buku saku final rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun...

72

Upload: others

Post on 24-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17.13

Page 2: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

BUKU SAKU FINAL rev.indd 2 20/11/19 17.13

Page 3: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019,

Jakarta – Indonesia.

BUKU SAKU FINAL rev.indd 3 20/11/19 17.13

Page 4: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Dalam rangka meningkatkan kapasitas mitigasi serta efektivitas dan efisiensi penanganan krisis kepariwisataan, khususnya di destinasi yang terdampak, diperlukan penguatan jaringan koordinasi antar-Pemerintah Pusat beserta pemangku kepentingan di daerah yang mencakup unsur Pentahelix. Untuk itu, perlu dibentuk Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah.

Guna mengatur dan menyediakan payung hukum pembentukan Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah tersebut, telah saya sahkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan. Sementara sebagai pedoman prosedur penyelenggaraannya, pada tahun 2018 Kementerian Pariwisata telahmenerbitkan SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan.

Saya menyambut baik penerbitan buku ini dengan harapan dapat menjadi pedoman penyelenggaraan sistem pengelolaan krisis. Buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen

KATA PENGANTAR

BUKU SAKU FINAL rev.indd 4 20/11/19 17.13

Page 5: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Manajemen Krisis Kepariwisataan lainnya, yakni SOP Pengelolaan Krisis Kepariwisataan, Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan,Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan, dan Motion Graphic yang berisi intisari tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang mendukung proses penyusunan buku ini. Semoga Allah SWT memberkati kerja kita dan dapat bermanfaat dalam mengembangkan sektor pariwisata.

Salam Pesona IndonesiaJakarta, September 2019

Menteri PariwisataDr. Ir. Arief Yahya, M.Sc

BUKU SAKU FINAL rev.indd 5 20/11/19 17.13

Page 6: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi sektor pariwisata melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Meski perannya signifikan bagi perekonomian daerah dan negara, keberlangsungan ekosistem pariwisata di Indonesia masih sangat rentan terhadap berbagai gangguan dan bencana yang kalau tidak dikelola dengan baik dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.

Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan, maka untuk memudahkan pemahaman lebih lanjut diperlukan Buku Panduan dan Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan.

KATA PENGANTAR

BUKU SAKU FINAL rev.indd 6 20/11/19 17.13

Page 7: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Buku ini merupakan satu kesatuan yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta para pemangku kepentingan pariwisata dalam mencegah, menangani, serta mengevaluasi krisis kepariwisataan agar kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dapat terlindungi dan berkesinambungan.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, serta seluruh pihak yang telah mendukung proses penyusunan Buku Panduan dan Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan ini dan berharap buku-buku ini dapat menjadi pedoman dalam mengelola krisis kepariwisataan di Indonesia.

Jakarta, September 2019Plt. Sekretaris Kementerian

Dra. Ni Wayan Giri Adnyani., M.Sc., CHE

BUKU SAKU FINAL rev.indd 7 20/11/19 17.13

Page 8: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019, Jakarta – Indonesia.

Buku Saku Manajemen Krisis Kepariwisataan,Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Dokumen ini diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Diperbolehkan mencetak ulang, mengutip sebagian atau keseluruhan isi dengan izin, kecuali untuk tujuan komersil.

Kementerian Pariwisata RIGedung Sapta PesonaJl. Medan Merdeka Barat No. 17,Kota Jakarta Pusat,DKI Jakarta 10110www.kemenpar.go.id

PengarahDr. Ir. Arief Yahya, M.Sc.

Penanggung JawabDra. Ni Wayan Giri Adnyani, M.Sc.

Ketua Tim PenyusunGuntur Sakti, S.Sos, M.Si.

EditorHerry Rachmat Widjaja, S.Sos., M.M.Par.

Anggota Tim PenyusunApri WidiastutiIrvin NakulaNuryadinAdi UtomoDewi Mariza

Juwita SariMaris AkfaliaMeitriana ErnyWulan Purnamasari

KOLOFON

BUKU SAKU FINAL rev.indd 8 20/11/19 17.13

Page 9: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Bab IPendahuluanA. Latar BelakangB. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup

Bab IIKerangka KerjaManajemen Krisis KepariwisataanA. Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi B. Fase Tanggap Darurat C. Fase PemulihanD. Fase Normalisasi

BAB IIIPusat Krisis KepariwisataanA. Pengertian dan KewenanganB. Koordinasi Dinas Pariwisata dengan Kementerian PariwisataC. Pelibatan dan Integrasi Pemangku KepentinganD. Daftar Nomor Penting, Kanal Media Resmi, dan Aplikasi Kedaruratan Instansi

Daftar Pustaka

1 2 4 5

1215212932

3435

38

40

48

59

DAFTAR ISI

BUKU SAKU FINAL rev.indd 9 20/11/19 17.13

Page 10: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Bab IPendahuluan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 10 20/11/19 17.13

Page 11: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pariwisata Indonesia menjadi salah satusektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesarUSD12,23 miliar atau setara Rp169 triliundan berada pada urutan keempat penyumbang terbesar setelah migas, minyak kelapa sawit, dan batu bara[1]. Pada 2018, devisa yang disumbangkan oleh sektor pariwisata naik menjadi USD17,6 miliar dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegarasebesar 15,8 juta[2].

Berkaitan dengan aspek ekonomi tersebut, sektor pariwisata juga dikenal sebagai salah satu sektor dengan multiplier effect terbesar.

