu, kemungkinan besar prasasti ini ditempatkan pada konteks bang un an (candi) at au bangunan keagamaan lain.

Prasasti Pagaruyung IV ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta serta berasal dari masa Adityawarman. Hal ini ditunjukkan dengan penyebutan nama Adityawarman pada baris ke-13. Kemudian pada baris ke-9 ada kata sarawasa, kata yang hampir sarna dapat dijumpai pada Prasasti Saruaso I, yaitu surawasawan , yang kemudian berubah menjadi Saruaso, nama sebuah nagari di Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Soruaso pada masa lalu merupakan tempat bertahtanya Tuan Indomo atau Tuan Panjang sebagai salah seorang dari Basa Ampek Balai, "Dewan Legislatif' Kerajaan Pagaruyung. Kemudian menjadi ibukota Kecamatan Tanjung Emas.44

Prasasti Pagaruyung V berisi ten tang masalah taman dan di luar kelaziman prasasti dari Adityawarman. Prasasti Pagaruyung VI, merupakan stempel atau cap pembuatan bagi Tumanggung Kudawira. Berdasarkan jabatan dan namanya dapat diketahui bahwa Tumanggung Kudawira berasal dari Jawa, sebuah jabatan yang lazim dipakai pada mas a kerajaan Singasari dan Majapahit.

Prasasti Pagaruyung VII, prasasti ini tidak diketahui angka tahunnya, hanya didalamnya menyebutkan nama Sri Akarendrawarmman sebagai maharadjadiraja. Pemakaian nama warmman di belakang menunjukkan bahwa Sri Akarendrawarmman masih ada hubungan darah dengan Adityawarman. 8erbagai ahli menyebutnya sebagai saudara Adityawarman dan karena gelarnya adalah malzaradjadhiraja, tentunya ia sudah menjadi raja saat mengeluarkan prasasti tersebut, mungkin sesudah Adityawarman turun tahta (meninggal).

Prasasti Pagaruyung VIII, dibuat pada masaAditiyawarman. Prasasti ini dikeluarkan pada tahun 1291 Saka atau 1369 M. Menurut Casparis, bahwa Prasasti Pagaruyung VIII mempunyai pertanggalan dalam bentuk candra sengkala yaitu sasi atau bulan bernilai 1, kara atau tangan bernilai 2, awacara atau suasana bernilai 3, dan turangga atau kuda berangka 8. Candra sengkala ini sarna dengan 1238 Saka at au 1316 M.4S Kerajaan Melayu Minangkabau sebelum Pagaruyung pada masa Kuno masih sedikit terungkap secarajelas. Pusat kerajaan ketika itu berpindah-pindah menurutjalur perekonomian dan perdagangan.

44 P.E. Dc Josselin de Jong. Minangkahau Alld Negri Semhi/all. Socio Politica/ Structure il1 Indonesia. him. 104.

45 Casparis. "Kerajaan Melayu dan Aditywarman·'. dalam Seminar Sejarah Me/av" KUlla. Jambi: Pemda Tk. I Jambi dan Kanwil Depdikbud Jambi. 1922. him. 235-256 dalam Budi Istiawan. Ihid. him. 23-24.

237

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDlJANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Dharmaraja. Prasasti Pagaruyung I berisi pula tentang pertanggalan saat penulisan prasasti. Pertanggalan dalam prasasti ini ditulis dalam bentuk kalimat candra sengkala berbunyi wasur mmuni bhuja sthalam atau dewa ular dan pendeta yang menjadi lengan dunia. Masing-masing kata di atas mempunyai nilai tertentu, bila dirangkai akan menjadi angka tahun. Wasur beragka 8, mmuni bernilai 7, bhuja bernilai 2, dan sthalam = I. Angka tersebut dibaca dari belakang sehingga menghasilkan angka tahun 1278 Saka (1356 M).

Prasasti Pagaruyung II ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. lsi dari prasasti ini belum dapat dijelaskan secara lengkap, namun jika dilihat dari angka tahunnya yakni 1295 Saka atau 1373 M sezaman dengan prasasti Adityawarman lainnya. Prasasti Pagaruyung III, menjelaskan tentang keterangan pertanggalan tanpa menyebutkan suatu peristiwa tertentu , kemungkinan besar prasasti ini ditempatkan pad a konteks bangunan (candi) atau bangunan keagamaan lain.

Prasasti Pagaruyung IV ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta serta berasal dari masa Adityawarman. Hal ini ditunjukkan de ngan penyebutan nama Adityawarman pada baris ke-13 . Kemudian pada baris ke-9 ada kata sarawasa, kata yang hampir sarna dapat dijumpai pada Prasasti Saruaso I, yaitu surawasawan ,yang kemudian berubah menjadi Saruaso, nama sebuah nagari di Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Soruaso pada masa lalu merupakan tempat bertahtanya Tuan Indomo atau Tuan Panjang sebagai salah seorang dari Basa Ampek Balai , "Dewan Legislatif' Kerajaan Pagaruyung. Kemudian menjadi ibukota Kecamatan Tanjung Emas.44

Prasasti Pagaruyung V belisi ten tang masalah taman dan di luar kelaziman prasasti dari Adityawarman . Prasasti Pagaruyung VI, merupakan stempel atau cap pembuatan bagi Tumanggung Kudawira. Berdasarkan jabatan dan namanya dapal diketahui bahwa Tumanggung Kudawira berasal dari Jawa, sebuah jabatan yang lazim dipakai pada masa kerajaan Singasari dan Majapahit.

Prasasti Pagaruyung VII, prasasti ini tidak diketahui angka tahunnya, hanya didalamnya menyebutkan nama Sri Akarendrawarmman sebagai maharadjadiraja. Pemakaian nama warmman di belakang menunjukkan bahwa Sri Akarendrawarmman masih ada hubungan darah dengan Adityawarman. Berbagai ahli menyebutnya sebagai saudara Adityawarman dan karena gelarnya adalah maharadjadhiraja, tentunya ia sudah menjadi raja saat mengeluarkan prasasti tersebut, mungkin sesudah Adityawarman turun tahta (meninggal).

Prasasti Pagaruyung V III, di buat pada masa Aditi yawarman. Prasasti ini dikeluarkan pada tahun 1291 Saka atau 1369 M. Menurut Casparis, bahwa Prasasti Pagaruyung VIlI mempunyai pertanggalan dalam bentuk candra sengkala yaitu sasi atau bulan bernilai 1, kara atau tang an bernilai 2, awacara atau suasana bernilai 3, dan turangga atau kuda berangka 8. Candra sengkala ini sarna dengan 1238 Saka atau 1316 M.-l5 Kerajaan Melayu Minangkabau sebelum Pagaruyung pad a masa Kuno masih sedikit terungkap secarajelas. Pusal kerajaan ketika itu berpindah-pindah menurutjalur perekonomian dan perdagangan.

44 P.E. Dc Josselin de Jong. Minallgkahou Alld Negri Semhiloll. Socio Political Structure ill Indonesia. him. 104.

45 Casparis. "Kerajaan Melayu dan Aditywarman··. dalam S,'millar Sejorah Melavu KUlla. Jambi: Pemda Tk. Jambi dan Kanwil Depdikbud Jambi. 1922. him. 235-256 dalam Budi Istiawan. Ihid. hIm. 23-24.

237

Page 15: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Tidak bisa dimungkiri bahwa Kerajaan Melayu Pagaruyung adalah bagian dari kerajaan Melayu lainnya.

Pada abad pertama Masehi nama Kerajaan Melayu sudah terkenal. Nama itu berasal dari bahasa Sanskerta Malayapura atau Malayur, kemudian berubah menjadi Melayu atau Malayu. Sumber lain mengatakan bahwa Melayu berasal dari bahasa Tamil Melayur, artinya orang gunung. Orang Melayu tersebar di kawasan yang sangat luas, seperti Aceh, Deli, Minangkabau, Palembang, Jambi, Semenanjung Malaya, Kalimantan Barat, Tapanuli Tengah, Bruney, Thailand, dan lain-lain.4h

Kerajaan Pagaruyung, mempunyai hubungan yang erat dengan "dunia" atau kerajaan Melayu lainnya, seperti Semenanjung Malaya, Jambi, Palembang, Deli, pesisir barat Sumatera, dan lain-lain. Pad a masa Kuno wilayah pengaruh kebudayaan Pagaruyung meliputi bagian tengah Pulau Sumatera, mulai dari pantai barat an tara Barus dan Muko­muko, pantai timur, sebagian dari Propinsi Riau, dan sebagian dari Provinsi Jambi. Orang Melayu berkembang dalam dua kawasan yang luas, yakni Melayu Sumatera dan Semenanjung Malaya, termasuk Kepulauan Riau. Selain itu juga tersebar di pulau lain. Posisi kerajaan Pagaruyung berada di kawasan yang sangat strategis, walaupun terletak di daerah pedalaman. Pagaruyung dihubungkan oleh sungai-sungai untuk mencapai perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Laut Jawa, seperti Sungai Batang Selo, Sungai Batang Ombilin, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Indragiri, dan lain-lain.47 Kawasan perairan Selat Malaka adalah kawasan lalu Iintas perdagangan internasional, yang semakin lama semakin penting, yang pada umumnya kawasan tempat beraktivitas orang Melayu. Berbagai kerajaan muncul di kawasan tersebut, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya, kejayaan Kerajaan Malaka, Kerajaan Pasai, Kerajaan Aru, dan sebagainya. Selat Malaka adalah perairan yang digemari oleh para pedagang, baik pedagang Nusantara maupun asing karena wilayah itu sangat strategis. Malaka menjadi pusat perdagangan dan maritim pada saat perdagangan internasional telah semakin ramai.4x

Sebelum Kerajaan Pagaruyung, kerajaan terdahulu pernah berpusat di sekitar sungai Batanghari, yang dikenal sebagai Kerajaan Dharmasraya. Kerajaan Dharmasraya adalah kerajaan Melayu Tua beragama Hindu, yang ketika itu terletak di bagian Minangkabau Timur. Kerajaan ini pernah disinggahi oleh I-Tsing pada ahad ke-7 selama dua bulan dalam perjalanannya dari Cina ke India via Palembang.4Y Kerajaan Melayu Tua tersebut berpusat di Sungai Langsat, Siguntur, dan Pulau Sawah di daerah Pulau Punjung (sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat).511

46 Omar Farouk. "A sal Usul dan Evolusi Nasionalisme Etnis Muslim Mclayu di Muangthai Selatan"'. dalam Taufik Abdullah, dkk, cd. Tradisi dan Kebangkitan Islam eli Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, 19X9, him. 297.

47 Christine Dobbin. Kebangkitan Islam Dalam EkO/lOllli Petani Yang Scdang Berubah, SUII/atm Tel/gah 1784-1847. Jakarta: INIS, 1992, him. 60.

48 Taufik Ahdullah. "A bad ke-IR di Selat Malaka dan Raja Haji Yang Hampir Tcrlupakan"', dalam Rustam S.Abrus, dkk. Scjarah Perjuangall Raja Haji Fisabilill"h Dahlin Peral/g Riau Melmml/ Belw/(Ia (1782-1784), Pekanharu: Pcmerintah Propinsi Daerah Riau, 1989, him. 165-183.

49 J. Takakusu. A Record oj'the Budhis as Practised in India and the Malar Archipelago 671-695. Lihat juga Rusli Amran. SumateraBarat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan, I<JXI, 72.

50 Hasan Zaini, dkk. "Sejarah Berdirinya Kabupatcn Dharmasraya"'. Pulau Punjung: Naskah, tidak diterhitkan. Tim BP2KSS, 2005. him. 45.

238

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DAR I SECOl SEJ ARAH

Tidak bisa dimungkiri bahwa Kerajaan Melayu Pagaruyung adalah bagian dari kerajaan Melayu lainnya.

Pad a abad pertama Masehi nama Kerajaan Melayu sudah terkenal. Nama itu berasal dari bahasa Sanskerta Mu/ayapura atau Ma/ayur. kemudian berubah menjadi Me[uyu atau Maluyu. Sumber lain mengatakan bahwa Melayu berasal dari bahasa Tamil Melayur. artinya orang gunung. Orang Melayu tersebar di kawasan yang sangat luas, seperti Aceh, Deli, Minangkabau, Palembang, Jambi, Semenanjung Malaya, Kalimantan Barat, Tapanuli Tengah, Bruney, Thailand, dan lain-lain.4h

Kerajaan Pagaruyung, mempunyai hubungan yang erat dengan "dunia" atau kerajaan Melayu lainnya, seperti Semenanjung Malaya, Jambi, Palembang, Deli, pesisir barat Sumatera, dan lain-lain. Pada masa Kuno wilayah pengaruh kebudayaan Pagaruyung meliputi bagian tengah Pulau Sumatera, mulai dari pantai barat antara Barus dan Muko­muko, pantai timur, sebagian dari Propinsi Riau, dan sebagian dari Provinsi Jambi. Orang Melayu berkembang dalam dua kawasan yang luas, yakni Melayu Sumatera dan Semenanjung Malaya, termasuk Kepulauan Riau. Selain itu juga tersebar di pulau lain. Posisi kerajaan Pagaruyung berada di kawasan yang sangat strategis, walaupun terletak di daerah pedalaman. Pagaruyung dihubungkan oleh sungai-sungai untuk mencapai perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Laut Jawa, seperti Sungai Batang Selo, Sungai Batang Ombilin , Kampar Kiri, Kampar Kanan, Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Indragiri, danlain-lain .47 Kawasan perairan Selat Malaka adalah kawasan lalu Iintas perdagangan internasional , yang semakin lama semakin penting, yang pad a umumnya kawasan tempat beraktivitas orang Melayu. Berbagai kerajaan muncul di kawasan tersebut, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya, kejayaan Kerajaan Malaka, Kerajaan Pasai, Kerajaan Aru, dan sebagainya. Selat Malaka adalah perairan yang digemari oleh para pedagang, baik pedagang Nusantara maupun asing karena wilayah itu sangat strategis. Malaka menjadi pusat perdagangan dan maritim pada saat perdagangan internasional telah semakin ramai.4X

Sebelum Kerajaan Pagaruyung, kerajaan terdahulu pernah berpusat di sekitar sungai Batanghari , yang dikenal sebagai Kerajaan Dharmasraya. Kerajaan Dharmasraya adalah kerajaan Melayu Tua beragama Hindu, yang ketika itu terletak di bagian Minangkabau Timur. Kerajaan ini pernah disinggahi oleh I-Tsing pad a abad ke-7 selama dua bulan dalam perjalanannya dari Cina ke India via Palembang.44 Kerajaan Melayu Tua tersebut berpusat di Sungai Langsat, Siguntur, dan Pulau Sawah di daerah Pulau Punjung (sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat).)"

46 Omar Farouk. "Asal Usul dan Evolusi Nasionalisme Etnis Muslim Mclayu di Muangthai Sclatan". dalam Taufik Abdullah , dkk. cd. Tradisi dall Kl'ballgkilall Islalll £Ii Asia TeIIggartl. Jakarta: LP3ES. IW;9. him. 297.

47 Christine Dobbin. Kebanl!kitan Islalll Dalam EkO/lOllli Pelani Yang Sedang Berubah. SlllI/alra Tellgah 1784· 1847. Jakarta: lNlS. 1992, hIm. 60.

48 Taufik Ahdullah. "Abad ke-IR di Sel"t Malaka dan Raja Haji Yang Hampir Tcrlupakan". dalam Rustam S.Abrus. dkk. Sejarah Perjllanl!an Raja Haji Fisabilillah Dahlin Perallg Riaa Melmmll IJe!w/(l" (1782-1784), Pekanharu: Pcmerintah Propinsi Daerah Riau. 1989. hIm. 165-183.

49 J. Takakusu. A Record of Ihe Budhis (IS Praclised in Illdia (llId Ihe Malar Archipelago 671 ·6\15. Lihat juga Rush Amran. SumaleraBaral Hingga Plakal Palljallg. Jakarta : Sinal' Harapan, 19H I. n.

50 Hasan Zaini. dkk. "Sejarah Berdirinya Kabupatcn Dharmasraya". Pulau Punjung: Nliskah. tidak dit e rhitkan . Tim BP2KSS , 2005 , him. 45.

238

Page 16: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNOO KANOUANG 01 MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Zaman awal sejarah Minangkabau telah dimulai sejak abad ke-4 sebelum Masehi, yakni ketika perahu-perahu yang berasal dari Pulau Sumatera telah sampai berlayar ke Samudera Hindia, terutama menuju Persia dan Madagaskar.51 Pusat kerajaan Melayu ini adalah di sekitar Sumatra Tengah, yakni di Jambi. Kerajaan "Minangkabau Timur" adalah bekas kerajaan Melayu Jambi yang berkembang kembali menjadi Dharmasraya pada tahun 1070 atau abad ke-II. Kerajaan terse but didirikan oleh keturunan Sri Maharaja. Raja-rajanya bergelar Mauliawarman, yang oleh rakyatnya disebut sebagai Sri Maharaja Diraja.52

Pada tahun 1275 Kartanegara dari Kerajaan Singosari di Jawa mengirim ekspedisi Pamalayu ke Kerajaan Dharmasraya sebagai sebuah misi perdamaian, yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam menghadapi serangkan pasukan Kubilai Khan,53 yang dikenal sebagai Ekspedisi Pamalayu. Selanjutnya Kertanegara mengirim seorang Mahamenteri yang bernama Wiswarupakumara bersama sebuah area Amoghapasa sebagai lambang persahabatan dan hadiah kepada Mauliawarman atau Mauliwarmadewa. Ketika Wiswarupakumara kembali ke Jawa, ia membawa dua orang putri Raja Dharmasraya, yakni Dara Jingga dan Dara Petak. Kedua putri tersebut dibawa ke Singosari. Dara Petak kawin dengan Raden Wijaya dengan gelar putri Indraswari. Dara Jingga diperisteri oleh salah seorang kerabat istana yang bernama Adwayawarman. 54

Ketika hamiL Dara Jingga kembali ke Dharmasraya dan melahirkan di sana yang kemudian anaknya dikenal sebagai Adityawarman. Kemudian Dara Jingga kawin dengan Wiswarupakumara, (dalam Tambo disebut Cati Bilang Pandai) yang kemudian melahirkan Prapatih (Datuk Perpatih Nan Sabatang). Jadi, Adityawarman dan Perpatih Nan Sabatang adalah saudara seibu lain ayah. Sebelum menjadi raja di Dharmasraya, pada masa remaja Adityawarman dibesarkan di Majapahit, dan kembali ke Dharmasraya pada tahun 1339.55

Seorang tokoh utama dalam Tambo Alam Minangkabau adalah Datuk Ketumanggungan, yang berasal dari kata Temenggung, yang disebut sebagai anak raja. Besar kemungkinan Datuk Ketumanggungan itu adalah Adityawarman sendiri. Pada area Amoghapasa disebutkan bahwa kedudukan Perpatih sangat penting disamping Adityawarman. Hal ini memberi indikasi bahwa Bundo Kandung yang disebutkan dalam Tambo Alam Minangkabau adalah Dara Jingga, Adityawarman adalah Dang Tuangku (Datuk Ketumanggungan), dan Datuk Perpatih adalah Cindua Mato.56 Pendapat ini juga didukung oleh Dada Meuraxa.57

51 Nootcboom. SlIInalera dan Pe/amran di Sanludera Hindia. Jakarta: Bhratara, 1972, him. 12-14. 52 Slamct MuIjana. Kunia/a, Sri'l'ijam, dan SlI,mrna Dwil'(I, Jakarta: Idayu, 1981. him. 224-232. 53 Bebcrapa versi tcntang tahun terjadi Ekspedisi Pamalayu yakni pad a tahun 1275 .. UIi Kozok. Kitab Undang

(Jndang Tanjllng l(lIlah Naskah Me/ani Yang '{('rlLla. Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara- Yayasan Obor Indonesia. 2006. him. 17.

54 Prasasti Kuburajo I. terdiri dari 16 baris. berbahasa Sanskcrta dengan huruf Jwa Kuna. Angkatahun yang tcrtulis pada Prasassti ini adalah 12n. Lihat Surya Helmi. dkk. Lal'oran Ekskavasi KubLl Rajo. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi Sumbar-Riau. 1991, him. 5.

55 Rusli Amran. SUIIllllera Baral Hingga P/akat Panjang, Jakarta: Sinar Harapan. 1981, him. 29. 56 Asmaniar Z. Idris. "Kerajaan Minangkabau Pagaruyung", Maka/ah, Seminar Sejarah dan Kebudayaan

Minangkabau di Batusangkar, 1970. 57 Dada Meuraxa. Seiarah Kehlldavaan SlImatera, Mcdan: Hasmar. 1974. him. 374.

