budaya dan politik, partisipasi politik (bagian rini)

7
ASPEK HUKUM, POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan perundangan dianggap sebagai salah satu masalah pokok bagi manajemen internasional. Bagi perusahaan internasional permasalahan politik ini merupakan permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak sekali perusahaan yang melakukan analisis politik sebelum menanamkan modalnya. Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek tersebut merupakan variabel penting dalam penentuan strategi dalam perumusan kebijaksanaan perusahaan. A. BUDAYA DAN POLITIK Budaya dan Politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga :

Upload: sekarini-tirtha

Post on 30-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BINTER

TRANSCRIPT

Page 1: Budaya Dan Politik, Partisipasi Politik (Bagian Rini)

ASPEK HUKUM, POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis

internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan perundangan dianggap sebagai

salah satu masalah pokok bagi manajemen internasional. Bagi perusahaan internasional

permasalahan politik ini merupakan permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak

sekali perusahaan yang melakukan analisis politik sebelum menanamkan modalnya.

Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak bisa

mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek

tersebut merupakan variabel penting dalam penentuan strategi dalam perumusan kebijaksanaan

perusahaan.

A. BUDAYA DAN POLITIK

Budaya dan Politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan

bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat

istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap

harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu

masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.

Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga :

1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)

2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)

3. Budaya politik partisipatif (aktif)

Kekuatan budaya, dapat digunakan untuk mengerjakan analisis ekonomi yang

dimanfaatkan oleh sebuah korporasi maupun lembaga perekonomian lain. Mampu

menelurkan inovasi, mendongkrak ekuitas, efisiensi, dan digunakan untuk memacu

organisasi dalam mencapai tujuannya.

Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk

membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam relasi

bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam melihat

dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh sebuah korporat.

Page 2: Budaya Dan Politik, Partisipasi Politik (Bagian Rini)

Lalu, mengkoordinasikannya, guna menanggapi aneka ‘pesan’ dari luar melalui

pengetahuan yang dimiliki.

Lingkungan terus bergerak dan berkembang. Khususnya, lingkungan organisasi

yang dalam praktiknya, ternyata mampu memberikan tekanan terhadap korporat. Namun

budaya, justru mampu mendorong organisasi agar tampil efektif.

Dalam menyikapi perubahan, organisasi memerlukan strategi. Hal ini ditujukan

untuk mengembangkan kompetensi, agar meraih keuntungan kompetitif. Memenangi

persaingan, dan memiliki daya untuk menguasai resources yang diperlukan oleh

perusahaan.

Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-khasan

budayanya untuk menggerakkan kompetensi. Menggerakkan setiap elemen, untuk meraih

keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri kepada domain-domain baru.

Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah bisnis internasional, memerlukan

budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan. Memiliki kesesuaian

konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu menyelaraskan diri, mengantisipasi,

beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja superior.

TIPE – TIPE BUDAYA DAN POLITIK

1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya

sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila

frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati

nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.

Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau

masyarakat pedalaman di Indonesia. Dalam masyarakat ini tidak ada peran politik

yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun, yang biasanya

merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau

religius.

2. Budaya politik kaula (subjek), yaitu budaya politik yang masyarakat yang

bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih

bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat

frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan

Page 3: Budaya Dan Politik, Partisipasi Politik (Bagian Rini)

objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat

oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam

pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para

subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan

pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada

ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam

kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem

politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.

3. Budaya politik partisipan, yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran

politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam

kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota

masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi

penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai

sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan

beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung.

Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua

dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa

saja bersifat menerima atau menolak.

B. PARTISIPASI POLITIK

Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa politik

lebih termodernisasi. Partisipasi warga negara yang ikut andil dalam proses pengambilan

keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup rendah terutama pada

wilayah-wilayah atau negara yang masih "tradisional" serta pemimpin politiknya sebagian

besar di dominasi oleh golongan-golongan elit penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat

partisipasi politik pada wilayah atau negara tersebut masih sangat rendah. Begitupun

sebaliknya, di wilayah atau negara yang proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana

dengan sangat baik semakin tinggi pula tingkat partisipasi politik warga negaranya.

Pengertian partisipasi politik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang memiliki

keterkaitan dengan politik (tindakan) di mana kegiatan yang berhubungan dengan politik

Page 4: Budaya Dan Politik, Partisipasi Politik (Bagian Rini)

tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam (non pejabat, pemerintah, penguasa)

dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi perumusan kebijakan atau

pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung (terdapat perantara), dan tidak ada hubungannya

dengan keberhasilan dari upaya mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.

Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis (menurut Milbrarth dan Goel - 1997),

yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4 jenis partisipasi

politik tersebut adalah sebagai berikut ini :

1. Apatis - Orang/individu maupun kelompok yang tidak ikut berpartisipasi dalam

proses politik, atau orang/individu maupun kelompok yang telah menarik diri dari

proses politik yang pernah di ikutinya.

2. Spektator - Orang/individu atau kelompok yang ikut dalam partisipasi politik dalam

level yang paling sederhana, misalnya memilih pemimpin dalam Pemilu.

3. Gladiator - Orang/individu maupun kelompok yang aktif dalam segala kegiatan atau

aktivitas politik misalnya aktivis masyarakat, aktivis partai dan sebagainya.

4. Pengkritik - Ikut berpartisipasi dalam politik, akan tetapi dengan cara non –

konvension

Budaya politik di Indonesia merupakan perwujudan nilai nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan kegiatan polituk kenegaraan.

Setelah era reformasi memang orang menyebut Indonesia telah menggunakan budaya Politik partisipan karena telah bebasnya Demokrasi, partisipatifnya masyarakat dan tidak tunduk akan keputusan atau kinerja pemerintah baru aetika . perlu diketahui ketika era orde baru Demokrasi dikekang. Segala bentuk media dikontrol/diawasi oleh pemerintah lewat Departemen Penerangan supaya tidak mempublikasikan kebobrokan pemerintah.

Budaya politik Indonesia selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Tetapi berubahnya itu hanya terjadi pada daerah perkotaan dan pedesaan yang telah maju tetapi pada daerah-daerah terpencil itu tidak terjadi perubahan karena kurangnya pendidikan dan informasi

Budaya Politik Indonesia saat ini adalah Campuran dari Parokial, Kaula, dan Partisipan , dari segi budaya Politik Partisipan , Semua ciri- cirinya telah terjadi di Indonesia dan ciri-ciri budaya politik Parokial juga ada yang memenuhi yaitu seperti berlangsungnya pada masyarakat

Page 5: Budaya Dan Politik, Partisipasi Politik (Bagian Rini)

tradisional dan pada budaya politik kaula ada yang memenuhi seperti warga menyadari sepenuhnya otoritas pemerintah.