buku ajar endokrin

20
GAMBARAN UMUM SISTEM ENDOKRIN A. KOMPONEN SISTEM. Sistem Endokrin di dalam tubuh terdiri atas beberapa oran endokrin! iala # adenohipo$isis% # kelen&ar tiroid% # kelen&ar adrenal% # pulau#pulau &arinan endokrin di dalam kelen&ar eksokrin! misaln'a insu pan(reati(a% # dan beberapa sel endokrin denan $unsi )DNES) di dalam mukosa saluran pen(ernaan% B. ASAL-USUL. Kelen&ar endokrin merupakan kelen&ar 'an tidak memiliki saluran keluar * e+(retorius, 'an berkemban sebaai in-ainasi permukaan epitel! misaln' ektoderm mulut *oral, atau endoderm usus! 'an akhirn'a terlepas! kehilan *hubunann'a, denan epitel indukn'a% C. STRUKTUR MIKROSKOPIK. Kelen&ar endokrin se(ara khas tersusun oleh sel sekretorik 'an sanat ba &umlahn'a 'an tersusun sebaai alur *(horda,! menerombol atau $olikel 'an lansun kontak denan kapiler darah atau sinusoid% D. SEKRESI. Sel endokrin melepaskan sekretn'a! khususn'a berupa hormon! ke dalam alir .roduk lainn'a 'an dilepaskan bukann'a ke dalam aliran darah melainkan k suatu saluran *du(tus, *misaln'a en/im dan serum albumin,! namun kadan#k &ua dianap sekresi hormon% 0ormon merupakan molekul denan e$ek1penar penaturan khas pada sel taret! &arinan atau oran tertentu 'an letakn letak kelen&ar itu sendiri% 0ormon! denan kadar sanat ke(il dapat memba penaruh 'an dramatik dan khas! dan dapat mempenaruhi semua &arinan ba se(ara% lansun maupun tidak lansun% Ban'ak di antara% hormon pentin men&aa linkunan dalam keadaan mantap% 0ormon memainkan peranan pentin dalam menatur metabolisme karbohidrat! protein! dan lipid2 keseimbanan dan air di dalam (airan tubuh2 pertumbuhan2 perbedaan bentuk tubuh dan $u seksual dalam kaitan denan seks dan perilaku! si$at atau temperamen dan

Upload: shevmyr

Post on 07-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Ajar Endokrin

TRANSCRIPT

GAMBARAN UMUM SISTEM ENDOKRIN

A. KOMPONEN SISTEM. Sistem Endokrin di dalam tubuh terdiri atas beberapa organ endokrin, ialah : - adenohipofisis. - kelenjar tiroid. - kelenjar adrenal. - pulau-pulau jaringan endokrin di dalam kelenjar eksokrin, misalnya insula pancreatica. - dan beberapa sel endokrin dengan fungsi "DNES" di dalam mukosa saluran pencernaan. B. ASAL-USUL. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran keluar (ductus excretorius) yang berkembang sebagai invaginasi permukaan epitel, misalnya ektoderm mulut (oral) atau endoderm usus, yang akhirnya terlepas, kehilangan kontak (hubungannya) dengan epitel induknya. C. STRUKTUR MIKROSKOPIK. Kelenjar endokrin secara khas tersusun oleh sel sekretorik yang sangat banyak jumlahnya yang tersusun sebagai alur (chorda), menggerombol atau folikel cekung yang langsung kontak dengan kapiler darah atau sinusoid. D. SEKRESI. Sel endokrin melepaskan sekretnya, khususnya berupa hormon, ke dalam aliran darah. Produk lainnya yang dilepaskan bukannya ke dalam aliran darah melainkan ke dalam suatu saluran (ductus) (misalnya enzim dan serum albumin), namun kadang-kadang juga dianggap sekresi hormon. Hormon merupakan molekul dengan efek/pengaruh pengaturan khas pada sel target, jaringan atau organ tertentu yang letaknya jauh dari letak kelenjar itu sendiri. Hormon, dengan kadar sangat kecil dapat membangkitkan pengaruh yang dramatik dan khas, dan dapat mempengaruhi semua jaringan baik secara. langsung maupun tidak langsung. Banyak di antara. hormon penting untuk menjaga lingkungan dalam keadaan mantap. Hormon memainkan peranan penting di dalam mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid; keseimbangan mineral dan air di dalam cairan tubuh; pertumbuhan; perbedaan bentuk tubuh dan fungsi seksual dalam kaitan dengan seks dan perilaku, sifat atau temperamen dan emosi. Dikenal ada dua jenis hormon, ialah : 1. Hormon peptida. Hormon protein, glikoprotein, atau peptida rantai pendek mengikat reseptor khusus pada permukaan sel target. Hormon jenis ini kadang-kadang menstimulasi produksi massenger intraseluler kedua, misalnya siklus Krebs (cyclic AMP) di dalam sel target. 2. Hormon steroid. Hormon yang larut dalam lipid ini dengan mudah menembus plasma sel target dan kemudian secara langsung mempengaruhi fungsi sel. Hormon ini mengikat pada protein pengikat khusus di dalam sitoplasma dan nukleus. E. SISTEM NEUROENDOKRIN. Saling hubungan fungsi yang kompleks di antara sel, jaringan dan organ tubuh diawasi dan dikoordinasi oleh dua sistem yang saling melengkapi ialah sistem syarafi dan sistem endokrin. Dengan makin bertambahnya perhatian terhadap kedua sistem ini, maka hal ini dipertimbangkan sebagai bagian sistem neuroendokrin tunggal. Salah satu kelenjarnya disebut sebagai "master gland" karena kemampuannya mengatur kelenjar endokrin dan sistem syaraf. Aktivitas sekretorik dua bagian hipofisis ini, ialah neurohipofisis dan adenohipofisis, keduanya diatur oleh bagian lain otak yang letaknya berdekatan ialah hipotalamus. Aktivitas hipotalamus sendiri diatur oleh 1. hubungan syarafi dengan bagian lain sistem syaraf dan 2. umpan-balik negatif ("negatif feedback") dari hormon yang dihasilkan oleh sel target hipofisis. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan hipofisis yang ada terutama sebagai akibat hipersekresi atau hiposekresi hormon hipofisis; hyper maupun hiposekresi ini disebabkan oleh kerusakan hipofisis, organ targetnya atau hipotalamus.ORGANISASI UMUM & ASAL-USUL EMBRIONIK HIPOPISIS. Hipofisis tersusun oleh 2 bagian besar, ialah : - adenohipofisis, dan - neurohipofisis. Kedua bagian ini berbeda, baik asal-usulnya, struktur maupun fungsinya.A. ADENOHIPOFISIS. 1. Asal Dari evaginasi ke atas ektoderm yang melapisi rongga mulut primitif. Bagian ini mengadakan kontak dan kemudian menyatu dengan neurohipofisis yang tumbuh ke bawah. 2. Struktur umum. Adenohipofisis tersusun oleh alur-alur sel epitel glanduler yang dipisahkan satu dengan alur lainnya oleh kapiler sinusoidal yang banyak sekali jumlahnya dari plexus capillaris secundarius. Adenohipofisis tidaklah dipersyarafi secara langsung oleh syaraf hipotalamik. 3. Subdivisi. Adenohipofisis terbagi-bagi menjadi: - pars distalis (pars anterior), merupakan bagian terbesar. - pars tuberalis, merupakan perluasan ke arah superior dari pars distalis, membentuk bagian "lengan" yang merupakan selubung partial infundibulum. (neurohipofisis). - pars intermedia, merupakan bagian berupa pita sempit jaringan hipofisis yang berbatasan dengan neurohipofisis.B. NEUROHIPOFISIS 1. Asal. Neurohipofisis timbul sebagai pertumbuhan ke arah bawah ektoderm neural hipotalamus dan oleh karenanya merupakan bagian otak. 2. Struktur umum. Neurohipofisis mengandung sejumlah besar axon. Axon ini berasal dari badan sel syaraf terutama pada nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami. 3. Subdivisi. Neurohipofisis terbagi menjadi infundibulum yang tersusun oleh "infundibular stem" ("neural stalk") dan eminentia mediana. "Infundibular stem" ini membawa axon dari hipotalamus ke pars nervosa, dan mengandung kapiler dari plexus capillaris primarius. Eminentia mediana dari tuber cinerium membentuk lantai hipotalamus. Pars nervosa (processus infundibularis) merupakan perluasan lobus neurohipofisis; pars nervosa ini mengandung axon terminal dan sejumlah besar kapiler darah. ADENOHIPOFISIS Setiap sel sekretorik di dalam adenohipofisis mensintesis dan menyimpan salah satu hormon tersebut di bawah ialah: * follicle-stimulating hormone (FSH). * thyrotropin (thyroid stimulating hormone; TSH) * luteinizing hormone (LH) * adrenocorticotropic hormone (ACTH) * growth hormone (GH), dan * prolactin Pelepasan hormon-hormon tersebut, yang mengatur aktivitas berbagai kelenjar lain, diregulasi atau diatur oleh hormon "releasing" atau "inhibiting" khusus yang diproduksi oleh hipotalamus dan diangkut ke adenohipofisis oleh darah di dalam sistem portal hipofisis.A. PARS DISTALIS. Tersusun oleh dua kelompok sel, ialah : 1. Chromophobus. Sel ini tidak mengikat zat warna, sehingga tercat pucat, tampak jernih atau putih pada sediaan mikroskopik jaringan. Sel chromophobus ini ada tiga jenis, ketiga jenis sel ini merupakan 50% sel epithelial di dalam pars anterior. Ketiga sel tersebut ialah : a| sel non-sekretorik yang belum mengalami diferensiasi, kemungkinan merupakan sel stem, b| sel kromofilik yang sebagian mengalami degranulasi, yang mengandung granula sedikit, dan c| sel folikuler, merupakan jenis sel kromofob yang mendominasi membentuk anyaman stroma yang menopang sel lain (kromofil). Sel berbentuk bintang (stelat) ini dapat memiliki fungsi fagositik. 2. Chromophylus, Sel kromofil penghasil hormon ini mengikat dengan kuat zat warna, karena di dalam sitoplasmanya mengandung sejumlah besar granula tempat hormon ditimbun/disimpan. Terdapat jenis sel khusus untuk setiap hormon. Sel kromofil berukuran lebih besar dibandingkan sel kromofob, dan dibagi menjadi dua kelas, yaitu : a. Asidofil. Sel ini merupakan penghasil protein sederhana tercat kuat dengan eosin dan orange G, namun tidak terwarnai dengan PAS. Sel ini mengelompok pada bagian tepi organ, berukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel basofil sedangkan granula sitoplasmiknya lebih besar dan lebih banyak jumlahnya. Sel asidofil terdiri atas dua jenis sel penghasil hormon, ialah somatotroys yang menghasilkan hormon pertumbuhan (somatotropin = growth hormone), dan sel mammotrops, yang menghasilkan prolaktin. Untuk mengingat-ingat hormon yang dihasilkan sel asidofil ini sering disingkat menjadi GPA (Growth hormone, Prolaktin, Asidofil).b. Basofil. Sel basofil tercat dengan hematoksilin dan zat warna basis lainnya, dan bersifat PAS positif. Lokasi sel ini pada bagian tengah organ, dengan ukuran lebih besar bila dibandingkan dengan sel asidofil. Sel basofil ini tersusun oleh tiga jenis sel yang memproduksi empat jenis hormon, ialah : - Masing-masing sel dari 2 jenis sel gonadotrops menghasilkan gonadotropin yang berbeda. Salah satu selnya memproduksi follicle stimulating hormone (FSH); sedang sel lainnya menghasilkan luteinizing hormone (LH; disebut juga interstitial cell-stimulating hormone = ICSH pada laki-laki). - Sel kortikotrovik menghasilkan adrenocortitropin (ACTH) . - Sel Tirotropi menghasilkan thyroid-stimulating hormone (TSH).B. PARS TUBERALIS. Pars tuberalis berbentuk seperti cerobong kapal dan merupakan perluasan ke arah atas pars distalis yang mengelilingi "infundibular stem". Gambaran Histologiknya sama dengan pars distalis, namun isinya sebagian besar adalah sel gonadotrops. Pars tuberalis penuh dengan kapiler darah dari plexus capillaris primarius sistem portal hipofiseal.C. PARS INTERMEDIA. Pars intermedia tampak seperti pita atau sabuk adenohipofisis di antara pars distalis dan pars nervosa. Pada manusia tidak berkembang. Pars intermedia mengandung Rathke's cysts. Rathke's cysts ini berupa ruang-ruang kecil, bentuk ireguler dan berisi koloid, yang dilapisi epitel kuboid. Cysts/ Kista ini merupakan sisa-sisa kantong Rathke (Rathke's pouch). Pars intermedia juga mengandung kelompok dan alur-alur sel basofil atau melanotrops, yang memproduksi melanocyte-stimulating hormone (BMSH).D. VASKULARISASI DAN SISTEM PORTAL HIPOPISIS. 