[1] Ranking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. 2018. Jakarta: Kementrian Pariwisata[2] Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Desem- ber 2018. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik No. 12/20/ Th.XXII, 01 Februari 2019

2

A. Latar Belakang

BUKU SAKU FINAL rev.indd 11 20/11/19 17.13

Page 12: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Perkembangan destinasi pariwisata di suatu daerah dapat memberikan dampak ekonomi secara simultan. Sebaliknya, bila ekosistem pariwisata terganggu, performa kinerja pariwisata dapat menurun dan berdampak luas, khususnya secara ekonomi. Dampak yang paling dramatis dan teramati secara nyata adalah menurunnya jumlah kunjungan wisatawan yang kemudian akan diikuti oleh lesunya perekonomian.

Menyikapi hal tersebut, sejak 2017,Kementerian Pariwisata berupaya mengembangkan suatu pendekatan sistematis yang bertujuan untuk membangun kapasitas ekosistem pariwisata dalam menghadapi ancaman dan risiko krisis yang selanjutnya disebut Manajemen Krisis Kepariwisataan (MKK). Sebagai pedoman dalam rangka pengelolaan krisis di sektor pariwisata,MKK perlu dipahami dan disadari oleh semua pihak sebagai sebuah kebutuhan penting dalam menjaga seluruh aktivitas pariwisata, agar dapat berjalan dengan baik dan

3

BUKU SAKU FINAL rev.indd 12 20/11/19 17.13

Page 13: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

berkelanjutan. Keterlibatan seluruh pihak, mencakup pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, akademisi, dan media, sangat penting, mengingat setiap pihak memilikiperan yang saling melengkapi dalam pengelolaan krisis kepariwisataan.

1. Tujuan

Menjadi pedoman penyelenggaraan sistem pengelolaan krisis dalam konteks kepariwisataan yang terukur bagi pemangku kepentingan.

2. Sasaran

Meningkatnya pemahaman berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan krisis kepariwisataan.

4

B. Tujuan dan Sasaran

BUKU SAKU FINAL rev.indd 13 20/11/19 17.13

Page 14: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Buku saku ini mencakup penjelasan penyebab, skala, kerangka kerja MKK, serta pelibatan pemangku kepentingan. Buku saku ini juga memuat berbagai alternatif tindakan untuk memudahkan pengelolaan manajemen berbasis krisis atau MKK. Adapun kebutuhan dan penyesuaian konten di luar yang telah tercantum dalam buku ini merupakanhak masing-masing pemegang buku saku.

1. Penyebab Krisis Kepariwisataan

Faktor alam:

• letusan gunung api;• gerakan tanah;• gempa bumi;• tsunami;• banjir;• badai;• kebakaran;

5

C. Ruang Lingkup

BUKU SAKU FINAL rev.indd 14 20/11/19 17.13

Page 15: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• angin puting beliung; dan/atau • bencana alam lainnya di luar

kehendak manusia.

Faktor nonalam:

• situasi sosial/politik;• kesehatan/wabah penyakit menular;• teknologi;• pencemaran lingkungan;• ekonomi; dan/atau• bencana nonalam lain yang

disebabkan perbuatan manusia.

2. Skala Krisis Kepariwisataan Berdasarkan cakupan dampak dan ekspos citra negatif yang ditimbulkan, krisis kepariwisataan dikategorikan menjadi 3 skala, yaitu:

6

BUKU SAKU FINAL rev.indd 15 20/11/19 17.13

Page 16: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

a. Skala Kabupaten/Kota

• Cakupan dampak krisis terjadi pada satu kabupaten/kota, dan/atau

• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat provinsi.

b. Skala Provinsi

• Cakupan dampak krisis terjadi pada lebih dari satu kabupaten/ kota pada satu provinsi, dan/atau

• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat nasional.

c. Skala Nasional

• Cakupan dampak krisis terjadi pada lebih dari satu provinsi, dan/atau

• Citra negatif terekspos dan menyebabkan atensi publik hingga tingkat internasional.

7

BUKU SAKU FINAL rev.indd 16 20/11/19 17.13

Page 17: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

⦁ Cakupan dampak krisis terjadi pada satu kabupaten/kota⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat provinsi

⦁ Cakupan dampak krisis lebih dari satu kabupaten/kota⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat nasional

⦁ Cakupan dampak krisis lebih dari satu provinsi⦁ Citra negatif terekspos hingga tingkat internasional

8

BUKU SAKU FINAL rev.indd 17 20/11/19 17.13

Page 18: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Kesiapsiagaan& Mitigasi

Pemulihan

NormalisasiTanggapDarurat

Krisis

9

BUKU SAKU FINAL rev.indd 18 20/11/19 17.13

Page 19: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

3. Kerangka Kerja

• Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi: fase ketika kinerja ekosistem pariwisata berjalan normal atau berada pada tahapan prakrisis. Dalam fase ini dilakukan upaya kesiapsiagaan dan mitigasi atau pengurangan potensi dampak yang mungkin timbul akibat krisis.

• Fase Tanggap Darurat: fase krisis yang memerlukan tindakan penanganan sesegera mungkin. Penentuan status tanggap darurat krisis dilakukan oleh Menteri Pariwisata atau Kepala Daerah, yang dapat dilanjutkan dengan aktivasi Pusat Krisis Kepariwisataan/Tourism Crisis Center (TCC).

• Fase Pemulihan: fase pada tahapan pascakrisis atau setelah diputuskan berakhirnya Fase Tanggap Darurat.

10

BUKU SAKU FINAL rev.indd 19 20/11/19 17.13

Page 20: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pada fase ini dilakukan upaya pengembalian kinerja ekosistem pariwisata.

