budidaya hijauan pakan bersama tanaman pangan sebagai upaya penyediaan hijauan pakan di lahan sempit

11
BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN DI LAHAN SEMPIT Oleh : Anang Budi Prasetyo,SP PPL BPP Kec. Tiris ABSTRAK Penyediaan hijauan pakan dengan menanam hijauan pakan terkendala dengan keterbatasan lahan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui produksi hijauan pakan yang mampu dihasilkan pada penjarangan tebon pola tanam rapat. Jagung hibrida ditanam dengan jarak 25 cm x 70 cm, selanjutnya diantara tanaman jagung hibrida ditanam jagung turunan hibrida sebagai penghasil tebon sebanyak 2 baris, sehingga jarak tanam menjadi 23,3 cm x 25 cm. Pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan pada saat tanam sebesar 3 ton/ha. Pemupukan selanjutnya dilakukan 3 kali yaitu: Pemupukan I pada umur 7 hst : NPK 300 kg/ha dan urea 150 kg/ha. Pemupukan II pada umur 30 hst : Urea 450 kg/ha Pemupukan III pada umur 50 hst : Urea 450 kg/ha Tanaman jagung turunan hibrida dipanen pada pada saat umur 40 hari sebanyak 1 baris, dan pada umur 50 hari sebanyak 1 baris, sehingga pada umur 50 hari tersisa tanaman jagung hibrida calon penghasil biji. Biji jagung dipanen pada saat umur 100 hari. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produksi tebon 18,907 ton/ha, dengan produksi jagung sebesar 3,680 ton/ha. Pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa penyediaan hijauan pakan dapat dilakukan dengan penanaman hijauan bersama tanaman pangan

Upload: anang-budi

Post on 29-Jul-2015

68 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA

PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN DI LAHAN SEMPIT

Oleh :Anang Budi Prasetyo,SP

PPL BPP Kec. Tiris

ABSTRAK

Penyediaan hijauan pakan dengan menanam hijauan pakan terkendala

dengan keterbatasan lahan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui produksi

hijauan pakan yang mampu dihasilkan pada penjarangan tebon pola tanam rapat.

Jagung hibrida ditanam dengan jarak 25 cm x 70 cm, selanjutnya diantara

tanaman jagung hibrida ditanam jagung turunan hibrida sebagai penghasil tebon

sebanyak 2 baris, sehingga jarak tanam menjadi 23,3 cm x 25 cm. Pemupukan

dengan pupuk kandang dilakukan pada saat tanam sebesar 3 ton/ha. Pemupukan

selanjutnya dilakukan 3 kali yaitu: Pemupukan I pada umur 7 hst : NPK 300 kg/ha

dan urea 150 kg/ha. Pemupukan II pada umur 30 hst : Urea 450 kg/ha Pemupukan

III pada umur 50 hst : Urea 450 kg/ha Tanaman jagung turunan hibrida dipanen

pada pada saat umur 40 hari sebanyak 1 baris, dan pada umur 50 hari sebanyak 1

baris, sehingga pada umur 50 hari tersisa tanaman jagung hibrida calon penghasil

biji. Biji jagung dipanen pada saat umur 100 hari. Hasil pengkajian menunjukkan

bahwa produksi tebon 18,907 ton/ha, dengan produksi jagung sebesar 3,680

ton/ha. Pengkajian ini dapat disimpulkan bahwa penyediaan hijauan pakan dapat

dilakukan dengan penanaman hijauan bersama tanaman pangan yaitu dengan

penanaman jagung jarak rapat dan memberi keuntungan dengan R/C sebesar

2,41.

ABSTRACT

Provision of forage with planting green feed obstructed with limited land. This

experiment aims to find out forage production that is capable of resulting in the

thinning pattern forage plant meeting. Hybrids corn planted with distance 25 cm x 70

cm, among the next crop of Hybrids corn planted Hybrids corn derived as forage of 2

lines, so that the distance of the planting to be 23.3 cm x 25 cm. Fertilization with

manure was made during the planting of 3 tons / ha. Fertilization is done 3 times

more that is: I fertilization at the age of 7 days: NPK 300 kg / ha urea and 150 kg / ha.

