budaya korupsi dalam pengaruh kehidupan sosial bermasyarakat
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Budaya Korupsi Dalam Pengaruh Kehidupan Sosial Bermasyarakat
1/3
BUDAYA KORUPSI DALAM PENGARUH KEHIDUPAN SOSIAL BERMASYARAKAT
Korupsi bukanlah hal yang baru kita dengar dalam kehidupan sosial bermasyarakat,dimana sangat
mencerminkan mentalitas serta karakter kita yang disebabkan oleh banyak faktor,mungkin telah ada
sejak awal sejarah manusia kecuali pada masa yang sangat primitif dimana secara konsep perilakubelum dikenal meskipun gejalanya bisa saja sudah ada. Korupsi secara historis merupakan konsep
dan perilaku menyimpang secara hukum, ketika secara social,budaya,dan politik telah terjadi
pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik, yang diikuti dengan perasaan
berhak atas keistimewaan (dengan dukungan diam-diam dari rakyat) maka terdapat kecenderungan
untuk melihat bahwa pemanfaatan berbagai sumber daya finansial dan non finasial untuk
kepentingan pribadi sebagai hal yang wajar.Banyak yang telah mencoba mengkaji masalah korupsi
di Indonesia, dimana menurut saya fenomena korupsi telah ada sejak jaman kerajaan-kerajan di
indonesia terdahulu.Kedudukan diperjualkan kepada orang atau kelompok yang mampu membayar
untuk kemudian mereka diberi kedudukan yang berhak melakukan pemungutan pajak yang tanpa
kontrol hukum sehingga penyimpangan yang terjadi sulit diperbaiki karena lemahnya kontrol
pemerintah serta pendiaman oleh masyarakat.Kondisi ini jelas menunjukan korupsi mempunyai akar
historis yang cukup kuat dalam kehidupan masyarakat kita, dan makin meningkat seiring dengan
upaya pembangunan yang masif yang menggunakan dana besar demi berkembang dan untuk
meningkatkan mutu hidup masyarakat.Ini adalah salah satu peluang besar bagi para koruptor
tersebut. Secara istilah banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari
struktur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai
makna yang sama bahwa korupsi merupakan penggunaan yang korup secara diam-diam kekuasaan
yang dialihkan berdasarkan wewenang yang melekat pada kekuasaan itu atau berdasarkan
kemampuan formal, dengan merugikan tujuan tujuan kekuasaan asli dan dengan menguntungkan
orang luar atas dalih menggunakan kekuasaan itu dengan sah.Seorang pejabat dikatakan
melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan
mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi
hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiah dalam bentuk balas jasa juga termasuk
dalam korupsi. Selanjutnya,balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang
pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang
mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan
yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat
yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat,
pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.Atau bisa juga diartikan bahwa korupsi secara
umum adalah apabila seorang pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang
swasta dengan maksud mempengaruhinya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingan
si pemberi.Dengan demikian korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan,
-
8/18/2019 Budaya Korupsi Dalam Pengaruh Kehidupan Sosial Bermasyarakat
2/3
demi keuntungan pribadi, salah urus dan kesewenangan terhadap sumber-sumber kekayaan negara
dengan menggunakan wewenang/kekuasaan dan kekuatan kekuatan formal (misalnya dengan
alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan
adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan/kekuaasaan yang dimiliki oleh pejabat atau
pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi dan atau keluarga, sanaksaudara dan teman.
Korupsi selalu terjadi dalam suatu konteks sosial yang membentuk konsep diri dan definisi situasi
seseorang yang ketika terjadi proses sosial akan mendorong berbagai kecenderungan muncul
sejalan dengan kebiasaan yang ada baik yang terbuka maupun tertutup. Korupsi cenderung terjadi
secara tertutup dan kalaupun terbuka selalu ada upaya untuk menutupinya. Yang pertama terkait
dengan atribut kelembagaan dan yang kedua dengan atribut masyarakat.Faktor-faktor penyebab
terjadinya korupsi adalah : Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi posisi kunci
yangg mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan
korupsi,kelemahan pengajaran agama dan etika,kolonialisme,kurangnya
pendidikan,kemiskinan,tiadanya tindak hukum yang keras,kelangkaan lingkungan yang subur untuk
prilaku anti korupsi,struktur pemerintahan,perubahan radikal,dan keadaan sosial budaya
masyarakat.Penyebab tersebut ada yang bersifat kelembagaan, ekonomi, sosial dan individual serta
ada yang bersifat mandiri dan yang bersifat kausal, namun demikian hal yang dapat dicatat adalah
bahwa menghilangkan penyebab secara sebagian akan sulit untuk menjamin korupsi akan hilang,
paling tidak hanya mengurangi tingkat kemerajalealaannya dalam kehidupan bangsa dan bernegara.