• Fase Normalisasi: fase ketika kinerja ekosistem pariwisata mulai diupayakan berjalan kembali secara normal dengan mengadaptasi konsep mitigasi kejadian krisis sebelumnya.

11

BUKU SAKU FINAL rev.indd 20 20/11/19 17.13

Page 21: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Bab IIKerangka Kerja Manajemen Krisis Kepariwisataan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 21 20/11/19 17.13

Page 22: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Dalam fungsinya menghadapi ancamandan risiko krisis, MKK memiliki dimensiyang mencakup waktu sebelum, saat, dan setelah krisis kepariwisataan terjadi. Dengan paradigma ini, kegiatan pengelolaan krisis didorong untuk mampu terlaksana secara tepat sasaran, efisien, sertaberkelanjutan. Pilihan tindakan melaluipendataan yang baik pada fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi misalnya, akan memengaruhi kecepatan penanggulangan krisis pada fase Tanggap Darurat. Begitu pula denganpenerapan pembelajaran masa krisis dalam perencanaan pengembangan ekosistempariwisata pada fase Pemulihan akan mampu menciptakan ketangguhan dalam menghadapi krisis serupa.

13

BUKU SAKU FINAL rev.indd 22 20/11/19 17.13

Page 23: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

FaseKesiapsiagaan

& Mitigasi

• Inventarisasi profil destinasi

• Koordinasi• Sinkronisasi• Implementasi• Evaluasi

• Kegiatanpariwisataberjalan normal

• Asesmen/Penilaian Krisis

• Kehumasan& Pelayanan

• AnalisisDampak Krisis

• Pemulihan SDM & Industri

• PemulihanDestinasi (3A)

• PemulihanPemasaran

FaseTanggapDarurat

FasePemulihan

FaseNormalisasi

14

BUKU SAKU FINAL rev.indd 23 20/11/19 17.13

Page 24: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

1. Inventarisasi Profil Destinasi.Data dasar yang dapat diinventarisasiantara lain:

Profil A3

Potensi krisis

Pemangku kepentinganterkait krisis

Destinasi lain (letak geografisdan tantangan aksesibilitas)

Inventarisasi

15

A. Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi

BUKU SAKU FINAL rev.indd 24 20/11/19 17.13

Page 25: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• Atraksi• Aksesibilitas• Amenitas

• Alam• Nonalam

• Ekosistem pariwisata (industri dan komunitas)• Rumah sakit/ fasilitas kesehatan terdekat• Kepolisian/TNI• OPD terkait: Dinas PUPR, BPBD, Badan SAR• Media/radio komunikasi• Akademisi

• Daftar destinasi terdekat• Jarak tempuh antardestinasi

16

BUKU SAKU FINAL rev.indd 25 20/11/19 17.13

Page 26: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

2. Koordinasi

3. Sinkronisasi

Membentuk forum

koordinasiMKK &

melaksanakansosialisasi hasil

inventarisasi

Penyelarasanprogram/upayamitigasi terkaitpotensi krisis

Pembuatan PKSlintas instansi

(sesuaikebutuhan)

Membangunmekanisme/

metodekoordinasi

sesuaikesepakatan

forum

17

BUKU SAKU FINAL rev.indd 26 20/11/19 17.13

Page 27: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Penyusunanrencana aksi

kesiapsiagaandan mitigasi

secarapartisipatif

Inventarisasisumber daya

dari tiapelemen forum

Koordinasi rutin/

penyelarasankonteks krisis

dengan pelibatan

multipihak &sesuai

karakteristik lokal

18

BUKU SAKU FINAL rev.indd 27 20/11/19 17.13

Page 28: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

4. Implementasi

Pelaksanaan programmitigasi dan kesiapsiagaan

Mengelola jejaring denganpemangku kepentingan terkait

Menyiapkan danmengalokasikan anggarankebutuhan MKK

Mengelola data dandokumentasi terkaitekosistem pariwisata aksesibilitas

Implemen

tasi

19

BUKU SAKU FINAL rev.indd 28 20/11/19 17.13

Page 29: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• Struktural: berbasis fisik seperti sarana,prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya

• Nonstruktural: peningkatan kapasitas SDM lewat edukasi, sosialisasi, dan diseminasi informasi terkait krisis kepariwisataan

• Pelatihan keterampilan terkait MKK(kehumasan, kaji cepat, dll)

• Simulasi, diskusi, dan geladi lapang

• APBN• APBD• Identifikasi sumber-sumber lain

20

BUKU SAKU FINAL rev.indd 29 20/11/19 17.13

Page 30: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

1. Asesmen dan Pemantauan Informasi

• Menghimpun data dan mendalamiinformasi terkait kondisi krisisdari jejaring tepercaya untukmengidentifikasi krisis kepariwisataan.

• Memantau perkembangan informasidi media massa konvensional maupunmedia sosial.

• Menilai dan menyepakati status krisis.

5. Evaluasi

Pengawasanaplikasi rencana

aksi kesiapsiagaan dan mitigasi MKK

secara berkala

Melakukanpelibatan lintas

sektor dalampelaksanaan

evaluasi

21

B. Fase Tanggap Darurat

BUKU SAKU FINAL rev.indd 30 20/11/19 17.13

Page 31: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

2. Membentuk Pusat Krisis Kepariwisataan (TCC)

• Menentukan status krisis, oleh Menteri (pada tingkat nasional) dan Kepala Daerah (pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi).

• Membentuk Pokja (Kelompok Kerja) TCC yang bersifat sementara.

