brunei darussalam di bawah kepemimpinan sultan...

76
i BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN BOLKIAH V (1485-1524) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi Syarat mendapat Gelar Sarjana (S1) Humaniora OLEH: Ruliyadi NIM: 106022000921 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Upload: vuthu

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

i

BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN

SULTAN BOLKIAH V (1485-1524)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi Syarat mendapat Gelar Sarjana (S1) Humaniora

OLEH:

Ruliyadi

NIM: 106022000921

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 3: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 4: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 5: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

v

Abstrak

Ruliyadi

Brunei Darussalam Di bawah Kepemimpinan Sultan Bolkiah V

(1485-1524 )

Brunei Darussalam terletak di pantai barat-laut pulau Kalimantan“ Borneo”, dan berbatasan dengan Serawak di sebelah barat daya, Sabah di sebelah timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan dengan negara Indonesia. Sedangkan bahasa yang digunakan ialah Melayu, China, dan Inggris. Adapun agama yang berlaku ialah Islam suni dan Bhuda. Ibu kota Brunei Darussalam adalah Bandar Sri Begawan. Brunei adalah sebuah negara kaya dengan sistem pemerintahan kesultanan.

Brunei mempunyai sejarah yang panjang. Hal ini terbukti dengan adanya sumber-sumber sejarah yang menjelaskan keberadaannya sebelum menjadi sebuah kesultanan Brunei. Sejarah mencatat bahwa Brunei sudah ada abad ke-6 Masehi, Brunei di sebut dengan Po-li, Po-lo,Pu-ni dan Bunlai.

Perkembangan Islam di Brunei mulai terlihat dari masuk Islamnya raja Awang Alak Betatar setelah menikah dengan putri raja Johor. Dan mengganti nama dengan Muhammad Shah. Kesultanan Brunei terus mengalami kemajuan terlebih masa Sultan Syarif Ali. Perkembangan kesultananan Brunei Darussalam dalam bidang ekonomi didukung dengan letak yang strategis dan alam yang sangat mendukung, pelabuhannya aman dari angin ribut dan menjadi tempat transit kapal-kapal asing. Kesultanan Brunei Darussalam mengalami puncak kemajuan pada masa Sultan Bolkiah V (1485-1524) ia terkenal dengan sebutan Nahkoda Ragam karna kegemarannya mengembara . Di bawah kepemimpinan Sultan Bolkiah V Brunei menjadi Negara maju bahkan meliputi Sulu dan Filipina.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih dalam bagaimana sejarah kesultanan Brunei Darussalam dan perkembangan Islam di Negara tersebut, menguraikan apa saja kemajuan ekonomi yang dicapai Kesultanan Brunei saat di pimpin oleh Sultan Bolkiah V . Penelitian ini menggunakan metode historis yang bersifat deskriftif analitis. Tahapan yang di tempuh dalam penelitian ini terdapat 4 tahapan, diantaranya: Heuristik (Pengumpulan data), Verifikasi (Kritik Sumber), Interpretasi (Analisis sejarah) dan Historiografi (Penulisan Sejarah).

Page 6: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

vi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Peta Negara Brunei Darussalam

Lampiran 2 : Peta Brunei berdasarkan sejarah China

Lampiran 3 : Peta alur perdagangan laut Brunei-China

Lampiran 4 : Gambar Batu Tarsilah

Lampiran 5 : Silsilah Sultan-sultan Brunei Darussalam

Lampiran 6 : Gambar Kronologi Perkembangan Islam di Brunei

Lampiran 7 : Silsilah Raja-raja Brunei

Lampiran 8 : Gambar Makam Sultan Bolkiah V

Lampiran 9 : Peta wilayah Brunei masa Sultan Bolkiah V

Lampiran 10 : Gambar pedang si Bongkok

Lampiran 11 : Peta Kedatangan Islam di Asia Tenggara

Lampiran 12 : Gambar Batu Nisan Pu Zhong Min

Lampiran 13 : Peta Brunei abad 17 India Timur

Page 7: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

vii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT semata.

Salawat serta salam senantiasa tercurahkan pada muara ilham, lautan ilmu yang

tidak pernah larut yakni keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW, serta

keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.Amin

Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini saya tidak semata berhasil

dengan tenaga dan upaya sendiri namun banyak pihak yang telah berpartisipasi

dalam terselesaikannya penulisan skripsi ini baik yang bersifat moril maupun

materil, maka dengan ini sepatutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih

atas kerjasamanya dan dorongannya. Rasa terimah kasih yang begitu tinggi saya

sampaikan kepada :

1. Dr. H. Abd Wahid Hasyim M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam dan Sholikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, selaku Dosen Pembimbing yang banyak

sekali membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Seluruh Dosen-dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang memberikan

sumbangsih ilmu dan pengalamannya.

5. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

viii

6. Untuk kedua orangtuaku, Ibu dan Bapak yang telah memberikan perhatian dan

curahan kasih sayangnya yang luar biasa, sehingga penulis selalu dapat

termotivasi dan dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Kakak dan adik penulis, Omsih Sukaisih, Ali Sadikin, De umi azizah, Yogi,

Yusron, Terimakasih atas semangat dan doanya.

8. Seluruh Kawan-kawan di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam khusunya

angkatan 2006, Konsentrasi Asia Tenggara, dan Konsentrasi Timur Tengah

terimakasih atas Saran, Kritik, serta bantuan moril yang tak terhingga

sehingga penulis dengan mudah melewati waktu dalam menyusun skripsi ini.

9. Kawan- kawan KKN kelompok 8 dan Kawan-kawan ISMI (Ikatan Silaturahmi

Alumni Al-Istighotsah), terimakasih atas kebersamaannya.

Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dan mendukung serta membimbing dan mengarahkan

Penulis hingga terselesaikannya skripisi ini. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, maka dari itu semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca

sekalian dan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Ciputat, 19 Oktober 2011

Penulis

Page 9: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Lembar Pengesahan .................................................................................... ii

Pengesahan Panitia Ujian ..............................................................................iii

Lembar Pernyataan ................................................................................... iv

Abstrak ......................................................................................................... v

Daftar Lampiran ......................................................................................... vi

Kata Pengantar ......................................................................................... vii

Daftar Isi ..................................................................................................... ix

BAB I : Pendahuluan ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 6

D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7

E. Metode Penelitian .................................................................. 8

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 10

BAB II Sejarah Berdirinya Kesultanan Brunei Darussalam

A. Sejarah awal kesultanan Brunei Darussalam ......................... 11

1. Letak Geografis dan Sejarah berdirinya ............................. 11

B. Sejarah Masuknya Islam di Brunnei Darussalam ................... 16

1. Kondisi Sosial, Ekonomi dan keagamaan .......................... 16

2. Kedatangan dan Perkembangan Islam di Brunei ................ 18

Page 10: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

x

BAB III Riwayat Hidup Sultan Bolkiah V

A. Silsilah Keluarga ................................................................... 24

B. Pendidikan ............................................................................ 28

C. Kemashuran .......................................................................... 29

BAB IV Kiprah Sultan Bolkiah V di Brunei 1485-1524

A.Perluasan Wilayah ................................................................. 32

B. Proses Islamisasi ................................................................... 34

C. Kemajuan Bidang Ekonomi ................................................... 39

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan .......................................................................... 45

B. Saran .................................................................................... 47

Daftar Pustaka ........................................................................................... 49

Lampiran-lampiran

Page 11: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam diperkenalkan ke wilayah Asia Tenggara dan berkembang

dalam bentuk yang sangat berbeda, Harus diakui bahwa di Asia Tenggara

penyebaran Islam melalui media perdagangan dan sufi.1 Karakteristik terpenting

Islam di Asia Tenggara itu adalah mempunyai watak yang damai, ramah dan

toleran.2

Asia Tenggara adalah wilayah kepulauan yang letaknya sangat strategis

untuk jalur perdagangan dan penyebaran Islam di kawasan Melayu. Islam sendiri

datang di kawasan Melayu diperkirakan pada sekitar adab ke-7, kemudian

mengalami perkembangan secara intensif yang diperkirakan terjadi mulai abad ke-

13.3 Kontak perdagangan ini menghasilkan tempat-tempat perniagaan, salah

satunya ialah Malaka, Malaka adalah salah satu kerajaan besar di Asia Tenggara

yang menjadi pusat perniagaan abad 13-14. Di samping sebagai pusat perniagaan,

Malaka juga mengkonsolidasikan politiknya menjadi pusat bagi penyebaran Islam

pada saat itu.

Akan tetapi kekuasan Malaka tak bertahan lama, setelah orang-orang

Portugis berhasil menjatuhkan Malaka pada tahun 1511. Hal ini membawa

pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Nusantara dan khususnya Asia

1 Ira M lapidus.”Sejarah Sosial Umat Islam” Pt.Garafindo Persada. 1999.jakarta. h 717. 2.Azyumardi Azra”Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan”Pt.

Remaja Rosdakarya 1999. Bandung. h XV. 3 Uka Tjandrasasmita “Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia

dari Abad XVII sampai XVII Masehi. Jakarta: penerbit menara kudus,2000. h 15-27.

Page 12: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

2

Tenggara. Penaklukan Portugis atas Malaka justru menjadi pendorong bagi

munculnya situasi sosial-politik dan keagamaan, yang menjadi basis bagi

berlansungnya proses islamisasi yang kian melebar dan intensif, juga melahirkan

kerajaan-kerajaan baru sebagai basis Islam dan tempat perdagangan baru, di

antaranya kerajaan Aceh, Johor, Perak dan juga Brunei Darussalam4

Bermacam-macam kerajaan di Asia Tenggara yang tertuang dalam sejarah.

Diantaranya aspek yang terkait dalam hal ini, tedapat aspek perdagangan dan

penyebaran Islam di Asia Tengggara. Salah satu adalah Kesultanan Melayu

Brunei Darussalam. Brunei Darussalam merupakan salah satu dari Negara yang

berada di kawasan Asia Tenggara, yang mana mayoritas penduduknya beragama

Islam. Brunei juga sebuah Negara Melayu Islam yang secara geografi terletak di

bagian barat laut Borneo. Dan merupakan salah satu kerajaan berdaulat yang

tertua di Asia Tenggara. Biarpun kecil, ia telah Berjaya mengekalkan

kemerdekaan dan kedaulatannya.5

Sejarah mencatat bahwa Brunei sudah ada abad ke-6 Masehi, sedangkan

penyebutan Brunei dalam sejarah China dikenal sebagai Poli, Poni dan Bunlai.6

Sedangkan dalam sumber lain yaitu Naskah Nagarakertagama karya Prapanca,

Brunei dikenal dengan nama Barune(ng). Berdasarkan kepada nama-nama

tersebut ditemukan data yang mengacu kepada penamaan kerajaan Brunei

sebelum Islam. Sumber lain juga menyebutkan bahwa asal mula nama Brunei

berasal dari bahasa sansekerta “Varunai” yang semula diambil dari kata

sansekerta “Varunadvipa” yang berarti Pulau Kalimantan. Pada awalnya kata

4 Ensiklopedi Islam Tematis Vol 5,Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve . h 44 5 Mahmud Saedon bin Awang Othman”Pemimpin Era Baru”Univesitas Brunei

Darussalam 1996. h 14. 6 Ibid h 14

Page 13: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

3

tersebut dieja menjadi ”Brunai” yang kemudian berubah menjadi Brunei, ejaan

yang benar.7 Brunei juga mempunyai sejarah yang panjang khususnya dalam

islamisasi dan juga pembentukan Negara Brunei itu sendiri.

Islam sendiri masuk ke Brunei dipercayai pada tahun 1264 M atau sekitar

awal abad ke-13. Hal ini ditandai dengan penemuan batu nisan tuan P’u-kung

Chih-mu yang meninggal pada tahun 663 H-1264 M di perkuburan Islam Rangkas

Bandar Sri Begawan, batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan

ibni Muhammad Shah Al-sultan dan nisan Sayid Alwi Bafaqih (mufaqih) yang

menggambarkan mengenai kedatangan agama Islam di Brunei yang dibawa oleh

musafir pedagang dan juga mubalig-mubalig Islam sehinggga Islam bisa

mendapat tempat di hati raja dan juga masyarakat Brunei.8

Dalam Hikayat Brunei dikatakan bahwa raja yang pertama kali memeluk

Islam adalah raja Awang Alak Betatar (1363-1402) setelah menikah dengan putri

dari kerajaan Johor. Selanjutnya dia di beri nama Sultan Muhammad Shah,

sekaligus menjadi Sultan Brunei yang pertama beragama Islam.9 Sejak raja Brunei

Awang Alak Betatar beragama Islam dan juga mengganti namanya sultan

Muhammad, maka para keturunannya saling bergantian memerintah Negara

Brunei hingga masa sekarang yaitu sultan Brunei yang ke-29 yang mana mereka

bertanggaung jawab memelihara dan mempertahankan syiar Islam di Brunei.10

Setelah masuk Islam, Awang Alak Betatar menjadikan Brunei sebagai babak

baru bagi kantong-kantong muslim yang terdapat di Brunei. Hal ini sebagai nilai

7 Muhammad syamsu As”Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya”Jakarta

lentera, 1996. h 144. 8 Haji Zain bin Haji Serudin” Pendekatan Mengenai Islam di Brunei Darussalam” Studi

islam di Asia Tenggara. Muhammadiyah Universitas Press, Surakarta 1999. h 73 9 Yura Halim.” Ririsej Brunei Darussalam” Bandar Sri Begawan: Dewan Bahasa dan

Pustaka Brunei, 2002. h 1 10 Haji Zain bin Haji Serudin. Ibid h 76

Page 14: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

4

tambah karna Brunei mulai menjadi daya tarik bagi para pedagang untuk

menjadikan sebagai Brunei pangkalan perdagangan. Hal ini didukung oleh letak

geografisnya yang sangat memungkinkan untuk para saudagar-saudagar untuk

singgah di dermaga Brunei karena pada akhir abad 14 Brunei sudah menjadi

sebuah tempat sasaran untuk berniaga, bahkan pada abad ke-15 rute perjalanan

perlayaran dan perdagangan dari Melaka ke Filipina melewati Brunei. Alasan

yang sangat sederhana sekali ialah karena abad 15 negara Brunei sudah menjadi

dermaga yang maju. Di samping itu, bagi pedagang yang masuk ke Brunei tidak

dikenakan pajak.11

Brunei merupakan kerajaan Melayu Islam yang terkenal dengan sistem

kesultanannya. Hal ini karena Brunei merupakan kesultanan Islam Melayu. Di

samping itu, setiap rajanya berasal dari keturunan raja yang turun-temurun. Brunei

mengalami kemajuannya sebagai sebuah kesultanan Islam mulai dari akhir abad

ke-14. Hal ini tak lepas dari para pemimpin yang memerintah kerajaan mulai dari

Awang Alak Betatar (sultan pertama) sampai sultan sekarang, dan salah satunya

ialah Sultan Brunei yang ke lima yaitu Sultan Bolkiah V (1485-1524). Sejarah

mencatat bahwa ketika berada di bawah sultan Bolkiah V, Brunei mengalami

kemajuan yang pesat baik dalam bidang ekonomi, politik, dan agama Islam.

