buku saku edisi 2012_editan erigana

Upload: ilham-rianda

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    1/57

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    2/57

    Berkat rahmat Allah SWT, atas izin dan ridhoNya, Laporan Penyelenggaraan Standar Pelayanan

    Minimal (SPM) bidang Kesehatan tahun 2011 dapat disusun dan diterbitkan.

    Penyusunan hasil cakupan dari indikator Standar Pelayanan Minimal dan MileniumDevelopment Goals bidang Kesehatan merupakan parameter kinerja Dinas Kesehatan Kota Batamdan dapat menjadi bahan evaluasi serta tiang estafet untuk perencanaan dimasa datang sebagaiupaya untuk mewujudkan masyarakat Kota Batam yang sehat dan hidup bersih dan berkeadilan.

    Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihakyang telah berpartisipasi baik langsung dan tidak langsung sehingga Laporan PenyelenggaraanStandar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan Tahun 2011 dalam bentuk buku saku inidapat diterbitkan.

    Kami berharap semoga buku ini bermanfaat dan dapat menjadi masukan bagi Dinas KesehatanKota Batam agar pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.

    Wassalam

    Drg.Chandra Rizal,MSi

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    3/57

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang

    kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.

    Penyelenggaraan urusan wajib oleh Daerah adalah merupakan perwujudan otonomi yangbertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan/pemberian hak dan kewenangan Daerahdalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh Daerah, tanpa mengurangi arti sertapentingnya prakarsa Daerah dalam penyelenggaraan otonominya dan untuk menghindari terjadinyakekosongan penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat.

    Daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu,termasuk didalamnya kewenangan bidang kesehatan. Pemerintah Pusat bertanggung jawab secaranasional atas keberhasilan pelaksanaan otonomi, walaupun pelaksanaan operasionalnya diserahkankepada pemerintah dan masyarakat daerah yang bersangkutan.

    Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan KewenanganPropinsi Sebagai Daerah Otonom, menyebutkan bahwa peran pemerintah pusat di era desentralisasi

    ini lebih banyak bersifat menetapkan kebijakan makro, melakukan standarisasi, supervisi, monitoring,evaluasi, pengawasan dan pemberdayaan ke daerah, sehingga otonomi dapat berjalan secara optimal.

    Untuk menyamakan persepsi dan pemahaman dalam pengaktualisasian urusan wajib bidangkesehatan di Kabupaten/Kota seiring dengan Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam Negeri

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    4/57

    No.100/756/OTDA tanggal 8 Juli 2002 tentang Konsep Dasar PelaksanaanUrusan Wajib dan StandarPelayanan Minimal, maka dalam rangka memberikan panduan untuk melaksanakan pelayanan dasar dibidang kesehatan kepada masyarakat di Daerah, telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI

    Nomor 741/MENKES/SK/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di Kabupaten/Kota

    Untuk menyamakan persepsi dan pemahaman dalam pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatandi Kabupaten/Kota seiring dengan Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.100/756/OTDAtanggal 8 Juli 2002 tentang Konsep Dasar PelaksanaanUrusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal,maka dalam rangka memberikan panduan untuk melaksanakan pelayanan dasar di bidang kesehatankepada masyarakat di Daerah, telah ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

    741/MENKES/SK/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di Kabupaten/Kota

    Laporan evaluasi penyusunan Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna mengetahuitingkat pencapaian penyelenggaran standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kota Batam, agardaerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan danpertanggungjawaban penyelenggaraan mengacu kepada pencapaian standar pelayanan minimalbidang kesehatan tahun 2011.

    Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kota Batam ini bertujuan untuk menyamakanpemahaman tentang, indikator kinerja, target nasional untuk tahun 2005 dan 2010, cara pancapaiankinerja dan langkah-langkah kegiatan untuk masing-masing SPM Bidang Kesehatan Kota Batam.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    5/57

    1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;

    2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah;

    3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang ProgramPembangunan Nasional tahun 2000 2005;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan KewenanganPropinsi sebagai Daerah Otonom;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;

    7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan,Pertanggung jawaban dan PengawasanKeuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD;

    8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indonesia Sehat 2010dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat;

    9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan StrategiDesentralisasi Bidang Kesehatan;

    10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar PelayananMinimal Bidang Kesehatan diKabupaten/Kota

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    6/57

    GAMBARAN UMUM

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    7/57

    BATASAN :

    Sebelah Utara : Selat Singapura

    Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan

    Senayang Kabupaten Lingga

    Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan

    Moro & Kecamatan Karimun

    Kabupaten Karimun.

    Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Bintan

    Utara Kabupaten Bintan

    TERLETAK :

    Lintang Utara antara O02529 -

    101500 Bujur Timur 10303435- 1040 26 04

    LUAS WILAYAH : 3.990 Km2,

    terdiri dari :Luas wilayah laut 2.950

    Km2

    Luas wilayah daratan

    1040 Km2

    Wilayah daratan Kota Batam

    terdiri dari lebih dari 400 pulau,329 pulau diantaranya telah

    bernama, termasuk didalamnya

    pulau-pulau yang berada pada

    peripher dalam batasan NKRI

    Geografis

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    8/57

    DemografiRatio penduduk berdasarkan jenis kelamin sepertiterlihat pada gambar diatas menunjukkan bahwapenduduk laki-laki lebih banyak dibandingpenduduk perempuan dengan ratio 1,05 : 1.

    Komposisi penduduk mempunyai

    permasalahan tersendiri dalam bidang

    kesehatan, karena setiap kelompok

    umur mempunyai corak permasalahan

    kesehatan yang berbeda.

    Dengan mengetahui gambaran

    komposisi penduduk membantu dalam

    menentukan strategi upaya-upaya

    pembangunan kesehatan pada

    kelompok umur tertentu. Sepertikelompok umur bayi, balita, wanita

    usia subur, kelompok usia produktif,

    usia lanjut

    Piramida penduduk menunjukkan

    bahwa kelompok usia 25-34 tahun

    yang merupakan usia subur dalam hal

    reproduktif sangat dominan baik

    perempuan maupun laki-laki, hal ini

    tentu sangat berpengaruh pada laju

    pertumbuhan penduduk, yang mana

    semakin tinggi usia reproduktif maka

    semakin pesat juga tingkat kelahiran.

    Di Kota Batam tahun 2011, rata-rata

    kelahiran hidup perhari adalah 88orang.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    9/57

    347

    8395

    1485

    490

    75

    8999

    1085

    43

    8381

    3493

    28562612

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    8000

    9000

    10000

    0

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000

    120,000

    140,000

    160,000

    180,000

    BE.PADANG

    BT.AMPAR

    SEKUPANG

    NONGSA

    BULANG

    LB.BAJA

    SEIBEDUK

    GALANG

    BENGKONG

    B

    TMC

    ENTER

    SAGULUNG

    BT.AJI

    JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK

    DemografisKepadatan penduduk suatu wilayah sangat

    berpengaruh terhadap kesehatan, terutama

    pada penyakit-penyakit tertentu, seperti

    penyakit menular. baik menular langsung

    maupun tidak langsung. Dan kepadatan

    penduduk dapat dijadikan dasar kebijakan

    dalam perencanaan pembangunan sarana

    kesehatan dan pendistirbusian tenaga

    kesehatan sesuai kebutuhan ratio tenaga

    kesehatan dala siatu wilayah terhadapjumlah penduduk.

    Dengan luas wilayah daratan Kota Batam

    1.038,84 Km2 dan jumlah penduduk tahun

    2011 berjumlah 1.056.701 jiwa dengan

    kepadatan penduduk rata-rata 1017

    orang/Km2. Dari grafik dismaping terlihat

    penyebaran penduduk tidak merata,

    kepadatan penduduk terdapat di Pulau

    Batam sebagai pusat perekonomian Kota

    Batam dengan wilayah yang terpadat

    penduduknya terdapat di Kecamatan Lubuk

    Baja (8.999 orang/Km2) dan kepadatan

    penduduk terendah di daerah hinterlind yaitu

    Kecamatan Galang (43 orang/Km2).