• Menerbitkan pernyataan awal (holding statement) mengenai krisis dan aktivasi TCC, lalu menyebarkannya

Perbaikanberkelanjutan

Pemutakhiranrencana aksimitigasi dan

kesiapsiagaansecara berkelanjutan

22

BUKU SAKU FINAL rev.indd 31 20/11/19 17.13

Page 32: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

melalui media resmi milik pemerintah maupun kanal media lain.

3. Strategi Komunikasi

• Menentukan waktu dan kontenkonferensi pers.

• Berkoordinasi dengan seluruh satuankerja yang membawahi kanalpemberitaan resmi untuk menentukanpusat pelayanan informasi.

• Melakukan diseminasi informasi.Situs resmi kementerian atau dinas yangmenangani urusan kepariwisataanmenyebarluaskan kontak atau keteranganterkait pusat pelayanan informasi (yangtelah ditentukan) kepada pers, untuklalu disebarluaskan ke wisatawan ataupihak lain yang membutuhkan.

• Menghentikan promosi destinasiterdampak dan mengalihkan kegiatan

23

BUKU SAKU FINAL rev.indd 32 20/11/19 17.13

Page 33: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

promosi untuk destinasi tidak terdampak yang lokasinya terdekat dan teraman dari destinasi terdampak.

• Menugaskan personel ke lokasiterdampak untuk melengkapiinformasi dan melakukan kaji cepatdampak krisis di lokasi dengankebutuhan informasi seperti yangtercantum dalam lampiran.

4. Pelayanan Wisatawan

• Atraksi: hiburan bagi wisatawanmaupun pelaku industri wisataterdampak yang bertujuan untukmenenangkan kondisi psikologisatas krisis yang dihadapi.

• Akomodasi: Pusat Krisis Kepariwisataanbekerja sama dengan sektor swasta/pihak ketiga maupun OPD (OrganisasiPerangkat Daerah) lain mengalokasikanpenginapan gratis atau keringanan

24

BUKU SAKU FINAL rev.indd 33 20/11/19 17.13

Page 34: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

biaya menginap bagi wisatawan terdampak selama masa krisis sampai mereka dapat dievakuasi ke tempat yang lebih aman atau ke pelabuhan/bandara tujuan kepulangan.

• Transportasi: Pusat KrisisKepariwisataan bekerja sama dengansektor swasta/pihak ketiga maupunOPD lain mengalokasikan kendaraanpada area terjadinya krisis untukbantuan evakuasi dari lokasi krisismenuju penginapan maupun titiktujuan selanjutnya.

• Konsumsi: Pusat Krisis Kepariwisataanbekerja sama dengan sektor swasta/pihak ketiga maupun OPD lainmenyediakan layanan dasar berupakonsumsi dalam kurun waktu tertentu.

• Administrasi: dinas pariwisata bekerjasama dengan institusi atau lembagaberwenang memberikan pelayanan

25

BUKU SAKU FINAL rev.indd 34 20/11/19 17.13

Page 35: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

kepada wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengalami kerusakan atau kehilangan dokumen administrasi kependudukan seperti KTP, paspor, dll.

5. Analisis Dampak

• Pada citra, dilakukan melalui kajianpersepsi konsumen/wisatawan dansentimen berita di media, info internalkementerian atau dinas terkaitkepariwisataan, maupun info darijejaring informasi lain di lapangan.

• Pada potensi kerugian ekonomisektor pariwisata, dilakukan melaluikajian terhadap 3A pariwisata sebelumdan sesudah krisis, dengan parametertingkat kunjungan ke atraksi,jumlah kedatangan/keberangkatanmelalui pintu darat, laut, dan udara,hingga tingkat okupansi hotel.

26

BUKU SAKU FINAL rev.indd 35 20/11/19 17.13

Page 36: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

27

Asesmen danPemantauan

Informasi

Data dan informasi lapangan

Menentukanstatus krisis

MembentukPokja TCC

Pemantauan berita

Membentuk TCC

Menilai status dan skala krisis

Aktivasi TCC

27

BUKU SAKU FINAL rev.indd 36 20/11/19 17.13

Page 37: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

28

Strategi Komunikasi

Menentukan waktudan konten

konferensi pers

Atraksi

Akomodasi

Transportasi

Konsumsi

Administrasi

Membentuk pusat pelayaan informasi

Diseminasi informasi

Menugaskan personel

ke lapangan

Menghentikan promosi destinasi

terdampak,mengalihkan promosi

ke destinasi tidak terdampak

Pelayanan Wisatawan

Pada citra

Pada kerugian 3A

Analisis Dampak

28

BUKU SAKU FINAL rev.indd 37 20/11/19 17.13

Page 38: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

1. Pemulihan SDM & Industri Pariwisata

• Pemulihan SDM pariwisata melaluiaktivitas pemulihan trauma (traumahealing) bagi pekerja di sektorpariwisata dan masyarakat yangtinggal di sekitar destinasi, sertapendampingan pemulihan ekosistempariwisata.

• Pemulihan industri pariwisata melaluirelaksasi bidang keuangan berupakeringanan pembayaran kredit/angsuran atau pemberian pinjamanmodal usaha.

2. Pemulihan Destinasi

• Cakupan: atraksi, amenitas,aksesibilitas.

29

C. Fase Pemulihan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 38 20/11/19 17.13

Page 39: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• Perbaikan fisik fasilitas umum melaluikoordinasi dengan K/L terkait padatingkat pusat dan dinas terkait padatingkat provinsi dan kabupaten/kota.