239

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDLJANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Zaman awal sejarah Minangkabau telah dimulai sejak abad ke-4 sebelum Masehi, yakni ketika perahu-perahu yang berasal dari Pulau Sumatera telah sampai berlayar ke Samudera Hindia, terutama menuju Persia dan Madagaskar.51 Pusat kerajaan Melayu ini adalah di sekitar Sumatra Tengah, yakni di Jambi. Kerajaan "Minangkabau Timur" adalah bekas kerajaan Melayu Jambi yang berkembang kembali menjadi Dharmasraya pada tahun 1070 atau abad ke-II. Kerajaan terse but didirikan oleh keturunan Sri Maharaja. Raja-rajanya bergelar Mauliawarman, yang oleh rakyatnya disebut sebagai Sri Maharaja Diraja.52

Pada tahun 1275 Kartanegara dari Kerajaan Singosari di Jawa mengirim ekspedisi Pamalayu ke Kerajaan Dharmasraya sebagai sebuah misi perdamaian, yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam menghadapi serangkan pasukan Kubilai Khan,53 yang dikenal sebagai Ek.l'pedi.l'i Pamalayu. Selanjutnya Kertanegara mengirim seorang Mahamenteri yang bernama Wiswarupakumara bersama sebuah area Amoghapasa sebagai lambang persahabatan dan hadiah kepada Mauliawarman atau Mauliwarmadewa. Ketika Wiswarupakumara kembali ke Jawa, ia membawa dua orang putri Raja Dharmasraya, yakni Dara Jingga dan Dara Petak. Kedua putri tersebut dibawa ke Singosari . Dara Petak kawin dengan Raden Wijaya dengan gelar putri Indraswari. Dara Jingga diperisteri oleh salah seorang kerabat istana yang bernama Adwayawarman.5-1

Ketika hamil , Dara Jingga kembali ke Dharmasraya dan melahirkan di sana yang kemudian anaknya dikenal sebagai Adityawarman. Kemudian Dara Jingga kawin dengan Wiswarupakumara, (dalam Tambo disebut Cati Bilang Pandai) yang kemudian melahirkan Prapatih (Datuk Perpatih Nan Sabatang). Jadi , Adityawarman dan Perpatih Nan Sabatang adaJah saudara seibu Jain ayah. SebeJum menjadi raja di Dharmasraya, pada masa remaja Adityawarman dibesarkan di Majapahit, dan kembali ke Dharmasraya pada tahun 1339.55

Seorang tokoh utama dalam Tambo Alam Minangkabau adalah Datuk Ketumanggungan, yang berasal dari kata Temenggllng, yang di sebut sebagai anak raja. Besar kemungkinan Datuk Ketumanggungan itu adalah Adityawarman sendiri. Pad a area Amoghapasa disebutkan bahwa kedudukan Perpatih sangat penting disamping Adityawarman. Hal ini memberi indikasi bahwa Bundo Kandung yang disebutkan dalam Tambo Alam Minangkabau adalah Dara Jingga, Adityawarman adalah Dang Tuangku (Datllk Ketumanggungan), dan Datuk Perpatih adalah Cindua Mato.56 Pendapat ini juga didukung oleh Dada Meuraxa.57

51 NOOlehoom. SWill/leW dan Pe/awlr(lII di Sallludew Hindia. Jakarta: Bhratara. 1972, hIm. 12-14. 52 Siamet Muljana. KUlllulu. Srill'ijara. dall SlIlVarna i>H'il'a. Jakarta: Idayu. 1981. him. 224-232. 5.1 Beberapa versi ten tang tahun terjadi Ekspedisi Pamalayu yakni pacta tahun 1275 .. UIi Kozok. Kilab Undang

(Jlldallg Talljllllg lillluh Naskuh Melu."'1 Yallg ·{(' r/Ul/. Jakarta: Yayasan Naskah Nusanlara- Yayasan Obor Indones ia . 2006. him. 17 .

54 Prasasti Kuburajo L terdiri dari 16 bari s . berbahasa Sanskerta dengan huruf Jwa Kuna. Angkatahun yang tcrtulis pada Prasassti ini adalah 1278. Lihat Surya Helmi. dkk. Lal'own Ekskavasi Kubu Rajo. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purhakala Wilayah Propinsi Sumbar-Riau. 1991, him. 5.

55 Rusli Amran . Sumalnu Bal'al Hil/gga Plakul Pal/jung. Jakarta: Sinar Harapan . 1981 , him. 29. 5(, Asmaniar Z. Idri s . "Kcrajaan Minangkabau Pagaruyung" , Makalah. Seminar Sejarah dan Kebudayaan

Minangkahau oi Batusangkar, 1970. 57 Dada Meuraxa. Sej{/rah KehlldoVl/{/11 SlIfIlmera. Mcdan: Hasmar. 1974. him. 374.

239

Page 17: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Dharmasraya disebut juga Malayapura at au Melayu, yang berpusat di Siguntur, daerah pinggir Sungai Batanghari. Kerajaan Dharmasraya merupakan babakan scjarah baru bagian Tengah Pulau Sumatera, sebab kerajaan ini merupakan cikal bakal perkembangan kerajaan yang berpusat di Pagaruyung pada akhir abad ke-13. Sungai Batanghari, Kampar, Indragiri, dan Siak merupakan jalan terbaik untuk mencapai pusat Alam Minangkabau di Pagaruyung ketika itu. 5X

Beberapa penulis Tambo Alam Minangkabau membagi peri ode kepemimpinan kerajaan Pagaruyung Minangkabau dalam 5 periode,54 yakni periode Gunung Berapi Pariangan, peri ode Bulakan Bunga Setangkai di Sungai Tarab, Periode Dusun Tuo V Kaum XII Koto, Peri ode Bukit Batu Patah, dan Peri ode Pagaruyung. Mereka meyakini hahwa Raja pertama di Alam Minangkabau adalah Iskandar Zulkarnain. Ia diriwayatkan sebagai tokoh asal usul nenek moyang suku bangsa Minangkabau. Keturunannya menjadi tokoh pemimpin Benua Ruhun yang datang ke alam Minangkabau sehagai pemimpin ke-2. Saudaranya, Maharjo Dipang, juga menjadi pelanjut kepemimpinan di Tengah Pulau Sumatra, yakni sebagai pemimpin ke-3. Pada mulanya Maharjo Dipang memerintah di Benua Cina, yang ditafsirkan sebagai Negeri Cina atau Tiongkok. Walaupun Maharajo Ruhun dan Maharjo Dipang tidak memerintah secara langsung di Alam Minangkahau, tetapi terdapat spirit dan pengaruh yang diberikannya kepada orang Minangkabau. 60

Urutan ke-4 dari kepemimpinan Minangkahau adalah Sri Maharajo Dirajo, saudara dari Maharajo Ruhun dan Maharjo Dipang. Sri Maharajo Dirajo bersama rombongan berlayar dari daratan Asia Tenggara menuju daratan Pulau Sumatra. Mereka singgah di beberapa pelabuhan dan ketika melanjutkan pelayaran, anggota rom bong an selalu bertambah. Akhirnya mereka berlabuh di sebuah pantai yang tidak jauh dari sebuah gunung berapi, yang kemudian dikenal sebagai Gunung Merapi. Mereka menetap di lereng gunung itu dan membangun kampung yang disebut Nagari Pariangan. Mereka mulai bercocok tanam, beternak, dan mendirikan kerajaan Alam Minangkabau dengan pusat di Lagundi Nan Baselo (di lereng Gunung Merapi), sehingga Pariangan disebutjuga sebagai 'Tampuak Tangkai Alam Minangkabau". Setelah rakyat Minangkabau semakin ban yak, kepemimpinan kerajaan dilanjutkan oleh Sri (Suri) Dirajo sebagai raja ke-S. la memerintah Minangkahau yang semakin berkembang dan didampingi oleh seorang Penasehat yang pintar bernama Cati Bilang Pandai atau Indo lati. Cati Bilang Pandai pun naik takhta sebagai Raja ke-6 untuk menggantikan Suri Dirajo. Pertumbuhan penduduk Minangkahau yang semakin banyak membuat kaum perempuan pun muncul ke permukaan sebagai pemimpin. Setelah Suri Dirajo tidak lagi memerintah di Minangkabau, kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh kaum perempuan, seperti Indo lalito Putri, Puti Andara lalita, dan Puti Indopito. Raja­Raja perempuan tersebut menjadi Raja Minangkahau yang ke-7, ke-8, dan ke-9.

58 Chrisline Dobbin. Kehangkilall Is/am Dailllil Ekllllllllli Pe/(/Ili Yallg Sedwlg Berti/Jail. Sumalra Tellgail 178./· 1847, him. 61.

59 Untuk lebih lanjul lihat Salasilah Rajo di Minangkabau milik Kaum Daluk Panglimo Sutan di (iuguk Kubuang Tigobaleh Luwak Tanah Data Alam Minangkabau. tanla tempal penerbil. lanpa pcnerbil dan tahun penerbil, hal. 1-36. ; Raja-raja Alam Minangkabau.

60 Datoek Batuah Sango. Tamho A/am Millallgkahau. Koto Nan (iadang Payakumhuh: Limbago. lanpa lahun. Lihat juga A.A. Navis. A/am li'rkemhang Jadi Guru. Adal dall Kei>uliomal1 Mil1l1lJgkahau. Jakarla: (irafiti Pers. 1984. Jamilus Jamin. "Kerajaan Minangkabau". Payakumbuh: Nwkail. tidak diterbilkan. Ili~3.

240

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Dharmasraya disebut juga Malayapura atau Melayu, yang berpusat di Siguntur, daerah pinggir Sungai Batanghari. Kerajaan Dharmasraya merupakan babakan scjarah baru bagian Tengah Pulau Sumatera, sebab kerajaan ini merupakan cikal bakal perkembangan kerajaan yang berpusat di Pagaruyung pada akhir abad ke-l3. Sungai Batanghari, Kampar, Indragiri, dan Siak merupakan jalan terbaik untuk mencapai pusat Alam Minangkabau di Pagaruyung ketika itu. 5X

Beberapa penulis Tambo Alam Minangkabau membagi peri ode kepemimpinan kerajaan Pagaruyung Minangkabau dalam 5 periode,54 yakni periode Gunung Berapi Pariangan, periode Bulakan Bunga Setangkai di Sungai Tarab, Periode Dusun Tuo V Kaum XII Koto, Periode Bukit Balu Patah, dan Peri ode Pagaruyung. Mereka meyakini hahwa Raja pertama di Alam Minangkabau adalah Iskandar Zulkarnain. Ia diriwayatkan sebagai tokoh asal usul nenek moyang suku bangsa Minangkabau. Keturunannya menjadi tokoh pemimpin Benua Ruhun yang datang ke alam Minangkabau sebagai pemimpin ke-2. Saudaranya, Maharjo Dipang, juga menjadi pelanjut kepemimpinan di Tengah Pulau Sumatra, yakni sebagai pemimpin ke-3. Pada mulanya Maharjo Dipang memerintah di Benua Cina, yang ditafsirkan sebagai Negeri Cina atau Tiongkok. Walaupun Maharajo Ruhun dan Maharjo Dipang tidak memerintah secara langsung di Alam Minangkahau, tetapi terdapat spirit dan pengaruh yang diberikannya kepada orang Minangkahau 611

Urutan ke-4 dari kepemimpinan Minangkahau adalah Sri Maharajo Dirajo, saudara dari Maharajo Ruhun dan Maharjo Dipang. Sri Maharajo Dirajo bersama romhongan berlayar dari daratan Asia Tenggara menuju daratan Pulau Sumatra. Mereka singgah di beberapa pelabuhan dan ketika melanjutkan pelayaran, anggota romhongan selalu bertambah . Akhirnya mereka berlabuh di sebuah pantai yang tidakjauh dari sebuah gunung berapi, yang kemudian dikenal sebagai Gunung Merapi. Mereka menetap di lereng gunung itu dan membangun kampung yang disebut Nagari Pariangan. Mereka mulai bercocok tanam, beternak, dan mendirikan kerajaan Alam Minangkabau dengan pusat di Lagundi Nan Baselo (di lereng Gun ung Merapi), sehingga Pariangan disebut juga sebagai 'Tampuak Tangkai Alam Minangkabau". Setelah rakyat Minangkabau semakin banyak, kepemimpinan kerajaan dilanjutkan oleh Sri (Suri) Dirajo sebagai raja ke-S . la memerinlah Minangkabau yang semakin berkembang dan didampingi oleh seorang Penasehat yang pintar bernama Cati Bilang Pandai atau Indo Jati. Cati Bilang Pandai pun naik takhta sebagai Raja ke-6 untuk menggantikan Suri Dirajo. Pertumbuhan penduduk Minangkabau yang semakin ban yak membuat kaum perempuan pun muncul ke permukaan sebagai pemimpin. Setelah Suri Dirajo tidak lagi memerintah di Minangkabau, kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh kaum perempuan, seperti Indo Jalito Putri , Puti Andara Jalita, dan Puti Indopito. Raja­Raja perempuan tersebut menjadi Raja Minangkabau yang ke-7, ke-8, dan ke-9.

58 Christine Dobbin. Kehangkilull Islam Dahllll Ekli llo/lli Pelalli Yallg Sedallg Ballbah. SlIl1Ia lra "il'lIgah 1784· 184 7. him. 61.

59 Untuk le bih lanjut lihat Salasilah Rajo di Minangkaba u milik Kaum Datuk Panglimo Sutan di (iuguk Kubuang Tigobaleh Luwak Tanah Data Alam Minangkabau. tilnta tcmpat pcnerbil. tanpa pcnerbit dan tahun pencrbi t, hal. 1-36. ; Raja-raj a Alam Minangkabau.

60 Datoek Batuah Sango. Tamho Alam Mill£lllgkaball. KOHl Nan Gadang Payakumhuh: Limbago. tanpa tahun. Lihat juga A.A. Navis. Alam 'i i'rkem/wl1g Jadi Guru. Adal tllIlI KeblltillwllIlI Millllngkahall. Ja, arla : (irafiti Pers. 1984. Jamilu s Jamin. "Kerajaan Minangkabau". Payakumbuh: Naskah. tidak dit crhitkan. 1t)~ 3.

240

Page 18: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG OJ MJNANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Indo Jalito Putri adalah istri dari Sri Maharajo Dirajo (Raja Ke-4). Setelah Sri Maharajo Dirajo meninggal, istrinya Indo Jalito Putri dikawini oleh Cati Bilang Pandai atau Indo Jati (Raja Ke-6). Puti Andara Jalita sendiri adalah ibu dari Suri Dirajo (Raja Ke-5), dan Puti lndopito adalah adik dari Suri Dirajo. Setelah kepemimpinan tiga perempuan Minangkabau itu, kembali kuum laki-laki menduduki posisi kepemimpinan sebagai Raja di Minangkabau. yakni Datuk Bandaro Kayo, Datuk Maharajo Basa, Sutan Maharajo Basa, Sutan Balun, Datuk Nan Banego-nego, dan Sijatang. Mereka adalah pelanjut Raja Minangkabau yang ke-IO. ke-ll, ke-12. ke-13. ke-14, dan ke-I5. Datuk Bandaro Kayo adalah anak dari Putri Indopito (Raja yang ke-9). Datuk Bandaro Kayo adalah penghulu pertama di nagari Pariangan, yang berfungsi sebagai "Tamp uk Alam". Datuk Maharajo Basa adalah anak kedua dari Puti Indopito, yangjuga menjadi penghulu di nagari Pariangan. Sutan Maharajo Basa bergclar Datuk Ketumanggungan. la adalah anak dari perkawinan antara Putri Indo Jalito (Raja ke-7) dan Sri Maharajo Dirajo. Datuk Ketumanggungan adalah pencetus dari sistem adat Koto-Piliang (berasal dari kata Kato Pilihan). Sutan Balun (Raja ke-13) juga anak dari hasil perkawinan antara Putri Indo Jalito (Raja ke-7) dan Cati Bilang Pandai (Raja ke-6). Mereka dikurnia 5 orang anak. 3 orang putra dan 2 orang putri, yakni Sutan Balun, Datuk Nan Banego-Nego, Sijatang. Putri Reno Sudah, dan Putri Jamilan. Sultan Balun adalah anak pertama dan bergelar sebagai Datuk Perpatih Nan Sabatang. Ia dianggap sebagai pencetus dari sistem adat Budi-Caniago (berasal dari kata Budi nan haharago). Datuk Nan Banego-nego adalah putra kedua dari Puti Indo Jalito dan ayahnya Cati Bilang Pandai. Datuk Nan Banego-nego naik takhta sebagai Raja Minangkabau yang ke-14. la bergelar sebagai Sikalap Dunia. Sijatang, Putri Reno Sudah, dan Putri Jamilan menaiki takhta kerajaan sebagai Raja yang ke-15, 16, dan 17. 61

Pad a masa pemerintahan Putri lamilan terjadi huru hara di Minangkabau karena terjadi serangan musuh yang datang dari laut, tidak dapat dipastikan arah musuh ini, apakah dari pantai barat atau pantai timur Sumatra. Sumber Tambo Alam Minangkabau menyebutnya huru hara itu dengan istilah "datangnya anggang dari Laut untuk memhunuh Sikatimuno, ditemhak oleh Datuk nan haduo, satu datak dua dantamnyo". Pahlawan yang berhasil mendinginkan kemelut itu adalah Sang Sapurba. Jasanya dianugrahkan dengan jabatan sebagai Raja Minangkabau yang ke-18. Sebanyak 18 orang raja-raja Minangkabau itu disebut sebagai babakan atau periode kepemimpinan di Pariangan oleh beberapa penulis tambo. periode awal raja-raja sebagai "Tampuak Tangkai Alam Minangkabau", dasar kepemimpinan Minangkabau.62

Periode kepcmimpinan raja-raja Pagaruyung ke-19 disebut sebagai Periode Bulakan Bunga Setangkai. Pusat kepemimpinan berada di Sungai Kayu Batarak, yang dikenal sebagai Sungai Tarab. Raja yang memimpin ketika itu adalah Datuk Bandaro Putih. Menurut Prasasti Kuburajo I, Adityawarman menyebut dirinya sebagai Raja Tanah Kanaku. la adalah

01 M. Nur. dkk. "Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah Belanda di Minangkaoau Pada Aoad Ke-19". Batusangka," NasKah. Pemda Kabupaten Tanah Datar, 17 Maret 200S. him. 37. Datoek Batuah Sango. 7'"lIh" A/alii Millallgkabllll. KnlO Nan Gadang Payakumouh: Limbago. tanpa tahun. Lihat juga A.A. Navis. A/alii 7<'rKcmhallg Jadi Guru. Ada! dal! Kchudllya(J1I Mil!<1Ilgkahau, Jakarta: Grafiti Pers. 1984. Jamilus Jamin. "Kerajaan Minangkabau".

02 Datoek Batuah Sango. hllll!>" A/alii Mill<1l1gKaball. Knto Nan Gadang Payakumouh: Limbago. tanpa tahun.

241

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DJ MJNANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Indo Jalito Putri adalah istri dari Sri Maharajo Dirajo (Raja Ke-4). Setelah Sri Maharajo Dirajo meninggal, istrinya Indo Jalito Putri dikawini oleh Cati Bilang Pandai atau Indo Jati (Raja Ke-6). Puti Andara Jalita sendiri adalah ibu dari Suri Dirajo (Raja Ke-5), dan Puti Indopito adalah adik dari Suri Dirajo. Setelah kepemimpinan tiga perempuan Minangkabau itu, kembali kaum laki-Iaki menduduki posisi kepemimpinan sebagai Raja di Minangkabau. yakni Datuk Bandaro Kayo, Datuk Maharajo Basa, Sutan Maharajo Basa, Sutan Balun, Datuk Nan Banego-nego, dan Sijatang. Mereka adalah pelanjut Raja Minangkabau yang ke-IO. ke-Il. ke-12. ke-13. ke-14, dan ke-15. Datuk Bandaro Kayo adalah anak dari Putri Indopito (Raja yang ke-9). Datuk Bandam Kayo adalah penghulu pertama di nagari Pariangan, yang berfungsi sebagai "Tampuk Alam". Datuk Maharajo Basa adalah anak kedua dari Puti Indopito, yangjuga menjadi penghulu di nagari Pariangan. Sutan Maharajo Basa bergclar Datuk Ketumanggungan. Ia adalah anak dari perkawinan antara Putri Indo Jalito (Raja ke-7) dan Sri Maharajo Dirajo. Datuk Ketumanggungan adalah pencetus dari sistem adat Koto-Piliang (berasal dari kata Karl! Pilihan) . Sutan Balun (Raja ke-13) juga anak dari hasil perkawinan antara Putri Indo Jalito (Raja ke-7) dan Cati Bilang Pandai (Raja ke-6). Mereka dikurnia 5 orang anak. 3 orang putra dan 2 orang putri, yakni Sutan Balun, Datuk Nan Banego-Nego, Sijatang, Putri Reno Sudah, dan Putri Jamilan. Sultan Balun adalah anak pertama dan bergelar sebagai Datuk Perpatih Nan Sabatang. Ia dianggap sebagai pencetus dari sistem adat Budi-Caniago (berasal dari kata Budi nan haharago). Datuk Nan Banego-nego adalah putra kedua dari Puti Indo Jalito dan ayahnya Cati Bilang Pandai. Datuk Nan Banego-nego naik takhta sebagai Raja Minangkabau yang ke-14. la bergelar sebagai Sikalap Dunia. Sijatang, Putri Reno Sudah, dan Putri Jamilan menaiki takhta kerajaan sebagai Raja yang ke-15, 16, dan 17. (, [

Pad a masa pemerintahan Putri lamilan terjadi hum hara di Minangkabau karena terjadi serangan musuh yang datang dari laut, tidak dapat dipastikan arah musuh ini, apakah dari pantai barat atau pantai timur Sumatra. Sumber Tambo Alam Minangkabau l1lenyebutnya huru hara itu dengan istilah "datangnya anggang dari laut untuk memhunuh Sikarimullo. ditemhak oleh Datuk nan hadu(), satu datak dua dantamnyo ". Pahlawan yang berhasil mendinginkan kemelut itu adalah Sang Sapurba. Jasanya dianugrahkan dengan jabalan sebagai Raja Minangkabau yang ke-18. Sebanyak 18 orang raja-raja Minangkabau itu disebut sebagai babakan atau periode kepemil1lpinan di Pariangan oleh beberapa penulis tambo. periode awal raja-raja sebagai "Tal1lpuak Tangkai Alam Minangkabau", dasar kepel1limpinan Minangkabau.6~

Periode kepcmimpinan raja-raja Pagaruyung ke-19 disebut sebagai Periode BuIakan Bunga Setangkai. Pusat kepemimpinan berada di Sungai Kayu Batarak, yang dikenal sebagai Sungai Tarab. Raja yang memimpin ketika itu adalah Datuk Bandaro Putih. Menurut Prasasti Kuburajo I, Adityawarman menyebut dirinya sebagai Raja Tanah Kanaka. Ia adalah

61 M. NUL dU. "Pcrjuangan Sultan !dam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah Belanda di Minangkahau Pad a Ahad Kc- 19"'. Balusangkar: NlIskah. Pemda Kabupatcn Tanah Datar, 17 Maret 200g, him. 37. Datock Batuah Sango. 7{/(lIh" A/lIl1l MillulIgkahllll. KnlO Nan Gadang Payakumbuh: Limbago. tanpa (ahun. Lihal juga A.A. Na vis. A/ulII Terkl'lIIbulIg Jadi Guru. Adat tllIlI KehudllyolllI MilUllllikabuu. Jakarta: Grafiti Pers. 19)(4 . .Iamilus Jamin. ·'Kera.laan Minangkabau" .