Sultan Bolkiah V dijuluki dengan Nahkoda Ragam. Hal ini dikarenakan ia

seorang nahkoda kapal dan penjelajah lautan yang masyur, bahkan terkenal di

kalangan rakyat negri tetangganya termasuk Jawa, Sumatra,dan Filipina.12 Karena

didikan orang tuanya, Sultan Sulaiman (sultan Brunei ke 4),maka Bolkiah terlahir

11 Uka Tjandrasasmita.”Seminar Internasional Tentang Islam di Asia Tenggara” IAIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta 1986. 12 Ahmad Ibrahim, DKK. Islam di Asia Tenggara “Perkembangan kontemporer”: P.M.

Sharifuddin.”Orang-orang Kedayan” LP3ES 1990. h 388.

Page 15: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

5

sebagai seorang raja yang gagah perkasa dan yang terpenting ialah mempunyai

pandangan yang jauh serta senantiasa mengutamakan ajaran Islam.13 Sedangkan

dalam perkembangan Islam itu sendiri, sejarah mencatat bahwa dengan kemajuan

Brunei pada abad 15 di bawah kepemimpinan Sultan Bolkiah V, perkembangan

Islam sangat pesat dan bahkan penyebaranya sampai ke Filipina. Harus kita akui

bahwa pada zaman itu kekuasan Brunei bukan saja meliputi keseluruhan pulau

Borneo, tetapi juga meliputi pulau Sulu, Filipina, Sulawesi ,Palawan, Bayakan,

Mindoro, Bonbon hingga Seludang. Dengan demikian, Brunei telah menguasai

perdagangan dan juga merintis jalan untuk penyebaran agama Islam di bawah

kepemimpinan Sultan Bolkiah V dan zaman pemerintahan sultan inilah Brunei

dianggap sebagai negara yang berkembang pesat .14 Dengan didikan agama dan

juga kemasyuran Nahkoda Ragamnya, maka lahirlah suatu sikap untuk melakukan

diplomasi dengan daerah-daerah sekitar Brunei, sehingga Brunei bisa menjadi

kerajaan yang maju dan berperan penting dalam perkembangan agama Islam.

Dengan maksud inilah penulis ingin lebih jauh mengetahui tentang masa

kegemilangan Brunei di bawah Sultan Bolkiah V baik dalam ekonomi, dan

perkembangan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “Brunei Darussalam Di

Bawah Kepemimpinan Sultan Bolkiah V 1485-1524”

13 Yura Salim, ibid h 46. 14“Brunei Berdaulat” Kerajaan Negara Brunei Darussalam(Singapore:Federal

publication{s}Pte.Ltd.1984. h 64.

Page 16: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Adapun pembatasan dalam penulisan skripsi ini meliputi kepada

pembatasan dalam perkembangan ekonomi dan Perkembangan agama Islam di

Brunei pada saat kepemimpinan sultan Bolkiah V. Adapun masalah waktu

tahunnya ialah 1485 sampai 1524, dengan pertimbangan bahwa tahun 1485 awal

Sultan Bolkiah Menaiki Tahta.

Dari uraian pembatasan tersebut maka didapati perumusan masalah,sebagai

berikut.

1. Bagaimanakah sejarah Brunei Darussalam?

2. Bagaimana riwayat hidup Sultan Bolkiah?

3. Bagaimanakah kiprah Sultan Bolkiah dan perkembangan Islam di Brunei?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

Sedangkan dalam penulisan skripsi ini terdapat tujuan dan juga manfaat,

adapun tujuan skipsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui kiprah Sultan Bolkiah V.

2. Untuk mengetahui Kesultanan Brunei pada masa kepemimpinan Sultan

Bolkiah V.

3. Untuk mengetahui sejarah Brunei dan perkembangan Islam di Kesultanan

Brunei.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Agar memberikan wawasan kepada mahasiswa maupun masyarakat umum

mengenai kemajuan kesultanan Brunei saat dipimpin oleh Sultan Bolkiah

V.

Page 17: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

7

2. Dapat dijadikan sebagai kajian sejarah dan juga khazanah Islam di Asia

Tenggara.

3. Menjadikan motivasi bagi mahasiswa (terutama jurusan sejarah) untuk

lebih menjadikan kajian sejarah sebagai ilmu pengetahuan.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam buku ” Ririsej Brunei Darussalam”15. Menjelaskan mengenai

sejarah silsilah raja-raja Brunei. Buku ini mengandung dua bagian, bagian

pertama menceritakan silsilah ringkas sultan-sultan Brunei dari tahun 1363-1967

sedangkan bagian kedua menceritakan sultan-sultan Brunei yang pernah menjadi”

Begawan Sultan” di sepanjang sejarah pemerintahan Negara Brunei. Terdapat sub

bab menjelaskan Sultan Bolkiah dari sebelum menjadi raja sampai menjadi raja

serta keberhasilannya memimpin kerajaan Brunei hingga Brunei berjaya dan

gemilang.

Buku Brunei berdaulat,16 yang dikeluarkan Oleh kerajaan Brunei, memuat

latang belakang sejarah Brunei dan kemajuannya sampai saat ini. Didalamnya di

sebutkan bahwa Brunei pada masa kegemilangannya, yaitu pada abad 15, Brunei

negara yang kaya. Laporan ini ditulis oleh seorang bernama Antonia Pigafetta,

seorang anggota rombongan pengembara Magellan. Ia menceritakan, kala itu pada

abad 15 Brunei adalah Negara kaya yang subur dan makmur di bawah

kepemimpinan Sultan Bolkiah V.

Buku Pemimpin Era Baru yang dikeluarkan olen Univesitas Brunei,

menjelaskan tentang terbentuknya Brunei dan masa kepemimpinan sultan Bolkiah

15 Yura Halim.” Ririsej Brunei Darussalam” Bandar Sri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, 2002

16 “Brunei Berdaulat” Kerajaan Negara Brunei Darussalam (Singapore:Federal publication{s}Pte.Ltd.1984

Page 18: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

8

V yang membawa Brunei kepada kejayaan dalam bidang ekonomi, dan dilengkapi

dengan data-data arkeologis, berupa nisan batu Tarsilah, yang mencatat silsilah

raja- raja Brunei dari Sultan yang pertama.

E. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode

historis. Metode historis ialah menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan

peninggalan masa lampau.17 Metode ini diharapkan dapat membantu untuk

mengetahui fakta dan sejarah pada masa lampau, sedangkan dalam penelitian

terdapat 4 tahapan,18 diantaranya adalah:

1. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan untuk mencari data atau pengumpulan bahan-

bahan satu sumber sejarah. Hal ini merupakan sebuah tahap awal yang harus

dilakukan seorang peneliti. Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan

metode library research dimana penulis akan mencari buku-buku yang

berhubungan dengan judul. Penulis mencari data dari majalah, surat kabar, serata

jurnal, artikel-artikel. Sumber-sumber tertulis tersebut dapat kita jumpai di

Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Adab dan

Humaniora, Perpustakaan Nasional, Kedubes Brunei Darussalam, Perpustakaan

FIB UI, Perpustakan Iman Jama Lebak Bulus, Perpustakaan LIPI, dan

Perpustakaan LP3ES. Pusat Arkeologi Nasional.

17 Louis Gottschalk”Mengerti Sejarah” UI Pres: 1975 h 32 18 Dudung Abdurahman”Metode Penitian Sejarah” Logos. Jakarta 1999 h 54

Page 19: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

9

2. keritik sumber

Setelah melakukan heuristik atau pengumpulan sumber-sumber maka tahap

selanjutnya yang harus dilakukan adalah kritik sumber. Kritik sumber adalah

sebuah usaha untuk mendapatkan sumber-sumber yang relevan dengan cerita

sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul. Hal yang harus diuji adalah

keabsahan tentang keaslian sumber (otentitas) yang dilakukan melalui kritik

ekstren dan keabsahan.19 Setelah mencari sumber-sumber penulis akan melakukan

verifikasi terhadap sumber-sumber tesebut.

3. Interprestasi

Interpretasi atau penapsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis

sejarah. Tujuannya agar data yang ada mampu untuk mengungkapkan

permasalahan yang ada, sehingga diperoleh pemecahanya. Dalam hal ini penulis

akan menyampaikan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya yang telah

ditemukan dari hasil heuristik dan verifikasi. Sehingga dalam hal ini penulis

menjelaskan masalah kemajuan Brunei yang dicapai Sultan Bolkiah V.

4. Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah. Tahap ini adalah tahap yang

terakhir dalam penulisan skripsi. Setelah melakukan tahap heuritik, verifikasi dan

interprestasi selanjutnya historiografi dengan menulis dalam satu urutan yang

sistimatik yang telah diatur dalam pedoman penulisan skripsi. Dalam penulisan ini

penulis berusaha menyusun cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan

kronologi dan tema-tema tertentu.

19 Ibid hal 58-59

Page 20: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

10

F. Sistematik Penulisan

Penulis akan membagi penulisan skripsi ini dalam lima bab, dan masing-

masing bab tediri dari beberapa bab sebagai berikut:

Bab I. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematik

penulisan.

Bab II. Sejarah Berdirinya kesultanan Brunei Darussalam. Sejarah awal

kesultanan Brunei. Letak geografis dan sejarah berdirinya. Sejarah masuknya

Islam di Brunei. Kondisi sosial, ekonomi dan keagamaan. Kedatangan dan

Perkembangan Islam di Brunei.

Bab III. Riwayat Hidup Sultan Bolkiah. Silsilah keluarga, Pendidikan. Dan

Kemasyuran

Bab IV. Kiprah Sultan Bolkiah V di Brunei Darussalam 1485-1524. Perluasan

politik. Proses islamisasi. Kemajuan ekonomi.

Bab V. Penutup Kesimpulan. Saran juga Daftar Pustaka.

Page 21: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

11

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA KESULTANAN BRUNEI DARUSSALAM

A. Sejarah awal Kesultanan Brunei

1. Letak Geografi dan Sejarah berdirinya

Secara geografi negara Brunei Darussalam terletak di pantai barat-laut

pulau Kalimantan “ Borneo”, dan berbatasan dengan Serawak di sebelah barat

daya, Sabah di sebelah timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan

berbatasan dengan negara Indonesia.1 Brunei adalah salah satu negara yang

mempunyai luas wilayah yang tergolong kecil, dan menempati urutan ke-148 di

dunia setelah Siprus dan sebelum Trinidad. Dalam perbandingannya negara

Brunei Darussalam sebanding dengan luas wilayah Aceh Tengah di Indonesia.

Dengan luas wilayah 5.765 Km2, berpenduduk sekitar 281.000 jiwa(1995),

dengan kepadatan 178 per mil. Penduduknya terdiri dari Melayu 65%, China

20%, dan sisanya sekitar 15%, adalah penduduk Brunei lainnya dari suku dayak

yang menghuni daerah pinggiran, seperti orang-orang kedayan2 yang tersebar di

bagian barat-laut Borneo sepanjang daratan pesisir.3

Wilayah Brunei bagian utara menghadap ke laut China Selatan, negara ini

memiliki daratan pantai yang sempit dengan garis pantainya berupa rawa-rawa

hutan bakau semakin ke pedalaman tampak serangkaian perbukitan yang meliputi

hutan tropis. Sedangkan titik tertinggi negara ini adalah gunung Pagon (1,850 m)

1 Lihat lampiran no 1 2 Dari beberapa sumber mengatakan bahwa suku Kedayan ialah masyarakat yang

memiliki asal-usul keturunan dari orang-orang Jawa, sedangkan adatnya seperti pernikahan mengikuti Melayu. Mungkin inilah penduduk asli Brunei. Lihat Ahmad amin(El. al) , Islam di Asia Perkembangan Kotemporer. Jakarta:LP3ES, 1990. h 367-393

3 Ahmad Ibrahim, DKK.”Islam di Asia Tenggara “Perkembangan kontemporer”: LP3ES 1990. h 387.

Page 22: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

12

yang terletak di sebelah tenggara, Brunei mencakup 33 pulau kecil. Pulau tersebut

mendukung sekitar 14% dari total luas negara ini dan sebagian pulau tersebut

belum dihuni pendududuk sehingga pulau-pulau tersebut dijadikan daerah

konservasi bagi berbagai satwa langka.4 Sedangkan bahasa yang digunakan ialah

Melayu, China, dan Inggris. Adapun agama yang berlaku ialah Islam suni dan

Bhuda. Ibu kota Brunei Darussalam adalah Bandar Sri Begawan. Brunei adalah

sebuah negara kaya dengan sistem pemerintahan kesultanan.