3. Pemulihan Pemasaran

• Pencitraan (branding) produk, acara,dan destinasi melalui pergelaranwisata, dan perbaikan destinasiterdampak krisis.

• Promosi melalui iklan (advertising)di berbagai media, situs,media sosial,serta pembuatan media promosilainnya.

• Pemasaran (selling) paket wisatamelalui kegiatan pameran wisata,misi penjualan, maupun tawaranke K/L atau OPD lain untukmelakukan kegiatan pada lokasiterdampak pascakrisis.

30

BUKU SAKU FINAL rev.indd 39 20/11/19 17.13

Page 40: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Aktivitas pemulihan trauma

Pemulihan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas

Pencitraan (branding ) terhadap produk destinasi terdampak krisis

Promosi melalui iklan (advertising) di media, website, dan media sosial

Pendampingan pemulihan ekosistem pariwisata

Perbaikan fisik melalui koordinasi dengan kementerian/dinas terkait atau pihak potensial lain

Relaksasi pada bidang keuangan

SDM & Industri

Destinasi

Pemasaran

Pemasaran (selling) melalui pameran wisata, misi penjualan, dan kegiatan K/L atau OPD lain.

31

BUKU SAKU FINAL rev.indd 40 20/11/19 17.13

Page 41: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• Dimulai berdasarkan pertimbangandan kesepakatan ekosistem pariwisataterdampak pada fase pascakrisis.

• Berkoordinasi dengan pihak lain untukmelaksanakan berbagai acara didestinasi pascakrisis, sepertifamiliarization trip untuk media danoperator tur guna memopulerkankembali destinasi terdampak krisis.

• Bekerja sama dengan pihak lainuntuk membangun kembali ekosistempariwisata berbasis analisis potensikrisis dan berorientasi padapeningkatan kesiapsiagaan danmitigasi krisis pada masa mendatang.

Promosi destinasipascakrisis Wisata

TangguhBuild Back Better

+

32

D. Fase Normalisasi

BUKU SAKU FINAL rev.indd 41 20/11/19 17.13

Page 42: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Bab IIPusat Krisis Kepariwisataan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 42 20/11/19 17.13

I

Page 43: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pembagian skala krisis kepariwisataan seperti terurai dalam Bab I poin C.2, bertujuan untuk menentukan tingkat kewenangan pelaksanaan MKK dan efektivitas pengelolaan krisis sesuai kewenangan terdekat. Secara umum, kewenangan Pusat Krisis Kepariwisataan dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Krisis Kepariwisataan Skala Nasional akanditangani oleh Pusat Krisis KepariwisataanNasional; dengan sekurangnya membentukorganisasi yang beranggotakan:

Menteri PariwisataPengarah

KelompokKerja

Penelitian danPenilaian Data

Pelayanan

Komunikasidan

DiseminasiInformasi

PelaksanaWakil Ketua:

PejabatEselon 1

Ketua:Sekretaris

Kementerian

34

A. Pengertian dan Kewenangan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 43 20/11/19 17.13

Page 44: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

2. Krisis Kepariwisataan Skala Provinsi akanditangani oleh Pusat Krisis KepariwisataanProvinsi; dengan sekurangnya membentukorganisasi yang beranggotakan:

Kelompok kerja dapat beranggotakan elemen lain di luar dinas terkait, namun tetap dikepalai oleh perwakilan Dinas Pariwisata.

Gubernur

Sekda Provinsi

Kepala Dinas

Pembina

Pengarah

Pelaksana

KelompokKerja

Penelitian danPenilaian Data

Pelayanan

Komunikasidan

DiseminasiInformasi

35

BUKU SAKU FINAL rev.indd 44 20/11/19 17.13

Page 45: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

3. Krisis Kepariwisataan Skala Kabupaten/Kota akan ditangani oleh Pusat Krisis Kepariwisataan Kabupaten/Kota, dengan sekurangnya membentuk organisasi yang beranggotakan: Kelompok kerja dapat beranggotakan elemen lain di luar dinas terkait, namun tetap dikepalai oleh perwakilan Dinas Pariwisata.

Bupati/Wali Kota

Sekda Kabupaten/Kota

Kepala Dinas

Pembina

Pengarah

Pelaksana

KelompokKerja

Penelitian danPenilaian Data

Pelayanan

Komunikasidan

DiseminasiInformasi

36

BUKU SAKU FINAL rev.indd 45 20/11/19 17.13

Page 46: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Aspek utama dalam pengelolaan krisis kepariwisataan ialah koordinasi dalam mengembangkan rencana, sistem, prosedur, dan proses manajemen berbasis multiaktor. Kemudian perlu ada strategi serta prosedur yang sesuai karakter tiap destinasi atau daerah pariwisata yang disepakati oleh para aktor yang terlibat di dalamnya.[3]

OPD yang menangani urusan pariwisata perlu menyelaraskan beberapa aspek terkait MKK untuk meningkatkan fungsi koordinasi, di antaranya:

• Memahami prosedur alur kerja MKK Kementerian Pariwisata. [3] AICST, 2006, Tourism Risk Management for The Asia Pacific Region:

An Authoritative Guide for The Managing Crises and Disasters

37

B. Koordinasi Dinas Pariwisata dengan Kementerian Pariwisata

BUKU SAKU FINAL rev.indd 46 20/11/19 17.13

Page 47: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

• Mengadaptasi dan mengembangkan prosedur alur kerja Pusat Krisis Kepariwisataan pada tingkat provinsi atau kabupaten sesuai kebutuhan tiap wilayah, untuk selanjutnya menyosialisasikan rencana tersebut kepada MKK Kementerian Pariwisata.