Page 2: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

2

Fertilization II at the age of 30 days: 450 kg Urea / ha fertilization III at the age of 50

days: 450 kg Urea / ha crop of Hybrids corn harvested at the derivative at the age of

40 days as much as 1 line, and at the age of 50 days as much as 1 line, so that the

age 50 days remaining crop of candidates for hybrid maize seed. Seed corn harvest

at age 100 days. Results show that the production of forage 18.907 tons / ha, with

production of corn, 3.680 tons / ha. Of this can be concluded that the provision

forage can be done with the planting of food crops forage together with the corn

planting distance and profitable meeting with the R / C of 2.41.

I. LATAR BELAKANG

Swasembada pangan merupakan salah satu program pemerintah yang

saat ini terus diupayakan untuk segera terwujud. Swasembada daging sebagai

salah satu unsur dari swasembada pangan menuntut kerja keras dari berbagai

pihak. Sapi, domba dan kambing merupakan sumber penghasil daging yang saat

ini perkembangannya masih sangat lambat.

Ketersediaan hijauan pakan secara kontinyu dan dengan kualitas yang baik

sangat diperlukan pada usaha peternakan sapi, domba atau kambing.

Penanaman hijauan pakan secara khusus oleh petani khususnya di Pulau Jawa

masih sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan

karena kepemilikan lahan pada umumnya sangat terbatas, lahan yang ada

pada umumnya dimanfaatkan untuk usaha tanaman pangan. Salah satu upaya

untuk menyediakan hijauan pakan dapat dilakukan dengan menanam hijauan

pakan bersama tanaman pangan.

Tanaman jagung merupakan jenis tanaman serealia dengan areal dan

agroekologi sangat bervariasi, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, pada

berbagai jenis tanah, berbagai tipe iklim dan berbacam pola tanam (Iriany et al.

2007). Dengan sifat ini maka jagung mampu menjadi kontributor terbesar kedua

setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Tujuan utama budidaya jagung

adalah ntuk menghasilkan biji, sedangkan hasil samping berupa tebon jagung

merupakan sumber pakan ternak ruminansia. Kelemahan tebon jagung sebagai

pakan adalah kandungan gizinya sangat rendah karena tanaman telah tua. Limbah

pertanian yang nilai nutrisinya digolongkan sebagai sumber serat (Schiere, 1987)

Saat ini telah berkembang penanaman jagung khusus untuk pakan ternak,

dimana tanaman jagung dipanen saat biji jagung masih sangat muda, sehingga

tidak dihasilkan biji jagung. Cara penanaman seperti ini kurang cocok untuk sebagai

besar petani khususnya di Pulau Jawa yang pada umumnya juga peternak yang

2

Page 3: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

3

memelihara sapi atau kambing dengan kepemilikan lahan sangat sempit. Dengan

lahan yang terbatas petani dituntut tetap menghasilkan pangan sekaligus pakan.

Salah satu model untuk menghasilkan biji jagung sekaligus hijauan pakan dengan

kualitas baik adalah dengan penanaman jagung jarak rapat. Dengan sistem ini,

hijauan pakan diperoleh dengan cara penjarangan/memanen pada saat tanaman

jagung masih muda sehingga kandungan gizi tebon masih sangat baik.

Penjarangan dilakukan sampai terbentuk jarak tanam yang ideal bagi tanaman

untuk menghasilkan biji jagung tua.

II. METODOLOGI

Percobaan dilakukan di Desa Ranugedang Kecamatan Tiris, Kabupaten

Probolinggo Jawa Tirmur. Benih jagung untuk menghasilkan biji jagung digunakan

benih jagung hibrida Bisi 2, sedangkan untuk menghasilkan hijauan pakan/tebon

digunakan turunan (F1) dari jagung hibrida Bisi 2. Pengkajian dilakukan pada lahan

seluas 0,3 ha.