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    10/57

    44.22

    10.71

    7.04

    14.45

    63.70

    9.71 6.36

    71.56

    9.83

    6.00

    14.2112.08

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    BEL.PADANG

    BATUAMPAR

    SEKUPANG

    NONGSA

    BULANG

    LUBUKBAJA

    SEIBEDUK

    GALANG

    BENGKONG

    BATAMK

    OTA

    SAGULUNG

    BATUAJI

    %

    JAMKESMAS

    PESERTA

    JAM

    KESMAS

    JUMLAH PESERTA ASKESKIN % PENDUDUK DENGAN ASKESKIN

    JamkesmasMasyarakat miskin merupakan kelompok

    masyarakat yang tergolong rentan terhadap

    masalah kesehatan, untuk itu perlu perhatian

    khusus terhadap masyarakat miskin terutamamasalaha kesehatan.

    Salah satu perhatian yang diberikan

    pemerintah adalah adanya Program Nasional

    yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat

    keluarga Miskin (Jamkeskin) yang telah

    dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga saat

    ini yang mana Kota Batam mendapat kuota

    sebanyak 127.732 jiwa dengan 33.000 rumah

    tangga.

    Bagi masyarakat miskin yang tidak terjaring

    dalam program Jamkesmas, dapat

    menggunakan Surat Keterangan Tidak

    Mampu (SKTM), sehingga pada kasustertentu yang membutuhkan pelayanan

    kesehatan berupa pelayanan pasien rujukan

    diluar Propinsi Kepulauan Riau diberikan

    bantuan keuangan dari selisih tarif pada

    Rumah Sakit yang ditunjuk. Pada tahun 2011

    jumlah masyarakat Miskin Non Kuota yang

    telah dilayani sebanyak 8244 jiwa dengan

    sumber dana APBD Kota Batam dan APBD I

    Propinsi Kepulauan Riau.

    L

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    11/57

    Lingkungan

    0

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    JAMBAN TEMPAT

    SAMPAH

    SPAL

    9

    4.3%

    73.05%

    75.75%

    DIPERIKSA MEMILIKI SEHAT

    Lingkungan merupakan faktor yang paling

    dominan mempengaruhi status kesehatan

    masyarakat diantara faktor determinanlainnya.

    Kesehatan lingkungan dilihat dari aspek

    kepemilikan sanitasi dasar yang terdiri dari

    kepemilikan jamban, tempat pembuangan

    sampah dan Saluran Pengelolaan Air

    Limbah (SPAL). Idealnya setiap rumah

    tangga mempunyai sarana sanitasi untukpengelolaan limbah rumah tangga dengan

    berbagai bentuknya, sehingga tidak

    mencemari lingkungan yang dapat

    mempengaruhi kesehatan keluarga itu

    sendiri atau masyarakat sekitarnya. Sanitasi

    dasar merupakan salah satu aspek dalam

    penilaian rumah sehat.

    Hasil survei sanitasi dasar yang dilakukan

    pada tahun 2011, menunjukkan 94.3%

    jamban keluarga telah memenuhi syarat

    kesehatan, 73.05% keluarga telah memilki

    tempat pembauang sampah yang memenuhi

    syarat-syarat kesehatan dan 75.7% keluarga

    telah memiliki saluran pembuang air limbah(SPAL) yang sehat.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    12/57

    74.9%

    25.1%

    SEHAT

    TIDAK MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

    Lingkungan

    021%

    79.8%

    0.56%

    5.59%5.98%7.87%

    KEMASAN LEDENG SPT SGL PAH LAINNYA

    Kebutuhan manusia terhadap air sangat tinggi, terutama

    untuk minum dan keperluan rumah tangga lainnya,

    untuk itu ketersediaan dan jangkauan terhadap air

    bersih merupakan salah satu indikator dari lingkungan

    yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

    Hasil survey ssaitasi yang dilakukan terhadap akses air

    bersih pada 37.124 keluarga didapatkan sebahagian

    besar keluarga di Kota Batam telah terakses air bersih

    dengan jenis ledeng sebesar 79.8%.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    13/57

    Pendidikan

    Tingkat pendidikan penduduk di Kota Batam tahun 2011 pada kelompok umur > 10 tahun, sepertipada gambar berikut, menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat Kota Batam

    adalah tamatan SLTA yakni sebesar 44.28% dan sebesar 3.44% adalah memiliki tingkat pendidikan

    sarjana keatas.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    14/57

    Sarana kesehatanJENIS SARANA/

    KECAMATANRS.Um

    um

    RS.Kh

    usus

    Rum

    ah

    Bers

    alin

    BP/Klinik

    Apo

    tik

    TokoObat

    PB

    F

    BEL. PADANG 0 0 0 0 0 3 0

    BULANG 0 0 0 0 0 0 0

    GALANG 0 0 0 0 0 0 0

    SEI BEDUK 1 0 2 23 5 1 0

    NONGSA 0 0 3 13 1 5 0

    SEKUPANG 1 0 5 11 7 10 0

    LUBUK BAJA 3 1 7 30 27 18 12

    BATU AMPAR 1 0 3 16 8 4 4

    BATAM KOTA 0 3 13 34 34 17 12

    SAGULUNG 0 0 5 14 5 9 0

    BATU AJI 2 2 13 25 18 10 1

    BENGKONG 0 0 10 14 6 8 1

    JUMLAH 8 6 61 180 111 85 30

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    15/57

    SDM KesehatanJENIS TENAGA STATUS JUMLAH

    PEMERINTAH SWASTADokter Spesialis 40 75 115Dokter umum 212 374 586Dokter Gigi 44 76 120Bidan 213 324 537Perawat 497 710 1207Farmasi 52 64 116Gizi 10 27 37Kesehatan masyarakat 47 23 70Sanitasi 25 39 64Teknisi medis 5 8 13Fisoterapi 2 0 2

    JUMLAH 1147 1720 2867

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    16/57

    dr.Sp

    esialis

    dr.Umum

    dr.Gigi

    Bidan

    Pe

    rawat

    Apote

    ker

    Gizi

    Kesmas

    Sanitarian

    TeknisiMedis

    Ketram

    pilanFisik

    10.9

    53.9

    11.0

    45.1

    106.6

    11.5

    3.4 4.7 3.8 6.2 0.2

    0.0

    20.0

    40.0

    60.0

    80.0

    100.0

    120.0

    140.0

    160.0

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    RASIOTENAGAPER100.0

    00PENDUDUK

    JUMLAHTENA

    GA

    LAKI-LAKI PEREMPUAN RASIO TENAGA STANDAR RASIO

    Sumber Daya Manusia Kesehatan

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    17/57

    Cakupan IndikatorSTANDARPELAYANANMINIMALBidang KesehatanKOTA BATAM TAHUN 2011

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    18/57

    Kunjungan K-4 ibu hamil

    menjadi indikator untuk

    mengukur kemampuan

    manajemen program KIA

    dalam melindungi ibu hamil

    sehingga kesehatan janin

    terjamin melalui penyediaan

    pelayanan antenatal dan

    merupakan salah satu upaya

    untuk menurunkan angka

    kematian ibu yang masih

    menjadi masalah

    Pada tahun 2011 cakupan K-4

    ibu hamil 83.12%, angka ini

    dapat mencapai target 2011

    yang telah disepakati 79.5%

    Hal ini sangat membutuhkan

    perhatian dari berbagai pihak,

    baik Pemerintah, swasta dan

    masyarakat agar dapat

    mencapai target nasional 95%

    pada tahun 2015,

    mensukseskan komitmen

    bangsa Indonesia dalam

    Mellinium Development Goals(MDGs).