Korupsi dilihat dalam sudut pandang sosial dan budaya akan bervariasi tergantung apa yang
dimaksud dengan sosial budaya serta kekuatan ikatannya dalam menentukan pola dan norma
kehidupan sosial masyarakat. Korupsi di indonesia telah menjadi budaya dengan melihat fenomena
yang terjadi, namun bila budaya itu diwariskan apakah nenek moyang kita mengajarkan korupsi atau
suatu perbuatan yang kemudian dalam masa modern disebut korupsi ?, masalahnya jelas jadi rumit
oleh karena itu penyebutan tersebut perlu dilakukan hati-hati atau harus dengan referensi
pemaknaan sosial budaya yang spesifik.Dalam periode awal pada setiap daerah/bangsa termasuk
Indonesia umumnya melalui fase-fase kehidupan sosial.Sosial dan budaya dalam arti nilai yang
umum dijalankan dalam guna mengendalikan berbagai kejadian yang merugikan/merusak
kehidupan masyarakat merupakan instrumen penting untuk menenangkan dan memperkuat posisi
kehidupan manusia.
Namun demikian, hal yang jelas adalah bahwa korupsi yang terjadi dalam level manapun
merupakan hal yang dapat menghancurkan nilai-nilai etika serta norma sosial budaya dan nilai
agama, sehingga dapat menjadi prilaku yang mengkorupsi budaya, dan ketika secara bertahap atau
-
8/18/2019 Budaya Korupsi Dalam Pengaruh Kehidupan Sosial Bermasyarakat
3/3
sekaligus diterima oleh masyarakat sebagai sesuatu yang wajar, maka disitu telah terjadi korupsi
budaya yang kemudian membentuk budaya korupsi. Dengan demikian jika pun benar ada budaya
korupsi, maka itu sebenarnya terjadi karena korupsi budaya akibat makin lemahnya kontrol
sosial/pengabaian terhadap upaya mementingkan pribadi diatas kepentingan publik pada saat
mereka mempunyai kedudukan/jabatan atas mandat publik baik langsung maupun tak langsung.Kebijakan pemberantasan korupsi dengan melibatkan masyarakat diperlukan suatu kerja untuk
mengubah keadaan masyarakatnya itu sendiri. Di masyarakat, sekalipun mereka mengalami
dampak yang tidak sedikit dari praktek korupsi berupa pelayanan umum yang buruk misalnya,
namun sejauh itu masalah ini hanya menjadi sumber pergunjingan dan keluh kesah semata.
Mereka tidak mau mencatat pemerasan-pemerasan yang mereka alami ketika berhadapan dengan
aparat pemerintah atau praktek korupsi yang terjadi di sekitarnya. Alasannya pasti mereka tidak
cukup punya kebernaian melawan para koruptor yang memiliki senjata dan uang untuk melakukan
apa saja,selain tidak percaya terhadap lembaga penegak hukum itu sendiri.
Menurut saya korupsi sudah membudidaya sekali di Indonesia.Korupsi merupakan penyalahgunaan
wewenang yang harus dicegah dan ditanggulangi.Cara penanggulangan korupsi adalah
pencegahan yang dimulai dari pola pikir diri kita sendiri yang perlu dilakukan adalah dengan
menumbuhkan dan membangun etos kerja maupun tentang pemisahan yang jelas antara milik
negara atau perusahaan dengan milik pribadi, mengusahakan perbaikan
penghasilan,menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan
pekerjaan, teladan dan pelaku pimpinan atau atasan lebih efektif dalam memasyarakatkan
pandangan, penilaian dan kebijakan, terbuka untuk kontrol, adanya kontrol sosial dan sanksi
sosial,dan pendidikan dapat menjadi instrumen penting bila dilakukan dengan tepat bagi upaya
pencegahan tumbuh dan berkembangnya korupsi karena sangat berpengaruh buruk terhadap
kehidupan sosial dan mentalitas kebudayaan bagi generasi penerus dalam timgkat kenhidupan
bermasyarakat.