1. Plexus capillaris primarius. Plexus ini terdapat di sebelah atas "infundibular stalk" = truncus infundibularis dan di sebelah bawah emenentia medianal meluas ke dalam pars tuberalis. Plexus capillaris ini menerima darah dari arteria hypo-physealis anterior dan posterior superior (dari circulus Willisi) dan mengalir ke dalam yena portalis hypophysealis. 2. Vena Portalis hypophysealis. Vena kecil-kecil maupun venula terutama terletak di bagian tengah dan di sebelah bawah truncus infundibularis dan di dalam bagian pars tuberalis. Vena portalis ini menerima darah dari plexus capillaris primarius dan secara langsung diangkut ke plexus capillaris secundarius di dalam pars distalis. Pembuluh darah membawa darah langsung dari satu plexus kapillaris tertentu ke plexus kapillaris lain tanpa kembali ke sirkulasi induk, ialah pembuluh portal. 3. Plexus capillaris secundarius. Plexus yang kaya kapiler-kapiler berlubang-lubang ini menempati seluruh bagian pars distalis juga menembus pars tubelaris dan pars intermedia. Pada plexus ini juga dijumpai beberapa hubungan di antara kapiler ini dan kapiler yang terdapat di dalam pars nervosa. Kapiler yang terdapat di antara lajur sel-sel kelenjar di dalam pars distalis, milik plexus ini, yang menerima darah langsung dari vena portalis dan darah arterial dari arteria hypophysealis anterior-inferior. Darahnya mengalir dari vena hypophysealis inferior ke dalam vena jugularis interna.E. HORMON-HORMON RELEASING DAN INHIBITING HIPOTALAMUS. Hormon peptida dengan berat molekul kecil ini disintesis di dalam neuron (badan sel neurosekretorik) pada nukleus di hipotalamus dan dilepaskan dari akson terminalnya ke dalam plexus kapilaris primer. Hormon tersebut mengalir melalui venula portalis hypophysealis dan masuk ke dalam plexus venosus secundarius. Kemudian menembus ke dalam adenohipofisis untuk menstimulasi atau menghambat pelepasan hormon oleh sel asidofil dan basofil (endocrinocytus acidophilicus dan endocrinocytus basophilicus). 1. Hormon "pembebas" = pemacu = "releasing hormone". Termasuk hormon ini ialah : a. "corticotropin-releasing hormone" (CRH) : merupakan hormone peptida yang tersusun oleh 41 asam amifio dan disintesis di dalam nucleus paraventricularis serta memacu sel korticotropik/kortikotrops menghasilkan hormon ACTH. b. Gonadotropin-releasing hormone" (GnRHI). Tersusun oleh 10 macam asam amino, disintesis di dalam nucleus preopticus dan nucleus arcuatus, memacu sel gonadotropik/gonadotrops untuk memacu pelepasan hormon FSH dan LH. c. "thyrotropin-releasing hormone" (TRH). Hormon peptida yang disusun oleh 3 asam amino, memacu sel tirotropik/tirotrops melepaskan TH (tirotropin). 2. Hormon "inhibiting"/penghambat = "inhibiting hormone". a. Somatostatin (GHIH "growth hormone-inhibiting hormone"), merupakan hormon peptida yang disusun oleh 14 asam amino disintesis di dalam nucleus suprachiasmaticus yang menghambat sel somatotropik/somatotrops penghasil somatotropin (GH = "growth hormone"). Somatostatin ini juga menghambat sekresi glukagon, insulin dan hormon-hormon lain yang berkaitan dengan saluran pencernaan ("gastrointestinal tract"). b. Dopamin ("prolactin-inhibiting hormone" = PIH), suatu neurotransmiter yang disintesis di dalam nucleus arcuatus yang menghambat sel mamotropik/mamotrops melepaskan prolaktin.F. RINGKASAN TENTANG PRODUKSI HORMON ADENOHIPOFISIS. 1. Neuron dalam nucleus pada hipotalamus mensintesis hormon penghambat dan hormon pemacu ("releasing" dan "inhibiting") dan mengkemasnya di dalam vesikal neurosekretorik. 2. Neuron mengangkut vesikel neurosekretorik ini ke bawah di dalam akson tractus tuberoinfundibularis dan tractus hypothalamohypophysealis ke axon terminal yang mengelilingi kapiler-kapiler plexus primarius. 3. Stimulasi syarafi atau umpan-balik hormonal dari organ target adenohipofisis menyebabkan syaraf-syaraf ini membangkitkan potensi-aksi ("action-potential") yang melepaskan hormon penghambat atau hormon pemacu yang tepat dari axon terminal. 4. Hormon penghambat atau pemacu kemudian masuk ke dalam plexus capillaris primarius dan mengalir lewat vena portae ke plexus capillaris secundarius. 5. Di dalam plexus capillaris secundarius ini, hormon merembes keluar dari lumen kapiler melalui jendela-jendela atau lubang-lubang ("fenestratum") dan memacu/menstimulasi atau menghambat pelepasan hormon adenohipofisis yang tersimpan di dalamnya dari sel asidofil atau sel basofil. 6. Hormon adenohipofiseal masuk kapiler-kapiler plexus capillaris secundarius; kemudian meninggalkan adenohipofisis melalui vena hypophysealis anterior-inferior ke dalam sirkulasi besar.G. HISTOFISIOLOGI HORMON-HORMON ADENOHIPOFISIS. 