Brunei mempunyai sejarah yang panjang. Hal ini terbukti dengan adanya

sumber-sumber sejarah yang menjelaskan keberadaannya sebelum menjadi sebuah

kesultanan Brunei. Sejarah mencatat bahwa Brunei sudah ada abad ke-6 Masehi,

Brunei di sebut dengan Po-li, Po-lo,Pu-ni.5 Di zaman Dinasti Liang (T.M. 502-

556) Po-li dikatakan sebuah kerajaan memerintah 136 tempat (kampung),

sedangkan rajanya bernama ‘Pinka’. Pada tahun 518 raja Pinka telah menghantar

utusan ke China untuk mambawa surat dan hadiah terdiri dari tikar emas.

Sedangkan pada T,M. 523 raja Pinka sekali lagi menghantar utusan ke China yang

diketuai Chu-pa-ti tujuannya membawa hadiah barang-barang antaranya burung

nuri, alat perkakas kaca, kapas, cawan-cawan terbuat dari kulit siput, wangi-

wangian dan obat-obatan.6

Dalam zaman Dinasti Sui (589-618 M). Raja Po-li pada masa itu bernama

Hu-Lan-Na-Po (orang cerdik). Dalam T.M 616 raja Hu-Lan-Na-Po ini telah

menghantar utusan kepada Maharaja China dengan membawa bermacam-macam

hadiah. Menurut Dinasti Tang (610-906 M) Po-Li disebut Po-Lo, tetapi rajanya

4Ensiklopedia Geografi. Pt. lentera abadi, Jakarta 2006. h 322. 5 Lihat lampiran no. 2 6 Chin. J. M. The Serawak Chinese. Oxford University Press. Kuala lumpur. 1981. h 2

Page 23: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

13

bernama Hu-la-na-po juga, sama sebagaimana Dinasti Sui riwayatkan. Akan

tetapi ketika ke luar istana, raja Hu-la-na po menggunakan kendaraan yang di tarik

gajah dan membawa hasil negri untuk dijadikan barang dagangan ke China.

Diantaranya mutiara, kulit kura dan kerang-kerangan. Raja Dinasti Tang pada

tahun 669 M, telah mengantar utusan ke China bersama-sama utusan Huan-wang

(siam) tujuanya menguatkan hubungan yang telah putus.7

Dalam zaman Dinasti Sung (960-1279 M) Po-li atau Po-lo disebut Puni.

Sementara dalam catatan sejarah China masa dinasti Sung (960-1276). Terdapat

cacatan mengenai kerajaan Islam, yang disebut P’u-ni dan letaknya di pantai

barat Borneo ( Kalimantan) dan yang dimaksud Puni ialah Brunei.8 Sedangkan

rajanya bermana Hiang-ta. Pada tahun 977 M ada seorang saudagar China

bernama Pu-lu-shieh berniaga ke Puni. Dan kala itu raja Hiang-ta memerintahkan

pembesarnya agar memperbaiki kapal saudagar China karena rusak. Pada masa

Pu-lu-shieh ini raja Hiang-ta telah mengantar utusan ke China diketuai oleh Pu-

ya-li, Shih Nu dan Qadhi Kasim untuk membawa surat dan barang-barang hadiah

tediri dari 100 kulit kura-kura, kapur barus, lima keping gaharu, tiga dulang

cendana, kayu raksamala dan enam batang gading gajah. Isi surat yang di

serahkan kepada raja China berisikan di antaranya:

1. Memberitahu mengenai kedatangan Pu-li-shieh ke Brunei dan telah

membantu dan telah membantu memperbaiki kapal Pu-li-shieh yang

rusak.

2. Menghantar utusan menghadap raja China sebagai wakil baginda (Puni)

untuk menyerahkan barang-barang dari baginda.

7 Lihat lampiran no. 3 8 A.Hasymy “ Sejarah Masuk dan Berkembangannya Islam di Indonesia” pt, alma’arif.

1993.h 332. P’u-ni yang berjarak layar (tiupan angin biasa) 45 hari dari jawa dan 40 hari dari shabo-tsai (Palembang) serta dari Champa 30 hari.

Page 24: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

14

3. Meminta jasa raja China untuk memberitahukan kerajaan Champa agar

memelihara keselamatan kapal-kapal Brunei yang tergampar di Champa.

Sedangkan dalam Dinasti Ming (1368-1643 M), pada tahun 1370 M

Maharaja Hung-wu telah memerintahkan satu utusan ke jawa, diketuai oleh

Chang Ching Tze bersama seorang pegawai Daerah Fukien bernama Sin-tze dan

utusan tersebut singgah di Puni. Menurut Sin-tze raja Puni itu beragama Islam,

bernama Ma-ha-mo-sha. Dari riwayat tersebut ternyata raja Puni yang bernama

Ma-ha-mo-sha beragama Islam sebutan bagi Sultan Muhammad Shah yang sesuai

dengan Awak Alak Betatar sebagaimana diceritakan orang tua-tua dalam sejarah

Islam. Penyebutan semua tentang Brunei diatas, berdasarkan kepada nama-nama

yang ditemukan mengacu kepada penamaan kerajaan Brunei sebelum kedatangan

Islam.9

Sedangkan dalam sumber lain yaitu Naskah Nagarakertagama karya

Prapanca Brunei dikenal dengan nama Barune(ng), berdasarkan kepada nama-

nama tersebut ditemukan data yang mengacu kepada penamaan kerajaan Brunei

sebelum Islam. Sumber lain juga menyebutkan bahwa asal mula nama Brunei

berasal dari bahasa sansekerta “Varunai” yang semula diambil dari kata

sansekerta “Varunadvipa” yang berarti Pulau Kalimantan. Pada awalnya kata

tersebut dieja ”Brunai” yang kemudian berubah menjadi “Brunei” ejaan yang

benar.10

Terlepas dari bukti-bukti catatan China, bahwa penyebutan Brunei dengan

Bunlai Hal ini di dasarkan karna lidah orang China cedal, Sedangkan dari faktor

9Mahmud Saedon bin Awang Othman ”Pemimpin Era Baru” Univesitas Brunei

Darussalam 1996. h 14. 10Muhammad Syamsu As ”Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya”

Jakarta lentera, 1996. h 144.

Page 25: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

15

yang lain ialah bahwa Indonesia dan Brunei mempunyai daya tarik karena

letaknya yang strategis dalam jalur perlayaran dan perdagangan. Brunei

berindikasi mempunyai pelabuhan yang strategis dan terlindung, dan

menjadikannya terkenal sebagai tempat persinggahan pulang perginya pedagang

Arab, India dan China.

Dalam beberapa cacatan Arab Brunei dikenal dengan sebutan Zabaj, Ranj.

Dalam kitab Nukhbatud Dahri fii’ Ajaaibil Barri wal Bahri, karya dari Syekh

Syamsuddin Al-Damsyik (1281/1865 m) Brunei dikenal oleh kalangan pedagang

Arab dengan nama Zabaj. Akan tetapi data tentang terbentuknya kerajaan Brunei

sangat minim sekali tetapi ada data. Itupun hanya dari cerita rakyat yang berlaku

sampai sekarang yang menyatakan bahwa :

“menjelang tebentuknya kerajaan Brunei bermula dari pencarian

lokasi yang baik oleh Alak Betatar sebagai penguasa Brunei, waktu

dan rombongan menggunakan kendaraan perahu masuk dan

menyusuri sungai, sampailah rombongan itu di suatu kawasan yang

nyaman dan strategis yaitu di sebuah kelokan sungai. ketika

rombongan sampai ke tepi sungai, berkatalah seseorang “Baru

Nah”,sebutan Brunei waktu itu masih memakai sebutan po-lo”

Kata “Baru Nah” ini diduga yang kemungkinannya berubah menjadi

sebutan Brunei.11 Data sejarah menunjukan bahwa pada abad XIV M, Brunei

telah menjadi pusat pemerintahan dengan bentuk kerajaan dan pusat perdagangan

antara China dengan wilayah Asia Tenggara. Pada saat itu kerajaan Brunei baru

mengalami perubahan corak pemerintahan. Hal ini diketahui dari pergantian nama

rajanya yang semula bernama Alak Betatar, kemudian berganti sultan Muhammad

Syah.

11Awang haji Mohd, Jamil Al-Sufri ” Tarsilah Brunei, Sejarah Awal dan Perkembangan Islam”, Brunei. Pusat sejarah, kementerian Belia dan Sukan, 1990.

Page 26: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

16

B. Sejarah Masuknya Islam di Brunei Darussalam

1. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Keagamaan

Brunei adalah salah satu negara kaya di kawasan Asi Tenggara, dan sebuah

Negara Islam yang masih mempertahankan sistem kesultanannya. Sejarah

menyebutkan Brunei memang sudah melakukan kontak sosial dan perdagangan

sebelum Islam berkembang di sana. Perjalanan perniagaan antara China dengan

Puni (Brunei) menggunakan jong-jong atau wangkang (sejenis kapal kecil)

membawa barang dagangannya sepeti tembikar, kerang-kerangan, perak, emas,

kain sutera, dan lain-lain12

Diceritakan bahwa Marco Polo yang pernah berkunjung ke China dan

negri-negri rantau, menyatakan pada 1291 bahwa perdagangan antara Puni dan

China berjalan baik bahkan cara mereka berjual beli dengan dikemas dan teratur

serta di awasi oleh juru tulis, timbangan, dan pegawai. Bukan itu saja Tome Pires

dan Ruy de Brito yang menyebutkan bahwa terdapat sekurang-kurangnya tiga

buah jong dari Brunei datang ke Malaka dengan membawa bahan-bahan mentah

seperti beras, ikan, daging, hasil ternakan, madu lebah, sagu, kulit-kulit kerang,

emas dan kapur barus, selanjutnya dari Malaka, bahan-bahan ini dibawa pulang ke

Pegu sedangkan bahan-bahan yang dibeli dan dibawa balik oleh pedagang-

pedagang Brunei ialah kain India, cermin serta alat perhiasan dari Asia Barat.13

Disini terlihat bahwa sebelum kedatangan Islam, Brunei sudah melakukan kontak

sosial dan ekonomi dengan dunia luar terlebih China bahkan sudah terdapat mata

12 Dr, Haji Awang Mohd. Jamil Al-sufri,“lika-liku Perjuangan Percapaian Kemerdekaan

Negara Brunei Darussalam”, jabatan Pusat sejarah Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, Brunei Darussalam,1992. h XVIII

13Muhammad Yusoff Hashim Ph.D” Kesultanan Melayu Malaka” Dewan Bahasa dan Perpustakaan Kementrian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur 1990. h 250

Page 27: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

17

uang di Brunei yang disamakan harganya sekayu empat send dan istilah itu

digunakan sebelum perang dunia kedua.

Dari kontak dagang ini di ketahui bahwa masyarakat Brunei bertemu

dengan para pedagang muslim, China, Persia dan India. Ini sangat erat

hubungannya dengan pelafalan nama Brunei itu sendiri, karna kita bisa

mengetahui bahwa sebelum Islam datang ke Brunei kondisi keagamaan disana

bisa di bilang Hindu dan Bhuda. Bukti bahwa sebelum Islam datang ke Brunei,

bahwa masyarakat disana masih memegang teguh Hindu dan Budha. Hal itu dapat

dijumpai dalam Negarakertagama di sebutkan didalamya, bahwa tradisi pengaruh

keagaman Majapahit mencakup seluruh Sumatra, semenanjung Melayu,

Mendawai, Brunei dan Tanjung Puri di Kalimantan, termasuk timur Jawa meliputi

Bali, Makasar, Banda dan Maluku.14 Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat

Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama Hindu-Budha pada suatu masa dahulu

pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para

musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka akan

mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan

mereka. untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Hal lain bisa dilihat

dari nama raja Brunei sebelum mereka berganti menjadi nama Islam dan juga

penyebutan Brunei. Masuknya Islamnya Awang Alak betatar sebagai babak baru

bagi perkembangan Islam di Brunei.

14 D.G.E.Hall. Sejarah Asia Tenggara. Penerbit. Usaha Nasional, Surabaya. h 82-83

Page 28: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

18

2. Kedatangan dan Perkembangan Islam di Brunei

Keberadaan agama Islam di wilayah Asia Tenggara serta perkembangan

Islamnya mempunyai sejarah yang berbeda. Karena agama Islam Khususnya di

Asia Tenggara, dalam penyebarannya melalui media perdagangan dan sufi.15 Dari

sinilah terjadi hubungan antara masyarakat dengan para saudagar dan sufi.

Hal inilah yang memicu kontak dagang dengan pedagang muslim kala itu.

Ada beberapa poin penting, di antaranya ialah bahwa portabilitas sistem keimanan

Islam dengan pengertian bahwa sebelum kedatangan Islam, sistem kepercayaan

lokal yang mana berpusat kepada penyembahan arwah nenek moyang dan

perilaku ini berubah dengan adanya kontak dengan pedagang muslim yang

mendorong konversi masal terhadap Islam yang terjadi di wilayah pesisir,

khususnya kota-kota pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi entitas

politik. Bukan itu saja, faktor asosiasi Islam dengan kekayaan, bisa dipastikan

karna masyarakat lokal Indo-Melayu peratama kali bertemu dan bertransaksi

dengan orang muslim di pesisir dan pelabuhan dengan pedagang muslim yang

kaya raya.16

Menurut Barbara Watsson dan Leonerd T, Andaya, bahwa Islam datang

pertama kali ke Brunei Darussalam dari bagian barat Asia Tenggara, setelah

melalui India, Sumatra Utara, dan Malaka sejak abad XVI M. Dalam laporanya

sebagai berikut:

“Lama menjadi bagian jaringan perdagangan internasional, Brunei sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang Muslim dan karena itu bersinggungan dengan ajaran Islam. Kepergian dari banyak pedagang Muslim dan bahkan mungkin sejumlah pejabat Melayu

15Ira M lapidus.”Sejarah Sosial Umat Islam” Pt.Garafindo Persada. 1999.jakarta. h 717. 16Azyumardi Azra”Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah wacana dan kekuasaan” Pt.Remaja Rosdakarya 1999. h 20-23

Page 29: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

19

setelah penaklukannya oleh Portugis tahun 1511 meletakan dasar bagi peralihan Brunei. Penguasa Brunei akhirnya mengadopsi Islam beberapa waktu antara 1514 dan 1521.” (Barbara Watsson dan Leonard Y. Andaya, 1982; 58)

Akan tetapi pendapat kedunya berbeda, dengan bukti-bukti sejarah lain.

