budaya pendidikan pesantren

12
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin canggih yang membuat manusia semakin tergantung pada teknologi, baik dalam telekomunikasi maupun dalam pendidikan. Perkembangan Informasi dan teknologi yang semakin canggih tersebut menimbulkan perubahan terhadap nilai-nilai budaya yang ada menjadi semakin tersingkir. Orang terdahulu jika ingin berbicara atau bersilaturrahim harus datang kerumahnya, tetapi dengan perkembangan teknologi hanya cukup menelpon orang yang dituju. Dalam pendidikan, pendidikan yang semakin maju, teknologi semakin canggih dan arus budaya wasternisasi yang semakin menjadikan budaya-budaya yang telah ada menjadi semakin terasingkan. Perubahan-perubahan arus budaya yang semakin tergerus, serta budaya pendidikan yang semakin menjauhkan dari nilai-nilai budaya lokal yang selama terjaga semakin hilang. Derasnya arus budaya yang semakin tidak terbendung ini yang semakin merusak moral generasi muda yang menjadi penerus budaya, sehingga memerlukan suatu pendidikan yang mampu menjaga dan memperbaiki pendidikan moral serta mampu meneruskan budaya-budaya yang yang baik dari nenek moyang terdahulu. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai sejarah yang panjang dari dulu hingga sekarang. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dizaman dahulu mempunyai peran sebagai pendidikan agama dan moral

Upload: slametnurfai

Post on 19-Jun-2015

413 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: budaya pendidikan pesantren

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin canggih yang membuat

manusia semakin tergantung pada teknologi, baik dalam telekomunikasi maupun

dalam pendidikan. Perkembangan Informasi dan teknologi yang semakin canggih

tersebut menimbulkan perubahan terhadap nilai-nilai budaya yang ada menjadi

semakin tersingkir. Orang terdahulu jika ingin berbicara atau bersilaturrahim

harus datang kerumahnya, tetapi dengan perkembangan teknologi hanya cukup

menelpon orang yang dituju. Dalam pendidikan, pendidikan yang semakin maju,

teknologi semakin canggih dan arus budaya wasternisasi yang semakin

menjadikan budaya-budaya yang telah ada menjadi semakin terasingkan.

Perubahan-perubahan arus budaya yang semakin tergerus, serta budaya

pendidikan yang semakin menjauhkan dari nilai-nilai budaya lokal yang selama

terjaga semakin hilang. Derasnya arus budaya yang semakin tidak terbendung ini

yang semakin merusak moral generasi muda yang menjadi penerus budaya,

sehingga memerlukan suatu pendidikan yang mampu menjaga dan memperbaiki

pendidikan moral serta mampu meneruskan budaya-budaya yang yang baik dari

nenek moyang terdahulu.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai sejarah yang panjang

dari dulu hingga sekarang. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dizaman dahulu

mempunyai peran sebagai pendidikan agama dan moral serta lembaga yang selalu

berdampingan dengan masyarakat. Selain itu, dalam pendidikan di pesantren, juga

mampu menjaga nilai-nilai budaya yang telah ada, seperti budaya unggah-ungguh,

taat pada guru serta orang yang lebih tua, menjaga pergaulan dengan lawan jenis,

dan bertemunya orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dari berbagai

daerah. Sehingga pendidikan di pesantren merupakan pendidikan tempat

berbaurnya antar budaya dari berbagai suku dan daerah.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka masalah yang di angkat dalam makalah

ini adalah:

1. apakah pesantren itu dan bagaimana peranannya terhadap pendidikan

Islam?

2. bagaimanakah peran pesantren dalam menjaga nilai-nilai budaya dari arus

busaya asing?