1. Somatotropin = GH = "growth hormone" (STH). Somatotropin merupakan protein dengan molekul kecil, tersusun oleh 190 asam amino dan tidak memiliki komponen karbohidrat. Hormon ini tidak memiliki "organ target", namun berpengaruh terhadap sel-sel di seluruh tubuh; menaikkan ratio sintesis protein. Pengaruh metabolik lainnya ialah menaikkan mobilitas asam lemak dari jaringan adipose dan menurunkan rasio penggunaan glukosa. Pengaruh yang menonjol ialah pada ratio pertumbuhan pada binatang muda. Tiadanya hormon ini menyebabkan "pituitary dwarfism". Kelebihan hormon ini menyebabkan "pituitary gigantism". Kelebihan produksi hormon ini disebabkan oleh adanya tumor pada pars distalis pada masa dewasa menyebabkan acromegali, keadaan yang ditandai khas oleh adanya penebalan-penebalan tulang yang tidak prorposional/tidak seimbang. 2. Prolaktin. Merupakan protein dengan berat molekul 25.000 D dan tersusun oleh 205 asam amino. Peranan utamanya ialah memacu perkembangan glandula mammaria dan laktasi. Pada masa kehamilan, konsentrasi hormon ini meningkat cepat sekali, mulai kehamilan lima minggu sampai kehamilan aterm. 3. Thyrotropin (thyroid stimulating hormone = TSH). Termasuk hormon glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 2.800 D. Hormon ini mengadakan proteolisis tiroglobulin dan melepaskan hormon tiroid ke dalam darah. Hormon ini juga dapat menyebabkan sel kelenjar menjadi hipertrofi dan mengakibatkan ratio sintesis hormon tiroid naik. 4.Gonadotropin : FSH dan LH. Kedua hormon ini diproduksi sel pars distalis hipofisis yang disebut gonadotrops. FSH merupakan glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 30.000 D. Pada wanita hormon ini mengalami siklus sekresi yang naik turun setiap bulannya. Naiknya kadar hormon ini merangsang perkembangan beberapa folikel di dalam ovarium dalam persiapan untuk satu atau dua ovulasi pada pertengahan siklus. Sedangkan pada laki-laki FSH memainkan peranan penting di dalam memprakarsai spermatogenesis pada masa pubertas. Peranan hormon ini pada manusia dewasa kurang jelas, namun tampak memiliki peran terhadap sel sertoli (endocrinocytus interstitialis) pada tubulus seminiferus, memacu sintesis hormon androgen terikat protein. LH, merupakan suatu gikoprotein dengan berat molekul 26.000 D. Pada wanita pengaruhnya terhadap ovarium menaikkan sekresi hormon estrogen dengan mengembangkan folikel-folikelnya. Hormon ini perlu untuk maturasi atau pemasakan folikel, dan pada pertengahan siklus dengan naiknya kadar puncak hormon LH. Setelah ovulasi hormon ini menyebabkan diferensiasi sel-sel lutein yang membentuk corpus luteum. Hormon LH pada laki-laki memacu sel-sel interstisial pada testis mensekresi testosteron yang penting untuk menjaga proses spermatogenesis. 5. Adrenokorticotropin = hormon adrenokortikotrop. Hormon ini termasuk polipeptida dengan 39 rantai asam-amino, dengan berat molekul kira-kira 4.500 D. Hormon ini memacu korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi/mensekresi hormon kortisol cortisol.IV. NEUROHIPOFISIS Neurohipofisis memiliki tiga komponen struktural, ialah:A. AKSON SEL NEUROSEKRETORIK. Neurohipofisis mengandung banyak, sekali serabut syaraf (akson) tanpa selubung myelin (neurofibra nonmyelinata). Akson ini berasal dari badan sel syaraf (corpus neurocyti) yang terletak terutama di dalam nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami. Axon ini menjalar dari kedua nukleus tersebut ke pars I nervosa hipofisis, bersama-sama membentuk suatu tractus hypothalamo hypophysealis. Axon ini mengandung granula neurosekretorik dam memperagakan granula berisi neurosekret dengan ukuran besar disebut Herring bodies (corpusculum neurosecretorium accumulatum). Material neurosekretorik yang terdapat di dalam granula tersebut diproduksi dan di kemas di dalam dua nukleus tersebut.1. Hormon neurohipofisial. Neuron hipotalamus yang berterminasi di dalam neurohipofisis melepaskan hormon oksitosin dan anti-diuretik, di sekitar kapiler darah di dalam bagian hipofisis tersebut. a. Oksitosin merupakan peptida dengan 9 rantai asam amino, terutama disintesis oleh sel-sel nucleus paraventricularis hypothalami. Hormon ini memacu keluarnya air susu dari glandula mammae dan memacu kontraksi otot polos uterus pada waktu kopulasi dan melahirkan anak. b. Hormon anti diuretika = Antidiuretic hormone (ADH = arginine vasopressin). Merupakan suatu peptida yang tersusun oleh 9 asam amino dan disintesis terutama oleh sel-sel pada nucleus supraopticus. Hormon ini memacu reabsorpsi air oleh ductus collectivus renalis. 2. Neurofisin sebagai pengikat-protein yang mengikat kedua hormon neurohipofisis tersebut. 3. ATP = Adenosin triphosphate. B. PLEXUS CAPILLARIS FENESTRATUM. Terdapat mengelilingi axon terminalis. Kapiler-kapiler darah ini menerima produk sekretorik dan membawanya ke sirkulasi besar.C. PITUICYTUS. Pituicytus ini merupakan sel glia yang bercabang-cabang, dan taju-tajunya mengelilingi serta menopang axon tanpa selubung myelin.D. RINGKASAN TENTANG PRODUKSI HORMON NEUROHIPOFISIS. 1. Neuron di dalam nucleus supraopticus dan nucleus paraventricularis hypothalami masing-masing mensintesis hormone ADH dan oksitosin. 