Termasuk data Arkeologi sejarah “Batu Tarsilah atau Silsilah Brunei” yang

menarik garis belakang Brunei mundur lebih jauh lagi sebelum abad XI M. Hal ini

didukung dengan di temukan Nisan bertulisan Putri Sultan Abdul Majid bin

Muhammad Shah Al Sultan tertanggal 440 H/ 1048 di Brunei. Hampir semasa

dengan keberadaan seorang muslimah di Leran (Gersik) bernama Fatimah binti

Maeimun bin Hibatallah (1082 M), nyaris semasa dengan nisan Ahmad anak Abu

Ibrahim, anak Abu Arradah (1039 M) di Phan-rang/Padhurangga, suatu tempat di

wilayah Champa.17

Batu Tarsilah18 dalam bentuk bendanya sebagai benda Arkeologi dari

masa lalu kesultanan Brunei Darussalam dan berfungsi sebagai data kesejarahan

melalui inskripsi dimana terukir di dalamnya juga kesultanan Brunei Darussalam.

Sedangkan bentuk bendanya seperti sebuah cermin, dan terbuat dari batu pasir,

yang beriasan suluran di bagian pinggirnya, tiga buah bunga menghiasi bagian

atasnya dan kedua pinggirnya.

Data yang tertulis ialah berupa tentang susunan nama-nama raja/sultan

yang pernah menaiki tahta kesultanan Brunei, sejak masa Sultan Muhammad

Shah (Awang Alak Betatar) sampai sultan Muhammad Tajuddin. Jumlah nama

sultan yang tertulis di Batu Tarsilah berjumlah 29 nama. Namun dalam

kenyataanya menurut hitungannya sampai kepada sultan Hasanal Bolkiah

Mu’izuddin Waddaulah telah naik tahta sampai pada urutan ke-31 sultan.

17Pemukiman orang-orang Cham, yaitu masyarakat kuno memakai bahasa Melayu-Polinesia dan kebanyakan dari meraka beragama Islam.

18 Lihat lampiran no.4

Page 30: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

20

Perbedaaan ini disebabkan adanya sultan menaiki tahta dua kali dan ada pula

karena meninggal yang baru beberapa saat naik tahta, kemudian digantikan sultan

sebelumnya.19

Batu Tarsilah dapat dikatakan sebagai data awal yang dapat digunakan

dalam mengkaji dan meneliti tentang keberadaan kesultanan Brunei dan secara

Arkeologi sebuah prastati yang dapat mengungkapkan latar belakang Brunei,

dalam usaha merekontruksi sejarah dan budaya masa lalu.

Sedangkan pendekatan Arkeologi sejarah, diterapkan bertujuan

merekontruksi fase-fase situs besar di Brunei ( Kota Batu, Pulau Cermin,

Keianggeh [Residensi], Kampung Air, serta makam Diraja/ Rengas/ Bandar Sri

Begawan ). Pendekatan ini dipilih karena makam-makam kesultanan di Brunei

Darussalam, termasuk Batu Tarsilah memiliki tingkat reliabilitas dan representativ

yang cukup memadai.

Selain Batu Tarsilah, ternyata terdapat bukti lain dengan di temukan nisan

Putri Sultan Abdul Majid bin Muhammad Shah Al Sultan tertanggal 440 H/ 1048

di perkuburan Muslim di jalan Penduduk, Bandar Seri Begawan.20 Sebagian

menyebutkan bahwa makan tertua di Brunei adalah seorang muslimah bernama

Mahdarah (Roqayah) yang meninggal tahun 1048 M/ 440 H, belum jelas latar

belakang ketokohannya.21 Mungkin yang di maksud ialah putri Sultan Abdul

Majid bin Muhammad Shah Al Sultan.22

19 Lihat lampiran no.5 20 Uka Tjandrasasmita. “Arkeologi Islam Nusantara”. Pt Gramedia, Jakarta 2009. h 20

21Hasan Muarif dan Achmad Cholid Sodrie.”Hubungan Budaya Antara Kesultanan Samudra Pasai dan Kesultanan Brunei Darussalam Dilihat dari Data Arkeologi” Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 1995. h 2-3

22 Uka Tjandrasasmita. “Arkeologi Islam Nusantara” Ibid. h 26

Page 31: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

21

Kajian sejarah memberikan gambaran bahwa penyiaran Islam ke Brunei

dilakukan oleh Da’i/ Mubaliq yang datang dari Arab dan Parsi, melalui negeri

China, Indo China dan Melayu. Penemuan Arkeologi yang berangka tahun 440 H/

1048 M, memberikan gambaran bahwa islamisasi di Brunei dari abad ke-11,

penyebaranya menjadi tangung jawab para pedagang Arab dan Persia. Pedagang

tersebut melalui jalan Tiongkok, Indocina, dan Semenanjung Malaya, untuk

menyebarkan Islam ke daerah terpencil Brunei (Pedalaman Tutung, Belait dan

Temburong). Karna penduduk lokal (Melayu) dari ibukota yang lebih awal

memeluk Islam.23

Sedangkan catatan Cina menerangkan bahwa kerajaan Brunei sudah

dikenal orang-orang Cina abad ke-6 M, hubungan Cina dengan wilayah pantai

Kalimantan (Borneo) adalah usaha dari pedagang Arab yang bermukim di Canton

sejak abad ke-6.24 Dan disisi lain bahwa Islam sendiri masuk ke Brunei dipercayai

pada tahun 1264 M atau sekitar awal abad ke-13. Hal ini ditandai dengan

penemuan batu nisan tuan P’u-kung Chih-mu25 yang meninggal pada tahun 663

H-1264 M di perkuburan Islam Rangkas Bandar Sri Begawan. Akan tetapi Chau

ju-Kua melaporkan, pada 367/977 suatu kerajaan di Borneo barat mengirimkan

pula seorang duta bernama P’u A-li ke istana China yang kala itu di kuasai, tetapi

23 Lihat lampiran no 6 24 Apipudin Sm, “Sejarah Asia Tenggara” . Media eka sarana 2008. h 92 25 Menurut Wolfgang Franke dan Chen Tien-Fan bahwa batu nisan itu kepunyaan

keluarga “P’u “ iaitu seorang Islam yang datang dari daerah Chuan-chou semasa empayer Sung (960-1279) bersama anaknya yiang Chia. Dan tuan P’u mempunyai kedudukan penting di Negara China. Hal ini di peroleh dari berita China yang berbunyi:

…’’Yu Sung Ch’uan-Choup p’an-yuan P’u-kung Chin-mu Chinz-ting chia-tzu nan Ying-chiali”….

Dalam bahasa Melayu” ….”Kubur P’an Yuan, Tuan P’u of Chuan-chou dari (Empayer) sung. Dibina dalam (tahun) Chia-tzu Ching-ting oleh anak lelaki (nya) Ying( ?)Chia.

Dari uraian di atas bahwa tarikh “Ching-ting” bermaksud tahun akhir pemerintahan maharaja Li’tzung dari dinasti Sung selatan yang memerintah dari tahun 1225-1264. Sedangkan tahun “Chia-tzu” ialah tahun kelima dari tarikh bersamaan dengan tahun 1264 M.

Page 32: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

22

munurut Hirth dan Rockhill, P’u A-li sangat mungkin seorang pedagang yang

sebenarnya bernama ‘Abu Ali ini diperkuat Sejarah Dinasti Sung (960/1279).26

Sedangkan pendapat yang mengatakan Islam di Brunei berasal dari China,

yang berdasarkan di temukannya batu nisan tuan P’u-kung Chih-mu bertahun

1264, ada pula yang meyanggahnya. Mohd. Jamil al, Sufri berpendapat bahwa

masyarakat Islam di Brunei bermazhab Syafi’I, sama halnya di Tanah Hijaz, Arab

Selatan, India Selatan, sebagian Iraq dan sebagian Mesir. Sedangkan hampir

seluruh masyarakat Islam China bermazhab Hanafi, sama halnya di Turki,

sebagaian Syiria, sebagian India dan Asia Tengah. sehingga diasumsikan

sementara bahwa Islamisasi Brunei melalui alur barat, yaitu Melayu, Aceh, India

Selatan. Mazhab yang menjadi pegangan Ulama di Brunei adalah Mazhab Imam

Syafi’i, seperti kebanyakan para ulama di Nusantara.

Bahkan silabus dan kurikulum pendidikan di Brunei, kita dapat menjumpai

kitab-kitab agama seperti kitab Fiqih” Sabilul Muhtadin, Al-Mukhtasar, dan

Siratal Mustaqiin”, kitab faraidh “Ghayatul-Tagriib Fil-irthi Wat Ta’siib”, dan

kitab Tasauf “Misyahul-Afrah, Hidayah Walid Lil Walad” dan lain-lain.27

Dalam silsilah raja-raja Brunei disebutkan bahwa raja yang pertama

memeluk Islam adalah Awang Alak Betatar yang menikahi putri johor sehingga

mengganti namanya menjadi sultan Sulaiman pada tahun 1368. Silsilah raja-raja

Brunei versi datu imam yaakub menyebutkan:

Adalah yang pertama kerajaan di negeri Brunei membawa agama Islam dan mengikuti syariat Nabi Muhammad sallallahu’ Alaihi wa Sallam, iaitu Paduka Seri sultan Muhammad dan saudaranya Sultan Ahmad.28

26Azyumardi Azra,”.Jaringan Ulama,Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad

XVII&XVIII” kencana Jakarta 2004. H 29-30 27 Haji Zain bin Haji Serudin.”Pendekatan Mengenai Islam di Brunei Darussalam” Studi

Islam di Asia Tenggara. Muhammadiyah Universitas Press, Surakarta 1999. h 82-83 28 Haji Awang Mohd. Jamil Al-sufri’’lika-liku Perjuangan Percapaian, Ibid. h XXI

Page 33: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

23

Dengan masuk Islam Awang Alak Betatar sebagai babak baru bagi

kesultanan Brunei, dan juga sekaligus menjadi raja yang pertama masuk Islam

yang diwariskan kepada keturunannya. Tidak jauh berbeda dengan Patani dan

Malaka proses islamisasi di Brunei terjadi ketika kerajaan telah berdiri tahun

1500. Dalam hal ini raja mengambil inisiatif melakukan konversi ke Islam. Akan

tetapi pada masa Syarif Ali sultan yang ketiga (1424-1432) sudah mulai ada usaha

keseriusan untuk memajukan agama Islam, terbukti dengan adanya undang-

undang Syariat dan termasuk sultan yang pertama mendirikan masjid, karena ia

masih keturunan rasullah bahkan diceritakan sakin tekunnya beliau dalam

beribadah sehingga ia mendapatkan panggilan Sultan Berkat. Perjuangan Syarif

Ali dalam menyebarkan Islam tidak begitu mulus karna ia dihadapkan pengaruh

Hindu, Bhuda yang masih tertanam di hati masyarakat Brunei.29 Usaha sultan

Syarif dalam menyebarkan Islam ternyata dilanjutkan oleh sultan-sultan

berikutnya, puncaknya pada abad 15-16.

29 Haji Awang Mohd, Jamil Al-Sufri ” Tarsilah Brunei, Sejarah Awal dan Perkembangan

Islam”, Brunei. Pusat sejarah, kementerian Belia dan Sukan, 1990., Ibid. h 33

Page 34: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

24

BAB III

RIWAYAT HIDUP SULTAN BOLKIAH

A. Silsilah Keluarga

Sebuah kerajaan harus memiliki ciri-ciri tertentu, di antaranya silsilah,

gelar sultan dan sistem pemerintahan. Ketika islamisasi terjadi di kepulauan

Nusantara yang berlangsung sejak paruh abab ke-13, mulai tejadi konversi

penguasa lokal ke dalam Islam. Hal itu terbukti dengan adanya pergeseran nama

bagi seorang raja menjadi Sultan atau kesultanan.1 Brunei sendiri mempunyai

sejarah yang panjang dan bisa diliat dari silsilah raja-raja Brunei yang sampai kini

di jadikan bukti sejarah. Silsilah raja-raja Brunei bisa dilacak dan dijadikan

patokan.2 Mulai dari sultan yang pertama yaitu Awang Alak Betatar dengan

adiknya Awang Semaun dan Pateh Berbai, dalam catatan zaman dahulu sejak

awal kurun 14 merupakan asal usul keturunan raja-raja Brunei, termasuk di

dalamnya silsilah Sultan Bolkiah hingga seterusnya dengan tidak terputus-putus.3

Menurut ‘Syair Awang Semaun’,4bahwa Awang Alak Betatar adalah salah

seorang dari 14 saudara, mempunyai 13 orang adik dan Awang Alak Betatar ialah

putra yang paling tertua. Saudaranya iaitu Awang Semaun, Pateh Berbai, Pateh

Mambang, Pateh Tuba, Pateh Sengkuma, Pateh Menggarun, Pateh Malakai,

Patih Pahit, Damang Sari, Pateh Sindayong, Damang Lebar Daun, Hapu Awang

1Azyumardi Azra”Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah. Ibid. h 78-79 2 Liat lampiran no.7 3Yura Halim.” Ririsej Brunei Darussalam” Bandar Sri Begawan: Dewan Bahasa dan

Pustaka Brunei, 2002. h 1 4Sebuah syair yang mungkin terkarang dalam K.M.XVII iaitu pada masa atau selepasnya

zaman Sultan Muhammad Hasan,( T.M. 1582-1598 ) karena dalam syair terdapat penyebutan sebuah gelar “ Pangeran di Gadong’ dan pangeran Pamancha” dari kedua gelar tersebut,di adakan bermula pada masa sultan Muhammad Hasan.

