buku 4

12
Transforming Discipleship Bagian 1: Defisit dalam pemuridan 1. Celah dalam Pemuridan (Kemana hilangnya para murid?) 1Jika ingin merancang sebuah strategi yang berhasil untuk pemuridan di gereja kita, maka pertama-tama kita wajib untuk melihat celah yang ada antara dimana posisi kita dan kemana kita dipanggil untuk pergi. Masalah nya terletak pada umta Tuhan yang tidak disiplin, tidak dimuridkan, tidak taat, dan yang megabaikan Firman Tuhan. Ada 7 tanda dalam pemuridan. 1. Para pelayanan yang proaktif. Alkitab menggambarkan gereja sebagai kumpulan pelayan yang proaktif, realitasnya, mayoritas anggota gereja merupakan para penerima yang pasif. Pelayan yang digambarkan Alkitab bukanlah pendeta yang digaji khusus untuk dikhususkan dari dan berada diatas umat percaya lainnya, namun orang percaya pada umumnya saja. Jika melayani adalah pelayan dengan karunia rohani kita, maka tugas melayani di depan umum adalah hal yang menakutkan. 2. Sebuah cara yang disiplin. Kitab suci menggambarkan pengikut Yesus sebagai mereka yang terlibat dalam cara hidup yang disiplin, realitasnya, adalah sangat kecil persentase dari orang percaya menginvestasikan hidupnya dalam praktik-praktik pertumbuhan rohani. Menurut gambaran gereja saat ini, sepertinya tidak ada lagi harapan ketika berbicara tentang disiplin yang menunjukkan keteraturan hidup dengan Kristus. 3. Pemuridan yang mempengaruhi seluruh hidup. Alkitab menggambarkan pemuridan sebagai sesuatu yang berdampak dalam seluruh aspek hidup kita, realitasnya adalah banyak orang percaya telah mengecilkan iman yang sifatnya pribadi. Kita maih menderita karena kepercayaaan yang salah bahwa dunia rohani terdapat pada bagian yang suci dan pribadi. 4. Kekuatan budaya tandingan. Alkitab menggambarkan komunitas kristen sebagai sesuatu budaya tandingan, kenyataannya adalah jauh berbeda dari orang orang yang tidak mengenal Tuhan. 5. Organisme utama yang terpilih. Alkitab menggambarkan gereja sebagai sebuah organisme utama yang dipilih Allah sebagai tempat tinggalNya, Realitasnya, kita memandang gereja hanya sebagai sebuah

