bumn dpr 8-11-2015
TRANSCRIPT
1
BAB I. PENDAHULUAN
Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Amanah Usaha
Pasal 33 UUD 1945 dan Pasal 33 UUD NRI 1945, dan fondamen Pancasila
sebagai philosofische grondslag, yang berjiwa Statik Lekstar Dinamaik. Kajian ini,
menggunakan logika pikir ilmu, yaitu Logika Formal Aristoteles: Penalaran
bertolak dari pengetahuan yang sudah “dimiliki”, artinya bertolak dari apa yang
diketahui “benar” atau apa yang diketahui “salah”; yang menjadi premis-premis
sebagai dasar Konklus. Premis sebagai dasar konklusi, harus benar, untuk
membuat kalimat proposisi sebagai kesimpulan. Aktivitas penalaran meliputi:
menyusun proposisi-proposisi yang menjadi premis dan dijadikan dasar
penyimpulan. Kalau penyusunan premis tidak tepat, maka tidak dapat dijadikan
dasar untuk menarik kesimpulan yang benar.
Berabuksi bahwa Teori dan praktik merupakan dua hal yang berpasangan,
tetapi, Teori tanpa Praktik, tidaklah lengkap, dan praktik tanpa Teori, tidak akan
pernah mapan. Undang Undang dapat berlaku secara normal dan baik, harus
memenuhi tiga syarat, yaitu: filosofis, sosiologis, dan yuridis. Kemudian, norma
yang dilahirkan dari ketiga unsur tersebut, wajib merupakan hasil pengkajian atau
penelitian secara: (1). Filosofis, (2). Estetis, (3). Ilmu pengetahuan, (4). Ekonomis,
(5). Tool of social control, (6). Tool of social engineering. Maka, saya akan
mencoba mengurai secara koperhensip, perhatikan Ban II berikut ini, berbicara
Pancasila sebagai philosofische grondlag negara, bukan pilar negara.
BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG
Memahami Pancasila sebagai Philosofische Grondlag negara. Saya
gunakan, pola pikir Logika Formal Aristoteles: Penalaran bertolak dari
pengetahuan yang sudah “dimiliki”, artinya, bertolak dari apa yang diketahui “benar”
2
atau yang diketahui “salah”. Tetapi harus ingat, harus dijadikan satu kata dengan
perbuatan dalam kejujuran, yaitu: “JANGAN MENGATAKAN YA, ANDAI KATA,
ANDA AKAN MENGATAKAN, TIDAK”. Kajian, kaum intelektual, wajib punya,
ideolog sebagai kaum intelektual. Perhatikan, manusia produk zaman yang
menyimpang, yaitu: (1). Manusia FIR’AUN, adalah penguasa yang korup, penindas
dan diktator. (2). Manusia HAMAN, adalah teknokrat yang membela tiran sebagai
pelacur intelektual. (3). Manusia BALAM, kaum rohaniawan yang melegitimasi
kekuasaan yang korup, membodohi rakyat. (4). Manusia SENGKUNI, adalah
kemana angin berembus, kesana dia berlari dan memunyah, yang penting
menguntung secara materi. (5). Manusia QORUN, adalah kaum kapitalis yang
rakus, penghisap sumber kekayaan rakyat.
PROLOGI PANCASILA:
(1). Sila ke-1, hakekat: Allah/Tuhan, kontemplasi: Realitas kebenaran yang terakhir,
ada pada Tuhan Yang Maha Esa.
(2). Sila ke-2, hakekat: Manusia, kontemplasi: Manusia Indonesia yang wajib ber-
Tuhan.
(3). Sila ke-3, hakekat: Satu, kontemplasi: Satu wadah Negara Kesatuan Indonesia.
(4). Sila ke-4, hakekat: Rakyat, kontemplasi: Demokrasi: the governement from the
people, by the people, for the people.