Page 35: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

25

dan Pateh Laila Langgong.5 Selain itu disebutkan sepupunya Awang Alak

Betatar, iaitu Awang Jerambak yang mempunyai Putra bernama Awang Senuai

yang terkenal dalam sambung ayamnya, dalam ceritanya bahwa ayam Awang

Senurai mengalahkan ayam batara Majapahit dan akibat kekalahan itu raja

Majapahit meninggalkan orang Jawa yang menjadi pengiringnya di Brunei. Dan

mereka di tempatkan di suatu kampung, sehingga sekarang kampung tersebut

dinamakan “Mejawa”.

Menurut sumber ini pula diceritakan bahwa suatu saat Daron dan ayahnya,

sabatin mendarat di tanjung Batu( Serawak sekarang). Mereka datang dari Giri

Ombak sehingga keduanya lanjut usia. Akhirnya keduanya meninggal dunia, dan

sebelumnya sudah sepakat bahwa keempat belas anaknya untuk memilih sebagai

yang tertua ialah Awang Alak Betarar pada tahun 1360. Merurut beberapa cerita

bahwa Awang Alak Betatar yang telah meminta saudaranya Awang Semaun

berlayar menuju Johor dalam riwayatnya bahwa ia membawa pulang seorang putri

Tumasek ke Brunei dan diperistri oleh Awang Alak Betatar, setelah menikahi

putri raja Tumasek Awang Alak Betatar memeluk agama Islam dan selanjutnya

diberi nama oleh sultan Johor dengan nama Sultan Muhammad Shah(1363-1402).

Awang Alak Betatar menjadi sultan Brunei yang pertama beragama Islam.6

Setelah Awang Alak Betatar menikah dengan putri Johor (tumasek)

selanjutnya Patih Barbai mengganti namanya dengan Ahmad dengan gelar sultan

5Dr. Haji Awang Mohd, Jamil Al-sufri. “Raja-Raja Dan Asal Usul Sultan-Sultan Brunei”. Brunei. Pusat sejarah, kementerian Belia dan Sukan, 1990. h 10

6“Singapura Fakta dan Gambar”. Penerbit Kementrian Kebudayaan Pemerintah Singapura 1971.h 1. Nama paling tua bagi Singapura adalah tumasek kota laut, namanya yang sekarang berasal dari sang nila utama, seorang pengeran seriwijaya di Sumatra yang dalam usaha mencari tempat untuk mendirikan kota sendiri sampai ke tumasek.

Page 36: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

26

Pengeran Benbahara Sri Maharaja Permaisura sedangkan Awang Semaun tetap

tidak mengganti namanya hanya saja bergelar Pangeran Tumenggung.

Dari pernikahan Sultan Muhammad Syah dengan putri Johor, lahir seorang

putri yang diberi nama Putri Ratna Dewi, selanjutnya putri Ratna Dewi diperistri

oleh Ong Sum Ping (Awang Sunting- Pelat Brunei)7, Ong Sum Ping mempunyai

adik bernama Putri Kinabatangan (chinabatangan) selanjutnya diperistri oleh

Pateh Barbai dengan gelar Sultan Bendahara yang menjadi sultan Brunei kedua

dengan panggilan Sultan Ahmad, menggantikan Sultan Muhammad Syah.

Pernikahan Sultan Ahmad (Pateh Berbai) dengan adik Ong Sum Ping, menjadikan

ia keluaraga kesultanan Brunei. Selanjutnya Ong Sum Ping menikah dengan putri

Sultan Muhammad Shah dan ia mendapatkan gelar ‘Pangeran Maharaja Lela’.8

Dari pernikahan Pateh Barbai dengan Putri Kinabatangan lahir seorang

putri bernama Ratna Kesuma yang diperistri oleh Syarif Ali, seorang keturunan

Arab. Syarif Ali menjadi Raja Brunei yang ketiga (1425-1432) yang juga bergelar

sebagai ”Sultan Berkat”.9

Dari pernikahan Putri Ratna Kesuma dengan Syarif Ali lahir seorang Putra

yang di beri nama pangeran muda Sulaiman. Setelah sultan Syarif Ali meninggal10

7 Ia seorang utusan Maharaja China yang diperintahkan untuk mengambil Mutiara

Kumala yang berada di mulut seekor naga di gunung Kinabatang (sebuah nama tempat di Sabah) 8 Dalam syair Awang Semaun disebutkan:

Bermenantu sudah Raja di mingsing. Anak Raja China namanya Wang Sunting Laki istri sama sebandig, Keduanya patut tiada berbanding. Diberi nama baginda ter’ala, Dijadikan Pangeran Maharaja Lela. Di dalam negeri ialah kepala, Habis pengikut rakyat segala. 9Al-habib Alwi bin Thahir Al-Haddad “Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh” edisi

revisi, Penerbit Lentera 2001. h 144-145 10 Sultan Sayrif Ali meninggal pada malam kamis bulan Jumadhil awal 836 Desember

1432.

Page 37: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

27

barulah putranya, Pangeran Muda Sulaiman dinaubatkan menaiki tahta Kerajaan

Brunei sebagai Sultan Brunei yang keempat dengan nama Sultan Sulaiman(1432-

1485). Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa sultan Sulaiman disebut dengan

sanjungan gelar “Sang Aji Brunei” atau “Adipati Agong”. Ia banyak menerima

didikan agama Islam dari ayahnya dan juga ia seorang raja yang waspada tentang

keselamatan dan ketenteraman. Dia membangun kota Batu sebagai benteng

Negeri Brunei. Sultan Sulaiman mempunyai seorang Putra yang bernama

pangeran muda Bolkiah. Dalam silsilah raja-raja Brunei tidak disebutkan istri dari

sultan Sulaiman. Baginda Sulaiman merupakan Begawan sultan pertama dalam

catatan silsilah raja-raja Brunei.

Dari raja Sulaiman silsilah sultan Bolkiah di mulai, setelah sultan Sulaiman

meninggal maka pangeran muda Bolkiah menaiki tahta menjadi Sultan Brunei

yang kelima bergelar Sultan Bolkiah (1485-1524). Di bawah kepemimpinannya

ialah Brunei menjadi Kesultanan yang maju dan besar. Sultan Bolkiah menikah

dengan putri dari suluk yang bernama Putri Laila Menchanai11 dan dikaruniai

seorang putra bernama pangeran muda Abdul Kahar. Ketenaran Bolkiah

menjadikan Brunei sebagai salah satu kerajaan yang maju pada abad ke-15 selain

Aceh, Brunei sebagai tempat sasaran berdagang. Sultan Bolkiah Wapat pada 9

Ramadan 930H bersamaan 11 Juli 1524M12 dan kepemiminannya diteruskan oleh

putranya yang bernama Sultan Abdul Kahar menjadi sultan yang keenam yang

terkenal dengan sebutan “ Mahrum Keramat” (1524-1530. Selanjutnya kesultanan

di teruskan oleh putra dari sultan Abdul Kahar iaitu Sultan Saiful Rijal (1533-

11Setengah riwayat menyebutkan ia putri dari tanah jawa dan ada pula meriwayatkan

bahwa ia berasal dari BEUH yang dijumpai dalam masa pelayarannya Bolkiah mengembara di kepulawan Nuasantara.

12 Lihat Lampiran no. 8

Page 38: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

28

1581), sekaligus menjadikan sultan yang ketujuh. Dari sultan Saiful Rijal

kesultanan di teruskan oleh putranya yang bernama Sultan Shah Brunei (1581-

1582) dan Sultan Muhammad Hasan (1582-1598). Sultan Muhammad Hasan

menjadi sultan yang kesembilan.

A. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu perhatian sentral masyarakat Islam. Secara

terminologi, “Pendidikan Islam” adalah suatu proses yang komprehensif dari

pengembangan kepribadian manusia secara keseluruhan, meliputi intelektual,

emosi, fisik sehingga seorang muslim disiapkan dengan baik untuk menjadi

hamba Allah di dunia.13 Sedangkan terbentuknya jaringan ulama Timur Tengah

dengan kawasan Asia, terjadi dengan cara media pendidikan agama yang

menghadirkan pola pendidikan Islam melalui halaqoh-halaqoh, surau, masjid

hingga terbentuknya sistem pendidikan pormal di kawasan Asia Tenggara.

Memang tak ada keterangan yang menjelaskan secara rinci terhadap sultan

Bolkiah bagaimana ia mendapatkan pendidikan, akan tetapi kita bisa melihat itu

semua dari beberapa keterangan yang menjelaskan bahwa Bolkiah mendapatkan

itu semua dari peranan keluarga, terlebih ayahnya sultan Sulaiman.

Sedangkan Sultan Sulaiman mendapatkan pendidikan dari ayahnya Sultan

Syarif Ali, Sulaiman bukan hanya bijaksana dalam pentadbiran tetapi juga

berusaha menunjukan teladan dalam meluaskan penyebaran Islam. Dia juga

mencontohkan berani dan jujur dalam memimpin rakyatnya karna sulaiman

berpikir bahwa putranya (Bolkiah) akan mewarisi tahta kerajaan sehingga perlu

13 Taufik Abdullah. “Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara” LP3ES 1989. h

409

Page 39: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

29

dibimbing, dilengkapi diri sebagai seorang manusia yang mengenal tujuan

hidupnya. Sultan Sulaiman terus mendidik dan menasehati terhadap Bolkiah agar

menunaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan seorang pemimpin terhadap

rakyatnya dan membimbing mereka ke arah cara Islam yang diridhoi allah SWT.14

Bukan itu saja, ternyata gemarmya sultan Bolkiah mengembara hingga ia

mendapatkan julukan “Nahkoda Ragam” mendatangkan pengalaman yang luas

dan memahami keadaan alam nusantara yang terdiri pulau-pulau, aneka ragam

corak laut dan daratan. Keadaan itu menjadikan Bolkiah amat mencintai hidup

berlayar di samping hiburan dan mendapatkan pendidikan dari alam.15

Pengetahuan yang di peroleh itu ia gunakan untuk kemakmuran rakyatnya dan

juga kemajuan kesultanan Brunei Darussalam.

B. Kemashuran

Kebesaran nama Brunei membawa keberuntungan bagi raja-raja yang

memimpinya. Terjadi kontak perdagangan dengan China, Arab, Persia dan India.

Inilah yang menjadi bukti betapa terkenalnya kesultanan Brunei kala itu, dari

masa kepemimpinan sultan Muhammad Syah, sultan Ahmad, sultan Syarif Ali

dan sultan Sulaiman. Akan tetapi kesultanan Brunei mulai mengalami kemajuan

ketika Syaif Ali menaiki tahta dan puncak-puncaknya pada kepemimpinan sultan

Bolkiah dan seterusnya.

Kemashuran sultan Bolkiah menaiki tahta kerajaan, dan memimpin

pemerintahan terus-menerus ia jalankan dengan rasa keadilan. Semasa

menjalankan pemerintahan, sultan Bolkiah terkenal sebagai seorang raja yang

14 Yura Salim.”Ririsej Brunei Darussalam” Bandar Sri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, 2002. h 45-46

15 Ibid, h 4

Page 40: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

30

gagah perkasa, dan ia juga gemar melakukan pengembaraaan menggunakan kapal

layar sehingga dengan kegemaran inilah ia mendapatkan sebutan “Anak Kuda

Ragam” atau “ Nahkoda Ragam”.16 Sejarah mencatat bahwa pada zaman inilah

Brunei termashur ke seluruh kepulauan nusantara, sedangkan kekuasaannya

bukan saja meliputi kepulauan Borneo,17 bahkan sampai sebagian kepulauan

Filipina menjadi pesisir Brunei.18

Bahkan karena kesukaannya berlayar ke luar negri, setiap kali berangkat

berlayar angkatannya dilengkapi dengan makanan, serta alat kebesaran Diraja

Brunei yang mengandung berbagai alat bunyi-bunyian, diiringi oleh ahli-ahli

tertentu, serta hulu belalang yang taat sebagai anak buah kapal yang mahir dan

mengetahui keadaan bintang-bintang di langit dan alam lautan. Diriwayatkan

dalam pelayarannya baginda membawa segantang lada sulah, yang mana akan

ditinggalkan sebiji setiap pulau-pulau yang dilalui, disinggahi sehingga tidak

tersisa sebiji pun.19

Begitu besarnya nama Sultan Bolkiah, melakukan perluasan pemerintahan

sampai Suluk dan Seludang. Hal ini tersebut dalam silsilah raja-raja Brunei dari

Datu Imam Aminuddin:

Dan sultan (Sulaiman) itulah beranakan sultan Bolkiah, ialah berperang

dengan bangsa Suluk dan Seludang, nama rajanya Datu Gamban. Maka

sultan Bolkiah ialah juga dinamakan orang tua-tua, ‘Nahkoda Ragam’.

Ialah beristri akan Lela Menchanai.

16 Kapten kapal ragam. Sedangkan dalam Bustanus-Salatin (sejarah Melayu) sultan

Bolkiah bergelar Adipati Suluk pada zaman ayahhanda Sultan Sulaiman (1432-1485) menunjukan suluk dan sabah pada masa itu di bawah naungan Brunei Darussalam.

