brsampk naibonat di kupang -...
TRANSCRIPT
i
BRSAMPK NAIBONAT DI KUPANG
KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
BALAI REHABILITASI SOSIAL
ANAK MEMERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS
Jalan Timor Raya Km 36 Naibonat Kupang
Nusa Tenggara Timur
LAPORAN KINERJA
BRSAMPAK NAIBONAT DI KUPANG
TAHUN 2018
NO. DOKUMEN : LAMP-03/TU.3/2018
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Mery Mandala Pasfikus Kopong Beda Supriyono
Ketua Tim Penyusun Subbag Tata Usaha Kepala BRSAMPK
Tanggal: 03-01-2018 Tanggal: 07-01-2018 Tanggal: 09-01-2018
iii
KATA PENGANTAR
Melalui Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, pemerintah memberlakukan sistem manajemen
pemerintahan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas
namun juga pada peningkatan kinerja. Akuntabilitas kinerja mewajibkan seluruh pengguna
anggaran untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas penggunaan dana publik yang
dibelanjakannya.
Sebagai wujud dari akuntabilitas dan pertanggungjawaban kinerja BBRSAMPK
Naibonat Di Kupang, disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2018 yang menyajikan
gambaran tentang capaian kinerja dalam melaksanakan rehabilitasi sosial bina remaja.
Laporan ini juga merupakan wujud transparansi dalam melaksanakan kewajiban
pembangunan di bidang kesejahteraan sosial sesuai tugas dan fungsi BRSAMPK Naibonat
Di Kupang.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna dalam menyajikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas, namun demikian masyarakat dan berbagai pihak
berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil rehabilitasi sosial yang
dilakukan oleh BRSAMPK Naibonat Di Kupang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat terutama bagi jajaran BRSAMPK
Naibonat Di Kupang dalam rangka evaluasi dan perbaikan di masa mendatang.
Kepala
Supriyono
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Informasi Umum................................................................................... 4
C. Aspek Strategis dan Permasalahan....................................................... 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA...................................................................... 9
A. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2018............................................ 9
B. Rencana dan Perjanjian Kinerja............................................................ 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.................................................................... 11
A. Capaian Kinerja Organisasi.................................................................. 11
B. Realisasi Anggaran ............................................................................... 32
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 35
LAMPIRAN..................................................................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran paradigma menuju tatakelola kepemerintahan yang baik serta
tumbuhnya kesadaran masyarakat berimplikasi pada keharusan instansi pemerintah
untuk menyelenggarakan pelayanan secara profesional, transparan dan akuntabel.
Demikian pula reformasi birokrasi untuk perbaikan pelayanan publik yang berorientasi
pada kepuasan masyarakat mewajibkan seluruh instansi pemerintah penyelenggara
pelayanan untuk meningkatkan akuntabilitasnya.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas, pemerintah berupaya
mengintegrasikan sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan
sistem perencanaan, perbendaharaan, akuntansi pemerintah dan sistem lainnya dengan
tujuan tercapainya keselarasan antara norma perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Demikian juga Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pemerintah dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan capaian tujuan/sasaran strategis instansi.
Sementara Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tekhnis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 tentang petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan Review Atas
Laporan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Sosial Republik Indonesia menegaskan
bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja mencakup sekurang-kurangnya pencapaian tujuan
2
dan sasaran organisasi; realisasi pencapaian indikator kinerja utama; penjelasan atas
pencapaian kinerja; dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Naibonat Berdasarkan Peraturan Menteri
Sosial No. 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial mempunyai
tugas memberikan bimbingan, pelayanan, dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif,
kuratif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, dan
keterampilan, resosialisasi, bimbingan lanjut bagi anak remaja putus sekolah terlantar
agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta
pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan. Peraturan Menteri Sosial ini
menegaskan bahwa pelayanan rehabilitasi sosial bagi anak remaja putus terlantar
sebagai Core Bussiness PSBR Naibonat Kupang.
Pada awalnya tugas dan fungsi menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Sosial No. 106/HUK/2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial hanya dilaksanakan di dalam panti. Namun
demikian, seiring perkembangan masyarakat, peraturan dan kebijakan dari Kementerian
Sosial serta terjadinya pergeseran pola pelayanan sosial dari charity-based ke hak warga
negara, dari Institutional-based ke Family/ Community-Based model pelayanan
rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh PSBR Naibonat juga mengalami
perkembangan dengan mencakup pelayanan berbasis institusi, basis keluarga dan
masyarakat.
Perbaikan kinerja dalam berbagai aspek dalam rangka peningkatan mutu dan
kinerja pelayanan PSBR Naibonat dalam memenuhi hak-hak anak remaja putus terlantar
secara perlahan juga sedang dan terus dilakukan. Hal ini ditandai dengan
dilaksanakannya berbagai kegiatan peningkatan kapasitas SDM, survey kepuasan
masyarakat, pemetaan jabatan, penyempurnaan prosedur pelayanan, kemudahan
perolehan informasi oleh masyarakat, dan memperbaiki ketatalaksanan lainnya. Namun
3
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa aspek pelayanan masih dijumpai
beberapa kendala yang mempengaruhi kinerja pelayanan, antara lain:
1. Petugas pelayanan belum seluruhnya memahami dan berorientasi pada hasil
(outcome), sehingga beberapa aspek pelayanan kurang mencapai hasil yang
optimal;
2. Peta jabatan sebagai dasar distribusi atau penempatan SDM masih belum memenuhi
kebutuhan unit pelayanan;
3. Pekerja sosial sebagai aset utama organisasi belum seluruhnya berlatar belakang
pendidikan dan memiliki kompetensi sebagai pekerja sosial profesional.
Penerapan manajemen yang berbasis kinerja merupakan solusi rasional untuk
meningkatkan kinerja PSBR Naibonat dalam melaksanakan pelayanan terhadap remaja
putus sekolah terlantar dan masyarakat. Manajemen berbasis kinerja ini ditandai dengan:
1. Adanya tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil yang jelas, terukur dengan
indikator outcome dalam setiap dokumen perencanaan.
2. Adanya keterkaitan yang jelas antara tujuan dan sasaran dengan program/kegiatan
dan anggaran yang tersedia.
3. Adanya informasi kinerja yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
4. Adanya target-target kinerja dari setiap penggunaan anggaran. Target-target kinerja
ini menjadi tolok ukur keberhasilan/kegagalan instansi dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya.
Dalam rangka mewujudkan manajemen berbasis kinerja di PSBR Naibonat
serta mendorong penyelenggaraan pelayanan yang profesional, perlu dibangun dan
dikembangkan sistem evaluasi kinerja sebagai refleksi dan bahan perbaikan secara
kesinambungan. Dalam konteks ini, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
PSBR Naibonat Tahun 2018 yang berisikan informasi tentang keberhasilan atau
kegagalan pencapaian output/outcome sebagaimana ditetapkan dalam rencana dan
perjanjian kinerja tahun 2018; kinerja dan hasil-hasil yang dicapai sesuai indikator
kinerja yang ditetapkan serta hubungan kinerja dengan sumber daya akan
4
memungkinkan berbagai pihak dapat menilai kinerja atas semua kegiatan yang
dilaksanakan PSBR Naibonat Kupang.
B. Informasi Umum
1. Tugas, fungsi dan struktur organisasi PSBR Naibonat
PSBR Naibonat Kupang merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) di
lingkungan Kementerian Sosial RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, sehari-hari
secara fungsional dibina oleh para Direktur terkait sesuai dengan bidang tugasnya.