Jagung hibrida ditanam dengan jarak 25 cm x 70 cm, selanjutnya diantara

tanaman jagung hibrida ditanam jagung turunan hibrida sebagai penghasil tebon

sebanyak 2 baris, sehingga jarak tanam menjadi 23,3 cm x 25 cm. Biji ditanam

dengan ditugal dan benih ditutup dengan pupuk kandang. Pemupukan selanjutnya

dilakukan 3 kali yaitu:

Pemupukan I pada umur 7 hst : NPK 300 kg/ha dan urea 150 kg/ha

Pemupukan II pada umur 30 hst : Urea 450 kg/ha Pemupukan III pada umur 50

hst : Urea 450 kg/ha

Tanaman jagung turunan hibrida dipanen pada pada saat umur 40 hari

sebanyak 1 baris, dan pada umur 50 hari sebanyak 1 baris, sehingga pada umur 50

hari tersisa tanaman jagung hibrida calon penghasil biji,

Pengukuran bobot hijauan dan tongkol kering panen dilakukan dengan

pengubinan 5 m x 6 m dan dulang sebanyak 3 kali. Analisa proksimat dilakukan

terhadap tebon umur 40 hari dan 50 hari. Biji jagung dipanen pada saat umur 100

hari

3

Page 4: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1. Produksi hijauan

Produksi tebon pada penjarangan umur 40 hari dan 50 hari serta produksi

jagung seperti terlihat pada Tabel 1. Produksi tebon pada pemanenan umur 40 hari

adalah sebesar 5,163 ton/ha, sedangkan pada umur 50 hari sebesar 13,744 ton/ha

sehingga total tebon yang dihasilkan sebesar 18,907 ton/ha. Tinggi rata-rata

tanaman jagung pada umur 40 hari adalah 145 cm dan hijauan yang dihasilkan

masih rendah, sedangkan produksi hijauan pada umur 50 hari cukup tinggi karena

tanaman jagung telah mencapai puncak pertumbuhan/ mulai berbunga, dengan

tinggi tanaman rata-rata 201 cm.

Tabel 1. Produksi hijauan dan jagung

Produksi hijauan Produksi Jagung

Tebon

umur 40

hari

Tebon

Umur 50

hari

Total

Tongkol

Kering

Panen

Perkiraan

Pipil Kering

Produksi

(Ton/Ha)5,163 13,744 18,907 6,333 3,680

3. 2. Produksi jagung

Produksi jagung dalam bentuk tongkol kering panen adalah sebesar 6,333

ton/ha dan diperkirakan sebesar 3,680 ton/ha pipil kering (Tabel 1). Apabila

dibanding produksi jagung ratarata Nasional tahun 2006 yaitu sebesar 3,47 ton/ha

(Zubachtirodin et al., 2007) maka produksi jagung hasil pengkajian ini masih lebih

besar, namun apabila dibanding potensi produksi jagung hibrida yaitu sebesar 9-14

ton/ha (Badan Litbang Pertanian, 2007) produksi jagung hasil pengkajian ini masih

sangat rendah. Salah satu penyebab produksi jagung jauh lebih rendah dibanding

potensi produksi jagung hibrida adalah disebabkan adanya persaingan dalam

memperoleh unsur hara dan cahaya matahari akibat jarak tanam yang rapat.

4

Page 5: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

5

3. 3. Nilai nutrisi tebon jagung

Hasil analisa proksimat terhadap tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari

tersaji pada Tabel 2. Kandungan air tebon jagung pada umur 40 sangat tinggi yaitu

89,79%, sehingga kandungan bahan kering sangat rendah yaitu 10,19%. Namun

kandungan protein cukup tinggi yaitu 15,31. Kandungan serat masih rendah yaitu

10,8% sedangkan kandungan BETN sangat tinggi yaitu 70,36%.

Tebon umur 50 hari kandungan airnya lebih rendah dibanding tebon umur

40 hari yaitu 71,97%, kandungan protein lebih rendah dibanding tebon umur 50 hari

yaitu sebesar 12,06%. Kandungan serat juga lebih tinggi yaitu 22,90%, sedangkan

kandungan BETN lebih rendah yaitu 55,89%.

Tabel 2. Kandungan nutrisi tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari

Umur

Tanaman

Bahan

Kering (%)Kandungan Nutrisi berdasarkan bahan kering ( % )

Protein Lemak Serat Abu BETN

49 hari 10,19 15,31 1,40 10,8 11,85 70,36

50 hari 18,03 12,06 0,85 22,98 8,30 55,89

Dari Tabel 2 di atas dapat dihitung kandungan nutrisi per berat segar, seperti

tertera pada Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi tebon

apabila dihitung dari berat segar, maka tebon umur 50 hari memiliki kandungan

protein, lemak, serat, abu maupun BETN lebih tinggi dibanding tebon umur 40 hari.

