budaya demokrasi 50-59

18
PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA Aflaha Nisa Gandes Rasyida Gerry Prasandha Ilhamsyah Laurentia Mutiara Maria S. Bintang Nurul Wanda O. PERIODE TAHUN 1950 - 1959 Standar Kompetensi: Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani Kompetensi Dasar: Menganalisis Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi XI IPA 2

Upload: nrulwanda

Post on 28-Jun-2015

156 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budaya Demokrasi 50-59

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Aflaha Nisa Gandes Rasyida Gerry Prasandha Ilhamsyah Laurentia Mutiara Maria S. Bintang Nurul Wanda O.

PERIODE TAHUN 1950 - 1959

Standar Kompetensi:Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani

Kompetensi Dasar:Menganalisis Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi

XI IPA 2

Page 2: Budaya Demokrasi 50-59

Daftar Isi . . .

Dasar Hukum

Bentuk Negara

Bentuk Pemerintahan

Sistem Pemerintahan

Demokrasi yang

diterapkan

Kehidupan Politik

Lembaga-lembaga Negara

Digunakannya UUDS 1950

Negara berbentuk suatu negara kesatuan

Menerapkan sistem demokrasi Liberal-Parlementer

Adanya suatu dewan konstituante

Pembahasan : Indonesia 1950-1959 ??

Page 3: Budaya Demokrasi 50-59

Dasar Hukum

Perpaduan antara konstitusi federal (federasi Republik Indonesia Serikat) dengan konstitusi yang disahkan oleh PPKI, sebagai hasil persetujuan RIS dan RI tanggal 19 Mei 1950.

Lembaga kepresidenan yang bersifat personal terdiri atas seorang presiden dan seorang wakil presiden [Pasal 44, 45, 46 (1), 47, dan 48]. Dipilih menurut UU dengan syarat tertentu [pasal 45 (3) dan (5)]. Tidak ada masa jabatan yang jelas bagi lembaga ini, namun dari sifat konstitusi sementara [pasal 134 dan penjelasan konstitusi], jabatan ini dipertahankan hingga ada lembaga baru menurut konstitusi tetap yang disusun oleh Konstituante.

Undang-undang Dasar Sementara thn 1950

next

Page 4: Budaya Demokrasi 50-59

Posisi Presiden dalam UUDS 1950 sangat kuat. Pasal 83 UUDS 1950 menegaskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat. Dengan demikian, Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diberhentikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Menurut ketentuan Pasal 84 UUDS 1950, Presiden berhak membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Keputusan Presiden yang menyatakan pembubaran itu memerintahkan pula untuk mengadakan pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat baru dalam waktu 30 hari.

Berlangsung antara 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959.

Home

Dasar Hukum

Page 5: Budaya Demokrasi 50-59

Bentuk Negara

Negara yang diperintah sebagai satu kesatuan. Kekuasaan politik pemerintah dalam negara kesatuan dapat

dialihkan ke tingkat yang lebih rendah yang dipilih rakyat setempat, misalnya gubernur atau walikota, tapi pemerintah pusat memiliki hak untuk mencabut pejabat-pejabat tersebut.

Negara kesatuan dibentuk karena ukuran negara tidak terlalu besar sehingga tidak perlu dibagi menjadi negara-negara bagian. Sebaliknya, kebanyakan negara besar memiliki sistem federasi.

Hal ini berbeda dengan negara federasi, di mana setiap negara bagian memiliki kekuasaan sendiri yang tidak dapat dicabut pemerintah federal.

Negara Kesatuan

Home

Page 6: Budaya Demokrasi 50-59

Bentuk Pemerintahan

Republik adalah sebuah negara di mana tampuk pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat, bukan dari prinsip keturunan bangsawan. Istilah ini berasal dari bahasa Latin res publica, atau "urusan awam", yang artinya kerajaan dimiliki serta dikawal oleh rakyat.

Republik Indonesia

Home

Page 7: Budaya Demokrasi 50-59

Sistem Pemerintahan

Kabinet dipimpin oleh perdana menteri (kepala pemerintahan) dan bertanggung jawab kepada DPR atau parlemen

Parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.

Presiden diposisikan sebagai kepala negara dibantu oleh seorang wakil presiden. Namun presiden tidak terlibat menjalankan roda pemerintahan sehari-hari.

Sistem Pemerintahan Kabinet Parlementer

Home

Page 8: Budaya Demokrasi 50-59

Penerapan Demokrasi

Kabinet-kabinet semasa demokrasi liberal

Keadaan ekonomi semasa demokrasi liberal

Menghendaki adanya pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.

UUDS berlaku sejak 17 Agustus 1950, sebagai dasar negara kesatuan II RI

Demokrasi Liberal dengan Sistem

Multipartai

Ditandai dengan dilaksanakannya UUD Sementara 1950 berdasar Piagam Persetujuan Pemerintah Republik Indonesia Serikat & Pemerintah Republik Indonesia tanggal 19 Mei 1950.

