budidaya tan. aren.doc

13
AREN I. Pendahuluan Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yanh dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hamper semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak. Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal dari bagian-bagian pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak ditanam orang). Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar ( untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk kerpeluan bangunan), daun (kususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok). Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan selalu meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan yang ada. Oleh karena itu penanaman atau pembudidayaan tanaman aren mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang. Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge piñata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau. Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di Indonesia sangat memungkinkan. Disamping masih luasnya lahan- lahan tidak produktif, juga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi

Upload: chehan-ndhazail

Post on 28-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Tan. Aren.doc

AREN

I. Pendahuluan

Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon

aren sebagai pohon yanh dapat menghasilkan bahan-bahan untuk

industri kerajinan. Hamper semua bagian atau produk tanaman ini dapat

dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini

kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan

secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak.

Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang

berasal dari bagian-bagian pohon aren, masih dilayani dengan

mengendalikan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak ditanam orang).

Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar

( untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk

kerpeluan bangunan), daun (kususnya daun muda untuk pembungkus

dan merokok). Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan nira

dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan

selalu meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan yang

ada. Oleh karena itu penanaman atau pembudidayaan tanaman aren

mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang.

Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk

kelompok aren yaitu : Arenge pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia

Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc. Diantaranya

keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge

piñata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.

Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di

Indonesia sangat memungkinkan. Disamping masih luasnya lahan-lahan

tidak produktif, juga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam

negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, sekaligus

meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan

dapat pula ikut melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.

II. Mengenal Aren

A. Bentuk Pohon, Bunga dan Buah

Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya

tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan

diameter pohon dapat mencapai 65 cm.

Page 2: Budidaya Tan. Aren.doc

Tanaman ini hamper mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,,

jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua

mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena

batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit

diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon

aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.

Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian

daun panjangnya dapat mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian

bawah daun ada lapisan lilin.

B. Penyebaran dan Syarat Tumbuh

Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU -

11ºLS yaitu meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand,

Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam dan berbagai

pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Miller, 1964; Pratiwi (1989).

Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hamper

diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan

lembah.

Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah

yang khusus (Hatta-Sunanto, 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-

tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah

yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh

pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang

paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas

permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau

pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson.

C. Nama-nama Daerah

Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti :

bakjuk/bakjok (Aceh), pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat

(Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa), aren/kawung (Sunda),

hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa

(Ambon, Maluku).

D. Kegunaan Pohon Aren.

Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai

konservasi, maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai

komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.

a. Fungsi Konservasi

Page 3: Budidaya Tan. Aren.doc

Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan

sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian

pula dengan daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup

dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya air

hujan yang langsung kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren

yang dapat tumbuh baik pada tebing-tebing, akan sangat baik

sebagai pohon p[encegah erosi longsor.

b. Fungsi Produksi

Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar,

batang, daun, bunga dan buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk

berbagai Obat Tradisional (Heyne, 1927; Dongen, 1913 dalam Burkil

1935). Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan

sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru.

Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat

rumah tangga dan ada pula yang digunakan sebagai bahan

bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai

sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam

pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem (Miller,

1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang

rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayor (Burkil, 1935).

Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat

dimanfaatkan untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol

sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan

menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan

dapat diolah menjadi gula aren atau tuak (Steenis et.al., 1975).

Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kolang-kaling

yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga

dibuat manisan kolang-kaling.

III. Penanaman Aren

A. Pengumpulan dan Pemilihan Biji.

Tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan

biji). Dengan cara ini akan diperoleh bibit tanaman dalam

jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan

(membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran.

Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan

pemilihan biji adalah sebagai berikut :

Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan.

Page 4: Budidaya Tan. Aren.doc

Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat,

berdaun lebat.

Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan

daging buah lunak).

Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)

Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).

Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan

membelahnya.

Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :

Ukuran biji relative besar

Berwarna hitam kecoklat0coklatan

Permukaan halus (tidak keriput)

Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.

Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa

buah aren terkandung asam oksalat yang apabila mengenai

kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh Karen itu

perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara :

Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji

dari buahnya.

Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain,

ketika mengeluarkan biji-biji aren tersebut dari buahnya.

Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika

kita sedanga mengeluarkan bijinya dari buah yaitu dengan

memeram terlebih dahulu buah-buah aren yang sudah tua

sampai membusuk. Pemeraman dapat dilakukan dengan

memasukan buah aren de dalam kotak kayu dan ditutup

dengan karung goni yang selalu dibasahi. Setelah ± 10 hari,

buah aren menjadi busuk yang akan memudahkan

pengambilan biji-bijian.

B. Pembibitan

Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit

dari permudaan alam dan bibit dari hasil persemaian biji.

a. Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.

Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu

musang. Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan

bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama

kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan

Page 5: Budidaya Tan. Aren.doc

berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan, dapat

dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil

bersama-sama dengan tanahnya).

Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di

lapangan atau melalui proses penyapihan dengan

memasukan anakan dke dalam kantong plastic (polybag)

selama 2-4 minggu.

b. Pengadaan bibit melalui persemaian

Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan

kualitas yang baik, dilakukan melalui pengadaan bibit

dengan persemaian.

Proses penyemaian biji aren berlangsung agak lama. Untuk

mempercepatnya dapat dilakukan upaya perlakuan biji

sebelum disemai yaitu :

Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95

% dalam waktu 15 – 25 menit.

Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3

menit.

Mengikir biji pada bagian dekat embrio.

Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic

ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan

tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian

bawahnya sebagai saluran drainase. Biji-biji yang telah

diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic

tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan

tanah dengan lembaga menghadap ke bawah dengan posisi

agak miring.

Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40

cm) diperlukan waktu persemaian 12 – 15 bulan.

Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara :

Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore

hari jam 15.00 – 16.00

Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-

rumput pengganggu.

Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala

serangan hama dan penyakit.

C. Penanaman

Page 6: Budidaya Tan. Aren.doc

Teknik penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim

monokultur atau dengan sistim agroforestri/tumpangsari.

Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan

pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing)

dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan

serta pembuatan lubang tanaman.

Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm

dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m.

untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi

tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP,

sekitar 3 – 5 hari setelah lubang tanaman disiapkan, baru

dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya

diberi naungan atau peneduh.

Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan

menamai bagian lahan yang terbuka yaitu diantara kedua

tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti

leguminose atau tanaman palawija

D. Pemeliharaan Tanaman

Agar budidaya aren dapat berhasil dengan baik diperlukan

pemeliharaan tanaman yang cukup. Pemeliharaan tanaman

aren meliputi :

a. Pengendalian Hama Penyakit

Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di

ketahui. Namun sebagai langkah pencegahan dapat didekat

dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa

menyerang jenis palmae yang lain seperti kelapa, kelapa

sawit dan sagu.

Hama pada tanaman jenis Palmae antara lain berupa

kumbang badak (Oryctes thinoceros), kumbang sagu

(Rhinochophorus ferrugineus(, belalang (Sexava spp). Hama

lain untuk pohon aren ini adalah pengisap nira dan bunga

seperti lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian hama

dapat dilakukan dengan cara :

Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang mendapat

serangan hama ditebang dan dibakar.

Page 7: Budidaya Tan. Aren.doc

Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu

seperti Heptachlor 10 gram, Diazonin 10 gram dan BHC.

Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di

persemaian adalah bercak dan kuning pada daun yang

disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp.

penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan

fungisida seperti Dithane N-45, Delsene NX 200.

b. Penanggulangan tanaman pengganggu (gulma)

Tanaman pengganggu (gulma) pada tanaman aren sangat

mengganggu pertumbuhannya. Oleh karena itu,

pengendalian gulma harus dilakukan.

Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua

tempat yaitu pada bagian batang (seperti benalu dan

kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4

kali setahun sampai tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis

pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu

dengan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari

pohon aren.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan

pertumbuhan agar lebih cepat. Pemupukan dilakukan pada

tanaman berumur 1 -3 tahun dengan memberikan seperti

pupuk urea, NPK, pupuk kandang dan KCL yang ditaburkan

pada sekeliling batang pohon aren yang telah digemburkan

tanahnya.

IV. Pemungutan Hasil

A. Jenis Hasil

Seperti telah diuraikan di muka, hamper semua bagian dari pohon

aren dapat dimanfaatkan atau menghasilkan produk yang mempunyai

nilai ekonomi.

Jenis produk yang dihasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut

:

Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan

rumah tangga.

Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka.

Kolang-kaling yang dihasilkan dari buah pohon aren.

Page 8: Budidaya Tan. Aren.doc

Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie,

dawet (cendol).

Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah

tangga.

B. Pemungutan Hasil

Ijuk

Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5

tahun sampai dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon

yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula, pohon

yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.

Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal

pelepah-pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa

lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang

dari tempat ijuk itumenempel.

Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon

aren, masih mengandung lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat

dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan.

Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran

serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah

dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk,

sapu ijuk, atap ijuk dll.

Nira

Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik

bunga jantan maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan

bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik

dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan

nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.

Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan

yaitu :

Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan

yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal

ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan

tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang

jatuh.

Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul

serta mengayun-ayunkannya agar dapat memperlancar

keluarnya nira.

Page 9: Budidaya Tan. Aren.doc

Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga

minggu dengan selang dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah

pukulan kurang lebih 250 kali.

Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-

pukul dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan

nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan)

bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka

bunga jantan sudah siap disadap.

Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga

pada bagian yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol

dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang keluar.

Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan

sore. Pada setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan

pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar

saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar

dengan lancer.

Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan

selama 3 – 4 bulan sampai tandan mongering. Hasil dari air aren

dapat diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan minuman segar.

Tepung aren

Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang

pohon aren dengan proses sebagai berikut :

Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung

pati/tepungnya dengan cara :

Umur pohon relative muda (15 – 25 tahun)

Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang

sedalam 10 – 12 cm pada dari ketinggian 1,5 m dari

permukaan tanah.

Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah

terdapat tepung/pati yang menempel.

Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren

tersebut.

Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa

bagian sepanjang 1,5 – 2,0 m.

Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.

Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan

air bersih (diekstraksi).

Page 10: Budidaya Tan. Aren.doc

Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan

pemisahan air dengan endapannya. Lakukan pencucian

kembali dengan air bersih dan diendapkan lagi, sampai

menghasilkan endapan yang bersih

Hasil endapan dijemur sampai kering.

Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie,

soun, cendol, dan campuran bahan perekat kayu lapis.

Kolang Kaling

Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang

setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Buah

aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan

berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening

dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.

Adapun cara untuk membuat kolang-kaling :

Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji

dan lender yang menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat

dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air

sampai dihasilkan inti biji yang bersih.

Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih

selam 1-2 jam. Dengan merebus buah aren ini, kulit biji

menjadi lembek dan memudahkan untuk

melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci

berulang-ulang sehingga menghasilkan kolang-kaling yang

bersih.

Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka kolang-kaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.

Page 11: Budidaya Tan. Aren.doc