Page 2: budaya pendidikan pesantren

BUDAYA PENDIDIKAN DI PESANTREN

A. Pengertian Pesantren

Pesantren berasal dari kata “santri” yang berarti guru mengaji (bahasa tamil)

dengan awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal (mondok

moe) para santri. Dengan demikian, pesantren merupakan mesin copy-an yang

bertugas mem-print out manusia pintar agama (tafaquh fi al-din) serta mampu

menyampaikan keluhungan ajaran Islam (syi’aru al-islam) kepada

masyarakat.1

Pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting

dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Pesantren sebagai lembaga

pendidikan merupakan lembaga yang menjadi laboratorium sosial. Selain itu,

pesantren juga merupaan lembaga pendidikan kultural yang seringkali dihiasi

dengan pola hidup kesederhanaan dan kebersamaan. Pola kebersamaan dalam

pendidikan di pesantren dapat terlihat seperti kedekatan antara kiyai dengan

santri, maupun santri dengan santri yang berbaur dalam satu kegiatan. Pola

kebersamaan inilah yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren yang tida

ditemui di lembaga pendidikan lain. Disamping itu, pola pendidikan

dipesantren juga terus mengalami perkembangan yang sesuai dengan

perambangan zama, tetapi tidak meninggalkan budaya lama yang selama ini

merea pelihara.

Pesantren sebagai lembaga pendidian yang berada ditengah-tengah masyarakat

yang telah banyak melahirkan tokoh-tokoh besar di negeri ini. Selain itu,

peran pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab yang

sangat berat ditengah-tengah arus budaya barat yang semakin kuat dan tidak

terbenduk. Jadi pesantren sebagai lembaga pendidikan, seharusnya mampu

menghasilkan lulusan santri yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Jadi hendanya lulusan pesantren selain baik secara personal, tetapi juga harus

baik secara sosial. Disamping itu, pesantren juga telah terbukti memberikan

1 Sukron Abdilah, Pesantren dan Arus Modernisasi,

immgunungjati.wordpress.com/2010/04/10

Page 3: budaya pendidikan pesantren

implikasi terhadap masyarakat sekitar, diantaranya berupa keuntungan

pragmatis dalam bagi aspek budaya, pendidikan dan sosial.

B. Pesantren dan Multikulturalisme

Agar semua budaya benar-benar menjadi dirinya sendiri dan menghasilkan

sesuatu, maka budaya tersebut dan anggotanya harus yakin akan

orisinilitasnya, bahkan sampai taraf tertentu, akan superioritasnya di atas yang

lain. (Claude Lévi-Strauss)2. Pesantren sebagai lembaga pendidikan

merupakan lembaga yang mampu menunjukan identitas yang orisinil yang

menghasilkan superior dalam budaya masyarakat sekitar, tarutama masyarakat

pedesaan yang dekat dengan pesantren.

Derasnya arus globalisasi kebudayaan asing yang semakin menggerus budaya-

budaya lokal, tantangan yang nyata bagi pesantren sebagai sarana untuk

menyelamatkan budaya lokal yang semakin tergerus dan semakin terasingkan.

Pendidikan sebagai pilar dan pondasi ebudayaan kini sudah kehilangan fungsi

fundamentalnya. Pendidikan yang seharusnya mampu mempertahankan

kebudayaan dari arus globalisasi sudah tidak mampu lagi membendung arus

tersebut, bahkan pendidikan malah ikut tenggelam dan larut dalam budaya

kapitalisme, hal ini dapat kita lihat, banyak sekali pendidikan yang semakin

mengasingan para siswanya dari budaya yang ada dalam masyarakat.

Pendidikan sekarang ini tida lagi menjadi pendidikan yang membebaskan,

tetapi pendidikan yang membelenggu para siswanya dan para siswa

terkapling-kapling dengan silabi yang menjadi konsumsi mereka sehari-hari.

Selain itu, kita juga dituntut untuk menyeragamkan budaya global dalam

budaya kita, seperti pola pikir, pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan

manusia. Inilah yang menjadi cikal-bakal kebudayaan kita yang menjadikan

kita kehilangan identitas.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah

masyarakat yang senantiasa berupaya menjaga keseltarian budaya setidaknya

ada beberapa hal yang sangat penting. Hal-hal tersebut mempunyai nilai

2 Jamaluddin Mohammad, Pesantren dan Pendidikan Multikulturalisme, buntetpesantren.org 2010-04-10

Page 4: budaya pendidikan pesantren

budaya yang positif yang senantiasa mereka jaga, adapun kebudayaan yang

selalu terjaga dalam pendidikan di pesantren antara lain:

1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan Kyai serta taat dan

hormatnya para santri kepada Kyai yang merupakan figur kharismatik dan

menjadi contoh yang baik;

2) Semangat menolong diri sendiri dan mencintai diri sendiri dengan

kewiraswastaannya;