62 ))atoek Batuah Sango. IiI/lib" A/alii Minangkuball. KOlo Nan Gadang Payakumhuh: Limbago. tanpa (ahun.

241

Page 19: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

keturunan keluarga Indra serta titisan dewa Sri Lokeswara. Adityawarman menjadi raja di Kerajaan Melayu Kuna yang berpusat di Dharmasraya. Siguntur pada tahun 1343. Kemudian pusat kerajaan dipindahkannya ke daerah pedalaman. Perpindahan pusat kerajaan pada mulanya ditujukan ke hulu sungai Batanghari dan dan kemudian menuju lereng Gunung Merapi (Pagaruyung),"l

Ada beberapa faktor perpindahan Adityawarman ke daerah pedalaman; di antaranya bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan kerajaan Majapahit dan upaya menghindari serangannya: para pedagang Islam sudah mulai masuk dari pantai timur Sumatera, mungkin ketakutan terhadap proses Islamisasi, Adityawarman pindah ke pedalaman; usaha kerajaan untuk menduduki daerah sebagai penghasil emas dan lada di pedalaman, barang komoditi dagang yang sangat berharga dan dicari oleh pedagang Eropa, India, dan Cina.64

Menurut Rusli Amran, perpindahan Adityawarman ke pedalaman disebabkan karenaAdityawarman menemukan di Dharmasraya telah memerintah seorang keluarga raja dari orang Melayu asli, lalu ia mendirikan Kerajaan Melayu Minangkabau dan menjadi raja pertama. Pada tahun 1345 Adityawarman mulai memperiuas wilayah kekuasaannya. seperti ke arah Kuntu di tepi sungai Batangkampar untuk menembus jalan ke Selat Malaka. Perairan Batangkampar dirasa lebih aman bagi Adityawarman dari pada Batanghari. Akhimya wilayah kekuasaan Adityawarman meluas sampai ke pantai timur Sumatra, muara Sungai Rokan dan muara sungai Batanghari. Arah ke barat meliputi pantai barat Sumatra, seperti Barus dan Indrapura. 65

Adityawarman juga memakai gelar Mauliawarmadewa, sebagai pelanjut dinasti Melayu. Semasa pemerintahannya, Adityawarman telah membuat tidak kurang dari 18 prasasti yang bertebaran di sekitar Pagaruyung.66 Pada tahun 1389 Aditiyawarman berusaha membebaskan diri secara total dari kerajaan Majapahit. Akan tetapi 1409 Majapahit berusaha untuk menundukkannya kembali. Namun Adityawarman dapat bertahan di Padangsibusuk, nagari di pinggir Batanghari. Sejak itu Adityawarman benar-benar merasa bebas dari ancaman Majapahit. Setelah Adityawarman pindah ke daerah pedalaman, Dharmasraya masih hidup untuk beberapa lama. Pada tahun 1364, Dharmasraya dan Pagaruyung sama-sama mengirim utusan ke Tiongkok.67

Sampai tahun 1375, Kerajaan Pagaruyung masih diperintahi oleh Adityawarman. Namun setelah itu tidak ada kabar beritanya, siapa yang menjadi raja pengganti. Baru pada pertengahan abad ke-16 naik takhta Sultan Alif yang telah beragama Islam. Ia memerintah sampai tahun 1580. Hubungan an tara Kerajaan Pagaruyung dan kerajaan Melayu yang lain terjadi melalui perdagangan (ekonomi), budaya, politik, perpindahan penduduk, dan

63 M. Nur. dkk. "Pcrjuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah Belandadi MinangkabauPada Abad Kc-19··. Batusangkar: Naskah. Pcmda Kabupaten Tanah Datar.17 Maret 2008. hal. 40.

64 Mansoer. M.D .. dkk. Sedjarah Min!1ngkahall. him. 56. 65 Rusli Amran. Sumalra Barm Hingga P/aka! Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. 1982. him. 61 Lihat juga A.A.

Navis. A/am Terkembang ladi Guru. Ada! dan Kebudawlllfl Minangkahau. Jakarta: Grafiti Pers. 1984. him. 15.

66 M. Nur. "Diktat Kuliah Pengantar Arkeologi". Padang: Jurusan Sejarah Fakutas Saslra Universitas Andalas. 2001. him. 56.

67 N.J. Krrom. Hindoe lal'aaflsche Geschiedenis. DH. 1926. hal. 334.

242

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

keturunan keluarga Indra serta titisan dewa Sri Lokeswara. Adityawarman menjadi raja di Kerajaan Melayu Kuna yang berpusat di Dharmasraya. Siguntur pada tahun 1343. Kemudian pusat kerajaan dipindahkannya ke daerah pedalaman. Perpindahan pusat kerajaan pada mu1anya ditujukan ke hulu sungai Batanghari dan dan kemudian menuju lereng Gunung Merapi (Pagaruyung).6 \

Ada beberapa faktor perpindahan Adityawarman ke daerah pedalaman; di antaranya bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan kerajaan Majapahit dan upaya menghindari serangannya; para pedagang Islam sudah mulai masuk dari pantai timur Sumatera, mungkin ketakutan terhadap proses Islamisasi , Adityawarman pindah ke pedalaman; usaha kerajaan untuk menduduki daerah sebagai penghasil emas dan lada di pedalaman, barang komoditi dagang yang sangat berharga dan dieari oleh pedagang Eropa, India, dan Cina.64

Menurut Rusli Amran, perpindahan Adityawarman ke pedalaman disebahkan karena Adityawarman menemukan di Dharmasraya telah memerintah seorang keluarga raja dari orang Melayu asli, lalu ia mendirikan Kerajaan Melayu Minangkabau dan menjadi raja pertama. Pada tahun 1345 Adityawarman mulai memperluas wilayah kekuasaannya. seperti ke arah Kuntu di tepi sungai Batangkampar untuk menembus jalan ke Selat Malaka. Perairan Batangkampar dirasa lebih am an bagi Adityawarman dari pada Batanghari. Akhimya wi1ayah kekuasaan Adityawarman me1uas sampai ke pantai timur Sumatra, muara Sungai Rokan dan muara sungai Batanghari. Arah ke barat meliputi pantai barat Sumatra, seperti Barus dan Indrapura. 65

Adityawarman juga memakai gelar Mauliawarmadewa, sebagai pelanjut dinasti Melayu . Semasa pemerintahannya, Adityawarman telah membuat tidak kurang dari 18 prasasti yang bertebaran di sekitar Pagaruyung.(,6 Pada tahun 1389 Aditiyawarman berusaha membehaskan diri seeara total dari kerajaan Majapahit. Akan tetapi 1409 Majapahit berusaha untuk menundukkannya kembali. Namun Adityawarman dapat bertahan di Padangsibusuk, nagari di pinggir Batanghari. Sejak itu Adityawarman benar-benar merasa bebas dari aneaman Majapahit. Setelah Adityawannan pindah ke daerah pedalaman, Dharmasraya masih hidup untuk heberapa lama. Pada tahun 1364, Dharmasraya dan Pagaruyung sama-sama mengirim utusan ke Tiongkok. 67

Sampai tahun 1375, Kerajaan Pagaruyung masih diperintahi oleh Adityawarman. Namun setelah itu tidak ada kabar beritanya, siapa yang menjadi raja pengganti . Baru pada pel1engahan abad ke-16 naik takhta Sultan Alif yang telah beragama Islam. Ia memerintah sampai tahun 1580. Hubungan antara Kerajaan Pagaruyung dan kerajaan Melayu yang lain terjadi melalui perdagangan (ekonomi) , budaya, politik , perpindahan penduduk, dan

63 M. Nur. dkk. "Pcljuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalal11 Melawan Pe njajah Belandadi MinangkabauPada Abad Kc-19··. Batusangkar: Naskah. Pcmda Kabupaten Tanah Datar.17 Marct 200S. hal. 40.

64 Mansoer. M.D .. dkk. Sedjamh Millallgkubuli. him. 56. 65 Rusli Amran. SUlllalm Baral Hingga P/aklll Palljallg. Jakarta : Sinar Harapan. 1982. him. 61 Lihat juga A.A.

Navis. A/alll 7(>rkelll/wlIg Jadi Guru. Adul dllll KelJlldaw/(l/I MillllllgkahcJu. Jakarta: Grafili Pees. 1984. him. 15.

66 M. Nur. "'Diktat Kuliah Pengantar Arkeologi'·. Padang: Juru san Sejarah Fakutas Sastra Universitas Andalas. 2001. him. 56.

67 N.J. Krrom. Hilldoe JOl'{wnsche Geschiedl'l1is. DH , 1926. hal. 334.

242

Page 20: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

sebagainya. Kerajaan-kerajaan Melayu di Pulau Sumatra melakukan hubungan dagang mclalui pelayaran. Perairan di Selat Malaka dan pantai barat Sumatera menjadi ajang pertemuan, baik antara sesama mereka, maupun dengan pedagang asing. Selat Malaka menjadi jaringan lalu lintas yang sangat ramai dan tempat bertemunya pedagang dari berbagai zone komersil, seperti Teluk Benggala. Laut Jawa. Laut Cina Selatan, pantai timur Semenanjung Malaya, dan Laut Sulu.6X

Menurut informasi yang diterima dari para penulis tambo dan sumber lisan di Minangkahau, mereka mengakui bahwa orang Minangkabau adalah keturunan dari nenek moyang Sri Maharaja Diraja. Ia berasal dari India Depan. dan kemudian menuju ke Tibet. Ia melanjutkan perjalanan ke Pulau Sailan (Ceylon) di selatan India. Selanjutnya Sri Maharaja Diraja beserta rombongan berlayar di Samudra Hindia dan mendarat di Pulau Sumatra. Mereka herlahuh di pantai barat Sumatra dan mendaki Gunung Merapi. yang tidak jauh jaraknya dari pantai Samudra Hindia. Rombongan terse but berjumlah sekitar 20 orang dan selalu beriringan sampai ke dataran tinggi di pingang Gunung Merapi.6~ Pulau Sumatra yang dikenal sebagai Pulau Andalas ketika itu masih kecil dan yang muncul ke permukaan hanyalah beberapa puncak gunung yang tinggi. Kondisi itu terjadi karena bagian pantai barat Sumatra memiliki pantai yang terjal dan masih terendam oleh air laut serta dianggap tidak wajar sebagai tempat pemukiman dan dunia pertanian. 71J

Ketika menetap di pingang Gunung Merapi Sri Maharaja Diraja memimpin romhongannya sendiri tanpa dilakukan penobatan sebagai raja. Akan tetapi ia dianggap sebagai raja oleh anggota rombongannya. Menurut para penulis TamboAlam Minangkabau, Sri Maharaja Diraja adalah Raja Minangkabau yang pertama. Mereka menetap beberapa lama di ingggang Gunung Merapi dan kemudian pindah ke dataran yang lebih rendah yang dikenal sebagai Labuhan di Tambago. Mereka pun menetap di sana untuk be be rap a lama. Sclanjutnya mereka pun pindah ke dacrah yang lebih cocok, tempat yang disebut sebagai Guguk Ateh. Kehidupan mereka belum berakhir di sana karena mereka masih melakukan perpindahan ke dataran yang lebih rendah dan luas, yang dikenal sebagai Pariangan. Tempat itu adalah nagari pcrtama berdiri di Minangkabau. Sri Maharaja Diraja mcninggal di nagari tersebut. 71

Setclah meninggalnya Sri Maharaja Diraja, kepemimpinan digantikan oleh ahli waris dari garis ibu, yang memakai gelar Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja. Gelar tersehut dipakai oleh raja herikutnya yang silih berganti sampai abad ke-13 setelah masuk agama Islam di Minangkabau. Pada masa Islam gelar raja di Minangkahau berubah menjadi Sultan Sri Maharaja Diraja. Keturunan raja-raja di Pariangan yang sudah pindah ke Sungai Tarah memhentuk pememerintahan bemama Bunga Setangkai. Pemerintahan Minangkabau awal be~jalanlancar di Sungai Tarab. Pemimpin tertinggi mengangkat seorang mitra Sultan

h~ Kenneth R. Hall. Marilillle hade alld Slales Dn'do!,,,,el1ls ill Ear/v Soulheasl Asia, Honolulu: University of lIawai Pre". I L)X5. him. 20. 24. 25.

6LJ Datocak Sanggunn Dirajo. "A~al Ocsocl Ketoerocnan Minangkabau di Nagari Pagaroejocng". dalam Berito Millallkohol/. II Mci 1<J20 (2X Syawal 1344). him. 24.

70 Christine Dohhin. Kehallgkilal1 IS/alii /)a/am Ekollomi Pelolli Yallg Scdallg Beruhah. Sumalra ]'·ngah 1784-IS-l7, him. 3-5

71 Mansoer. M.D .. dkk. Sciarah Millollgkahol/, him. 4X.

243

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

sebagainya. Kerajaan-kerajaan Melayu di Pulau Sumatra melakukan hubungan dagang mclalui pelayaran. Perairan di Selat Malaka dan pantai barat Sumatera menjadi ajang pertemuan, baik antara sesama mereka, maupun dengan pedagang asing. Selat Malaka menjadi jaringan lalu !intas yang sangat ramai dan tempat bertemunya pedagang dari berbagai zone komersil, seperti Teluk Benggala. Laut Jawa. Laut Cina Selatan, pantai timur Semenanjung Malaya, dan Laut Sulu.6X

Menurut informasi yang diterima dari para penulis tambo dan sumber lisan di Minangkahau, mereka mengakui bahwa orang Minangkabau adalah keturunan dari nenek moyang Sri Maharaja Diraja. Ia berasal dari India Depan, dan kemudian menuju ke Tibet. Ia melanjutkan perjalanan ke Pulau Sailan (Ceylon) di selatan India. Selanjutnya Sri Maharaja Diraja beserta rombongan berlayar di Samudra Hindia dan mendarat di Pulau Sumatra. Mereka herlabuh di pantai barat Sumatra dan mendaki Gunung Merapi, yang tidak jauh jaraknya dari pantai Samudra Hindia. Rombongan terse but berjumlah sekitar 20 orang dan selalu beriringan sampai ke dataran tinggi di pingang Gunung Merapi.6~ Pulau Sumatra yang dikenal sebagai Pulau Andalas ketika ilu masih kecil dan yang muncul ke permukaan hanyalah beberapa puncak gunung yang tinggi. Kondisi itu terjadi karena bagian pantai barat Sumatra memi!iki pantai yang terjal dan masih terendam oleh air laut serta dianggap tidak wajar sebagai tempal pemukiman dan dunia pertanian.70

Ketika menetap di pingang Gunung Merapi Sri Maharaja Diraja memimpin romhongannya sendiri tanpa dilakukan penobatan sebagai raja. Akan tetapi ia dianggap sebagai raja oleh anggota rombongannya. Menurut para penulis TamboAlam Minangkabau, Sri Maharaja Diraja adalah Raja Minangkabau yang pertama. Mereka menetap beberapa lama di ingggang Gunung Merapi dan kemudian pindah ke dataran yang lebih rendah yang dikenal sebagai Labuhan di Tamhago. Mereka pun menetap di sana untuk beberapa lama. Selanjutnya mereka pun pindah ke daerah yang lebih cocok, tempat yang disebut sebagai Guguk Ateh. Kehidupan mereka belum berakhir di sana karena mereka masih melakukan perpindahan ke dataran yang lebih rendah dan luas, yang dikenal sebagai Pariangan. Tempat itu adalah nagari pertal1la berdiri di Minangkabau. Sri Maharaja Diraja I1lcninggal di nagari tersebut. 7 1

Setelah meninggalnya Sri Maharaja Diraja, kepemimpinan digantikan oleh ahli waris dari garis ibu, yang memakai gelar Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja. Gelar tersebut dipakai oleh raja berikutnya yang silih berganti sampai abad ke-13 setelah masuk agama Islam di Minangkabau. Pada masa Islam gelar raja di Minangkabau berubah menjadi Sultan Sri Maharaja Diraja. Keturunan raja-raja di Pariangan yang sudah pindah ke Sungai Tarab membentuk pel1lemerintahan bemal1la Bunga Setangkai. Pemerintahan Minangkabau awal be~jalan lancar di Sungai Tarab. Pemimpin tertinggi mengangkat seorang mitra Sultan

fiX Kenneth R, Hall. Marilillle had" allli SIllies Den'loJl",,,,1IS ill Earll' Soulheasl ;\si(/, Honolulu: University of lIawai Pre". 1'185, him, 2(), 24. 25,

69 Datocak Sangguno Dirajo. "Asal Ocsoel Ketoerocnan Minangkabau di Nagari Pagaroejocng". dalam Berito Mil/(//Ikaha/l , II Mci In() (28 Syawal 1:l44 1. him, 24,

70 Chri stine Donbin, K"I1(lIIgkilllll 1s/1II11 /)a/am £kollollli Pewlli Yallg Sedalll: Beruhah, .\'''III(/Ira 1;'l'Il:ah 1784· 18-17, him, 3-5

71 Mansocr. M,D, . dkk. S<:ial"llh Millangkaha/l, him. 48,

243

Page 21: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

"Mangkubumi" Datuk Bandaro Nan Putih Panitahan untuk memerintah di sana. Kemudian Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja dan beberapa rombongan petinggi kerajaan pun pindah ke Bukit Batu Patah. Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja membangun nagari di alas bukit itu. Kemudian Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja membangun nagari pula di sebelah bukit itu. di pinggir Batang Air Sinamar. yang bemama Tanjung Medan. Kondisi Batang Air Sinamar ketika itu masih memiliki permukaan air yang dalam dan dapat dilayari. Bahkan di dalam Batang Air itu terdapat binatang melata seperti Buaya. dan hewan air lainnya. Akan tetapi buaya mendominasi hewan yang terdapat di Batang Air Sinamar. Hanya batang air itulah yang yang menjadi sumber air bagi kehidupan di Tanjung Medan.

Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja dan keluarganya memanfaatkan batang air itu sebagai tempat mandi dan sumber air untuk memasak. Akan tetapi mereka selalu diganggu oleh buaya-buaya yang berkeliaran di sungai itu. Putra-Putri Raja yang bemama Ketumanggungan. Perpatih Nan Sabatang. Tuan Putri lamilan pun tidak bisa mandi di sungai karena ketakutan atas gangguan buaya-buaya tersebut. Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja pun memerintahkan kepada para pekerja untuk memagar Batang Air tersebut dengan ruyung. sejenis pohon palem yang kulit batangnya sangat keras dan kuat. sehingga tempat mandi keluarga sultan tersebut dipagari dengan beberapa ruyung. Buaya-buaya pun tidak bisa mengganggu mereka lagi jika mandi di Batang Air Sinamar. sehingga Putri lamilan dan para saudaranya hidup aman. Silsilah Putri lamilan kemudian ditemukan juga dalam ranji keluarga Mandeh Rubih di Lunang. Kabupaten Pesisir Selatan. 72

Tuan Putri Jamilan kemudian menggantikan ayahnya sebagai raja di Bukit Batu Patah. Ia disebut oleh rakyatnya sebagai Raja yang memiliki tempat mandi berpagar dengan ruyung (berpagar ruyung). Tuan Putri Jamilan tinggal beberapa lama di Tanjung Medan. namun kemudian pindah kembali ke Bukit Batu Patah dan membangun nagari baru di bagian bawah bukit itu di suatu tanah lapang yang luas dan datar. yang dinamakan sebagai nagari milik raja yang berpagar ruyung. Kemudian nagari tersebut dinamakan sebagai Nagari Pagaruyung.

Setelah Adityawarman tidak berkuasa lagi. kerajaannya lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan Pagaruyung. Raja Islam pertama Pagaruyung adalah Yamtuan Raja Bakilap Alam Raja Bagewang Yamtuan Rajo Garo Daulat Yang Dipertuan Sultan Alif 1. Namanya itu menunjukkan bahwa Raja Pagaruyung telah memeluk Islam dan berkuasa pada pertengahan abad ke-16 Masehi.71 Ketika itu wibawa politik Pagaruyung bersifat terbuka sehingga pemerintahan telah memberi kebebasan kepada nagari-nagari di pesisir. Bagian wilayah kerajaan di pesisir barat Sumatera telah dipengaruhi secara politik ekonomi Aceh. 74

72 Herwandi. dkk. Rakella: Malldeh Rubiah Penerus Kebesamll BlIlldoi Kandllang DalamP{,llggemgolall

Tradisi, Padang: Museum Adityawarman. 2004. him. 46-47. 73 Budi Istiawan. dkk. Laporan Hasi Pendataan Be/ula eagar Budaya di SlIm!,lI!' Kudus, Kabll!,all'll Smrahllllllo­

SijUlljllng, Batusangkar: Suaka Peninggalan Scjarah dan Purbakala Wilayah Propinsi Sumatera Barat dan Riau. 1993, hIm. 5. Jane Drakard. op.cil. him. IIS-120.

