budaya organisasi

11
2. Transformasi adalah seluruh proses perubahan yang diperlukan perusahaan untuk memposisikan diri agar lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan- tantangan bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah secara cepat, maupun keinginan-keinginan baru yang muncul dari dalam. Ada dua jenis transformasi yaitu: Transformasi Bisnis dan Transformasi Budaya. Transformasi Bisnis meliputi perubahan dalam hal strategi, struktur, dan manajemen. Sedangkan dasar Transformasi Budaya meliputi: visi, misi, dan nilai perusahaan. Selama ini perhatian para pemimpin lebih banyak terfokus pada transformasi sistem atau lebuh dikenal business transformation. Akan tetapi terbukti banyak mengalami kegagalan. Di dalam buku ”Execution”, Ram Charan menyatakan hasil penelitian dunia membuktikan 70 persen program transformasi menemui kegagalan karena hanya fokus pada strategi, struktur, sistem, dan program tapi lemah dalam hal eksekusi dan implementasi. Budaya adalah cara kita melakukan hal-hal di suatu tempat atau pelajaran penting untuk disampaikan kepada generasi berikutnya. Budaya juga bisa diartikan sebagai software pikiran yang mengorganisir perilaku orang, atau apa yang kita lakukan ketika tak seorang pun yang melihat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan transformasi budaya perusahaan adalah pola pikir, pola tindak dan perilaku organisasi beserta sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Transformasi budaya perusahan terdiri dari: keyakinan atau belief, nilai atau values yang akan akan memunculkan behaviour dan karakter. Penelitian yang dilakukan Pfeffer (1995) menunjukkan bahwa pertumbuhan dan financial return dapat mencapai ratusan persen, tatkala sebuah perusahaan mengelola budayanya dengan baik, terkendali, dan terukur. Budaya perusahaan sesungguhnya merupakan kumpulan karakter karyawan perusahaan yang diikat oleh empat hal dasar yang menjadi DNA-nya, yaitu: kesatuan visi, kesatuan misi, kesatuan nilai, serta meaning atau makna. Visi yaitu tujuan yang ingin dicapai, misi adalah apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Upload: wong

Post on 14-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

UAS Perilaku Organisasi

TRANSCRIPT

2. Transformasi adalah seluruh proses perubahan yang diperlukan perusahaan untuk memposisikan diri agar lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru, lingkungan usaha yang berubah secara cepat, maupun keinginan-keinginan baru yang muncul dari dalam.Ada dua jenis transformasi yaitu: Transformasi Bisnis danTransformasi Budaya. Transformasi Bisnis meliputi perubahan dalam hal strategi, struktur, dan manajemen. Sedangkan dasar Transformasi Budaya meliputi: visi, misi, dan nilai perusahaan. Selama ini perhatian para pemimpin lebih banyak terfokus pada transformasi sistem atau lebuh dikenal business transformation. Akan tetapi terbukti banyak mengalami kegagalan. Di dalam buku Execution, Ram Charan menyatakan hasil penelitian dunia membuktikan 70 persen program transformasi menemui kegagalan karena hanya fokus pada strategi, struktur, sistem, dan program tapi lemah dalam hal eksekusi dan implementasi.Budaya adalah cara kita melakukan hal-hal di suatu tempat atau pelajaran penting untuk disampaikan kepada generasi berikutnya. Budaya juga bisa diartikan sebagai software pikiran yang mengorganisir perilaku orang, atau apa yang kita lakukan ketika tak seorang pun yang melihat.Dalam hal ini, yang dimaksud dengantransformasi budayaperusahaan adalah pola pikir, pola tindak dan perilaku organisasi beserta sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan bisnisnya.Transformasi budaya perusahanterdiri dari: keyakinan ataubelief, nilai atauvaluesyang akan akan memunculkanbehaviourdan karakter. Penelitian yang dilakukan Pfeffer (1995) menunjukkan bahwa pertumbuhan danfinancial returndapat mencapai ratusan persen, tatkala sebuah perusahaan mengelola budayanya dengan baik, terkendali, dan terukur.Budaya perusahaan sesungguhnya merupakan kumpulan karakter karyawan perusahaan yang diikat oleh empat hal dasar yang menjadi DNA-nya, yaitu: kesatuan visi, kesatuan misi, kesatuan nilai, serta meaning atau makna. Visi yaitu tujuan yang ingin dicapai, misi adalah apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan nilai adalah pedoman perilaku yang penting dilakukan karyawan. Jika visi, misi, nilai, dan makna tertanam di hati seluruh karyawan sehingga menjadi belief system atau sistem keyakinan yang berujung pada bahaviour atau perilaku, maka perusahaan akan memiliki budaya yang kuat. Dengan demikian, perusahaan akan siap menghadapi terjangan krisis dan siap melakukan lompatan besar.Sebagus apapun strategi, struktur, dan sistem, pada akhirnya semua tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Berbicara manusia sesungguhnya terdiri dari tiga kompetensi yaitu:skill, knowledge, danattitude.Skilldanknowledgehanya berperan 20 %, sedangkanattitude80%. Artinya seorangleaderseyogyannya tidak hanya ahli dalam membangun strategi, struktur, system, atau proses akan tetapi haru ahli dalam memanage budaya perusahaan. Peter F Drucker mengatakan, If you are talking about management, you are talking about people behaviour and human institution.