17 Liat lampiran no.9 18 Yura salim.“Ririsej Sejarah Brunei”.Ibid ,h 3 19 Yura salim.“Ririsej Sejarah Brunei”.Ibid, h 47

Page 41: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

31

Sejak sultan Bolkiah memerintah, Brunei menjadi berkembang akan tetapi

ia belum berpuas diri dengan apa yang dicapainya, ia meminta para wajir,

mentrinya, untuk memikirkan rancangan baru untuk memajukan kesultanan.

Selanjutnya sultan Bolkiah belayar mencari pengetahuan dan pengalaman, apa-

apa yang ia dapatkan sewaktu berlayar dikasihkan kepada mentrinya untuk dikaji.

Jika terdapat kesesuain tehadap rakyat Brunei, sebarkanlah bagi kemakmuran

rakyat dan kesultanan Brunei.

Hal ini terbukti ketika Bolkiah menurunkan jangkarnya di kepulauan Jawa,

ia mendengar cerita bahwa Jawa terkenal dengan kekayaan buminya, sekalipun

Brunei namanya terkenal tetapi sangat terbelakang dalam masalah pertanian

dengan Jawa masa itu. Ketika Bolkiah mendarat di pulau Jawa ia melihat ladang-

ladang hijau, ditumbuhi padi. Bahkan beras merupakan bahan makanan dan hasil

bumi paling pokok di Asia Tenggra dan abad ke-15, padi sudah menjadi tanaman

yang disukai di mana saja bisa tumbuh dengan baik.20 Dengan melihat itu semua

ia sadar bahwa padi sangat berarti bagi masyarakat Jawa apalagi bagi masyarakat

Brunei. Dari sinilah orang Jawa dibawa ke Brunei untuk mengajarkan rakyat

Brunei menanam padi untuk kemakmuran rakyatnya. Nama daerah itu ialah

Distrik Jerudung, hingga sekarang daerah tersebut terkenal sebagai daerah

penghasil padi dan tanaman pangannya.21

20 Anthony Reid. “Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680”. Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta, 1992. h 23 21Ahmad Ibrahim, DKK.”Islam di Asia Tenggara “Perkembangan kontemporer”: LP3ES 1990. h 388-389.

Page 42: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

32

BAB IV

KIPRAH SULTAN BOLKIAH V DI BRUNEI 1485-1524

A. Perluasan Wilayah

Kontak-kontak kultural antara bangsa serumpun di Asia Tenggara

semenanjung dan kepulauan, sesungguhnya telah terjalin baik secara teoritis

maupun empiris. Hal ini banyak persamaannya dengan konsep/praktek bernegara

di Brunei Darussalam dengan kerajaan Melayu lainya, akhirnya Brunei menjadi

ciri politik yang bertahan dan berkembang, terutama adanya cara dan bukti

bernegara yang mandiri dan sekaligus dikenal di kawasan Nusantara.1

Letak geografis yang setrategis, yang dilewati para saudagar-saudagar

baik Arab, China dan India, mengakibatkan Brunei melakukan kontak politik

melalui perdagangan. Perluasan politik Brunei pada awalnya sudah digambarkan

oleh cacatan-cacatan China, bahwa kala itu Brunei sudah melakukan kontak

politik dengan cara perdagangan, secara tidak langsung kesultanan Brunei

menjadi besar dan terkenal.

Dalam Sejarah Dinasti Sung (960-1279) bahwa Puni atau Brunei ialah

sebuah negri yang besar dan kuat, memerintah 14 buah daerah. Rakyatnya gagah

perkasa, jika perang mereka menggunakan pedang, tombak, dan memakai Baju

perang yang mana terbuat dari tembaga, baju perang tersebut berguna untuk

melindungi badan dari musuh.2 Diceritakan bahwa Marco Polo yang pernah

1 Lik Arifin Mansurnoor. Kesultanan Brunei Ditinjau dari konsep Pemerintahan di Dunia

Melayu dan Konsep yang Tergambar Dalam Teks Lokal. Universitas Brunei Darussalam 1995. h 1 2 Awang Haji Muhammad bin Abdul Latif. Kerajaan Awal Brunei. www.kkbs.gov.bn h

46.

Page 43: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

33

berkunjung ke China dan negri-negri rantau, menyatakan bahwa pada 1291

perdagangan antara Puni dan China berjalan baik.

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mempunyai akibat terjalinnya

politik antara Portugis dengan Brunei Darussalam. Brunei menjadi daerah jalur

niaga dari Malaka ke daerah penghasil rempah-rempah di daerah Ternate.3 Tome

Pires dan Ruy de Brito yang menyebutkan bahwa terdapat sekurang-kurangnya

tiga buah jong dari Brunei datang ke Malaka dengan membawa bahan-bahan

mentah seperti beras, ikan, daging, hasil ternakan, madu lebah, sagu, kulit-kulit

kerang, emas dan kapur barus. Selanjutnya dari Malaka, bahan-bahan ini dibawa

pulang ke Pegu sedangkan bahan-bahan yang dibeli dan dibawa balik oleh

pedagang-pedagang Brunei ialah kain India, cermin serta alat perhiasan dari Asia

Barat.4

Pada masa sultan Bolkiah V perluasan wilayah kesultanan Brunei

meliputi Suluk dan Seludang. Sultan Bolkiah V menikahi putri raja suluk dan

melumpuhkan Seludang. Pernikahan politik ini mengakibatkan kekuasaan Brunei

semakin luas sampai ke Filipina, bahkan Suluk dan Seludang (Manila)

menghantar upeti ke Brunei setiap tahun.5 Pada masa Sultan Bolkiah V hubungan

perdagangan Brunei dengan Manila, Tondo, Balayan, Mindoro, Cebu, Cabayan,

Suluk, dan Mangindanao berjalan baik. Akan tetapi setelah Spanyol menginjakan

kaki di Cebu dan Manila, hubungan perdagangan itu terputus.6

3 Marwati Djoened Poesponegoro ,Sejarah Nasional Indonesia 111. Balai Pustaka,

Jakarta, 1993. h 130 4Muhammad Yusoff Hashim Ph.D” Kesultanan Melayu Malaka” Ibid 250 5 Haji Zain bin Haji Serudin. Ibid. h 77 6 Awang Haji Muhammad bin Abdul Latif. Perdagangan Awal Brunei. www.kkbs.gov.bn

h 41

Page 44: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

34

Kemashuran sultan Bolkiah sebagai Nahkoda Ragam, dengan kegemarannya

berlayar melakukan pengembaraaan menggunakan kapal layar, turut membantu

dalam perluasan politiknya, tetapi perlayarannya bukan tidak mempunyai tujuan.

Akan tetapi disamping hubungan politik dengan bangsa lain, ia juga bertujuan

mencari bahan yang akan memajukan Negara dan rakyat Brunei Darussalam.7

Hal ini terbukti ketika Bolkiah menurunkan jangkarnya di kepulauan Jawa,

ia mendengar cerita bahwa Jawa terkenal dengan kekayaan buminya, sekalipun

Brunei namanya terkenal tetapi sangat terbelakang dalam masalah pertanian

dengan Jawa masa itu. Ketika Bolkiah mendarat di pulau Jawa ia melihat ladang-

ladang hijau, ditumbuhi padi. Bahkan beras merupakan bahan makanan dan hasil

bumi paling pokok di Asia Tenggra dan pada abad ke-15, padi sudah menjadi

tanaman yang disukai, di mana saja bisa tumbuh dengan baik.8 Dengan melihat itu

semua ia sadar bahwa padi sangat berarti bagi masyarakat Jawa apalagi bagi

masyarakat Brunei. Dari sinilah orang Jawa dibawa ke Brunei untuk mengajarkan

rakyat Brunei menanam padi.

B. Proses Islamisasi

Penyebaran Islam sangat erat hubungannya dengan prosesnya islamisasi.

Dari proses tersebut dapat diketahui siapa yang mengenalkal Islam, penerima

Islam, negri asal mereka, dan juga jaringan yang digunakan. Akan tetapi secara

garis besar, penyebaran Islam dan prosesnya dapat dilakukan melalui jalur

perdagangan, perkawinan, birokrasi, pendidikan, sufisme, seni, dan lain-lainnya.9

Pada masa awal perdagangan mempunyai peranan yang penting khususnya bagi

7 “Brunei Berdaulat” Kerajaan Negara Brunei Darussalam. Ibid h 64. 8 Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Ibid. h 23 9 Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara. Ibid h 21

Page 45: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

35

saudagar muslim, sedangkan kedatangan mereka ke beberapa pantai di dunia

Melayu, melalui rute dari Arab-Persia-India-dunia Melayu-Tiongkok. Para

pedagang muslim tersebut bukan hanya berdagang akan tetapi mereka

mengenalkan dan menyebarkan agama Islam.

Hubungan antara kelompok pedagang Muslim dan komunitas lokal

diwujudkan secara bertahap. Lewat komunitas jenis inilah proses islamisasi

terjadi, lebih-lebih ketika perkawinan terjadi antara pedagang Muslim dan

penduduk lokal, sehingga keluarga Muslim yang besar terbentuk.

Sejarah mencatat bahwa Islamisasi melalui pernikahan sering kali

terjadi, sama halnya merujuk kepada sejarah Brunei. Pernikahan raja Brunei

Awang Alak Betatar dengan putri Johor pada masa Pemerintahan Muhammad

Syah, sehingga Awang Alak Betatar beralih memeluk Islam.10 Masuk Islamnya

Awang Alak Betatar menjadi babak baru bagi kesultanan Brunei dan juga

perkembangan Islam. Proses penyebaran Islam pada dasarnya sudah mulai

digiatkan pada masa sultan Ahmad, dengan bantuan seorang Ulama yang

kemudian diangkat menjadi menantu oleh sultan Ahmad, yaitu Syarif Ali Mufaqih

Muqaddam atau Syarif Berkat. Meninggalnya sultan Ahmad, kepemimpinan di

teruskan oleh sultan Sharif Ali Mufaqih Muqaddam dengan dukungan rakyat

Brunei. Syarif Ali berasal dari Taif keturunan dari Rasullulah salallah alaihi wa

sallam melalui Sayidina Hasan akan tetapi tidak disebutkan ayahnya dengan jelas,

10 Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara. Ibid . h 25

Page 46: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

36

hanya disebutkan Syarif Ali bin Abu Numaie.11 Dan kedatangnnnya ke Brunei

membawa sebilah pedang yang terkenal dengan nama pedang Si-Bongkok.12

Naiknya Syarif Ali Mufaqih membuat Islam mulai berkembang, usaha-

usaha tersebut dilakukannya secara berangsur-angsur dan disesuaikan dengan

perkembangan masyarakat Brunei sendiri. Hal ini terbukti dengan adanya undang-

undang Syariat Islam di kerajaan Brunei.13 Selain itu, sultan mendirikan Masjid

yang pertama dengan media ini, ia menggiatkan Shalat Fardhu dan jum’at

berjamaah di masjid.14

Usaha dan perluasan penyebaran Islam dilanjutkan Sultan-sultan Brunei

berikutnya. Salah satunya adalah Sultan Bolkiah V , sedangkan Media yang

dilakukan Sultan Bolkiah dalam menyebarkan Islam di Brunei. Dari data yang

didapatkan bahwa beberapa sumber menjelaskan, disamping ia melanjutkan dari

sultan-sultan yang sebelumnya yaitu dengan cara masjid digunakan sebagai sarana

ibadah, undang-undang yang telah ada dan juga melakukan pernikahan. Hal ini

terbukti, pada masa memangku kekuasaannya dia menikahi puteri Sulu.

Pernikahan politik ini segera saja mempercepat tali ikatan kekerabatan antara dua

kesultanan besar di sana, Brunei (Borneo) dengan Bazingh di Sulu. Pada saat yang

11Haji Awang Mohd. Jamil Al-Sufri. “Raja-raja Dan Asal Usul Sultan-Sultan Brunei.”

Brunei. Pusat sejarah, kementerian Belia dan Sukan, 1990. h 19. Menurut penyelidikan bahwa Nasab Sultan Syari Ali:

“Syarif Ali bin Ajlan bin Rumaithah bin Muhammad Abu Numaie Al-Awal bin Abu Saad Al-Hasan bin Ali Al-Akbar bin Abu Aziz Qatadah bin Idris bin Muta’in bin Abdul Karim bin Isa bin Al-Husain bin Sulaiman bin Ali bin Abdullah bin Abu jaafar Muhammad bin Abdullah Al-Akbar bin Muhammad Al-Tha’er bin Musa Al-Thani bin Abdullah Al-Radhi Al-Syeikh Al-Saleh bin Musa Al-Jaun bin Abdullah Al-Muhudh bin Hasan Al-Muthanna bin Hasan Al-Sibti bin Ali bin ibni Abu Talib Kamarallahu Wajhahu.”.

12 Lihat Lampiran no.10 13 Adanya undang-undang Islam bernama “Hukum Kanun Brunei” yang mana berisikan

96 muka surat (halaman) dan 47 pasal, sedangkan yang berkaitan dengan adat istiadat setempat di atur dalam undang-undang adat Brunei, atau disebut dengan “Naskah Lawas” yang mana terdiri dari 67 muka surat (halaman)

14 Apipuddin Sm, Sejarah Asia Tenggara. Ibid. h 94

Page 47: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

37

sama Islam telah mapan berdiri tegak di sebagian Sumatra dan Jawa, bahkan

Islam telah memiliki pangkalan militer di wilayah Borneo Utara dan semenanjung

Melayu.15 Hal ini tidak lepas dari peranan orang-orang Melayu Malaka sebagai

penyebar Islam di semenanjung Sumatra dan Jawa.16 Silsilah Raja-raja Brunei

Versi Datu Imam Aminuddin menyebutkan:

Dan Sultan (Sulaiman) itulah beranakan Sultan Bolkiah, ialah berperang dengan bangsa Suluk dan ialah mengalahkan Negeri Suluk dan Seludang, nama Rajanya Datu Gamban. Maka sultan Bolkiah ialah juga dinamakan orang tua-tua,“Nahkoda Ragam”. Ialah beristrikan akan putri Leila Menchanai.