(5). Sila ke-5, hakekat: Adil, komtenplasi: Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
(Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
3
JIWA STATIK LEKSTAR DINAMAIK PANCASILA
1. Manusia Pancasilais, wajib mengakui adanya realitas dan kebenaran
terakhir, adalah, ada pada Tuhan Yang Maha Esa,
2. Sila ke-1, ke-2, dan ke- 3, mengungkapkan tiga tingkatan khirarki dari sistem
referensi, yaitu Agama, Kemanusiaan, dan Nasional sebagai Induk, tempat
manusia Indonesia mengabdikan diri dalam kehidupan dibumi.
3. Sila ke-4, menunjukkan landasan oprasional bagaimana pengabdian
terhadap ketiga sisten referensi diaktualisasikan secara bersama demi
kepentingan bersama. Hal itu, bisa terjadi, apabila manusia Pancasila telah
memiliki kesamaan Paradigma dalam menentukan kebenaran.
4. Sila-ke 5, merupakan tujuan yang harus diperjuangkan, hanya saja bisa
dijamin, kalau keempat sila, dihayati dan diamalkan sebagaimana mestinya,
jika tidak, ya, ITU KRISIS INGAT PANCASILA JADINYA., ITU KRISIS
INGAT PANCASILA JADINYA, sejarah terulang kembali.
BAB III. NEGARA HUKUM
Penjelasan UUD 1945, pada Sistem Pemerintahan Negara. Indonesia ialah
negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat). Negara Indonesia berdasarkan
atas hukum (rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat),
kemudian Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945, menyebutkan “Negara Indonesia
adalah negara hukum”.
Demikian, pengaturan tentang negara hukum Indonesia di dua UUD tersebut,
tidak memberikan makna, hakekat lebih lanjut, sosok, bentuk, hakekat, dan makna
negara hukum yang dikehendaki bangsa Indonesia, kalaupun banyak ahli yang
telah mencoba mengemukakan formulasi tentang negara hukum Indonesia. Oleh
sebab itu, saya mencoba merekonseptualisasi kembali negara hukum Indonesia
4
sebagai dasar pijakan dan platform, yang merupakan perpaduan unsur antara
rechtstaat, rule of law dan volksgist bangsa Indonesia, yang dilakukan oleh Prof.
Dr Soepomo, salah satu the founding fathers bangsa, tetapi, belum sempat
selesai, keburu bangsa Indonesia merdeka. Tetapi, embrionya, dapat dilihat pada
Penjelasan UUD 1945 yang merupakan konsep yang dibuat Soepomo, dan
memaknai rechtstaat dalam artian adalah negara berdasarkan atas hukum. Adapun
hasil rekonseptualisasinya, berikut:
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia,
2. Supremacy of law,
3. Equality before the law,
4. Adanya pembagian kekuasaan berdasarkan trias politika,
5. Setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan undang-undang,
6. Adanya peradilan yang bebas dan merdeka,
Hasil rekonseptualisasi tersebut, untuk menjadi pijakan dan sebagai negara
hukum Indonesia, saya telah menstrukturkan kembali, ajaran negara hukum
Indonesia, yang saya sebut sebagai, Negara Hukum Nusantara (Ibrahim R. 2003),
berikut:
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia berdasarkan ideologi bangsa,
2. Kedudukan yang sama dalam hukum bagi setiap warga negara,
3. Pelaksanaan pemerintah berdasarkan konstitusi, yang dilaksanakan dengan
undang-undang,
4. Pembagian kekuasaan berdasarkan trias politika,
5. Adanya peradilan yang bebas dan merdeka,
6. Adanya kode moral dan akhlak, yang melahirkan karakteristik berbangsa
dan bernegara.
5
DIALOG BUNG KARNO DAN SOEPOMO
Kata Bung Karno pada Soepomo: met juristen, geen revolutie maken (dengan
Sarjana Hukum, kita tidak bisa berevolusi). Jawaban Soepomo: zonder juristen,
geen revolutie gelegaliceered (tanpa Sarjana Hukum, bagaimna revolusi diakui
atau legal).