    71.9

    74.9

    79.5

    75.676.0

    83.1

    66

    68

    70

    72

    74

    76

    78

    80

    82

    84

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    2009 2010 2011

    PERSENTASE

    SASARA

    N

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Kunjungan K4 adalah ibu

    hamil sesuai standar paling

    sedikt 4 kali dengan distribusi

    pelayanan minimal 1 kalipada triwulan I, 1 kali pada

    triwulan II dan minimal 2 kali

    pada triwulan III.

    Kunjungan ibu hamil sesuai

    standar adalah pelayanan

    yang mencakup 7 T yaitu :

    1. Timbang & ukur tinggi

    badan

    2. Ukur Tekanan darah

    3. Skrining status imunisasi

    tetanus (TT).

    4. Pemberian tablet besi

    minimal 90 talet selama

    kehamilan5. Ukur Tinggi fundus uteri

    6. Temu wicara/konseling

    7. Tes laboratorium

    sederahana (HB dan

    Protein urine) dan

    berdasarkan indikasi

    (hbsAg, Sifilis, HIV,Malaria dan TBC).

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    19/57

    Pada sebagian Puskesmas telah dapat mencapai target yang ditentukan oleh Puskesmas sendiri. Dalam

    upaya pencapaian target kunjungan K-4 ibu hamil mengalami beberapak endala, terutama dalam sistem

    manajemen pencatatan dan pelaporan terutama dari sarana pelayanan kesehatan swasta yang ada dalam

    wilayah kerja Puskesmas dan tingginya mobilisasi penduduk antar dalam wilayah Kota Batam, sehingga

    pencatatan dan pelaporan yang berbasis wilayah kerja Puskesmas sulit didapakan.

    Untuk itu kami menghimbau kepada mitra sejati kesehatan terutama pihak swasta agar dapat meningkatkan

    manajemen pencatatan dan pelaporan sehingga dapat meningkatkan kualitas tertib administrasi dalam

    manajemen pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kota Batam .

    67.2

    89.2 90.2

    61.8

    93.8

    74.7

    89.1

    73.2

    78.6

    89.1

    72.0

    89.384.1

    67.9

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    4500

    B.PA

    D

    T.SENG

    K

    SKP

    G

    SAMBA

    U

    KAB

    IL

    BULAN

    G

    L.BAJA

    S.PCU

    R

    GALAN

    G

    S.PANAS

    B.PRM

    AI

    S.LEKO

    P

    B.A

    JI

    BOTAN

    IA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    20/57

    Komplikasi obstetri

    merupakan keadaan

    kesakitan pada ibu hamil, ibu

    bersalin & ibu nifas yangdapat terjadi pada setiap ibu

    hamil terutama pada ibu hamil

    dengan risko tinggi , jika tidak

    ditangani dengan baik dapat

    mengancam jiwa ibu dan atau

    bayi.

    Penanganan komplikasi padaibu merupakan salah satu

    indikator proses dalam rangka

    menurunkan angka kematian

    ibu dan anak.

    Komplikasi kebidanan yang

    ditangani adalah ibu dengankomplikasi kebidanan

    mendapat penanganan

    definitif sesuai standar oleh

    tenaga kesehatan terlatih

    pada tingkat pelayanan

    kesehatan dasar dan rujukan

    (Polindes, Puskesmas,

    Puskesmas PONED, Rumahbersalin, RSIA/RSB, RS.

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    program KIA dalam

    menyelenggarakan pelayanankesehatan secara profesional

    kepada ibu dengan komplikasi

    obstetri.

    Secara nasional diperkirakan

    20% komplikasi obstetri terjadi

    pada ibu (hamil, bersalin & nifas)dengan target 2015 80% ibu

    dengan komplikasi obstetri

    ditangani secara definitif.

    Di Kota Batam telah disepakati

    target tahun 2011 sebanyak

    54.98% menuju 2015 mencapai

    target yang ditetapkan secaranasional (80%).

    Dengan perkiraan 20%

    komplikasi obstetri di Kota Batam

    (5347), didapatkan cakupan

    obstetri yang ditangani sebanyak

    3145 kasus (58.8%) angka initelah mencapai target yang

    dise akati bersama.

    46.3

    51.1

    56

    67.0

    89.3

    58.8

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    2009 2010 2011

    PERSENT

    ASE

    SASARAN

    SASARAN REALISASI%TARGET % CAKUPAN

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    21/57

    Ibu hamil yang mengalami komplikasi diperkirakan sebanyak 5347 orang yang tersebar dalam wilayah kerja

    Puskesmas, berikut gambaran cakupan berdasarkan wilayah kerja Puskesmas se-Kota Batam pada tahun2011.

    Jika dilihat dari komplikasi yang ditangani di berdasarkan wilayah kerja Puskesmas , sebagian besar masih

    cukup rendah, akan tetapi komplisi obstetri yang ditangan di rumah sakit lebih banyak. 65.4% (2057 kasus)

    komplikasi obstetri ditangani di rumah sakit dan 34.6% di tangani di Puskesmas.

    Dinas Kesehatan Kota Batam beseerta jajarannya baik pemerintah maupun swasta senantiasa berupaya

    mencapai target secara bertahap menuju 2015 dengan target 80% dan berupaya membenahi tertib

    administrasi dan manajemen sehingga kasus yang ditangani dapat di indentifikasi berdasrkan wilayah kerja

    63.5

    10.3 11.911.1

    12.3

    48.1

    26.3

    30.619.5

    9.8

    29.0

    8.1

    41.4

    3.5

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    22/57

    70.7

    74.6 77.3

    106.8110.7

    124.7

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    35000

    2009 2010 2011

    PERSE

    T

    SE

    SASARAN

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Cakupan pertolongan

    persalianan dengan tenaga

    kesehatan yang memiliki

    kompetensi kebidananadalah ibu bersalin yang

    mendapat pertolongan

    persalinan oleh tenaga

    kesehatan yang memiliki

    kompetensi kebidanan

    (tenaga kesehatan yang

    memiliki kemampuan klinis

    kebidanan sesuai standar).

    Diharapkan persalinan

    ditangani oleh tenaga yang

    memiliki kompetensi

    kebidanan dapat

    membantu menurunkan

    angka kematian ibu danbayi dengan target pada

    tahun 2015 adalah 95%

    Indikator ini mengukur

    kemampuan program

    manajemen program KIA

    dalam menyelenggarakan

    pelayanan persalinan yangprofesional.

    Pada 3 tahun terakhir

    cakupan persalinan dengan

    tenaga kesehatan melebihi

    100%, hal ini karena perkiraan

    sasaran pada awal tahun

    yang terlalu rendah.

    Akan tetapi jika dilihat dari

    keseluruhan persalinan yang

    ada pada pada tahun 2011

    sebanyak 31887 persalinancakupan ibu bersalin dengan

    tenaga kesehatan sesuai

    standar 99.77% (31813) dan

    0.23% (74) persalinan ditolong

    oleh tenaga non kesehatan

    (paraji/dukun beranak).

    Hasil kesepakatan bersamaDinas Kesehatan telah

    menetapkan target tahun

    2011 untuk indikator ini

    adalah 77.3% dengan

    harapan cakupan ini dapat

    lebih ditingkatkan menuju

    target nasional di tahun 2015.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    23/57

    Masih adanya persalinan dengan dukun beranak 0.23%, hal ini terjadi karena masih kurangnya pengetahuan

    ibu tentang persalinan yang aman dan masih tingginya kepercayaan terhadap dukun beranak terutama

    didaerah hinterland.

    Upaya Dinas kesehatan selain meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care melalui temu wicara dan

    upaya promosi kesehatan tentang persalinan yang bersih aman, juga melakukan kemitraan bidan dan dukun

    yang ada di Kota Batam sebagai upaya persuasif dalam pengawasan dan pembinaan agar ibu dan bayinya

    dapat melalui masa persalinan dengan selamat.