Upload: michael-raymond-hutapea

Post on 09-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ac

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU 4

Transforming DiscipleshipBagian 1: Defisit dalam pemuridan

1. Celah dalam Pemuridan (Kemana hilangnya para murid?)1Jika ingin merancang sebuah strategi yang berhasil untuk pemuridan di gereja kita, maka pertama-tama kita wajib untuk melihat celah yang ada antara dimana posisi kita dan kemana kita dipanggil untuk pergi. Masalah nya terletak pada umta Tuhan yang tidak disiplin, tidak dimuridkan, tidak taat, dan yang megabaikan Firman Tuhan. Ada 7 tanda dalam pemuridan. 1. Para pelayanan yang proaktif. Alkitab menggambarkan gereja sebagai kumpulan pelayan yang proaktif, realitasnya, mayoritas anggota gereja merupakan para penerima yang pasif. Pelayan yang digambarkan Alkitab bukanlah pendeta yang digaji khusus untuk dikhususkan dari dan berada diatas umat percaya lainnya, namun orang percaya pada umumnya saja. Jika melayani adalah pelayan dengan karunia rohani kita, maka tugas melayani di depan umum adalah hal yang menakutkan. 2. Sebuah cara yang disiplin. Kitab suci menggambarkan pengikut Yesus sebagai mereka yang terlibat dalam cara hidup yang disiplin, realitasnya, adalah sangat kecil persentase dari orang percaya menginvestasikan hidupnya dalam praktik-praktik pertumbuhan rohani. Menurut gambaran gereja saat ini, sepertinya tidak ada lagi harapan ketika berbicara tentang disiplin yang menunjukkan keteraturan hidup dengan Kristus. 3. Pemuridan yang mempengaruhi seluruh hidup. Alkitab menggambarkan pemuridan sebagai sesuatu yang berdampak dalam seluruh aspek hidup kita, realitasnya adalah banyak orang percaya telah mengecilkan iman yang sifatnya pribadi. Kita maih menderita karena kepercayaaan yang salah bahwa dunia rohani terdapat pada bagian yang suci dan pribadi. 4. Kekuatan budaya tandingan. Alkitab menggambarkan komunitas kristen sebagai sesuatu budaya tandingan, kenyataannya adalah jauh berbeda dari orang orang yang tidak mengenal Tuhan. 5. Organisme utama yang terpilih. Alkitab menggambarkan gereja sebagai sebuah organisme utama yang dipilih Allah sebagai tempat tinggalNya, Realitasnya, kita memandang gereja hanya sebagai sebuah lembaga opsional yang tidak terlalu membutuhkan pemuridan. Salah satu bentuk ekspresinya adalah merasa bukan suatu kebutuhan untuk terlibat dalam gereja. 6. Pribadi yang memahami Firman Tuhan. Alkitab menggambarkan orang percaya sebagai orang yang memahami Firman Tuhan yang hidupnya dibangun atas kebenaran, realitasnya kebanyaan orang percaya ialah pribadi yang mengabaikan Firman Tuhan, yang hidupnya penuh kompromi. 7. Orang orang yang membagikan iman mereka. Alkitab menggambarkan semua orang percaya sebagai orang yang membagika kisah imannya akan Kristus dengan orang lain, realitasnya, kita merupakan orang orang terintimidasi yang segan menggambarkan injil secara pribadi. Inilah gambaran realitas tentang kondisi pemuridan saat ini, maka diperlukan usaha besar yang harus dilakukan jika ingin menutup celah ini. Ada kutipan “ Kekristenan akan berdampak luar bbiasa dalam budaya kita jika orang kristen dengan konsisten menghidupi iman mereka”. Ketika kita memahami dan menghadapi berbagai penyebab keadaan pemuriddan yang buruk, maka kita dapat mulai mengatasinya.

2. Pemuridan yang Tidak Sehat (menuju akar masalah)Jika gereja hanya berasal dari manusia, maka mungkin organisasi ini tak punya masa

depan. Namun gereja merupakan rencana Tuhan untuk penebusan, makaa dengan yakin kita