4. Fungsibudaya organisasisebagai berikut, Pertama budaya mempunyai peranan pembeda atau tapa batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang. Keempat, budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Kelima, budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.Budaya organisasi sebuah perusahaan memiliki beberapa fungsi atau kegunaan utama, yaitu (Tika, 2012:14-16):a. Perasaan Identitas Dan Menambah Komitmen OrganisasiBudaya organisasi memberikan identitas atau ciri yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini dikarenakan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda-beda, Hal ini tentunya memberikan kekhasan atau identitas yang membedakan perusahaan tersebut.b. Alat Pengorganisasian AnggotaBudaya organisasi akan membentuk sense of belonging dan loyalitas terhadap sesama karyawan. Pemahaman yang baik dari setiap individu mengenai budaya organisasi akan membuat karyawan lebih dekat karena memiliki visi, misi, tujuan bersama yang akan dicapai. Sehingga karyawan memahami cara untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan mengetahui apa yang ingin dicapai oleh perusahaan, karyawan akan bekerja lebih terarah. Alat pengorganisasian antara pimpinan dan karyawan, karyawan dan pimpinan, dan seluruh anggota di dalam organisasi. c. Menguatkan Nilai - Nilai Dalam OrganisasiNilai-nilai adalah salah satu pertimbangan kuat dalam pembentukan budaya organisasi. Karena nilai-nilai itu sendiri berkaitan dengan baik dan buruknya sebuah kebiasaan, aturan atau budaya dalam organisasi. Apabila sebuah budaya dipandang menurut nilai-nilai buruk, maka budaya tersebut tak lagi dipakai. Budaya yang diterapkan dalam organisasi harus sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Bisa berfungsi sebagai alat pemersatu subbudaya di dalam organisasi dan karyawan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Digambarkan dalam lingkungan kerja yang positif dan kondusif, dan konflik serta perubahan dilakukan dengan efektif.d. Mekanisme Kontrol PrilakuBudaya organisasi mengendalikan dan mengarahkan karyawan ke arah yang sama untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Seluruh kegiatan di perusahaan akan berjalan lancar dan perusahaan akan cepat mencapai visi, misi, dan tujuan apabila perusahaan mampu mengendalikan dan mengatur karyawannya untuk bekerja secara efektif dan efisien.5. Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan antara lain :1) Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan. konsisten dalam kata dan perbuatan serta ahli dalam bidangnya. Orang yang memiliki integritas kepribadian, maka dia akan melakukan sesuatu yang sesuai antara apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan. Kepribadian ini muncul dari keyakinan bahwa bekerja tidak semata untuk meraih prestasi keduniawaian tetapi juga memiliki makna keukhrawian atau ibadah. Bekerja yang didasari oleh semangat ibadah akan menyebabkan orang bekerja tanpa pamrih untuk kepentingan individu tetapi untuk kepentingan kebersamaan. Selain itu juga memiliki kemampuan yang seimbang. Dia akan bekerja dengan pengetahuan, sikap dan keahliannya.

2) Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi. Nilai merupakan penghayatan seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar. Untuk dapat berperan nilai harus menampakkan diri melalui media atau encoder tertentu. Nilai bersifat abstrak, hanya dapat diamati atau dirasakan jika terekam atau termuat pada suatu wahana atau budaya kerja. Jadi nilai dan budaya kerja tidak dapat dipisahkan dan keduanya harus ada keselarasan dengan budaya kerja searah, keserasian dan keseimbangan. Maka penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan evaluasi terhadap kinerja pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas maupun kuantitas.