    56.0

    88.0 83.6

    47.860.9 59.1

    98.8

    62.4

    69.0

    85.280.9

    65.8

    85.4

    64.2

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    24/57

    Cakupan pelayanan nifas

    adalah pelayanan kesehatan

    yang diberikan kepada ibu &

    neonatal pada masa 6 jamsampai 42 hari pasca

    persalinan sesuai standar.

    Pelayanan standar yang

    dimaksud adalah pelayanan

    kepada ibu nifas minimal 3 kali

    yaitu pada 6 jam pasca

    persalinan s/d 3 hari, pada

    minggu ke II & pada minggu keIV s/d 42 hari termasuk

    pemberian vit. A sebanyak 2

    kali serta persiapan &

    pemasangan KB pasca

    persalinan.

    Asuhan masa nifas diperlukan

    karena selama periode ini

    merupakan masa krisis baik ibu

    maupun bayinya. Diperkirakan

    bahwa 60% kematian ibu

    terjadi pada masa nifas dan

    50%nyakematian ibu pada

    masa nifas terjadi pada 24 jampertama.

    70.974.7

    77.5

    55.657.4

    66.3

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    2009 2010 2011

    PERSENTASE

    SASAR

    AN

    SASARAN REALISASI

    %TARGET % CAKUPAN

    Dalam pelaksanaan pelayanan

    nifas dilakukan juga pelayanan

    neonatus sesuai standar yang

    dapat dilakukan di fasilitaskesehatan maupun kunjungan

    rumah.

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    program KIA dalam

    menyelenggarakan pelayanan

    nifas yang profesional.

    Cakupan pelayanan ibu nifas di

    Kota Batam Tahun 2011

    cakupan 66.3% dan masih

    belum mencapai target yang

    diharapkan (77.5%) akan tetapi

    pada tiga tahun terakhir selalumenunjukkan peningkatan.

    Dengan bimbingan teknis yang

    intensif, kitaberharap agar

    pada tahun berikutnya dapat

    mencapai target yang

    diharapkan sehingga

    kesehatan ibu nifas dapatterjamin.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    25/57

    Dinas Kesehatan dan jajaran selalu mengupayakan agar semua ibu nifas mendapat pelayanan

    nifas sesuai standar, sehingga kesehatan ibu dan bayi dapat optimal, disamping itu juga

    meningkatkan bimbingan dan pembinaan manajemen pencatatan dan pelaporan pada sarana

    kesehatan swasta untuk mengoptimalkan sistem manajemen pelaporan.

    54.28

    88.0583.63

    28.61

    73.84

    66.43

    98.83

    55.8779.04

    62.97

    52.80

    62.67

    50.28

    33.28

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    26/57

    Komplikasi neonatus adalah

    neonatus (0-28 hari) dengan

    penyakit dan kelainan yang

    dapat menyebabkankesakitan, kecacatan dan

    kematian, seperti aspeksia,

    ikterus, hipotermi,

    tetanus neonaturum,

    infeksi/sepsis, trauma jalan

    lahir, BBLR, sindroma

    gangguan pernafasan dan

    kelainan kongenital.

    Penanganan komplikasi

    neonatus dapat diberikan oleh

    tenaga kesehatan yang

    terlatih pada sarana

    kesehatan.

    Indikator Kunjungan Neonatusdilihat dari kunjungan

    neonatus lengkap (KN3)

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    program KIA dalam

    menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan secara profesional

    neonatus 0-28 hari .

    49.2

    32.9

    6.8

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Hal ini menggambarkan

    belum optimalnya tingkat

    perlindungan bayi baru

    lahir sampai usia 28 hari

    dan juga menggambarkankemajuan manajemen

    atau kelangsungan

    program KIA. Cakupan

    komplikasi obstetri

    ditangani Di tahun 2011,

    terjadi penurunan yang

    cukup signifikan.

    64.59% dari jumlah

    perkiraan sasaran bayi,

    sedangkan pada tahun

    2010 baru mencapai

    49.4% dari jumlah

    kelahiran hidup. Angka ini

    masih belum mencapai

    target nasional yaitu 80%.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    27/57

    Gambaran cakupan neonatus dengan komplikasi berdasarkan wilayah kerja Puskesmas masih sangat rendah,bahkan semua Puskesmas belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

    Kemungkinan hal ini dapat terjadi karena jumlah kasus neonatus yang mengalami komplikasi lebih rendah dari

    perkiraan karena secara nasional diperkirakan 20% neonatus yang mengalami komplikasi dengan target 80%

    ditangani, kemungkinan kedua, rendahnya cakupan indikator ini karena belum maksimalnya sistem

    pencatatan dan pelaporan sehingga upaya yang telah dilakukan terhadap neonatus yang mengalami

    komplikasi sehingga tidak mendapat hasil yang optimal secara kuantitas.

    58.08

    5.868.51 5.41

    4.82

    34.09

    0.00

    10.54

    30.53

    4.71

    9.350.93

    2.15

    8.71

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    28/57

    Cakupan kunjungan bayi

    adalah kujungan bayi umur

    29 hari 11 bulan di

    sarana pelayanankesehatan (polindes, pustu,

    puskesmas, rumah

    bersalin, dan rumah sakit)

    maupun di rumah,

    posyandu, tempat penitipan

    anak, panti asuhan dan

    sebagainya melalui

    kunjungan petugas.

    Pelayanan yang diberikan

    meliputi pemberian

    imunisasi dasar, Stimulasi

    Intervensi Dini Tumbuh

    Kembang (SDIDTK) dan

    penyuluhan, pemberian

    Vitamin A pada bayi usia 6-

    11 bulan dan perawatan

    kesehatan bayi dengan

    kunjungan minimal 4 kali

    kunjungan secara berkala

    setiap 3 bulan. Hingga bayi

    berumur < 1 tahun

    77.1

    9090

    19

    54.7

    71.2

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    program KIA dalam

    melindungi bayi sehinggakesehatannya terjamin

    melalui penyediaan

    pelayanan kesehatan.

    Pemerintah telah

    menetapkan target

    indikator ini sejak tahun

    2010 adalah 90%.

    Di Kota Batam tahun 2011

    (71.2%) belum mencapai

    target yang telah

    ditetapkan, akan tetapi

    pada 3 tahun terakhir

    selalu menunjukkan

    peningkatan yang cukup

    baik.

    Harapan kita semua,

    semoga pada tahun berikut

    indikator dapat mencapai

    target yang telah

    ditetapkan.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    29/57

    Distribusi cakupan kunjungan bayi tahun 2011 di Kota Batam berdasarkan wilayah kerja Puskesmas pada

    umumnya masih belum mencapau target.

    Hal ini disebabkan masih adanya tenaga kesehatan di Puskesmas yang kurang mengerti dengan definisi

    operasional tentang kunjungan bayi dan juga masih minimnya tenaga kesehatan yang terlatih tentang SDIDTK

    yang merupakan salah satu indikator kunjungan bayi.

    Tindak lanjut Dinas Kesehatan sebagai koordinator dalam pelaksanaan program kesehatan dalam hal

    memberikan bimbingan teknis melalui pembinaan di lapangan dan pertemuan bidan koordinator Puskesmas

    se-Kota Batam yang diadakan secara berkala.

    57.36

    69.86

    90.30

    79.04

    92.00

    68.29

    57.68

    30.2744.07

    83.94

    71.40

    84.62

    80.5353.35

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    30/57

    Cakupan Desa / kelurahan

    Universal Child

    Immunization (UCI) adalah

    Desa/kelurahan dimana

    80% dari jumlah bayi yang

    ada di desa tersebut sudah

    mendapat imunisasi dasar

    lengkap dalam waktu satu

    tahun.

    Program Imunisasi

    merupakan upayapreventif untuk

    mengurangi angka

    kesakitan dan kematian

    pada anak terhadap

    penyakit yang dapat

    dicegah dengan imunisasi

    (PD3I).

    Indikator ini untuk

    mengukur kemampuan

    manajemen program

    imunisasi dalam wilayah

    kelurahan.