74 Mhd. NUL "Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatra Pada Ahad Ke-19 Sampai Pertcngahan Ahad kc-20". Jakarta: Diserlasi, Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 2000. him. 33.

244

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

"Mangkubumi" Datuk Bandaro Nan Putih Panitahan untuk memerintah di sana. Kemudian Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja dan beberapa rombongan petinggi kerajaan pun pindah ke Bukit Batu Patah. Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja membangun nagari di atas bukit itu. Kemudian Sultan Daulat Yang Dipe11uan Sri Maharaja Diraja membangun nagari pula di sebelah bukit itu, di pinggir Batang Air Sinamar, yang bemama Tanjung Medan. Kondisi Batang Air Sinamar ketika itu masih memiliki permukaan air yang dalam dan dapat dilayari. Bahkan di dalam Batang Air itu terdapat binatang melata seperti Buaya, dan hewan air lainnya. Akan tetapi buaya mendominasi hewan yang terdapat di Batang Air Sinamar. Hanya batang air itulah yang yang menjadi sumber air bagi kehidupan di Tanjung Medan.

Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja dan keluarganya memanfaatkan batang air itu sebagai tempat mandi dan sumber air untuk memasak. Akan tetapi mereka selalu diganggu oleh buaya-buaya yang berkeliaran di sungai itu. Putra-Putri Raja yang bemama Ketumanggungan, Perpatih Nan Sabatang, Tuan Putri lamilan pun tidak bisa mandi di sungai karena ketakutan atas gangguan buaya-buaya tersebut. Sultan Daulat Yang Dipertuan Sri Maharaja Diraja pun memerintahkan kepada para pekelja untuk memagar Batang Air tersebut dengan ruyung, sejenis pohon palem yang kulit batangnya sangat keras dan kuat, sehingga tempat mandi keluarga sultan tersebut dipagari dengan beberapa ruyung. Buaya-buaya pun tidak bisa mengganggu mereka lagi jika mandi di Batang Air Sinamar, sehingga Putri lamilan dan para saudaranya hidup aman. Silsilah Putri lamilan kemudian ditemukan juga dalam ranji keluarga Mandeh Rubih di Lunang. Kabupaten Pesisir Selatan. 72

Tuan Putri Jamilan kemudian menggantikan ayahnya sebagai raja di Bukit Batu Patah. Ia disebut oleh rakyatnya sebagai Raja yang memiliki tempat mandi berpagar dengan ruyllng (berpagar ruyung). Tuan Putri Jamilan tinggal beberapa lama di Tanjung Medan, namun kemudian pindah kembali ke Bukit Batu Patah dan membangun nagari baru di bagian bawah bukit itu di suatu tanah lapang yang luas dan datar, yang dinamakan sebagai nagari milik raja yang berpagar ruyung. Kemudian nagari tersebut dinamakan sebagai Nagari Pagaruyung.

Setelah Adityawarman tidak berkuasa lagi , kerajaannya lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan Pagaruyung. Raja Islam pertama PagaruYllng adalah Yamtllan Raja Bakilap Alam Raja Bagewang Yamtuan Rajo Garo Dalliat Yang Dipertllan Sultan Alif 1. Namanya itu menunjukkan bahwa Raja Pagarllyung telah memeluk Islam dan berkuasa pada pertengahan abad ke-16 Masehi. 7

.1 Ketika itu wibawa politik Pagaruyung bersifat terbllka sehingga pemerintahan telah memberi kebebasan kepada nagari-nagari di pesisir. Bagian wilayah kerajaan di pesisir barat Sumatera telah dipengarllhi secara politik ekonomi

Aceh. 74

72 Herwandi. dkk. Rakella: Malldeh Rubiah Penerus KebeSlirall BUl1doi K(//lliulIllg Da/wnPellggerogolall Tradisi. Padang: Museum Adityawarman , 2004. him. 46·47.

73 Budi Istiawan, dkk. Laporal1 Hasi Pelldataan Bellda Cagar Budaya di SIII1I'"r Kudl/s. Kabul'",el1 Smruh/IIIlIO' Siiul1jul1g, Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi Sumatcra Barat dan Riau. 1993, him. 5. Jane Drakard, op.cit. him. IIS-120.

74 Mhd. Nur. " Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatra Pad a Ahad Ke·19 Sampai Pertcngahan Ahad k~ · 20" .

Jakarta: Diserlo.l'i, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000. him. 33.

244

Page 22: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Nagari-nagari di pesisir diperintahi oleh Raja Kecil dan di sentral kerajaan Melayu Minangkabau nagari diperintahai oleh Penghulu. Hal ini menimbulkan pepatah "Luhak ba penghulu, rantau barajo". Pemerintahan nagari sebagai penjelmaan dari Kerajaan Melayu Minangkabau diatur dengan hukum tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun berupa aturan adat seperti yang tercantum dalam tambo adat. Rakyat patuh pada perintah Penghulu yang teguh memegang adat. Pada tahun 1580 Sultan Alif digantikan oleh Yamtuan Pasambahan Daulat Yang Dipertuan Sultan Siput Aladin dari 158-1600. Pad a tahun 1600-1674 digantikan oleh Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmad Syah yang memerintah di Pagaruyung. Sistem Pemerintahannya bercorak desentralisasi berdasarkan Hukum Islam dan hukum adat, yang lazim di sebut Tungku Tigo Sajarangan atau Tali Tigo Sapilin, yang terdiri dari unsur ninik mamak, alim ulama, dan cerdik pandai. Pada mas a itu Pagaruyung sebagai sentral kerajaan semakin lemah, karena tidak mempunyai Angkatan Perang, dan daerah pesisir tumbuh menjadi pusat perdagangan komersil. Pada pertengahan abad ke-17 sebagian besar dari wilayah kerajaan di sekitar rantau itu telah didominasi oleh para Panglima Aceh.75

Raja Kerajaan Pagaruyung yang bertahta di Pagaruyung disebut sebagai Yang Dipertuan Raja Alam, yang dibantu oleh dua orang Raja, yakni Raja Adat dan Raja lbadat. Kedua Pembantu Raja itu berkedudukan di tempat yang berbeda, yaitu di Buo dan Sumpur Kudus. Raja Alam Pagaruyung dan kedua pembantunya tersebut dinama Raja Nan Tigo Selo. Struktur kepemimpinan yang berada dibawahnya adalah Basa Nan Ampek Balai, semacam dew an empat menteri, yang berkedudukan di nagari yang berbeda, yakni Datuk Bandaro Putiah sebagai Panitahan di Sungai Tarab, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mahkudum di Sumanik, dan Tuan Kadhi di Padangganting. Dewan Empat menteri tersebut diketuai oleh Datuk Bandaro. Lapisan sosial dibawahnya Niniak Nan Batigo, Langgam Nan Tujuah, Tanjuang Nan Ampek, Lubuk Nan Tigo. Dibawah Basa Nan Ampek Balai terdapat penghulu disetiap suku dengan perangkatnya Manti, Malin, dan Dubalang yang disebut Orang Nan Ampek linih. Yang Dipertuan Raja Alam di Pagaruyung menjadi koordinator Raja Adat dan Ibadat serta mempunyai kekuasaan yang tertinggi. Raja adat bertugas memegang adat dan limbago. Keturunan Raja Adat masih disebut sebagai Urang lstano, yang merupakan keturunan raja-raja di Pagaruyung. Raja Ibadat bertugas memegang hukum titah Allah dan mengerjakan sunah Rasul. 76

Dalam pemerintahan Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmadsyah, Minangkabau didatangi oleh Kompeni Belanda pada tahun 1663. Kompeni tahu bahwa barang komoditi yang menjadi permata dagang di pantai barat bukan berasal dari pesisir, tetapi dari daerah pedalaman. Oleh sebab itu Kompeni berusaha mendekati Raja Pagaruyung tersebut. Belanda mengakui bahwa Sultan Ahmad Syah adalah Maharaja yang wilayah kekuasaannya meliputi Barus, Muko-muko, Batangkampar, dan

75 Mansoer. M.D .. dkk. Sedjara" MinanRkahau, him. 76. Lihat juga Denys Lombard. Kerajaan Aceh Jaman Sultan Iskandar Muda (1607·1636), Jakarta: Balai Pustaka, 1991. him. 132.

76 A.A. Navis. A/am TakemhanR Judi Carll, Adat dan Kebudayaan MillanRkabau, Jakarta: Grafiti Pers, 1984. him. 57. Lihat juga P.E. DE. Josseling de Jong. MimlflRkabau alld NeReri Sembi/all, Socio-Po/itica/ Structure in Indonesia. Jakarta: Bhratara. 1960, him. 14.

245

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG 01 MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Nagari-nagari di pesisir diperintahi oleh Raja Kecil dan di sentral kerajaan MeJayu Minangkabau nagari diperintahai oleh Penghulu. Hal ini menimbulkan pepatah "Luhak ba penghulu, rantau barajo". Pemerintahan nagari sebagai penjelmaan dari Kerajaan Melayu Minangkabau diatur dengan hukum tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun berupa aturan ad at seperti yang tercantum dalam tambo ad at. Rakyat patuh pada perintah Penghulu yang teguh memegang adat. Pada tahun 1580 Sultan Alif digantikan oleh Yamtuan Pasambahan Daulat Yang Dipertuan Sultan Siput Aladin dari 158-1600. Pad a tahun 1600-1674 digantikan oleh Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmad Syah yang memerintah di Pagaruyung. Sistem Pemerintahannya bercorak desentralisasi berdasarkan Hukum Islam dan hukum adat, yang lazim di sebut Tungku Tigo Sajarangan atau Tali Tigo Sapilin, yang terdiri dari unsur ninik mamak, alim ulama, dan cerdik pandai. Pad a masa itu Pagaruyung sebagai sentral kerajaan semakin lemah, karena tidak mempunyai Angkatan Perang, dan daerah pesisir tumbuh menjadi pusat perdagangan komersil. Pada pertengahan abad ke-17 sebagian besar dari wilayah kerajaan di sekitar rantau itu telah didominasi oleh para Panglima Aceh.75

Raja Kerajaan Pagaruyung yang bertahta di Pagaruyung di sebut sebagai Yang Dipertuan Raja Alam, yang dibantu oleh dua orang Raja, yakni Raja Adar dan Raja lbadat. Kedua Pembantu Raja itu berkedudukan di tempat yang berbeda, yaitu di Buo dan Sumpur Kudus. Raja Alam Pagaruyung dan kedua pembantunya tersebut dinama Raja Nan Tigo Selo. Struktur kepemimpinan yang berada dibawahnya adalah Basa Nan Ampek Balai, semacam dewan empat menteri, yang berkedudukan di nagari yang berbeda, yakni Datuk Bandaro Putiah sebagai Panitahan di Sungai Tarab, Tuan Indomo di Saruaso, Tuan Mahkudum di Sumanik, dan Tuan Kadhi di Padangganting. Dewan Empat menteri tersebut diketuai oleh Datuk Bandaro. Lapisan sosial dibawahnya Niniak Nan Batigo, Langgam Nan Tujuah, TQ/~iuang Nan Ampek, Lubuk Nan Tigo. Dibawah Basa Nan Ampek Balai terdapat penghulu disetiap suku dengan perangkatnya Manti, Malin, dan Dubalang yang disebut Orang Nan Ampek Jinih. Yang Dipertuan Raja Alam di Pagaruyung menjadi koordinator Raja Adat dan Ibadat serta mempunyai kekuasaan yang tertinggi. Raja adat bertugas memegang adat dan limbago. Keturunan Raja Adat masih disebut sebagai Urang lstano, yang merupakan keturunan raja-raja di Pagaruyung. Raja Ibadat bertugas memegang hukum titah Allah dan mengerjakan sunah Rasul.76

Dalam pemerintahan Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmadsyah, Minangkabau didatangi oleh Kompeni Belanda pada tahun 1663. Kompeni tahu bahwa barang komoditi yang menjadi permata dagang di pantai barat bukan berasal dari pesisir, tetapi dari daerah pedalaman. Oleh sebab itu Kompeni berusaha mendekati Raja Pagaruyung tersebut. Belanda mengakui bahwa Sultan Ahmad Syah adalah Maharaja yang wilayah kekuasaannya meliputi Barus, Muko-muko, Batangkampar, dan

75 Mansoer. M.D .. dkk. Sedjam" Millall~kabau. him. 76. Lihat juga Denys Lombard. Kerajaal1 Aceh lamal1 Su/lall Iskandar Mllda (1607·1636) , Jakarta: Balai Puslaka, 1991. hIm. 132.

76 A.A. Navis. A/am Terkemball): ladi Glint, Adal dall Kebudayaal1 Millallgkabau, Jakarta: Grafiti Pers, 1984. hIm. 57. Lih"t juga P.E. DE. Josseling de Jong. Minan/ikabau alld Negeri Sembi/all, Socio·Po/ilica/ Slruclure ill Illdollesia. Jakarta: Bhralara, 1960, hIm. 14.

245

Page 23: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEC,I SEJARAH

Batanghari. Sebagai imbalannya, Belanda mendapat hak monopoli dagang dan mendirikan loji di pantai barat Sumatera.77

Pengganti Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmadsyah adalah Yamtuan Mangun Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Maharajo Dirajo. Setelah Yamtuan Mangun Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Maharajo Dirajo wafat digantikan oleh Yamtuan Sultan Khalif Daulat Yang Dipertuan Sultan Alif Khalifatullah Johan Berdaulat Fil' Alam Sultan Alif II. Kemudian digantikan oleh Yamtuan Lembang Daulat Yang Dipertuan Raja Bagagarsyah Alam. Selanjutnya kekuasaan digantikan oleh Yamtuan Raja Bawang I Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Bagagarsyah Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah 1, Yamtuan Sultan Abdul Fatah Daulat Yang Dipertuan Sultan Abdul Jalil I Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah II, Yam tuan Raja Bawang II Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah IV atau Daulat Yang Dipertuan Rajo Naro II, Yamtuan Hitam Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah, setelah Yamtuan Hitam Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah ditangkap dan dibuang ke Batavia tanggal 2 Mei 1833 saudara sepupunya Sultan Abdul Jalil menggantikannya sekaligus memegang RajaAlam, Raja Adat dan Raja Ibadat Minangkabau. Setelah Sultan Abdul Jalil wafat digantikan oleh anaknya Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu. Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu adalah kemenakan langsung Sultan Alam Bagagar Syah. 7K

Dalam peri ode kepemimpinan raja-raja Alam Minangkabau pada masa Islam terjadi perluasan dan perkembangan nagari dibawah koordinasi rajaAlam Minangkabau. Perluasan dan perkembangan daerah rantau ini dilakukan dengan mengirimkan putera-puteranya menjadi raja di berbagai daerah di Nusantara. Daerah rantau disebutjuga daerah pesisir, yakni pesisir barat dan pesisir timur. Ada perbedaan sistem pemerintahan nagari antara Pesisir dan Darek . Pemerintahan nagari di daerah darek adalah Penghulu, tetapi pemerintahan nagari di daerah pesisir adalah Raja. Daerah rantau hulu Kampar Kiri dan hulu Kuantan disebut sebagai Rantau Nan Tigo Jurai dari Kerajaan Pagaruyung.

Nagari berasal dari bahasa Sanskerta. Pendatang Hindu Jawa mempergunakan nama ini pada akhir abad ke-13 sebagai nama dari kerajaan-kerajaan kecil yang mereka temukan ketika itu. Timbulnya nagari sebagai pemukiman pertama adalah berupa hutan belantara yang belum dihunyi oleh man usia. Dari cerita turun temurun diketahui bahwa pembangunan pertama dari berbagai nagari berasal dari Pariangan Padang Panjang. yang terletak di bagian selatan kaki Gunung Merapi. Pariangan adalah tempat perhentian pert am a bagi penduduk sebelum mereka sampai ke tempat pemukiman berikutnya. Petualangan penduduk dari pusat tertua mengakibatkan terjadinya temp at tinggal yang dibangun oleh beberapa orang laki-Iaki dan perempuan. Mereka membekali diri dengan bahan-bahan keperluan hidup dalam intensifikasi pertanian, perikanan. dan berburu. Di sekitarnya terjadi penebangan kayu-kayuan sebagai tanda bahwa lingkungan tersebut telah dimiliki untuk

77 A.A. Navis. Alam Takemhanl( Jadi Guru. Adal dall Kehudayaall MillaIlRkal){[u. Jakarta: (ira!"iti Pers. 19X4. him. 20. Lihat juga Denys Lombard. Kerajaan Aceh Jamall Sullan Iskalldar Muda (1607·1630). him. 132.

78 Wawancara dengan Puti Reno Raudha Taib di Istana Silinduang Bulan Pagaruyung pada 15 Oktooer cillO.

246

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SE(il SEJARAH

Batanghari. Sebagai imbalannya, Belanda mendapat hak monopoli dagang dan mendirikan loji di pantai barat Sumatera.77

Pengganti Yamtuan Barandangan Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Sultan Ahmadsyah adalah Yamtuan Mangun Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Maharajo Dirajo. Setelah Yamtuan Mangun Daulat Yang Dipertuan Tuanku Sari Maharajo Dirajo wafat digantikan oleh Yamtuan Sultan Khalif Daulat Yang Dipertuan Sultan Alif Khalifatullah lohan Berdaulat Fil' Alam Sultan Alif II. Kemudian digantikan oleh Yamtuan Lembang Daulat Yang Dipertuan Raja Bagagarsyah Alam. Selanjutnya kekuasaan digantikan oleh Yamtuan Raja Bawang I Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Bagagarsyah Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah I, Yamtuan Sultan Abdul Fatah Daulat Yang Dipertuan Sultan Abdul lali\ I Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah II, Yam tuan Raja Bawang II Daulat Yang Dipertuan Sultan Alam Muningsyah IV atau Daulat Yang Dipertuan Rajo Naro II, Yamtuan Hitam Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah, setelah Yamtuan Hitam Daulat Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar Syah ditangkap dan dibuang ke Batavia tanggal 2 Mei 1833 saudara sepupunya Sultan Abdul lalil menggantikannya sekaligus memegang Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat Minangkabau. Setelah Sultan Abdul lalil wafat digantikan oleh anaknya Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu. Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu adalah kemenakan langsung Sultan Alam Bagagar Syah. 7X

Dalam peri ode kepemimpinan raja-raja Alam Minangkabau pada masa Islam terjadi perluasan dan perkembangan nagari dibawah koordinasi raja Alam Minangkabau. Perluasan dan perkembangan daerah rantau ini dilakukan dengan mengirimkan putera-puteranya menjadi raja di berbagai daerah di Nusantara. Daerah rantau disebutjuga daerah pesisir, yakni pesisir barat dan pesisir timur. Ada perbedaan sistem pemerintahan nagari antara Pesisir dan Darek . Pemerintahan nagari di daerah darek adalah Penghulu, tetapi pemerintahan nagari di daerah pesisir adalah Raja. Daerah rantau hulu Kampar Kiri dan hulu Kuantan disebut sebagai Rantau Nan Tigo Jurai dari Kerajaan Pagaruyung.

Nagari berasal dari bahasa Sanskerta. Pendatang Hindu lawa mempergunakan nama ini pada akhir abad ke-13 sebagai nama dari kerajaan-kerajaan kecil yang mereka temukan ketika itu. Timbulnya nagari sebagai pemukiman pertama adalah berupa hutan belantara yang belum dihunyi oleh manusia. Dari cerita turun temurun diketahui bahwa pembangunan pertama dari berbagai nagari berasal dari Pariangan Padang Panjang. yang terletak di bagian selatan kaki Gunung Merapi. Pariangan adalah tempat perhentian pertama bagi penduduk sebelum mereka sampai ke tempat pemukiman berikutnya. Petualangan penduduk dari pusat tertua mengakibatkan terjadinya tempat tinggal yang dibangun oleh beberapa orang laki-Iaki dan perempuan. Mereka membekali diri dengan bahan-bahan keperluan hidup dalam intensifikasi pertanian, perikanan. dan berburu. Di sekitarnya terjadi penebangan kayu-kayuan sebagai tanda bahwa lingkungan tersebut telah dimiliki untuk

77 A.A. Navis. Alam TerkelllblJlIl; Jadi Curu. Adal dall Keblldayaall MilllJlJl?kabllll. Jakarta: Grafili Pers. 19R4. him. 20. Lihal juga Denys Lombard. Kerajaall Ace" Jamlill Sulrall Iskandar Muda (1607-16.161. him. 132.

78 Wawancara dengan Puli Renll Raudha Taib di Istana Silinduang Bulan Pagaruyung pada IS Okloocr 21l 10.

246

Page 24: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDLJANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

dapat diusahakan dan cadangan tanah pertanian. Kemudian berdatanganlah keluarga lainnya untuk bermukim. Mereka menempatkan diri di bawah perlindungan. 79

Istana Raja Alam yang bernama Rumah Tuan Gadih Istano Silinduang Bulan terdapat di nagari Pagaruyung. Istana tersebut sudah mengalami kebakaran sebanyak empat kali yakni tahun 1804, 1833, 1961, dan 2009. Penganti dari istana Si Linduang Bulan yang terbakar pada tahun 1961 adalah dibangunnya kembali pada tahun 1987 dan diresmikan pada tanggal 21 dan 23 Desember 1989. XI)

Pada masa Adityawarman tidak berkuasa lagi, ada mata rantai sejarah yang terputus selama lebih kurang dua abad, karena belum ditemukannya bukti tertulis mengenai keberlanjutan dari pemerintahan di Minangkabau. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan dari Ananggawarman, anak Adityawarman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peri ode Adityawarman yang beragama Hindu-Budha dan raja pertama Minangkabau yang telah memeluk Islam. Bukti tersebut diantaranya keris Curik Simalagiri diwarisi oleh raj a­raja berikutnya dan masih tersimpan dengan baik di Rumah Tuan Gadih Istano Si Linduang Bulan.