PSBR berada di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
PSBR Naibonat Kupang mempunyai tugas memberikan bimbingan,
pelayanan, dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif,
promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, dan keterampilan,
resosialisasi, bimbingan lanjut bagi anak remaja putus sekolah terlantar agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan
penyiapan standar pelayanan dan rujukan dengan fungsinya:
a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan;
c. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan
mental, fisik dan keterampilan;
d. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut;
e. Pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi sosial, informasi dan
rujukan;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
g. Pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial
Struktur Organisasi dan Tata Kerja PSBR Naibonat Kupang terdiri dari
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Seksi Program dan Advokasi Sosial;
5
c. Seksi Rehabilitasi Sosial;
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas masing-masing struktur organisasi sebagai berikut:
a) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan
rencana anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, dan rumah tangga serta kehumasan.
b) Seksi Program dan Advokasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi
sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi,
pemantauan serta evaluasi pelaporan.
c) Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan observasi, indentifikasi,
registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnose, perawatan,
bimbingan pengetahuan dasar pendidian, mental, sosial, fisik, keterampilan
penyaluran dan bimbingan lanjut
d) Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan
fungsionalnya.
2. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya Manusia sebagai petugas dan administrasi pelayanan PSBR yang
mendukung proses pelayanan rehabilitasi sosial bagi remaja putus sekolah:
Nama Jabatan Jumlah
Pejabat Struktural
1) Kepala Panti 1 Orang
2) Kepala Subbag Tata Usaha 1 Orang
3) Kepala Seksi 2 Orang
Profesi Utama
1) Fungsional Pekerja Sosial terampil 4 orang
2) Fungsional Pekerja Sosial Ahli
6
Nama Jabatan Jumlah
a) Pertama 5 Orang
b) Muda 1 Orang
3) Psikolog 1 Orang
4) Jabatan Fungsional lainnya
a) Pranata Humas Pertama 1 Orang
b) Arsiparis Pertama 1 Orang
c) Perencana Muda 1 orang
5) JFU Lainnya 13 Orang
Jumlah Pegawai 31 Orang
C. Aspek Strategis dan Permasalahan
Anak merupakan bagian tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup bangsa.
Kondisi anak yang sejahtera, yang mampu tumbuh dan berkembang secara optimal,
baik fisik, mental, maupun sosial merupakan jaminan akan keberlangsungan dan
kemajuan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu, perlindungan untuk
memenuhi hak-hak anak dalam rangka mewujudkan kesejahteraan menjadi
keniscayaan.
Negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga dan orang tua
sesuai amanah Konvensi Hak Anak yang dikuatkan melalui Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of The Child
(Konvensi Tentang Hak-Hak Anak) dan perundang-undangan lainnya berkewajiban
memberikan perlindungan dan menjamin terpenuhinya hak asasi anak sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya. Namun demikian, perlindungan terhadap anak yang
dilakukan selama ini belum mampu memberikan jaminan bagi seluruh anak untuk
terpenuhi hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
7
Hal ini terbukti masih banyaknya kasus anak yang menjadi korban kekerasan dan
deskriminasi secara fisik, psikis, seksual, dan kasus penelantaran.
Data menunjukkan bahwa pada 2014, tercatat jumlah kasus anak yang
membutuhkan perlindungan khusus berjumlah 1.400 kasus dan tahun 2015 meningkat
menjadi 1.841 kasus anak (Kementerian Sosial RI. 2015). Menurut Komisi Nasional
Perlindungan Anak, jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak di tingkat nasional
mencapai 2.636 kasus dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 3.039.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Nusa Tenggara Timur
(NTT) tahun 2016 berjumlah 327 kasus, tahun 2017 berjumlah 320 kasus dan dari
2002 sampai dengan 2017 berdasarkan data yang dikeluarkan Rumah Perempuan
Kupang mencapai 3.621 kasus kekerasan. Sementara itu, Kementerian Sosial melalui
Program Kesejahteraan Sosial Anak, sejak tahun 2005 sampai 2013, rata-rata baru bisa
menangani 3,7 persen. Data ini memberikan tantangan untuk selalu meningkatkan
pelayanan kepada anak baik dalam aspek kuantitas maupun intensitasnya.
Namun demikian, disadari bahwa pada tahun 2018 terdapat permasalahan yang
muncul dan ada aspek strategis yang harus dilakukan ke depan berkaitan kewenangan
dalam menyelenggarakan pelayanan terhadap anak remaja putus sekolah terlantar.
Perubahan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melayani anak
terkait implementasi Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
dan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan rehabilitasi sosial dasar kepada anak-anak terlantar baik melalui
panti (untuk pemerintah provinsi) dan luar panti (untuk pemerintah kabupaten/kota).
Pelayanan anak remaja putus sekolah terlantar yang sekarang dilayani oleh PSBR
bukan lagi menjadi ranah unit pelaksana teknis pemerintah pusat, melainkan menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah. Dalam konteks ini, revitalisasi Panti Sosial Bina
Remaja Naibonat Kupang menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Anak Yang Memerlukan
Perlindungan Khusus menjadi sangat relevan.
8
Disisi lain, tantangan PSBR Naibonat Kupang yang berubah menjadi
BRSAMPK Naibonat Kupang ke depan juga akan semakin besar. Sebagai
penyelenggara pelayanan publik, BRSAMPK Naibonat Kupang dituntut mampu
menjadi pelayan publik (public servent) yang menyelenggarakan pelayanan secara
profesional, transparan dan akuntabel. Salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas
ini diwujudkan melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
setiap tahun, sehingga masyarakat mengetahui dan dapat menilai berbagai aktivitas
pelayanan yang dilakukan oleh BRSAMPK Naibonat di Kupang.
LAKIP memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, merupakan sarana
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders. Kedua,
merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja PSBR Naibonat Kupang sebagai
upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut
merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP
oleh setiap instansi pemerintah termasuk PSBR Naibonat Kupang.
9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2018
Tujuan umum (goal) penyelenggaraan rehabilitasi sosial di PSBR Naibonat
Kupang adalah terwujudnya kualitas dan profesionalisme pelayanan dalam rangka
meningkatkan kemandirian anak remaja putus sekolah terlantar. Tujuan tersebut
diwujudkan melalui tujuan khusus (objective):
1. Meningkatnya kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
2. Meningkatnya dukungan manajemen penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
Berdasarkan dokumen rencana kinerja tahun 2018, sasaran strategis yang akan
dicapai oleh PSBR Naibonat Kupang tahun 2018 adalah:
1. Terselenggaranya rehabilitasi sosial anak anak remaja putus sekolah terlantar di
dalam dan di luar balai sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK).
2. Meningkatnya sarana dan prasarana
3. Meningkatnya kualitas manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial anak yang bermutu, transparan dan akuntabel.