3) Jiwa dan sikap tolong-menolong, kesetiakawanan, dan suasana

kebersamaan dan persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren;

4)  Disiplin waktu dalam melaksanakan pendidikan dan beribadah;

5) Hidup hemat dan sederhana;

6) Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan, seperti tirakat, shalat

tahajud diwaktu malam, i’tikaf di masjid untuk merenungkan kebesaran dan

kesucian Allah SWT) Merintis sikap jujur dalam setiap ucapan dan

perbuatan.3

Pesantren sebagai lembaga pendidikan merupakan pendidikan yang selalu

melaksanakan budaya-budaya yang tersebut diatas, sehingga budaya-budaya

yang ada selalu terjaga, dan budaya-budaya yang tersebut di atas, sangat

jarang, bahan tidak ditemukan dipendidikan umum. Sehingga nilai-nilai

budaya yang ada tetap terjaga, dan lulusan pesantren mampu berbaur dengan

masyarakat dengan budaya masing-masing ditempat tinggalnya. Selain itu,

santri atau siswa tidak selalu dikekang dengan banyaknya pelajaran dengan

standar nilai tertantu yang menjadikan mereka kurang berinteraksi dengan

teman, masyarakat dan persaingan prestasi. Di samping itu, pola kebersamaan

yang dibangun telah banyak membantu mengurangi timbulnya kelompok-

kelompok atau geng yang sering kita temui di sekolah-sekolah formal yang

menjadi ajang kekerasan untuk mencari identitas mereka. Sehingga peran

pesantren di masyarakat hendaknya senantiasa dijaga agar budaya dan nilai-

nilainya tetap tertanam pada generasi muda yang menjadi penerus perjuangan

bangsa ini.

C. Pesantren dan Masa Depan Pendidikan Islam Di Indonesia.

3 Strategi Pengembangan Pendidikan Pesantren, qistoos.multiply.com/journal/item 2010-04-10

Page 5: budaya pendidikan pesantren

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang sangat pesat memang tidak

lepas dari peranan pesantren sebagai lembaga yang menjadi corak pendidikan

Islam yang berwawasan keindonesiaan. Pesantren dalam perkembangannya di

akui atau tidak dalam pengembangan pendidikannya banyak menggunakan

pendekatan kultural, terutama budaya Jawa yang mendominasi latar belakang

lahirnya Pesantren. Pendidikan yang dikelola dengan model pesantren dalam

masa silam telah banyak melahirkan santri yang berkualitas dan telah terbukti

memberikan sumbangsih yang besar terhadap negeri ini.

Namun dalam perkembangannya, pendidikan yang dikelola oleh pesantren

dalam masa penjajahan belanda banyak mengalami hambatan dan tekanan,

terutama akses keluar negeri yang buntu. Sehingga perkembangan keilmuan

yang berkembang di dunia Islam lainnya tidak terserap kedalam pesantren.

Hal inilah yang menyebabkan pendidikan pesantren menjadi statis, terutama

bidang fiqh, sehingga produk keilmuan yang menjadi kurang, karena materi

yang disajikan hanya terpusat pada materi yang ada di dalam negeri saja.

Selaain pesantren sebagai pendidikan yang menggunakan pendekatan budaya

yang menjadi ciri khasnya, dengan pendekatan ini pesantren terbukti mampu

menjaga dan melestarikan budaya yang ada di dalam masyarakat. Selain itu,

sifat-sifat dan akhlak pesantren juga menjadi ciri khas yang yang tak bisa

lepas dari santri, yaitu antara santri dan kiyai menjalin hubungan kedekatan

ientelektualitas dan budaya yang mampu memberikan nuansa tersendiri dalam

moralitas kehidupan bermasyarakat. Pola pendidikan inila yang tidak ditemui,

bahkan sulit ditemui dalam pendidikan konvensional. Sebab dalam pendidikan

konvensional kedudukan guru hanya sebagai fasilitator, sehingga tingkat

sopan santun antara guru dengan murid kurang terjaga, bahkan ada murid

yang berani terhadap gurunya. Seolah mengejawantahkan sebuah hadits Nabi

yang disitir Al-Ghazali “Semua orang akan rusak kecuali orang yang berfikir

(terpelajar), yang terpelajar akan rusak kecuali yang mengamalkan

pengetahuannya, yang mengamalkan pengetahuannya akan rusak kecuali

yang menggunakan ketulusan.”4

4 yuli andriansyah, Pondok Pesantren dan Masa Depan Pendidikan Islam di Indonesia,