• Mendistribusikan dokumen tiap fase MKK, mulai dari fase kesiapsiagaan dan mitigasi hingga fase normalisasi kepada MKK Kementerian Pariwisata. Pendistribusian dilakukan secara periodik pada situasi normal, dan secara insidental tiap ada kejadian yang terindikasi situasi krisis.

• Bekerja sama dalam melakukan MKK sesuai peran, tugas pokok, dan fungsi masing-masing instansi.

38

BUKU SAKU FINAL rev.indd 47 20/11/19 17.13

Page 48: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pelibatan dan integrasi pemangku kepentingan sesuai peran, fungsi, dan tugas pokok tiap elemen dibutuhkan untuk peningkatan kerja sama dan kualitas koordinasi. Kontribusi dari tiap elemen secara terintegrasi akan mampu mengisi berbagai kebutuhan MKK secara optimal.

Pemetaan Pemangku Kepentingan:

• Melakukan identifikasi pemangku kepentingan sesuai tingkat kewilayahan pengelolaan MKK.

• Melakukan pertemuan berkala dengan para pemangku kepentingan.

• Melakukan kegiatan bersama, termasuk penyusunan rencana strategis pengelolaan MKK, sampai rencana-rencana aksi tiap fase MKK, dengan prinsip partisipasi dari

39

C. Pelibatan dan Integrasi Pemangku Kepentingan

BUKU SAKU FINAL rev.indd 48 20/11/19 17.13

Page 49: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

lintas elemen pemangku kepentingan (ABCGM: akademisi, business/pelaku usaha, community/ komunitas, government/pemerintah, dan media).

Berikut ialah contoh keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan MKK:

Pemangku Kepentingan& Aktor

Akademisi Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata di Kementerian Pariwisata dan Perguruan Tinggi Pariwisata Lainnya

• Membangun kurikulum pendidikan pariwisata yang berwawasan krisis & bencana

• Mendorong pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait kebutuhan penanganan krisis kepariwisataan

Peran serta dalam konteks Krisis

Kepariwisataan

40

BUKU SAKU FINAL rev.indd 49 20/11/19 17.13

Page 50: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pelaku Bisnis

Pemerintah

• Membangun kurikulum pendidikan pariwisata yang berwawasan krisis & bencana

• Melaksanakan kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang mendorong kesadaran peserta didik akan krisis kepariwisataan

• Menyiapkan anggota asosiasi dengan keterampilan mitigasi krisis & bencana pariwisata

• Memberikan perkembangan informasi dan penanganan pada saat tanggap darurat krisis & bencana

• Memberikan informasi awal terkait potensi risiko krisis yang disebabkan oleh faktor alam

• Menjadi koordinator yang melibatkan unsur

SMK Pariwisata

Asosiasi Hotel, Himpunan Pramuwisata

BPBD/ BNPB

41

BUKU SAKU FINAL rev.indd 50 20/11/19 17.13

Page 51: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Dinas Pekerjaan Umum

DinasPerhubungan

MKK dalam penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), termasuk rencana mitigasi, rencana kontingensi, rencana operasi, dan rencana pemulihan, khususnya pada wilayah dengan destinasi pariwisata rawan krisis bencana alam

• Menyertakan sektor pariwisata dalam rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascakrisis[4]

• Memprioritaskan pembangunan dan/atau perbaikan infrastruktur pada destinasi pariwisata

• Menyediakan layanan transportasi darurat pada saat krisis/bencana

[4] Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana

42

BUKU SAKU FINAL rev.indd 51 20/11/19 17.13

Page 52: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Dinas Komunikasi dan Informasi/ Kehumasan Pemerintah Daerah

POLRI

• Memprioritaskan perbaikan/pembangunan layanan transportasi di destinasi pariwisata

• Mendistribusikan informasi terkait krisis kepariwisataan pada masa kesiapsiagaan dan mitigasi krisis

• Memprioritaskan diseminasi informasi terkait krisis kepariwisataan pada masa tanggap darurat krisis

• Membantu TCC dalam menyediakan layanan pusat informasi pada masa tanggap darurat krisis

• Memberikan informasi awal terkait potensi krisis dari personel di lapangan

• Memprioritaskan tindakan penanganan hukum pada destinasi guna menjaga

43

BUKU SAKU FINAL rev.indd 52 20/11/19 17.13

Page 53: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Komunitas

TNI

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Komunitas Tematik

ekosistem pariwisata tetap kondusif

• Memberikan informasi awal terkait potensi krisis dari personel di lapangan

• Memprioritaskan pembinaan wilayah, penjagaan pertahanan, dan keamanan pada destinasi pariwisata

• Membangun masyarakat sadar wisata yang berwawasan krisis kepariwisataan

• Membantu penanganan krisis/bencana pada tingkat lokal

• Membangun komunitas tematik sadar wisata yang berwawasan krisis kepariwisataan

• Membantu penanganan krisis/bencana pada tingkat lokal

44

BUKU SAKU FINAL rev.indd 53 20/11/19 17.13

Page 54: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Media Surat kabar, radio, organisasi pengguna radio komunikasi, kanal berita, media sosial

• Meredam berkembangnya isu liar yang dapat merusak citra pariwisata melalui pemberitaan yang berimbang dan terkonfirmasi dengan baik

• Mengangkat potensi wisata yang telah pulih pascakrisis

• Melakukan proses verifikasi & validasi atas berita yang berkaitan dengan pariwisata