B. Rencana dan Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis sebagaimana
dikemukakan, PSBR Naibonat di Kupang menetapkan rencana kinerja tahunan
(Renja/RKT). Selanjutnya rencana kinerja dituangkan dalam perjanjian kinerja yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada Kepala PSBR
Naibonat Kupang untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja sesuai tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
10
Pada tahun anggaran 2018, perencanaan kinerja yang dikuatkan melalui
perjanjian kinerja tersaji pada Tabel 1 (perjanjian kinerja terlampir):
Tabel 1
Ihktisar Perencanaan Kinerja
PSBR Naibonat Kupang Tahun 2018
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA TARGET
1. Terselenggaranya rehabilitasi
sosial anak anak remaja putus
sekolah terlantar di dalam dan
di luar balai sesuai Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK)
Anak terlantar/anak
jalanan, anak
berhadapan hukum dan
anak yang
membutuhkan
perlindungan khusus
yang mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
272 orang
2 Meningkatnya sarana dan
prasarana
Perlengkapan
keterampilan dan
pelayanan klien dalam
panti, perangkat
pengolah data dan
komunikasi, peralatan
dan fasilitas
perkantoran dan gedung
dan bangunan
4 layanan
3. Meningkatnya kualitas
manajemen dan dukungan
teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial anak yang
bermutu, transparan dan
akuntabel
Dukungan layanan
dalam panti, layanan
dukungan manajemen
eselon I dan layanan
perkantoran
3 Layanan
Perjanjian Kinerja Terlampir
Jumlah Anggaran PSBR Naibonat Kupang dalam rangka penyelenggaraan
program rehabilitasi sosial tahun 2018 sebesar Rp. 7.176.162.000,-.
11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Kepmenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2015
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan
Review atas Laporan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Sosial menegaskan bahwa
salah satu pondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran
kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan
meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang
akan dan seharusnya dicapai untuk mempermudahkan terwujudnya organisasi yang
akuntabel. Oleh karena itu, pengukuran indikator kinerja PSBR Naibonat Kupang
didasarkan pada indikator keluaran (output) dan indikator hasil (outcome).
Kinerja yang ditetapkan oleh PSBR Naibonat Kupang sebagaimana
dituangkan dalam perencanaan dan perjanjian kinerja memuat tiga sasaran strategis
dengan empat jenis output kegiatan dan sebagai tolok ukur pengukuran kinerja
menggunakan indikator output dan outcome.
Berdasarkan indikator output kegiatan, capaian kinerja PSBR Naibonat
Kupang per output kegiatan seluruhnya tercapai sebagaimana direncanakan. Secara
lebih lengkap, capaian kinerja berdasarkan indikator output tersaji pada Tabel 2
sebagai berikut:
12
Tabel 2
Capaian Kinerja PSBR Naibonat Kupang Tahun 2018
Berdasarkan Indikator Output
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALI
SASI %
1. Terselenggaranya
rehabilitasi sosial
anak anak remaja
putus sekolah
terlantar di dalam
dan di luar balai
sesuai Norma,
Standar, Prosedur
dan Kriteria
(NSPK)
a. Anak remaja yang
memperoleh
pelayanan
kesejahteraan sosial
dan pengembangan
potensi diri di Panti
Sosial Bina Remaja
Naibonat Kupang
120
orang
120
orang
100
b. Anak terlantar yang
memperoleh
rehabilitasi dan
perlindungan sosial di
dalam dan luar panti
152
Orang
157
Orang
116,4
2. Meningkatnya
sarana dan
prasarana
a. Perlengkapan
Keterampilan dan
Pelayanan Klien
dalam Panti
1 Paket 1 Paket 100
b. Perangkat Pengolah
Data dan Komunikasi
3 Unit 3 Unit 100
c. Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
8 Unit 8 Unit 100
d. Pembangunan dan
Renovasi Gedung dan
Bangunan
25 M2 25 M2 100
13
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALI
SASI %
3. Meningkatnya
kualitas
manajemen dan
dukungan teknis
penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
anak yang
bermutu,
transparan dan
akuntabel.
a. Dukungan Layanan
dalam panti
1
Layanan
1
Layanan
100
b. Layanan dukungan
manajemen eselon I
1
Layanan
1
Layanan
100
c. Layanan perkantoran 1
Layanan
1
Layanan
100
Berdasarkan capaian kinerja dengan indikator output sebagaimana disajikan
pada Tabel 2 terlihat bahwa seluruh target kinerja PSBR Naibonat Kupang Tahun 2018
semua tercapai. Secara lebih detil, gambaran tentang penilaian kinerja setiap sasaran
berdasarkan indikator output dan outcome dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran I: Terselenggaranya Rehabilitasi Sosial Anak Anak Remaja Putus Sekolah
Terlantar di Dalam dan di Luar Balai Sesuai Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK)
Sasaran terselenggaranya Terselenggaranya Rehabilitasi Sosial Anak Anak
Remaja Putus Sekolah Terlantar di Dalam dan di Luar Balai Sesuai Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria (NSPK) merupakan manifestasi dari komitmen PSBR Naibonat
Kupang untuk menyelenggarakan pelayanan berkualitas sebagaimana yang dijanjikan.
Sasaran ini dicapai melalui kegiatan rehabilitasi sosial di dalam dan di luar panti.
Sasaran terselenggaranya rehabilitasi sosial sesuai norma, standar, prosedur
dan kriteria pelayanan dilaksanakan dengan kegiatan rehabilitasi sosial bagi anak
remaja putus sekolah terlantar dan anak terlantar lain dengan indikator output anak
yang mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial dan pengembangan potensi diri.
14
Sementara kegiatan utama dalam sasaran strategis terselenggaranya rehabilitasi sosial
sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria pelayanan terdiri dari dua kegiatan:
1. Rehabilitasi sosial anak remaja putus sekolah terlantar melalui program reguler.
Kegiatan rehabilitasi sosial program regular dalam balai dilaksanakan dengan
model semua aktivitas pelayanan dilakukan sepenuhnya di dalam panti dengan
penerima manfaat tinggal di asrama. Rehabitasi sosial dilakukan selama enam
bulan. Indikator output untuk kegiatan rehabilitasi sosial program reguler adalah
jumlah anak remaja yang memperoleh pelayanan kesejahteraan sosial dan
pengembangan potensi diri di Panti Sosial Bina Remaja Naibonat Kupang.
Dalam struktur program/ kegiatan dan berdasarkan Arsitektur Dan Informasi
Kinerja (ADIK), kegiatan rehabilitasi sosial program reguler di masukkan dalam
Standar Biaya Keluaran (SBK).
2. Rehabilitasi sosial program multi layanan
Pada tahun 2018, kegiatan rehabilitasi sosial melalui program multi layanan
dilaksanakan dengan model pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat
(RBM), Taman Anak Sejahtera (TAS), Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA),
One Day For Children dan Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga. Indikator
output untuk kegiatan rehabilitasi sosial program multi layanan adalah Anak
Terlantar yang memperoleh rehabilitasi dan perlindungan sosial di dalam dan Luar
Panti.
Secara lebih rinci, capaian setiap kegiatan baik dalam indikator output dan
outcome sebagai berikut:
1. Rehabilitasi Sosial Program Reguler
Dalam rencana kinerja tahun 2018, indikator output untuk kegiatan
rehabilitasi sosial program reguler adalah Jumlah Anak Remaja Yang Memperoleh
Pelayanan Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Potensi Diri di Panti Sosial
Bina Remaja Naibonat Kupang. Indikator output ini diukur dari jumlah anak remaja
15
putus sekolah terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial dengan target 120 orang
per tahun. Sementara sampai akhir tahun 2018, realisasi target mencapai 120 orang,
sehingga tingkat kinerja sesuai indkator ini tercapai 100%. Lebih rinci, capaian
kinerja berdasarkan indikator output tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3
Capaian Kinerja Rehabilitasi Sosial Dalam Panti (Program Reguler)
Berdasarkan Indikator Output Tahun 2018
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %
Terselenggaranya
rehabilitasi sosial
anak anak remaja
putus sekolah
terlantar di dalam
dan di luar balai
sesuai Norma,
Standar, Prosedur
dan Kriteria (NSPK)
Anak remaja yang
memperoleh pelayanan
kesejahteraan sosial dan
pengembangan potensi diri di
Panti Sosial Bina Remaja
Naibonat Kupang
120
orang
120
orang
100
Tabel 3 menunjukkan bahwa target penerima manfaat berjumlah 120 orang
terealisasi 120 orang, sehingga tingkat capaian kinerja 100%. Target pelayanan
reabilitasi sosial bagi anak remaja putus sekolah terlantar di PSBR Naibonat
Kupang termasuk dalam kegiatan prioritas bidang/nasional. Sesuai struktur
program pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian Sosial, maka target
nasional/ bidang yang dibebankan pada PSBR Naibonat Kupang dapat tercapai
100%.