Page 2: BUKU 4

dapat percaya bahwa Tuhan akan membawanya ke tujuan semula yaitu menjadikan semua bangsa murid Yesus. Berikut ada delapan afktor yang meliputi kegagalan jemaat untuk menjadi jemaat Kristus yang berinisiatif, berbuah, dan penuh komitmen: 1. Beralih dari panggilan utama. Dalam Efesus 4:12 dikatakan bahwa mereka yang dipercaya menjadi pemimpin gereja bertugas “ untuk memperlengkapi orang—orang kudus bagi pekerjaan pelayanan.” Kita memiliki gereja yang tidak memuridkan karena pemimpin nya tidak membuat pemuridan menjadi fokus utama mereka. 2. Memuridkan melalui berbagai program. Peenyebab kedua dari kondisi ini adalah bahwa kita berusaha memuroidkan lewat berbagai program. Dalam gereja saat ini, pertumbuhan yang berpusat pada individu telah diganti dengan berbagai program sebagai sarana membuat murid. Semua program ini membantu perkembangan pemuridan, namun mereka kehilangan bahan utamanya. Mengapa program tak dapat menghasil kan murid : program cenderung hanya memberi informasi dan pengetahuan, program merupakan sesuatu yang dirancang untuk banyak orang, program ditandai dengan keteraturan dan keselarasan, pada umumnya program memilki rasa tanggung jawab pribadi yang sangat rendah. 3. Penurunan standar hidup kekristenan. Penyebab ketiga kondisi pemuridan yang tidak sehat ini adalah karena kita telah menurunkan standar kehidupan Kristen hanya untuk sekadar mendapatkan manfaat hadiah kekekalan yang Yesus berikan, dibandingkan hidup sebagai murid Nya. Dengan jelas Yesus menetapkan tujuan misi gereja yang kita kenal sebagai Amanat Agung (Mat 28:19). 4. Dua jenjang pemahaman tentang pemuridan. Penyebab keempat dari kondisi pemuridan yang tidak sehat ialah karena pemuridan dibuat untuk berlaku hanya bagi orang Kristen super dan bukan orang percaya pada umumnya. Mengapa orang dapat menegaskan diri mereka sebagai Kristen sejati namun ragu mengakui sebagai murid Yesus yang sejati? Orang kristen yang sejati adalah mereka yang telah menerima anugerah keselamatan dan mendapat kasih karunia dihadapan Tuhan. 5. Kengganan membawa orang pada pemuridan. Ini karena pemimpin tidak ingin memanggil orang orang bergabung dalam proses pemuridan. Ini disebabkan karena ketakutan ketika kita terlalu banyak meminta, jemaat akan berhenti datang ke gereja. Jika tanpa diawali dengan konsep injil yang tanpa menderita, hal itu hanya akan mengecewakan karena tidak memberikan ap]a yang dijanjikan. Ironisnya, ketakutan kehilangan jemaat ini tidak mendasar, gereja yang bertumbuh pada umumnya telah menarik idealisme nya dan pengorbanan dengan mengajak semua jemaat dalam misi penyelamatan Tuhan melalui gereja Nya. 6. Pandangan yang tidak utuh tentang gereja. Karena kita memiliki pengertian yang tidak utuh tentang gereja sebagai komunitas pemuridan. Dengan kurangnya pemahaman akan gereja sebagai komnitas, bagaimana munhkin kita bertindak sebagai pelayan satu terhadap yang lain, atau cukup peduli untuk menyatu dengan orang percaya lainnya? 7. Tidak adanya arah yang jelas menuju kedewasaan. Penyebab ketujuh dari kondisi pemuridan yang tidak sehat ini ialah karena kebanyakan gereja tidak memiliki arah yang jelas menuju kedewasaan. Sangat jarang menemukan gereja yang memberikan pemahaman yang tepat, proses yang mudah dipahami atau langkah yang bisa dimiliki jika menjadi pengikut Kristus yang berinisiatif, berbuah, dan penuh komitmen. Tak ada tujuan dalam pemikiran kita, maka tidak ada jalan kemana akan melangkah bahkan jika mereka ingin mengerti implikasi dari pemuridan. 8. Kurangnya pemuridan pribadi. Penyebab kedelapan ialah karena kebanyakan orang kristen tidak pernah dimuridkan secara pribadi. Cara paling utama adalah ikut serta dalam kelompok pemuridan yang bertanggung jawab, relasional, dan berimplikasi yang terdiri dari 3 atau empat orang.

Page 3: BUKU 4

Unsur yang paling penting dan perlu untuk memotivasi dan menumbuhkan murid yang berinisiatif, bertanggung jawab, dan berkomitmen ialah investasi pribadi.

Bagian 2: Melakukan Pekerjaan Tuhan dengan Cara Tuhan

3. Mengapa Yesus Berinvestasi pada Sedikit OrangPerhatian kita harus menuju pada sstrategi Yesus dalam memilih kedua belas muridNya