BAB IV. UNDANG UNDANG DASAR
PASAL 33, UUD 1945,
Ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Ayat (2), Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara
Ayat (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Pasal 34, UUD 1945, Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara
Pasal 27 UUD 1945:
Ayat (1), Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
6
PASAL 33, UUD NRI 1945:
Ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Ayat (2), Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara
Ayat (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Ayat (4), Perkonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Ayat (5), Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang
Pasal 34, UUD NRI 1945
Ayat (1), Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
Ayat (2) , Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan
Ayat (3), Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
Ayat (4), Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dengan undang-undang
7
Pasal 27 UUD NRI 1945:
Ayat (1), Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
Ayat (3), Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara
Landasan konstitusional dan oprasional bidang usaha negara, adalah Pasal
33, Pasal 34, dan Pasal 27, dalam Public Utilities dan Public Service.
BAB V. BUMN - BUMD
TEORI BENTUK BADAN USAHA MILIK NEGARA.
Bentuk badan usaha negara, yang akan menjangkau seluruh kepentingan
usaha negara, dari kehidupan anak bangsa, strata kaya, strata menengah, dan
strata miskin (marhaen). Maka, sekmen pasar bisnis negara, wajib dibagai dalam
tiga klaster, ketiga klaster itu menunjukan: (1). Status hukum dan badan hukumnya,
(2). Keuangan dan penyertaan modal, (3). Pertanggung jawabannya, (4). Bidang
usaha: public utilities, public service, dan profit. Untuk menampung kepentingan
anak bangsa, maka, harus masuk ke dalam tiga badan usaha milik negara, yaitu:
1. Department Agency - Departement Government Enterprise - Perusahaan
Jawatan (Perjan).
2. Public Corporation - Statutory Public Corporations – Perusahaan Umum
(Perum)
3. State Company - Comercial Companies – Perusahaan Perseroan (Persero)
4. Atau bentuk lain, selain tersebut di atas.
8
DEPARTMENT AGENCY - DEPARTEMENT GOVERNMENT ENTERPRISE
Standar dan sosok Departement Agency-Departement Government
Enterprise-Perusahaan Jawatan (Perjan), berikut:
1. Berlaku hukum publik dan bagian langsung dari suatu departemen/instansi
pemerintah,
2. Makna usaha adalah public service (pengabdian dan pelayanan pada
masyarakat)
3. Mempunyai hubungan hukum publik (publiek rechtelijk verhouding), jika
terjadi tuntutan, maka, kedudukannya sebagai pemerintah atau seizin
pemerintah
4. Menggunakan manajemen perusahaan dan pelayanan kepada umum
secara baik dan memuaskan
5. . Setiap subsidi yang diberikan kepada masyarakat, selalu dapat diketahui
dan dapat dicatat atau dibukukan, yang diterima berupa potongan harga
atau mungkin pembebasan sama sekali dari pembayaran.
6. Anggaranya, masuk dalam APBN/APBD, dan muncul pada setiap tahun
anggaran
7. Hubungan usaha antara pemerintah dan yang dilayani, harus selalu
berdasarkan atas hukum bisnis, sekalipun ada bantuan dan subsidi,
dinyatakan secara tegas
8. Apa yang seharusnya dibayar kepada negara harus dinyatakan dalam tanda
pembayaran, seperti yang tertulis pada karcis atau nota
9. Usaha dijalankan dengan syarat efisien, efektivitas, dan ekonomis
10. Jumlah uang yang harus dibayarkan, dinyatakan secara jelas
persentasenya atau tidak membayar
9
11. Mempunyai dan mendapatkan fasilitas negara
12. Dipimpin oleh seorang Kepala, merupakan bawahan suatu
departemen/instansi pemerintah
13. Pegawainya adalah pegawai negeri
14. Pengawasan dilakukan secara khirarki dan fungsional
PUBLIC CORPORATION - STATUTORY PUBLIC CORPORATIONS
Standar dan sosok Public Corporation-Statutory Public Corporations-
Perusahaan Umum (Perum), berikut:
1. Berstatus Badan Hukum dan diatur berdasarkan undang-undang,
2. Dipimpin oleh seorang Direksi.
3. Hubungan hukum diatur dalam hukum keperdataan (privaart rechtelijk).
4. Modal seluruhnya dimiliki negara, dari kekayaan negara yang dipisahkan.
5. Dapat memperoleh dana dari kredit dalam dan luar negeri atau dari obligasi
6. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri,
7. Makna usahanya adalah melayani kepentingan umum (produksi, distribusi,
dan konsumsi).
8. Usaha dilakukan dengan prinsip efisien, efektivitas, dan economi cost-
accounting principles and management effectiveness)
9. Secara finansial harus dapat berdiri sendiri, kecuali ada politik pemerintah,
mengenai tarif dan harga, akan diatur melalui subsidi pemerintah
10. Berbentuk adalah pelayanan (service)
11. Bergerak dibidang jasa Vital (public utilities).
12. Pemerintah boleh menetapkan bahwa beberapa usaha yang bersifat public
utility,
10
13. Bebas bergerak seperti perusahaan swasta lainnya, mengadakan
perjanjian, kontrak,dan hubungan hukum dengan perusahaan lain.
14. Dapat dituntut dan menuntut.
15. Pegawai adalah pegawai perusahaan negara, yang diatur dalam ketentuan
tersendiri, diluar ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri
16. Organisasi, tugas, wewenang, dan tanggungjawab, dan cara
bertanggungjawab diatur secara khusus, sesuai dengan undang-undang
pembentukannya
17. Karena bidang usaha public utility, bila dipandang perlu untuk kepentingan
umum, politik tarif dapat ditentukan oleh pemerintah
18. Laporan perusahaan tahunan, memuat neraca untung-rugi dan neraca
kekayaan yang disampaikan kepada Pemerintah dan Dewan Perwakilan
Rakyat
STATE COMPANY - COMERCIAL COMPANIES
Standar dan sosok State Company- Comercial Companies-Perseroan
Terbatan (Persero), berikut
1. Perusahaan Perseroan (state company), hubungan usaha diatur
berdasarkan hukum privaart
2. Statusnya adalah badan hukum perdata, yang berbentuk Perseroan
Terbatas
3. Dipimpin seorang Direksi dan tidak memiliki fasilitas negara
4. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara, dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
5. Mana usahanya untuk memupuk keuntungan dan keuntungan
11
6. Pelayanan dan pembinaan organisasi yang baik, efektif, efisien, dan
ekonomis
7. Pelayanan umum yang baik, memuaskan, dan memperoleh laba atau tidak
boleh rugi, dengan alasan apapun.
8. Dimungkinkan adanya joint atau mixedenterprise dengan swasta
(nasional/asing), adanya penjualan saham perusahaan milik negara
9. Status pegawai adalah pegawai perusahaan biasa
10. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham.
11. Intentitas medezeggenschap terhadap perusahaan, tergantung besarnya
jumlah saham yang dimiliki berdasarkan perjanjian pemerintah dengan
pihak lain.
BAB VI. SEJARAH BUMN
Istilah populer badan usaha negara Indonesia, adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) – Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES).. Bagaimana makna, hakekat, usaha, dan sistem BUMN, BUMD,
BUMDES, masih banyak persoalan dan hampir-hampir tidak berkonstribusi pada
pemerintah, jika dilihat dari besarnya Modal yang dikelola, dengan laba atau
konstribusil yang dihasilkan. Pada kesempatan ini, saya hanya uraikan sedikit
historikal, untuk melihat masal lalu, masa kini, menuju masa depan. Untuk itu, kita
tidak mengubah masa depan, tetapi, kita harus merubah masa lalu kita, jika, mau
mencapai visi dan misi BUMN-BUMD-BUMDES.