Sesuai tahapan rehabilitasi sosial sebagaimana dituangkan dalam aplikasi
RKAKL dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Akses, yaitu kemudahan untuk memperoleh palayanan anak.
b. Intake dan Engagement, yang berisikan kegiatan registrasi dan orientasi
c. Asemen, yaitu pemahaman dan pengungkapan masalah mencakup kegiatan
16
analisa dan sintesa data penerima manfaat untuk mengetahui kondisi dan
potensi fisik, psikososial dan vokasional sebagai dasar pemberian pelayanan/
bimbingan.
d. Rencana intervensi, meliputi kegiatan perumusan program pelayanan sesuai
kondisi dan potensi penerima manfaat.
e. Pelaksanaan rehabilitasi sosial, meliputi pengasramaan, bimbingan fisik,
mental, sosial dan keterampilan.
f. Resosialisasi, meliputi bimbingan kewirausahaan dan pemulangan.
g. Terminasi.
Pelayanan rehabilitasi sosial bagi anak remaja putus sekolah terlantar yang
dilaksanakan oleh PSBR Naiobonat Kupang dilakukan dengan berbagai bimbingan
fisik, mental, sosial dan keterampilan. Namun demikian, sesuai karakteristik
permasalahan anak remaja putus sekolah terlantar, maka fokus utama kegiatan
pelayanan bimbingan diarahkan kepada kemampuan keterampilan dengan berbagai
jenis keterampilan, antara lain menjahit, meubelair, komputer, salon kecantikan dan
otomotif. Bimbingan keterampilan dan kewirausahaan untuk anak remaja putus
sekolah terlantar bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dalam menunjang
pemulihan dari goncangan atau tekanan, meningkatkan kemampuan memelihara
atau meningkatkan aset, pekerjaan dan atau pendapatan, serta memanfaatkan
peluang untuk menyokong penghidupan dalam jangka pendek atau panjang setelah
mereka kembali ke keluarga dan masyarakat.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa anggaran PSBR Naibonat
Kupang menggunakan penganggaran berbasis kinerja. Namun demikian mulai
tahun anggaran 2016 pemerintah menerapkan sistem penganggaran berbasis
outcome sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Penerapan
sistem penganggaran berbasis outcome diawali dengan penataan arsitektur kinerja
yang selanjutnya akan diikuti penguatan dan penajaman informasi kinerja yang
semakin jelas, relevan, dan terukur. Dalam konteks ini, pengukuran capaian kinerja
17
yang pada awalnya akan diukur dengan indikator output akan berubah menjadi
indikator outcome.
Berdasarkan Tabel 3 sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa tingkat
capaian kinerja berdasarkan indikator output tercapai 100%. Semua target 120
orang terealisasi 120 orang. Namun demikian, sesuai tujuan program rehabilitasi
sosial yaitu penerima manfaat setelah mengikuti rehabilitasi sosial diharapkan
mampu meningkat kemandiriannya. Kemandirian diukur dari aktivitas sehari-hari
penerima manfaat setelah mengikuti rehabilitasi sosial dalam memenuhi
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan aktivitas kerja.
Berdasarkan indikator outcome dengan indikatornya penerima manfaat
yang meningkat kemandiriannya dengan target 120 orang hanya tercapai 118 orang
atau tingkat capaian kinerja 98,33%. Secara lebih rinci, capaian kinerja berdasarkan
indikator outcome tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4
Capaian Kinerja Rehabilitasi Sosial Dalam Panti (Program Reguler)
Berdasarkan Indikator Output dan Outcome Tahun 2018
Indikator Pengukuran Target Realisasi %
Indikator
Keluaran
(Output)
Anak remaja yang memperoleh
pelayanan kesejahteraan sosial
dan pengembangan potensi diri di
Panti Sosial Bina Remaja
Naibonat Kupang
120
120
100
Indikator
Hasil
(Outcome)
Anak remaja yang memperoleh
pelayanan kesejahteraan sosial
dan pengembangan potensi diri di
Panti Sosial Bina Remaja
Naibonat Kupang yang
meningkat kemandiriannya
120 118 98,33
Pada Tabel 4 terlihat bahwa ada kesenjangan antara capaian kinerja
berdasarkan indikator output dengan indikator outcome. Tidak semua penerima
manfaat yang telah memperoleh rehabilitasi sosial di PSBR Naibonat Kupang
18
meningkat kemandiriannya. Masih ada dua orang yang tidak meningkat
kemandiriannya disebabkan mereka tidak melakukan pekerjaan produktif.
Capaian kinerja hasil (outcome) dukur dari aktivitas penerima manfaat
setelah mengikuti reabilitasi sosial dengan indikator utamanya:
a. Penerima manfaat mampu bekerja di lapangan kerja terbuka (open employment)
seperti di perusahaan, industri rumah tangga dan jasa.
b. Penerima manfaat mampu bekerja secara mandiri (self employment) di dalam
lingkungan keluarga/ masyarakat.
c. Penerima manfaat mampu melanjutkan pendidikannya.
Berikut adalah penerima manfaat yang meningkat kemandiriannya
berdasarkan indikator jenis usaha/ pekerjaan/ pendidikan setelah mengikuti
rehabilitasi sosial tahun 2018.
Gambar 1. Bagan usaha/ pekerjaan/ pendidikan PM yang telah mengikuti Rehabilitasi
Sosial
Gambar 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2018 sebanyak 118 orang yang
telah selesai mengikuti rehabilitasi sosial meningkat kemandirianya yang ditandai
dengan mereka dapat bekerja di lapangan kerja terbuka (3%), usaha secara mandiri
3; 2%
112; 93%
3; 3%
2; 2%
Aktivitas PM Pasca Rehabilitasi Sosial Tahun 2018
Bekerja di lapangan kerja terbuka Bekerja secara mandiri
Melanjutkan pendidikan Tidak mandiri
19
di lingkungan keluarga/masyarakat (93%), melanjutkan pendidikan (3%).
Sementara 2 orang (2%) belum menunjukkan peningkatan kemandiriannya.
Target pelayanan di dalam panti sebanyak 120 orang tetapi hanya 118
orang yang meningkat kemandirianya. Ketidakcapaian kinerja berdasarkan
indikator outcome ini disebabkan oleh:
a. Kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga untuk mensuport kemandirian
ketika mereka telah selesai mengikuti program rehabilitasi sosial.
b. Kurangnya aksesibilitas berupa pendampingan dari keluarga atau lingkungan
sosialnya.
c. Kurangnya bimbingan lanjut dari PSBR Naibonat Kupang karena keterbatasan
anggaran pada lokasi di luar daratan Timor.