    70.1

    74.777.5

    89.1

    51.6

    79.7

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Pemberian imunisasi pada

    bayi menggambarkan

    kesadaran dan perilaku

    masyarakat untuk

    melindungi anak-anak daripenyakit yang dapat

    dicegah dengan imunisasi.

    Yang menjadi salah satu

    indikator dalam perilaku

    hidup bersih sehat

    masyarakat.

    Tahun 2010 cakupan

    desa/kelurahan UCI di Kota

    Batam menurun, karena

    terjadi perubahan dalam

    definisi operasional, yang

    mana cakupan tidak hanya

    dinilai dari cakupan

    imunisasi campak saja,akan tetapi di lihat dari

    pemberian imunisasi secara

    lengkap.

    Tahun 2011, 79.7% desa/

    kelurahan telah mencapai

    UCI, dan telah melebihitarget yang diharapkan.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    31/57

    Cakupan desa/kelurahan UCI berdasarkan wilayah kerja Puskesmas pada umumnya sudah mencapai target

    yang telah ditetapkan oleh Puskesmas. Puskesmas Galang cakupan desa/kelurahan UCI masih sangat

    rendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnyaimunisasi dasar bagi bayi sehingga kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke sarana

    pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dan kemungkinan sistem pelaporan yang belum maksimal

    terutama pemberian imunisasi paa bayi disarana pelayanan kesehatan swasta seperti RS. bidan praktek

    swasta

    Upaya tindak lanjut Dinas Kesehatan dan jajarannya terhadap masyarakat adallah meningkatkan kegiatan

    promosi kesehatan tentang penting imunisasi serta bimbingan teknis pada sarana pelayanan kesehatan

    swasta terutama dalam manajemen pencatatan dan pelaporan.

    67

    100

    85.71

    100100

    83.3380

    75

    25.0

    100 100

    83

    100 100

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    1

    2

    3

    4

    56

    7

    8

    9

    B.PAD

    T.SENG

    K

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCU

    R

    GALANG

    S.PANA

    S

    B.PRMA

    I

    S.LEKO

    P

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    32/57

    10.2

    43.2

    59.1

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    20000

    40000

    60000

    80000

    100000

    120000

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI

    Cakupan pelayanan anak

    balita adalah setiap anak

    balita (12-59 bulan) yang

    memperoleh pelayanan

    pemantauan pertumbuhan

    dan perkembangan sesuai

    standar.

    Pelayanan anak balita

    sesuai standar meliputi

    meliputi pemberian vitamin

    A dosis tinggi 2 kalisetahun,

    pemantauan pertumbuhan

    8 kali, Stimulasi Dini

    Tumbuh Kembang (SDITK)

    minimal 2 kali dalam

    setahun yang dilaksanakan

    oleh tenaga kesehatan

    sesuai dengan

    kompetensinya.

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    KIA dalam melindungi anak

    balita sehingga

    pertumbuhannya terjaminmelalui penyediaan

    Kegiatan pelayanan anak

    balita dapat dilakukan di

    Posyandu, Pos PAUD,

    Taman Penitipan Anak

    Taman kanak-kanak serta

    Raudatul Athfal danlainnya,jika ditemui

    penyimpangan/kelainan

    ditemui pada anak balita

    harus dirujuk ke sarana

    pelayanan kesehatan untuk

    dilakukan upaya rindak

    lanjut.

    Di Kota Batam cakupan

    pelayanan anak balita

    tahun 2011 masih belum

    mencapai yang dtelah

    ditargetkan secara nasional

    sejak tahun 2010 (90%).

    Namun pada 3 tahunterkahir cakupan ini selalu

    menunjukkan peningkatan.

    Harapan kedepan dengan

    menggalang kerjasama

    yang baik dengan unsur

    terkait indikator ini dapat

    tercapai sesuai harapan

    bersama.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    33/57

    Distribusi cakupan pelayanan anak balita berdasarkan wilayah kerja Puskesmas masih rendah, hanya

    Puskesmas Sekupang yang dapat mencapai target, hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran

    masyarakat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita yang dapat dilakukan di saranapelayanan kesehatan maupun Posyandu serta masih rendahnya tatalaksana kesehatan balita sesuai standar

    belum optimal.

    Untuk itu upaya yang telah dilakukan dengan meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan upaya

    promossi kesehatan sebagai ujung tombak program kesehatan dalam rangka meningkatkan kesadaran

    masyarakat dan peningkatan sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui

    pelatihan, supervisi dengan harapan dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada

    masa yang akan datang sehingga dapat mencapai target yang ditetapkan

    62.93

    79

    89.73

    46

    82.76

    64.32

    46.78

    4149.51

    71

    36.23

    53.65

    75.92

    19.36

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    6070

    80

    90

    100

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    34/57

    Pemberian makanan

    pendamping ASI pada

    anak usia 6 24 bulan

    keluarga miskin adalah

    pemberian makanan

    pendamping ASI pada

    anak usia 6 24 bulan

    dari keluarga miskin

    selama 90 hari, yang

    merupakan upaya

    preventif agar anak tetap

    mendapat asupanmakanan yang

    mencukupi sesuai

    dengan kebutuhannya.

    Usia 6-24 bulan

    merupakan masa

    pertumbuhan yang

    penting dalam hidup

    seseorang dan pada

    masa ini kebutuhan

    asupan gizi meningkat

    serta terjadinya

    perubahan pola makan,

    yang apabila tidak

    diimbangi denganmakanan pendamping

    75.8

    90 90

    85.4

    3.6

    12.5

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    4500

    5000

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    pertumbuhan dan

    perkembangan anak

    yang sangat

    memepengaruhikualitas sumber daya

    manusia.

    Upaya pemberian MP.

    ASI pada Balita usia

    6-24 bulan dari

    keluarga miskin di

    tahun 2011 dikotaBatam adalah (318

    orang) 21,6% dari

    perkiraan jumlah anak

    usia 6-24 bulan.

    Angka ini secara

    absolut meningkatcukup tajam walaupun

    masih belum

    mencapai target yang

    diharapkan (90%).

    Makanan tambahan

    yang diberikan berupa

    roti biskuit.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    35/57

    Gambaran pemberian MP. ASI pada anak usia 6-24 bulan berdasarkan Puskesmas. terlihat

    hanya beberapa Puskesmas yang cakupan optimal dalam indikator ini, kendala yang dihadapi,

    sulitnya mendapatkan perkembangan data anak usia 6-24 bulan dalam masyarakat, sehingga

    sasaran menggunakan estimasi sasaran dari proporsi keluarga miskin.

    Dalam hal ini Dinas Kesehatan mengupayakan agar data sasaran dapat diperoleh secara real di

    lapangan dengan harapan pihak sektor terkait terutama lirah dan kecamatan dapat membantu

    agar data sasaran dapat diperoleh sesuai dengan kenyataannya

    31.54

    29.41

    14.61

    90.38

    37.2941.64

    2.53 2.45

    57.50

    7.032.70

    3.473.72 2.96

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    6070

    80

    90

    100

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    36/57

    Cakupan balita gizi buruk

    mendapat perawatan adalah

    balita gizi buruk pada anak

    balita (0-5 tahun) yang di

    tangani di sarana pelayanan

    kesehatan sesuai

    tatalaksana gizi buruk.

    Gizi buruk (kurus sekali)

    merupakan status gizi

    dengan berat badan (BB)

    dna tinggi bandan (TB)dengan z-score

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    37/57

    Pada grafik diatas, terlihat kasus gizi buruk banyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas dan bahkan di

    wilayah kerja Puskesmas Sambau tidak ada kasus gizi buruk.

    Berkat kerjasama yang baik indikator ini dapat dicapai sesuai dengan harapan, namun yang paling kita

    harapkan adalah mengupayakan agar balita tidak jatuh pada kondisi gizi kurus sekali (gizi buruk), sehingga

    balita generasi penerus kita dapat menjalani masa pertumbuhan dan perkembangan ini dengan optimal yang

    pada akhirnya akan menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.