dan bagaimana fokusnya Yesus terhadap mereka menjadi teladan bagaimana menumbuhkan murid dan kemudian pemimpin. Pemilihan kedua belas murid sangat penting bagi pelayanan Yesus. Bukan hanya dengan doa semalam Yesus yang menunjukkan pentigngnya strategi dalam memilih keduabelas muridNya, namun juga sikap Nya ketika memilih mereka. Lukas menulis “ Ia memanggil murid-murid Nya kepada Nya, lalu memilih dari mereka kedua belas orang yang disebut Nya Rasul “ (Luk 6: 13). Dengan kata lain, dari kelompok murid yang lebih besar, Ia memilih mereka yang akan masuk dalam lingkaran terdalam Nya. Satu-satunya cara mendewasakan pribadi yang berdosa dan kurang iman menjadi murid yang dewasa serta menjaga supaya kerajaan Nya melebihi pelayanan duniawi, ialah dengan memiliki orang orang inti yang sangat memahami kepribadian dan Misi-Nya. Hidup dan pelayanan Nya perlu di jiwai dalam hidup para murid. Seseorang tak akan pernah menjadi bagian pemuridan sampai dia keluar dari kumpulan orang banyak untuk mengenali Yesus. Ada dua syarat untuk mengikut Yesus- membayar harda dan berkomitmen. Dan berkomitmen, tak satu pun dari dua hal tersebut bisa kita dapatkan dalam kerumunan tak beridentitas tersebut. Alasan strategis mengapa Yesus berfokus pada beberapa orang saja ialah menjamin mereka yang akan menjadi dasar kegerakan Nya untuk menjiwai hidup dan pelayanan Nya. Melalui fokus Yesus berikan keduabelas murid Nya, mungkin ada orang yang mengira bahwa Yesus tidak peduli dengan orang banyak. Yesus dengan hanya tiga tahun waktu Nya melayani. Dengan salib yang harus dipikul, Ia tahu harus mempersiapkan murid untuk melanjutkan karya Nya. Strategi Yesus adalah memperluas dasar kepemimpinan, sehingga bukan hanya satu melainkan ada dua belas Yesus. Strategi Yesus menggambarkan sebuah prinsip yang sering disaksikan pemimpin dengan rutin: Jangkauan pelayanan kita berbanding lurus dengan keluasan basis kepemimpinan kita. Hanya sejau kita telah bertumbuh menjadi pengikut Kristus yang berinisiatif, berbuah, dan berkomitmen, pelayanan kita dapat menyetuh hidup manusia yang rusak. Dengan kuasa Roh Kudus yang menuntun orang orang melayani keseluruh dunia, maka volume dari pelayanan Yesus akan meluas secara jumlah.

Setelah internasialisasi, multiaplikasi merupakan alasan strategi Yesus berfokus pada beberapa orang saja. Yesus berfokus pada beberapa orang saja karena inilah cara untuk menumbuhkan murid dan meyakinkan terjadinya transfer visi dan beban dalam diri Yesus kepada mereka.kita dapat mengatasi celah dalam pemuridan jika dapat melakukan pendekatan yang Yesus buat untuk membentuk murid yang berinisiatif, berbuah, dan berkomitmen penuh. Murid murid dibawa dalam proses pertumbuhan dengan tujuan yaitu meneruskan pekerjaan Tuhan. Mereka bergerak dari tanpa memiliki apapun samapi menjadi lengkap.

Page 4: BUKU 4

4. Model Pemberdayaan yang Mempersiapkan dari YesusTelah diketahui bahwa saat Yesus pertama kali memanggil murid Nya, mereka masih

berupa bahan baku mentah dari yang termentah. Bagaimana Yesus membentuk keduabelas murid Nya agar membawa misi, setelah Ia kembali kepada Bapa? Tidak ada pembentukan tanpa ketundukkan. Pada tahap satu diawal pelayanan Nya, Yesus menunjukkan teladan hidup Nya. Pada tahap kedua, Yesus sebagai seorang pendidik yang proaktif. Pada tahap ketiga, Yesus merupakanseorang pelatih yang penuh dukungan. Pada tahap keempat, Yesus berperan sebagai delegator utama. Para murid telah menjiwai Nya dengan baik sehingga mereka dapat bertahan walau tersebar kemana-mana pada saat penyalibanNya. Pembangunan tahap satu: dengan tegas dan spesifik Yesus menyatakan prinsip ini ketika berkata, “ Seseorang murid tidak lebih daripada gurunya, tetapi barang siapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya” (Luk. 6:40). Daya tarik magnetik dari kehidupan dan pelayanan Yesus telah menjadi fokus para murid pda tahap awal ini. Pembangungan tahap dua: Yesus lah yang mengarahkan mereka, namun Ia juga mengajak mereka ikut serta berinteraksi sehingga mereka dapat memahami apa artinya mengikut Yesus. Pada tahap kedua ini, dimana Yesus bertindak sebagai guru yang provokatif, Ia mengangkat standar yang lebih bagi para murid Nya melalui instruksi pribadi dan berbagai pertanyaan tajam, serta melalui pengangkatan posisi mereka dihadapan orang banyak. Pembangungan tahap tiga: Yesus bertindak sebagai pelatih yang mengutus mereka melakukan misi, namu Ia tetap mendukung mereka. Kita harus melangkah ketempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, dengan semua rasa ngeri dan cemas karena tempat yang baru. Namun kita akan mengetahui bahwa Yesus ada disana untuk mendukung dan membantu kita seperti janji Nya. Pembangunan tahap Keempat: Yesus mempertaruhkan seluruh pelayanan Nya dengan mempersiapkan kedua belas murid Nyauntuk melanjutkan misi Nya setelah Ia kembali kepada Bapa.