• Menjadi mitra dalam penyampaian informasi preventif maupun responsif terkait krisis kepariwisataan

• Memetakan dan membangun jejaring komunikasi darurat di destinasi rawan krisis, dan apabila terjadi kelumpuhan pada sarana komunikasi yang

45

BUKU SAKU FINAL rev.indd 54 20/11/19 17.13

Page 55: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

GenPi

berbasis teknologi jaringan nirkabel

• Membangun jejaring komunitas warganet pariwisata yang berwawasan krisis

• Meredam berkembangnya isu liar yang dapat merusak citra pariwisata melalui pemberitaan yang berimbang

• Mengangkat potensi wisata yang telah pulih pascakrisis

• Melakukan proses verifikasi dan validasi terhadap berita terkait pariwisata

• Menjadi mitra dinas pariwisata dalam menghimpun sekaligus menyampaikan informasi preventif maupun responsif terkait krisis kepariwisataan

Matriks contoh keterlibatan para aktor dalam konteks krisis pariwisata

46

BUKU SAKU FINAL rev.indd 55 20/11/19 17.13

Page 56: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

D. Daftar Nomor Penting, Kanal Media Resmi dan Aplikasi Kedaruratan Instansi

No

1

2

3

4

5

Provinsi

Aceh

Bali

Banten

Bengkulu

D. I. Yogyakarta

Alamat

Jl. Tgk. Chik Kuta Karang No. 3 Banda

Aceh

Jl. S. Parman, Niti Mandala,

RenonDenpasar

80235

Kawasan Pusat Pemerintahan

Provinsi Banten Jl. Syeh Nawawi

Al-Batani - Panglima Kota

Serang

Jl. P. Tendean No.17, Bengkulu

Jl. Malioboro No. 56

Danurejan, Kota Yogyakarta

55271

Website

disbudpar.acehprov.go.id

www.disparda.baliprov.go.id

disbudpar.bantenprov.

go.id

pariwisata.bengkuluprov.

go.id

www.visiting jogja.com

No. Telepon

0651 26 206

0361 222387

025 426 7060

0736 342 200

0274 587 486

47

BUKU SAKU FINAL rev.indd 56 20/11/19 17.13

Page 57: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

6

7

8

9

10

11

12

13

DKI Jakarta

Gorontalo

Jambi

Jawa Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kalimantan Barat

Kalimantan Selatan

Jl. Kuningan Barat No. 2

Jakarta Selatan 12710

Jl. Jenderal Sudirman No. 54 Gorontalo

Jl. H. Agus Salim Kota Baru Jambi

Jl. RE. Martadinata

No. 209 Bandung

Jl. Pemuda 136 Semarang

Jl. WisataMenanggal,

Dukuh Menanggal, Gayungan,

Kota Surabaya, Jawa Timur

Jl. Letjen Sutoyo No. 17

Pontianak

Jl. Pramuka No. 4, Banjarmasin

70149

www.jakarta-tourism.go.id

www.gorontaloprov.

go.id

disbudpar.jambiprov.go.id

www.disparbud.

jabarprov.go.id

www.central-java-tourism.

com

disbudpar.jatimprov.go.id

disparekraf.kalbarprov.go.id

http:/pariwisatakalsel.

id

021 520 5455

0243 587 614

0741 4450 5456

022 2727 3209

024 4354 6001

023 1853 1814

0561 742 838

0511 326 4511

48

BUKU SAKU FINAL rev.indd 57 20/11/19 17.13

Page 58: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

14

15

16

17

18

19

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Lampung

Jl. Cilik Riwut km. 5 Palangka

Raya, 73112

Jl. Jenderal Sudirman No. 22 Samarinda - Kalimantan Timur 75111

Sekretariat Daerah Jalan

Kol. H. Soetadji Tanjung Selor

77212

Jalan Profesi 2 Komplek

Pemerintah Provinsi

Kep. Bangka Belitung, Air Itam -

Pangkalpinang, Bangka 33149

Komplek Perkantoran Pemerintah

Prov. Kep. Riau, Gedung B1 Lt. 1 & Lt.2 Dompak

Jl. Jendral Sudirman

No.29 Bandar Lampung

disbudpar.kalteng.go.id

www.disbudpar.kaltimprov.go.id

www.kaltaraprov.

go.id

visitbangka belitung.com

http://kepri-travel.kepriprov.

go.id/

http://dinas pariwisata.

lampungprov.go.id/

0536 4210 368

0254 173 6850

0552 215 67

0717 431143

0771 315 677

0721 261 430

49

BUKU SAKU FINAL rev.indd 58 20/11/19 17.13

Page 59: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

20

21

22

23

24

25

26

27

28

Maluku

Maluku Utara

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

Papua

Papua Barat

Riau

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Jl. Jenderal Sudirman,

Batu Merah 97128

Jl. Kamboja No. 14A Ternate,

Maluku Utara

Jl. Lengko 70, Mataram 21868 Ampenan, Kota Mataram 83114

Jalan Frans Seda No. 72

Kupang

Kantor Dinas Otonom

Gedung A Lantai I dan II

Komplek Perkantoran

Arfai, Manokwari

Jl. Jenderal Sudirman No.