3) Pahlawan/ Panutan/ keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya. mampu mendayagunakan kemampuan potensi bawahan secara optimal. Jika ketepatan diberi kekuatan untuk menjadi pemimpin maka tidak akan memanfaatkannya untuk bekerja secara otoriter tetapi secara partisipatif. Seseorang akan secara maksimal mendayagunakan bawahannya sebagai partner untuk mencapai visi dan misi institusi. Selain itu juga berlaku sebagai teladan. Menjadi teladan dalam kerja keras, tanggungjawab, dan kedisiplinan dan sebagainya. Sebagaimana para Nabi yang dicontohkan di dalam teks suci bahwa pada diri Nabi adalah contoh dan tauladan yang baik. Para pemimpin sesungguhnya adalah pewaris para teladan sejati dalam kehidupan ini.

4) Upacara-upacara / Ritual (ritesdanritual); acara-acara ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya. Mendorong agar cara kerjanya tidak bersifast individual dan pusat kekuasaan tidak pada satu tangan. Sesuatu yang sangat sulit di dalam relasi kerja adalah membangun kerja sama dalam kerja kelompok. Meskipun manusia itu tahu bahwa tidak mungkin urusan diselesaikan secara individual, namun demikian ketika harus bekerja sama terkadang mengalami kesulitan. Bayangkan saja tidak ada manusia yang bisa memenuhi kebutuhannya secara sendiri kecuali dalam relasinya dengan manusia lainnya. Ada ungkapan yang bagus yaitu TEAM, Together Everyone Achieve More. Justru melalui kebersamaan seseorang akan mendapatkan lebih banyak.

5) Jaringan Budaya / Komunikasi;jaringan budaya/komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

6. Penerapan budaya organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO telah dilakukan dalam 4 (empat) bentuk yaitu :a. Identitas organisasib. Komunikasi dan koordinasic. Pelayanan pengairand. Disiplin pegawaiGambaran tipe budaya organisasi yang ada di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah : a. kondisi saat ini, adalah tipe budaya market b. kondisi harapan, adalah tipe budaya adhokrasic. penguatan paling besar, adalah tipe budaya adhokrasiCara atau solusi untuk memperbaiki Budaya Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO perlu adanya peningkatan budaya organisasi sehingga tujuan untuk mencapai kepemerintahan yang baik (good governance) dapat tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Budaya organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO yang masih bersifat budaya market yaitu masih menjalankan tugas sertipikasi tanah sebagai tugas utama, perlu dikembangkan dengan disesuaikan kebutuhan dan perkembangan yang ada yaitu mengacu pada paradigma baru pembangunan nasional bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai strategi dasar yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah sebagai fasilitator; Dengan adanya paradigma baru pembangunan nasional, DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO hendaknya bersikap proaktif dan inovatif dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan fasilitasi ke sumber-sumber perekonomian atau akses-akses permodalan yang dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, sehingga budaya adhokrasi yang mengedepankan inovasi dapat tercapai, untuk pengembangan budaya organisasi. Untuk meningkatkan budaya organisasi yang lebih baik, hendaknya DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO menerapkan paradigma pelayanan publik yang baru yaitu melayani warga masyarakat bukan menjadikannya sebagai pelanggan, mengutamakan kepentingan publik daripada kepentingan produktivitas, lebih menghargai warga negara daripada kewirausahaan, berpikir strategis dan bertindak demokratis, serta menyadari bahwa akuntabilitas atau kewajiban untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, bukan sesuatu yang mudah sehingga diperlukan kesungguhan dalam melaksanakana tugas pelayanan publik agar tujuan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dapat terwujud. 3. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai, ideologi, pola perilaku, teladan, kebiasaan, pedoman, keyakinan yang diyakini oleh seluruh anggota organisasi di dalam suatu perusahaan yang berpengaruh pada cara berpikir, berperasaaan, dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu, cara kerja dan motivasi seluruh anggota perusahaan untuk mencapai kinerja perusahaan, serta memberikan identitas yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi atau perusahaan lainnya. Budaya organisasi diciptakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah secara eksternal maupun internal yang terjadi pada perusahaan. Budaya organisasi merupakan pedoman bagi perusahaan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi

7. Sangat Berpengaruh besar, Karena Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang, dan tidak dimiliki oleh sebagian yang lain. Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja antara budaya satu dengan budaya lain ada aspek-aspek yang berbeda dan ada aspek-aspek yang sama. Dari beberapa aspek yang sama, sepertidalam hal bahasa, seringkalimasih tetap menimbulkan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkan hubungan antarbudaya dan mengurangi distorsi-distorsi, para pihak yang terlibat dalam komunikasi antar budaya perlu memahamibudayapihak lain. Budaya yangBerbeda diTempatKerjaKarena adanya interaksi dengan karyawan asing atau interaksi dengan karyawan dari satu negara tetapi dengan budaya yang berbeda, menyebabkan adanya budaya yang berbeda di tempat kerja. Sebagai contoh, Yulies seorang karyawan general Electric Sleman Yogyakarta dari suku Jawa (budaya Jawa), di perusahaan itu ia akan berinteraksi dengan Sitorus dari Batak yang menganut budaya batak. Budaya keduanya berbeda, di mana Sitorus relatif lebih berterus terang, berbicara dengan volume lebih keras, dan sulit dibedakan antara marah dengan bercanda. Sedangkan Yulies dari budaya Jawa kurang berterus terang danberbicara dengan volume lebih pelan. Contoh lain Yayuk karyawan P & G Jakarta, dengan demikian Yayuk harus berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang berasal dari Amerika. Dalam hubungan kerjanya, seperti dalam rapat, diskusi, pembuatan laporan, kooordinasi akan terjadi perbedaan bahasa. bahkan ketika perbedaan bahasa sudah dapat diatasi, ia masih menghadapi perbedaan budaya.Pada perusahaan multinasional, perusahaan mempekerjakan dan mentransfer karyawan dari berbagai negara, kecenderungan munculnya hambatan komunikasi semakin besar.Apa yang perlu dipersiapkan seorang pekerja yang bekerja di perusahaan multinasional? Pertama, harus memahami bahasa yang dipahami oleh karyawan lain. Dengan menggunakan bahasa yang saling dipahami oleh komunikator(sender) maupun oleh komunikan(receiver), proses komunikasi akan berjalan lancar. Pemahaman budaya yang dipahami oleh karyawan lain ini biasanya menggunakan bahasa Inggris.Namun demikian, akhir-akhir ini dengan banyaknya perusahaan dari Jepang, Korea dan China yang masuk ke Indonesia, untuk perusahaan-peruhsaan tertentu mensyaratkan calon untuk menguasai bahasa Jepang, Korea,atau China.Selain bahasa, yang perlu dipersiapkan yaitu pemahaman budaya. Sebaiknya setiap pekerja berusaha sendiri untuk memahami budaya dari rekan kerjanya, sehingga dapat membantu kelancaran kerja. Namun demikian, dari pihak perusahaan seharusnya juga ikut berperan, misalnya dengan membuat suatu program yang memungkinkan karyawan saling memahami budaya rekan kerja lainnya. Misalnya membuat program pertukaran karyawan antarcabang dengan budaya yang berbeda.Selain berbeda dalam bahasa dan budaya, karyawan di tempat kerja akan berbeda dalam hal fisik, usia, jenis kelamin, status sosial, dan pendidikan.Faktor-faktor ini akan menyebabkan munculnya perbedaan cara pandang seseorang terhadap lingkungannya. Dalam kaitannya dengan komunikasi bisnis, faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap pesan bisnis.

1. Penelitian yang dilakukanPfeffer(1995) menunjukkan bahwa pertumbuhan dan financialreturn dapat mencapai ratusan persen, tatkala sebuah perusahaan mengelola budayanya dengan baik, terkendali, dan terukur. Budaya perusahaan sesungguhnya merupakan kumpulan karakter karyawan perusahaan yang diikat oleh empat hal dasar yang menjadi DNA-nya, yaitu: kesatuan visi, kesatuan misi, kesatuan nilai, serta meaning ataumakna. Visi yaitu tujuan yangingin dicapai,misi adalahapa yangdilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan nilai adalah pedoman perilaku yang penting dilakukan karyawan. Jika visi, misi, nilai, dan makna tertanam di hati seluruh karyawan sehingga menjadi belief system atau sistem keyakinan yang berujung pada bahaviour atau perilaku, maka perusahaan akan memiliki budayayang kuat. Dengan demikian, perusahaan akan siap menghadapi terjangan krisis dan siap melakukanlompatan besar.Permasalahannya, seringkali para pemimpin sudah merasa memiliki budaya kerja dengan menunjukkannya pada dinding-dinding perusahan dan company profile, tapi kenyataannya bertolak belakang dengan perilaku mereka sendiri.