2. Neuron-neuronnya mengkemas kedua hormon dengan neurofisin dan ATP di dalam vesikel neurosekretorik. 3. Vesikel-vesikel ini ditransportasikan oleh neuron dengan aksonnya menuju ke bawah di dalam tractus hypothalamohypophysealis ke axon terminal di antara kapiler-kapiler darah pars nervosa. 4. Pada stimulasi yang tepat, sel neurosekretorik membangkitkan potensi aksi sepanjang akson-aksonnya, menyebabkan eksositosis isi vesikel pada akson terminal.GLANDULA ADRENALIS 1. GAMBARAN UMUM SEL SEKRETORIK HORMONAL = endocrinocytus : Hubungan struktur-fungsi. Pengetahuan tentang-struktur endocrinocytus memberikan suatu prediksi atau praduga tentang struktur ultra endocrinocytus yang memproduksi hormon steroid mengandung reticulum endoplasmicum nongranulosum lebih banyak dibandingkan dengan reticulum endoplasmicum granulosumnya; sebaliknya endocrinocytus yang memproduksi hormon peptida mengandung dalam jumlah banyak reticulum endoplasmicum granulosum. 2. GLANDULA ADRENALIS = GLANDULA SUPRARENALIS. Membentuk topi yang terdapat di atas ren (ginjal). Kelenjar ini terbagi-bagi menurut asalnya, struktur dan fungsinya menjadi dua bagian pokok, ialah : - cortex, dan - medulla A. KORTEKS ADRENAL. 1. Asal embrionik. Korteks adrenal berasal dari mesoderm coelom intermedia. 2. Struktur kelenjar dewasa. Sel-sel kelenjar pada korteks adrenal memiliki struktur khas sebagai sel penghasil hormon steroid. Korteks adrenal dibagi menjadi tiga lapis, ialah : - zona glomerulosa - zona fasciculata, dan - zona reticularis. a. Zona glomerulosa. Zona glomerulosa merupakan lapisan terluar kelenjar adrenal dan letaknya tepat di bawah kapsul dan merupakan 15% volume kelenjar adrenal. Sel-selnya mengelompok menyerupai busur (glomerulus) dikelilingi kapiler-kapiler darah. Endocrinocytus pada zona ini memproduksi hormon mineralokortikoid. b. Zona fasciculata. Lapisan tengah korteks adrenal ini, menyusun kira-kira 65% isi kelenjar adrenal. Sel-selnya tersusun seperti lajur-lajur lurus membentuk fasciculus, yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan organ. Endocrin-ocytus pada organ ini memproduksi gukokortikoid dan beberapa hormon androgen adrenal. c. Zona reticularis. Zona reticularis merupakan lapis paling dalam dan menyusun kira-kira 7% volume adrenal. Sel-selnya tersusun menyerupai "chordal' atau tali tak teratur yang mengadakan jalinan/anyaman anastomosis (reticulum). Selnya sendiri serupa sel pada zona fasciculata, namun lebih kecil dan lebih asidofil. Sel-selnya mengandung lipid yang sedikit kurang dibandingkan dengan sel di dalam zona fasciculata dan mengandung lebih banyak mitochondrion dan mengandung banyak granula lipofuscin. Zona reticularis dan zona fasciculata tampak membentuk zona fungsional tunggal dengan zona reticularis memproduksi sebagian besar glukokortikoid dan androgen adrenal, sedangkan zona fasciculata memainkan peran zona reserve yang diaktivasi stimulasi berkepanjangan. 3. Fungsi normal. Korteks adrenal memproduksi tiga jenis hormon steroid, ialah : a. Mineralokortikoid. Terutama tersusun oleh aldosteron, yang diproduksi oleh zona glomeru-losa dalam responsnya terhadap stimulus/pacuan, terutama atas pacuan angiotensin II, namun juga oleh ACTH. Aldosteron mengatur keseimbangan air dan elektrolit terutama dengan cara memacu absorbsi Na oleh tubulus distalis renis, demi-kian juga berpengaruh pada mukosa gastrika dan kelenjar saliva. b. Glukokortikoid. Terutama terdiri atas kortisol dan kortikosteron. Kedua hormon ini diproduksi oleh zona reticularis atas pacuan ACTH dan diproduksi pula oleh zona fasciculata terhadap stimulasi yang berkepanjangan. Glukokortikoid mengatur metabolisme karbohidrat, terutama dengan cara menstimulasi sintesis karbohidrat pada hepar (hati). Glukokortikoid memiliki peranan yang bertolak belakang pada jaringan lain; ialah mengkatabolisme (degradasi) karbohidrat untuk mendapatkan material dasar karbohidrat ini untuk hepar. Glukokortikoid juga menekan respons imun tubuh dengan cara mengurangi jumlah sirkulasi limfosit dan eosinofil. c. Androgen adrenal. Androgen adrenal ini terutama tersusun oleh dehidro-epi-androsteron, yang disekresi atas responsnya terhadap ACTH oleh zona reticularis dan mengikuti stimulasi berkepanjangan, diproduksi pula oleh zona fasciculata. Pengaruh hormon ini ialah sifat masculinis-asi dan anabolik sama dengan testosteron, namun sedikit kurang patent. 4. Fungsi abnormal a. Hipersekresi: Sindroma Cushing = Cushing's syndrome merupakan salah satu contoh adanya hipersekresi kortisol dan seringkali juga androgen. Gejalanya mencakup obesitas truncus (badan), muka bulat ("moon face"), kadar gula darah tinggi, diabetes mellitus, hirsutisme, amenorrhea, acne dan emosi yang labil. b. Hipersekresi aldosteron, misalnya sindroma Conn, menyebabkan retensi air dan Na, dan hipertensi. Hiposekresi: Hipofungsional kronik korteks adrenal, misalnya penyakit Addison = Addison's desease menyebabkan kadar gula darah, Na, Cl dan karbohidrat rendah dan kadar K dalam serum tinggi. Hal ini mengakibatkan kelemahan tubuh, nausea = mual, berat badan turun, dan naiknya kadar ACTH (menyebabkan hiperpigmentasi). Dalam hal ini tidak ada kompensasi androgen dari testis, menurunnya sintesis androgen adrenal pada wanita dapat menyebabkan hilangnya rambut pubes dan rambut ketiak. 