5. Model Pemberdayaan PaulusTulisan-tulisan Paulus yang ditaburi dengan gambaran ayah dan ibu rohani: menganggap

mereka yang dilayaninyasebagai bayi dan anak-anak: menganggap dirinya sebagai ibu yang lelah bekerja, menyatakan bahwa tujuan hidup dalam Kristus untuk tumbuh dewasa. Bagi Paulus tujuan utama kehidupan Kristen adalah untuk mencapai kedewasaan dalam Kristus. Paulus menyempurnakan apa yang dimaksud dengan kedewasaan melalui mengatakan bahwa tujuan dari keberadaan kita adalah untuk menjadi “serupa dengan gambaran Anak”(Rm. 8:29). Bagi Paulus murid yang setia dan serupa dengan Kristus adalah orang yang bertumbuh mencerminkan karakter Yesus dalam hidup nya. Lalu proses pemuridan ini cocok dengan bagaimana orang tua harus menyesuaikan cara mereka melaksanakan peran mereka untuk membesarkan anak-anak mereka menjadi orang dewasa, bertanggung jawab, peduli dan memberdayakan.

Tahap perkembangan pertama: Meneladani(Bayi), Kebutuhuannya adalah model dan arahan.

Tahap perkembangan kedua: Identifikasi(Masa Kanak-Kanak), Kebutuhannya cinta tak bersyarat dan perlindungan.

Page 5: BUKU 4

Tahap perkembangan ketiga: Dorongan(Remaja), Kebutuhannya kebebasan yang meningkat dan pembentukan identitas.

Pembangunan tahap empat: Partisipasi(Dewasa), Kebutuhan nya mutualisme dan timbal balik .

Bagian 3: Kelompok Pemuridan yang Bermultiplikasi dan Bereproduksi

6. Investasi Hidup Tibalah kita pada sendi-sendi penilaian kita tentang bagaimana seseorang bertumbuh

menjadi Kristus yang berinisiatif, berbuah, serta berkomitmen penuh. Sendi pertama ialah tentang investasi hidup atau bagaimana berpindah dari pemuridan yang berpusat pada program menjadi sebuah bentuk pemuridan melalui relasi. Sendi kedua adlah multiplikasi antargenerasi atau bagaimana kita dapat memuridkan seseorang menuju kedewasaan dan juga berbuah serta memuridkan kembali. Sendi ketiga adalah transformasi, yang membahas kondisi hubungan yang diperlukan untuk membuat proses transformasi dapat terus-menerus terjadi serta pendorong agar jaringan pemuridan terus berkembang. Dalam hubungan pemuridan, fokusnya adalah belajar untuk mengamati atau “menaati semua yang (Yesus telah) perintahkan” (Mat. 18:19). Apa saja yang ada dalam hubungan pemuridan? Pada intinya, memuridkan merupakan hubungan dimana satu atau lebih orang percaya membimbing atau berinvestasi satu sama lain untuk berrtumbuh dewasa dalam Kristus. Relasi, tau kebersamaan, merupakan sarana utama untuk menghasilkan keserupaan dengan Kristus.

7. Multiplikasi (Dari Generasi ke Generasi)Apapun definisi yang bisa diandalkan tentang memuridkan di dalamnya harus berisi