Raja terakhir Pagaruyung adalah Sultan Alam Bagagar Syah. Perkawinan ketiga baginda Sultan Alam Bagagar Syah adalah dengan Gadis Gapung di Sumanik Batusangkar. Di sana ia memperoleh seorang anak laki-Iaki yang bern am a SutaAI Hadiz, yang kemudian bergelar Dt. Makhudum Syah. Ia menjabat sebagai "Raja Pertahanan "di nagari Sumanik, dan mendapat gaji dari pemerintah Hindia Belanda (Gouvernement) sebesar f.50 Isebulan.

Perkawinan keempat Sultan Alam Bagagar Syah adalah dengan Tuan Gadis Saruaso. Dalam perkawinan itu mendapatka seorang anak laki-Iaki yang bernama Sutan Simawang, yang kemudian diangkat sebagai Yang Dipertuan Saruaso sekaligus sebagai Kepala Laras Saruaso.

Setelah Sultan Alam Bagagar Syah ditawan oleh Belanda di Batavia, Yang Dipertuan Sembahyang II pun mengungsi bersama istrinya Tuan Gadis Halus ke Muara Lembu karena semakin kuatir terhadap keamanannya di tengah alam Minangkabau yang sedang konflik dengan Kaum Paderi. Sementara lstana Raja Pagaruyung menjadi sepi dan tidak seorang pun ahli waris yang tinggal di Istana itu, baik laki-Iaki maupun perempuan.

Tuan Gadis Halus adalah satu-satu keturunan Raja Pagaruyung. Ia berasal dari keturunan Raja Ibadat Sumpur Kudus. Ia pergi bersama suaminya ke Muaralembu untuk menjauhi Kaum Adat. Para tuanku Laras nan Tiga Belas yang berada di Minangkabau bermohon kepada pemerintah Hindia Belanda supaya diberi izin untuk menjemput kembali Dauat Yang Dipertuan Sembahyang II dan keluarganya di Muaralembu. Permohonan dilakukan karena ketika itu Minangkabau telah diperintahi oleh penjajah Belanda. Permohonan itu dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan memberi izin kepada para Tuanku Laras untuk menjemput Yang Dipertuan Sembahyang II dan keluarganya ke Muaralembu.

79 L.e. Wcstenenk. Millallgka/Jallsche Negeri (Tcrjemahan Mahjoeddin Saleh). Padang: Fakultas Hukum dan Pengctahuan Masyarakat Universitas Andalas. 1969. hIm. 2.

XO PPIM. Ellsik/opedi Millallgka/J(lu. Padang: PPIM. 2005, him. 365-366. Istana Basa yang terbakar pada tanggal 27 Februari ZOO? adalah rcplika duri Istana Si Linduang Bulan. Istana replika dibangun pada tahun 1975 atas inisiatif Pemerintah Daerah Sumatera Barat dalam '"Proyek Mcmbangkitkan Harga Diri" orang Minangkabau scsudah peristiwa PRRI. Istana ini terlctak di Padang Siminyak Nagari Pagaruyung Batusangkar.

247

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDLJANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

dapat diusahakan dan cadangan tanah pertanian. Kemudian berdatanganlah keluarga lainnya untuk bermukim. Mereka menempatkan diri di bawah perlindungan. 79

Istana Raja Alam yang bernama Rumah Tuan Gadih Istano Silinduang Bulan terdapat di nagari Pagaruyung. Istana tersebut sudah mengalami kebakaran sebanyak empat kali yakni tahun 1804, 1833, 1961, dan 2009. Penganti dari istana Si Linduang Bulan yang terbakar pada tahun 1961 adalah dibangunnya kembali pada tahun 1987 dan diresmikan pada tanggal 21 dan 23 Desember 1989. XI)

Pada masa Adityawarman tidak berkuasa lagi, ada mata rantai sejarah yang terputus selama lebih kurang dua abad, karena belum ditemukannya bukti tertulis mengenai keberlanjutan dari pemerintahan di Minangkabau. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan dari Ananggawarman, anak Adityawarman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peri ode Adityawarman yang beragama Hindu-Budha dan raja pertama Minangkabau yang telah memeluk Islam. Bukti tersebut diantaranya keris Curik Simalagiri diwarisi oleh raj a­raja berikutnya dan masih tersimpan dengan baik di Rumah Tuan Gadih Istano Si Linduang Bulan.

Raja terakhir Pagaruyung adalah Sultan Alam Bagagar Syah. Perkawinan ketiga baginda Sultan Alam Bagagar Syah adalah dengan Gadis Gapung di Sumanik Batusangkar. Di sana ia memperoleh seorang anak laki-Iaki yang bern am a SutaAI Hadiz, yang kemudian bergelar Dt. Makhudum Syah. Ia menjabat sebagai "Raja Pertahanan "di nagari Sumanik, dan mendapat gaji dari pemerintah Hindia Belanda (Gouvernement) sebesar f.50 Isebulan.

Perkawinan keempat Sultan Alam Bagagar Syah adalah dengan Tuan Gadis Saruaso. Dalam perkawinan itu mendapatka seorang anak laki-Iaki yang bernama Sutan Simawang, yang kemudian diangkat sebagai Yang Dipertuan Saruaso sekaligus sebagai Kepala Laras Saruaso.

Setelah Sultan Alam Bagagar Syah ditawan oleh Belanda di Batavia, Yang Dipertuan Sembahyang II pun mengungsi bersama istrinya Tuan Gadis Halus ke Muara Lembu karena semakin kuatir terhadap keamanannya di tengah alam Minangkabau yang sedang konflik dengan Kaum Paderi. Sementara lstana Raja Pagaruyung menjadi sepi dan tidak seorang pun ahli waris yang tinggal di Istana itu, baik laki-Iaki maupun perempuan.

Tuan Gadis Halus adalah satu-satu keturunan Raja Pagaruyung. Ia berasal dari keturunan Raja Ibadat Sumpur Kudus. Ia pergi bersama suaminya ke Muaralembu untuk menjauhi Kaum Adat. Para tuanku Laras nan Tiga Belas yang berada di Minangkabau bermohon kepada pemerintah Hindia Belanda supaya diberi izin untuk menjemput kembali Dauat Yang Dipertuan Sembahyang II dan keluarganya di Muaralembu. Permohonan dilakukan karena ketika itu Minangkabau telah diperintahi oleh penjajah Belanda. Permohonan itu dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan memberi izin kepada para Tuanku Laras untuk menjemput Yang Dipertuan Sembahyang II dan keluarganya ke Muaralembu.

79 L.c. Wcstenenk. Millallgka/Jallsche Negeri (Tcrjemahan Mahjoeddin Saleh), Padang: Fakultas Hukum dan Pengctahuan Masyarakat Universitas Andalas. 1969. hIm. 2.

kO PPIM. Ellsik/opedi Millallgka/J(lu. Padang: PPIM. 2005, him. 365-366. Istana Basa yang terbakar pada tanggal 27 Februari ZOO? adalah rcplika dari Istana Si Linduang Bulan. Istana replika dibangun pada tahun 1975 atas inisiatif Pemerintah Daerah Sumatera Barat dalam "Proyek Mcmbangkitkan Harga Diri" orang Minangkabau scsudah peristiwa PRRI. Istana ini terlctak di Padang Siminyak Nagari Pagaruyung Batusangkar.

247

Page 25: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Para Tuanku Laras berangkat ke Muara lembu dan menemui Yang Dipertuan Sembahyang II. Setelah mengutarakan maksud dan kedatangannya pada Yang Dipertuan Sembahyang II, maka para Tuanku Laras sangat berbahagia karena Yang Dipertuan Sembahyang II bersedia kern bali ke Istana Pagaruyng atau ke Istana Buo. Ketika semua persiapan kembali ke Istana Pagaruyung atau Buo telah dipersiapkan, maka berangkatlah para Tuanku Laras dan Yang Dipertuan Sembahyang II kembali dari Muaralembu ke Buo. Akan tetapi Istri Raja Tuan Gadis Halus tidak ikut bersama mereka karena Yang Dipertuan Sembahyang II belum bertemu dengan pemerintah Belanda di Batusangkar. Tuan Gadis Halus tetap tinggal di Istana Muara Lembu dan menunggu informasi tentang keadaan di Istana Pagaruyung.

Sultan Alam Bagagar Syah adalah Raja pagaruyung terakhir. Ia ditawan oleh Belanda di Batavia pada tahun 1833. Yang Dipertuan Sembahyang II, Raja Adat Buo merasa kuatir atas penawanan Sultan Alam Bagagar Syah, sehingga ia mengungsi bersama istrinya Tuan Gadis Halus ke Muara Lembu. la semakin kuatir terhadap keamanannya di tengah alam Minangkabau yang sedang konf1ik dengan Kaum Paderi. Sementara lstana Raja Silindung Bulan Pagaruyung menjadi sepi dan tidak seorang pun ahli waris yang tinggal di lstana, baik laki-Iaki maupun perempuan. Kemudian bermusyawarahlah para tuanku, penghulu, dan Basa Ampek Balai untuk mencari jalan keluar kondisi sulit yang dial ami oleh Istana Kerajaan Pagaruyung. Apalagi lstana telah dibakar oleh Belanda setelah penangkapan Sultan Alam Bagagar Syah. Belanda telah menguasai Tanah Datar secara keseluruhan.

Tuan Gadis Halus adalah satu-satu keturunan Raja Pagaruyung yang bisa diharapkan untuk menyelamatkan kekuasaan Pagaruyung. Ia berasal dari keturunan Raja Ibadat Sumpur Kudus. Namun karena kondisi konflik antara penghulu dan Kaum Paderi menciutkan hatinya untuk menetap di Pagaruyung. Bahkan suaminya sendiri Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II melakukan pengungsian ke daerah rant au timur Minangkabau. Ia sendiri pun terpaksa ikut bersama suaminya ke Muaralembu. Pada mulanya Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II menetap di Cerenti, kemudian pindah ke Batang Singingi. Raja Buo itu memiliki dua orang cucu perempuan, anak dari Tuan Gadih Reno S umpu yang meninggal pada tahun 1912Y Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II agak memihak kepada Kaum Paderi dan membenci kolonial Belanda di Minangkabau. Pad a tahun 1832 Buo telah jatuh ke tangan Belanda, itulah sebabnya sultan itu merasa perlu menyingkirkan diri ke Batang Singingi di rantau timur. Walaupun beberapa usaha pendekatan Belanda terhadap Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II, tetapi ia tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Ia telah melihat kekejaman orang Belanda terhadap orang Batipuh, dan tidak mungkin sarna sekali bekerjasama dengan Belanda, walaupun Elout berniat mengangkatnya sebagai Raja Alam Minangkabau di Pagaruyung. Ia telah menyaksikan sendiri saudaranya Sultan Alam Bagagar Syah ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda.

8 I Rusli Amran. SUnIutra Bamt Hinggll Plakat PlInjang, Jakarta: Sinar Harapan. 19X I. him. 594.

248

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Para Tuanku Laras berangkat ke Muara lembu dan menemui Yang Dipertuan Sembahyang II. Setelah mengutarakan maksud dan kedatangannya pada Yang Dipertuan Sembahyang II, maka para Tuanku Laras sangat berbahagia karena Yang Dipertuan Sembahyang II bersedia kembali ke Istana Pagaruyng atau ke Istana Buo. Ketika semua persiapan kembali ke Istana Pagaruyung atau Buo telah dipersiapkan. maka berangkatlah para Tuanku Laras dan Yang Dipertuan Sembahyang II kembali dari Muaralembu ke Buo. Akan tetapi [stri Raja Tuan Gadis Halus tidak ikut bersama mereka karena Yang Dipertuan Sembahyang II belum bertemu dengan pemerintah Belanda di Batusangkar. Tuan Gadis Halus tetap tinggal di Istana Muara Lembu dan menunggu informasi tentang keadaan di Istana Pagaruyung.

Sultan Alam Bagagar Syah adalah Raja pagaruyung terakhir. Ia ditawan oleh Belanda di Batavia pada tahun 1833. Yang Dipertuan Sembahyang II, Raja Adat Buo merasa kuatir atas penawanan Sultan Alam Bagagar Syah, sehingga ia mengungsi bersama istrinya Tuan Gadis Halus ke Muara Lembu. la semakin kuatir terhadap keamanannya di tengah alam Minangkabau yang sedang kont1ik dengan Kaum Paderi. Semen tara Istana Raja Silindung Bulan Pagaruyung menjadi sepi dan tidak seorang pun ahli waris yang tinggal di Istana, baik laki-Iaki maupun perempuan. Kemudian bermusyawarahlah para tuanku, penghulu, dan Basa Ampek Balai untuk mencari jalan keluar kondisi sulit yang dialami oleh Istana Kerajaan Pagaruyung. Apalagi Istana telah dibakar oleh Belanda setelah penangkapan Sultan Alam Bagagar Syah. Belanda telah menguasai Tanah Datar secara keseluruhan.

Tuan Gadis Halus adalah satu-satu keturunan Raja Pagaruyung yang bisa diharapkan untuk menyelamatkan kekuasaan Pagaruyung. Ia berasal dari keturunan Raja Ibadat Sumpur Kudus. Namun karena kondisi konflik antara penghulu dan Kaum Paderi menciutkan hatinya untuk menetap di Pagaruyung. Bahkan suaminya sendiri Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II melakukan pengungsian ke daerah rantau timur Minangkabau. 1a sendiri pun terpaksa ikut bersama suaminya ke Muaralembu. Pada mulanya Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II menetap di Cerenti, kemudian pindah ke Batang Singingi. Raja Buo itu memiliki dua orang cucu perempuan, anak dari Tuan Gadih Reno Sumpu yang meninggal pada tahun 1912.~' Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II agak memihak kepada Kaum Paderi dan membenci kolonial Belanda di Minangkabau. Pad a tahun 1832 Buo telah jatuh ke tangan Belanda, itulah sebabnya sultan itu merasa perlu menyingkirkan diri ke Batang Singingi di rantau timur. Walaupun beberapa usaha pendekatan Belanda terhadap Sultan Yang Dipertuan Sembahyang II, tetapi ia tidak mau bekerjasama dengan BeIanda. la telah melihat kekejaman orang Belanda terhadap orang Batipuh, dan tidak mungkin sarna sekali bekerjasama dengan Belanda, walaupun Elout berniat mengangkatnya sebagai Raja Alam Minangkabau di Pagaruyung. Ia telah menyaksikan sendiri saudaranya Sultan Alam Bagagar Syah ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda.

81 Rusli Amran. Slimatra Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. l'/S I. him. 5l)~.

248

Page 26: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Puti Reno Keturunan Istana Silinduang Bulan

Kaum perempuan yang menjadi pewaris keluarga di Istana Silinduang Batusangkar adalah para perempuan yang menjadi anggota keluarga raja dari garis matrilinial. Mereka disamakan kedudukannya seperti Putri-Putri Mahkota, yang di Minangkabau disebut sebagai Bundo Kanduang. Para keturunan raja-raja Minangkabau tersebut sering pula diberi nama Puti Reno, putri keluarga bangsawan Minangkabau yang tinggal di Istana Raja Silinduang Bulan. Di antaranya adalah H. Puti Reno Disma , Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudha Thaib, St. Mhd. Taufik Thaib, H. Puti Reno Yuniarti Thaib, St. Muhammad Farid Thaib (Dokter), dan Puti Reno Rahima Thaib (- PNS - di Balai Kota Padang)

Puti Reno Disma adalah salah seorang perempuan keturunan Raja-Raja Minangkabau. la lahir pada pada Lahir bulan Agustus 1922 di Pagaruyung Batusangkar. Pada usia 20 tahun, tepatnya pada tahun 1937 Puti Reno Disma menikah dengan Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa dari Sumaniak. Ia berasal dari Suku piliang Laweh, yang berpenghulu pada Dt. Penghulu Basa, sehingga akhirnya Muhammad Thaib memperoleh gelar ninik mamak Dt. Penghulu Basa.

Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa lahir pada tahun 1917. Ia berprofesi sebagai guru dan mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Batusangkar. Kemudian ia pindah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tanjung Karang. Tidak lama mengajar di Tanjung Karang, Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa akhirnya mengajar di SMP Jakarta sampai pensiun.

Perkawinan antara Puti Reno Disma dan Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa melahirkan perempuan dan laki-laki, yakni Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudha Thaib. St. Mhd. Taufik Thaib, H. Puti Reno Yuniarti Thaib, St. Muhammad Farid Thaib, dan Puti Reno Rahima Thaib. Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa meninggal pada bulan September 1991. Sementara istrinya Puti Reno Disma meninggalll Juni 2007.

H. Puti Reno Yuniarti Thaib lahir 4 Januari 1953 di Pagaruyung Batusangkar. Pendidikannya dimulai di Sekolah Dasar (SO) Negeri 3 Batusangkar pada tahun 1964 dan selesai dengan mendapatkan ijazah pada tahun 1970. Pada tahun itu juga H. Puti Reno Yuniarti Thaib melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Batusangkar. Dalam waktu tiga tahun pun ia dapat menyelesaikan sekolah itu sehingga selesai pada tahun 1973. Ketika itu hanya terdapat satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Batusangkar. H. Puti Reno Yuniarti Thaib mendaftarkan diri untuk masuk ke sekolah itu dan ia terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Batusangkar pada 1973. Pendidikan itu dapat diselesaikannya pada tahun 1976. Setamat SMA, H. Puti Reno Yuniarti Thaib harus meninggalkan Pagaruyung karena tidak ada lembaga pendidikan atau perguruan tinggi di Batusangkar. Padahal ia merasa berat hati untuk meninggalkan rumah gadang yang semakin sepi. Ia harus menimba ilmu di kota Padang dan mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (lKIP) Padang, khususnya pada Fakultas Ilmu Pendidikan pada tahun 1976. Pada tahun 1979 H. Puti Reno Yuniarti Thaib menyelesaikan pendidikannya di IKIP Padang dan diwisuda. Setahun kemudian atau pada tahun 1980 ia diangkat menjadi guru di Salido, Kabupaten Pesisir Selatan.

249

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG D1 MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Puti Reno Keturunan Istana Silinduang Bulan

Kaum perempuan yang menjadi pewaris keluarga di Istana Silinduang Batusangkar adalah para perempuan yang menjadi anggota keluarga raja dari garis matrilinial. Mereka disamakan kedudukannya seperti Putri-Putri Mahkota, yang di Minangkabau disebut sebagai Bundo Kanduang. Para keturunan raja-raja Minangkabau tersebut sering pula diberi nama Puti Reno, putri keluarga bangsawan Minangkabau yang tinggal di lstana Raja Silinduang Bulan. Di antaranya adalah H. Puti Reno Disma , Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudha Thaib, St. Mhd. Taufik Thaib, H. Puti Reno Yuniarti Thaib, St. Muhammad Farid Thaib (Dokter), dan Puti Reno Rahima Thaib (- PNS - di Balai Kota Padang)

Puti Reno Disma adalah salah seorang perempuan keturunan Raja-Raja Minangkabau . la lahir pada pada Lahir bulan Agustus 1922 di Pagaruyung Batusangkar. Pada usia 20 tahun, tepatnya pada tahun 1937 Puti Reno Disma menikah dengan Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa dari Sumaniak. Ia berasal dari Suku pi liang Laweh, yang berpenghulu pad a Dt. Penghulu Basa, sehingga akhirnya Muhammad Thaib memperoleh gelar ninik mamak Dt. Penghulu Basa.

Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa lahir pada tahun 1917. Ia berprofesi sebagai guru dan mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Batusangkar. Kemudian ia pindah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tanjung Karang. Tidak lama mengajar di Tanjung Karang, Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa akhirnya mengajar di SMP JakaJta sampai pensiun.

Perkawinan antara Puti Reno Disma dan Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa melahirkan perempuan dan laki-Iaki, yakni Puti Reno Soraya Thaib, Puti Reno Raudha Thaib, St. Mhd. Taufik Thaib, H. Puti Reno Yuniarti Thaib, St. Muhammad Farid Thaib, dan Puti Reno Rahima Thaib. Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa Muhammad Thaib Dt. Penghulu Basa meninggal pada bulan September 1991. Sementara istrinya Puti Reno Disma meninggal II Juni 2007.

