budaya organisasi bab iii

Upload: akbarnaf

Post on 10-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    1/9

    BAB III

    LEVEL DAN ASUMSI DASAR

    BUDAYA ORGANISASI

    Oleh :

    NURCHOLIS AKBAR FAJRIN1.12.1.0344

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    2/9

    Schein menjelaskan budaya organisasi

    kedalam tiga tingkatan

    Artefak dan Kreasi

    Teknologi

    Seni

    Pola Perilaku Yang Dapat Dilihat Dan

    Didengar

    Nilai-Nilai

    Dapat dites dalam lingkungan fisik

    Dapat dites melalui konsensus

    Asumsi Dasar

    Hubungan dengan Lingkungan

    Sifat realitas, waktu dan ruang

    Karakteristik sifat manusia

    Sifat aktivitas manusia

    Sifat dari hubungan antarmanusia

    Dapat dilihat tetapi sering

    tidak dapat

    dipahami/Diintrepretasikan

    Level Kesadaran Lebih

    Tinggi

    Taken For Granted

    Diterima Apa Adanya Tidak

    Terlihat Tanpa Disadari

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    3/9

    1. Tingkat Pertama adalah Artifak

    (artifacts)

    Dimana budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidakdapat diartikan.

    Tingkat analisis artifak bersifat kasat mata yang dapat dilihatdari lingkungan fisik organisasi, arsitektur, teknologi, tata

    letak kantor, cara berpakaian, pola perilaku yang dapatdilihat atau didengar, serta dokumen-dokumen publik sepertianggaran dasar, materi orientasi karyawan, dan cerita.

    Dengan analisis ini dapat diuraikan bagaimana suatukelompok menyusun lingkungannya dan apa pola perilakuyang dapat dilihat dari kalangan anggotanya,

    Tetapi seringkali analisis ini tidak dapat memahami logikayang mendasarinya, mengapa suatu kelompok berperilakuseperti yang mereka lakukan.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    4/9

    2. Tingkat Kedua adalah Nilai (values)

    Memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggidaripada artifak.

    Untuk menganalisis mengapa anggota

    berperilaku seperti yang mereka perlihatkanmaka perlu diketahui nilai-nilai yangmengarahkan perilaku.

    Namun nilai sulit diamati secara langsung,

    Oleh karena itu seringkali perlu untukmenyimpulkan mereka melalui wawancaradengan anggota-anggota kunci organisasi ataumenganalisis kandungan artifak sepertidokumen dan anggaran dasar.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    5/9

    Tingkat Kedua adalah Nilai (values)

    (cont.) Tetapi, dalam mengidentifikasi nilai-nilai

    tersebut biasanya mereka menggambarkansecara akurat nilai-nilai yang didukung dalam

    budaya tersebut. Artinya, mereka difokuskan pada apa yang

    dikatakan orang sebagai alasan perilaku mereka.

    Apa yang secara ideal mereka harapkanmerupakan alasan perilaku tersebut, dan yang

    seringkali merupakan rasionalisasi (baca :pembenaran) bagi perilaku mereka.

    Namun alasan mendasar bagi perilaku merekatetap saja tersembunyi atau tidak disadari.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    6/9

    3. Tingkat Ketiga adalah Asumsi Dasar

    Dimana budaya diterima begitu saja (takenfor granted), tidak kasat mata, dan tidakdisadari.

    Untuk benar-benar memahami suatu budayadan untuk lebih memastikan secara lengkapnilai-nilai dan perilaku nyata dari suatukelompok, perlu diselidiki asumsi yang

    mendasarinya, yang biasanya tidak disadari,tetapi secara aktual menentukan bagaimanapara anggota kelompok berpersepsi, berpikir,dan merasakan.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    7/9

    Tingkat Ketiga adalah Asumsi Dasar

    (cont.)

    Asumsi seperti ini dengan sendirinyamerupakan reaksi yang dipelajari yangbermula sebagai nilai-nilai yang didukung(espoused value).

    Tetapi ketika nilai menyebabkan perilaku danketika perilaku tersebut mulai memecahkanmasalah, maka nilai itu ditransformasimenjadi asumsi dasar tentang bagaimanasesuatu itu sesungguhnya.

    Bila asumsi telah diterima begitu saja, makakesadaran menjadi tersisih.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    8/9

    Asumsi Dasar vs Nilai

    Dengan kata lain perbedaan antaraasumsi

    dengannilaiterletak pada apakah nilai-nilai

    tersebut masih diperdebatkan atau tidak. Bila nilai tersebut diterima apa adanya (taken

    for granted) maka ia disebut sebagai asumsi,

    namun bila ia masih bersifat terbuka dan

    dapat diperdebatkan maka istilah nilai lebihsesuai.

  • 7/22/2019 Budaya Organisasi Bab III

    9/9

    Model Level Budaya Organisasi

    Menurut Schein (1991)

    1. Mengacu kepada tingkatan asumsi dasar untukmemahami budaya organisasi, Scheinmemberikan beberapa asumsi dasar yangmembentuk budaya organisasi.

    2. Beberapa asumsi dasar yang dapat dipergunakansebagi alat untuk menilai budaya suatu organisasiadalah antara lain:

    keterkaitan lingkungan organisasi,

    hakikat realitas dan kebenaran,

    hakikat sifat manusia,

    hakikat kegiatan manusia,

    hakikat hubungan manusia,

    hakekat waktu dan ruang.