konsep multiplikasi. Pelatihan pemuridan adalah pekerjaan rohani untuk mengembangkan kedewasaan dan multiplikasi rohani dalam hidup orang Kristen. Melatih murid sama saja denngan melatih seseorang untuk bermultiplikasi. Ada tiga jenis hubungan pembimbingan pribadi yang lain, yang bisa menjadi konteks yang tepat bagi model satu orang dengan satu orang: 1.pembimbing rohani atau pengarah: hubungan dalam pemuridan dimulai oleh orang yang memuridkan. Hubungan dalam pembimbingan rohani dimulai orang yang membutuhkan bimbingan. Seorang pembimbing rohani tidak membukakan hidupnya, tetapi sambil berdoa mendengar, memberi umpan balik, dan mengajukan ususlan terhadap bagaimana bisa menumbuhkan kemampuan untuk mengerti suara Allah dalam kehidupan kita. 2.Pelatih: seorang pelatih pemberi motivasi dan menurunkan keahlian nya dan penerapan agar bisa menghadapi tugas atau tantangan. 3.Sponsor: peran pembimbingan terakhir adalah yang berbeda dari model pemuridan adalah model sponsor. Sponsor sebagai seorang mentor yang memiliki kredibilitas, posisi, otoritas rohani dalam sebuah organisasi atau jaringan, yang terkait dengan orang orang yang dibimbing yang tidak memiliki sumber-sumber yang bisa memampukan perkembangan dan pengaruh orang tersebut dalam organisasi.

8. Transformasi (Tiga Unsur yang Harus Ada)Ada tiga unsur yang bersatu sehingga membuat Roh Kudus mendatangkan pertumbuhan

yang diakselerasikan untuk menjadi serupa dengan Kristus. (1) ketika kita membuka hati

Page 6: BUKU 4

secara terbuka kepada masing-masing anggota (2) yang didasrkan pada kebenaran Firman Tuhan (3) dengan semangat pertanggungjawaban bersama, maka kita sedang berada dalam rumah kaca transformasi yang dihasil kan Roh Kudus. 3 unsur lingkungan pembentuk:

Kondisi iklim yang pertama: Kepercayaan yang transparan. Hubungan yang dekat dan bertanggung jawab bersama orang percaya lain adalah fondasi bagi pertumbuhan dalam suatu pemuridan. Lingkungan yang harus di pupuk dalam sebuah kelompok adalah peningkatan terus menerus akan keterbukaan dan transparansi. Unsur-unsur karena kepercayaan karena keterbukaan apa saja yang mengizinkan kita untuk bergerak masuk kepada kedalaman dari transformasi? Pertama, meneguhkan satu sama lain melalui saling menguatkan, berjalan bersama-sama satu dengan yang lain melalui masa masa sulit, menjadi seorang pendengar yang juga merenungkan apa yang dikatakan sehingga bisa membantu sesama anggota untuk mendengar bimbingan Tuhan dalam kerumitan hidup, mengakui dosa dosa satu sama lain sehingga kita bisa dipulihkan Nya.

Kondisi iklim yang kedua: Kebenaran Firman Tuhan. “ segala tulisan yang di ilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:16-17). Paullus memberi tahu kita bahwa Firman Allah berguna untuk empat hal : mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelaukuan, mendidik orang dalam kebenaran,.

Kondisi Ketiga: Pertanggung jawaban bersama. Hubungan antara mereka yang berada dalam perjalanan pemuridan bersama bersifat terikat dalam perjanjian. Perjanjian yang berupa persetujuan tertulis yang disetujui bersama antara dua atau lebbih pihak dengan jelas menyatakan harapan dan komitmen dalam hubungan itu. Pertanggung jawaban bersama didefinisikan sebagai “keputusan yang didasari kehendak sendiri untuk mengikuti standar tertentu dan secara sukarela menundukkan diri kepada pertimbangan orang lain melalui mereka kinerja kita dinilai dengan standar tertentu tersebut”. Pertanggung jawaban membawa kita kembali kepada inti dari menjadi murid Yesus. Seorang murid Yesus adalah orang yang tidak meragukan bahwa Yesus lah yang merupakan pengaruh pembentuk bagi hidup kita. Yesus berkata, “ Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9:23). Untuk serius menjalani kebenaran ini adalah dengan bersikap tunduk pada otoritas dalam hubungan perjanjian kita kepada Kristus.

9. Hal-hal Praktis dalam Membuat MuridApa Model Pemuridan Yang Bisa Dikerjakan? Model pemuridan adalah satu orang

menfang dua orang lainnya ke dalam hubungan seperjanjian yang dibangun di seputar kurikulum yang didasarkan pada Alkitab. Selama kira-kira setahun mereka beremu setiapp minggu, yang setelah itu memultiplikasikan hal yang sama pada generasi berikutnya. Hubungan pemuridan memiliki jangka waktu yang beragam karena dinamika dalam hubungan itu sendiri dan proses pertumbuhan yang unik di setiap hubungan. Multiplikasi melahirkan multiplikasi.