Dalam rangka mengatasi kesenjangan antara capaian output dengan
outcome, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh PSBR Naibonat Kupang
adalah:
a. Meningkatkan komunikasi antara PSBR Naibonat Kupang dengan orang tua
dengan berbagai cara seperti melalui media sosial, email, telpon atau
komunikasi lainnya.
b. Mengembangkan penjalinan kerjasama dengan instansi terkait untuk
menindaklanjuti dan memberikan pendampingan kepada penerima manfaat
yang telah selesai mengkuti rehabilitasi sosial.
2. Rehabilitasi Sosial Program Multi Layanan
Rehabilitasi sosial multi layanan merupakan sebuah upaya sistematis untuk
memberikan layanan di luar batas konvensional yang ditujukan kepada anak
terlantar. Pelayanan dilakukan dengan menyelenggarakan rehabilitasi sosial di
dalam balai, lingkungan keluarga dan atau komunitas. Untuk rehabilitasi sosial
berbasis keluarga/ komunitas, pekerja sosial dan petugas rehabilitasi sosial dari
20
PSBR Naibonat mendatangi mereka yang membutuhkan pelayanan pada lokasi
mereka. Indikator output untuk kegiatan multi layanan adalah anak yang
mendapatkan rehabilitasi dan perlindungan sosial di dalam dan luar panti.
Kegiatan rehabilitasi sosial melalui program multi layanan dilaksanakan
dengan model pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RBM), Taman
Anak Sejahtera (TAS), Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), One Day For
Children dan Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga. Secara lebih rinci, berikut
disajikan model multilayanan, target dan realisasinya.
Tabel 5
Capaian Kinerja Rehabilitasi Sosial Multi Layanan
Berdasarkan Indikator Output dan Outcome Tahun 2018
No Model Layanan Target Realisasi %
1 Rehabilitasi Sosial Berbasis
Masyarakat (RBM) 60 60 100
2 Taman Anak Sejahtera (TAS) 12 17 141,66
3 Rumah Perlindungan Sosial Anak
(RPSA) 20 20 100
4 One Day For Children 50 50 100
5 Penguatan Kapasitas Anak dan
Keluarga 10 10 100
Jumlah 152 157 103,28
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa seluruh target pelayanan berjumlah 152
tercapai 157 orang (103,28%). Dalam semua model layanan juga tercapai 100%.
Bahkan untuk model Taman Anak Sejahtera dapat melampaui target yang
ditetapkan dengan biaya yang sama, sehingga terjadi efisiensi anggaran.
Secara lengkap, penjelasan tentang model pelayanan yang dilaksanakan
PSBR Naibonat Kupang sesuai rencana kinerja tahun 2018 sebagai berikut:
21
a. Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RBM)
Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RBM) merupakan program
rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dalam komunitas, melalui partisipasi aktif
individu, kelompok, masyarakat, dan berbagai pihak sebagai pengupaya,
penilai dan pemelihara capaian-capaiannya. Dalam rangka
mengimplementasikan rehabilitasi sosial, dibentuk kelompok swadaya
masyarakat.
Pada tahun 2018, target RBM berjumlah 60 orang dan dilaksanakan dalam dua
lokasi yaitu di Kabupaten Manggarai dengan target 30 orang dan di Kabupaten
Gianyar, Bali dengan target 30 orang. Kegiatan rehabilitasi sosial dilaksanakan
secara kelompok yang dikoordinir oleh satu kelompok swadaya masyarakat
per kabupaten.
Secara kuantitatif, capaian target penerima manfaat 100%. Output RBM
sebanyak 60 orang terealisasi seluruhnya. Mereka ikut mengikuti kegiatan
pelayanan meliputi pelatihan keterampilan, manajemen usaha dan diberikan
bantuan sosial sebagai stimulan usaha ekonomi produktif. Diharapkan setelah
mereka mengikuti pelatihan keterampilan mampu merintis dan
mengembangkan usaha sesuai jenis keterampilannya.
b. Taman Anak Sejahtera (TAS)
Dalam rangka membantu masyarakat/keluarga dalam memberikan pengasuhan
dan melindungi anak dari berbagai masalah, PSBR Naibonat berusaha
memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mencegah terjadinya
permasalahan anak. Bagi anak sendiri, mereka juga membutuhkan situasi yang
suportif untuk membantu pengembangan dirinya. Bentuk kontribusi yang
relevan untuk mendukung perkembangan anak adalah dengan
menyelenggarakan Taman Anak Sejahtera (TAS). Anak-anak yang menjadi
penerima manfaat adalah anak-anak balita (dibawah lima tahun) yang terlantar.
22
Target penerima manfaat untuk TAS berjumlah 12 orang. Target ini tercapai
17 orang atau capaian kinerja 141,66%.
Faktor pendukung tercapainya kinerja adalah adanya dukungan dari
masyarakat/ keluarga yang siap sedia untuk mengantarkan anaknya ke TAS
dan adanya fasilitas yang memadai dari PSBR berupa peralatan main, buku-
buku dan lain-lain.
c. Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA)
Rumah Perlindungan Sosial Anak PSBR Naibonat Kupang merupakan model
layanan untuk melayani dan melindungi anak-anak yang memerlukan
perlindungan khusus. RPSA diperuntukan untuk layanan rujukan kasus anak
yang masih terbatas penanganannya oleh lembaga pengasuhan anak. Penerima
manfaat program RPSA adalah bayi terlantar, korban perkosaan, korban
pelecehan sexual, anak berhadapan dengan hukum, anak korban kekerasan dan
lain-lain.
Pada tahun 2018, target RPSA 20 orang dan sampai dengan akhir anggaran
tercapai 20 orang atau capaian kinerja 100%. Mereka yang telah mengikuti
pelayanan RPSA berhasil meningkatkan kepercayaan dirinya, dapat dilakukan
reunifikasi, dirujuk ke lembaga lain yang sesuai kebutuhannya dan ada
keluarga pengganti untuk pengasuhannya.
d. One Day For Children
One day for children merupakan upaya agar anak-anak merasa nyaman, aman,
bahagia dalam lingkungannya. Orang tua dan masyarakat diikutsertakan untuk
mendukung penciptaan lingkungan yang promotif bagi anak melalui sosialisasi
dan penyuluhan anak, penyelenggaraan berbagai permainan anak, aneka
perlombaan dan kreasi anak.
Target one day for children berjumlah 50 orang dan realisasinya mencapai 50
orang. Tingkat capaian kinerja one day for children 100%.
23
e. Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga
Penguatan kapasitas anak dan keluarga dilaksanakan melalui program home
care (rehabilitasi sosial berbasis keluarga). Pekerja sosial dari PSBR Naibonat
Kupang mendatangi orang tua dan anak dalam lingkungan keluarga. Anak-
anak bermasalah diberikan motivasi dan konseling. Orang tua juga diberikan
support dengan mensosialisasikan hak-hak anak. Dalam rangka menumbuhkan
motivasi anak, mereka diberikan bahan-bahan untuk bimbingan sesuai
kebutuhannya.
Capaian target penguatan kapasitas anak dan keluarga 100% dari 10 orang
yang ditargetkan tercapai 10 orang. Dari aspek outcome, anak lebih termotivasi
untuk mencapai masa depannya. Orang tua juga telah memperoleh pemahaman
terkait hak-hak anak.
Sasaran II: Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Penyelanggaraan rehabilitasi sosial anak termasuk anak remaja membutuhkan
sarana dan prasarana. Bentuk sarana dan prasarana tersebut antara lain peralatan
pelayanan dalam panti, pengolah data dan komunikasi, perlengkapan dan fasilitas
kantor serta gedung bangunan guna mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
PSBR Naibonat Kupang merupakan lembaga yang menyelenggarakan
rehabilitasi sosial anak. Rehabilitasi sosial dimaksud bertujuan merefungsionalisasi
dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, sosial dan keterampilan agar anak
terlantar dan putus sekolah dapat mencapai kemandirian secara sosial dan ekonomi
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Dalam merefungsionalisasi dan
mengembangkan kemampuan fisik, mental sosial, keterampilan tersebut diperlukan
sarana dan prasarana pelayanan guna mendukung penyelengaraan rehabilitasi sosial.