5. Cortex foetalis atau cortex sementara = "Provisional cortex". Lapisan adrenal paling tebal sebelum lahir, terletak di antara medulla dan kortex immatura permanen yang tipis. Hal ini meyebabkan "sulfated androgen" yang diaktivasi oleh placenta dan masuk sirkulasi material. Sesudah lahir, cortex foetalis mengalami regresi, dan cortex permanen berkembang menjadi tiga lapis seperti diuraikan di atas.B. MEDULLA ADRENAL. 1. Asal. Medulla adrenal berasal dari crista neuralis 2. Struktur: tersusun oleh dua jenis sel utama ialah : - sel kromafin, dan - sel ganglion. a. Sel kromafin. Juga disebut phoechromocytus, merupakan jenis sel yang mendominasi medulla. Sel ini merupakan modifikasi neuron postganglionik simpatis yang kehilangan axon dan dendritnya. Sel ini memiliki nukleus besar, granula sekretorik bersifat padat elektron, granula ini berisi katekolamin (epinefrin atau nore-pinefrin) . Complexus golgiensis yang tumbuh baik, hanya beberapa reticulum endoplasmicum granulosum, dan dijumpai banyak sekali mitokondrion berbentuk oval. Granula sekretoriknya memiliki afinitas kuat terhadap zat warna kromium. Sel kromafin mensintesis dan melepaskan kandungan katekolaminnya perantara neuron preganglionik simpatis. b. Sel ganglion. Beberapa sel ganglion parasimpatik yang ada memperagakan morfologik jenis sel ganglion otonom khusus. 3. Fungsi normal. Fungsi normal medulla adrenal mencakup produksi dua jenis katekolamin, yaitu epinefrin dan norepinefrin, atas tanggapannya terhadap stimulasi ganglion simpatis (misalnya stres) . Kedua hormon katekolamin ini menaikkan kadar glukosa darah dengan cara menstimulasi glikogenolisis di dalam hepar; hormon ini juga menaikkan aliran darah ke jantung. a. Epinefrin, menyebabkan debar jantung naik dan dilatasi pembuluh darah yang dibutuhkan organ untuk mensiap-siagakan atau menghindarkan sties, seperti otot jantung dan otot skelet. Mengadakan dilatasi bronchiolus dan mengadakan kontraksi pembuluh darah dalam organ (misalnya pada kulit, saluran pencernaan, ginjal) yang tidak penting untuk bereaksi terhadap stres. b. Norepinefrin, menyebabkan kontraksi pembuluh darah pada organ-organ tak penting. Menaikkan resistensi perifer, sehingga menaikkan tekanan darah dan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet. 4. Fungsi abnormal. Hipersekresi tumor sel kromafin (pheochromocytoma) menyebabkah penambahan respons stres (terutama hipertensi) meskipun tanpa adanya stres. Tumor sel ganglion (neuroblastoma dan ganglion neuroma) lebih sering terjadi, terutama pada anak-anak namun manifestasi secara klinik bermacam-macam.C. VASCULARISASI ADRENAL 1. Arteri. Tiga arteria utama mensuplai darah pada setiap kelenjar adrenal, ialah: - A. suprarenalis superior, berasal dari a. phrenicus inferior, - A. suprarenalis medialis dari aorta, dan - A. suprarenalis inferior dari arteria renalis. Ketiga arteria tersebut menembus kapsula secara terpisah, dan cabang-cabangnya beranastomose membentuk plexus arteria subcapsularis. Plexus arteria subcapsularis. Dari plexus ini timbul tiga kelompok arteria : a. Arteria pada kapsul, b. arteria pada corteks, yang bercabang cabang membentuk kapiler kortikal yang berjalan di antara sel-sel sekretorik dan mengalir ke dalam kapiler medularis; dan c. arteria di medulla, yang berjalan melalui kortex tanpa bercabang-cabang sampai mencapai medulla, dan arteria ini membentuk kapiler medullaris. 2. Kapiler medullaris, yang menerima darah ganda, ialah dari kedua arteria di korteks maupun medulla, bertemu membentuk beberapa vena medullaris. 3. Vena medullaris, Vena-vena medullaris ini saling bertemu membentuk satu vena suprarenalis besar. 4. Vena suprarenalis, Terletak di tengah-tengah medulla, dan vena ini mengalir masuk ke dalam vena renalis atau langsung masuk ke dalam vena cava inferior.INSULA PANCREATICA Insulae pancreaticae ini merupakan bangunan serupa sarang sel endokrin (endocrinocytus) yang tersebar di seluruh pancreas. Setiap insula mengandung empat jenis sel penghasil hormon peptida. A. SEL ALFA = ALPHA CELL = ENDOCRINOCYTUS ALPHA. Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan kadar gula darah yang rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin. B. SEL BETA = BETA CELL = ENDOCRINOCYTUS BETA. Sel ini terdapat dalam jumlah banyak di dalam insulae pancreaticae dan memproduksi insulin. Insulin ini bekerja pada keadaan kadar gula darah tinggi dan sifatnya menurunkan kadar yang tingi tersebut menjadi normal kembali. Insulin menaikkan pengambilan glukosa darah oleh sebagian besar sel; menaikkan sintesis glikogen oleh hepatocytus dan sintesis trigliserid oleh adipocytus. Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes mellitus, suatu kondisi sebagai perwujudan karena kadar glukosa dalam darah yang berlebihan (hinerglikemia), yang dibuang melalui urina sehingga terjadi glikosuria. Hiperplasia dan neoplasia sel beta dapat mengakibatkan sindroma hiperinsulisme, ditandai khas dengan hinoglikemia. C. SEL DELTA = D CELLS = ENDOCRINOCYTUS DELTA. Somatostatin yang menekan pelepasan insulin, glukagon dan hormon pertumbuhan, diproduksi oleh sel delta ini. Selain itu sel ini juga memproduksi gastrin, yang memacu sekresi kelenjar di dalam mukosa saluran pencernaan. sindroma Zollinger-Ellison (gastrinoma) disebabkan oleh karena kelebihan asam. lambung yang diproduksi sel parietal pada mukosa gaster/lambung, yang ditandai dengan ulcus pepticum. Somastostatinoma merupakan tumor yang jarang dijumpai yang memiliki berbagai macam akibat. D. SEL F = PP CELL. Sel ini mensekresi polipeptida pancreatika yang menghambat pars eksokrin pankreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini juga menyebabkan relaksasi vesica fellea dan mengurangi sekresi empedu.GLANDULA THYROIDEA/KELENJAR TIROID Lokasi pada leher, anterior larynx. Kelenjar tiroid ini terdiri atas dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Kelenjar ini tersusun oleh folikel-folikel dalam jumlah banyak yang berbentuk sferis dan diselubungi oleh kapsul tipis yang menembus ke dalam parenkim membentuk septa-septa. A. FOLIKEL TIROID. Setiap folikel tersusun oleh epithelium simplex cuboideum/epitel kuboid selapis yang mengelilingi/membatasi suatu lumen yang berisi koloid. Folikel-folikel ini memiliki berbagai ukuran, membesar/membengkak selama ada stimulasi.B. SEL FOLIKEL TIROID. 1. Struktur. Sel folikel tiroid yang berasal dari endoderm, struktur ultranya memperagakan sel khas penghasil hormon peptida. Ukuran sel berkisar dari pipih pada kelenjar yang tidak aktif sampai kolumner selama ada stimulasi. 2. Fungsi normal. Sel folikel tiroid ini berbeda dari sel kelenjar endokrin lainnya yang menyimpan hormon berbentuk setengah jadi (intermediate) (thyroglobulin) secara ekstra selluler ialah di dalam koloid, namun tidak disimpan di dalam granula sitoplasmiknya. Stimulasi oleh TSH, yang umumnya diikuti penambahan kebutuhan energi, sintesis dan sekresinya bertambah. a. Sintesis dan Penyimpanan tiroglobulin, Langkah yang dibutuhkan proses ini adalah : * Sintesis protein kaya tirosin = tiroglobulin, pada reticulum endoplasmicum granulosum. * Glikosilasi protein di dalam reticulum endoplasmicum dan complexus golgiensis. * Pengkemasan di dalam vesikel pada complexus golgiensis, dan * Fusi vesikel-vesikel pada apex membrana sel, menghasilkan eksositosis tiroglobulin ke dalam koloid pada lumen folikel. b. Penyerapan dan oksidasi iodid. Pompa molekuler di dalam membrana plasma sel-sel folikuler memindahkan jodium/iodid di dalam sirkulasi ke dalam sitoplasma. Iodid ini dioksidasi oleh peroksidase dan kemudian dipindahkan ke apex sel. Penyerapan iodid juga dipacu oleh TSH. c. Iodinasi tiroglobulin dan pembentukan hormon tiroid. Enzim yang terdapat pada ujung-ujung mikrovili plasma membrana memproyeksi ke dalam koloid mengkatalase iodinasi sisa/residu tirosin dalam tiroglobulin. Reaksi yang terjadi antar pada permukaan mikrovilus yang berkelok-kelok. Satu molekul iodid ditambahkan pada tirosin, membentuk monoiodotyrosine (MIT). Molekul iodid kedua kemudian ditambahkan ke dalam beberapa residu tirosin, membentuk diiodotyrosine (DIT). Pasangan dua tirosin yang telah diiodisasi membentuk molekul tironin. Gabungan 2 molekul DIT membentuk tetra-iodo-thyronine (tyroxine; T4), sedangkan gabungan satu MIT dan satu DIT membentuk triiodothyronine (T3). Meskipun T4 merupakan penghasil 90% hormon tiroid, hormon ini tidaklah sekuat umumnya. d. Sekresi hormon tiroid. Stimulasi oleh TSH menyebabkan sel-sel folikuler mengadakan pinositosis bagian koloid, membentuk vesikel yang mengandung tiroglobulin yang telah diiodinasi. Vesikel-vesikel ini mengadakan fusi dengan lisosoma yang mengandung enzim yang memecah tiroglobulin. T3 dan T4 terlepas menyebar keluar dari lisosoma sekunder. Vesikel ini menembus sitoplasma dan menembus membrana plasma untuk mencapai aliran darah. e. Target dan pengaruh hormon tiroid. T3 dan T4 berpengaruh pada sel seluruh tubuh, ialah meningkatkan ratio basal metabolisme (ialah ratio pada waktu sel menggunakan glukosa), menaikkan pertumbuhan sel, meningkatkan debar jantung, menaikkan fungsi sel-pengguna-energi. Hormon ini juga berpengaruh pada sel penghasil-TRH pada hipotalamus dan thyrotrops pada adenohipofisis untuk mengurangi sekresi TSH (negative feedback).3. Fungsi abnormal. a. Hipertiroidisme. Produksi berlebihan hormon tiroid juga dikenal sebagai tirotoksikosis, menyebabkan beberapa gejala, misalnya kegelisahan ("nervousness"), palpitasi, pols yang cepat, kelemahan ("weakness") otot, keletihan (fatigue). Kehilangan berat badan dengan nafsu makan baik, berkeringat banyak sekali, tak tahan sengatan sinar matahari dan emosi yang labil. Hiperaktif folikel tiroid karena bertambah panjangnya ukuran epitel folikel dan bertambahnya pengendapan tiroglobulin menyebabkan membengkaknya kelenjar tiroid ini disebut gondok-goiter. b. Hipotiroidisme. Disebut cretinisme pada anak-anak dan myxedema = miksoedema pada orang dewasa, hipotiroidisme ini menyebabkan penggunaan glukosa yang kurang. Gejala yang timbul antara lain "lethargy" = kelesuan; tidak tahan udara dingin; intelektual dan ketrampilan motorik lamban; penimbunan glikosamino-glikan pada dermis (kulit) (dengan konsekwensinya kulit menjadi mengembung) dan kadang-kadang berat badan naik. Oleh karena iodid diperlukan untuk fungsi normal tiroid , kekurangan iodid pada diet makanan mengurangi produksi tiroksin fungsional dan sering menyebabkan cretinisme dan myxedema. Oleh karena tiroksin yang tidak