Hasil dari menikahi putri raja Sulu, dan penguasaan Seludang telah

meluaskan pengaruh baginda di sana, dan Berjaya meningkatkan perdagangan

Brunei serta perkembangan syiar Islam di pulau itu. Disisi lain Sultan Bolkiah

gemar mengembara menggunakan kapal laut, sebagai mana telah di sebutkan pada

bab sebelumnya. Kebesaran Nahkoda Ragam, memberikan pengaruh terhadap

kemajuan dalam perkembangan Islam di Brunei.17 Bahkan sampai seluruh

kepulaun Borneo, Sedu (Serawak), Pontianak, Sambas, Banjarmasin, Berau,

Kelaka, Bolongan, Pasir Kutai, Seludang (Sabah), Kepulauan sulu, Palawan dan

Manila di Filipina Selatan.18 Menurut catatan Antonio Pigafetta, meskipun

kebanyakan masyarakat Brunei sudah memeluk agama Islam sejak awal abad ke-

15 M, namun aktivitas kebudayaan masyarakat pada waktu itu masih sangat

kental dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Animisme.19

15 Cesar Adid Majul. Moro Pejuang Muslim Filipina Selatan. Al-Hilal Jakarta, 1987. h 23 16 D.G.E.Hall. Sejarah Asia Tenggara. Ibid. h 194-195 17Lihat lampiran no.11 18 Apipudin Sm, Sejarah Asia Tenggara. Ibid ,h 94 19 Apipudin Sm, Ibid ,h 93

Page 48: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

38

Disisi lain, bahwa Islam memberikan identitas penting kepada dunia

Melayu melalui raja. Peranan raja dalam pengislaman yang sebagaimana yang

tergambar dalam teks-teks Melayu seperti Hikayat raja-raja Pasai, Sejarah

Melayu dan Hikayat Merong Mahawangsa, jelas menunjukan centralitas seorang

raja dalam agama. Pendidikan agama yang keluarga ajarkan kepada sultan

Bolkiah, menyebabkan ia mengedepankan nilai-nilai keagamaan dalam meluaskan

penyebaran ajaran Islam.

Di Mindanao mubaliq-mubaliq Islam yang datang dari Brunei dan Ternate

telah mendirikan Masjid dan sekolah agama sebagai tempat pengajaran Al-

Qur’an. Paderi Domino de Salazar dalam laporannya pada tahun 27 juni 1588,

menyebutkan:20

Di pulau Mindanao, undang-undang Islam telah disiyarkan secara terbuka yang diadakan sudah lebih tiga tahun oleh ulama-ulama dari Brunei dan Ternate yang datang kesana-bahkan di antaranya dipercayai datang dari Mekah. Mereka telah membina beberapa buah masjid, dan budak-budak lelaki dikhitankan dan di sana ada sebuah sekolah tempat mengajar Al-Qur’an.

Perkembangan Islam di Brunei pada kenyataannya berkesinambungan. Hal

ini dapat dilihat bahwa ketika sultan Bolkiah meninggal kepemimpinan di

teruskan oleh putranya yaitu sultan Abdul Kahar bin sultan Bolkiah. Abdul kahar

terkenal seorang raja yang sangat alim dan kuat mengembangkan akidah syariat

Islam. Di masa Abdul Kahar Brunei telah dikunjungi dan dilewati ulama-ulama

pengembang Islam dari beberapa pesisir di pulau Borneo dan kepulauan selatan

Filipina.21 Akan tetapi penyebaran Islam di Filipina tidak selalu berjalan lurus,

hal ini terbukti ketika Spanyol mendarat di Filipina tahun 1565, melihat da’i dari

20 Dr, Haji Awang Mohd. Jamil Al-sufri, “lika-liku Perjuangan Percapaian. Ibid . h XLII 21 Yura salim.”Ririsej Sejarah Brunei Ibid, 51

Page 49: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

39

Borneo melakukan dakwahnya di pulau Luzon dan pulau Mindoro. Orang-orang

Spanyol memandang orang-orang Borneo itu sebagai saingan mereka dan batu

penghalang bagi ambisi kolonialisme mereka.22 Mereka tak segan-segan

merampok semua kapal yang datang dari Borneo dengan menghancurkan

perekonomian Borneo, bertujuan sebagai langkah awal menuju perkembangan

pengaruh kekuasaannya atas Filipina.

Bahkan Don Fancisco de Sande pernah mengirim surat kepada Sultan

Saiful Rijal pada 13 April 1578 mengenai permintaan agar pihak Brunei

menghentikan persebaran agama Islam di kepulauan Filipina.

C. Kemajuan Bidang Ekonomi

Sejarah mencatat bahwa, Asia Tenggara merupakan sebutan yang umum

dipakai untuk menggambarkan wilayah daratan Asia bagian timur yang terdiri

Jazirah Indo-China dan banyak kepulauan, yang meliputi Indonesia dan Filipina.23

Salah satu Negara yang turut andil dalam kontak perdagangan dan menjadi

pelabuhan yang maju di Asia Tenggara ialah kesultanan Brunei Darussalam.

Sebagaiman telah tersebut dalam bab sebelumnya, bahwa Brunei dalam

sejarahnya menurut laporan China sudah melakukan kontak perdagangan dengan

China. Kala itu Brunei disebut dengan Po-li, Po-lo atau Pu-ni, sedangkan

letaknya di sebelah laut barat daya China24. Sedangkan pengembara Arab

22 Cesar Adid Majul. Moro Pejuang Muslim Filipina Selatan. Ibid. h 29-30 23 D.G.E. Hall. Sejarah Asia Tenggara, Ibid. h 3 24 Diketahui bahwa jarak yang di tempuh ialah, jika mengikuti tiupan angin biasa jauhnya

dua bulan perjalanan ke China. Sedangkan ke Jawa 45 hari jarak tempuhnya, ke San-Bo-Tsai (Palembang ) 40 hari dan ke Champa 30 hari.

Page 50: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

40

menyebutnya sebagai bandar negri terapung di atas air, cuacanya panas dan

pasang surutnya dua kali sehari.

Kepastian Pu-ni itu Brunei diketahui dari kisah Pu Zhong Min,25 yang

telah dihantar oleh raja China bernama Chun You ke Pu-ni pada 1247 M dan ia

meninggal dunia di Pu-ni, sebagaimana ditemukan Batu nisan Pu Zhong Min di

Brunei ternyata Pu-ni itu Brunei.26 Catatan China ini, menggambarkan bahwa

kemajuan Brunei mempunyai proses dan perjalanan sejarah yang panjang.

Masuk Islamnya para raja Brunei, telah menambahkan dimensi baru dalam

konsep pemerintahan. Islam bukan hanya memperkenalkan sistem keagamaan

baru, melainkan juga sistem ekonomi.27 Kemajuan Brunei sudah terlihat ketika

Syarif Ali menjadi sultan Brunei, dengan dibangunnya kota Batu sebagai pusat

pemerintahan.28 Sejarah mencatat puncak kemajuan Brunei masa Sultan Bolkiah,

bisa terlihat dari laporan para pengembara Magellan. Sebagaimana disebutkan

Antonio Pigafetta dalam perjalannya ke Brunei:

Ketika sisa-sisa ekspedisi Magellan mencapai Brunei pada tahun 1521, mereka dijamu dengan serangkaian lauk-pauk daging yang belum pernah meraka lihat:” tiap (sembilan) baki membawa sepuluh atau dua belas piring porselen yang penuh dengan anak lembu, daging ayam, daging merak, dan daging hewan lainya serta ikan. Kami makan di lantai bertikar anyaman dengan tiga puluh atau tiga puluh dua macam daging, selain ikan dan makanan-makanan lainnya” (pigafetta 1521: 189).29

25 Lihat lampiran no.12 26 Haji Awang Mohd. Jamil Al-Sufri. Raja-raja Dan Asal Usul Sultan-Sultan Brunei.Ibid

h 1. 27 Milner, A.C.Kerajaan: Malay Politic Culture. Tuscon. University of Arozona Press.

1982. h 3.4 28 Ahmad Cholid Sodrie. Hubungan Indonesia Dengan Brunei Darussalam Melalui

Kajian Inskripsi Pada Batu Nisan.Balai Arkeologi Yogyakara, 1995. h 1 29 Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Ibid. h 38

Page 51: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

41

Laporan lainnya tentang pengembara magellan Antonia Pigafetta, yang

telah merekam perasaan takjubnya terhadap kekayaan dan keindahan Brunei masa

Sultan Bokiah V. Dia Menyebutkan:

Kami pergi ke istana dengan menaiki gajah dan orang yang membawa hadiah-hadiah kami itu berjalan di hadapan kami seperti di hari sebelumnya juga. Semua jalan-jalan dari rumah gubernur hingga ke istana raja dipenuhi oleh orang yang memegang pedang, tombak, dan perisai, mereka ini adalah diperintah oleh raja. Kami telah dibawa ke istana raja dengan menaiki gajah juga. Kami dibawa naik oleh beberapa gubernur itu keatas pentas dengan diiringi oleh beberapa orang pegawai, dan masuk ke dalam suatu dewan yang besar yang penuh dengan menghadap raja. Dalam dewan ini kami telah didudukkan di atas permadani dengan hadiah-hadiah di dalam tempayan dekat kami.30

Kemajuan Brunei terutama disebabkan oleh posisi geografis yang terletak

pada jalur lintas perlayaran dan pedagangan internasional di laut China Selatan.

Laut China Selatan yang menjadi alur utama lintas barang, jasa dan orang, antara

bagian barat (Asia), China, Asia Tenggara daratan dan Nusantara. Karna

pelabuhan Brunei menurut pengembara Arab adalah pelabuhan yang aman,

terlindung dan kaya, sehingga berbagai bangsa berniaga. Selain Arab, terdapat

juga peniaga dari China, Jawa, Siam, Palembang, Kelantan, Pahang, Kamboja,

Makassar, Suluk dan Pattani. Tujuanya tiada lain untuk berniaga di pelabuhan

Brunei. Sedangkan fungsi pelabuhan ialah sebagai penghubung antara jalan

maritim dan jalan darat.31

Pada abad ke-15 rute perjalanan perlayaran dan perdagangan dari Malaka

ke Filipina melewati Brunei. Alasan yang sangat sederhana sekali ialah karna

abad 15 negara Brunei sudah menjadi dermaga yang maju. Di samping itu juga

bagi pedagang yang masuk ke Brunei tidak dikenakan pajak. Disisi lain bahwa

30 “Brunei Berdaulat” Ibid h 63. 31 Marwati Djoened Poesponegoro ,Sejarah Nasional Indonesia 111. Balai Pustaka,

Jakarta, 1993. h 153

Page 52: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

42

jalur Brunei ke Filipina di pakai Portugis menuju Maluku. Hal ini diperkuat

dengan laporan kapal Victoria dan Trinidade dari ekspedisi Magella dari Filipina

ke Tidore pada tahun 1521.

Di bawah kepemimpinan Sultan Bolkiah, pelabuhan Brunei semakin

berkembang. Ada beberapa Faktor yang mendukung kemajuan pelabuhan Brunei

terlebih dalam bidang ekonomi, adalah:32

1. Pelabuhan Brunei aman, selamat dan terlindung dari angin ribut

2. Pelabuhan Brunei kaya dengan barang makanan, air.

3. Penduduk Brunei berbudi bahasa, mesra dan ramah tamah, senang membuat

hubungan

4. Cara jual beli teratur dan barang-barang yang diniagakan selamat dan

dilindungi oleh pihak pemerintah

Sedangkan barang-barang yang di jual di pelabuhan Brunei ialah kapur

barus, batu permata, lilin, madu lebah, mutiara, emas, tembikar, sutera, rotan dan

barang-barang makanan. Pada masa awal pertumbuhan Brunei dapat berkembang

karena dukungan oleh adanya hubungan dagang dengan China sejak abad sebelum

kedatangan Islam, selain mendapat proteksi lewat hubungan dagang dengan

China. Kesultanan Brunei juga mendapat keuntungan dari perdagangan yang telah

terjalin sejak lama. Perlu di ketahuai bahwa bangsa China merupakan konsumen

terbesar atas produk-produk yang di hasilkan wilayah Asia Tenggara seperti

rempah-rempah, sirip ikan hiu, tripang dan berbagai macam hasil laut dan hutan.

Menurut Tome Pires, bahwa pada tahun 1520 masyarakat Brunei pada

umumnya memperdagangkan emas, lilin, madu lebah, beras, ikan, daging, kulit

32 Awang Haji Muhammad bin Abdul Latif. Perdagangan Awal Brunei.

www.kkbs.gov.bn h 38

Page 53: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

43

kerang dan sagu. Sedangkan catatan Pigefetta memberikan informasi bahwa saat

itu kesultanan Brunei sudah mampu mengembangkan sistem perdagangan yang

komplek dan wajar, serta menjalin hubungan dengan Negara-negara di

semenanjung Melayu.

Brunei terkenal sebagai penghasil emas yang besar. Di samping karena

kualitasnya yang sangat baik, kuantitasnya yang sangat melimpah juga sehingga

membuat negri Brunei terkenal. Tome Pires menyebutkan bahwa pada tahun

1515, bahwa Brunei adalah satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang

mengekspor kulit kerang, bahkan kulit kerang dan emas menjadi ciri khas Brunei

di mancanegara.

Di sisi lain, ternyata jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511 menjadi

pendorong kesultanan Brunei menjadi kekuatan kelautan dan perniagaan Melayu,

menjadi pelabuhan yang maju dalam ekonomi dan perdagangan.33 Para pedagang

muslim Arab, China dan India yang dahulu ke Malaka sebagai pertemuan dagang

dari berbagai bangsa, kemudian mulai beralih ke wilayah pelabuhan yang lain

salah satunya Brunei. setiap kapal yang masuk ke Malaka dikenakan pajak yang

besar.