Sarana dan prasarana pelayanan yang memadai akan mempengaruhi kinerja
lembaga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sampai saat ini, Sarana
24
dan prasarana pelayanan masih mengalami kekurangan baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya sebagai implikasi dari perkembangan kebutuhan serta adanya kerusakan.
Oleh karena itu, pengadaan peralatan, perlengkapan, serta rehabilitasi gedung dan
bangunan baik untuk melengkapi maupun mengganti yang rusak merupakan
kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi dalam rangka menunjang peningkatan
pelayanan.
Pertimbangan pentingnya peningkatan sarana dan prasarana tersebut adalah:
1. Peralatan dan perlengkapan pelayanan dalam panti masih mengalami kekurangan
baik dalam kuantitas maupun kualitas karena adanya kerusakan dan perkembangan
kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan penggantian peralatan dan atau penambahan
sesuai kebutuhan.
2. Salah satu komponen penting dalam operasional dan administrasi pelayanan dan
rehabilitasi sosial adalah peralatan yang memadai. Pada tahun 2018 ini, kondisi
peralatan baik untuk pelayanan maupun operasional kantor banyak yang rusak dan
membutuhkan penggantian atau penambahan. Oleh karena itu, perlu di upayakan
pengadaan peralatan pelayanan maupun peralatan/fasilitas perkantoran.
3. Dalam rangka menunjang proses rehabilitasi sosial, keberadaan gedung pelayanan
sangat diperlukan. Salah satunya adalah ruangan pelayanan publik. Oleh karena itu,
rehabilitasi ruang pelayanan publik mendesak untuk diwujudkan agar masyarakat
akan lebih terlayani dengan baik.
Sesuai Rencana Kerja tahun 2018, beberapa sarana dan prasarana yang
dilakukan peningkatan, baik melalui pengadaan barang maupun rehabilitasi sarana dan
prasarana yang ada disajikan dalam Tabel 6.
25
Tabel 6
Capaian Kinerja Peningkatan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Indikator Output Tahun 2018
No Sub Output Jenis Peralatan Target Realisasi %
1. Perlengkapan
Keterampilan dan
Pelayanan Klien
dalam Panti
Peralatan keterampilan 1 Paket 1 Paket 100
2 Perangkat Pengolah
Data dan
Komunikasi
1) Internet 1 Paket 1 Paket 100
2) Kamera 1 Unit 1 Unit 100
3) TV 42" 1 Unit 1 Unit 100
3 Peralatan dan
Fasilitas
Perkantoran
1) Laptop 3 Unit 3 Unit 100
2) Kursi 1 Set 1 Set 100
3) Printer 4 Unit 4 Unit 100
4 Pembangunan dan
Renovasi Gedung
dan Bangunan
Ruangan Layanan Publik 25 M2 25 M2 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ditingkatkan melalui
pengadaan barang dan atau rehabilitasi sosial telah dilaksanakan sesuai kebutuhan dan
prosesnya juga sesuai peraturan yang berlaku. Dari target peralatan yang ditetapkan,
seluruhnya tercapai, sehingga tingkat capaian kinerja mencapai 100%.
Berdasarkan indikator outcome, dampak nyata dari peningkatan sarana dan
prasarana yang dilakukan adalah:
1. Proses bimbingan keterampilan lebih efektif, efisien dan peralatan mencukupi/
memadai sesuai kebutuhannya.
2. Internet untuk memenuhi kebutuhan jaringan komunikasi semakin lancar
3. Sarana dokumentasi lebih memadai untuk mendokumentasian kegiatan PSBR
Naibonat dengan tersedianya kamera.
4. Proses administrasi pekerjaan semakin mudah dengan tersedianya laptop.
5. Ruangan pelayanan publik menjadi memadai dan layak untuk memberikan
pelayanan publik secara baik.
26
Sasaran III: Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Dukungan Teknis
Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Anak Yang Bermutu, Transparan dan Akuntabel.
Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial anak yang bermutu, transfaran dan akuntabel merupakan kegiatan
manajerial untuk mendukung pelaksanaan program rehabilitasi sosial. Kegiatannya
mencakup kegiatan pendukung pelayanan dalam panti, keuangan, kepegawaian,
perencanaan, pengeloaan barang, publikasi, layanan perkantoran dan layanan
perkantoran.
Berdasarkan Renja tahun 2018, kegiatan manajemen dan dukungan teknis
penyelenggaraan rehabilitasi sosial anak yang bermutu, transparan dan akuntabel
dilaksanakan dengan tiga kegiatan mencakup kegiatan layanan pendukung layanan
panti yang tidak termasuk SBK, manajemen eselon I dan layanan perkantoran dengan
detil kegiatan sebagai berikut:
1. Pendukung Pelayanan Dalam Panti
Kegiatan pendukung pelayanan dalam panti berisikan kegiatan untuk mendukung
proses rehabilitasi sosial yang tidak termasuk dalam standar biaya keluaran.
Kegiatannya meliputi:
a. Pemberian bantuan stimulan penerima manfaat
Dalam rangka memberikan stimulan bagi penerima manfaat setelah selesai
rehabilitasi sosial diberikan bantuan sosial. Bantuan sosial diberikan dalam
bentuk barang untuk angkatan pertama dan dalam bentuk uang untuk angkatan
dua.
Jenis barang dalam bantuan sosial untuk angkatan pertama disesuaikan dengan
jenis keterampilan yang diikuti. Sementara untuk angkatan kedua berupa uang
yang ditranfer melalui rekening masing-masing penerima manfaat. Berikut ini
adalah rincian barang dan nilai uang bantuan stimulan ekonomi produktif:
27
Tabel 7
Bentuk Bantuan Sosial Berupa Barang/ Uang
Untuk Stimulan Usaha Ekonomi Produktif PM Tahun 2018
No Jenis
Keterampilan
Jumlah Paket/
Orang Jenis Barang/Paket Jumlah unit
1. Menjahit 18 Orang/ Paket a. Mesin jahit 18 Unit
b. Meteran jahit 18 Unit
c. Kapur kain 18 Unit
d. Gunting 18 Unit
e. Sekoci 18 Unit
f. Rader 18 Unit
g. Pendedel 18 Unit
h. Mistar siku 18 Unit
i. Kain katun 18 rol
2. Otomotif Mobil 5 Orang/ Paket a. Kunci pas ring seher No
2
5 Unit
b. Kunci shok 8-24 5 Paket
c. Fuller 5 Unit
d. Kunci ring pas 8-24 5 Paket
e. Tang Kombinasi 5 Paket
f. Toolbox 5 Unit
3. Otomotif Motor 14 Orang/ paket a. Obeng 14 Unit
b. Obeng ketok 14 Paket
c. Tang Lancip 14 Paket
d. Tang Potong 14 Unit
e. Tang spi buka 14 Paket
f. Tang spi tutup 14 Paket
g. Kunci ganda pas & ring 14 Paket
h. Kunci “T” 14 Paket
i. Toolbox 14 Unit
4. Meubelair 6 Orang/ Paket a. Skap Listrik 6 Unit
b. Bor Listrik 6 Unit
c. Profil Listrik 6 Unit
5. Tata Rias 6 Orang/ Paket a. Wash Back 6 Unit
6 Orang/ Paket b. Gunting rambut 6 Unit
6. Komputer 11 Orang/ Paket Printer 11 Unit
7. Semua
Keterampilan
angkatan II
60 Orang/ Paket Bentuk Uang Rp. 2.000.000/
paket
Rp.