Historikal frofil BUMN, berikut: BUMN GENERASI PERTAMA
1. 1945-1953: masa revolusi perjuangan dan Komprensi Meja Bundar, dapat
disebut BUMN Generasi Pertama
12
2. 1953-1959: masa demokrasi liberal dan UUDS 1950: Bank Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia, Bapindo, Garuda, PELNI, Semen Gresik
BUMN GENERASI KEDUA
3. 1959-1967: masa etatisme dan sosialisme, BUMN Eks Nasionalisasi
Perusahaan Belanda.
4. 1967-1974: masa de-etatisme, PMA/PMDN, rasionalisasi BUMN,
Swastanisasi eks Belanda dan porsi swasta membesar.
BUMNGENERASI KETIGA
5. 1974-1982: masa Neo-etatisme the Dutch Disease Proteksi Instant Industry,
Pertamin sebagai Godfathers dan benih Konglomerat Swasta
BUMN GENERASI KEEMPAT
6. 1982-1990: masa De-etatisme II, Deregulasi dan Debirokratisasi. Quasi
BUMN/BUMD dan Swastanisasi
7. 1990-Sekarang: masa Demokratisasi, GATT/WTO, APEC, AFTA, MEA
BAB VII. UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003
UU Nomor 19 Tahun 2003, mengenal dua macam BUMN: PUBLIC
CORPORATION dan STATE COMPANY. Negara Republik Indonesia yang
menganut ekonomi kerakyatan, maka perlu dan wajib, ada BUMN yang
DEPARTMENT AGENCY. Jadi, sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia
bernegara, yang termuat dalam Alinea ke-4 UUD 1945 dan UUD NRI 1945.
Alinea ke-4: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
13
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan, kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ...... PANCASILA
Kenapa diperlukan BUMN: DEPARTMENT AGENCY, PUBLIC
CORPORATION, dan STATE COMPANY. Dasar filosofis dan sosiologisnya: Aline
ke-4 UUD NRI 1945, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 27, dan Pasal 28.
Jika, BUMN dijadikan pilar badan usaha negara untuk kesejahteraan
rakyat berdasarkan Pasal 33 UUD NRI 1945, maka, DPR harus segera tata ulang
UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003, untuk mempertegas dan tanggung jawab
BUMN PROFIT, BUMN PUBLIC UTILITY, BUMN PUBLIC SERVIS
BAB VIII. KEPENTINGAN UMUM DAN PELAYANAN PUBLIK
KEPENTINGAN UMUM
Berbicara kepentingan umum, telah saya memberikan pengertian dan
strukturkan dalam buku saya “Prosepek BUMN dan Kepentingan Umum”. Tolok
ukur dan struktur kepentingan umum, yang dikehendaki Pasal 33 UUD 1945,
adalah kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan antar
bangsa atau identik dengan kepentingan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peranan BUMN/BUMD sebagai penyelenggara kepentingan umum, semakin
kurang jelas, ketika UU No. 19 Tahun 2003, hanya mengakui bentuk BUMN
PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY PUBLIC CORPORATION,
dan STATE COMPANY, dan UU No. 19 Tahun 2003, tidak memberikan
pembedaan antara kedua bentuk itu. Seharusnya, dibedakan, karena akan
14
behubungan dengan Penyertaan Modal Negara dan Pertanggung Jawaban dari
BUMN, sesuai dengan bentuknya.
PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik berkaitan dengan tingkat korupsi. Bank Dunia menerbitkan
laporan, berjudul: Doing Business 2016: Measuring Regulatory Quality and
Efficiency. Tehadap 189 negara yang ada:
1. Singapura, berada pada posisi nomor satu dari 189 negara, sebagai negara
yang paling bersahabat untuk berbisnis (the most friendly in doing business)
di tahun 2016
2. Selanjutnya: Selandia Baru, Denmark, Korea Selatan, Hongkong, Inggris,
dan Amerika serikat
3. Negara Indonesia, berada dimana ...... ?
The Rule of Law Index 2015, menempatkan empat negara yang punya
posisi tertinggi di dunia, yaitu Denmark, Norwegia, Finlandia. Sementara Indonesia
menempati urutas ke-52, dibawah Singapura menempati urutan ke-9, Jepang di
posisi ke-13, dan Malaysia diposisi ke- 39
BAB IX. PENYERTAAN MODAL NEGARA
PMN DI APABN TAHUN 2016
Media Kompas (3/11/2015) membuat judul “DPR Tunda PMN, BUMN Cari
Strategi Proyek Insfrastruktur Terganggu”. Tabel BUMN penerima penyertaan
modal di APBN 2016, yaitu:
1. PT PLN ........................................................................ Rp. 10.Trilyun
2. PT Sarana Multi Infrastruktur .........................................Rp. 5 Trilyun
3. PT Hutama Karya .........................................................Rp. 3 Trilyun
15
4. PT Wijaya Karya ........................................................... Rp. 3 Trilyun
5. PT Pembangunan Perumahan ..................................... Rp. 2 Trilyun
6. Perum Bulog ................................................................ Rp. 2 Trilyun
7. PT Jasa Marga ............................................................. Rp. 1,25 Trilyun
8. PT Angkasa Pura II ...................................................... Rp. 2 Trilyun
9. PT Penjaminan Infrastuktur Indonesia .........................Rp. 1 Trilyun
10. Penyertaan Modal Rp. 50 Milyar pada PT Jamkrida Bali, ikut ikutan di
ganjal DPRD Provinsi Bali.(NB 4/11/2015).
Jika, benar berita di media massa tersebut, bahwa BUMN mengancam, bila
tidak ada Penyertaan Modal Negara (PMN), maka, akan mengambil pinjaman Bank
dari Bank Jerman, Bank Prancis, Bank Tiongkok. Ancaman BUMN tersebut, suatu
yang sangat serius, Publik tidak tahu, kenapa, begitu serius ancaman dari BUMN.
Apakah BUMN itu sedang menjalankan ajaran NEO LIBERAL.
NEO LIBERAL
Tahun 1984, terjadi krisis ekonomi di Brasil, Argentina, dan Mexico, maka,
IMF, Bank Dunia, Departemen Keuangan Amerika Serikat melakukan diskusi untuk
itu. Dari hasil diskusi, ditemukan, 10 macam obat generik yang harus diresepkan
atau direkomendasikan bagi negara berkembang yang sedang dilanda krisis
keuangan. Kemudian, terjadi kresis lagi tahun 1994, makin mantaplah ajaran ini
menjadi NEO-LIBERALISME yang formulanya diungkapkan oleh John
Williamson, yaitu:
1. Disiplin fiskal (Fiscal austerity) pemerintah harus menjaga anggaran supaya
surplus, jika sisi fiskal tertekan hebat, masih bisa ditoleransi mengalami
defisit, asal tidak lebih dari dua persen terhadap Produk Domistik Bruto
16
2. Belanja pemerintah (APBN) sebaiknya diprioritaskan untuk memperbaiki
distribusi pendapatan. Pemerintah disarankan untuk membiayai proyek
untuk menaikan pendapatan kelompok miskin
3. Sektor fiskal (perpajakan) perlu direformasi, terutama dengan perluasan
obyek pajak dan wajib pajak (broaden the base).
4. Sektor finansial perlu diliberalisasikan, para penabung harus tetap
mendapatkan suku bunga riil positif (positive real interest rate) dan hindari
perlakuan suku bunga khusus kepada debitor tertentu
5. Dalam hal penentuan kurs mata uang, sayogyanya dilakukan dengan
mempertimbangkan daya saing dan kridebilitas kurs yang terlalu kuat,
seolah-olah kridibel, tetapi tidak membantu daya saing produk eksport,
sebaliknya, jika kurs terlalu lemah, krebidilitas perekonomian akan runtuh
6. Perdagangan sebaiknya diliberalisasikan, pemerintah harus menghapus
berbagai hambatan yang bersifat kuantitatif agar arus perdagangan bisa
lancar dan efisiensi .