Sebelum kedatangan Spanyol, perekonomian Filipina terutama banyak

dipengaruhi oleh Brunei (borneo, kalimantan).34 Pengaruh ekonomi Borneo ini

sangat dominan sekali dan kian besar saja di Filipina. 35 Kemajuan Brunei dalam

perekonomian ternyata diteruskan oleh sultan selanjutnya. Bahkan pada masa

kepemimpinan Sultan Abdul Kahar Brunei mempunyai mata uang sendiri yang

disebut Pitis. Mata uang itu sah digunakan bagi pertukaran perniagaan dalam

33 Cesar Adib Majul.Dinamika Islam Filipina. LP3ES 1989. h 9 34 Lihat lampiran no.13 35 Cesar Adid Majul. Dinamika Islam Filipina. Ibid. h 29

Page 54: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

44

wilayah kesultanan Brunei.36 Sedangkan pada masa pemerintahan sultan

Muhammad Hasan (1582-1598). Tiap-tiap kapal yang masuk ke pelabuhan Brunei

dikenakan cukai. Kapal besar cukainya 1000 riyal sedangkan untuk kapal kecil

cukainya 700 riyal. Akan tetapi jika saudagar atau nahkoda kapal memohon bebas

dari cukai, hal ini bisa dipertimbangkan dengan syarat saudagar atau nahkoda

kapal hendaknya memberikan barang persembahan dan hadiah kepada raja dan

pembesar-pembesar baginda menurut selayaknya. Setelah memberi hadiah, maka

saudagar itu pun bebas berjual beli, dan hartanya pun tidak akan dirampas.37

Setelah pelabuhan Brunei termashur dan diketahui oleh saudagar-saudagar

asing, maka ramailah saudagar dan nahkoda datang berduyun-duyun ke Brunei,

untuk berniaga dengan penduduk Brunei dan saudagar dari Negara lain. Mereka

datang dari Arab, China dan India, ada juga yang datang dari berbagai wilayah

jiran seperti Pegu, Patani, Manila, Suluk, Balayan, Mindoro, Mangindanao, Jawa,

Bugis, Batak, Palembang, Aceh. Minangkabau, Pahang, Malaka, Terenggganu,

Kelantan, Riau, Siam dan Kamboja.

36 Yura Halim,Ririsej Brunei Darussalam, Ibid. h 52 37 Awang Haji Muhammad bin Abdul Latif. Perdagangan Awal Brunei. Ibid. h

40

Page 55: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesultanan Brunei mempunyai sejarah yang pajang. Hal ini didasarkan

kepada catatan China yang menyebutkan bahwa Brunei sudah ada pada abad ke-6,

waktu itu terkenal dengan nama Po-lo, Po-li, Pu-ni, Bunlai. Dalam sejarah,

disebutkan bahwa dalam pencarian lokasi untuk mendirikan kesultanan, Raja

Awang Alak Betatar bersama pasukannnya sampai di tepi sungai. Salah satu

pengikutnya berkata “Baru’ Nah”. Kata inilah yang kemudian menjadi Brunei.

Keberadaan Brunei semakin jelas, ketika raja pertama Brunei Awang Alak

Betatar menikah dengan putri raja Johor, mengganti namanya dengan Muhamad

Shah dan menjadi raja Brunei yang pertama masuk Islam. Dengan masuk

Islamnya Awang Betatar, Brunei menjadi kantong-kantong penyebaran Islam di

kawasan nusantara, yang dilakukan oleh sultan-sultan Brunei selanjutnya,

termasuk sultan Syarif Ali dan sultan Bolkiah V.

Silsilah raja-raja Brunei yang tertulis dalam situs Arkeologi “Batu

Tarsilah”, memberikan nilai sejarah yang penting dalam perjalanan sejarah

kesultanan Brunei Darussalam. Hal ini menjadi bukti siapa saja sultan-sultan yang

pernah menjadi raja dalam kesultanan Brunei. Dari “Batu Tarsilah” ini dapat

diketahui masa kepemimpinan setiap sultan yang menaiki tahta kerajaan. “Batu

Tarsila” memberikan informasi bahwa ada beberapa sultan yang menaiki tahta

kerajaan sampai dua kali memimpin.

Page 56: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

46

Perkembangan kesultanan Brunei mengalami puncaknya pada masa

kepemimpinan Sultan Bolkiah V menaiki tahta kerajaan, dengan pendidikan yang

diajarkan oleh keluarga kepadanya, agar selalu mengedepankan nilai-nilai agama

Islam sebagaimana yang diajarkan ayahnya, Sultan Sulaiman. Sultan Bolkiah V

tumbuh menjadi seorang raja yang gagah perkasa dan bijaksana. Di masa Sultan

Bolkiah V, Brunei mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadikan Brunei

sebagai sasaran perdagangan bangsa-bangsa asing. Hal ini tak lepas dari beberapa

faktor, di antaranya:

1. Kemajuan Brunei terutama disebabkan oleh posisi geografis yang terletak

pada jalur lintas perlayaran dan pedagangan internasional di laut China

Selatan. Laut China Selatan yang menjadi alur utama lintas barang, jasa

dan orang, antara bagian barat (Asia), China dan Asia Tenggara. Karna

pelabuhan Brunei menurut pengembara Arab adalah pelabuhan yang

aman, terlindung dan kaya, sehingga berbagai bangsa berniaga. Selain

Arab, terdapat juga peniaga dari China, Jawa, Siam, Palembang, Kelantan,

Pahang, Kamboja, Makassar, Suluk dan Pattani. Tujuanya tiada lain untuk

berniaga di pelabuhan Brunei. Pelabuhan Brunei aman, selamat dan

terlindung dari angin ribut. Pelabuhan Brunei kaya dengan barang

makanan, dan air. Penduduk Brunei berbudi bahasa, mesra dan ramah

tamah, senang membuat hubungan. Cara jual beli teratur dan barang-

barang yang diniagakan selamat dan dilindungi oleh pihak pemerintah.

2. Ketenaran Sultan Bolkiah V sebagai “Nahkoda Ragam” memberikan

pengaruh bagi kemajuan kesultanan Brunei. dan menjadikan Brunei

Page 57: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

47

sasaran perdagangan, disamping menjadikan Brunei sebagai kantong-

kantong penyebaran Islam. Hal ini terbukti sampai ke Sulu dan Filipina.

3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511 menjadi pendorong kesultanan

Brunei menjadi kekuatan kelautan dan perniagaan Melayu, menjadi

pelabuhan yang maju dalam ekonomi dan perdagangan. Para pedagang

muslim Arab, China dan India yang dahulu ke Malaka sebagai pertemuan

dagang dari berbagai bangsa, kemudian mulai beralih ke wilayah

pelabuhan yang lain, termasuk Brunei. penguasaan Portugis terhadap

Malaka telah mengkacaukan sistem perekonomian Muslim di Asia, yaitu

dengan berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah demi

memperoleh keuntungan pribadi yang besar dari penjualannya ke Eropa.

Setiap kapal yang masuk ke Malaka dikenakan pajak yang besar.

B. Saran

Kesultanan Brunei Darussalam, mengalami sejarah yang sangat panjang.

Keberadaannya dari abad ke-6 M, memberikan gambaran kepada kita bahwa tak

cukup rasanya untuk menjelaskan kesultanan Brunei dengan data-data yang

penulis rasakan sangat kurang.

Penulis merasakan bahwa, apa-apa yang disampaikan dalam skripsi ini

masih begitu kurang. Dan masih diperlukan data-data yang lebih banyak lagi, juga

memberikan kesempatan kepada penulis lain yang ingin mengangkat tentang

sejarah Kesultanan Brunei Darussalam. Karena dengan kritik dan saran yang

Page 58: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

48

membangun, diharapkan dalam penulisan sejarah Brunei Darussalam menjadi

sempurna dengan masukan-masukan, ide-ide baru serta didukung dengan data-

data yang lebih banyak lagi.

Page 59: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. “Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara” LP3ES

1989.

Al-Haddad, Al-habib Alwi bin Thahir “Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh”

edisi revisi, Penerbit Lentera 2001

Apipudin Sm, “Sejarah Asia Tenggara “. Media eka sarana 2008

Azra, Azyumardi ,”.Jaringan Ulama,Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII&XVIII” kencana Jakarta 2004

Azra, Azyumardi ”Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah wacana dan

kekuasaan” Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung 1999.

“Brunei Berdaulat” Kerajaan Negara Brunei Darussalam Singapore: Federal

Publication{s}Pte.Ltd.1984.

Cholid Sodrie, Ahmad. “Hubungan Indonesia Dengan Brunei Darussalam

Melalui Kajian Inskripsi Pada Batu Nisa”. Balai Arkeologi Yogyakara,

1995.

Dudung, Abdurahman”Metode Penitian Sejarah” Logos. Jakarta 1999.

Ensiklopedi Islam Tematis Vol 5,Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve .

Ensiklopedia Geografi. Pt. lentera abadi, Jakarta 2006.

Gottschalk, Louis.”Mengerti Sejarah” UI Pres: 1975.

Haji Zain bin Haji Serudin ”Pendekatan Mengenai Islam di Brunei Darussalam”

Studi Islam di Asia Tenggara. Muhammadiyah Universitas Press,

Surakarta 1999.

Page 60: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

50

Halim, Yura ” Ririsej Brunei Darussalam” Bandar Sri Begawan: Dewan Bahasa

dan Pustaka Brunei, 2002.

Hall, D.G.E. “Sejarah Asia Tenggara”. Penerbit. Usaha Nasiaonal, Surabaya

1980

Hasymy, Ali “ Sejarah Masuk dan Berkembangannya Islam di Indonesia” pt,

alma’arif. 1993.

Ibrahim, Ahmad, DKK. Islam di Asia Tenggara “Perkembangan kontemporer”:

P.M. Sharifuddin.”Orang-orang Kedayan” LP3ES 1990.

Ibrahim, Ahmad, DKK.”Islam di Asia Tenggara “Perkembangan kontemporer”:

LP3ES 1990.

J.M. Chin.“The Serawak Chinese”. Oxford University Press. Kuala lumpur. 1981.

Jamil Al-Sufri, Awang Haji Mohd, ”Tarsilah Brunei, Sejarah Awal dan

Perkembangan Islam”, Brunei Darussalam . Pusat Sejarah, kementerian

Belia dan Sukan, 1990.

Jamil Al-sufri, Awang, Haji Mohd. “Catatatn Sejarah Perwira-perwira dan

Pembesar-pembesar Brunei”. Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei 1973.

Jamil Al-sufri. Dr, Haji Awang Mohd. “Lika-Liku Perjuangan Percapaian

Kemerdekaan Negara Brunei Darussalam”, jabatan Pusat sejarah

Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, Brunei Darussalam,1992.

Jamil Al-sufri. Dr. Haji Awang Mohd, “Raja-Raja Dan Asal Usul Sultan-Sultan

Brunei”. Brunei. Pusat sejarah, kementerian Belia dan Sukan, 1990.

Lapidus, Ira M .”Sejarah Sosial Umat Islam” Pt.Garafindo Persada. Jakarta 1999

Mahmud Saedon bin Awang Othman”Pemimpin Era Baru” Univesitas Brunei

Darussalam 1996.

Page 61: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

51

Majul, Cesar Adib .”Dinamika Islam Filipina”. LP3ES 1989.

Majul, Cesar Adib. “Moro Pejuang Muslim Filipina Selatan”. Al-Hilal Jakarta,

1987.

Mansurnoor, Lik Arifin “Kesultanan Brunei Ditinjau dari konsep Pemerintahan

di Dunia Melayu dan Konsep yang Tergambar Dalam Teks Lokal”.

Universitas Brunei Darussalam 1995.

Milner, A.C .”Kerajaan: Malay Politic Culture”. Tuscon. University of Arozona

Press. 1982.

Muarif, Hasan dan Sodrie, Achmad Cholid. “Hubungan Budaya Antara

Kesultanan Samudra Pasai dan Kesultanan Brunei Darussalam Dilihat

dari Data Arkeologi”. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 1995.

Poesponegoro, Marwati Djoened “Sejarah Nasional Indonesia 111” Balai

Pustaka, Jakarta, 1993.

Reid, Anthony. “Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680”. Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta, 1992.

“Singapura Fakta dan Gambar”, Penerbit Kementrian Kebudayaan Pemerintah

Singapura 1971.

Syamsu As, Muhammad.”Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya”

Jakarta lentera, 1996.

Tjandrasasmita, Uka, “Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di

Indonesia dari Abad XVII sampai XVII Masehi”. Jakarta: penerbit Menara

Kudus 2000.

Tjandrasasmita, Uka. “Arkeologi Islam Nusantara” Pt Gramedia, Jakarta 2009.

Page 62: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

52

Tjandrasasmita. Uka. ”Seminar Internasional Tentang Islam di Asia Tenggara”

IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 1986.

Yusoff Hashim. Muhamad Ph.D. ”Kesultanan Melayu Malaka” Dewan Bahasa

dan Perpustakaan Kementrian Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur 1990.

Website

WWW.RELIGIOUS AFFAIR.GOV.BN.

WWW.KKBS.GOV.BN

MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIR

MINISTRY OF CULTURE, YOUTH & SPORT

http://2.bp.blogspot.com /brunei_map.jpg

Page 63: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan

Lampiran 1

Peta Wilayah Brunei Darussalam

Sumber: http://2.bp.blogspot.com /brunei_map.jpg

Page 64: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 65: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 66: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 67: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 68: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 69: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 70: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 71: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 72: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 73: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 74: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 75: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan
Page 76: BRUNEI DARUSSALAM DI BAWAH KEPEMIMPINAN SULTAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1734/1/102598... · timur laut, sedangkan di sebelah barat dan selatan berbatasan