Home

Page 9: Budaya Demokrasi 50-59

KABINET-KABINETSEMASA DEMOKRASI LIBERAL

• Partai Masyumi• Muhammad Natsir• Adanya mosi tidak percaya dari PNI

menyangkut pencabutan PerPem mengenai DPRD dan DPRDS

KABINET NATSIR (6 September

1950 - 21 Maret 1951)

• Koalisi antara Masyumi dan PNI• Sukiman Wiryosanjoyo• Pertentangan Masyumi dan PNI atas

tindakan Sukiman

KABINET SUKIMAN

(27 April 1951 – 3 April 1952)

• Zaken kabinet• Mr. Wilopo • Peristiwa Tanjung Morawa memunculkan

mosi tdk percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo

KABINET WILOPO

(3 April 1952 – 3 Juni 1953)

Next !

Page 10: Budaya Demokrasi 50-59

KABINET-KABINETSEMASA DEMOKRASI LIBERAL

• Koalisi antara PNI dan NU• Mr. Ali Sastroamijoyo • Nu menarik dukungan dan

menterinya dari kabinet sehingga keretakan

KABINET ALI SASTROAMIJOY

O I(31 Juli 1953 –

12 Agustus 1955)

• Burhanuddin Harahap• Dengan berakhirnya pemilu

maka tugas kabinet dianggap selesai. Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet sehingga kabinet pun jatuh

KABINET BURHANUD

DIN HARAHAP (12 Agustus

1955 – 3 Maret 1956)

Next !

Page 11: Budaya Demokrasi 50-59

KABINET-KABINETSEMASA DEMOKRASI LIBERAL

• Koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU

• Ali Sastroamijoyo• Mundurnya sejumlah menteri

dari Masyumi

KABINET ALI SASTROAMIJOY

O II (20 Maret

1956 – 4 Maret 1957)

• Zaken kabinet • Ir. Juanda• Presiden Sukarno mengeluarkan

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

KABINET DJUANDA ( 9 April

1957- 5 Juli 1959)

Demokrasi Liberal

Page 12: Budaya Demokrasi 50-59

Kehidupan Politik Kesejahteraan tidak tercapai Banyak terjadi pergantian kabinet sehingga timbul

kelas penguasa baru yang pada akhirnya ingin memperkaya diri sendiri

Kabinet yg berkuasa jarang berkesempatan untuk mengerjakan programnya

Diterapkannya sistem multipartai sehingga sulit untuk mendapat kemenangan mayoritas, akibatnya diadakan koalisi partai-partai

Oposisi beralih fungsi dari pemberi kritik dan alternatif program menjadi berobsesi menjatuhkan lawan politikHome

Page 13: Budaya Demokrasi 50-59

Presiden dan MenteriDewan Perwakilan RakyatDewan KonstituanteDewan Pengawas Keuangan

Lembaga-Lembaga Negara

Home

Page 14: Budaya Demokrasi 50-59

PRESIDEN menunjuk perdana menteri yang akan membentuk kabinet. Perdana menteri secara konstitusional bertanggungjawab kepada parlemen, namun tak dapat dipecat oleh parlemen. Parlemen juga tak dapat meminta pertanggungjawaban presiden

MENTERI jabatan politik yang memegang suatu jabatan publik siginifikan dalam pemerintah. biasanya memimpin suatu kementerian dan dapat merupakan anggota dari suatu kabinet, yang umumnya dipimpin oleh seorang raja/ratu, gubernur jenderal, presiden, atau perdana menteri.

Presiden dan Menteri

back

Page 15: Budaya Demokrasi 50-59

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang.

DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, & pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum.

Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.

Dewan Perwakilan Rakyat

back

Page 16: Budaya Demokrasi 50-59

Konstituante adalah lembaga negara Indonesia yang ditugaskan untuk membentuk Undang-Undang Dasar atau konstitusi baru untuk menggantikan UUDS 1950. Pembentukan UUD baru ini diamanatkan dalam Pasal 134 UUDS 1950.

Konstituante beranggotakan 550 orang berdasarkan hasil Pemilu 1959.

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk UUD baru.

Konstituante bubar karena Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dewan Konstituante

back

Page 17: Budaya Demokrasi 50-59

Dengan dibentuknya RIS berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka dibentuk Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan di Bogor) yang merupakan salah satu alat perlengkapan negara RIS.

Ssebagai Ketua diangkat R. Soerasno mulai tanggal 31 Desember 1949.

Dewan Pengawas Keuangan RIS berkantor di Bogor menempati bekas kantor Algemene Rekenkamer pada masa pemerintah NICA.

Dewan Pengawas Keuangan

next

Page 18: Budaya Demokrasi 50-59

Dengan terbentuknya NKRI pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas Keuangan RIS yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung dengan Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan berkedudukan di Bogor menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS.

Personalia Dewan Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di Bogor.

Dewan Pengawas Keuangan

back