    33

    5

    10

    08

    31

    3 2 7 18

    25

    79

    6

    100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    B.PAD

    T.SENGK

    SEKUPANG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PANCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    38/57

    Cakupan pemeriksaan

    kesehatan siswa SD dan

    setingkat adalah

    cakupan siswa kelas I

    SD dan setingkat

    (madrasah Ibtidaiyah)

    yang diperiksa

    kesehatannya oleh

    tenaga kesehatan atau

    tenaga terlatih (guru

    UKS/dokter kecil)

    melalui penjaringan

    kesehatan di sekolah.

    Usaha kesehatan

    sekolah merupakan

    upaya kesehatan lintas

    program dan lintas

    sektor dalam rangka

    meningkatkan

    kemampuan hidup sehat

    dan kedepannya dapat

    membentuk generasi

    yang mempunyai

    perilaku hidup sehat dan

    bersih dise an an

    89.2

    100 100

    51.3

    86.9 88.1

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    35000

    2009 2010 2011

    SASARAN REALISASI

    Indikator ini mengukur

    kemampuan manajemen

    program Usha Kesehatan

    Sekolah (UKS) dalammelindungi anak sekolah

    sehingga kesehatannya

    terjamin melalui upaya

    pelayanan kesehatan

    sekolah.

    Cakupan indikator inisecara nasional telah

    ditetapkan 100%.

    Di Kota Batam cakupan

    indikator ini belum

    mencapai target (88.1%),

    walaupun semua sekolahtelah dilakukan

    penjaringan kesehatan,

    namun masih ada siswa

    yang belum terjaring,

    karena ketidak hadiran

    siswa saat kegiatan

    dilakukan.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    39/57

    Berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, kegiatan penjaringan siswa kelas I SD dan setingkat pada umumnya

    telah mencapai 100%, namun pada beberapa Puskesmas belum mencapai target yang diharapkan.

    Pada masa yang akan datang Dinas Kesehatan dan jajarannya mengupayakan agar cakupan dapat dicapai

    100% dengan strategi meningkatkan kerjasama lintas sektor dengan pihak sekolah agar semua siswa kelas I

    SD dan setingkat mendapat pelayanan penjaringan ini.

    100

    93.20

    100100

    100

    98.18

    100

    96.96

    100

    100

    95.09

    96.87

    100 100

    88

    90

    92

    94

    96

    98

    100

    102

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    40/57

    Program keluarga berencana

    merupakan salah satu upaya

    untuk meningkatkan

    kesejahteraan keluargamelalui motto Norma

    Keluarga Kecil Bahagia

    Sejahtera (NKKBS) yang

    mengandung makna dengan

    keluarga kecil yang terdiri

    dari ayah, ibu dan cukup dua

    anak mampu menwujudkan

    kesejahteraan keluarga.

    Selain itu tujuan Keluarga

    Berencana adalah untuk

    mengatur jarak kehamilan

    dengan harapan ibu secara

    fisik dan mental mampu

    menjalani proses kehamilandan persalinan dengan

    optimal sehingga dapat

    melahirkan anak yang sehat.

    Program Keluarga berencana

    (KB) merupakan salah satu

    indikator proses untuk

    menurunkan angka kematianibu dan anak

    59.5

    70 70

    66.4

    64.3

    67.6

    54

    56

    58

    60

    62

    64

    66

    68

    70

    72

    0

    20000

    40000

    60000

    80000

    100000

    120000

    140000

    160000

    180000

    200000

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    SASAR

    AN

    SASARAN REALISASI

    Cakupan peserta KB aktif

    menunjukkan tingkat

    pemanfaatan kontrasepsi

    dikalangan PUS sekaligus

    mengukur partisipasimasyarakat dalam rangka

    meningkatkan kesehatan ibu

    dan anak.

    Peserta KB aktif adalah

    pasangan usia subur (isteri

    usia 15-49 tahun) yang salahsatu pasangannya

    menggunakan menggunakan

    alat kontrasepsi.

    Cakupan peserta KB aktif

    secara nasional telah

    ditetapkan 70%.

    Di Kota Batam tahun 2011

    cakupan peserta KB aktif

    belum mencapai target

    (67.6%).

    Cakupan peserta KB aktif

    meningkat jika dibandingkan

    denga tahun sebelumnya, hal

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    41/57

    58.73

    67.3163.74

    71.12

    64.50

    48.35

    69.00

    63.51

    77.7477.76

    53.01

    62.50

    83.56

    73.94

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    42/57

    Acute Flacyd Paralysis

    (lumpuh layuh mendadak)

    bukan karena ruda

    paksa/kecelakaan danbukan polio merupakan

    penyakit yang menyerang

    anak usia

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    43/57

    Pneumonia pada balita

    masih menjadi salah satu

    pusat perhatian

    pengendalian penyakitmenular, karena penyakit

    ini jika tidak ditangani

    dengan baik, akan

    menambah angka

    kematian pada balita.

    Kegiatan pengendalianpenyakit ini mulai dari

    deteksi dini hingga

    pengobatan yang

    bertujuan untuk

    mencegah terjadi

    kematian akibat

    pneumonia pada balita.

    Secara nasional

    diperkirakan 10% balita

    terserang pneumonia,

    dengan target 100%

    dapat ditangani sesuai

    standar

    100 100 100

    7.0

    1.02.6

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    SASAR

    AN

    SASARAN REALISASI

    Tahun 2011 Di Kota Batam

    jumlah kasus pneumonia

    dan ditemui dan ditangani

    berjumlah 278 kasus atau3.3% dari perkiraan kasus

    (1804 kasus).

    Angka ini masih sangat

    rendah, untuk itu

    membutuhkan kerjasama

    yang lebih optimal darisarana pelayanan

    kesehatan baik pemerintah

    maupun swasta dalam

    penemuan/pendeteksian

    dini dan penanganan

    kasus serta sistem

    pencatatan dan pelaporansehingga upaya yang

    dilakukan menjadi

    maksimal.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    44/57

    Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan mendapat

    penanganan definitifsesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan

    (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RS. Umum atau RS umumPONEK).

    Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

    secara profesional kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan komplikasi.

    Diperkirakan 20% ibu mengalami komplikasi pada masa hamil, bersalin dan nifas, dengan target 100%

    komplikasi dapat ditangani secara definitif

    0.83 0.21

    12.060 8.31 2.52 1.95 0.26 19.75

    2.53 0.210.26

    0.46 0.75

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    200

    400

    600

    800

    10001200

    1400

    1600

    1800

    B.PA

    D

    T.SENG

    K

    SKP

    G

    SAMBA

    U

    KAB

    IL

    BULAN

    G

    L.BAJA

    S.PCU

    R

    GALAN

    G

    S.PANA

    S

    B.PRMAI

    S.LEKO

    P

    B.A

    JI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    45/57

    TB. Paru merupakan

    penyakit yang mempunyai

    tingkat penularan yang cukup

    tinggi karena dapat menular

    secara langsung dari orang

    ke orang melalui percikan air

    ludah (droplet) penderita TB.

    Paru dan kuman TBC yang

    lepas ke udara yang dapat

    dihirup oleh orang lain.

    Diperkirakan 1 orang

    penderita TB. Paru dapatmenularkan 10-15 ke orang

    lain. Di Indonesia,

    sekitar 100.000 jiwa setiap

    tahun meninggal akibat TB.

    Paru. Untuk itu upaya

    pengendalian dan

    pemberantasan menjadi

    salah satu indikator dalam

    MDGs.

    Cakupan penemuan dan

    penanganan TB. Paru.

    adalah penemuan penderita

    baru TB. Paru bertujuan

    menjaring penderita TB. Paruagar mendapat pengobatan

    dan pencegahan penularan ke

    orang lain.