Tabel 3. Kandungan nutrisi tebon jagung umur 40 hari dan 50 hari berdasar berat segar.

Umur tanaman Kandungan nutrisi

Protein Lemak Serat Abu BETN

40 hari (gr/kg tebon segar) 15,600 1,426 11,005 12,075 71,697

50 hari (gr/kg tebon segar) 21,744 1,533 41,289 14,965 100,769

3. 4. Analisa ekonomi

Keuntungan ekonomis berdasar perhitungan selisih antara biaya dengan

penerimaan serta R/C seperti tertera pada Tabel 4. Biaya pemupukan merupakan

biaya paling besar yaitu Rp. 3.160.000, hal ini disebabkan karena populasi

tanaman jagung menjadi tiga kali lipat dibanding populasi biasa. Biaya yang lain

meliputi benih, tenaga kerja, pengairan sebesar Rp. 3.820.000. Penerimaan

diperoleh dari nilai tebon sebesar Rp. 9.453.000 dan jagung pipil kering sebesar

Rp. 7.360.000. Dari analisis ekonomi diperoleh R/C sebesar 2, 41,

5

Page 6: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

6

Tabel 4. Analisa biaya dan pendapatan usaha budidaya hijauan pakan bersama tanaman pangan

Uraian Nilai Rupiah ( Rp)

Biaya

Benih jagung hibrida 20 kg

Benih jagung turunan hibrida 60 kg

Pupuk kandang 3 ton

Saromil

Pupuk urea 1.050 kg

Pupuk ponska 300 kg

Tenaga kerja (tanam, pemupukan) 96

HOK

Pengairan

Total biaya

1.000.000

90.000

1.200.000

100.000

1.260.000

600.000

2.400.000

330.000

6.980.000

Penerimaan

Hijauan pakan/ tebon 18.907 kg

Jagung pipil kering 3680 kg

Total Penerimaan

9.453.000

7.360.000

16.813.000

Pendapatan ( penerimaan-total biaya) 9.833.000

R/C 2,41

IV. KESIMPULAN

Penyediaan hijauan pakan dapat dilakukan dengan penanaman hijauan

bersama tanaman pangan yaitu dengan penanaman jagung jarak rapat. Produksi

hijauan hasil penjarangan pada penanaman jagung jarak rapat sebesar 18,907

ton/ha, dengan kandungan nutrisi cukup baik. Produksi jagung yang dihasilkan dari

tanaman sisa penjarangan adalah 6,333 ton/ha tongkol kering panen atau sebesar

3,680 ton/ha pipil kering. Budidaya jagung dengan pola tanam rapat secara

ekonomi layak diusahakan dengan R/C sebesar 2,41

6

Page 7: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Litbang Pertanian, 2007. Prospek dan arah pengembangan

agribisnis jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat

penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

2. Iriany, R.N. M. Yasin H.G. dan Andi Takdir M. Asal, sejarah, evolusi dan

Taksonomi Tanaman Jagung. Jagung. Pusat penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan

3. Schiere, J.B. 1987. Limbah Pertanian: Potensi dan Faktor Pembatas dalam

Pemanfaatannya sebagai pakan ruminansia. Procedings Bioconversion

Project. Second Workshop on Crop Resoidues for Feed and Other

Purposes. Sub Balitnak. Pasuruan.

4. Zubachtirodin, Pabbage dan Subandi. 2007. Wilayah produksi dan Potensi

Pengembangan jagung. Jagung. Pusat penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan.

7

Page 8: Budidaya Hijauan Pakan Bersama Tanaman Pangan Sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Di Lahan Sempit

8

8

NASKAH :

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN BERSAMA TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN

HIJAUAN PAKAN di

LAHAN SEMPIT

Oleh :ANANG BUDI PARSETYO,SPNIP. 198570727 198103 1 025PPL BPP KECAMATAN TIRIS

BADAN KETAHANAN PANGAN danPELAKSANA PENYULUHAN

PERTANIANKABUPATEN PROBOLINGGO

TAHUN 2011