200 Pekanbaru 28282

Jl. Perintis Kemerdekaan

KM. 10 Mamuju

Jl. Jenderal Sudirman No.

https://www.malukuprov.

go.id

disbudpar.malutprov.go.id

disbudpar.ntbprov.go.id

tourism.nttprov.go.id

www.papua.go.id

papuabarat prov.go.id/

pariwisata.riau.go.id

dispar.sulbarprov.

go.id

disbudpar.sulselprov.go.id

0911 312 300

0921 326 277

0370 637 828

0380 826 384

0967 583 001

0987 537 523

0761 40 356

0426 2321 815

0411 878 912

50

BUKU SAKU FINAL rev.indd 59 20/11/19 17.13

Page 60: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

29

30

31

32

33

34

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Sumatera Barat

Sumatera Selatan

Sumatera Utara

23, Makassar, Sulawesi Selatan

Jl. Dewi Sartika No. 91, Palu,

Sulawesi Tengah

Jl. Tebau Nunggu No. 2

Kendari,Sulawesi Tenggara

Jl. W.R. Supratman

No. 72, Manado, Sulawesi Utara,

95123

Jl. Khatib Sulaiman No. 7

Padang

Jl. Demang Lebar Daun

Kav. IX Palembang Sumatera

Selatan

Jl. Rumah Sakit Haji No. 10A, Medan Estate

- 20371

disbudpar.sulteng.go.id

sultraprov.go.id

www.sulutprov

.go.id

http://sumbar.travel/

southsumatratourism.com

disbudpar.sumutprov.

go.id

0451 483 942

0401 326 634

0431 851 721

0751 7055 183

0711 356 661

061 452 8436

51

BUKU SAKU FINAL rev.indd 60 20/11/19 17.13

Page 61: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pantauan Status Gunung Berapi,Gerakan Tanah, dan Gempabumi

real time

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiKementerian ESDM

MAGMA Indonesi (aps)magma.vsi.esdm.go.id (web)

@pvmbg_kesdm (ig)@id_magma (twitter)

52

BUKU SAKU FINAL rev.indd 61 20/11/19 17.13

Page 62: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pantauan Fasilitas Kesehatan Terdekatdan Pelaporan Krisis Kesehatan

Kementerian Kesehatan

Nomor kontak lain: Halo Kemkes hotline 1500-567

SMS 0812 8156 2620

call center 119

e-PKK Pusat Krisis Kesehatan (aps)pusatkrisis.kemkes.go.id (web)

@pkk_kemkes (ig)@infoppkk (twitter)

0812 1212 3119

53

BUKU SAKU FINAL rev.indd 62 20/11/19 17.13

Page 63: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pantauan Cuaca, Iklim, dan Kegempaan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Info BMKG (aps)www.bmkg.go.id (versi web)

@infoBMKG (ig)@infoBMKG (twitter)infoBMKG (youTube)

Telp. Kantor Pusat BMKG: (021) 4246321

54

BUKU SAKU FINAL rev.indd 63 20/11/19 17.13

Page 64: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pantauan Kantor Polisi Terdekatdan Pelaporan Kejadian

Polisi Republik IndonesiaInformasi lain terkait Polda (tk.provinsi)

dan Polres (tk.kabupaten/ kota) dapat diakses di:www.polri.go.id/tentang-satwil

Pant PolisiKu (aps)www.polri.go.id (web)

@divisihumaspolri (IG)@DivHumas_Polri (twitter)

Divisi Humas Polri (youTube)Call center: 110

55

BUKU SAKU FINAL rev.indd 64 20/11/19 17.13

Page 65: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Pantauan Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Informasi lain terkaitBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dapat diakses di: https://bnpb.go.id//bpbd-provinsi

InaRisk Personal (aps)inarisk.bnpb.go.id (versi web)

@inarisk_bnpb (IG)@BNPB_Indonesia (twitter)

Telp. Pusat Kendali Operasi BNPB:(021) 29827444/29827666

56

BUKU SAKU FINAL rev.indd 65 20/11/19 17.13

Page 66: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

DAFTAR ISI

Badan Pusat Statistik. 2019. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Desember 2018. Berita Resmi Statistik: Badan Pusat Statistik No. 12/20/Th.XXII, 01 Februari 2019.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2017. Pedoman Pengelolaan Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2018. Prosedur Operasional Standar: Aktivasi Tourism Crisis Center (TCC). Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2018. Ranking Devisa Pariwisata terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. Jakarta: Kementerian Pariwisata.

57

BUKU SAKU FINAL rev.indd 66 20/11/19 17.13

Page 67: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2019. Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia. 2019. Buku Panduan Manajemen Krisis Kepariwisataan. Jakarta: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Peraturan Kepala BNPB Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.

Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2019 tentang Manajemen Krisis Kepariwisataan.

Robertson, Doone; Kean, Ian; & Moore, Stewart. 2006. Tourism Risk Management for The Asia Pacific Region: An Authoritative Guide for The Managing Crises and Disasters. Singapore: APEC International Centre for Sustainable Tourism (AICST).

58

BUKU SAKU FINAL rev.indd 67 20/11/19 17.13

Page 68: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Catatan :

59

BUKU SAKU FINAL rev.indd 68 20/11/19 17.13

Page 69: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Catatan :

60

BUKU SAKU FINAL rev.indd 69 20/11/19 17.13

Page 70: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.Cetakan Pertama, Copyright © 2019,

Jakarta – Indonesia.

BUKU SAKU FINAL rev.indd 70 20/11/19 17.13

Page 71: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

BUKU SAKU FINAL rev.indd 71 20/11/19 17.13

Page 72: BUKU SAKU FINAL rev.indd 1 20/11/19 17 · sektor perekonomian yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pada 2015, industri pariwisata menyumbang devisa sebesar USD12,23 miliar

BUKU SAKU FINAL rev.indd 72 20/11/19 17.13