7. Hendaknya investasi asing tidak didiskriminasikan. Perlakukan investasi
asing sama dengan domistik, karena keduanya sama-sama diperlukan
untuk mendorong perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan
8. BUMN,sayogyanya diprivatsisasi. Tujuan untuk menaikkan efisiensi dan
membantu pembiayaan defisit APBN
9. Lakukan deregulasi atau hilangkan segala macam bentuk restreksi atau
berbagai hambatan bagi perusahaan baru yang hendak masuk ke pasar,
buatlah iklim kompetensi di pasar
10. Pemerintah perlu menghormati dan melindungi hak cipta agar menimbulkan
iklim inovatif
Pada saat ini, 20 BUMN yang menambah modal melalui penerbitan saham, dan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta, nilai kapitalisasinya Rp.
17
1.130,78 Trilyun. Saya jadi teringat hasil penelitian saya tahun 1996, dari 164 BUMN waktu itu, merugi dan merugi BAB X. MIMPI RAKYAT PADA BUMN
Mimpi the founding fathers terhadap BUMN diletakan pada Jiwa dan Karakter
Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 27 UUD 1945, sesuai dengan Jiwa Statik Lekstar
Dinamik Pancasila, kemudian berada pada BUMN: DEPARTMENT AGENCY,
PUBLIC CORPORATION, dan STATE COMPANY
MUD ORDE BANGSA INDONESIA
Mud Orde adalah suatu masa yang membentuk tahap hidup dan
kehidupan suatu bangsa dan negara (Indonesia). Indonesia, saya bagi menjadi
Empat Mud Orde:
1. Mud Orde Nasionalisme dan Kebangsaan, tahun 1908, 1928, dan 1945,
melahirkan sebuah bangsa dan merdeka: Proklamasi 17 Agustus 1945 di
Pegangsaan Timur 56 Jakarta
2. Mud Orde Karakter Building: Tahun 1945-1967, disebut masa Orde Lama,
masa pemerintahan Presiden Soekarno.
3. Mud Orde Pembangunan: Tahun 1967-1998 (Orde Baru = Soeharto) dan
1998-2015 (orde reformasi = BJ Habibie 1998-1999; Abdurahman Wahid
1999-2001; Megawati Soekarmo Putri 2001-2004; Susilo Bambang
Yudhoyono (2004-2014).
4. Mud Orde Nusantara: Di mulai dari pemerintahan Presiden Joko Widodo
2015-2019.
18
BAB XI. REFERENSI
Baron De Montesquieu, 1949, The Spirit of the Law, Translated by Thomas Nugent, Hafner Press A Division of Macmillan Publishing Co, INC, New York, Collier Macmillan Publishers London.
Dicey, A.V, 1971, An Introduction to The Study of The Law of The
Constitution,English Language Book Society and Macmillan. Ibrahim R, 1997, Prospek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kepentingan
Umum, Citra Aditya, Bandung Ibrahim R, 2003, Sistem Pengawasan Konstitusional Antara Kekuasaan Legislatif
dan Eksekutif Dalam Pembaruan Undang Undang Dasar 1945, Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung
Ibrahim R, 2007, Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN: Sebuah Tinjauan, Jurnal Hukum Binis, Volume 26 No. 1 Tahun 2007
Ibrahim R, 2011, Sistema Filsafati Pancasila, Makalah Seminar Nasional dengan Tema: Refitalisasi Pendidikan Pancasila Dalam Kurikulum Disetiap Jenis dan Jenjang Pendidikan AGDPP Daerhan Bali, Kerjasama Unud, Undiksha, AGDPP, 28 Mei 2011 di Singaraja.