yuliandriansyah.xanga.com 2010/04/10

Page 6: budaya pendidikan pesantren

Perkembangan iptek dan tantangan zaman yang semakin tidak terbendung,

sedikit banyak mempunyai pengaruh terhadap perkembangan keilmuan dan

budaya yang ada dalam pesantren. Pola pendidikan dalam pesantren tidak

terlepas dari pengaruh tersebut, sehingga tipe atau corak pendidikan di

pesantren menjadi tiga tipe, yaitu tradisional, semi modern, dan modern.

Perubahan sistem atau pola pendidikan tersebut juga berpengaruh terhadap

kedudukan kiyai. Adapun ciri-ciri perbedaan sistem pendidikan pesantren

antara lain:

1. pesantren modern mempunyai ciri antara lain, manajeman dan

administrasi standar modern, tidak terikat figur kiyai, kurikulum tidak

hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu umum, bangunan lebih mapan dan

teratur serta berpagar.

2. pesantren tradisional mempunyai ciri antara lain tidak memiliki

manajemen dan administrasi modern, sitem pengelolaan berpusat pada

aturan yang dibuat kiyai dan diterjemahkan oleh pegurus pesantren, terikat

kuat terhadap figur kiyai, pola dan sistem pendidikan satu arah, bangunan

tidak tertata rapi dan tidak ada pembatas yang memisahkan pesantren

dengan masyarakat.

3. pesantren semi modern mempunyai ciri antara lain; perpaduan antara

tradisional dan modern, bercirikan nilai-nilai tradisional, masih kental

dipegang, kiyai masih menempati figur sentral, norma dan kode etik tetap

menjadi standar pola relasi dan norma keseharian, tetapi mengadaptasi

sistem pendidikan modern dan sarana fisik.5

Perubahan pada sistem pendidikan tersebut juga mempunyai pengaruh yang

besar terhadap perkembangan budaya yang selala ini terjaga. Namun

perubahan tersebut masih ada toleransinya, sehingga nilai-nilai kepesantrenan

masih tetap terjaga.oleh sebab itu, pendidikan pesantren bisa menjadi salah

satu pilihan utama dalam menjaga pendidikan yang berwawasan budaya dan

pendidikan yang mampu melestarikan budaya.

5 Hamdan H. syarifuddin, Titik tengkar Pesantren, Yogyakarta; Pilar Media, 2005 cet.II

Page 7: budaya pendidikan pesantren

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pesantren

merupakan salah satu pendidikan yang mempunyai ciri khas keindonesiaan

yang telah menyumbangkan banyak sekali jasa bagi bangsa ini. Pendidikan

pesantren yang mempunyai sejarah yang yang selalu mengiringi

perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Pesantren juga telah terbukti

mampu mencetak para santri berkualitas yang telah menyumbangkan jasanya

bagi kemajuan bangsa ini.

Selain itu pendidikan pesantren yang terus mengalami perkembangan perlu

mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga pola pendidikan pesantren

bisa semakin eksis dan tetap mampu menjaga pendidikan yang berwawasan

budaya. Dengan tetap eksisnya pendidikan pesantren, diharapkan pendidikan

pesantren baik yang modern maupun yang tradisional tetap mampu mencetak

generasi muda yang berkualitas yang mempunyai wawasan budaya serta

mampu bersaing dengan pendidikan yang dikelola oleh negara maupun

swasta.

DAFTAR PUSTAKA.

Abdilah, Sukron, Pesantren dan Arus Modernisasi,

immgunungjati.wordpress.com/2010/04/10

Mohammad, Jamaluddin, Pesantren dan Pendidikan Multikulturalisme,

buntetpesantren.org 2010-04-10

Strategi Pengembangan Pendidikan Pesantren, qistoos. multiply.Com

/journal/item 2010-04-10

andriansyah , yuli, Pondok Pesantren dan Masa Depan Pendidikan Islam

di Indonesia, yuliandriansyah.xanga.com 2010/04/10

Syarifuddin,, Hamdan H. Titik tengkar Pesantren, Yogyakarta; Pilar Media,

2005 cet.II