H. Puti Reno Yuniarti Thaib lahir 4 lanuari 1953 di Pagaruyung Batusangkar. Pendidikannya dimulai di Sekolah Dasar (SO) Negeri 3 Batusangkar pada tahun 1964 dan selesai dengan mendapatkan ijazah pad a tahun 1970. Pad a tahun itu juga H. Puti Reno Yuniarti Thaib melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Batusangkar. Dalam waktu tiga tahun pun ia dapat menyelesaikan sekolah itu sehingga selesai pada tahun 1973. Ketika itu hanya terdapat satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Batusangkar. H. Puti Reno Yuniarti Thaib mendaftarkan diri untuk masuk ke sekolah itu dan ia terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Batusangkar pada 1973. Pendidikan itu dapat diselesaikannya pada tahun 1976. Setamat SMA, H. Puti Reno Yuniarti Thaib harus meninggalkan Pagaruyung karena tidak ada lembaga pendidikan atau perguruan tinggi di Batusangkar. Padahal ia merasa berat hati untuk meninggalkan rumah gadang yang semakin sepi . la harus menimba ilmu di kota Padang dan mendaftarkan diri sebagai mahasiswa lnstitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang, khususnya pada Fakultas lImu Pendidikan pad a tahun 1976. Pada tabun 1979 H. Puti Reno Yuniarti Thaib menyelesaikan pendidikannya di IKIP Padang dan diwisuda. Setahun kemudian atau pada tahun 1980 ia diangkat menjadi guru di Salido, Kabupaten Pesisir Selatan.

249

Page 27: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DAR! SEG! SEJARAH

H. Puti Reno Yuniarti Thaib menikah pada 6 Februari tahun 1981 dengan If. Virial Marahhudin, yang bekerja pada Dirjen Perikanan Jakarta. Perasaan berat hati berkecamuk dalamjiwa H. Puti Reno Yuniarti Thaib, karena ia harus memilih tetap mengajar di Salido atau ikut suami ke Jakarta. Sebagai perempuan yang bertanggungjawab dan mengabdi pad a suami H. Puti Reno Yuniarti Thaib akhirnya meninggalkan Salido dan ikut suami ke Jakarta. Karirnya sebagai guru dapat dilanjutkan di Jakarta dan mengajar di SMP 46 Jakarta Selatan sampai tahun 1993.

Pada bulan Agustus tahun 1992 Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib dan If. Virial Marahhudin pindah ke Padang karena lr. Virial Marahhudin pindah tugas sebagai Kepala Dinas Perikanan Provinsi Sumatra Barat. Perpindahan itu juga membuat Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib mengikuti suami ke Padang. Mereka tinggal di Padang sampai tahun 2005. Akhirnya mereka pindah ke kampung halaman, Istana Silinduang Bulan di Pagaruyung untuk menikmati suasana rumah gadang, lingkungan keluarga pertama sebelum hidup bermasyarakat. Namun kebahagian tidak berlangsung lama, suami Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib meninggal pada tanggal 3 November 2008 di Pagaruyung.

Perkawinan antara Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib dan If. Virial Marahhudin memiliki dua orang anak, yang bernama Puti Reno Fitriani S.Si dan Sutan Muhammad Ikbal S.E. Puti Reno Fitriani S.Si lahir pad a 30 April 1982 dan Sutan Muhammad Ikbal S.E. lahir pada 12 Februari 1985. Kedua putra dan putri bangsawan ini menempuh pendidikan di Universitas Andalas Padang. Setelah pendidikan selesai Puti Reno Fitriani S.Si. menikah dengan Abdul Muti dari Payakumbuh pada bulan Februari 2009. Puti Reno Fitriani sendiri bekerja pada anak perusahaan ASKES. Datuak Basir Bungsu lahir pada tahun 1948. Pendidikan yang ditempuhnya dimulai pada tingkat pendidikan Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1955 dan tamat pada tahun 1962. Ia menikah pad a tahun 1969 dengan Ramaini dari Balai Janggo, seorang penghulu kampuang Melayu.

Diantara kaum perempuan lain yang menjadi pewaris Raja Pagaruyung terakhir adalah Puti Reno Soraya Thaib, seorang Guru SMP. Kemudian ada pula Puti Reno Fatimah Zahra, yang menikah dengan Sutan Pingai. Puti Reno Refita juga pewaris perempuan yang berprofesi sebagai guru SMA Yayasan Bunda di Padang. Puti Reno Endah Juita, salah seorang pewaris perempuan bekerja di Departemen Dalam Negeri Jakarta.

Keluarga laki-Iaki pewaris keturunan Raja Pagaruyung terakhir adalah Sutan Muhammad Thaufik Thaib, seorang PNS, anggota Dewan Pusat, dan Ketua KNPI Propinsi Sumatra Barat pada masa Orde Baru. Adiknya, Sutan Indra, seorang pekerja swasta dan Sutan Firmansyah bekerja sebagai pegawai BRI di Pariaman. Sutan Gusmansyah, saudara dari Muhammad Thaufik Thaib yang lebih muda adalah seorang pegawai Bank Indonesia ( Bl ) di Padang. Selain itu ada pula Sutan Rusmansyah sebagai pegawai PLN di Tanjung Pinang. Saudara yang lebih muda lagi adalah Sutan Nirwansyah, pekerja swasta di Padang. dan Sutan Muhammad Yusuf, pekerja swasta; dan Sutan Syahrizal, yang bekerja sebagai PNS pada Pengadilan Negeri.

Puti Reno Raudhatuljannah Thaib lahir di Pagaruyung, 31 Agustus 1947. dari orangtua Sutan Muhammad Thaib dan Puti Reno Disma Yang Dipertuan Gadih Gadang. Sebagai bagian dari keluarga ah1i waris Daulat Raja Pagaruyung, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib dan lima saudara perempuan di kaumnya berhak menyandang gelar Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung, setelah sang ibunda wafat. Ia menyelesaikan pendidikan hingga SMA

250

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

H. Puti Reno Yuniarti Thaib menikah pada 6 Februari tahun 1981 dengan lr. Virial Marahhudin , yang bekerja pada Dirjen Perikanan Jakarta . Perasaan berat hati berkecamuk dalamjiwa H. Puti Reno Yuniarti Thaib, karena ia harus memilih tetap mengajar di Salida atau ikut suami ke Jakarta. Sebagai perempuan yang bertanggungjawab dan mengabdi pad a suami H. Puti Reno Yuniarti Thaib akhirnya meninggalkan Salida dan ikut suami ke Jakarta. Karirnya sebagai guru dapat dilanjutkan di Jakarta dan mengajar di SMP 46 Jakarta Selatan sampai tahun 1993.

Pada bulan Agustus tahun 1992 Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib dan If. Virial Marahhudin pindah ke Padang karena lr. Virial Marahhudin pindah tugas sebagai Kepala Dinas Perikanan Provinsi Sumatra Barat. Perpindahan itu juga membuat Hj . Puti Reno Yuniarti Thaib mengikuti suami ke Padang. Mereka tinggal di Padang sampai tahun 2005. Akhirnya mereka pindah ke kampung halaman, Istana Silinduang Bulan di Pagaruyung untuk menikmati suasana rumah gadang, lingkungan keluarga pertama sebelum hidup bermasyarakat. Namun kebahagian tidak berJangsung lama, suami Hj. Puti Reno Yuniarti Thaib meninggal pada tanggal 3 November 2008 di Pagaruyung.

Perkawinan antara Hj . Puti Reno Yuniarti Thaib dan Ir. Virial Marahhudin memiliki dua orang anak, yang bernama Puti Reno Fitriani S.Si dan Sulan Muhammad Ikbal S.E. Puti Reno Fitriani S.Si lahir pad a 30 April 1982 dan Sutan Muhammad Ikbal S.E. lahir pada 12 Februari 1985. Kedua putra dan putri bangsawan ini menempuh pendidikan di Universitas Andalas Padang. Setelah pendidikan selesai Puti Reno Fitriani S.Si. menikah dengan Abdul Muti dari Payakumbuh pada bulan Februari 2009. Puti Reno Filriani sendiri bekerja pada anak perusahaan ASKES . Datuak Basir Bungsu lahir pada tahun 1948. Pendidikan yang ditempuhnya dimulai pada tingkat pendidikan Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1955 dan tamat pada tahun 1962. la menikah pada tahun 1969 dengan Ramaini dari Balai Janggo, seorang penghulu kampuang Melayu.

Diantara kaum perempuan lain yang menjadi pewaris Raja Pagaruyung terakhir adalah Puti Reno Soraya Thaib, seorang Guru SMP. Kemudian ada pula Puti Reno Fatimah Zahra, yang menikah dengan Sutan Pingai. Puti Reno Refita juga pewaris perempuan yang berprofesi sebagai guru SMA Yayasan Bunda di Padang. Puti Reno Endah Juita, salah seorang pewaris perempuan bekerja di Departemen Dalam Negeri Jakarta.

Ke\uarga laki-Iaki pewaris keturunan Raja Pagaruyung terakhir adalah Sutan Muhammad Thaufik Thaib, seorang PNS, anggota Dewan Pusat, dan Ketua KNPI Propinsi Sumatra Barat pada masa Orde Baru. Adiknya, Sutan Indra, seorang pekerja swasta dan Sutan Firmansyah bekerja sebagai pegawai BRI di Pariaman. Sutan Gusmansyah, saudara dari Muhammad Thaufik Thaib yang lebih muda adalah seorang pegawai Bank Indonesia ( Bl) di Padang. Selain itu ada pula Sutan Rusmansyah sebagai pegawai PLN di Tanjung Pinang. Saudara yang lebih muda lagi adalah Sutan Nirwansyah, pekerja swasta di Padang, dan Sutan Muhammad Yusuf, pekerja swasta; dan Sutan Syahrizal, yang bekerja sebagai PNS pada Pengadilan Negeri .

Puti Reno Raudhatuljannah Thaib lahir di Pagaruyung, 31 Agustus 1947, dari orangtua Sutan Muhammad Thaib dan Puti Reno Disma Yang Dipertuan Gadih Gadang. Sebagai bagian dari keluarga ahli waris Daulat Raja Pagaruyung, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib dan lima saudara perempuan di kaumnya berhak menyandang gelar Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung, setelah sang ibunda wafat. Ia menyelesaikan pendidikan hingga SMA

250

Page 28: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

di Batusangkar hingga tahun 1965. Pada tahun 1975 ia merampungkan pendidikan sarjana pertanian di Universitas Andalas dan bekerja sebagai dosen di Fakultas Pertanian, di almamaternya.

Pad a tahun 1997 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menyelesaikan Program S-2. dan program doktor pada tahun 2007. Tumbuhan enau menjadi fokus penelitiannya untuk meraih S-2 maupun S-3. Pada tahun 1978 Puti Reno Raudhatuljannah Thaib menikah dengan sastrawan Wisran Hadi. Mereka dikaruniai tiga putra, yakni Sutan Ahmad Riyad, Sutan Muhammad Ridha (almarhum), dan Sutan Muhammad Thoriq. Puti Reno Raudhatuljannah Thaib tidak hanya dikenal sebagai dosen dan peneliti bidang benih, tetapi juga menjadi penyair dengan nama samaran Upita Agustine. Selain itu iajuga akrab dipanggil dengan Upik. Salah satu buku kumpulan puisi karyanya berjudul Nyanyian Anak Cucu pada tahun 2000.

Nama Upik melekat sebagai nama panggilan Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung. Nama itu sebenarnya adalah panggilan bagi anak perempuan yang disayangi di Minangkabau. Besar kemungkinan nama samaran Upita Agustine ada kemiripan dengan sebutan Upik dan bulan Agustus sebagai bulan kelahirannya. Nama lengkapnya adalah Dr. Ir. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib, M.Si Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, pemangku jabatan Bundo Kanduang Minangkabau.

Ketika ibunya, Puti Reno Dismah Yang Dipertuan Gadih Gadang masih hidup, suka mengajukan pertanyaan pada Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, yang kemudian dinilainya sangat berarti. Ayahnya. Muhammad Thaib Datuk Penghulu Basa, seorang guru sejarah dan bahasa Inggris, suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Dari ibunya, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib mewarisi kegemaran bertanya sebagai perwujudan ingin tahu. la mendapatkan pengetahuan agama, sejarah, alam semesta, sorga dan neraka sebagai jawaban pengetahuan. la kemudian menyebut kedua orangtuanya sarna-sarna keturunan dari keluarga ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung.

Nama Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung merupakan nama keluarga yang mengikuti garis matrilineal dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung. Raudhatul Jannah, berarti taman sorga. Thaib, nama sang ayah, yang berarti baik. Sedangkan Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung, gelar yang diwariskan secara turun temurun menurut garis matrilinial. Ge\ar itu telah diwariskan kepada enam orang anak perempuan di dalam kaum ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung. Ibunya Puti Reno Disma Yang Dipertuan Gadih Gadang meninggal pada \0 Juni2007.

Ada beberapa nama yang terpatri dalam pembelajaran diri Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung secara arif dalam lingkungan keluarga. la menyebut neneknya Puti Reno Aminah sebagai Yang Dipertuan Gadih Hitam. Mamaknya dipanggil sebagai Sutan Usman Yang Dipertuan Tuanku Tuo at au Mak Wan.

Pada ibunya. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung helajar pentingnya sebuah pertanyaan untuk menjawab berbagai persoalan, mendengar untuk memahami, mengapresiasi anak dengan ketulusan. Karena ibunya pula, akhirnya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menjadi orang yang suka mempertanyakan sesuatu. Baik tentang keluarga, sejarah, kehidupan, dan sebagainya. Pada ayahnya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis

251

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DJ MJNANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

di Batusangkar hingga tahun 1965. Pada tahun 1975 ia merampungkan pendidikan saljana pertanian di Universitas Andalas dan bekerja sebagai dosen di Fakultas Pertanian, di almamaternya.

Pada tahun 1997 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menyelesaikan Program S-2. dan program doktor pada tahun 2007. Tumbuhan enau menjadi fokus penelitiannya untuk meraih S-2 maupun S-3. Pad a tahun 1978 Puti Reno Raudhatuljannah Thaib menikah dengan sastrawan Wisran Hadi. Mereka dikaruniai tiga putra, yakni Sutan Ahmad Riyad, Sutan Muhammad Ridha (almarhum), dan Sutan Muhammad Thoriq. Puti Reno Raudhatuljannah Thaib tidak hanya dikenal sebagai dosen dan peneliti bidang benih , tetapi juga menjadi penyair dengan nama samaran Upita Agustine. Selain itu iajuga akrab dipanggil dengan Upik . Salah satu buku kumpulan puisi karyanya berjudul Nyanyian Anak Cucu pada tahun 2000.

Nama Upik melekat sebagai nama panggilan Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung. Nama itu sebenarnya adalah panggilan bagi anak perempuan yang disayangi di Minangkabau. Besar kemungkinan nama samaran Upita Agustine ada kemiripan dengan sebutan Upik dan bulan Agustus sebagai bulan kelahirannya. Nama lengkapnya adalah Dr. 1r. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib, M.Si Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, pemangku jabatan Bundo Kanduang Minangkabau.

Ketika ibunya, Puti Reno Dismah Yang Dipertuan Gadih Gadang masih hidup, suka mengajukan pertanyaan pada Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, yang kemudian dinilainya sangat berarti. Ayahnya. Muhammad Thaib Datuk Penghulu Basa, seorang guru sejarah dan bahasa lnggris, suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Dari ibunya, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib mewarisi kegemaran bertanya sebagai perwujudan ingin tahu. la mendapatkan pengetahuan agama, sejarah, alam semesta, sorga dan neraka sebagai jawaban pengetahuan. la kemudian menyebut kedua orangtuanya sama-sama keturunan dari keluarga ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung.

Nama Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung merupakan nama keluarga yang mengikuti garis matrilineal dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung. Raudhatul Jannah, berarti taman sorga. Thaib, nama sang ayah, yang berarti baik. Sedangkan Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung, gelar yang diwariskan secara tUfllll temurun menurut garis matrilinial. Gelar itu telah diwariskan kepada en am orang anak perempuan di dalam kaum ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung. lbunya Puti Reno Disma Yang Dipertuan Gadih Gadang meninggal pada 10 Juni2007.

Ada beberapa nama yang terpatri dalam pembelajaran diri Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung secara arif dalam lingkungan keluarga. la menyebut neneknya Puti Reno Aminah sebagai Yang Dipertuan Gadih Hitam. Mamaknya dipanggil sebagai Sutan Usman Yang Dipertuan Tuanku Tuo atau Mak Wan.

Pada ibunya, Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung helajar pentingnya sebuah pertanyaan untuk menjawab berbagai persoalan, mendengar untuk memahami , mengapresiasi anak dengan ketulusan . Karena ibunya pula, akhirnya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menjadi orang yang suka mempertanyakan sesuatu. Baik tentang keluarga, sejarah, kehidupan, dan sebagainya. Pada ayahnya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis

251

Page 29: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DAR I SEGI SEJARAH

Pagaruyung belajar betapa menjadi manusia itu pentingnya memiliki iImu pengetahuan, baik untuk hidup dunia maupun akhirat. Pada neneknya, ia ban yak belajar tentang kearifan, kepekaan Iingkungan, pantun serta pentingnya memerdekakan diri untuk keinginan positif. Pada Mak Wan ia belajar pentingnya mengenal dan mengapresiasi orang lain, mengenal para tokoh di lingkungan sendiri, silaturrahmi serta mengenal Iingkungan seeara lebih dekat. Pada Wisran Hadi ia mendapatkan bagaimana menyalakan logika. menjungkirbalikkannya, serta pentingnya memahami sejarah, filsafat dan psikologi. Kesemuanya itu, merupakan bagian dari pembelajaran yang bisa disebut sebagai mengedukasi diri pada kearifan keluarga dan Iingkungan untuk menjadikan diri jauh lebih baik.

Sebagai anak dari keturunan keluarga ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung, tentu Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung dikenal luas, terutama di sekitar Istano Silinduang Bulan Batusangkar. Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bersama ternan sebayanya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung mengemis di pasar Batusangkar. Ia menadahkan tangan, minta sedekah untuk mendapatkan uang reeehan. Kabar Upik keeil mengemis sampai ke telinga keluarga. Bagi orang tertentu, mungkin Upik \ayak dimarahi, karena merusak kehormatan keluarga. Akan Tapi, alasan Upik yang kuat, membuat ibunya yang suka bertanya dan memahami itu, mengangguk dan tersenyum. la hanya ingin meneoba, merasakan bagaimanajadi pengemis itu.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung disebut sebagai pen yair karen a roh sastra melekat dalam dirinya. la menjadi pen yair dengan nama samaran Upita Agustin (Upita berarti Upik Tando karena dia memiliki (ando di kaki, sementara Agustin adalah bulan kelahirannya). Banyak karya Puti. Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung yang sudah dibukukan. Salah satunya adalah "Nyanyian Anak Cueu", yang terbit pada tahun 2000. la mendapat inspirasi dari pantun­pantun yang dikumandangkan oleh neneknya pada masa lalu. Pantun itu mendapat inspirasi dari "kuhn elang" yang hinggap di sebuah pohon di sekitar eumah gadang. Kebiasaan neneknya adalah menyuruhnya meneatatkan mantera-mantera dari orang yang datang kepada ke rumah gadang. Di antara isi mantera tersebut adalah "pekasih", "obat", "pagar diri", dan sebagainya. Semuanya itu ternyata menumbuhkan kesadaran puitis bagi Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, sehingga ia merasa ada tuntunan untuk meneatat sesuatu yang kemudian menjadi puisi. Nenek memberinya inspirasi pada pantun, sehingga memaknai hidup Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung dengan puisi. Di antarajudul puisinya adalah "Kusemaikan Benih Kehidupan". "Kupetik Dari Pohon", dan "Nenekku".

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung merasa beruntung, karena ketika masih keeil neneknya selalu mendongengkan eerita-eerita untuknya menjelang tidur. Ia menyadari bahwa ternyata lingkungan keluarga merupakan sekolah kepribadian paling baik, yang mewarnai pengetahuannya.

Nenek dari Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung membiarkannya untuk ikut berburu dengan tua buru yang dikenalnya. Begitu juga membiarkannya ke sawah untuk dikerjakannya sendiri, sementara ketika itu ia masih dalam usia kanak-kanak. Nenekjuga membiarkannya meneari eendawan, meneari belalang. main

252

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DAR I SEGI SEJARAH

Pagaruyung belajar betapa menjadi manusia itu pentingnya memiliki iImu pengetahuan, baik untuk hidup dunia maupun akhirat. Pada neneknya, ia ban yak belajar tentang kearifan, kepekaan Iingkungan, pantun serta pentingnya memerdekakan diri untuk keinginan positif. Pad a Mak Wan ia belajar pentingnya mengenaI dan mengapresiasi orang lain, mengenaI para tokoh di lingkungan sendiri, silaturrahmi serta mengenal Iingkungan seeara lebih dekat. Pada Wisran Hadi ia mendapatkan bagaimana menyalakan Iogika. menjungkirbalikkannya, serta pentingnya memahami sejarah , filsafat dan psikologi. Kesemuanya itu , merupakan bagian dari pembelajaran yang bisa disebut sebagai mengedukasi diri pada kearifan keluarga dan Iingkungan untuk menjadikan diri jauh lebih baik.