    Angka penemuan pasien baru

    TB BTA positif atau Case

    Detection Rate (CDR) adalah

    presentase jumlah penderita

    baru TB BTA (+) yang

    ditemukan di bandingkan

    dengan jumlah perkiraan

    kasus baru TB. BTA (+)

    berdasarkan prevalensi/

    penyebaran penyakit TB. Parupada suatu wilayah.

    Pada kawasan pulau

    Sumatera termasuk Kota

    Batam diperkirakan prevalensi

    TB. Paru berkisar 160 per

    100.000 penduduk, dengan

    demikian diperkirakanprevalensi TB. Paru (+) di

    Kota Batam pada tahun 2011

    adalah 1961 kasus

    Hasil yang dicapai tahun 2011

    dengan (CDR) 24.36% (412

    kasus baru TB. Paru BTA (+).angka ini belum mencapai

    70 70 70

    21.523.14

    24.36

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1800

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    SASARAN

    SASARAN REALISASI

    %TARGET % CAKUPAN

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    46/57

    Upaya pencegahan penyakit TB. Paru, sudah dimulai sejak dini dengan promosi kesehatan tentang Penyakit

    TBC dan setiap penemuan kasus TB. Paru dengan BTA (+) diberi pengobatan yang telah disediakanpemerintah dengan masa pengobatan jangka pendek (6 bulan) dengan pengawasan langsung yang disebut

    dengan DOTs (Directly-Observed Treatment Short).

    Strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan dan jajarannya pada tahun 2011 terhadap penemuan dan

    penanganan kasus TB. Paru adalah dengan memperluas jejaring penemuan dan pengobatan penderita TB.

    Paru yaitu melalui rumah sakit yang ada di Kota Batam serta promosi kesehatan melibatkan masyarakat

    untuk meningkatkan kewaspadaan dini serta pihak swasta dengan penyaluran obat.

    33.9

    7.310.9

    31.1

    15.6

    73.5

    13.4

    20.6

    90.5

    20.324.1

    14.0

    22.0

    29.7

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    B.PAD

    T.SENGK

    SKPG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    47/57

    Demam Berdarah Dengeu

    yang dikenal dengan DBD

    merupakan penyakit yang

    sudah endemis hampir

    diseluruh wilayah Indonesia

    termasuk Kota Batam.

    Kasus DBD jika tidak ditangani

    dengan cepat dan tepat dapat

    berakibat pada kematian.

    Untuk itu pemerintah telah

    menetapkan bahwa kasusDBD harus dapat ditangani

    100% sesuai dengan standar.

    Penanganan sesuai standar

    selain terhadap orang yang

    terserang juga ditindaklanjuti

    dengan Penanggulangan

    Fokus (PF) sesuai dengan

    hasil penyelidikan

    epidemiologi (PE) dan

    penanggulangan baik pada

    lingkungan terhadap

    perindukan nyamuk aedes

    dengan radius minimal 100

    meter. maupun tersangka DBDlainnya.

    70 70 70

    2223 24

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1800

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    JUML

    AH

    KASUS

    KASUS REALISASI

    NyamukAedes Aegyptydan

    Aedes Albopoictus merupakan

    vektor penularan virus dengue

    yang dapat hidup dan

    berkembang biak denganketinggian

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    48/57

    Grafik diatas menggambarkan kejadian penyakit demam berdarah dengeu (DBD) berdasarkan wilayah kerja

    Puskesmas, Puskesmas Sekupang menduduki rating tertinggi dengan 130 kasus, pada Puskesmas lainnyayang berada di Pulau Batam kejadian DBD berkisar 4070 kasus dan pada daerah hinterland seperti Belakang

    Padang dan Galang kejadian DBD cukup rendah dan bahkan daerah Bulang tidak terdapat kasus selama

    tahun 2011.

    Mengingat penyakit DBD yang bersifat musiman, seharusnya kita lebih dapat meningkatkan kewaspadaan

    secara dini dengan melakukan 3 M plus yakni Menutup, Menguras, Mengubur dan melakukan upaya agar

    terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti terutama di siang hari dengan menggunakan lotion anti gigitan

    nyamuk atau menggunakan kelambu jika tidur disiang hari. Selain itu upaya yang dilakukan adalah denganpromosi kesehatan tentang penyakit DBD baik secara langsung maupun melalui media cetak dan elektronik.

    11

    42

    130

    123 0

    6371

    2

    6776

    27

    6369

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    B.PAD

    T.SENGK

    SEKUPANG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PANCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    KASUS REALISASI % TARGET % REALISASI

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    49/57

    Penyakit diare hingga kini

    masih menjadi dilema dalam

    kesehatan masyarakat karena

    jika kasus tidak ditanganidengan segera dapat

    menyebabkan dehidrasi dan

    kematian terutama pada

    balita.

    Diare adalah buang air besar

    dengan konsistensi encer

    bahkan dapat berupa air saja

    yang frekwensinya lebihsering dari biasanya (>4x

    sehari)

    Banyak faktor yang dapat

    mempengaruhi kejadian diare

    dimasyarakat, antara lain

    lingkungan yang tidak sehatdan kurangnya kesadaran

    masyarakat untuk berperilaku

    hidup bersih dan sehat

    Penemuan penderita diare

    bertujuan agar penderita diare

    dapat diberi pertolongan

    segera dan tidak berujungada kematian.

    100 100 100

    31.931.4

    34.7

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    5000

    10000

    15000

    20000

    25000

    30000

    35000

    40000

    45000

    50000

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    SASA

    RAN

    SASARAN REALISASI %TARGET % CAKUPAN

    Perkiraan jumlah penderita

    diare berdasarkan pada

    angka kesakitan nasional.

    Hasil survey morbiditas

    diare nasional menyatakanangka kesakitan diare di

    indonesia adalah 411/1000

    penduduk dengan target

    10%nya dapat ditangani.

    Berdasarkan perkiraan

    diatas Kota Batammempunyai sasaran

    43.430 kasus ditahun 2011

    dengan target 100% dapat

    ditangani.

    Cakupan penemuan dan

    penanganan penderita

    diare yang didapat tahun2011 adalah sebanyak

    15057 kasus dengan

    persentase 34.7%.

    Angka ini masih sangat

    rendah jika dibanding

    target yang sudahditetapkan.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    50/57

    Hasil surveilans penyakit diare berdasarkan wilayah Puskesmas, terlihat Puskesmas Galang dan

    Puskesmas Kabil terhadap penemuan kasus diare cukup tinggi. Hal ini menunjukkan kondisi lingkungan yang

    kurang mendukung kesehatan masyarakat, sehingga kasus Diare melebihi dari perkiraan.

    Strategi pengendalian penyakit diare yang dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan. Berbekal ilmu

    tentang penanggulangan dan pencegahan penyakit diare dan ketersediaan oralit pada kader sangat

    membantu menekan kasus diare dimasyarakat serta mampu membuat oralit sebelum berobat ke dokter atau

    puskesmas terdekat.

    Selain itu promosi kesehatan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit diare perlu ditingkatkan baik

    secara langsung di Posyandu, sekolah dan tempat-tempat umum terutama pada wilayah dengan kejadianen akit an tin i serta romosi kesehatan melalui media cetak dan elektronik.

    85.333.8

    20.1

    31.4

    125.3

    100.1

    10.025.0

    206.6

    26.0 22.3

    42.6

    33.2 33.9

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    B.PAD

    T.SENG

    K

    SEKUPANG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PANCU

    R

    GALANG

    S.PANA

    S

    B.PRMA

    I

    S.LEKO

    P

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % REALISASI SASARAN

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    51/57

    Cakupan pelayanan

    kesehatan dasar pasien

    masyarakat miskin

    adalah jumlah kunjungan

    pasien masyarakat

    miskin disarana

    kesehatan strata pertama

    di suatu wilayah kerja

    tertentu pada kurun

    waktu tertentu.