120.000.000
28
b. Pendekatan awal dan seleksi penerima manfaat
Pendekatan awal dan seleksi penerima manfaat merupakan upaya untuk
merekrut penerima manfaat program rehabilitasi sosial dalam balai (regular)
dengan target 120 orang/ tahun. Hasil yang dicapai dari pendekatan awal dan
seleksi adalah terseleksinya 120 orang calon penerima manfaat PSBR dengan
persyaratan administrasi yang sudah terpenuhi, yang terbagi atas 2 (Dua)
Angkatan untuk bulan Januari s/d Juni (angkatan I) dan Juli s/d Desember 2018
(angkatan II).
Pendekatan awal dan seleksi dilakukan di 15 lokasi yaitu :
1) Kabupaten Kupang
2) Kabupaten Timor Tengah Selatan
3) Kabupaten Timor Tengah Utara
4) Kabupaten Malaka
5) Kabupaten Alor
6) Kabupaten Flores Timur
7) Kabupaten Sikka
8) Kabupaten Ende
9) Kabupaten Ngada
10) Kabupaten Rote Ndao
11) Kabupaten Sumba Tengah
12) Kabupaten Sumba Barat
13) Kabupaten Lembata
14) Kabupaten Belu
15) Kabupaten Lombok NTB
c. Bimbingan lanjut
Bimbingan Lanjut Tahun 2018 dilaksanakan tanggal 21-23 Mei 2018 di 4
(empat) lokasi yaki: Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kab. Lembata,
Kab. Alor dan Kab. Sikka dengan sasaran Eks Penerima Manfaat PSBR
29
Naibonat Kupang Angkatan II Tahun 2016 sejumlah 3 orang dan angkatan I
tahun 2017 sebanyak 13 orang,
d. Pemenuhan kebutuhan perlengkapan pelayanan asrama
Pemenuhan kebutuhan perlengkapan pelayanan asrama berisikan pengadaan
perlengkapan asrama berupa selimut berjumlah 70 buah dan sprei berjumlah
70 buah.
2. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Layanan dukungan manajemen eselon I berisikan kegiatan dukungan manajemen
anak balita, anak telantar dan anak jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak
dengan kecacatan, anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang
mendapatkan layanan PKSA, terdiri dari kegiatan:
a. Penyusunan rencana program
Kegiatan yang dilaksanakan adalah menyusun rencana kinerja tahun 2019.
Kegiatan dilaksanakan pada bulan November sd Desember 2018. Outputnya
adalah Renja 2019.
b. Penyusunan rencana anggaran
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyusun RKAKL, POK dan KAK/ TOR
serta review terhadap RKAKL tahun 2019.
c. Pengelolaan data dan informasi
Pengelolaan data dan informasi, meliputi visualisasi/ update data sebagai
bahan publikasi di ruang pelayanan publik. Data yang sudah diupdate adalah
SOTK, Visi dan Misi, Maklumat Pelayanan, SOP, Alur Pelayanan, data PM.
d. Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan terdiri dari kegiatan sistem akuntansi pemerintah/
instansi, pengeleolaan BMN dan barang persediaan.
30
e. Pengelolaan kepegawaian
Pengelolaan kepegawaian meliputi administrasi kepegawaian dan
pengembangan kapasitas pegawa. Secara lebih rinci, pengelolaan
kepegawaian dilakukan sebagai berikut:
1) Peningkatan kapasitas pegawai melalui pembinaan pegawai dan
pengiriman diklat.
2) Membuat data nominatif pegawai.
3) Melakukan pembinaan pegawai dan pegawai honorer melalui apel
kesadaran dan apel kekuatan hari senin.
4) Membuat uraian tugas pegawai honorer.
5) Mengatur cuti pegawai (pada tahun 2018 sebanyak 30 orang pegawai
yang mengambil cuti terdiri dari : 28 orang cuti tahunan, 1 orang cuti
Sakit dan 1 orang cuti alasan penting).
6) Mengusulkan kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai pada
tahun 2018 terdiri dari:
Tabel 8
Kenaikan Gaji Berkala Dan Usulan Kenaikan Pangkat
Pegawai PSBR Naibonat Tahun 2018
NO NAMA / NIP T.M.T KET
KENAIKAN GAJI BERKALA
1 Emy Magdalena 01 Januari 2018 Berkala
2 Rianti Puji Wahyuni 01 Januari 2018 Berkala
3 Andina Ayu Damayanti 01 Januari 2018 Berkala
4 Emilia Tri 01 Januari 2018 Berkala
5 Yan Piter Ato 01 Pebruari 2018 Berkala
6 Yosua Libing 01 Pebruari 2018 Berkala
7 Muhammad Saibudin 01 Maret 2018 Berkala
8 Mery W Mandala 01 Maret 2018 Berkala
9 Rosalina A. Utan 01 Maret 2018 Berkala
10 Iskandar A Fallo 01 April 2018 Berkala
11 Esau Kase 01 April 2018 Berkala
12 Lot Neonbota 01 Juni 2018 Berkala
13 Justhina Duly 01 Juli 2018 Berkala
14 Joko Harsanto 01 Desember 2018 Berkala
31
NO NAMA / NIP T.M.T KET
15 Bayu Ismanto 01 Desember 2018
16 Sriyani Kallolangi 01 Desember 2018
17 Zulkifli 01 Desember 2018
KENAIKAN PANGKAT
1 Justhina Duly Saly 01 April 2018 Juru Tk I Ic
2 Lod Neonbota 01 April 2018 Juru Tk I Ic
3 Esau Kase 01 April 2018 Juru Tk I Ic
4 Rosalina A. Utan 01 Oktober 2018 Juru Tk I Ic
5 Supriyono 01 Oktober 2018 Pembina Tk.I IV/b
f. Pelayanan umum dan perlengkapan
Pelayanan umum dilakukan dengan memelihara arsip dan penyediaan bahan-
bahan kebersihan asrama
g. Pelayanan humas
Meliputi kegiatan pembuatan leafllet/booklet dan leaflet
3. Layanan Perkantoran
Kegiatan layanan perkantoran terdiri dari pembayaran gaji dan penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan perkantoran, dengan detil kegiatannya meliputi
pembayaran gaji dan tunjangan, pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan,
pemenuhan keperluan sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa serta
kondultasi dan perjalanan dinas lainnya.