Sebagai anak dari keturunan keluarga ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung, tentu Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung dikenalluas, terutama di sekitar Istano Silinduang Bulan Batusangkar. Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bersama teman sebayanya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung mengemis di pasar Batusangkar. Ia menadahkan tangan, minta sedekah untuk mendapatkan uang reeehan. Kabar Upik keeil mengemis sampai ke teIinga keluarga. Bagi orang tertentu, mungkin Upik \ayak dimamhi, karena merusak kehormatan keluarga. Akan Tapi, alasan Upik yang kuat, membuat ibunya yang suka bertanya dan memahami ilu, mengangguk dan tersenyum. la hanya ingin meneoba, merasakan bagaimanajadi pengemis itu.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung disebut sebagai pen yair karena roh sastra melekat dalam dirinya. la menjadi pen yair dengan nama samaran Upita Agustin (Upita berarti Upik Tando karena dia memiliki tando di kaki, sementara Agustin adalah bulan ke\ahirannya). Banyak karya Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung yang sudah dibukukan. Salah satunya adalah "Nyanyian Anak Cueu", yang terbit pada tahun 2000. la mendapat inspirasi dari pantun­pantun yang dikumandangkan oleh neneknya pada masa lalu. Pantun itu mendapat inspirasi dari "kuIin elang" yang hinggap di sebuah pohon di sekitar eumah gadang. Kebiasaan neneknya adalah menyuruhnya mencatatkan mantera-mantera dari orang yang datang kepada ke rumah gadang. Di antara isi mantera tersebut adalah "pekasih", "obat", "pagar diri", dan sebagainya. Semuanya itu ternyata menumbuhkan kesadaran puitis bagi Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, sehingga ia merasa ada tuntunan untuk meneatat sesuatu yang kemudian menjadi puisi. Nenek memberinya inspirasi pada pantun, sehingga memaknai hidup Puti Reno Raudhatullannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung dengan puisi. Di antarajudul puisinya adalah "Kusemaikan Benih Kehidupan", "Kupetik Dari Pohon", dan "Nenekku".

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung merasa berllntllng, karena ketika masih kecil neneknya selalu mendongengkan cerita-cerita untuknya menjelang tidur. Ia menyadari bahwa ternyata lingkungan keluarga merupakan sekolah kepribadian paling baik, yang mewarnai pengetahuannya .

Nenek dari Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung membiarkannya untuk ikut berburu dengan tua buru yang dikenalnya. Begitu juga membiarkannya ke sawah untuk dikerjakannya sendiri, sementara ketika itu ia masih dalam usia kanak-kanak. Nenekjuga membiarkannya meneari eendawan, mencari belalang. main

252

Page 30: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

I3UNOO KANDUANG 01 MINANGKAI3AU OALAM PERSPEKTIF SEJARAH

kelereng, layang-layang, dan memetik arbei bersama anak-anak kampung lainnya. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menyadari pula bahwa walaupun berasal dari keluarga yang terpandang di mata masyarakat, tetapi tidak menjadi alas an untuk membeda-bedakan status diri pada orang lain dan lingkungan. Ia memandang bahwa semua manusia sarna tanpa perbedaan.

Pada tahun 1965 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung diutus untuk mengikuti Lomba Lompat Jauh pada (Pekan Olah Raga Nasional) PON V di Bandung. Ketika itu rumah gadang Silinduang Bulan baru saja terbakar. Semua isi rumah dan beberapa harta pusaka habis terbakar. Ketika Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung pulang dari Bandung dan mendapatkan bonus, ia membeli piring untuk nenek sebagai hadiah. Neneknya mencium berkali-kali piring itu. Ia me rasa terharu atas pemberian Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung itu. Piring itu masih tersimpan rapi oleh nenek sampai akhir hayatnya, dan tidak boleh dipakai sehari-hari, karen a bernilai penting baginya. Kadang-kadang Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menatap piring dalam lemari itu, dan memahami bahwa memberi dan menerima dalam suasana bahagia merupakan faktor yang penting dalam semangat kehidupan.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung juga mendapat spirit dari pemikir Islam Ali Syariati. Pemikiran itu sejalan dengan pemikiran ayahnya tentang buku. Menurutnya, menyediakan buku di rumah bermanfaat ketika batin atau nurani dalam kondisi lapar. [a bisa mencari makanannya sendiri di rumah, sehingga membuat sang ayah rajin membelikan buku untuknya. Ayahnya dikenal sebagai seorang pemeluk [slam yang taat, sehingga ajaran ayahnya selalu dikenang oleh Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, mulai dari kisah para nabi, pengetahuan agama, sejarah orang terkemuka dunia, dan sebagainya. Bahkan ketika ayahnya berada di Jakarta, kala Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung duduk di bangku SMA, ayahjuga mengirimi buku. Koleksi buku yang dimilikinya di rumahnya di Wisma Indah Lapai, Gang Gelugur H-2, Padang ditemukan sepertiga dari ruangan penuh dengan bukunya dan keluarga.

Paman dari Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung yang dipanggil Mak Wan, menjadi pengalaman yang sulit pula baginya. Mak Wan sering memboncengnya dengan sepeda ke keliling kampung ketika masih kecil. Ternyata berkeliling sepeda yang dirasakan Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung ketika itu, mengemban nilai pendidikan baginya. Mak Wan memberitahu padanya tentang tempat tertentu, memperkenalkannya kepada ban yak orang, tokoh serta para pemangku ad at yang ditemui di sekitar kampung. Mak Wan juga mendidik Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung tentang pentingnya mengenal orang, menghormati serta menghargai keberadaan orang lain. Ni[ai-nilai kehidupan, adat, dan budaya di lingkungan masyarakat Minangkabau diajarkan oleh Mak Wan kepadanya. Hal itu pulalah, yang diterapkan oleh Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung kepada anak-anaknya. Meskipun anak-anaknya sudah dewasa, Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung harus mengajarkan bahwa bersilaturrahmi, menemui sanak saudara, terutama mereka yang berusia lebih tua merupakan pekerjaan yang mulia.

253

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANCi 01 MINANGKAI:lAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

kelereng, layang-layang, dan memetik arbei bersama anak-anak kampung lainnya. Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menyadari pula bahwa walaupun berasal dari keluarga yang terpandang di mata masyarakat, tetapi tidak menjadi alasan untuk membeda-bedakan status diri pada orang lain dan lingkungan. 1a memandang bahwa semua manusia sarna tanpa perbedaan.

Pada tahun 1965 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung diutus untuk mengikuti Lomba Lompat Jauh pada (Pekan Olah Raga Nasional) PON V di Bandung. Ketika itu rumah gadang Silinduang Bulan baru saja terbakar. Semua isi rumah dan beberapa harta pusaka habis terbakar. Ketika Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung pulang dari Bandung dan mendapatkan bonus, ia membeli piring untuk nenek sebagai hadiah. Neneknya mencium berkali-kali piring itu. 1a merasa terharu atas pemberian Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung itu. Piring itu masih tersimpan rapi oleh nenek sampai akhir hayatnya, dan tidak boleh dipakai sehari-hari, karen a bernilai penting baginya. Kadang-kadang Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menatap piring dalam lemari itu, dan memahami bahwa memberi dan menerima dalam suasana bahagia merupakan faktor yang penting dalam semangat kehidupan.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung juga mendapat spirit dari pemikir Islam Ali Syariati. Pemikiran itu sejalan dengan pemikiran ayahnya tentang buku. Menurutnya, menyediakan buku di rumah bermanfaat ketika batin atau nurani dalam kondisi lapar. la bisa mencari makanannya sendiri di rumah, sehingga membuat sang ayah rajin membclikan buku untuknya. Ayahnya dikenal sebagai seorang pemeluk Islam yang taat, sehingga ajaran ayahnya selalu dikenang oleh Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung, mulai dari kisah para nabi, pengetahuan agama. sejarah orang terkemuka dunia, dan sebagainya. Bahkan ketika ayahnya berada di Jakarta, kala Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung duduk di bangku SMA. ayahjuga mengirimi buku. Koleksi buku yang dimilikinya di rumahnya di Wisma Indah Lapai, Gang Gelugur H-2, Padang ditemukan sepertiga dari ruangan penuh dengan bukunya dan keluarga .

Paman dari Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung yang dipanggil Mak Wan, menjadi pengalaman yang sulit pula baginya. Mak Wan sering memboncengnya dengan sepeda ke keliling kampung ketika masih keci!. Ternyata berkeliling sepeda yang dirasakan Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung ketika itu, mengemban nilai pendidikan baginya. Mak Wan memberitahu padanya tentang tempat tertentu, memperkenalkannya kepada ban yak orang, tokoh serta para pemangku ad at yang ditemui di sekitar kampung. Mak Wan juga mendidik Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung tentang pentingnya mengenal orang, menghormati serta menghargai keberadaan orang lain. Nilai-nilai kehidupan, adat, dan budaya di lingkungan masyarakat Minangkabau diajarkan oleh Mak Wan kepadanya. Hal itu pulalah, yang diterapkan oleh Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung kepada anak-anaknya. Meskipun anak-anaknya sudah dewasa, Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung harus mengajarkan bahwa bersilaturrahmi, menemui sanak saudara, terutama mereka yang berusia lebih tua merupakan pekerjaan yang mulia.

253

Page 31: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Pada 14 November 2007 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung menyelesaikan disertasi dan lulus dalam Sidang Ujian Terbuka Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang. Judul disertasi itu adalah" Regenerasi In Vitro Tanaman Enau (Arenge pinnata Merr.) Melalui Embriogenesis Somatik". Menurutnya, secara filosofis, pertanian dimaknai sebagai kekuatan dan kodrat tumbuh yang disembunyikan Tuhan di balik benih-benih dan kecambah, proses penciptaan, kerusakan, dan pelapukan. Hal itu tidak hanya berlaku dalam dunia pertanian, tetapi juga dalam kehidupan manusia. Ia mengenal pohon enau dari lingkungan masa kecilnya di Istana Pagaruyung Batusangkar. Masalah yang menarik baginya dalam perspektif ilmu pertanian, sosial dan budaya adalah bahwa hampir seluruh bagian dari pohon enau bisa bermanfaat bagi manusia. Ijuknya bermanfaat untuk atap rumah. menahan haw a panas dari luar, dan efeknya di dalam rumah berhawa sejuk. Niranya merupakan cikal bakal gula aren atau cemilan gula-gula, dan daunnya yang telah dibuang lapisan lilinnya berguna untuk pembungkus rokok. Dalam soal kenservasi, sesungguhnya dibutuhkan kearifan lokal. Menurutnya, kearifan lokal itu pula yang mulai runtuh dalam masyarakat Minangkabau. Kearifan lokal memiliki kekuatan sosial dan kultural, termasuk melindungi hutan. Sayang, banyak yang mengabaikan nilai kearifan lokal, hutan ditebang liar oleh oknum dengan kekuatan uang, hingga bencana yang datang pun tidak arif mencari penyebabnya.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadis Pagaruyung sering menjadi tempat bertanya bagi orang lain. Dalam berbagai seminar kebudayaan, Pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, sastra, adat, budaya hingga pertanian membuatnya memiliki wawasan dan didistribusikan pula kepada orang lain. la mengingatkan kepada kaum perempuan Minangkabau bahwa memahami Islam sangat penting. Selain itu iajuga menekankan bahwa adat dan budaya Minangkabau juga diperlukan. Ia menganologikan dengan sederhana bahwa adat dan budaya Minangkabau, diibaratkan sebagai sebuah pakaian, yang berproses dari cara membuatnya, warnanya, bahan, dan sebagainya. Sedangkan agama Islam mengatur tata cara memakai pakaian tersebut. Dalam pepatah adat Minangkabau dikatakan svara' hati/anjan{? adat hasisampiang., artinya, syara' atau Islam bicara tentang aturan-aturan secara tuntas dan jelas, sedangkan adat dalam penerapannya disertai oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan. Adat dan budaya Minangkabau dapat sejalan dengan ajaran Islam, karena ajaran Islam berhasil mengakomodasi ajaran adat secara tepat.

Kesimpulan

Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui. Kaum bangsawan yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di lingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau at au yang mempunyai hubungan tali darah dengan raja atau sultan. Salah satu bagian dari keturunan raja itu adalah kelompok bangsawan Minangkabau yang muncul sebagai hundo kanduan{? Banyak pengertian Bundo Kanduan{? dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari

254

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Pada 14 November 2007 Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Oipertuan Gadis Pagaruyung menyelesaikan disertasi dan lulus dalam Sidang Ujian Terbuka Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang. Judul disertasi itu adalah " Regenerasi In Vitro Tanaman Enau (Arenge pinnata Merr.) Melalui Embriogenesis Somatik". Menurutnya, secara filosofis , pertanian dimaknai sebagai kekuatan dan kodrat tumbuh yang disembunyikan Tuhan di balik benih-benih dan kecambah, proses penciptaan, kerusakan, dan pelapukan. Hal itu tidak hanya berlaku dalam dunia pertanian, tetapi juga dalam kehidupan manusia. Ia men genal pohon enau dari lingkungan masa kecilnya di Istana Pagaruyung Batusangkar. Masalah yang menarik baginya dalam perspektif ilmu pertanian, sosial dan budaya adalah bahwa hampir seluruh bagian dari pohon enau bisa bermanfaat bagi manusia. Ijuknya bermanfaat untuk atap rumah, menahan haw a panas dari luar, dan efeknya di dalam rumah berhawa sejuk. Niranya merupakan cikal bakal gula aren atau cemilan gula-gula, dan daunnya yang telah dibuang lapisan lilinnya berguna untuk pembungkus rokok. Oalam soal kenservasi, sesungguhnya dibutuhkan kearifan lokal. Menurutnya, kearifan lokal itu pula yang mulai runtuh dalam masyarakat Minangkabau. Kearifan lokal memiliki kekuatan sosial dan kultural, termasuk melindungi hutan. Sayang, banyak yang mengabaikan nilai kearifan lokal, hutan ditebang liar oleh oknum dengan kekuatan uang, hingga bencana yang datang pun tidak arif mencari penyebabnya.

Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Oipertuan Gadis Pagaruyung sering menjadi tempat bel1anya bagi orang lain . Oalam berbagai seminar kebudayaan, Pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, sastra, adat, budaya hingga pertanian membuatnya memiliki wawasan dan didistribusikan pula kepada orang lain . la mengingatkan kepada kaum perempuan Minangkabau bahwa memahami Islam sangat penting. Selain itu iajuga menekankan bahwa adat dan budaya Minangkabau juga diperlukan. Ia menganologikan dengan sederhana bahwa adat dan budaya Minangkabau, diibaratkan sebagai sebuah pakaian, yang berproses dari cara membuatnya, warnanya, bahan, dan sebagainya. Sedangkan agama Islam mengatur tata cara memakai pakaian tersebut. Oalam pepatah adat Minangkabau dikatakan syara' hatilanjang, adat hasisampiang., artinya , syara ' atau Islam bicara tentang aturan-aturan secara tuntas dan jelas, sedangkan adat dalam penerapannya disertai oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan. Adat dan budaya Minangkabau dapat sejalan dengan ajaran Islam, karen a ajaran Islam berhasil mengakomodasi ajaran adat secara tepat.

Kesimpulan

Berbeda dengan posisi kaum "bangsawan" di Minangkabau, kedudukannya dalam strata masyarakat tidak begitu menonjol walaupun eksistensinya tetap diakui . Kaum bangsawan yang dimaksud adalah kelompok (kaum) perempuan yang berada di lingkungan Rumah Gadang milik keturunan raja-raja Minangkabau atau yang mempunyai hubungan tali darah dengan raja atau sultan. Salah satu bagian dari keturunan raja itu adalah kelompok bangsawan Minangkabau yang muncul sebagai hundo kanduang . Banyak pengertian Bundo Kanduang dalam masyarakat Minangkabau salah satunya yaitu sebutan dari

254

Page 32: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

perempuan yang sudah menikah, mengurus segal a urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiliki tanah leluhur atau harta kaum.X2

Bundo Kanduang. sebagai perempuan Minangkabau yang sudah menikah maka sesungguhnya akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dijalankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana. saling hormat dan khidmad, dan cepat kaki ringan tangan. la menjadi pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -merupakan perempuan yang menjadi anggota atau bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah cukup unsur yang disebut sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah tangga, korong kampuang, nagari tidak akan semarak. Bando Kanduang -idealnya sebagai nan gadang basa bataah, merupakan lambang kebanggan dan kemuliaan, yang menjadi penghantar keturunan yang dibesarkan dan dihormati serta diutamakan dan dipelihara. Bando Kanduang -harus memelihara diri serta mendudukkan diri sendiri dengan aturan dan agama Islam, menjauhi segal a larangan Agama dan adat tersebut.

Bundo Kanduang -dalam budaya Minangkabau merupakan limpapeh ramah gadang dan secara adat dibebankan untuk memelihara anak kemenakan. Dalam memikul beban tersebut adat matrilineal memberikan fasilitas properti (tanah dan rumah) atas nama perempuan. Ternyata banyak diantara perempuan Minangkabau khususnya Bundo Kanduang -yang telah memperlihatkan peran mereka dalam membimbing masyarakat. Diantara mereka, ada yang mencerdaskan masyarakat dengan mengajari dan membimbing untuk belajar membaca, termasuk belajar mengaji, memberanikan diri untuk tampil di depan publik, bahkan ada yang berperan untuk mempertahankan perempuan Minangkabau dari tangan-tangan pemerintah Kolonial.

Puti Reno Raudha Thaib merupakan perempuan Minangkabau yang memiliki pola pikir dan kebiasaan dalam perspektif sastra. Pemikirannya termanifestasi dalam legenda, mitologi, cerita rakyat, kaba, novel, cerita pendek, dan puisi. Peran yang dimainkannya dalam karya sastra dan real ita sejarah menggambarkan pola pikir perempuan Minangkabau yang dapat dipedomani oleh para pengkaji jender secara khusus dan peran perempuan secara umum.

Sesuai dengan kodrat hayatinya. perempuan Minangkabau (Bundo Kanduang) me me gang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bando Kandaang merupakan sumber utama bagi subumya kehidupan budi pekerti dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di segala bidang seperti, pembangunan mental masyarakat yang diawali dari lingkungan keluarga. Pendidikan mental pertama bagi kaum perempuan Minangkabau adalah di Rumah Gadang. Akan tetapi ban yak Rumah Gadang di Minangkabau yang sudah roboh bahkan nyaris hilang. Faktornya adalah kerusakan rumah gadang karena dimakan usia, kebakaran, dan sebagainya. Kondisi itu memiliki dampak terhadap perempuan Minangkabau, seperti kelonggran dalam tata cara berpakaian, interaksi sosial, cara berkomunikasi dengan Ninik Mamak, dan sebagai.

X2 ZaIcka Hg. ""Perempuan Minangkabau Antara Realitas dan Harapan"" dalam Nanang Subekti, dkk, ed. Memhangun Masa Del'ull Millangklahau Dari Persl'ekrilHuk Azasi Manusia. Padang: Komisi Nasional Hak Azasi Manllsia­Fakllitas Hukum Universitas Andalas, 2007, him. 43.

255

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

perempuan yang sudah menikah, mengurus segal a urusan harta pusaka. Setiap perempuan (bundo Kanduang memiliki tanah leluhur atau harta kaum.X2

Bundo Kanduang, sebagai perempuan Minangkabau yang sudah menikah maka sesungguhnya akan bertambah tugas-tugasnya sebagai istri yang harus dijalankan dengan sifat-sifat, arif bijaksana, saling hormat dan khidmad, dan cepat kaki ringan tangan. la menjadi pengatur rumah tangga yang merupakan sumber yang sangat menentukan baik dan buruknya anggota keluarga. Bundo Kanduang -merupakan perempuan yang menjadi anggota atau bagian dari masyarakat. Tanpa adanya perempuan maka tidaklah cukllp unsur yang disebut sebagai masyarakat. Tanpa perempuan rumah tangga, korong kampuang, nagari tidak akan semarak. Bundo Kanduang -idealnya sebagai nan gadang basa batuah, merupakan lambang kebanggan dan kemuliaan, yang menjadi penghantar keturunan yang dibesarkan dan dihormati serta dilltamakan dan dipelihara. Bundo Kanduang -harus memelihara diri serta mendudukkan diri sendiri dengan aturan dan agama Islam, menjauhi segal a larangan Agama dan adat tersebut.

Bundo Kanduang -dalam budaya Minangkabau merupakan limpapeh rumah gadang dan secara adat dibebankan untuk memelihara anak kemenakan. Dalam memikul beban tersebut adat matrilineal memberikan fasilitas properti (tanah dan rumah) atas nama perempuan. Ternyata banyak diantara perempuan Minangkabau khususnya Bundo Kanduang -yang telah memperlihatkan peran mereka dalam membimbing masyarakat. Diantara mereka, ada yang mencerdaskan masyarakat dengan mengajari dan membimbing untuk belajar membaca, termasuk belajar mengaji, memberanikan diri untuk tampi! di depan publik, bahkan ada yang berperan untuk mempertahankan perempuan Minangkabau dari tangan-tangan pemerintah Kolonial.

Puti Reno Raudha Thaib merupakan perempuan Minangkabau yang memiliki pola pikir dan kebiasaan dalam perspektif sastra. Pemikirannya termanifestasi dalam legenda, mitologi, cerita rakyat, kaba, novel, cerita pendek, dan puisi. Peran yang dimainkannya dalam karya sastra dan realita sejarah menggambarkan pola pikir perempuan Minangkabau yang dapat dipedomani oleh para pengkaji jender secara khusus dan peran perempuan secara umum.

Sesuai dengan kodrat hayatinya, perempuan Minangkabau (Bundo Kanduang) memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bundo Kanduang merupakan sumber utama bagi subumya kehidupan budi pekerti dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan di segala bidang seperti, pembangunan mental masyarakat yang diawali dari lingkungan keluarga. Pendidikan mental pertama bagi kaum perempuan Minangkabau adalah di Rumah Gadang. Akan tetapi ban yak Rumah Gadang di Minangkabau yang sudah roboh bahkan nyaris hilang. Faktornya adalah kerusakan rumah gadang karena dimakan usia, kebakaran, dan sebagainya. Kondisi itu memiliki dampak terhadap perempuan Minangkabau, seperti kelonggran dalam tata cara berpakaian, interaksi sosial, cara berkomunikasi dengan Ninik Mamak, dan sebagai.