    Pelayanan masyarakatmiskin merupakan wujud

    pembangunan di bidang

    kesehatan yang

    berkeadilan

    Tingginya kunjungan

    masyarakat miskin

    menggambarkan derajatkesehatan/gangguan

    kesehatan masyarakat

    yang menjadi sasaran

    program pengentasan

    kemiskinan yang

    memenuhi 14 (empat

    belas) variabel miskindalam suatu rumah

    Pemerintah Kota Batam

    sejak tahun 2007 telah

    memberikan pelayanan

    kesehatan di sarana

    kesehatan dasar tanpa

    memungut biaya. Hal ini

    merupakan upaya

    Pemerintah Kota Batam

    untuk memenuhi hak

    semua orang termasuk

    masyarakat miskin.

    Tahun 2011 di Kota

    Batam, dari 127.732 jiwa

    yang terjaring dalam

    program Jamkesmas,

    dengan jumlah kunjungan

    49.091 jiwa (38.4%) telah

    mendapat pelayanan

    kesehatan dasar

    (Puskesmas,

    Puskesmas Pembantu

    dan Polindes yang

    tersebar dalam wilayah

    Kota Batam.0.3

    5.78.4

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    0

    20000

    40000

    60000

    80000

    100000

    120000

    2009 2010 2011

    PERSENTASE

    SASARA

    N

    SASARAN REALISASI % CAKUPAN

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    52/57

    Pelayanan kesehatan

    rujukan masyarakat miskin

    adalah pelayanan

    kesehatan yang diberikanpada masyarakat miskin

    pada tingkat pelayanan

    setelah pelayanan dasar,

    artinya pada kasus-kasus

    tertentu atau masalah

    kesehatan yang dihadapi

    tidak bisa dituntaskan pada

    pelayanan kesehatan dasar

    (strata I) dengan

    keterbatasan sarana dan

    prasarana sehingga

    memerlukan pelayanan

    kesehatan rujukan pada

    sarana kesehatan starata II,

    seperti rumah sakit baikmilik pemerintah maupun

    swasta atau balai

    pengobatan penyakit paru,

    balai kesehatan mata

    masyarakat, balai keshetan

    indera masyarakat dan

    lainnya.

    0.3

    5.7

    8.4

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    0

    20000

    40000

    60000

    80000

    100000

    120000

    2009 2010 2011

    PERSENT

    ASE

    SASARA

    N

    SASARAN REALISASI % CAKUPAN

    Calupan pelayanan

    rujukan masyarakat miskin

    merupakan proporsi

    masyarakat miskin yang

    mendapatkan pelayanankesehatan rujukan dan

    menggambarkan besaran

    masalah kesehatan yang

    terjadi pada kelompok

    masyarakat miskin

    sehingga memerlukan

    pelayanan kesehatan

    rujukan serta

    menggambarkan

    keterjangkauan

    masyarakat miskin

    terhadap sarana

    pelayanan kesehatan

    rujukan.

    Tahun 2011 di Kota batam

    sebanyak 10.676 jiwa

    (8,36%) dari total

    masyarakat miskin telah

    mendapat pelayanan

    kesehatan rujukan.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    53/57

    Pelayanan gadar level I gawat adalah pelayanan gawat darurat yang harus diberikan sarana kesehatan

    (Rumah Sakit) di kabupaten/kota yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi General

    Emergency Life Support (GELS) dan atau Advance Trauma Life Support (ATLS) serta Advance Cardiac Life

    Support (ACLS) serta memiliki transportasi dan komunikasi. Target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah100%.

    Rumah sakit yang tersebar dalam wilayah kerja Puskesmas di Kota Batam berjumlah 14 yang terdiri dari

    rumah sakit umum, rumah sakit khusus anak dan rumah sakit ibu anak dan yang mempunyai sarana

    kesehatan pelayanan gawat darurat level I berjumlah 7 (tujuh) rumah sakit (50%).

    Mengingat setiap rumah sakit seharusnya mempunyai sarana pelayanan gawat darurat level I, untuk itu perlu

    menjadi perhatian pihak rumah sakit agar meningkatkan sarana dan prasarana sehingga dapat memberikanpelayanan gawat darurat level I.

    100 100

    80

    100

    0 0

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    B.P

    AD

    T.SEN

    GK

    SEKUPA

    NG

    SAMB

    AU

    KA

    BIL

    BULA

    NG

    L.BAJA

    S.PANC

    UR

    GALA

    NG

    S.PAN

    AS

    B.PRM

    AI

    S.LEK

    OP

    B.

    AJI

    BOTANIA

    SASARAN REALISASI % REALISASI SASARAN

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    54/57

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    55/57

    Desa Siaga adalah desa

    yang penduduknya memiliki

    kesiapan sumber daya dan

    kemampuan untuk

    mencegah dan mengatasimasalah kesehatan,

    bencana dan kegawat

    daruratan kesehatan secara

    mandiri

    Desa Siaga Aktif adalah

    desa yang mempunyai PosKesehatan Desa

    (Poskesdes) atau UKBM

    lainnya yang buka setiap

    hari dan berfungsi sebagai

    pemberi pelayanan

    kesehatan dasar,

    penanggulangan bencana

    dan kegawatdaruratan,surveilans berbasis

    masyarakat yang meliputi

    pemantauan pertumbuhan

    (gizi) penyakit, lingkungan

    dan perilaku sehinggga

    masyarakatnya menerapkan

    Perilaku Hidup Bersih dan

    Sehat (PHBS).

    10

    30

    50

    7.8

    26.6

    70.3

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    2009 2010 2011

    PERSEN

    TASE

    SASAR

    AN

    SASARAN REALISASI

    Tahun 2011 persentase Desa

    Siaga Aktif adalah 70,3% (45

    dari 64 kelurahan).

    Keberadaan Desa Siaga Aktifpada tahun 2015 diharapkan

    telah mencapai 80% guna

    memenuhi kesepakatan

    negara Indonesia dalam

    komitmen international

    (MDGs).

    Pencapaian desa siaga aktif

    ditahun 2015, menjadi

    tantangan bagi pemerintah

    dalam mengali potensi yang

    ada masyarakat, sehingga

    masyarakat proaktif untuk

    menjadi kelurahan di Kota

    Batam menjadidesa/kelurahan siaga aktif.

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    56/57

    50

    50

    29

    100

    50

    100 100

    50

    100

    100

    40

    50

    100 100

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    B.PAD

    T.SENGK

    SEKUPANG

    SAMBAU

    KABIL

    BULANG

    L.BAJA

    S.PANCUR

    GALANG

    S.PANAS

    B.PRMAI

    S.LEKOP

    B.AJI

    BOTANIA

    SASARAN SASARAN REALISASI % REALISASI

    K i l

  • 7/29/2019 Buku Saku Edisi 2012_editan Erigana

    57/57

    KesimpulanPembangunan Kesehatan Nasional melalui Sistem Kesehatan Daerahmengamanatkan kepada Pemerintah Daerah bahwa upaya kesehatan secara

    terpadu dan saling mendukung , guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalamPembukaan UUD 1945.

    Upaya kesehatan di Kota Batam telah dilakukan oleh Pemerintah, Swasta danmasyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang

    kesehatan, hal ini ditandai dengan makin banyaknya tuntutan dari berbagai pihakuntuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pelayanan publik.

    Persembahan Buku Saku kepada pembaca bertujuan untuk memberikangambaran pelayanan kesehatan terpadu antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakatyang setiap tahunnya terus diupayakan sinkronisasi dan akurasinya gunamewujudkan data dan informasi yang akuntabel, standar dan tepat.

    Dengan kerendahan hati, kami haturkan kepada para pembaca bahwa Buku Sakuini perlu koreksi dan masukan yang konstruktif menuju kesempurnaan, mudahdimengerti, mudah dibaca dan mudah untuk ditindaklanjuti agar data dan informasipembangunan kesehatan tahun 2011 dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Semoga, persembahan Buku Saku ini dapat bermanfaat bagi pembaca,