diiodinasi disebabkan oleh defisiensi iodid tidak memberikan umpan balik negatif ("negative feed-back") pada produksi TSH, pelebaran folikel dan goiter sering mengiringi jenis hipotiroidisme ini.C. SEL PARAFOLIKULER = SEL C. Sel ini dijumpai pada kelenjar tiroid, tersebar di antara sel folikuler atau menggerombol di antara sel folikuler. Pada manusia sitoplasma sel parafolikuler tercat pucat dengan zat warna standar dan khas tampak jernih atau putih. Struktur ultra sel ini penuh granula sekretorik kecil-kecil. Sel C menghasilkan calcitonin yang berperan menaikkan kadar Ca (kalsium) darah. Calcitonin menyebabkan penyerapan Ca oleh sel dan menambah deposisi Ca pada tulang, sehingga menyebabkan turunnya kadar Ca darah.GLANDULA PARATHYROIDEA Kelenjar paratiroid ada empat buah, berlokasi di permukaan posterior kelenjar tiroid; berasal dari endoderm (kantong pharynx ke 3 dan ke 4). Pada orang dewasa kelenjar ini tersusun oleh dua jenis sel pokok, ialah chief cell = cellula Principalis dan sel oksifil atau oxyphil cell = cellula oxyphylus.A. CHIEF CELL = CELLULA PRINCIPALIS. Merupakan sel parenkim dalam jumlah melimpah. 1. Struktur. Sel ini berukuran kecil (kira-kira berdiameter 4-8 mikron), berbentuk poligonal dan struktur ultra memperagakan jenis sel penghasil hormon peptida. Sel sitoplasma yang tercat pucat ini penuh mengandung granula sekretorik kecil-kecil. 2. Fungsi normal. Sel prinsipal ini mensekresi hormon paratiroid (PTH = parathyroid hormone) dalam respon-snya terhadap stimulasi berupa kadar Ca darah yang rendah dengan tiga tempat target, ialah : a. Pada tulang, PTH menaikkan resorpsi tulang b. Pada ginial, menaikkan ekskresi fosfat dan reabsorpsi Ca serta menyebabkan aktivasi pendahulu (precursor) vitamin D. c. Pada usus (intestinum), PTH (mungkin adanya aktivasi vitamin D) menyebabkan kenaikan absorpsi Ca dari makanan oleh mukosa usus. 3. Fungsi abnormal. a. Hiperparatiroidisme. Sekresi PTH yang berlebihan menaikkan Ca serum (hiperfosfatemia) dan menurunkan kadar fosfat serum (hipofosfatemia). Pengaruh tersebut termasuk menaikkan Ca urine, pengendapan Ca yang tidak lazim di dalam arteri dan ginjal, dan kehilangan Ca dari tulang yang berlebih mengakibatkan osteomalacia dan osteitis fibrosa cytica.b. Hipoparatiroidisme. Insufisiensi sekresi PTH mengganggu fungsi neuromuskuler. Akibat kadar Ca darah rendah mengarah timbulnya potensi aksi spontan dan percikan potensi aksi tidak terkendali. Pada syaraf tepi hal ini dapat menyebabkan kontraksi otot spontik disebut tetanus. Percikan spontan neuron pada otak dapat menyebabkan pengaruh terhadap perilaku.B. SEL OKSIFIL. Sel ini berukuran lebih besar dibanding dengan sel prinsipal, namun jumlah sedikit kurang. Sel ini mengandung mitochondrion banyak sehingga bersifat sangat asidofil. Fungsi sel ini belum diketahui dengan jelas.EPIPHYSIS CEREBRI Organ kecil berukuran 3-5 mm X 5-8 mm berbentuk konus/kerucut (disebut pula epiphysis cerebri) melekat dengan tangkai-nya pada atap diencephalon di dekat ventriculus tertius cerebri (aspek posteriornya). Piamater yang menyelubungi organ ini menembus masuk ke dalam organ membawa pembuluh darah dan membentuk septa-septa. Epiphysis cerebri mengandung bangunan globuler bersifat basofil dan mengapur meng-gerombol disebut brain sand = pasir otak atau, corpora arena-cea, yang bertambah jumlah dan ukurannya serta pengapurannya selaras dengan bertambahnya umur. Epiphysis cerebri mengandung dua jenis sel utama ialah : - Pinealocytus, dan - Sel astroglia.A. PINEALOCYTUS. 1. Struktur. Sel ini memiliki nukleus dengan ukuran besar dan bentuk ireguler serta memiliki nukleolus yang tampak jelas/menonjol dan sitoplasma bersifat basofil pucat. Dengan metode pewarnaan perak menurut Del Rio Hortega, sel ini memperagakan taju-taju sitoplasmik panjang-panjang yang berterminasi sebagai gelembung-gelembung pada septa di dekat pembuluh darah. Peranan inervasi epiphysis cerebri ini (baik simpatis maupun melalui tangkainya dari commissura posterior) tidaklah diketahui. 2. Fungsi normal. Pinealocytus mensekresi melatonin. Siklus perubahan-perubahan kadar melatonin di dalam plasma darah mengikuti perubahan-perubahan penyinaran lingkungan, namun tepatnya hubungan ini belumlah diketahui. Melatonin mungkin membantu menentukan ritme circardian dan memiliki pengaruh antigonadotropik yang mengundurkan waktu timbulnya maturitas seksual sampai pubertas. Produksi pinealocytus lainnya ialah "arginine vasotocin" dan kemungkinan penambahan substansi yang menggunakan pengaruh antigonadotropik melalui sumbu hypothalamo-hypophysealis. 3. Fungsi abnormal. Kerusakan glandula. pinealis ini sebagian besar terjadi pada orang-laki-laki muda dan dapat menyebabkan pubertas precox dan pengunduran maturitas seksual. Oleh karena lokasi organ ini, tumor pineal dapat membatasi/menghalangi aliran cairan cerebrospinalis melalui aqueductus Sylvii, sehingga menyebabkan hidrocephalus dan gejala-gejala yang mengikutinya.B. SEL ASTROGLIAL. Sel ini juga disebut sel interstitial, sel serupa glia ini memiliki nukleus heterokromatik memanjang dan taju-taju sitoplasmik panjang-panjang yang mengandung filamentum intermedium. Sel ini umumnya. terdapat di sekitar pembuluh darah dan di antara kelompok-kelompok pinealocytus.