Capain kinerja kegiatan manajemen dan dukungan teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial anak yang bermutu, transparan dan akuntabel dilaksanakan dengan
tiga kegiatan secara lebih ringkas dituangkan dalam tabel berikut:
Tabel 9
Target dan Realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen
Tahun 2017
No Kegiatan Target Realisasi %
1. Pendukung Pelayanan Dalam Panti: 3 Kegiatan 3 Kegiatan 100
a. Pemberian bantuan stimulan penerima
manfaat
120 Orang/
Paket
120 Orang/
Paket 100
32
No Kegiatan Target Realisasi %
b. Pendekatan awal dan seleksi penerima
manfaat 120 Orang 120 Orang 100
c. Bimbingan lanjut 14 Orang 14 Orang 100
d. Pemenuhan kebutuhan perlengkapan
pelayanan asrama (sprei dan selimut) 70 Stel 70 Stel 100
2 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I: 7 Layanan 7 Layanan 100
a. Penyusunan rencana program 1 Dokumen 1 Dokumen 100
b. Penyusunan rencana anggaran 1 Dokumen 1 Dokumen 100
c. Pengelolaan Data dan Informasi 1 laporan 1 laporan 100
d. Pengelolaan Keuangan 1 laporan 1 laporan 100
e. Pengelolaan Kepegawaian 1 laporan 1 laporan 100
f. Pelayanan Umum dan Perlengkapan 1 laporan 1 laporan 100
g. Pelayanan Humas 1 laporan 1 laporan 100
2 Layanan Perkantoran: 12 Bulan 12 Bulan 100
a. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 12 Bulan 12 Bulan 100
b. Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran 12 Bulan 12 Bulan 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa seluruh target output yang ditetapkan dalam
rencana kinerja tercapai seluruhnya (100%). Begitu pula berdasarkan indikator
outcome, semua kegiatan juga tercapai. Semua kegiatan dukungan manajemen untuk
penyelenggaraan rehabilitasi sosial anak yang bermutu, transparan dan akuntabel dapat
dilakukan secara transparan, masyarakat dapat mengakses informasi serta seluruh
kegiatan dan hasil-hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik kepada instansi yang
berwenang maupun tanggung jawab ke publik.
B. Realisasi Anggaran
Dalam rangka penyelenggaraan program rehabilitasi sosial anak, biaya yang
direalisasikan sesuai pagu anggaran PSBR Naibonat tahun 2018 sebanyak Rp.
7.176.162.000,-. Dari pagu anggaran tersebut, realisasi keuangan mencapai Rp.
7.115.137.318,- atau 99,16%. Tabel 10 berikut adalah gambaran rinci pagu dan
realisasi anggaran per output kegiatan tahun 2018.
33
Tabel 9
Realisasi Anggaran PSBR Naibonat Kupang
Tahun Anggaran 2018
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA PAGU REALI SASI %
1. Terselenggaranya
rehabilitasi sosial
anak anak remaja
putus sekolah
terlantar di dalam
dan di luar balai
sesuai Norma,
Standar, Prosedur
dan Kriteria
(NSPK)
a. Anak remaja yang
memperoleh
pelayanan
kesejahteraan
sosial dan
pengembangan
potensi diri di
Panti Sosial Bina
Remaja Naibonat
Kupang
1.313.020.000 1.312.918.670 99,99
b. Anak terlantar
yang memperoleh
rehabilitasi dan
perlindungan
sosial di dalam
dan luar panti
443.125.000 443.076.200 99,99
2. Meningkatnya
sarana dan
prasarana
a. Perlengkapan
Keterampilan dan
Pelayanan Klien
dalam Panti
100.000.000 99.919.600 99,92
b. Perangkat
Pengolah Data dan
Komunikasi
18.050.000 18.033.500 99,91
c. Peralatan dan
Fasilitas
Perkantoran
56.950.000 56.820.000 99,77
d. Pembangunan dan
Renovasi Gedung
dan Bangunan
50.000.000 49.950.000 99,90
34
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA PAGU REALI SASI %
3. Meningkatnya
kualitas manajemen
dan dukungan
teknis
penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
anak yang bermutu,
transparan dan
akuntabel.
a. Dukungan
Layanan dalam
panti
526.140.000 525.973.050 99,97
b. Layanan dukungan
manajemen eselon
I
163.031.000 163.010.000 99,99
c. Layanan
perkantoran
4.505.846.000 4.446.034.932 98,67
Jumlah 7.176.162.000 7.115.137.318 99,16
Secara umum anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan rehabilitasi sosial bagi
penyandang disabilitas dapat dimanfaatkan secara optimal oleh PSBR Naibonat
Kupang. Hal ini terlihat dari realisasi keuangan baik secara keseluruhan maupun per
output yang cukup tingggi mencapai 99,16%.
35
BAB IV
PENUTUP
Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah merupakan tantangan bagi PSBR Naibonat Kupang untuk
mengintegrasikan sistem AKIP dengan sistem perencanaan, perbendaharaan, akuntansi
pemerintah dan sistem pelaporan dengan harapan adanya keselarasan antara norma
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
Komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi yang
diamanatkan serta dalam rangka mengimplementasikan reformasi birokrasi mendorong
PSBR Naibonat Kupang menyusun Laporan Kinerja yang tidak semata berisikan laporan
keuangan, melainkan lebih luas mencakup akuntabilitas kinerja.
Laporan Kinerja tahun 2018 ini menyajikan keberhasilan dan kekurangan
pencapaian kerja PSBR Naibonat Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi
melaksanakan rehabilitasi sosial anak remaja putus sekolah terlantar. Walaupun disadari
bahwa laporan akuntabilitas ini belum sempurna dalam menyajikan laporan sebagaimana
prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya berbagai
pihak berkepentingan dan masyarakat dapat memperoleh gambaran tentang hasil
rehabilitasi sosial anak remaja putus sekolah terlantar yang dilakukan oleh PSBR Naibonat
Kupang tahun 2018.
36
37
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PANTI SOSIAL BINA REMAJA NAIBONAT KUPANG
Jl. Timor Raya Km. 36 Naibonat Kupang Timur 85362
E-mail: [email protected]
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Geraldo Apat
Jabatan : Kepala PSBR Naibonat Kupang
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Edi Suharto
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial R.I
Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2018 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti
yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan
pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan
yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Kupang, 02 Januari 2018
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
TTD TTD
Edi Suharto Geraldo Apat
38
Lampiran
PERJANJIAN KINERJA
KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN SOSIAL R.I
SATKER : BRSAMPK NAIBONAT KUPANG
TAHUN ANGGARAN : 2018
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Terselenggaranya
rehabilitasi sosial anak
anak remaja putus
sekolah terlantar di dalam
dan di luar balai sesuai
Norma, Standar, Prosedur
dan Kriteria (NSPK)
a. Anak remaja yang memperoleh
pelayanan kesejahteraan sosial dan
pengembangan potensi diri di Panti
Sosial Bina Remaja Naibonat
Kupang:
- Rehabilitasi Sosial Anak Putus
Sekolah Terlantar Dalam Balai
120 orang
120 orang
b. Anak terlantar yang memperoleh
rehabilitasi dan perlindungan sosial
di dalam dan luar panti, meliputi:
152 Orang
1) Rehabilitasi Sosial Berbasis
Masyarakat (RBM) 60 Orang
2) Taman Anak Sejahtera (TAS) 12 Orang
3) Rumah Perlindungan Sosial
Anak (RPSA) 20 Orang
4) One Day For Children 50 Orang
5) Penguatan Kapasitas Anak dan
Keluarga 10 Orang
2. Meningkatnya sarana dan
prasarana
Layanan Internal (Overhead) 4 Layanan
a. Perlengkapan Keterampilan dan
Pelayanan Klien dalam Panti
1 Paket
b. Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
3 Unit
c. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 8 Unit
d. Pembangunan dan Renovasi Gedung
dan Bangunan
25 M2
39
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
3. Meningkatnya kualitas
manajemen dan dukungan
teknis penyelenggaraan
rehabilitasi sosial anak
yang bermutu, transparan
dan akuntabel.
a. Dukungan Layanan dalam panti 1 Layanan
b. Layanan dukungan manajemen
eselon I
1 Layanan
c. Layanan perkantoran 1 Layanan
Kupang, 02 Januari 2018
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
TTD TTD
Edi Suharto Geraldo Apat