82 ZaIcka Hg. "Pcrempuan Minangkabau Antara ReaIitas dan Harapan" dalam Nanang Subckti. dkk. cd. Membanglln Masa Del'all Millangklahall Dari Persl'ekrilHak Awsi Manusia. Padang: Komisi Nasional Hak Azasi Manusia­Fakultas Hukum Universitas Andalas. 2007. him. 43.

255

Page 33: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAII

Walaupun rumah gadang hampir hilang di Minangkabau, tetapi dalam arti fisik dan "roh" -nya masih hidup dalam setiap kelompok kaumnya. Banyak kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mengalami perubahan pola menetap. Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga luas berubah menjadi keluarga batih. Kemudian perubahan menetap setelah menikah, matrilokal menjadi patrilokal, dan sebagainya. Puti Reno Rauda Thaib adalah salah satu keturunan Raja Alam dari Pagaruyung, tinggal dan hidup menetap di kota Padang.

Beberapa perempauan bangsawan yang berasal dari nagari lain seperti yang berasal dari Sumpurkudus, Buo, dan Lunang memiliki pola hidup yang berbeda. Puti Reno Laut dan Puti Darmi merupakan keturunan Raja Adat dan Raja Ibadat di Buo dan Sumpur Kudus. Mandeh Rubiah merupakan perempuan yang memiliki kharismatik tinggi di Lunang. Kehidupan mereka sangat berhubungan dengan pertahanan lingkungannya. Kaum perempuan bangsawan Minangkabau dituntut supaya memiliki pengetahuan dan latarbelakang lingkungan sosio kultur dimana mereka dibesarkan, seperti proses pendidikan, baik formal maupun non formal, dan watak orang-orang yang ada di sekitarnya.

Puti Reno Raudha Thaib di Pagaruyung, Puti Reno Laut di Sumpurkudus, Puti Darmi di Buo, Rakena Mandeh Rubiah di Lunang, dan beberapa organisator Bundo Kanduang merupakan tokoh-tokoh di Minangkabau. Ada dua jenis Bundo Kanduang di Minangkabau pada zaman Orde Baru. Pertama, Bundo Kanduang yang berasal dari kaum perempuan dengan latar belakang historis keturunan Raja Alam Pagaruyung, Raja Ibadat Sumpur Kudus, dan Raja Adat Buo. Kedua kelopmpok Bundo Kanduang yang duduk dalam struktur orgnaisasi "Bundo Kanduang" di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan nagari.

DAFfAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. "Abad ke-18 di Selat Malaka dan Raja Haji Yang HampirTerlupakan", dalam Rustam S.Abrus, dkk. Sejarah PerjuanRan Raja Haji Fisahilillah Dalam Perang Riau Melawan Belanda (1782-1784). Pekanbaru: Pemerintah Propinsi Daerah Riau, 1989.

Amran, Rusli. Sumatra Barat Hingga Plakat PanjanR. 1 akarta: Snar Harapan, 1981. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar. Tanah Datar Dalam Angka. Batusangkar:

BPS, 2004. Casparis. "Kerajaan Melayu dan Aditywarman " dalam Seminar Sejara/z Melayu Kuna.

lambi : Pemda Tk. I lambi dan Kanwil Depdikbud lambi, 1922. De long, P.E. DE. Josseling. MinanRkahau and Negeri Semhilan, Socio-Political Structure

in Indonesia. lakarta: Bhratara, 1960. Dirajo, Datoeak Sangguno. "Asal Oesoel Ketoeroenan Minangkabau di Nagari

Pagaroejoeng", dalam Berito Minankahau, II Mei 1920 (28 Syawal 1344). Djafar, Hasan. "Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Beberapa

Permasalahannya", dalam Seminar Sejarah Melavu Kuno. lambi : Pemda Tk. I lambi dan Kanwil Depdikbud Jambi, 1922.

256

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

Walaupun rumah gadang hampir hilang di Minangkabau. lelapi dalam arti fisik dan "roh" -nya masih hid up dalam setiap kelompok kaumnya. Banyak kaum perempuan bangsawan Minangkabau yang mengalami perubahan pola menetap. Rumah Gadang sebagai tempat tinggal keluarga luas berubah menjadi keluarga batih. Kemudian perubahan menetap setelah menikah, matrilokal menjadi palrilokal, dan sebagainya. Puti Reno Rauda Thaib adalah salah satu keturunan Raja Alam dari Pagaruyung, linggal dan hidup menelap di kota Padang.

Beberapa perempauan bang saw an yang berasal dari nagari lain seperti yang berasal dari Sumpurkudus, Buo, dan Lunang memiliki pola hidup yang berbeda. Puti Reno Laut dan Puti Darmi merupakan keturunan Raja Adat dan Raja Tbadat di Buo dan Sum pur Kudus. Mandeh Rubiah merupakan perempuan yang memiliki kharismatik tinggi di Lunang. Kehidupan mereka sangat berhubungan dengan pertahanan lingkungannya. Kaum perempuan bangsawan Minangkabau dituntut supaya memiliki pengetahuan dan latarbelakang lingkungan sosio kultur dimana mereka dibesarkan. seperti proses pendidikan, baik formalmaupun non formal, dan watak orang-orang yang ada di sekitarnya.

Puti Reno Raudha Thaib di Pagaruyung, Puti Reno Laut di Sumpurkudus, Puli Darmi di Buo, Rakena Mandeh Rubiah di Lunang, dan beberapa organisator Bundo Kanduang merupakan tokoh-tokoh di Minangkabau. Ada dua jenis Bundo Kanduang di Minangkabau pada zaman Orde Baru. Pertama, Bundo Kanduang yang berasal dari kaum perempuan dengan latar belakang historis keturllnan Raja Alam Pagaruyung, Raja Ibadal Sumpur Kudus, dan Raja Adat Buo. Kedua kelopmpok Bundo Kanduang yang dudllk dalam struktur orgnaisasi "Bundo Kanduang" di tingkat provinsi, kabupaten , kecamatan, dan nagari.

DAFfAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. "Abad ke-18 di Selat Malaka dan Raja Haji Yang HampirTerlupakan", dalam Rustam S.Abrus, dkk. Sejarah Perjuan!?an Raja Haji Fisahilillah Dalam Perang Riau Melawan Belanda (1782-/784). Pekanbaru: Pemerintah Propinsi Daerah Riau, 1989.

Amran, Rusli . Sumatra Barat Hingga Plakat Panjanf!,. Jakarta: Snar Harapan. 1981. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar. Tanah Datar Dalam Angka. Batusangkar:

BPS, 2004. Casparis. "Kerajaan Melayu dan Aditywarman " dalam Seminar Sejarah Melayu Kuna.

lambi : Pemda Tk. I Jambi dan Kanwil Depdikbud Jambi, 1922. De Jong, P.E. DE. Josseling. Minangkabau and Negeri Sembi lan, Socio-Political Structure

in Indonesia. Jakarta: Bhratara, 1960. Dirajo, Datoeak Sangguno. "Asal Oesoel Ketoeroenan Minangkabau di Nagari

Pagaroejoeng", dalam Berito Minankahau. II Mei 1920 (28 Syawal 1344). Djafar, Hasan. "Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Beberapa

Permasalahannya", dalam Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi : Pemda Tk. I lambi dan Kanwil Depdikbud Jambi, 1922.

256

Page 34: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Dobbin, Christine. Islamic Revivalism in Minangkahau in the Turn o.fNineteenth Century. Modren Asia Studies 8 (3), 1974.

Ekadjati, S .. Seri Sejarah Indonesia. Penyebaran Agama Islam di Pulau Sumatra. Bandung: lKAPI, 1985.

Farouk, Omar. "A sal Usul da Evolusi Nasionalisme Etnis Mslim Melayu di Muangthai Selatan", dalam Taufik Abdullah, dkk, ed. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tengfiara. Jakarta: LP3ES, 1989.

Geertz, Clifford. Ahanfian. Priyayi. dan Santri Dalam Masyarakat lawa. Bandung : Pustaka Jaya, 1981.

Hall, Kenneth R. Maritime Trade and States Developments in Early Southeast Asia. Honolulu: University of Hawai Press, 1985.

Hamka. Ayahku. Riwayat Hidup DR. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Afiama di Sumatra. Jakarta: U mmnda, 1982.

Hg, Zaleka. "Perempuan Minangkabau Antara Realitas dan Harapan" dalam Nanang Subekti, dkk, ed. Membangun Masa Depan Minangklahau Dari Perspektif Hak Azasi Manusia. Padang: Komisi Nasional Hak Azasi Manusia-Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2007.

Helmi, Surya, dkk. Laporan Ekskavasi Kubu Rajo. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi Sumbar-Riau, 1991.

Herwandi, dkk. Rakena: Mandeh Rubiah Penerus Kehesaran Bundoi Kanduang Dalam Pengfierogotan Tradisi. Padang: Museum Adityawarman, 2004.

Idris, Asmaniar Z .. "Kerajaan Minangkabau Pagaruyung", Makalah. Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, 1970.

Istiawan, Budi, dkk. Laporan Hasi Pendataan Benda Cagar Budaya di Sumpur Kudus, Kahupaten Sawahlunto-Sijunjung. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi sumatera Barat dan Riau, 1993.

-----~. Selintas Prasasti dari Melayu Kuno. Batusangkar : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, Wilayah Kerja Propinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, 2006.

Jamin, Jamilus. Kerajaan Minangkabau. Payakumbuh: 1993. Jamrah, Alfian. "Pariwisata Tanah Datar, Potensi, Kendala, dan Solusi", dalam Tabloid

Palito Luhak Nan Tuo. Edisi 01 Tahun liS-IS Januari 2011. Batusangkar: Pal ito Alam,2011.

Kozok, Uli. Kitah Undang Undang Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Tertua. Jakarta : Yayasan Naskah Nusantara-Yayasan Obor Indonesia, 2006.

Krom, N.J. Hindoe lavaansche Geschiedenis. DH, 1926. Latief, Ch. N., dkk. Etnis dan Adat Minangkabau Permasalahan dan Masa Depannya.

Bandung: Angkasa, 2002. Lombard, Denys. Kerajaan Aceh laman Sultan Iskandar Muda (/607-1636). Jakarta:

Balai Pustaka, 1991. Mansoer, M.D. Dahlan, dkk. Sedjarah Minangkahau. Jakarta: Bhratara, 1970. Meuraxa, Dada. Sejarah Kehudayaan Sumatera. Medan: Hasmar, 1974. Muljana, Siamet. Kuntala. Sriwijaya. dan Suwarna Dwipa. Jakarta: Idayu, 1981.

257

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUN DO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Dobbin, Christine. Islamic Revivalism in MinanNkahau in the Turn of Nineteenth Century. Modren Asia Studies 8 (3). 1974.

Ekadjati, S .. Seri Sejarah Indonesia. Penyebaran Agama Islam di Pu/au Sumatra. Bandung: IKAPI, 1985.

Farouk, Omar. "Asal Usul da Evolusi Nasionalisme Etnis Mslim Melayu di Muangthai Selatan". dalam Taufik Abdullah, dkk, ed. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia TenNg(l/'a. Jakarta: LP3ES, 1989.

Geertz, Clifford. Abangan. Priyayi. dan Santri Dalam Masyarakat lawa. Bandung : Pustaka Jaya, 1981.

Hall , Kenneth R. Maritime Trade and States Developments in Early Southeast Asia. Honolulu: University of Hawai Press, 1985.

Hamka. Ayahku. Riwayar Hidup DR. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatra. Jakarta: Ummnda, 1982.

Hg, Zaleka. "Perempuan Minangkabau Antara Realitas dan Harapan" dalam Nanang Subekti, dkk, ed. MembanNun Masa Depan Minangklahau Dari Perspektif Hak Azasi Manusia. Padang: Komisi Nasional Hak Azasi Manusia-Fakultas Hukum Universitas Andalas, 2007.

Helmi , Surya, dkk. Laporan Ekskavasi Kubu Raja. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi Sumbar-Riau, 1991.

Herwandi, dkk. Rakena: Mandeh Rubiah Penerus Kebesaran Bundoi Kanduang Dalam PenNNerogotan Tradisi. Padang: Museum Adityawarman, 2004.

Idris. Asmaniar Z .. " Kerajaan Minangkabau Pagaruyung", Makalah. Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, 1970.

Istiawan, Budi, dkk. Laparan Hasi Pendataan Benda Cagar Budaya di Sumpur Kudus, Kabupaten Sawahlunto-SijunjunN. Batusangkar: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Wilayah Propinsi sumatera Barat dan Riau, 1993.

------. Selintas Prasasti dari Melayu Kuno. Batusangkar : Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, Wilayah Kerja Propinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, 2006.

Jamin, Jamilus. Kerajaan Minangkabau. Payakumbuh: 1993. Jamrah, Alfian. "Pariwisata Tanah Datar, Potensi, Kendala, dan Solusi", dalam Tabloid

Palifo Luhak Nan Tuo. Edisi 01 Tahun liS-IS Januari 2011. Batusangkar: Palito Alam, 201 I.

Kozok, Uli. Kitab Undang Undang Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Tertua. Jakarta : Yayasan Naskah Nusantara-Yayasan Obor Indonesia, 2006.

Krom, N.J. Hindoe lavaansche Geschiedenis. DH, 1926. Latief. Ch. N., dkk. Etnis dan Adat Minangkabau Permasalahan dan Masa Depannya.

Bandung: Angkasa, 2002. Lombard. Denys. Kerajaan Aceh laman Sultan Iskandar Muda (/607-1636). Jakarta:

Balai Pustaka, 1991. Mansoer. M.D. Dahlan, dkk. Sedjarah Minangkahau. Jakarta: Bhratara, 1970. Meuraxa, Dada. Sejarah Kehudayaan Sumatera. Medan: Hasmar, 1974. Muljana, Slamet. Kumala. Sriwijaya. dan Suwarna Dwipa. Jakarta: Idayu, 1981.

257

Page 35: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

-----~. Pemugarun Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu Press, 1983.

Nais, A.A. Alam Terkemhang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkahau. Jakarta : Grafiti Press, 1986.

Nizar, Hayati. "Peran Ulamadan Bundo Kanduang di Minangkabau Suatu Kajian Historis", dalam lurnal PPIM Volume 1 No.1 September - Desember 2003. Padang : PPIM, 2003.

Nooteboom. Sumateru dan Pelayaran di Samuderu Hindia. Jakarta: Bhratara, 1972. Navis, A.A .. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkahau. Jakarta:

Grafiti Pers, 1984. J Nur, Mhd., dkk. "Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah BeIanda

di Minangkabau Pada Abad Ke-19". Batusangkar: Naskah, Pemda Kabupaten Tanah Datar, 17 Maret 2008.

------. "Diktat Kuliah Pengantar Arkeologi". Padang: J urusan Sejarah Fakutas Sastra Universitas Andalas, 2000.

-------. "Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatra Pada Abad Ke-19 Sampai Pertengahan Abad ke-20". Jakarta: Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000.

Oki, Akira. Social Change in the West Sumatra Village, 1908-/945. Disertasi Ph. D. Australian National University, 1977.

PPIM. Ensiklopedi Minangkahau. Padang : PPIM, 2005. Partadinata, Ardi. Daftar Isian Potensi Desa Tanah Datar. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri, 2003. Pangoeloe, Dt. Radjo. Minangkahau : Sejarah Ringkas dan Adatnya. Padang: Sri Dharma,

1971. "Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat DesaiKelurahan Pagaruyung Kecamatan

Tanjung Emas Kabupaten Tanag Datar". Pagaruyung: Arsip Kantor Wali Nagari Pagaruyung, Tidak diterbitkan, 2010.

"Salasilah Rajo di Minangkabau milik Kaum Datuk Panglimo Sutan di Guguk Kubuang Tigobaleh Luwak Tanah Data Alam Minangkabau". Tanpa tempat penerbit, tanpa penerbit dan tahun penerbit.

Sango, Datoek Batuah. Tambo Alam Minangkabau. Koto Nan Gadang Payakumbuh: Limbago, tanpa tahun.

Setyawati, Sri. Kebijakan Setengah Hati dan Kerisauan Tentang Degradasi Kehudayaan Minangkabau. Padang: PSH,2007.

Sutan, Jamaris Malin. "Daftar Realisasi Pungutan PBB Jorong Dalam Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip Kantor Walinagari Pagaruyung, tidak diterbitkan, 20/0.

-------. "Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip Kantor Walinagari Pagaruyung, tidak diterbitkan, 2010.

-------. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

-------. "Struktur Organisasi Pemuda Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

258

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

MALAYSIA DARI SEGI SEJARAH

-----~. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu Press, 1983.

Nais, A.A. Alam Terkemhang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkahau. Jakarta : Grafiti Press, 1986.

Nizar, Hayati. "Peran Ulama dan Bundo Kanduang di Minangkabau Suatu Kajian Historis", dalam Jurnal PPlM Volume 1 No. I September - Desember 2003. Padang : PPIM, 2003.

Nooteboom. Sumatera dan Pelayaran di Samudera Hindia. Jakarta: Bhratara, 1972. Navis, A.A .. Alam Terkembang Jadi Guru, Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta:

Grafiti Pers, 1984. J N ur , Mhd., dkk. "Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah Dalam Melawan Penjajah Belanda

di Minangkabau Pada Abad Ke-19". Batusangkar: Naskah, Pemda Kabupaten Tanah Datar, 17 Maret 2008.

------. "Diktat Kuliah Pengantar Arkeologi". Padang: Jurusan Sejarah Fakutas Sastra Universitas Andalas, 2000.

------. "Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatra Pad a Abad Ke-19 Sampai Pertengahan Abad ke-20". Jakarta: Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000.

Oki, Akira. Social Change in the West Sumatra Village, 1908-1945. Disertasi Ph. D. Australian National University, 1977.

PPIM. Ensiklopedi Minangkahau. Padang : PPIM, 2005. Partadinata, Ardi . Daftar Isian Potensi Desa Tanah DatC//: Jakarta: Direktorat Jenderal

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Departemen Dalam Negeri, 2003. Pangoeloe, Dt. Radjo. Minangkabau : Sejarah Ringkas dan Adatnya. Padang : Sri Dharma,

1971. "Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat DesalKelurahan Pagaruyung Kecamatan

Tanjung Emas Kabupaten Tanag Datar". Pagaruyung: Arsip Kantor Wali Nagari Pagaruyung, Tidak diterbitkan, 2010.

"Salasilah Rajo di Minangkabau milik Kaum Datuk Panglimo Sutan di Guguk Kubuang Tigobaleh Luwak Tanah Data Alam Minangkabau" . Tanpa tempat penerbit, tanpa penerbit dan tahun penerbit.

Sango, Datoek Batuah. Tambo Alam Minangkabau. Koto Nan Gadang Payakumbuh: Limbago, tanpa tahun.

Setyawati, Sri. Kebijakan Setengah Hati dan Kerisauan Tentang Degradasi Kehudayaan Minangkahau. Padang: PSH,2007.

Sutan, Jamaris Malin. "Oaf tar Realisasi Pungutan PBB Jorong Dalam Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip Kantor Walinagari Pagaruyung, tidak diterbitkan, 2010.

-------. "Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip Kantor Walinagari Pagaruyung, tidak diterbitkan, 2010.

-------. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

-------. "Struktur Organisasi Pemuda Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

258

Page 36: bundo kanduang di minangkabau dalam perspektif sejarah bundo

BUNDO KANDUANO DJ MJNANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

-------. "Struktur Organisasi Bundo Kanduang Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung. tidak diterbitkan, 2007.

-------. "Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

-------. "Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

-------. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

Takakusu. J. A Record of" the Budhis as Practised in India and the Malay Archipelago 671-695.

Thaib. Puti Reno Raudha. "Pola Pikir Perempuan Minangkabau dan Tantangannya ke Depan"Dalam iurnal PPIM Volume I No.1 September - Desember 2003. Padang : PPIM.2003.

Tuo, H.N. Dt.Perpatiah Nan. dkk. (penyunting). Adat Basyandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Pedoman Hidup Banagari. Padang: Sako Batuah. 2002.

Westenenk. L.e. Minangkahausche Negeri (Terjemahan Mahjoeddin Saleh). Padang : Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas, 1969.

Zaini. Hasan, dkk. "Sejarah Berdirinya Kabupaten Dharmasraya". Pulau Punjung: Naskah, tidak diterbitkan, Tim BP2KSS. 2005.

259

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

Hak Cipta Terpelihara © 2012 – Persatuan Sejarah Malaysia

BUNDO KANDUANG DI MINANGKABAU DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

- - --- --. "Struktur Organisasi Bundo Kanduang Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung. tidak diterbitkan. 2007.

- ------. "Struktur Organisasi Badan Pennusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

--- ----. "Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip. Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

----- --. "Struktur Organisasi Unsur Alim Ulama Nagari Pagaruyung". Pagaruyung: Arsip, Kantor Wali Nagari Pagaruyung, tidak diterbitkan.

Takakusu. J. A Record ()l the Budhis as Practised in India and the Malay Archipelago 671-695.

Thaib, Puti Reno Raudha. "Pola Pikir Perempuan Minangkabau dan Tantangannya ke Depan " Dalam iumal PPIM Volume I No.1 September - Desember 2003. Padang : PPIM,2003.

Tuo, H.N. Dt.Perpatiah Nan, dkk. (penyunting). Adat Basyandi Syarak, Syarak Basandi Kitabllilah Pedoman HidllP Banagari. Padang: Sako Batuah, 2002.

Westenenk. L.c. Minangkahausche Negeri (Terjemahan Mahjoeddin Saleh). Padang : Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas, 1969.

Zaini. Hasan, dkk. "Sejarah Berdirinya Kabupaten Dhannasraya". Pulau Punjung: Naskah, tidak diterbitkan, Tim BP2KSS. 2005.

259