Siapa Yang Di Undang? Ingatlah dinamika dalam hubungan pemuridan yang membedakannya dari hubungan lainnya adalah orang yang memuridkan yang mengundang.

Page 7: BUKU 4

Undangan kedalam pemuridan harus di dahului dengan suatu periode perenungan yang peka dan doa. Sangat penting untuk memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan sedang menarik kita kepada orang-orang yang sedang kita undang. Kita harus mencari kualitas-kualitas yang sama seperti yang Yesus cari dalam keduabelas muridNya. Yesus tidak terburu-buru dalam memilih murid Nya. Kualitas utama yang dilihat sebagai penentu dalam memilih adalah: setia dan bisa di ajar. Langkah pertama dalam menciptakan kelompok pemuridan yang bermultiplikasi adalah menemukan orang-orang yang tepat. Terus berdoa bagi mereka sampai ada kepastian bahwa Roh Kudus sdang mengikat hidup anda bersama orang-orang itu.

Bagaimana Memulainya? (membuat undangan) Katakan bahwa setelah anda berdoa anda terdorong untuk mengundang orang itu ke dalam perjalanan pemuridan bersama kearah kedewasaan dalam Kristus. (meninjau kurikulum pemuridan) Beri tinjauan singkat mengenai daftar isi dan jabarkan salah satu perlajaran yang ada sehingga calon murid bisa memiliki gambaran besar akan apa yang akan dilakukan. (meninjau perjanjian dengan seksama) Sangat penting agar calon murid diberi kesempatan untuk merenungkan komitmen yang akan mereka ambil dalam hubungan ini. Minta calon anggota tersebut dalam seminggu kedepan mendoakan hubungan yang akan dimasukinya ini. Beritahu calon murid anada bahwa aorang ketiga akan bergabung bersama anda dalam sebuah kelompok pemuridan triad. Lalu tentukan waktu peremuan pertama. Bimbinglah para peserta sepanjang pertemuan. Lalu, setiap calon penandatanganan perjanjian dalam kelompok pemuridan triad ini harus mengikuti setiap pertemuan. Orang yang memuridkan harus meneladankan keterbukaannya.

Menumbuhkan Jaringan Murid Multigenerasi. Sebuah jaringan pemuridan multigenerasi sepertinya memiliki awal yang amat kecil jika dimulai dari sebuah kelompok pemuridan triad. Millikilah visi pemuridan jangka panjang. Yesus menjalankan pelayananNya dengan urgensi yang tenang. Lalu pilih secara bijak dan seksama, karena unsur utama dalam menumbuhkan jaringan pemuridan multigenerasi adalah memulainya dengan orang-orang yang tepat.

Menjaga Semangat Bermultiplikasi. Untuk memulai sesuatu yang penting harus ada seseorang visioner yang memiliki energi untuk mewujudkannya. Salah satu cara menjaga energi ini adaalah, secara teratur kumpulkan bersama jaringan pemuridan ini untuk saling berbagi, memotivasi dan mengarahkan. Lalu, mengundang pembicara tamu. Variasi ini mengundang seorang pembicara yang berkomitmen pada pemuridan dan bisa berbicara dengan penuh semangat. Ketiga, Bertemu dengan para pemimpin kelompok dan bertemu dengananggota-anggota kelompok yang sudah menyelesaikan sepertiga kurikulum pemuridan. Yang terakhir adalah menerbitkan semacam laporan berkala pemuridan.

Meninggalkan Warisan. “setiap orang Kristen harus melihat diri mereka sebagai penghubung bagi generasi selanjutnya”. Warisan bukanlah meninggalkan sejumlah yang berharga di dunia ini, ataupun membuat nama kita di ingat dan di ukir. Ketika kita sudah sampai di penghujung hidup kita dan sadar bahwa perahu yang menunggu membawa kita ke seberang bersama Yesus, satu-satunya yang berarti adalah para pengikut Yesus yang berinisiatif, berkomitmen, dan berkomitmen sepenuhnya karena kita menjadikan itu sebagai prioritas dalam hidup kita, dengan berjalan bersama mereka menuju kedewasaan dalam Kristus. Tidak ada investasi kekal atau warisan yang lebih baik untuk diberikan.