John Locke, 1960, Two Treatises Of Civil Government, London J.M. Dent & Sons
Ltd New York E.P. Dutton & CO INC. Kompas, 2015, DPR Tunda PMN, BUMN Cari Strategi Proyek Infrastruktur
Terganggu, Kompas, 3 November 2015 Kompas, 2015, BUMN Diminta Revaluasi Aset, Pemerintah Pertimbangkan
Skenario Terburuk Untuk PMN 2016, Kompas, 4 November 2015 Notonagoro, 1974, Pancasila Dasar Falsafah Negara, CV. Pantjoran Tujuh,
Jakarta Nusa Bali, 2015, Golkar dan PDIP Bertarung Di Anggaran, Penyertaan Modal Rp.
50 Milyar di PT Jamkrida Pun Diganjal, Nusa Bali, 4 November 2015 Paul-Heinz Koesters, 1987, Tokoh-Tokoh Ekonomi Mengubah Dunia Pemikiran-
Pemikiran Yang Mempengaruhi Hidup Kita, Gramedia, Jakarta.
19
Thomas Kunh, 1970, The Structure of Scientific Revolution, The University of Chicago Press, All Rights Reserved.
Pranarka, A.M.W, 1985, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, CSIS, Jakarta Richard Tarnas, 1991, The Passion of the Western Mind Understanding the Ideas
That Have Shaped Our World View, Library of Conggres Catalog Card Number, United States of Amerika
Slamet Sutrisno (peny), 1986, Pancasila Sebagai Metode, Penerbit Liberty,
Yogyakarta. Soediman Kartohadiprodjo, 1976, Beberapa Pemikiran Sekitar Pancasila, Penerbit
Alumni, Bandung. Soediman Kartohadiprodjo, 1976, Pancasila dan/dalam Undang undang Dasar
1945, Penerbit Binacipta, Bandung. Soekarno, 1961, Pedoman Untuk Melaksanakan Amanat Penderitaan rakyat, Jilid I
dan II, Penerbit Permata, Surabaya Soekarno, 1963, Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik
Indonesia, Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Soekarno, Jakarta.
20
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II. PANCASILA PHILOSOFISCHE GRONDLAG ........................................ 1
PLOLOGIA PANCASILA ............................................................................. 2
JIWA STATIK LEKSTAR DINAMIK PANCASILA ........................................ 3
BAB III. NEGARA HUKUM .................................................................................. 3
DIALOG BUNG KARNO DAN SOEPOMO ................................................. 5
BAB IV. UNDANG UNDANG DASAR ................................................................. 5
PASAL 33 UUD 1945 ................................................................................. 5
PASAL 33 UUD NRI 1945 .......................................................................... 6
BAB V. BUMN – BUMD ........................................................................................ 7
TEORI BADAN USAHA MILIK NEGARA ................................................... 7
DEPARTMENT AGENCY ........................................................................... 8
PUBLIC CORPORATION ........................................................................... 9
STATE COMPANY .................................................................................... 10
BAB VI. SEJARAH BUMN ................................................................................. 11
BUMN GENERASI PERTAMA ................................................................ 11
BUMN GENERASI KEDUA .................................................................... 12
BUMN GENERASI KETIGA .................................................................... 12
BUMN GENERASI KEEMPAT ................................................................ 12
BAB VII. UU BUMN NOMOR 19 TAHUN 2003 ................................................ 12
BAB VIII. KEPENTINGAN UMUM DAN PELAYANAN PUBLIK ........................ 13
KEPENTINGAN UMUM ............................................................................ 13
PELAYANAN PUBLIK ............................................................................. 14
21
BAB IX. PENYERTAAN MODAL NEGARA ........................................................ 14
PMN DI APBN TAHUN 2016 ...................................................................... 14
NEO LIBERAL .......................................................................................... 15
BAB X. MIMPI RAKYAT PADA BUMN ............................................................... 17
MUD ORDE BANGSA INDONESIA ......................................................... 17
BAB XI. REFERENSI ..................................................................................... 18